PENDAHULUAN Rokok merupakan salah satu

advertisement
Rokok secara luas telah menjadi salah
PENDAHULUAN
satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Rokok merupakan salah satu pembunuh
paling
berbahaya
harinya,
terdapat
seluruh
dunia
di
Perilaku merokok dilihat dari berbagai
dunia. Setiap
1 1.176
meninggal
orang
sudut pandang sangat merugikan, baik
di
untuk diri sendiri maupun orang di
diakibatkan
sekelilingnya. Dilihat dari sisi kesehatan,
rokok (Ono, 2009). Hal ini dikarenakan
lebih dari 4.000 zat kimia ditemukan
rokok mengandung kurang lebih 4000
senyawa kimia,
dan
diantaranya beracun
setidaknya
dan
dalam rokok. Lebih dari 60 zat diantaranya
200
diketahui dapat menyebabkan kanker,
dinyatakan
seperti benzene, cadmium dan cyanide
berbahaya bagi kesehatan, sementara 43
bahan
kimia lainnya
dapat
(ATSDR, 2006). Jika
memicu
meningkat akan menyebabkan hipertensi
kanker (Satiti, 2009). Oleh karena itu
yang dimana akan mempengaruhi fungsi
untuk dapat menghindari dampak negatif
dari
rokok,
seorang
jantung, neurologis dan ginjal.
perokok harus
Beberapa hasil survey di Indonesia,
memulai untuk berhenti merokok. Jika
seperti RISKESDAS (Riset Kesehatan
tidak ada pencegahan yang serius dalam
menghambat
merokok,
pertumbuhan
jumlah
total
Dasar), GYTS (Global Youth Tobacco
perilaku
rokok
Survey) dan GATS (Global Adult Tobacco
yang
survey) menunjukkan besarnya masalah
dihisap tiap tahun adalah 9.000 triliun
rokok
pada tahun
2025.
konsumsi
Maka
survey
akibat rokok pada tahun 2030 dan pada
meninggal
bagi
kesehatan
RISKESDAS
merupakan
nasional
kesehatan
berbasis
populasi yang dilakukan secara rutin setiap
akan ada 1 miliar orang
akibat
rokok
masyarakat.
setidaknya 8 juta orang akan meninggal
abad 21 ini,
tekanan darah
tiga tahun di Indonesia. GYTS adalah
penyakit disebabkan
survey berbasis sekolah untuk masalah
rokok (Evy , 2008).
1
merokok pada anak sekolah usia 13 – 15
yang digunakan untuk berhenti merokok
tahun dan masyarakat sekolah yang telah
antara lain dengan metode pengobatan
dilakukan di beberapa Negara termasuk di
yaitu
Indonesia. Survey mengenai konsumsi
menyembuhkan
rokok yang terkini adalah GATS 2011
Metode lain yaitu perubahan perilaku
dimana hasilnya menunjukan 67% laki-
dimana seseorang berubah tanpa bantuan
laki merokok, 2.7% perempuan merokok,
obat, melainkan hanya berhenti begitu saja
80.4% dari populasi yang merokok saat ini
melalui
menghisap
1.7%
menjauhi dan menghindari rokok. (makara
populasi mengkonsumsi tembakau kunyah
kesehatan, 2005) Meskipun lebih dari 70%
(L: 1.5%, P:2%)). Survei-survei
besar
perokok ingin berhenti, kurang dari 5%
tersebut diatas menggambarkan besarnya
mencapai tujuan ini setiap tahunnya.
masalah rokok dan dampaknya bagi
Efektif, aman, dan mudah untuk diakses
kesehatan di Indonesia. Data pertanian,
sangat
industri dan cukai rokok di dapatkan dari
ketergantungan nikotin. Karena rendahnya
beberapa sumber dari Kementrian terkait
tingkat pengendalian diri (20-30%) yang
di Indonesia. (GATS, 2011)
dicapai
rokok
kretek
saja,
merokok,
sudah
yang
kecanduan
diperlukan
dalam
kurangnya
seharusnya
obat
perubahan
samping
Dilihat dari dampak yang ditimbulkan
perilaku
mencari
merokok.
