Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan dan Efektifitas Promosi pada

advertisement
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendekatan Teoritis
2.1.1 Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu dari kegiatan dalam strategi bisnis yang
bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder
(pelanggan, karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu pemasaran adalah
ilmu pengetahuan yang obyektif, yang diperoleh dengan penggunaan
instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas dalam
membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling
menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen
atau pemakai. Sebagai strategi bisnis, marketing merupakan tindakan
penyesuaian suatu organisasi yang berorientasi pasar dalam menghadapi
kenyataan binis, baik dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro
yang terus berubah (Hasan, 2008).
Berdasarkan analisa berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia
bisnis, maka para pemasar mampu melihat dengan jelas kekuatankekuatan perubahan (politik, teknologi, ekonomi, kompetitor, dan
konsumen dengan analisa dari peringkat sangat penting sampai dengan
peringkat tidak penting) berdampak secara signifikan terhadap kegiatan
perusahaan.
Pemasaran sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan yang
berupaya bagi stakeholder dari waktu ke waktu. Pada saat perubahan nilai
terjadi, maka konsep-konsep pemasaran pun akan terus berubah, sesuai
dengan perubahan tuntutan stakeholder dan perkembangan pasar.
Agar pemasaran dapat menjadi lebih optimal maka pemasar perlu
memiliki dukungan yang kuat tentang pemahaman bagaimana cara yang
paling efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan pemasaran
7
berdasarkan pemikiran strategis yang dituangkan ke dalam rencana
menyeluruh, yang menggambarkan semua aktivitas pemasaran yang akan
dilakukan, ditentukan berdasarkan ukuran waktu tertentu, seperti proyeksi
produksi, harga, target keuntungan, promosi, penjualan, dan anggaran
pengeluaran untuk membiayai aktivitas pemasaran guna mencapai sasaran
dan tujuan pemasaran yang diinginkan.
Beberapa konsep pemasaran yang diidentifikasi adalah sebagai
berikut (1) experiential oriented approach (pendekatan berorientasi
pengalaman), (2) customer oriented approach (pendekatan berorientasi
konsumen), (3) market oriented approach (pendekatan berorientasi pasar),
(4) pendekatan filosofis, (5) pendekatan institusional, (6) pendekatan
teoritis.
2.1.2 Konsep Segmentasi, Target, dan Posisi Pasar
1. Segmentasi
Realitas yang terjadi di dalam pasar menunjukkan bahwa produk
itu bersifat heterogen, maka dilakukanlah segmentasi pasar sebagai
upaya memetakan (mapping) segmen-segmen pasar yang potensial.
Istilah segmentasi diartikan sebagai pengelompokan, pembagian,
pemisahan pasar ke dalam kelompok-kelompok pelanggan atau
segmen-segmen pelanggan dengan kebutuhan yang sama (Berrigan
dan Finkbeiner, 1992).
2. Target Pasar
Setelah perusahaan menetapkan segmen pasar (baik yang lama
maupun yang baru), perusahaan menentukan pasar sasaran, yaitu
tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani. Untuk
mengevaluasi pasar sasaran perlu dilakukan penilaian atas peluang
internal dan eksternal atau daya tarik segmen dan kekuatan bisnis.
8
3. Posisi Pasar (Positioning)
Positioning merupakan penempatan sebuah merek di bagian pasar
di mana merek tersebut akan mendapatkan sambutan positif dibanding
produk-produk saingan.
2.1.3 Atribut Jasa
Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu
pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2004). Jasa pada dasarnya
merupakan aktivitas-aktivitas yang tidak nyata yang memberikan
keinginan, kepuasan yang tidak perlu melekat pada penjualan daripada
produk atau jasa lainnya (Stanton, 1994). Kotler (2004) membagi macammacam jasa menjadi 5 kategori, sebagai berikut :
1. Barang berwujud murni terdiri dari barang berwujud seperti sabun dan
pasta gigi.
2. Barang berwujud yang disertai jasa yang terdiri dari barang berwujud
disertai dengan satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya beli
pelanggan. Contohnya produsen mobil tidak hanya menjual mobil,
tetapi juga mutu dan pelayanan kepada pelanggannya (reparasi dan
pelayan pasca jual)
3. Campuran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi sama.
Contohnya bengkel yang harus didukung oleh makanan dan
pelayanan.
