Rokok secara luas telah menjadi salah PENDAHULUAN satu penyebab kematian terbesar di dunia. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya harinya, terdapat seluruh dunia di Perilaku merokok dilihat dari berbagai dunia. Setiap 1 1.176 meninggal orang sudut pandang sangat merugikan, baik di untuk diri sendiri maupun orang di diakibatkan sekelilingnya. Dilihat dari sisi kesehatan, rokok (Ono, 2009). Hal ini dikarenakan lebih dari 4.000 zat kimia ditemukan rokok mengandung kurang lebih 4000 senyawa kimia, dan diantaranya beracun setidaknya dan dalam rokok. Lebih dari 60 zat diantaranya 200 diketahui dapat menyebabkan kanker, dinyatakan seperti benzene, cadmium dan cyanide berbahaya bagi kesehatan, sementara 43 bahan kimia lainnya dapat (ATSDR, 2006). Jika memicu meningkat akan menyebabkan hipertensi kanker (Satiti, 2009). Oleh karena itu yang dimana akan mempengaruhi fungsi untuk dapat menghindari dampak negatif dari rokok, seorang jantung, neurologis dan ginjal. perokok harus Beberapa hasil survey di Indonesia, memulai untuk berhenti merokok. Jika seperti RISKESDAS (Riset Kesehatan tidak ada pencegahan yang serius dalam menghambat merokok, pertumbuhan jumlah total Dasar), GYTS (Global Youth Tobacco perilaku rokok Survey) dan GATS (Global Adult Tobacco yang survey) menunjukkan besarnya masalah dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun rokok pada tahun 2025. konsumsi Maka survey akibat rokok pada tahun 2030 dan pada meninggal bagi kesehatan RISKESDAS merupakan nasional kesehatan berbasis populasi yang dilakukan secara rutin setiap akan ada 1 miliar orang akibat rokok masyarakat. setidaknya 8 juta orang akan meninggal abad 21 ini, tekanan darah tiga tahun di Indonesia. GYTS adalah penyakit disebabkan survey berbasis sekolah untuk masalah rokok (Evy , 2008). 1 merokok pada anak sekolah usia 13 – 15 yang digunakan untuk berhenti merokok tahun dan masyarakat sekolah yang telah antara lain dengan metode pengobatan dilakukan di beberapa Negara termasuk di yaitu Indonesia. Survey mengenai konsumsi menyembuhkan rokok yang terkini adalah GATS 2011 Metode lain yaitu perubahan perilaku dimana hasilnya menunjukan 67% laki- dimana seseorang berubah tanpa bantuan laki merokok, 2.7% perempuan merokok, obat, melainkan hanya berhenti begitu saja 80.4% dari populasi yang merokok saat ini melalui menghisap 1.7% menjauhi dan menghindari rokok. (makara populasi mengkonsumsi tembakau kunyah kesehatan, 2005) Meskipun lebih dari 70% (L: 1.5%, P:2%)). Survei-survei besar perokok ingin berhenti, kurang dari 5% tersebut diatas menggambarkan besarnya mencapai tujuan ini setiap tahunnya. masalah rokok dan dampaknya bagi Efektif, aman, dan mudah untuk diakses kesehatan di Indonesia. Data pertanian, sangat industri dan cukai rokok di dapatkan dari ketergantungan nikotin. Karena rendahnya beberapa sumber dari Kementrian terkait tingkat pengendalian diri (20-30%) yang di Indonesia. (GATS, 2011) dicapai rokok kretek saja, merokok, sudah yang kecanduan diperlukan dalam kurangnya seharusnya obat perubahan samping Dilihat dari dampak yang ditimbulkan perilaku mencari merokok. perilaku untuk terapi dari dapat dengan perawatan perilaku, farmakoterapi, aksesibilitas efek dan terhadap perilaku merokok dihentikan. Namun, pengobatan. Bukti terbaru mendukung menghentikan perilaku merokok bukanlah peran sentral dalam menjaga keinginan hal yang mudah. Sampai saat ini sudah untuk kembali merokok. (Jennifer K banyak metode yang digunakan untuk Penberthy, 2013) membantu para perokok Surgeon General Report melaporkan untuk intervensi menghentikan perilaku merokok. Metode 2 farmakologis yang konseling kesuksesan (success rate) terapi dihitung 3 memungkinkan 20-25% perokok untuk bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah tetap berhenti merokok selama 1 tahun intervensi. dikombinasikan setelah dengan pengobatan. Persentase Ketergantungan