perilaku
untuk
terapi
dari
dapat
dengan
perawatan
perilaku,
farmakoterapi,
aksesibilitas
efek
dan
terhadap
perilaku merokok dihentikan. Namun,
pengobatan. Bukti terbaru mendukung
menghentikan perilaku merokok bukanlah
peran sentral dalam menjaga keinginan
hal yang mudah. Sampai saat ini sudah
untuk kembali merokok. (Jennifer K
banyak metode yang digunakan untuk
Penberthy, 2013)
membantu
para
perokok
Surgeon General Report melaporkan
untuk
intervensi
menghentikan perilaku merokok. Metode
2
farmakologis
yang
konseling
kesuksesan (success rate) terapi dihitung 3
memungkinkan 20-25% perokok untuk
bulan, 6 bulan dan 1 tahun setelah
tetap berhenti merokok selama 1 tahun
intervensi.
dikombinasikan
setelah
dengan
pengobatan.
Persentase
Ketergantungan
keberhasilan tersebut sedikit lebih tinggi
penyakit khronis dengan remisi dan relaps.
tahun 2001 pada perokok kelas menengah
Walaupun telah dilakukan intervensi baik
ke bawah di beberapa desa di Jawa
dimana
menghasilkan
terapi
tingkat
produk
tembakau sangat tepat dianggap sebagai
dari hasil studi Universitas Gajah Mada
Tengah,
terhadap
minimal maupun intensif untuk berhenti
kombinasi
merokok, tetapi umumnya perokok dengan
keberhasilan
bantuan berhenti merokok akan mengalami
berhenti merokok selama 12 bulan sebesar
kambuhan dan membutuhkan pengulangan
15%. Walaupun angka ini masih lebih
intervensi sebelum akhirnya benar-benar
tinggi daripada intervensi dengan nikotin
berhasil berhenti merokok. (Office on
saja (keberhasilan 12 bulan adalah 7%)
Smoking and Health, 2000.)
tetapi lebih rendah dari keberhasilan
Dilihat dari bahaya yang disebabkan
dengan metode konseling saja (17%). (
oleh rokok dan juga dari data-data yang
Tobacco Control Paper, 2004). Nikotin
sudah dijelaskan diatas, peneliti tertarik
sangat adiktif, bahkan orang yang cukup
untuk
berpendidikan dan sangat ingin berhenti,
mempengaruhi
masih mengalami kesulitan untuk berhenti
merokok(Depkes,
2004).
Salah
mengetahui
faktor
kembalinya
yang
perilaku
merokok.
satu
BAHAN DAN CARA
indikator yang meyakinkan tentang efek
Penelitian
ini
menggunakan
adiktif nikotin adalah perbedaan jumlah
metode
penelitian
kualitatif
berupa
perokok yang ingin berhenti dan yang
wawancara mendalam dengan pendekatan
berhasil
berhenti
merokok.
Tingkat
fenomenologis. Penelitian kualitatif yaitu
3
penelitian
yang
dilakukan
untuk
untuk
menghasilkan
teori.
(Sugiyono,
memperoleh jawaban atau informasi yang
2013). Konsep dalam penelitian kualitatif
mendalam tentang pendapat dan perasaan
berkaitan
seseorang yang memungkinkan untuk
informan atau situasi sosial tertentu yang
mendapatkan hal-hal yang tersirat tentang
dapat memberikan informasi yang adekuat
sikap, kepercayaan, motivasi dan perilaku
dan terpercaya mengenai elemen-elemen
individu.
yang ada. Pengambilan sampel dalam
Pendekatan
yang
digunakan
dengan
bagaimana
dalam penelitian ini adalah fenomenologi
penelitian
yaitu
menggunakan purposive sampling dengan
penelitian
yang
berfokus
pada
kualitatif
memilih
penemuan fakta mengenai pengalaman
berbagai
seseorang yang pernah berhenti merokok.
representatif untuk penelitian kualitatif.
