NOMINA BAHASA DESA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL PENELITIAN Oleh JIMIANA BUNGA NIM F11108022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013 1 2 NOMINA BAHASA DESA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA Jimiana Bunga, Paternus Hanye, dan Hotma Simanjuntak Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, PBS, FKIP, Untan, Pontianak email: [email protected] Abstrak: Nomina Bahasa Desa dan Implementasinya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mendeskripsikan nomina bahasa Desa, khususnya pada bentuk, fungsi, makna, dan Implementasinya dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian: 1) Bentuk nomina Bahasa Desa terdiri nomina dasar dan nomina turunan, 2) Fungsi nomina Bahasa Desa dalam kalimat sebagai subjek, predikat, objek, konektif, keterangan, dan pelengkap, 3) Makna afiks pembentuk nomina dengan prefiks ke- menyatakan di-, dan prefiks peN menyatakan makna: orang, orang melakukan kegiatan, alat untuk melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba, 4) Nomina Bahasa Desa pada pengajaran Bahasa Indonesia diajarkan kepada siswa khususnya nomina Bahasa Desa yang tidak ada dalam bahasa lain. Kata kunci: bentuk, fungsi, makna, dan implementasi. Abstract: Desa Language Noun and its implementation in Indonesian language teaching aimed to describe Desa language noun, especially in its form, function and implementation language teaching. the method used in this research is descriptive method. research findings: 1) the form of Desa language noun consists of base noun and deviation noun, 2) the function of Desa language noun as subject, predicate, object, conjunction, explanation and complement. 3) the meaning of affix as noun maker with prefix ke- to state di- and PeN prefix to state meaning: person, person does an activity, tool to do activity which is stated by verb, 4) Desa Language noun in Indonesian language teaching to syudents especially Desa language noun which can not be found in another language. Key words: form, function, meaning, and implementation. D i Indonesia terdapat banyak bahasa selain bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan bahasa nasional, terdapat pula beragam bahasa daerah yang memperkaya budaya nasional. Satu di antara bahasa di Kalimantan Barat adalah Bahasa Dayak Iban atau Ibanic. Bahasa Desa merupakan sub dari Bahasa Dayak Iban atau Ibanic. Bahasa Desa tumbuh dan berkembang di Kecamatan Kelam Permai 1 Kabupaten Sintang. Bahasa Desa bagi masyarakat penuturnya memiliki peranan seperti bahasa daerah lainnya, dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah. Bahasa Desa berfungsi sebagai lambang kebanggaan dan identitas masyarakat Desa Kecamatan Kelam Permai. Bahasa Desa mengandung konsep makna dan mempunyai peran di dalam pelaksaan komunikasi masyarakat Desa Kecamatan Kelam Permai. Konsep dan peran apa yang dimiliki tergantung dari jenis atau macam kata-kata itu, serta penggunaannya di dalam kalimat. Kelas kata adalah penggolongan kata menurut bentuk, fungsi, dan maknanya. Kelas kata menurut Harimurti Kridalaksana (dalam Ramlan, 1991:48), kelas kata dibagi menjadi tiga belas kelas, yaitu: verba, abjektiva, nomina, pronomina, adverbia, numeralia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategorif fatis, dan interjeksi. Berikut ini peneliti akan memaparkan tentang beberapa kelas kata menurut Kridalaksana. Lubis (dalam Ramlan, 1991:31) mendefinisikan kata benda ialah kata-kata yang menyatakan benda yaitu segala sesuatu yang ada di alam ini, baik manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan maupun barang yang tidak hidup. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nomina adalah nama dari sesuatu benda atau segala sesuatu yang dibendakan, baik yang mengacu pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda yang tidak dapat hidup. Bentuk nomina bahasa Desa menjadi masalah penelitian karena peneliti ingin mengetahui bentuk dasar dan bentuk turunan nomina bahasa Desa. Nomina dari segi semantik merupakan kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian (Alwi dkk, 2003:213). Selanjutnya, Ramlan (1991:14) menyatakan bahwa nomina bedasarkan keadaannya digolongkan menjadi dua, yaitu (1) kata benda konkret ialah kata benda yang menyatakan benda yang benar-benar ada, dan (2) kata benda abstrak ialah kata benda yang menyatakan nama benda yang hanya dapat dipahami oleh pikiran. Dilihat dari bentuk morfologinya, nomina terdiri atas dua macam, yaitu nomina dasar dan nomina turunan. Menurut Alwi dkk (2003:218) nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem. Nomina turunan berasal dari kata dasar (asa) yang mengalami proses mengimbuhan (afiksasi). Nomina dapat diturunkan dari afiksasi, perulangan atau pemajemukan (Arifin dan Juniah, 2007:115). Pada umumnya nomina turunan berasal dari proses pengimbuhan yang dibentuk dengan menambahkan prefik, infiks, sufiks, dan konfiks pada bentuk dasar. Fungsi nomina bahasa Desa menjadi masalah penelitian karena peneliti ingin mengetahui bagaimana nomina menempati dalam sebuah kalimat. Makna nomina menjadi masalah penelitian karena peneliti ingin mengetahui makna-makna nomina dalam bahasa Desa. Implementasi nomina bahasa Desa pada pengajaran Bahasa Indonesia juga menjadi masalah dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui bagaimana bahasa Desa khususnya pada nomina digunakan guru dalam mengajar sebagai bahasa pengantar. Seni sastra tersebut berupa sastra lisan seperti mantra, pantun, dan cerita rakyat yang terdapat dalam bahasa Desa. 2 Guru dituntut mampu dalam mengimplementasikan Bahasa Desa di sekolah dalam pengajaran ketika ada bahasa Indonesia yang tidak dimengerti oleh siswa. Menurut Muchith (2008:99-101) bahwa kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) kemampuan merencanakan pengajaran, (2) kemampuan melaksanakan proses belajar mengajar, dan (3) kemampuan mengevaluasi/penilaian pengajaran. Masalah Penelitian: 1) Bagaimanakah bentuk nomina bahasa Desa?, 2) Bagaimanakah fungsi nomina bahasa Desa?, 3) Bagiamanakah makna nomina bahasa Desa?, dan 4) Bagaimanakah implementasi pengajaran nomina bahasa Desa dalam dunia Pendidikan?. Tujuan Penelitian, yaitu: 1) Mendeskripsikan bentuk nomina dalam bahasa Desa, 2) Mendeskripsikan fungsi nomina dalam bahasa Desa, 3) Mendeskripsikan makna nomina dalam bahasa Desa, dan 4) Mendeskripsikan implementasi pengajaran nomina bahasa Desa dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek yang diteliti secara apa adanya. Metode ini ingin mendeskripsikan nomina yang meliputi bentuk nomina, fungsi nomina, dan makna nomina yang ada dalam bahasa Desa. Metode deskriptif menurut Sudaryanto (1988:65) adalah Metode deskripsi menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta-fakta yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga dihasilkan atau dicatat berupa pemberian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret, paparan apa adanya. Sumber Data: Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahasa Desa yang digunakan atau dituturkan oleh masyarakat Desa yang ada di Desa Merpak Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Teknik Pengumpulan Data, yaitu teknik langsung yang terdiri dari teknik simak libat cakap, teknik bercerita, teknik pemancingan, dan teknik tidak langsung adalah teknik studi dokumenter. Teknik yang digunakan dalam implemantasi nomina dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah langsung, yaitu wawancara dengan guru kelas I dan II. Analisis Data: (a) Menganalisis data berdasarkan bentuk nomina, (b) Menganalisis data berdasarkan fungsi nomina, (c) Menganalisis data berdasarkan makna nomina, dan (d) Menganalisis data berdasarkan implementasi dalam pengajaran bahasa Indonsia dalam BDD. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Merapak Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang. Melalui teknik pengumpulan data, yaitu teknik langsung yang terdiri dari teknik simak libat cakap, teknik bercerita, teknik pemancingan, dan teknik tidak langsung adalah teknik studi dokumenter. Teknik yang digunakan dalam 3 implemantasi nomina dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah langsung, yaitu wawancara dengan guru kelas I dan II. Dari hasil penelitian ini diperoleh empat kelompok data, yaitu bentuk nomina bahasa Desa, fungsi nomina bahasa Desa, makna nomina bahasa Desa, dan implementasi nomina bahasa Desa dalam pengajaran bahasa Indonesia. a. Bentuk Nomina Bahasa Desa Sama seperti nomina bahasa Indonesia, nomina bahasa Desa jika dilihat dari segi bentuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nomina dasar dan nomina turunan. Berikut ini urainnya. 1. Nomina Dasar Bahasa Desa Nomina dasar adalah nomina yang terdiri atas satu morfem atau tanpa ada perubahan bentuk aslinya. Berdasarkan temuan data di lapangan, dalam bahasa Desa terdpat beberapa contoh nomina dasar seperti berikut ini. Tabel 1 Nomina Bahasa Desa Jenis-jenis Alam dan Keadaan Alam Bahasa Desa Bahasa Indonesia Sumber Data ai air (CR 2, K-2) ain angin (CR 1, K-10) angin (CR 2, K-28) Tabel 2 Nomina Bahasa Desa Nama-nama Binatang Bahasa Desa Bahasa Indonesia badak banteng kera Sumber Data (CR 4, K-13) (CR 4, K-12) (CR 2, K-1) Tabel 3 Nomina Bahasa Desa bagian Tubuh Manusia Bahasa Desa Bahasa Indonesia hati pundak belakang Sumber Data (CR 2, K-40) (G-3) (CR 2, K-27) Tabel 4 Nomina BDD bagian Tumbuhan Bahasa Desa Bahasa Indonesia akar semak batang Sumber Data (G-1) (CR 4, K-26) (G-1) 4 Tabel 5 Nomina Bahasa Desa Nama-nama Benda sebagai Kebudayaan Masyarakat Bahasa Desa Bahasa Indonesia Sumber Data benang (CR 2, K-39) beras (CR 2, K-39) cangkul (CR 3, K-15) Tabel 6 Nomina Bahasa Desa Panggilan pada Manusia atau Keakraban Bahasa Desa Bahasa Indonesia Sumber Data ayah (CR 3, K-1) bibi (CR 2, K-23) ibu (CR 2, K-1) ket. CR= Cerita Rakyat K= Kalimat G= Gambar Contoh tersebut merupakan nomina dasar bahasa Desa yang dapat berdiri sendiri secara utuh. Dikatakan demikian karena kata-kata tersebut sudah memiliki arti tersendiri. Dari contoh di bawah ini terlihat juga bahwa nomina dasar bahasa Desa dapat berdiri sendiri tanpa dibubuhi afiks. Contoh: a. naa ‘sungai’ (CR 1, K-3) masud ya ka au nutup naa mlawi. ‘Maksud dia ingin menutup Sungai Melawi.’ b. pun ‘pohon’ (CR 1, K-9) ya neba pun teta ‘Dia menebang pohon Terentang.’ c. tuma ‘tombak’ (CR 1, K-12) ya nai katau pia samil megai tuma. ‘Dia naik ke atas sana sambil memegang tombak’ 2. Nomina Turunan Bahasa Desa Nomina turunan adalah nomina yang berasal dari kata dasar (asa) yang mengalami proses mengimbuhan (afiksasi). Nomina dapat diturunkan dari afiksasi, perulangan atau pemajemukan. Pada umumnya nomina turunan berasal dari proses pengimbuhan yang dibentuk dengan menambahkan prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks pada bentuk dasar. Berikut penjelasannya. a. Nomina Afiksasi atau Berimbuhan 5 Nomina afiksasi adalah suatu proses pembentukan nomina dengan menambahkan afiks tertentu pada kata dasar. Nomina afiksasi atau berimbuhan dalam BD dapat dilihat dari contoh berikut. 1) Nomina BD dengan prefiks KeContoh: ke-+tua (A) ‘tua’ ktua (N) ‘ketua’ (CR 4, K-18) ke-+mansai (V) ‘menanggok’ kmansai(N) ‘penanggok’ (CR 2, K 1) 2) Nomina BD dengan prefiks PeNContoh: peN-+ ali (V) ‘gali’ peali (N) ‘penggali’ (CR 3, K-15) peN-+ cui (V) ‘curi’ pencui (N) ‘pencuri’ (CR 3, K-37) b. Nomina Bentuk Ulang (Reduplikasi) Perulangan atau reduplikasi adalah proses penurunan kata dengan perulangan, baik secara utuh maupun sebagian. Pada bahasa Desa hanya terdapat kata ulang perulangan salin suara, sedangkan kata ulang secara utuh tidak ditemukan. Contoh kata ulang perulangan salin suara a) teebueh pansueh ‘sayur mayur’ (CR 1, K-2) Contoh dalam kalimat: Inay umai teebueh pansueh entang dapu ‘Ibu memasak sayur di dapur’ ‘suami istri’ (CR 1, K-28) b) blaki bini Contoh dalam kalimat: Sedua ya blaki bini turun kuma ‘Mereka itu suami istri pergi ke sawah’ c. Nomina Majemuk Nomina majemuk berdasarkan bentuk morfologisnya terdiri atas nomina majemuk dasar dan nomina berafiks. Nomina majemuk dasar adalah nomina majemuk yang komponennya terdiri dari kata dasar, sedangkan nomina majemuk berafiks adalah nomina majemuk yang satu diantaranya atau kedua komponennya mempunyai afiks. Contoh nomina majemuk dasar: ana ucu ‘anak cucu’ (CR 2, K-51) Contoh dalam kalimat: Ana ucuk e nudi k ia entang kampu ‘Anak cucunya meninggalkan dia di kampug’ Nomina majemuk berafiks tidak terdapat pada bahasa Desa. b. Fungsi Nomina Bahasa Desa Namina bahasa Desa dalam kalimat dapat berfungsi sebagai berikut. 1. Nomina bahasa Desa dalam kalimat dapat menempati fungsi subjek. 6 Contoh: a. Ibu angkat k paya. (CR 22, K-3) S P Ket ‘Bibi pergi ke sawah.’ b. Inay mani ke pian. (CR 2, K-1) S P Ket ‘Ibu mandi ke sungai.’ c. Apay mansai ikan. (CR 3, K-1) S P Ket ‘Ayah menanggok ikan.’ 2. Nomina bahasa Desa dalam kalimat dapat menempati fungsi predikat. Contoh: a. Apay ia penuu sekulah. (CR 1, K-19) S P Ket ‘Ayahnya penjaga sekolah.’ b. Apay Pat peali maeh. (CR 3, K-15) S P Ket ‘Ayah Pater penggali mas.’ c. Iya pemantu ura. (CR 3, K-36) S P Ket ‘Dia pembantu orang’. 3. Nomina BD dalam kalimat dapat menempati fungsi objek. a. Inik makai dap. (CR 4, K-153) S P O Ket ‘Nenek makan pinang di dapur.’ b. Pani numpa peau enta pian. (CR 4, K-9) S P O Ket ‘Pani naik perahu di sungai.’ c. Santi makai buah ntawa. (CR 2, K-4) S P O Ket ‘Santi makan buah mentawa.’ d. Inay neta kayu. (CR 2, K-17) S P O ‘Ibu memotong kayu.’ 4. Nomina bahasa Desa dalam kalimat dapat menempati fungsi sebagai konektor (partikel konektif) Contoh: a. Paeh inay datai uma aku tan mani(CR 2, K-24) ‘Saat ibu pulang dari ladang saya sedang mandi’ 7 b. ini datai k umah paeh aku waeh tinu(CR 2, K-2) ‘nenek datang ke rumah saat saya bangun tidur’ (CR 2, K-24) 5. Nomina bahasa Desa dalam kalimat dapat menempati fungsi sebagai keterangan Contoh: a. ama ya nadai pulai malam tu(CR 4, K-30) ‘rasanya ia tidak pulang malam ini’ b. ama dik ndai ketau t kenu aku. (CR 4, K-84) ‘rasanya kamu tidak tau apa yang aku katakan’ 6. Nomina bahasa Desa dalam kalimat dapat menempati fungsi pelengkap. Contoh: a. Inay ami k inik siih. (CR 24 K-153) S P O Pel ‘Ibu mengambilkan nenek sirih. b. Apay umai buah naka. (CR 2, K-50) S P O Pel ‘Ayah memasak buah nangka’ Dari contoh-contoh di atas nomina bahasa Desa dapat menduduki fungsi subjek, predikat, objek dan pelengkap, sedangkan fungsi konektor dan keterangan tidak terdapat pada bahasa Desa. c. Makna Nomina Bahasa Desa Makna nomina bahasa Desa di sini adalah makna yang terkandung dalam nomina dasar maupun nomina turunan yang telah dilekati prefiks.berikut ini akan diuraikan makna nomina bahasa Desa. 1. Makna Nomina Dasar Bahasa Desa Makna nomina dasar adalah makna yang terdapat pada kata sebelum prosese tata bahasa atau makna leksikal. Makna bahasa Desa di sini adalah makna yang telah diperoleh dari instrumen penelitian dan disesuaikan dengan penggunannya dalam bahasa Desa. Contoh: buu ‘burung’ adalah binatang berkaki dua, bersayap dan berbulu, dan dapat terbang. (G-2) isau ‘parang’ adalah alat untuk memotong yang berbentuk panjang. (G-3) buat ‘tempayan’ adalah tempat air yg besar, dibuat dari semen, perutnya besar, mulutnya sempit dipakai untuk menampung air hujan. (G-1) 2. Makna Nomina Turunan Bahasa Desa Makna nomina turunan bahasa Desa di sini adalah makna kata setelah proses morfologis (setelah melekat pada kata dasar). a. Makna Nomina Bahasa Desa dengan Prefiks KePrefiks ke- pembentuk nomina BD memiliki makna sebagai berikut. Bila bentuk dasarnya berupa adjektiva, prefiks ke- bermakna yang di- 8 Contoh: ke- + tua (A) ketua (N) (CR 4, K-18) ‘tua’ ‘orang yang dituakan’ (CR 4, K-18) Apay Mina adi ketua adat. ‘Ayah Mina menjadi ketua adat’ Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prefiks ke- dalam bahasa Desa bermakna di-. b. Makna Nomina Bahasa Desa dengan Prefiks PeNAkibat pertemuan perfiks PeN- dengan bentuk dasarnya timbul makna sebagai berikut. a) Orang atau hal yang melakukan perbuatan yang dinyatakan verba Contoh: penuu(N) (CR 1, K-19) 1) PeN- + nuu (V) ‘menunggu’ ‘orang yang menunggu. Bukit klam baa penuu e. ‘Bukit kelam banyak penunggunya’. pemantu (N) (CR 3, K-36) 2) PeN-+ bantu (V) ‘bantu’ ‘orang yang membantu’ Sida ya bisik pemantu enta umah e. ‘Mereka itu ada pembantu di rumahnya’. (CR 3, K-37) pencui (N) 3) PeN-+cui (V) ‘curi’ ‘orang yang pencuri’ Pencuri ya udah de takap pelisi semalam. ‘Pencuri itu sudah di tangkap polisi tai malam.’ b) Orang yang melakukan pekerjaan melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba. Contoh: pai (N) (CR 4, K-4) PeN-+ ai (V) ‘nyanyi’ ‘orang yang pekerjaannya menyanyi’ Daa ya adi peai ‘Gadis itu jadi penyanyi’ c) Alat untuk melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba dan makna orang yang melakukan perbuatan yang dilakukan oleh verba. Contoh: peali (N) (CR 3, K-15) 1) PeN- + gali (V) ‘gali’ ‘alat atau orang yang menggali’ (1) Peali ana pisa mpu kami udah jai. ‘Penggali bibit pisang punya kami sudah rusak’. (2) Bisik lima mnsia peali maeh dia. ‘Ada lima orang penggali emas di situ’. 