keberhasilan tersebut sedikit lebih tinggi penyakit khronis dengan remisi dan relaps. tahun 2001 pada perokok kelas menengah Walaupun telah dilakukan intervensi baik ke bawah di beberapa desa di Jawa dimana menghasilkan terapi tingkat produk tembakau sangat tepat dianggap sebagai dari hasil studi Universitas Gajah Mada Tengah, terhadap minimal maupun intensif untuk berhenti kombinasi merokok, tetapi umumnya perokok dengan keberhasilan bantuan berhenti merokok akan mengalami berhenti merokok selama 12 bulan sebesar kambuhan dan membutuhkan pengulangan 15%. Walaupun angka ini masih lebih intervensi sebelum akhirnya benar-benar tinggi daripada intervensi dengan nikotin berhasil berhenti merokok. (Office on saja (keberhasilan 12 bulan adalah 7%) Smoking and Health, 2000.) tetapi lebih rendah dari keberhasilan Dilihat dari bahaya yang disebabkan dengan metode konseling saja (17%). ( oleh rokok dan juga dari data-data yang Tobacco Control Paper, 2004). Nikotin sudah dijelaskan diatas, peneliti tertarik sangat adiktif, bahkan orang yang cukup untuk berpendidikan dan sangat ingin berhenti, mempengaruhi masih mengalami kesulitan untuk berhenti merokok(Depkes, 2004). Salah mengetahui faktor kembalinya yang perilaku merokok. satu BAHAN DAN CARA indikator yang meyakinkan tentang efek Penelitian ini menggunakan adiktif nikotin adalah perbedaan jumlah metode penelitian kualitatif berupa perokok yang ingin berhenti dan yang wawancara mendalam dengan pendekatan berhasil berhenti merokok. Tingkat fenomenologis. Penelitian kualitatif yaitu 3 penelitian yang dilakukan untuk untuk menghasilkan teori. (Sugiyono, memperoleh jawaban atau informasi yang 2013). Konsep dalam penelitian kualitatif mendalam tentang pendapat dan perasaan berkaitan seseorang yang memungkinkan untuk informan atau situasi sosial tertentu yang mendapatkan hal-hal yang tersirat tentang dapat memberikan informasi yang adekuat sikap, kepercayaan, motivasi dan perilaku dan terpercaya mengenai elemen-elemen individu. yang ada. Pengambilan sampel dalam Pendekatan yang digunakan dengan bagaimana dalam penelitian ini adalah fenomenologi penelitian yaitu menggunakan purposive sampling dengan penelitian yang berfokus pada kualitatif memilih penemuan fakta mengenai pengalaman berbagai seseorang yang pernah berhenti merokok. representatif untuk penelitian kualitatif. Fenomenologi merupakan suatu metode Pada penelitian fenomenologi sampel yang penelitian diambil yang kritis dan menggali pendekatan biasanya adalah sampel yang yang paling pernah fenomena yang ada secara sistematis. mengalami substansi yang akan diteliti Metode ini memahami individu dengan (Cresswell, 1998). Sampel yang akan segala kompleksitasnya sebagai makhluk diteliti pada penelitian ini adalah perokok subjektif, melihat manusia sebagai sistem yang pernah berhenti tetapi merokok yang berpola dan berkembang. Sampel kembali. Pengambilan sampel dilakukan dalam bukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya dinamakan responden, tetapi sebagai nara saja yang menganggap unsur-unsur yang sumber atau partisipan, informan, teman dikehendaki telah ada dalam anggota dan guru dalam penelitian. Sampel dalam sampel yang diambil. penelitian kualitatif penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah HASIL A. DESKRIPSI INFORMAN PENELITIAN 4 Pada penelitian ini peneliti menjamin melihat teman-temannya merokok kerahasiaan identitas dari informan karena dan juga karena merasa gelisah menyangkut privasi dari informan tersebut, saat tidak merokok. Dan sekarang sehingga peneliti hanya akan menjelaskan sedang mencoba untuk berhenti bagaimana lataer belakang dari informan merokok. tanpa menyebutkan identitas. Peneliti 2. Informan 2 melakukan wawancara mendalam kepada Informan informan yaitu perokok yang pernah berhenti merokok minimal 3 2 merupakan perokok aktif sejak tahun 2009, bulan dimana kemudian kembali