Fenomenologi merupakan suatu metode
Pada penelitian fenomenologi sampel yang
penelitian
diambil
yang
kritis
dan
menggali
pendekatan
biasanya
adalah
sampel
yang
yang
paling
pernah
fenomena yang ada secara sistematis.
mengalami substansi yang akan diteliti
Metode ini memahami individu dengan
(Cresswell, 1998). Sampel yang akan
segala kompleksitasnya sebagai makhluk
diteliti pada penelitian ini adalah perokok
subjektif, melihat manusia sebagai sistem
yang pernah berhenti tetapi merokok
yang berpola dan berkembang. Sampel
kembali. Pengambilan sampel dilakukan
dalam
bukan
hanya atas dasar pertimbangan penelitinya
dinamakan responden, tetapi sebagai nara
saja yang menganggap unsur-unsur yang
sumber atau partisipan, informan, teman
dikehendaki telah ada dalam anggota
dan guru dalam penelitian. Sampel dalam
sampel yang diambil.
penelitian
kualitatif
penelitian kualitatif, juga bukan disebut
sampel statistik, tetapi sampel teoritis,
karena tujuan penelitian kualitatif adalah
HASIL
A. DESKRIPSI INFORMAN
PENELITIAN
4
Pada penelitian ini peneliti menjamin
melihat teman-temannya merokok
kerahasiaan identitas dari informan karena
dan juga karena merasa gelisah
menyangkut privasi dari informan tersebut,
saat tidak merokok. Dan sekarang
sehingga peneliti hanya akan menjelaskan
sedang mencoba untuk berhenti
bagaimana lataer belakang dari informan
merokok.
tanpa
menyebutkan
identitas.
Peneliti
2. Informan 2
melakukan wawancara mendalam kepada
Informan
informan yaitu perokok yang pernah
berhenti
merokok
minimal
3
2
merupakan
perokok aktif sejak tahun 2009,
bulan
dimana
kemudian kembali merokok lagi. Adapun
informan
tersebut
memulai merokok karena merasa
informan penelitian ini adalah sebagai
tidak ada orang yang peduli
berikut :
terhadap dirinya dan juga karena
merasa dirinya tidak lebih baik
1. Informan 1
Informan
1
dari
merupakan
saudaranya
yang
perokok aktif sejak tahun 2013,
Sehingga
dimana
tersebut
memulai untuk melawan dengan
memulai merokok karena adanya
cara merokok. Informan 2 sempat
lingkungan
mendukung
berhenti merokok selama 8 bulan
untuk merokok dan juga rasa
pada tahun 2014 karena sudah
ingin tau dari dirinya sendiri.
tidak ada stressor dan karena ada
Informan
perbaikan
informan
yang
1
sempat
berhenti
informan
lain.
dalam
hal
tersebut
ibadah.
merokok selama 3 bulan pada
Namun kembali lagi merokok
tahun 2014 dikarenakan sakit
karena
yang
sekarang sudah tidak merokok
dideritanya.
Kemudian
kembali lagi merokok karena
merasa
sendiri.
lagi sejak 2 bulan yang lalu.
5
Dan
3. Informan 3
Informan
3
merupakan
Sehingga
informan
tersebut
merasa
terbiasa
dengan
perokok aktif sejak tahun 2009,
lingkungannya.
dimana informan tersebut mulai
sempat berhenti merokok selama
merokok
teman
5 bulan pada tahun 2011 karena
dan
keluhan batuk yang dideritanya
karena
dilingkungannya
merokok
selama
baru. Informan 3 sempat berhenti
kembali merokok lagi karena
merokok selama 4 bulan pada
melihat teman-temannya masih
tahun
mendapat
merokok. Sekarang masih aktif
teman-teman
merokok dan sedang mencoba
dukungan
karena
dari
bulan.
4
karena rasa ingin mencoba hal
2013
1
Informan
Kemudian
untuk mengurangi rokoknya.
terdekatnya. Namun kembali lagi
5. Informan 5
merokok karena merasa sudah
Informan
tidak ada lagi dukungan dari
5
merupakan
teman dekatnya tersebut. Dan
perokok aktif sejak tahun 2010,
sekarang sudah tidak merokok
diamana informan tersebut mulai
sejak 1 tahun yang lalu.
merokok
4. Informan 4
Informan
4
merupakan
karena
teman-teman
sekolahnya
pada
mendukung
untuk
saat
itu
informan
perokok aktif sejak tahun 2008,
tersebut mencoba rokok, dan juga
diamana informan tersebut mulai
karena
merokok karena sering berkumpul
informan itu sendiri. Informan 5
dengan
teman-temannya
di
sempat berhenti selama kurang
warnet
yang
kebanyakan
lebih 1 tahun pada saat menjelang
pengunjungnya
juga
rasa
penasaran
dari
Ujian Nasional SMA, kemudian
perokok.