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan terdiri dari jasa
utama dengan jasa tambahan dan barang pelengkap. Contohnya,
penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi, yaitu sampai di
tempat tujuan dalam perjalanan tersebut meliputi barang-barang
berwujud seperti makanan dan minuman, potongan tiket dan majalah
penerbangan. Jasa tersebut membutuhkan barang padat modal
9
(pesawat udara) agar terealisasi, tetapi komponen utamanya adalah
jasa.
5. Jasa murni terdiri atas jasa. Contohnya jasa menjaga bayi, psikoterapi.
2.1.4 Kualitas Jasa
Hasan (2008), mengemukakan bahwa perusahaan yang bergerak
di bidang jasa sangat tergantung pada kualitas jasa yang diberikan.
Mereka berpendapat bahwa jasa terdiri dari lima dimensi yaitu
keandalan
(reliability),
responsif
(responsiveness),
keyakinan
(assurance), berwujud (tangibles), dan empati (emphaty).
1. Keandalan (reliability)
Keandalan merupakan kemampuan dari penyedia jasa untuk
memberikan service yang telah dijanjikan secara akurat, dapat
dipercaya dan dapat diandalkan. Dengan kata lain, keandalan berarti
sejauh mana penyedia jasa mampu memberikan apa yang telah
dijanjikan kepada konsumen.
2. Responsif (responsiveness)
Responsif merupakan kesediaan penyedia jasa terutama stafnya
untuk membantu konsumen serta memberikan pelayanan yang tepat
sesuai kebutuhan konsumen. Dimensi ini menekankan pada sikap
dari penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat dan tepat dalam
menghadapi permintaan keluhan dan masalah konsumen.
3. Keyakinan (assurance)
Keyakinan merupakan dimensi yang menekankan kemampuan
penyedia jasa untuk membangkitkan rasa percaya diri dan keyakinan
diri konsumen bahwa pihak penyedia jasa terutama para pegawainya
mampu memenuhi kebutuhan konsumennya.
10
4. Berwujud (tangible)
Berwujud merupakan penampilan fisik penyedia jasa seperti gudang,
tata letak peralatan, interior dan eksterior, serta penampilan fisik dari
personil penyedia jasa.
5. Empati (empathy)
Empati
merupakan
kemampuan
penyedia
jasa
dalam
memperlakukan konsumen sebagai individu-individu yang spesial.
2.1.5 Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Angipora, 2002). Segala
sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa,
tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja
disebutkan. Sutojo (2005) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor
penting yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun strategi
produk mereka.
Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang
pernah mereka tentukan sebelumnya. Adapun faktor kedua adalah
pengertian tentang hakekat produk di mata pembeli. Faktor ketiga adalah
strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual, pada
tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk secara
keseluruhan. Adapun faktor keempat adalah titik berat strategi
pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan produk.
Dari berbagai faktor yang diperhatikan perusahaan dalam
menyusun strategi produk tingkat produk individual, tiga diantaranya
perlu mendapat perhatian khusus. Ketiga faktor tersebut adalah atribut
produk, penggunaan merek dagang, dan kemasan.
2.1.6 Salon
Salon adalah suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia
terutama kebutuhan untuk mempercantik diri baik pria maupun wanita
11
(Buchari, 2002). Salon kecantikan yang berskala kecil, penawaran
jasanya tidak melalui mass atau reklame, karena faktor biaya, kalaupun
ada sangat sedikit sekali. Terutama untuk usaha yang lebih maju
kebanyakan mengandalkan pada informasi dari mulut ke mulut oleh
pelanggan yang puas terhadap pelayanan yang diberikan. Salon yang
sudah maju dengan dukungan kemampuan finansial dapat melakukan
penawaran dengan berbagai cara, baik melalui reklame, media massa,
amupun brosur-brosur.
2.1.7 Klinik
Klinik adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang membutuhkan teknologi maju untuk mendukung pengolahan
informasinya. Karena seperti yang sudah diketahui, klinik adalah
instansi kesehatan yang memiliki tidak sedikit data, salah satunnya
adalah data administrasi (www.jevuska.com, 2009).
