SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA

advertisement
SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA
PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER
Kas terdiri dari mata uang (currency), giro, dan rekening koran di bank
(bank deposits) yang jatuh temponya di bawah satu tahun. Kas bukan merupakan
persediaan barang dagangan, piutang, tanah ataupun bangunan yang kita miliki.
Memang hal-hal tersebut bisa dijadikan uang namun biasanya akan membutuhkan
waktu, yang kadang kala memakan waktu cukup lama. Sering kali karena terdesak
oleh kebutuhan uang atau kas yang cukup besar, sementara di sisi lain uang / kas
di tangan tidak mencukupi untuk berbagai keperluan seperti untuk membayar gaji
karyawan, membayar pemasok barang, membayar utang bank, dan lain
sebagainya. Sebagai jalan keluar untuk menutup keperluan pengeluaran yang
besar tersebut maka langkah yang dapat diambil adalah berutang. Namun
berutang akan menjadi maksimal pada satu titik (ada batasnya) dan tidak mungkin
mendapatkan utang lagi. Sehingga langkah terakhir yang dapat diambil adalah
harus menjual sebagian aset yang kita miliki seperti mobil, tanah, bangunan, dan
lain-lain. Namun apa yang terjadi? Karena harus segera menjadi uang maka harga
jualnya menjadi rendah bahkan mungkin di bawah harga pasar. Malah dalam
banyak kasus sering terjadi kerugian karena harga jual lebih kecil dibandingkan
dengan harga beli.
Perusahaan atau sebuah usaha yang menguntungkan, tidak secara otomatis
dapat meningkatkan jumlah kas atau uang di tangan. Sebagai contoh, kita menjual
barang dengan sistem kredit maka tentunya kita tidak akan menerima uang untuk
saat ini. Sehingga walaupun, katakanlah kita memiliki keuntungan 10 juta saat ini
dari hasil penjualan kredit tersebut, namun hal tersebut belumlah menjadi uang
atau kas yang benar-benar ada di tangan kita. Bahkan penjualan secara kredit
(piutang) tersebut, belum tentu dapat kita tagih semuanya sedangkan harus segera
membeli barang dagangan atau menggaji karyawan yang harus dibayar segera,
sementara piutang atau tagihan yang ada belum dapat ditagih. Jadi meningkatnya
keuntungan belum tentu sejalan dengan meningkatnya jumlah uang di tangan kita.
Singkatnya kita tidak bisa membayar sesuatu dengan keuntungan, namun hal
tersebut hanya bisa dibayar dengan uang atau kas.
Titik berat pengaturan aliran kas adalah masalah bagaimana mengatur
pemasukan dan pengeluaran uang dengan baik. Dalam bisnis maupun rumah
tangga, pemantauan mengenai keluar masuknya uang adalah menjadi faktor kunci
keberhasilan. Dalam kasus yang ekstrem, perusahaan boleh jadi mengalami
kerugian yang sangat besar namun tetap dapat berjalan dengan baik. Prinsip
utamanya adalah selama uang yang masuk lebih besar dibandingkan dengan
pengeluaran yang ada, maka bisnis tersebut masih dapat dijalankan.
Sumber-sumber pemasukan uang adalah, misalnya mendapatkan uang dari
pelanggan, mendapatkan suntikan modal dari investor atau bisa juga dengan
berutang kepada pihak ketiga. Perlu diperhatikan, dengan berutang kepada pihak
ketiga, misalnya kepada bank, kita memiliki kewajiban untuk membayar kembali
sesuai jadwal pembayaran yang ada. Kewajiban ini yang mungkin dapat
memberatkan pengeluaran uang dalam masa yang akan datang. Sehingga perlu
diperhitungkan dengan cermat sebelum kita memutuskan menggunakan pinjaman
untuk membiayai atau membayar sesuatu.
Kas suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Sebab, ia merupakan
jantung yang menggerakkan semua kegiatan, khususnya kegiatan operasi rutin.
Suatu perusahaan yang kekurangan kas akan kehilangan kepercayaan dari luar dan
dari dalam perusahaan. Pihak luar akan tidak percaya bila tagihannya tidak
dibayar tepat waktu, dan pihak dalam terutama buruh akan tidak percaya bila
upahnya tidak dibayar tepat waktu. Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari
buruhnya dan pemasoknya (krediturnya) perusahaan tersebut lambat laun akan
bangkrut. Buruh mulai tidak loyal dan tidak produktif; pemasok dan kreditur
mulai tidak mengadakan transaksi bisnis dengan baik. Akibatnya, produk
berkualitas renadh dan sulit masuk pasar. Kebangkrutan menunggunya. Oleh
sebab itu, kas harus dikelola dengan baik, jujur, hati-hati, dan profesional.
Posisi kas perusahaan yang dilaporkan pada neraca akan dipengaruhi oleh
banyak faktor termasuk hal-hal berikut:
1. Arus kas. Jika hal-hal lain dianggap konstan, arus kas positif akan mengarah
pada lebih banyak kas di dalam bank.
2. Perubahan dalam modal kerja. Modal kerja bersih, didefinisikan sebagai
aktiva lancar minus kewajiban lancar.
3. Aktiva tetap. Jika sebuah perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap, hal ini
akan mengurangi posisi kasnya. Di sisi lain, penjualan dari aktiva tetap akan
meningkatkan kas.