6
Informan
relaps pada saat masuk tahun
7
merupakan
pertama kuliah. Dan sekarang
perokok aktif sejak tahun 2008,
sudah tidak merokok sejak 7
dimana informan tersebut mulai
bulan yang lalu.
merokok
karena
sekitarnya
6. Informan 6
pada
lingkungan
saat
itu
merupakan
mendukung untuk merokok, juga
perokok aktif sejak tahun 2009,
karena rasa penasaran dari dirinya
diamana
informan
tersebut
sendiri.
memulai
merokok
karena
berhenti merokok selama 3 bulan
lingkungan sekitarnya pada saat
pada tahun 2011 karena sakit
itu mendukung untuk merokok,
sesak yang dideritanya. Namun
juga karena ada istilah “cowok
kembali lagi merokok karena rasa
kok ga ngerokok”, dan karena
ingin merokok ketika melihat
rasa
teman-temannya
Informan
penasaran
6
dari
dirinya
Informan
7
sempat
merokok.
Informan 6 sempat
Sekarang masih menjadi perokok
berhenti selama 5 tahun dan
aktif namun jumlah rokok yang
kemudian relaps pada akhir tahun
dikonsumsi tidak sebanyak dulu
2014 selama 1 bulan karena
pada saat memulai merokok.
sendiri.
stressor yang dirasakan dan juga
B. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
karena merasa tidak ada teman
Pada deskripsi hasil penelitian, peneliti
yang
bisa
membantu
akan menampilkan tabel yang menjelaskan
menyelesaikan masalahnya. Dan
mengenai
proses
wawancara
kepada
mengenai
proses
sekarang sudah tidak merokok
seluruh
informan
sejak 1 tahun yang lalu.
informan kembali merokok. Dimulai dari
7. Informan 7
awal bagaimana informan tersebut pertama
7
kali mencoba rokok, bagaimana informan
Dari
tersebut berhenti merokok, bagaimana
faktor
informan tersebut kembali lagi merokok
kembali
setelah berhenti minimal 3 bulan, kondisi
lingkungan,
merokok informan saat ini dan bagaimana
motivasi. 5 dari 7 informan menunjukan
anggapan informan mengenai rokok secara
umum. Kemudian pada tabel tersebut
peneliti melakukan kategorisasi faktor
yang
sesuai
berpengaruh
dengan
terhadap
jawaban
informan
dari
hasil
wawancara informan itu sendiri.
8
tabel 1. didapatkan bahwa faktoryang
menyebabkan
merokok
seseorang
diantaranya
psikologis,
adiksi
faktor
dan
faktor lingkungan adalah faktor utama
informan dimana ketika motivasi atau
mereka mengalami relaps atau kembali
dukungan dari teman terdekatnya untuk
merokok seteleh berhenti lebih dari 3
berhenti merokok itu sudah tidak ada,
bulan. Kemudian faktor psikologis yang
informan tersebut relaps atau kembali
muncul
ketika
informan
mengalami
merokok setelah berhenti selama 3 bulan
stressor
yang
kemudian
mendorong
lebih.
informan
untuk
relaps
atau
kembali
merokok setelah berhenti lebih dari 3
bulan. Faktor adiksi muncul pada salah
satu informan yang disebabkan oleh
stressor yang menekan informan kemudian
membuat informan teringat akan efek
rokok yang menurutnya dapat membuat
pikiran informan menjadi rileks. Dan
faktor motivasi muncul pada salah satu
9
10
Dari tabel 2. Didapatkan bahwa faktor-
seperti
faktor
seseorang
Faktor adiksi muncul pada 2 informan
diantaranya
dimana ketika informan mencoba rokok
yang
memulai
menyebabkan
untuk
merokok
teman-teman
dilingkungannya.
faktor lingkungan, gengsi, adiksi, dan rasa
bersama
ingin tau dari informan itu sendiri. Faktor
mereka merasa ingin mencoba lagi rokok
lingkungan
7
tersebut bahkan ketika informan sendiri.
