BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari ilmu kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah penunjang bagi terlaksananya program-program pendidikan kesehatan lainnya. Pendidikan kesehatan bukan hanya kegiatan penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan tetapi juga merupakan upaya-upaya dalam memfasilitasi perubahan perilaku kesehatan yang di inginkan (Setiawati, 2008). Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menolong individu, kelompok masyarakat dalam meningkatkan kemampuan perilaku untuk mencapai kesehatan secara optimal. Perilaku seseorang merupakan penyebab utama timbulnya masalah kesehatan, tetapi dapat juga merupakan kunci utama pemecahannya. Pendidikan kesehatan mendorong perilaku yang menunjang kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit dan membantu pemulihan (Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat. Sama halnya dengan proses pembelajaran pendidikan kesehatan memiliki tujuan yang sama yaitu terjadinya perubahan perilaku yang dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah sasaran pendidikan, perilaku pendidikan, proses pendidikan, dan perubahan perilaku yang diharapkan (Setiawati, 2008). 6 7 2. Tujuan Pendidikan Kesehatan Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu/masyarakat dibidang kesehatan menurut notoatmodjo (1997). Tujuan ini dapat terperinci lebih lanjut menjadi: a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat. b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat. c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat saran pelayanan kesehatan yang ada. Secara operasional, tujuan pendidikan kesehatan terperinci menurut Tafal 1984, dalam (Suliha, 2001) sebagai berikut: a. Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan, dan masyarakatnya. b. Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit. c. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksitensi dan perubahan-perubahan sistem dan cara memanfaatkannya dengan efisien dan efektif. d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia dilakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal. Dari kedua uraian diatas tentang tujuan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat dibidang kesehatan agar menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dan mencapai tujuan hidup sehat, serta 8 dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dengan tepat dan sesuai (Suliha, 2001). 3. Sasaran Pendidikan Kesehatan a. Sasaran primer Sasaran primer adalah sasaran utama dan menjadi sasaran langsung atas upaya dalam melakukan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan. Misalnya pada pasangan usia subur untuk sasaran penyuluhan penggunaan alat-alat kontrasepsi. Ibu menyusui sebagai sasaran penyuluhan pemberian ASI ekslusif. Anak SD sebagai sasaran penyuluhan pentingnya melakukan kebersihan mulut dan gigi. b. Sasaran sekunder Sasaran sekunder atas tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Diberikannya pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan dapat mempercepat penerimaan informasi kesehatan sehingga perubahan perilaku kesahatan yang diharapkan dapat tercapai. c. Sasaran tersier Sasaran tersier adalah para pembuat keputusan, pengambil kebijakan, misalnya pemerintah, pejabat dan pengusaha (Setiawati, 2008). 4. Proses Pendidikan Kesehatan a. Masukan (input) Persoalan masuk menyangkut subyek atau sasaran belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. b. Proses Persediaan proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan kemampuan pada diri subyek belajar. Di dalam proses ini terjadi pengaruh 9 timbal balik antara berbagai faktor, antara lain subyek belajar, pengajar atau fasilitator belajar, metode yang digunakan, alat bantu belajar dan materi atau bahan yang dipelajari. c. Keluaran (output) Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subyek belajar (Notoatmodjo, 2007). 5. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan tingkat pelayanan pendidikan kesehatan. a. Sasaran pendidikan kesehatan Dari dimensi sasaran, ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 1) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu 2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok 3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat b. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan Menurut dimensi pelaksanaannya pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasaranya juga berbeda. c. Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari leavel dan clark, yaitu: 10 1) Promosi kesehatan (Health Promotion) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, peningkatan gizi, dan kebiasaan hidup sehat. 2) Perlindungan khusus (Specifik Protection) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya immunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada anak maupun orang dewasa. 3) Diangnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment). Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi di masyarakat. 