Skin health clinic adalah sebuah usaha komersial yang
menawarkan produk atau jasa yang berkaitan dengan kesehatan dan
kecantikan kulit baik pria ataupun wanita (LNA Skin Health Clinic,
2008).
2.1.8 Pelanggan
Definisi pelanggan menurut Lovelock dan Wright (2005), adalah
satu atau lebih orang atau perusahaan yang terkait dalam proses produksi
hingga konsumsi, baik untuk diri sendiri atau untuk dijual kembali
(perantara).
Persepsi
pelanggan
didefinisikan
sebagai
suatu
proses
memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan
stimulus lingkungan melalui panca indra (pendengaran, penglihatan,
perasa, penciuman, dan peraba). Meskipun demikian, makna dari proses
persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu individu
12
yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
persepsi pelanggan adalah harga, citra, tahap pelayanan, momen
pelayanan. Persepsi pelanggan terhadap produk dan jasa berpengaruh
terhadap tingkat kepentingan pelanggan, kepuasan pelanggan, dan nilai
pelanggan (Rangkuti, 2003).
Tingkat kepentingan atau harapan pelanggan diyakini mempunyai
peranan yang besar dalam menemukan kualitas produk (barang dan jasa)
dan kepuasan pelanggan pada dasarnya ada hubungan yang erat antara
penentu kualitas dan kepuasan pelanggan dalam mengevaluasi,
pelanggan akan menggunakan kepentingan atau harapan sebagai standar
atau acuan.
Menurut Lovelock dan Wright (2005), menyatakan bahwa ada
dua tingkat kepentingan pelanggan, yaitu:
1. Adequate service adalah tingkat kinerja jasa minimal yang akan
diterima pelanggan tanpa merasa tidak puas.
2. Desire service adalah tingkat kualitas jasa yang diidam-idamkan,
yang diyakini pelanggan dapat dan seharusnya diberikan.
Di antara adequate service dengan desire service terdapat zone of
tolerance, yaitu rentang dimana variasi pelayanan yang masih dapat
diterima oleh pelanggan (Lovelock dan Wright, 2005).
Menurut Kotler (2004), kepuasan didefinisikan sebagai perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk
dan harapan-harapannya. Jika kinerja berada di bawah harapan,
pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas.
Dan jika kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas. Sedangkan
menurut Lovelock dan Wright (2005), kepuasan pelanggan adalah
keadaan emosional, reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa
kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan, atau
kesenangan.
13
Kepuasan pelanggan merupakan tujuan setiap pemasaran.
Perusahaan berusaha keras memahami apa sesungguhnya harapan
pelanggan atas produknya. Semakin tepat pemasar merumuskan harapan
pelanggan, semakin mudah pula memberikan kepuasan dan sebaliknya
bila rumusan tentang harapan pelanggan tidak jelas atau salah akan
menjadi kekecewaan bagi pelanggan tersebut.
Pada prinsipnya definisi kepuasan pelanggan dapat digolongkan
ke dalam lima perspektif (Hunt dalam Hasan, 2008) yaitu:
1. Normative Deficit Definition yaitu perbandingan antara hasil aktual
dengan hasil yang secara kultural dapat diterima.
2. Equity Definition yaitu perbandingan perolehan atau keuntungan
yang didapatkan dari pertukaran sosial bila perolehan tersebut tidak
sama, maka pihak yang dirugikan akan tidak puas.
3. Normative Standard Definition yaitu perbandingan antara hasil
aktual dengan harapan standar pelanggan yang dibentuk dari
pengalaman dan keyakinan mengenai tingkat
kinerja
yang
seharusnya ia terima dari merek tertentu.
4. Atrbutional Definition yaitu kepuasan tidak hanya ditentukan oleh
ada tidaknya diskonfirmasi harapan, namun juga oleh sumber
penyebab diskonfirmasi.
5. Procedural Fairness Definition yaitu kepuasan merupakan fungsi
dari keyakinan atau persepsi konsumen bahwa ia telah diperlakukan
secara adil.
2.1.9 Promosi
Menurut
Cravens
(1991)
promosi
merupakan
proses
mengomunikasikan variabel bauran pemasaran (marketing mix) yang
sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan
produk.