informan, dimana faktor lingkungan ini
Dan faktor yang terakhir adalah rasa ingin
merupakan faktor yang membuat informan
tau
mengenal rokok dan akhirnya memutuskan
informan untuk mencoba rokok.
muncul
pada
7
dari
untuk menjadi perokok aktif. Faktor
gengsi muncul pada 2 informan dimana
faktor
gengsi
tersebut
mendorong
informan untuk membuat dirinya sama
11
dari
teman-temannya
informan
yang
kemudian
mendorong
12
13
Dari tabel 3. Didapatkan bahwa faktor-
patuh kepada orang tua muncul ketika
faktor yang mendorong informan untuk
informan tersebut ketahuan merokok oleh
berhenti
orangtuanya kemudian ditegur agar tidak
merokok
diantaranya
adalah
penyakit yang diderita informan, patuh
merokok.
kepada orang tua, kesibukan, lingkungan,
ketika informan mendapat dukungan dari
motivasi dan psikologis. Penyakit yang
teman-teman dekatnya. Faktor lingkungan
diderita
mendorong
juga berhubungan dengan faktor motivasi
informan tersebut untuk berhenti merokok,
yang diperoleh informan untuk berhenti
namun
tersebut
merokok. Faktor psikologis mendorong
sembuh, mereka cenderung kembali pada
informan ketika sudah tidak ada stressor
perilaku
yang menekan informan.
oleh
ketika
informan
penyakitnya
merokoknya
tersebut.
Faktor
14
Faktor
lingkungan
muncul
15
Dari tabel 4. Didapatkan bahwa faktor-
adalah
faktor
motivasi,
yang
mempengaruhi
perilaku
merokok informan saat ini diantaranya
faktor
kebiasaan.
16
psikologis,
lingkungan,
penyakit,
kesehatan
dan
17
Telah dibahas pada sub bab metode
Dari
tabel
bahwa
penelitian,
bahwa
pemahaman rokok informan secara umum
dilakukan
menggunakan
diantaranya rokok itu membuat rileks,
kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan
rokok
untuk
prosedur penelitian yang menghasilkan
bekomunikasi dengan orang lain, rokok itu
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
murah jadi banyak orang yang dapat
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
membeli rokok, rokok itu dampaknya
yang dapat diamati.
itu
5.
Didapatkan
merupakan
sarana
tidak dapat diparasakan secara langsung,
penelitian
yang
pendekatan
Hasil wawancara mendalam dari 7
dan pengaruh rokok itu datang dari
informan yang pernah mengalami masa
lingkungan.
relaps atau mengulang perilaku merokok
setelah lebih dari 3 bulan berhenti,
C. PEMBAHASAN
18
menunjukan bahwa ada beberapa faktor
pergaulan. Remaja cenderung merokok
yang mempengaruhi diantaranya faktor
karena
lingkungan,
keluarga yang merokok (Daravill W,
psikologis,
adiksi
dan
teman-teman
atau
2002). Apabila teman sebaya memiliki
motivasi.
perilaku
Faktor yang paling mempengaruhi
Perilaku
merokok
lingkungan
dipengaruhi
oleh
Faktor
sosial
sosial.
perilaku
karena
salah
seseorang
merokok
adalah
2010).
sebagian
besar
Dari
hasil
informan
waktu
merupakan
paling
selain
banyak
dirumah.
Oleh karena sekolah juga berperan dalam
pembentukan
alasan
perilaku.
(Pramintari,
Hastuti, & Djamaludin, 2012)
karena
Faktor
pengaruh orang tua dan untuk pergaulan
(Rahayu,
Sekolah
memiliki
bertemu dengan kelompok teman sebaya.
lingkungan
satu
untuk
besar
Sekolah juga merupakan tempat dimana
Sarwo, 2007). Pengaruh lingkungan baik
pergaulan,
maka
dimana
menghabiskan
langsung pada individu (Wismanto &
maupun
remaja
rokok.
lingkungan
berpengaruh secara langsung dan tidak
keluarga
merokok,
kemungkinan
masa relaps adalah faktor lingkungan.
itu
memiliki
kedua
terbesar
yang
mempengaruhi masa relaps adalah faktor
tersebut,
psikologis.
menyatakan
Menurut
informan
yang
bahwa lingkungan yang dimaksud adalah
menceritakan kondisinya pada saat relaps
teman-teman bermain dengan informan itu
bahwa faktor psikologis seperti merasa
sendiri.
selain
kesepian kemudian karena ada stressor
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri
yang kuat cenderung mendorong informan
seseorang, misalnya pengetahuan, juga
untuk kembali pada perilaku merokoknya.