9 2) PeN- + kayeh (V) peayeh (N) (CR 4, K-4) ‘dayung’ ‘alat untuk mendayung’ e peay h peau apayku patah. ‘Pendayung perahu ayahku patah’. Jadi uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prefiks peN- dalam bahasa Desa dapat bermakna orang atau hal yang melakukan perubahan yang dinyatakan verba, orang yang pekerjaannya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba, alat untuk melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba dan makna yang melakukan perbuatan yang dilakukan oleh verba. d. Implementasi Nomina Bahasa Desa Dalam Pengajaran Bahasa Indonesia . 1. Nomina bahasa Desa alat-alat yang digunkan untuk bekerja dan digunakan sehari-hari a. kisaadalah alat yang terbuat dari batang batang pohon, bentuknya seperti tabung dan diberi dua pemegang untuk menggerakan, digunakan untuk membersikan kulit padi . b. klaya adalah tikar yang yang terbuat dari kulit tumbuhan dan dianyam yang digunakan untuk menjemur padi. c. Jataadalah kayu yang diruncing dan ditancapkan pada batang pohon yang besar untuk dijadikan tangga ketika memanjat pohon yang besar. d. takin adalah alat yang digunakan untuk menyimpan padi ketika baru dipetik dari tangkainya yang berbentuk seperti bakul dan diberi tali. e. panyi adalah alat yang digunakan untuk memetik padi yang terbuat dari kaleng yang dipotong dan ditempelkan pada kayu kecil. f. tedu adalah alat yang digunakan untuk membuat parang. g. capan adalah alat yang digunakan untuk menampi beras atau padi. h. cupai adalah alat yang digunakan untuk menyimpan sayuran atau lain-lain jika pergi ke hutan, bentuknya seperti bakul dan lebih kecil dari takin. i. canai adalah batu yang digunakan untuk mengansah parang. j. beliu adalah alat yang digunakan untuk menebang pohon yang seperti kapak. k. kalan adalah alat yang digunakan untuk alas memotong daging yang terbuat dari batang pohon. l. adalah alat yang digunakan untuk meraut rotan. m. kmansai adalah alat yang digunakan menangkap ikan yang terbuat dari rotan yang dianyam. n. uncui adalah alat yang digunakan untuk merokok yang terbuat dari kayu. 2. Nomina bahasa Desa nama makanan a. mpuya adalah durian yang diberi garam dan disimpan beberapa waktu. b. busit adalah ikan yang diasinkan dan disimpan beberapa waktu. 10 c. sukui adalah tepung ketan yang dikukus dengan daun pisang dan berisi gula merah dan kelapa. d. tumpi adalah tepung ketan yang dicampur dengan air sedikit dan disimpan di atas daun pisang. e. uah adalah ketan yang dimasukan ke dalam bambu. 3. Nomina bahasa Desa nama peristiwa atau adat a. mentik adalah adat untuk membuka dan menutup musim buah. b. blian adalah adat mengobati orang sakit. c. ami bini atau laki adalah adat menyemput calon istri atau suami dari rumahnya. d. adalah adatmemandikan bayi ke sungai yang berumur satu bulan. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SDN 2 Merpak Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : II / I Standar Kompetensi : Membaca Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. Kompetensi Dasar : Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. Indikator : 1. Membaca teks bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat 2. Menjawab pertanyaan dari teks yang dibaca 3. Menyimpulkan isi buku bacaan Alokasi Waktu : 2 x 35 menit A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu membaca teks bacaan dengan lafal dan intonasi yang tepat 2. Siswa mampu menjawab atau mengajukan pertanyaan dari teks bacaan 3. Siswa mampu menyimpulkan isi buku bacaan. B. Materi Pembelajaran Teks bacaan: Anak yang Rajin Melati naik kelas Sekarang ia sudah naik kelas dua Melati sudah mandi sendiri Berganti pakaian sudah tidak dibantu ibu C. Metode Pembelajaran Tanya jawab 11 Pemberian tugas D. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran Peretemuan pertama: Kegiatan Awal 1. Salam dan guru mengisi daftar hadir siswa 2. Siwa mengumpulkan pekerjaan rumah 3. Guru memperingatkan siswa cara duduk yang baik ketika membaca 4. Guru mengingatkan kembali pelajaran yang lalu. Kegiatan Inti 1. Guru menulis teks bacaan di papan tulis. 2. Guru membacakan teks dan siswa mengikuti cara membacanya dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. 3. Siswa membaca sendiri teks bacaan dipandu oleh guru. 4. Guru menjelaskan teks tersebut kepada siswa. 5. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang isi bacaan. Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru menyimpulkan isi bacaan. 2. Guru memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan teks yang telah dipelajari. 3. Siswa menulis jawaban dan dikumpulkan. 4. Guru menutup kegiatan pembelajaran. E. Sumber Pembelajaran 1. Buku Aktif Berbahasa Indonesia 2 untuk kelas II 2. Buku yang sesuai 3. Kurikulum Bahasa Indonesia tahun 2006 F. Penilaian Tertulis: isian. Mengetahui, Kepala Sekolah SDN 2 Merpak Merpak, 21 November 2011 Guru Kelas II Herminanto, A. Ma.Pd. NIP.19590425 1979101002 Iskandar Hadi, A. Ma.Pd. NIP. 19600907 1982031017 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data tentang nomina bahasa Desa dapat disimpulkan bahwa bentuk nomina bahasa Desa nomina dasar dan nomina turunan. fungsi nomina bahasa Desa dapat menduduki, fungsi subjek, predikat, objek, partikel konektif dalam frasa, keterangan, dan pelengkap. Makna nomina bahasa Desa terdapat makna dasar 12 dan makna turunan. Hasil implementasi nomina bahasa Desa pada pengajaran Bahasa Indonesia ada bebrapa kata yang diajarkan kepada siswa khususnya nomina bahasa Desa yang tidak ada dalam bahasa lain. Saran Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran: (1) Peneliti berharap kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian bahasa daerah khususnya bahasa Desa, agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang bahasa Desa dalam segala aspek kebahasaan pada masa yang akan datang misalnya tentang frasa nomina bahasa Desa. (2) Hasil penelitian nomina bahasa Desa ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut pada aspek kebahasaan lainnya. (3) Penelitiaan menyadari selama proses penelitian ini masih banyak informasi tentang nomina dalam bahasa Desa yang belum terkumpul secara lengkap. Hal ini disebabkan terbatasnya waktu, tenaga, biaya, dan kemampuan yang peneliti miliki. Untuk itu peneliti mengharapkan pada peneliti selanjutnya agar meneliti bahasa ini lebih lengkap lagi. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin dan Junaiyah. 2007. Morfologi Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Balai Pustaka. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group. Ramlan. 1991. Tata Bahasa Indonesia Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi Offset. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Kompetensi dan Praktik). Yogyakarta: Nuha Litera. 13