Adapun tujuan dari promosi adalah sebagai berikut :
14
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan
pelanggan
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk
pesaing
6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang
diinginkan.
Promosi merupakan seperangkat alat-alat yang digunakan untuk
membujuk pelanggan dalam penyampaian berita tentang produk atau
jasa. pengertian promosi yang dikemukakan oleh Philip Kotler adalah
sebagai berikut:
"Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor
is persuasive communication". Promosi meliputi semua alat-alat dalam
kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan
komunikasi yang sifatnya membujuk promosi merupakan suatu proses
komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk atau
barang dan jasa dari penjual kepada para pembeli potensial (konsumen
2.1.10 Efektivitas Promosi
Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa
jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal
tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat dalam
Uktoseja (2006) yang menjelaskan bahwa : Efektivitas adalah suatu
ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan
waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektivitasnya .
15
Ukuran yang menggambarkan sejauh mana kegiatan penyampaian
pesan tentang suatu produk dapat mencapai sasaran baik kepada
konsumen individu maupun masal.
Adapun kriteria promosi yang efektif antara lain (Hasan, 2008):
1. Mampu
menciptakan
trend
permintaan
primer
yang
lebih
menguntungkan.
2. Mampu menciptakan pembedaan produk (product differentiation),
3. Mampu meyakinkan bahwa kualitas produk penting bagi konsumen,
4. Terdukung oleh dana, sosiokultural, lingkungan, legalitas, dan
sebagainya.
2.1.11 EPIC Model
EPIC Model terdiri dari empat dimensi yang saling melengkapi.
Menurut Darianto, et al. (2003) dimensi-dimensi yang ada pada EPIC
Model adalah:
1. Dimensi empati
Dimensi
empati
menginformasikan
apakah
konsumen
menyukai promosi dan bagaimana konsumen melihat hubungan
promosi tersebut dengan pribadi mereka. Empati merupakan keadaan
mental yang membuat seseorang mengidentifikasi dirinya atau
merasa dirinya pada keadaan perasaan atau keadaan yang sama
dengan orang lain atau kelompok lain. Dimensi empati dapat
menggambarkan keadaan positif maupun negatif dari suatu kegiatan
promosi.
2. Dimensi persuasi
Dimensi
persuasi menginformasikan
apa
yang dapat
diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter
suatu merek, sehingga pemasar dapat memperoleh pemahaman
tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk
membeli suatu produk yang ditawarkan. Persuasi adalah perubahan
kepercayaan, sikap dan keinginan berperilaku yang disebabkan oleh
16
komunikasi promosi dan sesuatu yang dapat menarik seseorang
untuk melakukan suatu hal tertentu.
3. Dimensi dampak
Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk bisa
terlihat lebih menonjol daripada produk lain, dan apakah suatu
promosi dapat mengikutsertakan konsumen dalam pesan yang
disampaikan. Tujuan dari dimensi dampak adalah peningkatan
product knowledge (pengetahuan produk).
4. Dimensi Komunikasi
Dimensi
komunikasi
memberikan
informasi
tentang
kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang
disampaikan,
pemahaman
konsumen,
kekuatan
kesan
yang
ditinggalkan dan kejelasan promosi.
2.2. Penelitian Terdahulu
Menurut Rahmawati (2008) yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Terhadap
Kualitas
Pelayanan
Salon
Dina
Lee,
Bogor
mengemukakan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
karakteristik pelanggan Salon Dina Lee, mengetahui hubungan antara tingkat
kinerja mutu jasa yang diberikan dengan karakteristik pelanggan, menganalisa
kesesuaian antara tingkat kepentingan pada atribut-atribut kualitas pelayanan
Salon Dina Lee, serta menganalisa kesesuaian antara kepentingan pada atributatribut kualitas pelayanan menurut pelanggan dengan kinerja Salon Dina Lee
Bogor.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin wanita (84%) yang mayoritas berusia 17-21 tahun dan memiliki
pendidikan terakhir SMU serta bertempat tinggal di wilayah Bogor Utara. Ratarata bekerja sebagai pelajar yang memiliki penghasilan antara Rp 750.000
sampai Rp 1.000.000 dan memiliki pengeluaran khusus untuk salon sebesar Rp
50.000 sampai Rp 100.000. Berdasarkan analisis chi-square diperoleh bahwa
17
karakteristik pelanggan yang tidak memiliki hubungan dengan kinerja atribut
kualitas jasa yaitu karakteristik pelanggan berdasarkan pekerjaannya.