merokok lagi. Adapun informan tersebut memulai merokok karena merasa informan penelitian ini adalah sebagai tidak ada orang yang peduli berikut : terhadap dirinya dan juga karena merasa dirinya tidak lebih baik 1. Informan 1 Informan 1 dari merupakan saudaranya yang perokok aktif sejak tahun 2013, Sehingga dimana tersebut memulai untuk melawan dengan memulai merokok karena adanya cara merokok. Informan 2 sempat lingkungan mendukung berhenti merokok selama 8 bulan untuk merokok dan juga rasa pada tahun 2014 karena sudah ingin tau dari dirinya sendiri. tidak ada stressor dan karena ada Informan perbaikan informan yang 1 sempat berhenti informan lain. dalam hal tersebut ibadah. merokok selama 3 bulan pada Namun kembali lagi merokok tahun 2014 dikarenakan sakit karena yang sekarang sudah tidak merokok dideritanya. Kemudian kembali lagi merokok karena merasa sendiri. lagi sejak 2 bulan yang lalu. 5 Dan 3. Informan 3 Informan 3 merupakan Sehingga informan tersebut merasa terbiasa dengan perokok aktif sejak tahun 2009, lingkungannya. dimana informan tersebut mulai sempat berhenti merokok selama merokok teman 5 bulan pada tahun 2011 karena dan keluhan batuk yang dideritanya karena dilingkungannya merokok selama baru. Informan 3 sempat berhenti kembali merokok lagi karena merokok selama 4 bulan pada melihat teman-temannya masih tahun mendapat merokok. Sekarang masih aktif teman-teman merokok dan sedang mencoba dukungan karena dari bulan. 4 karena rasa ingin mencoba hal 2013 1 Informan Kemudian untuk mengurangi rokoknya. terdekatnya. Namun kembali lagi 5. Informan 5 merokok karena merasa sudah Informan tidak ada lagi dukungan dari 5 merupakan teman dekatnya tersebut. Dan perokok aktif sejak tahun 2010, sekarang sudah tidak merokok diamana informan tersebut mulai sejak 1 tahun yang lalu. merokok 4. Informan 4 Informan 4 merupakan karena teman-teman sekolahnya pada mendukung untuk saat itu informan perokok aktif sejak tahun 2008, tersebut mencoba rokok, dan juga diamana informan tersebut mulai karena merokok karena sering berkumpul informan itu sendiri. Informan 5 dengan teman-temannya di sempat berhenti selama kurang warnet yang kebanyakan lebih 1 tahun pada saat menjelang pengunjungnya juga rasa penasaran dari Ujian Nasional SMA, kemudian perokok. 6 Informan relaps pada saat masuk tahun 7 merupakan pertama kuliah. Dan sekarang perokok aktif sejak tahun 2008, sudah tidak merokok sejak 7 dimana informan tersebut mulai bulan yang lalu. merokok karena sekitarnya 6. Informan 6 pada lingkungan saat itu merupakan mendukung untuk merokok, juga perokok aktif sejak tahun 2009, karena rasa penasaran dari dirinya diamana informan tersebut sendiri. memulai merokok karena berhenti merokok selama 3 bulan lingkungan sekitarnya pada saat pada tahun 2011 karena sakit itu mendukung untuk merokok, sesak yang dideritanya. Namun juga karena ada istilah “cowok kembali lagi merokok karena rasa kok ga ngerokok”, dan karena ingin merokok ketika melihat rasa teman-temannya Informan penasaran 6 dari dirinya Informan 7 sempat merokok. Informan 6 sempat Sekarang masih menjadi perokok berhenti selama 5 tahun dan aktif namun jumlah rokok yang kemudian relaps pada akhir tahun dikonsumsi tidak sebanyak dulu 2014 selama 1 bulan karena pada saat memulai merokok. sendiri. stressor yang dirasakan dan juga B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN karena merasa tidak ada teman Pada deskripsi hasil penelitian, peneliti yang bisa membantu akan menampilkan tabel yang menjelaskan menyelesaikan masalahnya. Dan mengenai proses wawancara kepada mengenai proses sekarang sudah tidak merokok seluruh informan sejak 1 tahun yang lalu. informan kembali merokok. Dimulai dari 7. Informan 7 awal bagaimana informan tersebut pertama 7 kali mencoba rokok, bagaimana informan Dari tersebut berhenti merokok, bagaimana faktor informan tersebut kembali lagi merokok kembali setelah berhenti minimal 3 bulan, kondisi lingkungan, merokok informan saat ini dan bagaimana motivasi. 