4) Pembatasan cacat (Disability Limitation) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara tuntas. 5) Rehabilitasi (Rehabilitation) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat (Suliha, 2001). 6. Metode Pendidikan Kesehatan Metode pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses pendidikan untuk menyampaikan pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan, yaitu individu, kelompok/keluarga, dan masyarakat. 11 a. Metode ceramah Ceramah ialah pidato yang disampaikan oleh seseorang pembicara didepan sekelompok pengunjung. Penggunaan metode ceramah digunakan pada sifat sasaran sebagai berikut: 1) Sasaran belajar mempunyai perhatian yang selektif. 2) Sasaran belajar mempunyai lingkup perhatian yang terbatas. 3) Sasaran belajar memerlukan informasi yang kategoris atau sistematis. 4) Sasaran belajar perlu menyimpan informasi. 5) Sasaran belajar perlu menggunakan informasi yang diterima. Keunggulan metode ceramah adalah: 1) Dapat digunakan pada orang dewasa. 2) Penggunaan waktu yang efesien. 3) Dapat dipakai pada kelompok yang besar. 4) Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran. 5) Dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan. Kekurangan metode ceramah adalah: 1) Menghambat respon dari yang belajar sehingga pembicaraan sulit menilai reaksinya. 2) Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicara harus menguasai pokok pembicaraannya. 3) Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-anak. 4) Membatasi daya ingat dan biasanya hanya satu indera yang dipakai. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah 1) Persiapan Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan di ceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri tentang: 12 a) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema. b) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya. 2). Pelaksanaan Kunci dari keberhasilan dari ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak boleh bersikap raguragu dan gelisah. b) Suara hendaknya cukup keras dan jelas. c) Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah. d) Berdiri didepan (dipertengahan). e) Menggunakan alat-alat bantu lihat Audio Visual Aids (AVA) semaksimal mungkin. b. Metode diskusi kelompok Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin. c. Metode panel Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau lebih serta diperlukan tiga panelis atau lebih serta diperlukan seorang pemimpin. d. Metode forum panel Forum panel adalah yang didalamnya pengunjung berpartisipasi dalam diskusi. 13 e. Metode permainan peran Permainan peran adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakannya latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan analisis oleh kelompok. f. Metode symposium Symposium adalah serangkaian pidato pendek didepan pengunjung dengan seorang pemimpin. g. Metode demonstrasi Demontrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi (Notoatmodjo, 2007). B. Kanker Payudara 1. Definisi Kanker Payudara Kanker payudara atau istilah medisnya Carcinoma Mammae adalah pembunuh kedua bagi kaum wanita Indonesia setelah kanker rahim. Kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu, jaringan lemak, kantung penghasil susu, dan kelenjar getah bening. Sel abnormal bisa tumbuh di empat bagian tersebut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat tetapi pasti menyerang payudara. Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya sel kanker yang berasal dari sel-sel abnormal di payudara, bisa berasal dari kelenjar susu, saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf (Nurcahyo, 2010). 2. Penyebab Kanker Payudara Penyebab kanker payudara sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor kemungkinan antara lain: 14 a. Faktor usia. Semakin tua usia seseorang wanita, maka resiko untuk menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 50-69 tahun adalah kategori usia paling berisiko terkena kanker terutama bagi mereka yang mengalami menopause. b. Faktor genetik Kemungkinan untuk memiliki resiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara. c. Penggunaan hormon estrogen Penggunaan hormon estrogen misalnya pada penggunaan terapi estrogen replacement mempunyai peningkatan resiko yang signifikan untuk mengidap penyakit kanker payudara. d. Gaya hidup yang tidak sehat Jarang berolahraga atau kurang gerak, pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan meningkatkan resiko kanker payudara. e. Perokok pasif Merupakan orang yang tidak merokok tetapi orang yang tidak sengaja mengisap asap rokok yang dikeluarkan oleh orang perokok sering kali didengar positif pasif terkena resiko dari bahaya asap rokok dibanding perokok pasif. 15 f. Penggunaan kosmetik Bahan-bahan kosmetik yang bersifat seperti hormon estrogen beresiko menyebabkan peningkatan resiko mengalami penyakit kanker payudara. g. Penggunaan pil Keluarga Berencana (KB) Penggunaan pil keluarga berencana (KB) pada waktu yang lama dapat meningkatkan wanita terkena resiko kanker payudara karena sel-sel yang sensitif terkena rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas dan resiko, ini mungkin akan menurun secara otomatis bila penggunaan pil keluarga berencana (KB) berhenti. Adapun faktor-faktor resiko kanker payudara yaitu: a. Umur. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara berusia 50 tahun ke atas, resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Pada wanita yang mengalami menopause terlambat, setelah umur 55 tahun dapat meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Secara umum, resiko terkena kanker payudara mencapai puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun. b. Usia saat menstruasi pertama (menarche). Jika seorang wanita mengalami menstruasi di usia dini, sebelum 12 tahun wanita akan memiliki peningkatan resiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas maka makin panjang pula jaringan payudaranya dapat terkena oleh unsur-unsur berbahaya menyebabkan kanker seperti bahan kimia, estrogen, atau radiasi. c. Penyakit fibrokistik. Pada hiperplasia dan papiloma resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali sedangkan pada hiperplasia atipik resiko meningkat hingga 5 kali. 16 d. Riwayat keluarga dengan kanker payudara. Jika ibu, saudara perempuan, adik, kakak, memiliki kanker payudara terutama sebelum usia 40 tahun resiko terkena kanker payudara lebih tinggi. Resiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota keluarga inti yang terkena kanker payudara dan semakin muda ada anggota keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit tersebut bersifat keturunan. e. Riwayat kanker payudara. Seorang wanita yang pernah memiliki kanker di salah satu payudaranya, akan beresiko lebih tinggi untuk payudara lainnya juga akan terkena. f. Usia saat melahirkan anak pertama. Semakin tua memiliki anak pertama, semakin besar resiko untuk terkena kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak resiko terkena kanker payudara juga akan meningkat. g. Obesitas setelah menopause. Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause, akan beresiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat badan normal. h. Perubahan payudara. Jika seorang wanita memiliki perubahan jaringan payudara yang dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang wanita memiliki peningkatan resiko kanker payudara. i. Terapi radiasi dada. Sebelum usia 30 tahun, seorang wanita yang harus menjalani terapi radiasi di dada (termasuk payudara) akan memiliki kenaikan resiko terkena kanker payudara. 17 j. Penggunaan hormon estrogen dan progestin. Seorang wanita yang mendapat terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan memiliki peningkatan resiko mengembangkan kanker payudara. k. Mengkonsumsi alkohol. Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan sehingga lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh. l. Mengkonsumsi makanan siap saji (junk food). Mengkonsumsi junk food secara berlebihan dari usia dini dapat membuat gemuk tubuh, sehingga meningkatkan resiko terkena kanker payudara, lemak tubuh akan meningkat apalagi tidak diimbangi dengan olahraga sehingga akan berlanjut pada resistansi insulin sehingga keinginan untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat yang mengandung gula menjadi meningkat. Insulin yang dihasilkan pun bertambah seiring dengan pertambahan berat badan. Lemak pada tubuh yang lebih banyak akan berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat. m. Aktivitas fisik. Penelitian terbaru dari women ‘s health initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit perhari dikaitkan dengan penurunan 20 persen resiko kanker payudara (Mulyani, 2013). 3. Jenis-Jenis Kanker Payudara Terdapat banyak varian dari kanker payudara, untuk itu kita harus waspada. Namun perlu dicermati, bahwa terdapat pula keluhan keluhan di payudara yang bukan indikasi kanker. Hal tersebut antara mastalgia, nyeri di payudara yang biasanya disebabkan oleh gangguan oleh gangguan menstruasi, faktor hormon, 18 efek samping obat tertentu dan sebagainya. Kemudian mastitis, benjolan di payudara yang dalam kondisinya tertentu dapat pecah dan menjadi borok, ini disebabkan oleh bakteri. Mastitis yang telah pecah akan berisi nanah dan bisa menjadi rongga luka membusuk yang masuk kejaringan payudara. Gejala ini bisa diobati dengan antibiotik, dan pada kasus tertentu harus dioperasi (Nurcahyo, 2010). Ada beberapa macam kanker payudara yang menyerang manusia, sebagai berikut: a. Tumor jinak Tumor jinak ini berkembang dijaringan dan kelenjar susu. Tumor ini menyerang wanita usia 20-25 tahun. Tumor ini dapat berubah ukuran dipengaruhi oleh siklus menstruasi. Penyebabnya adalah kelainan pada aktivitas hormon estrogen dan juga genetik. b. Lobular Carsinoma In Situ (LCIS) Kanker payudara ini paling banyak ditemukan. Disebut juga Lobular neoplasia. Namun, sebagian ahli kedokteran menolak mengklasifikasi LCIS kedalam kategori kanker, karena LCIS umumnya tidak meluas, melainkan hanya terjebak pada kelenjar susu. c. Ductal Carsinoma In Situ (DCIS) Ductal Carsinoma In Situ (DCIS) adalah perkembangan sel abnormal yang menyerang sel-sel pada saluran susu. d. Infiltrating Lobular Carsinoma (ILC) ILC adalah jenis kanker payudara invasif, ia bahkan sulit dideteksi dengan tehnik mammogram. Kanker jenis ini menyerang jaringan kanker payudara dibawah kulit, didalam kelenjar susu, dan menyebar kejaringan lemak serta jaringan penyangga payudara. 