Kemudian untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dilakukan
dengan menggunakan metode Importance and Performance Analysis (IPA) dan
Customer Satisfaction Index (CSI). Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa 5
atribut yang dianggap paling penting oleh pelanggan tapi pelanggan belum
puas. Atribut tersebut yaitu: atribut ketersediaan peralatan salon, kebersihan dan
kerapihan salon, lokasi salon, kualitas produk salon, kualitas peralatan salon.
Index kepuasan pelanggan adalah sebesar 68,72 persen. Nilai tersebut berada
pada selang 0,66-0,81. Angka ini mengidentifikasi bahwa secara umum
pelanggan salon Dina Lee Bogor berada pada kategori puas.
Menurut penelitian Uktolseja (2006) yang berjudul Analisis Keefektifan
Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Ponsel Merek XYZ oleh PT X (Studi
Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)
mengemukakan bahwa PT X
melakukan kegiatan promosi baik kegiatan Above The Line (ATL) maupun
Below The Line (BTL). Kegiatan promosi ATL berupa iklan di media cetak,
pemasangan billboard dan brosur. Kegiatan promosi BTL berupa sponsorship,
ikut serta dalam kegiatan pameran dan pekan raya, pemberian hadiah pada
pembelian produk, kegiatan amal, rekrutmen terbuka dan pemberian sample
produk. Kegiatan promosi yang lebih diutamakan adalah promosi BTL karena
untuk melakukan promosi ATL dibutuhkan biaya yang lebih besar dan
keefektifan promosi belum tentu didapatkan sesuai hasil yang diharapkan.
Respon konsumen dari promosi produk ponsel merek XYZ menunjukkan
tingkat yang cukup baik. Jadi konsumen menilai promosi yang dilakukan oleh
PT X cukup efektif. Respon keefektifan promosi oleh konsumen tidak dapat
dikatakan baik, karena dari hasil EPIC Rate terlihat bahwa konsumen tidak
merespon positif terhadap promosi yang dilakukan olek PT X dan hanya berada
pada rentang cukup efektif, selain itu dimensi persuasi pada EPIC Model yang
mencerminkan kekuatan daya tarik merek dan ketertarikan konsumen akan
promosi yang dilakukan menunjukkan respon yang tidak efektif. Hal ini
18
berdampak pada kurangnya keinginan konsumen untuk melakukan transaksi
lebih lanjut dengan PT X.
Pada koefisien korelasi antara biaya promosi secara ATL maupun secara
BTL mempunyai kecenderungan hubungan yang positif dan searah terhadap
tingkat penjualan. Nilai koefisien korelasi hubungan antara biaya promosi BTL
dengan tingkat penjualan menunjukkan nilai yang lebih positif dibandingkan
dengan nilai koefisien korelasi promosi secara ATL terhadap tingkat penjualan.
Hal ini disebabkan PT X lebih banyak melakukan promosi secara BTL daripada
promosi secara ATL. Berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut keputusan PT
X untuk lebih menekankan kepada promosi BTL dapat dinilai sebagai suatu
keputusan yang tepat.
Dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2008)
yang berjudul
Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas
Pelayanan Salon Dina Lee, Bogor , sesuai dengan tujuan dari penelitian ini
selain mengidentifikasi karakteristik pelanggan untuk mengetahui kepuasan
pelanggan LNA skin health clinic, penelitian ini akan mengidentifikasi
efektifitas dari promosi yang telah dilakukan oleh LNA skin health clinic dan
mengetahui atribut yang menjadi perhatian pelanggan. Apabila dibandingkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Uktolseja (2006) yang berjudul Analisis
Keefektifan Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Ponsel Merek XYZ oleh PT X
(Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) , yang dilakukan pada
produk yang berupa barang. Penelitian ini dilakukan pada produk jasa yang
dijalankan oleh LNA skin health clinic Bogor .
Download