5 dari 7 informan menunjukan anggapan informan mengenai rokok secara umum. Kemudian pada tabel tersebut peneliti melakukan kategorisasi faktor yang sesuai berpengaruh dengan terhadap jawaban informan dari hasil wawancara informan itu sendiri. 8 tabel 1. didapatkan bahwa faktoryang menyebabkan merokok seseorang diantaranya psikologis, adiksi faktor dan faktor lingkungan adalah faktor utama informan dimana ketika motivasi atau mereka mengalami relaps atau kembali dukungan dari teman terdekatnya untuk merokok seteleh berhenti lebih dari 3 berhenti merokok itu sudah tidak ada, bulan. Kemudian faktor psikologis yang informan tersebut relaps atau kembali muncul ketika informan mengalami merokok setelah berhenti selama 3 bulan stressor yang kemudian mendorong lebih. informan untuk relaps atau kembali merokok setelah berhenti lebih dari 3 bulan. Faktor adiksi muncul pada salah satu informan yang disebabkan oleh stressor yang menekan informan kemudian membuat informan teringat akan efek rokok yang menurutnya dapat membuat pikiran informan menjadi rileks. Dan faktor motivasi muncul pada salah satu 9 10 Dari tabel 2. Didapatkan bahwa faktor- seperti faktor seseorang Faktor adiksi muncul pada 2 informan diantaranya dimana ketika informan mencoba rokok yang memulai menyebabkan untuk merokok teman-teman dilingkungannya. faktor lingkungan, gengsi, adiksi, dan rasa bersama ingin tau dari informan itu sendiri. Faktor mereka merasa ingin mencoba lagi rokok lingkungan 7 tersebut bahkan ketika informan sendiri. informan, dimana faktor lingkungan ini Dan faktor yang terakhir adalah rasa ingin merupakan faktor yang membuat informan tau mengenal rokok dan akhirnya memutuskan informan untuk mencoba rokok. muncul pada 7 dari untuk menjadi perokok aktif. Faktor gengsi muncul pada 2 informan dimana faktor gengsi tersebut mendorong informan untuk membuat dirinya sama 11 dari teman-temannya informan yang kemudian mendorong 12 13 Dari tabel 3. Didapatkan bahwa faktor- patuh kepada orang tua muncul ketika faktor yang mendorong informan untuk informan tersebut ketahuan merokok oleh berhenti orangtuanya kemudian ditegur agar tidak merokok diantaranya adalah penyakit yang diderita informan, patuh merokok. kepada orang tua, kesibukan, lingkungan, ketika informan mendapat dukungan dari motivasi dan psikologis. Penyakit yang teman-teman dekatnya. Faktor lingkungan diderita mendorong juga berhubungan dengan faktor motivasi informan tersebut untuk berhenti merokok, yang diperoleh informan untuk berhenti namun tersebut merokok. Faktor psikologis mendorong sembuh, mereka cenderung kembali pada informan ketika sudah tidak ada stressor perilaku yang menekan informan. oleh ketika informan penyakitnya merokoknya tersebut. Faktor 14 Faktor lingkungan muncul 15 Dari tabel 4. Didapatkan bahwa faktor- adalah faktor motivasi, yang mempengaruhi perilaku merokok informan saat ini diantaranya faktor kebiasaan. 16 psikologis, lingkungan, penyakit, kesehatan dan 17 Telah dibahas pada sub bab metode Dari tabel bahwa penelitian, bahwa pemahaman rokok informan secara umum dilakukan menggunakan diantaranya rokok itu membuat rileks, kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan rokok untuk prosedur penelitian yang menghasilkan bekomunikasi dengan orang lain, rokok itu data deskriptif berupa kata-kata tertulis murah jadi banyak orang yang dapat atau lisan dari orang-orang dan perilaku membeli rokok, rokok itu dampaknya yang dapat diamati. itu 5. Didapatkan merupakan sarana tidak dapat diparasakan secara langsung, penelitian yang pendekatan Hasil wawancara mendalam dari 7 dan pengaruh rokok itu datang dari informan yang pernah mengalami masa lingkungan. relaps atau mengulang perilaku merokok setelah lebih dari 3 bulan berhenti, C. PEMBAHASAN 18 menunjukan bahwa ada