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor
Penelitian sebelumnya menyatakan adanya
lingkungan bisa saja dari faktor keluarga,
masalah atau stress pada mahasiswa
tempat tinggal atau bahkan lingkungan
terutama
Kebiasaan
merokok
19
academic
stress
merupakan
sumber motivasi merokok pada 49,3%
dengan
mahasiswa perokok (Patterson, Lerman, &
amphetamin dan kokain. (Rahayu, 2010).
Kaufmann,
juga
Para informan menyampaikan pada hasil
dijelaskan bahwa masa remaja sering
wawancara mendalam bahwa “mmm..
diistilahkan dengan masa strom and stress
mungkin mm rada gelisah gitu, terus mm
karena
antara
rada ada yang kurang gitu dimulut. ketika
perkembangan fisik yang sudah matang
abis makan gitu kan, kan yang biasanya
yang belum diimbangi perkembangan
mm merokok gitu pas berhenti tuh abis
psikososial.
makan ada yang kurang di mulut” dari
2004)
kemudian
ketidaksesuaian
Remaja
sering
berusaha
apa
yang ada
heroin,
memberikan kesan bahwa mereka sudah
penyataan
hampir dewasa. Remaja sering bertingkah
informan
laku yang membuat mereka seperti orang
Sehingga peneliti mengkategorikan faktor
dan
menggunakan
merasa
menunjukan
bahwa
membutuhkan
rokok.
adiksi masuk dalam salah satu faktor yang
dewasa, seperti merokok, minum minuman
keras
tersebut
pada
mempengaruhi masa relaps pada informan.
obat-obatan
Dalam rokok terdapat berbagai macam zat
(Saputra, 2012)
yang berbahaya, salahsatunya adalah nikotin.
Kemudian faktor adiksi merupakan
Nikotin tergolong
sebagai stimulan dan
salah satu faktor yang mempengaruhi masa
memegang
relaps. Seperti yang dilaporan US Surgeon
ketergantungan terhadap rokok. Zat ini
General
yang
1988
berkesimpulan
bahwa
peranan
membuat
utama
perokok
ingin
dalam
terus
Rokok dan semua bentuk penggunaan
merokok. Dalam waktu kurang lebih 10
tembakau membuat pemakainya ketagihan.
detik zat yang dihirup orang yang merokok
Proses farmakologis dan perilaku yang
ini dapat mencapai otak. Nikotin juga
menentukan ketagihan pada obat seperti
berperan dalam episode akut penyakit
heroin dan kokain. Nikotin mempunyai
dengan menstimulasi pelepasan adrenalin
pengaruh pada sistem dopamin otak, sama
yang meningkatkan tekanan darah, denyut
20
jantung, dan asam lemak bebas. Pada studi
pemberontakan
yang baru, merokok dapat meningkatkan
(Bangun, 2003).
terhadap
orang
tua.
pelepasan dopamin di otak, terutama pada
KESIMPULAN
jalur mesolimbik, sirkuit
yang sama
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dengan heroin dan kokain (Rodgman &
penelitian yang telah disampaikan, maka
Smith, 2000)
dapat diambil kesimpulan seperti berikut:
Selain
itu,
faktor
lain
yang
•
berpengaruh dalam proses relaps bisa
sudah dijelaskan pada hasil dan
salah satu informan “Karena sudah tidak
pembahasan diatas.
ada orang yang memberi motivasi, yaudah
tersebut
sejalan
lagi”.
dengan
penelitian
yang
mayoritas
perokok
•
Pernyataan
salah
menunjukkan
memiliki
Terdapat
psikologis
satu
pengaruh
terhadap
perilaku merokok.
bahwa
faktor
kembalinya
Seperti yang
sudah dijelaskan pada hasil dan
motivasi
pembahasan diatas.
untuk berhenti karena diberi pengetahuan
•
tentang pengaruh buruk rokok terhadap
kesehatan (Rahayu, 2010).