4. Transaksi sekuritas dan pembayaran dividen. Jika perusahan menerbitkan
saham obligasi selama tahun berjalan, dana yang dikumpulkan akan
meningkatkan posisi kasnya.
Laporan ini memisahkan aktivitas-aktivitas menjadi tiga kategori:
1. Aktivitas operasi, yang meliputi laba bersih, depresiasi, dan perubahan dalam
aktiva lancer dan kewajiban lancer di luar kas dan utang jangka pendek.
2. Aktivitas investasi, yang meliputi investasi atau penjualan aktiva tetap.
3. Aktiva pendapatan, yang meliputi kas yang dihimpun selama tahun berjalan
dengan menerbitkan utang jangka pendek, utang panjang atau saham.
Contoh kasus:
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa rias pengantin dengan nama
perusahaan “ANPIAN WEDDING ORGANIZER” berlokasi di Ciamis.
Perusahaan tersebut berdiri dari tahun 1985. Pada awal berdiri, jasa perusahaan
beroperasi dengan menyewa kelengkapan peralatan pada salon yang sudah mapan,
termasuk busana dan peralatan dekorasi. Dari akumulasi sewa tersebut,
perusahaan
memberikan
jasa
layanan
kepada
konsumennya
kemudian
mendapatkan keuntungan (setelah dikurangi biaya sewa). Keuntungan tersebut
digunakan untuk pembelian aktiva perusahaan meskipun dengan cara kredit.
Dengan peningkatan pendapatan dari jasa tersebut, perusahaan pada akhirnya
memiliki peralatan dekorasi maupun busana yang lengkap tanpa harus sewa pada
salon lain, konsumen pun mulai menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, yang
pada akhirnya sampai akhir September 2010, total asset ANPIAN WEDDING
ORGANIZER mencapai Rp.500 juta, dengan omzet per bulan Rp.50 juta (untuk
kondisi musiman) dan minimal Rp.10 juta (non musiman).
Berdasarkan informasi singkat perusahaan jasa salon tersebut, lyfe cycle
cash-nya dapat digambarkan berikut ini:
Pola Arus kas
Utang jangka pendek
pembayaran tunai
Modal Pemilik
Piutang
KAS
Investasi harta tetap
sewa
Investasi harta keuangan
lain-lain
Membiayai kegiatan operasi
Sirkulasi Kas dalam Perusahaan
PROSES
JASA
PRODUKSI
Depresiasi
BAHAN
TAMBAHAN
Upah karyawan
PEMAKAIAN JASA
LAYANAN SALON
AKTIVA
TETAP
UPAH, BIAYA-BIAYA
+ PENJUALAN JASA
Biaya2
Pembelian AT
Penjualan AT
Penjualan Kredit
PIUTANG
Pengumpulan kredit
Pinjaman
investasi
PEMILIK
SALON
KAS
UTANG
Pembayaran
Pengembalian Kembali
Berdasarkan gambar tersebut di atas, pola arus kas menunjukkan sumber
dan alokasi kas. Dari mulai menjadi kas kemudian pengalokasiannya sampai
kembali lagi ke kas. Dari gambar pola arus kas, sumber dana kas bisa berasal dari
modal pemilik perusahaan jasa salon, utang jangka pendek dalam bentuk
pinjaman bank maupun pinjaman lain dimana periodenya kurang dari 1 tahun,
ataupun dari hasil jasa salon termasuk piutang (dalam hal ini piutang di sini
adalah konsumen yang mana pembayarannya sesuai perjanjian misalnya 1-2 bulan
setelah hari H/layanan jasa). Sumber kas juga bisa berasal dari hasil sewa,
misalnya sewa busana, sewa kelengkapan rias termasuk sewa sketsel (untuk
dekorasi, dsb). Sedangkan alokasinya, diantaranya untuk investasi aktiva tetap
misalnya pembelian fisik peralatan ataupun pembelian busana terbaru yg sedang
trend, alokasi kas juga bisa untuk investasi terhadap harta keuangan misalnya
dialokasikan ke tabungan/deposito/giro.
Pada gambar sirkulasi kas pada jasa wedding organizer, sumber dana kas
didominasi oleh dana dari pemilik salon. Dimana kas digunakan untuk pembelian
aktiva tetap (peralatan jasa salon), upah karyawan, juga pembelian perlengkapan
lain yang harus dibeli saat konsumen menggunakan jasa, misalnya bunga hidup,
taman, dsb. Penggunaan dana tersebut akan mengurangi kas, namun dari dana yg
dikeluarkan tersebut akan menghasilkan keuntungan dari pemakai jasa layanan
salon sehingga kas akan kembali ke perusahaan sebesar jumlah rupiah yang
digunakan ditambah hasil dari jasa layanan. (periode waktu dan besarnya
tambahan kas tergantung besarnya harga kesepakatan antara pengelola perusahaan
dengan konsumen dan jangka waktunya).
Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Modal dari
pemilik salon
Kas
Pembelian peralatan
salon: Busana, sketsel,
background kain,
tenda,dll
Membiayai Kegiatan
operasional
perusahaan: upah
karyawan, biaya tak
terduga saat
pelayanan jasa
Investasi , misalnya
pada
tabungan/deposito
/giro
Jasa Layanan
Wedding Organizer
Download