beberapa faktor pergaulan. Remaja cenderung merokok yang mempengaruhi diantaranya faktor karena lingkungan, keluarga yang merokok (Daravill W, psikologis, adiksi dan teman-teman atau 2002). Apabila teman sebaya memiliki motivasi. perilaku Faktor yang paling mempengaruhi Perilaku merokok lingkungan dipengaruhi oleh Faktor sosial sosial. perilaku karena salah seseorang merokok adalah 2010). sebagian besar Dari hasil informan waktu merupakan paling selain banyak dirumah. Oleh karena sekolah juga berperan dalam pembentukan alasan perilaku. (Pramintari, Hastuti, & Djamaludin, 2012) karena Faktor pengaruh orang tua dan untuk pergaulan (Rahayu, Sekolah memiliki bertemu dengan kelompok teman sebaya. lingkungan satu untuk besar Sekolah juga merupakan tempat dimana Sarwo, 2007). Pengaruh lingkungan baik pergaulan, maka dimana menghabiskan langsung pada individu (Wismanto & maupun remaja rokok. lingkungan berpengaruh secara langsung dan tidak keluarga merokok, kemungkinan masa relaps adalah faktor lingkungan. itu memiliki kedua terbesar yang mempengaruhi masa relaps adalah faktor tersebut, psikologis. menyatakan Menurut informan yang bahwa lingkungan yang dimaksud adalah menceritakan kondisinya pada saat relaps teman-teman bermain dengan informan itu bahwa faktor psikologis seperti merasa sendiri. selain kesepian kemudian karena ada stressor dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri yang kuat cenderung mendorong informan seseorang, misalnya pengetahuan, juga untuk kembali pada perilaku merokoknya. dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor Penelitian sebelumnya menyatakan adanya lingkungan bisa saja dari faktor keluarga, masalah atau stress pada mahasiswa tempat tinggal atau bahkan lingkungan terutama Kebiasaan merokok 19 academic stress merupakan sumber motivasi merokok pada 49,3% dengan mahasiswa perokok (Patterson, Lerman, & amphetamin dan kokain. (Rahayu, 2010). Kaufmann, juga Para informan menyampaikan pada hasil dijelaskan bahwa masa remaja sering wawancara mendalam bahwa “mmm.. diistilahkan dengan masa strom and stress mungkin mm rada gelisah gitu, terus mm karena antara rada ada yang kurang gitu dimulut. ketika perkembangan fisik yang sudah matang abis makan gitu kan, kan yang biasanya yang belum diimbangi perkembangan mm merokok gitu pas berhenti tuh abis psikososial. makan ada yang kurang di mulut” dari 2004) kemudian ketidaksesuaian Remaja sering berusaha apa yang ada heroin, memberikan kesan bahwa mereka sudah penyataan hampir dewasa. Remaja sering bertingkah informan laku yang membuat mereka seperti orang Sehingga peneliti mengkategorikan faktor dan menggunakan merasa menunjukan bahwa membutuhkan rokok. adiksi masuk dalam salah satu faktor yang dewasa, seperti merokok, minum minuman keras tersebut pada mempengaruhi masa relaps pada informan. obat-obatan Dalam rokok terdapat berbagai macam zat (Saputra, 2012) yang berbahaya, salahsatunya adalah nikotin. Kemudian faktor adiksi merupakan Nikotin tergolong sebagai stimulan dan salah satu faktor yang mempengaruhi masa memegang relaps. Seperti yang dilaporan US Surgeon ketergantungan terhadap rokok. Zat ini General yang 1988 berkesimpulan bahwa peranan membuat utama perokok ingin dalam terus Rokok dan semua bentuk penggunaan merokok. Dalam waktu kurang lebih 10 tembakau membuat pemakainya ketagihan. detik zat yang dihirup orang yang merokok Proses farmakologis dan perilaku yang ini dapat mencapai otak. Nikotin juga menentukan ketagihan pada obat seperti berperan dalam episode akut penyakit heroin dan kokain. Nikotin mempunyai dengan menstimulasi pelepasan adrenalin pengaruh pada sistem dopamin otak, sama yang meningkatkan tekanan darah, denyut 20 jantung, dan asam lemak bebas. Pada studi pemberontakan yang baru, merokok dapat meningkatkan (Bangun, 2003). terhadap orang tua. pelepasan dopamin di otak, terutama pada KESIMPULAN jalur mesolimbik, sirkuit