faktor
perilaku merokok. Seperti yang
sendiri. Seperti yang disampaikan oleh
merokok
pengaruh
lingkungan terhadap kembalinya
dikarenakan motivasi dari informan itu
akhirnya
Terdapat
Tidak terdapat pengaruh faktor
status sosial ekonomi terhadap
Dan juga
kembalinya
keinginan atau motivasi anak-anak pre
perilaku
merokok,
walaupun ada penyataan informan
remaja untuk mecoba rokok juga didorong
yang menyebutkan bahwa salah
oleh anggapan bahwa dengan merokok dia
satu faktor yang menyebabkan
akan diterima oleh kelompok tertentu atau
perokok di Indonesia tinggi itu
dipandang lebih hebat atau sebagai simbol
21
adalah karena harga
4.
rokok yang
Ono, (2009). Komnas HAM PA Minta
Iklan Rokok Dihapus. (Online).
sangat terjangkau.
5.
Satiti, Alfi. (2009). Strategi Rahasia
Berhenti
Merokok.
Yogyakarta:
Datamedia.
SARAN
6.
Bagi Masyarakat
Evy.
(2008). Jumlah Perokok Pemula
Meningkat.
7.
Dari penelitian ini diharapkan masyarakat
N Fawzani, A Triratnawati. (2005). Terapi
Berhenti merokok Makara, Kesehatan.
dapat mendukung lingkungannya yang sedang
8.
mencoba untuk berhenti merokok.
GATS.
(2011).
Masalah
Rokok
di
Indonesia.
9.
Bagi Peneliti Lain
Depkes.
(2004).
Fakta
Tembakau
Indonesia: Data Empiris untuk Strategi
Semoga penelitian ini bisa menjadi salah satu
Nasional
referensi baru. Perlunya penelitian lebih jauh
Penanggulangan
Masalah
Tembakau. Jakarta
dan mendalam mengenai faktor lain yang
10. UGM. (20). mengenal Metode penelitian
mungkin dapat menyebabkan kembalinya
kualitatif dan paradigmanya. Yogyakarta
perilaku
merokok
agar
diperoleh
faktor
11. Salawati T, Amalia R. (2010). Perilaku
penyebab dari berbagai aspek.
Merokok
hasil
dari
Kalangan
Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Bagi Tenaga Kesehatan
Semoga
Di
penelitian
ini
Semarang.
dapat
12. Menkes. (2014) Menkes Ungkap Dampak
dijadikan salah satu pertimbangan untuk
Rokok Terhadap Kesehatan Dan Ekonomi.
mencegah terjadinya relaps rokok.
Jakarta.
Daftar pustaka
1.
ATSDR.
13. Creswell, J.W. (1998) Qualitative inquiry
(2006).
Cigarette
smoking,
and research design: Choosing among five
asbestos exposure and your health.
2.
traditions. London: Sage.
Jennifer K Penberthy, P. (2013). A
Mindfulness
3.
Based
Application
14. Sugiyono, P. D. (2013). Metode penelitian
for
Smoking Cessation. Virginia.
kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Ramadhan, N. (2012). Hubungan Ibu
Alfabeta.
Hamil Perokok Pasif Dengan Kejadian
Bayi Bblr Di Badan Layanan Umum
Daerah Rsu Meuraxa Banda Aceh.
22
15. Dr. Saryono, M. D. (2013). Metodologi
penelitian
kualitatif
dan
kuantitatif.
yogyakarta: Nuha Medika.
16. Priyoto.
(2015).
perubahan
dalam
perilaku kesehatan. yogyakarta: Graha
Ilmu.
17. Daravill W, P. (2002). The Puberty Book.
Jakarta: Gramedia.
18. nasution, i. k. (2007). Perilaku pada
remaja. 10.
19. Pramintari, R. D., Hastuti, D., &
Djamaludin, M. D. (2012). Pengaruh Gaya
Pengasuhan Dan Teman Sebaya Terhadap
Perilaku Konsumsi Rokok Siswa Sma Di
Kota Bogor.
20. Rahayu, R. N. (2010). Pengaruh metode
5A terhadap sikap merokok.
21. Wismanto, Y. B., & Sarwo, Y. B. (2007).
Strategi Penghentian Perilaku Merokok.
236.
23
Download