yang sama Berdasarkan hasil dan pembahasan dengan heroin dan kokain (Rodgman & penelitian yang telah disampaikan, maka Smith, 2000) dapat diambil kesimpulan seperti berikut: Selain itu, faktor lain yang • berpengaruh dalam proses relaps bisa sudah dijelaskan pada hasil dan salah satu informan “Karena sudah tidak pembahasan diatas. ada orang yang memberi motivasi, yaudah tersebut sejalan lagi”. dengan penelitian yang mayoritas perokok • Pernyataan salah menunjukkan memiliki Terdapat psikologis satu pengaruh terhadap perilaku merokok. bahwa faktor kembalinya Seperti yang sudah dijelaskan pada hasil dan motivasi pembahasan diatas. untuk berhenti karena diberi pengetahuan • tentang pengaruh buruk rokok terhadap kesehatan (Rahayu, 2010). faktor perilaku merokok. Seperti yang sendiri. Seperti yang disampaikan oleh merokok pengaruh lingkungan terhadap kembalinya dikarenakan motivasi dari informan itu akhirnya Terdapat Tidak terdapat pengaruh faktor status sosial ekonomi terhadap Dan juga kembalinya keinginan atau motivasi anak-anak pre perilaku merokok, walaupun ada penyataan informan remaja untuk mecoba rokok juga didorong yang menyebutkan bahwa salah oleh anggapan bahwa dengan merokok dia satu faktor yang menyebabkan akan diterima oleh kelompok tertentu atau perokok di Indonesia tinggi itu dipandang lebih hebat atau sebagai simbol 21 adalah karena harga 4. rokok yang Ono, (2009). Komnas HAM PA Minta Iklan Rokok Dihapus. (Online). sangat terjangkau. 5. Satiti, Alfi. (2009). Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta: Datamedia. SARAN 6. Bagi Masyarakat Evy. (2008). Jumlah Perokok Pemula Meningkat. 7. Dari penelitian ini diharapkan masyarakat N Fawzani, A Triratnawati. (2005). Terapi Berhenti merokok Makara, Kesehatan. dapat mendukung lingkungannya yang sedang 8. mencoba untuk berhenti merokok. GATS. (2011). Masalah Rokok di Indonesia. 9. Bagi Peneliti Lain Depkes. (2004). Fakta Tembakau Indonesia: Data Empiris untuk Strategi Semoga penelitian ini bisa menjadi salah satu Nasional referensi baru. Perlunya penelitian lebih jauh Penanggulangan Masalah Tembakau. Jakarta dan mendalam mengenai faktor lain yang 10. UGM. (20). mengenal Metode penelitian mungkin dapat menyebabkan kembalinya kualitatif dan paradigmanya. Yogyakarta perilaku merokok agar diperoleh faktor 11. Salawati T, Amalia R. (2010). Perilaku penyebab dari berbagai aspek. Merokok hasil dari Kalangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang. Bagi Tenaga Kesehatan Semoga Di penelitian ini Semarang. dapat 12. Menkes. (2014) Menkes Ungkap Dampak dijadikan salah satu pertimbangan untuk Rokok Terhadap Kesehatan Dan Ekonomi. mencegah terjadinya relaps rokok. Jakarta. Daftar pustaka 1. ATSDR. 13. Creswell, J.W. (1998) Qualitative inquiry (2006). Cigarette smoking, and research design: Choosing among five asbestos exposure and your health. 2. traditions. London: Sage. Jennifer K Penberthy, P. (2013). A Mindfulness 3. Based Application 14. Sugiyono, P. D. (2013). Metode penelitian for Smoking Cessation. Virginia. kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Ramadhan, N. (2012). Hubungan Ibu Alfabeta. Hamil Perokok Pasif Dengan Kejadian Bayi Bblr Di Badan Layanan Umum Daerah Rsu Meuraxa Banda Aceh. 22 15. Dr. Saryono, M. D. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif. yogyakarta: Nuha Medika. 16. Priyoto. (2015). perubahan dalam perilaku kesehatan. yogyakarta: Graha Ilmu. 17. Daravill W, P. (2002). The Puberty Book. Jakarta: Gramedia. 18. nasution, i. k. (2007). Perilaku pada remaja. 10. 19. Pramintari, R. D., Hastuti, D., & Djamaludin, M. D. (2012). Pengaruh Gaya Pengasuhan Dan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumsi Rokok Siswa Sma Di Kota Bogor. 20. Rahayu, R. N. (2010). Pengaruh metode 5A terhadap sikap merokok. 21. Wismanto, Y. B., & Sarwo, Y. B. (2007). Strategi Penghentian Perilaku Merokok. 236. 23