19 e. Infiltrating Ductal Carsinoma (IDC) Inilah jenis kanker yang paling banyak menyerang, terutama pada wanita di atas 45 tahun. Dari seluruh kasus kanker payudara yang diketahui, 60-80 adalah IDC. f. Varian kanker yang jarang menyerang (Nurcahyo, 2010). 4. Tanda dan Gejala Tanda paling umum dari kanker payudara adalah adanya sebuah benjolan atau massa baru. Massa baru tersebut tidaklah menimbulkan rasa nyeri, keras dan mempunyai sisi-sisi yang tidak teratur yang kemungkinan besar itu adalah kanker. Untuk itu mengenali gejala awal sangat diperlukan agar lebih cepat melakukan penanganan yang tepat secara dini. Adapun gejala kanker payudara yang lain sebagai berikut: a. Ditemukan benjolan pada payudara, menurut American Cancer Society, gejala awal yang signifikan dan sering dialami oleh wanita ialah benjolan tidak biasa yang ditemukan pada payudara. Benjolan itu biasanya ditandai dengan rasa sakit bila dipegang atau ditekan. b. Perubahan pada payudara yaitu berubahnya ukuran, bentuk payudara dan putting. Dimana gejala ini awalnya ditandai dengan permukaan payudara akan berwarna merah, kemudian perlahan kulit mengerut seperti kulit jeruk. c. Putting mengeluarkan cairan seperti darah, tetapi juga terkadang berwarna kuning kehijau-hijauan berupa nanah. d. Pembengkakan pada payudara. Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa ada benjolan, yang merupakan gejala umumnya (Mulyani, 2013). 5. Pengobatan Kanker Payudara Ada beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak bergantung kepada stadium klinik penyakit. 20 Cara-cara yang dikenali adalah: a. Pembedahan, baik yang bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit). b. Penyinaran, baik yang bersifat kuratif maupun paliatif. c. Khemoterapi/sitostatika yang merupakan pengobatan suportif dan berupa tindakan ablasi (peleyapan) atau aditif (penambahan). d. Imunoterapi, sebagai tindakan untuk menaikkan daya tahan tubuh. e. Simptomatik, termasuk cara perawatan/penanggulangan keluhan-keluhan dari penderita kanker payudara yang sudah lanjut (Mukclis, 2005). 6. Pencegahan Kanker Payudara Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara itu sendiri. Pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini, begitu pula pada kanker payudara (Mulyani, 2013). Pencegahan kanker payudara adalah sebagai berikut: a. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat. b. Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol. c. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan. d. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. e. Lakukan olah raga secara teratur. f. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi. g. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi (Syafrudin, 2011). Sedangkan menurut Palupi (2000) strategi pencegahan yang paling efektif yaitu promosi kesehatan dan deteksi dini, begitu juga pada kanker payudara pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: 21 a. Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari paparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat. b. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode seperti mamografi atau SADARI (periksa payudara sendiri). 1) Definisi SADARI SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. 2) Tujuan SADARI Menurut Bustan (2007), tujuan dilakukannya SADARI secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui. Waktu terbaik untuk memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi selesai. Pada saat itu, payudara terasa lunak. 3) Indikasi SADARI Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, putting bersisik dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah. Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar. Sebagian besar penderita baru terdeteksi stadium lanjut karna kanker tidak bergejala. Semakin bertambahnya usia, makin besar pula risiko seorang perempuan terkena kanker. 22 4) Cara SADARI Terbukti 95% wanita terdiagnosa pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payudara sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke-7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid dirumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. a) Melihat perubahan di hadapan cermin Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan (1) Tahap 1 Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan putting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus kebawah di samping badan. 23 (2) Tahap 2 Periksa payudara dengan tangan di angkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia di bawahnya. (3) Tahap 3 Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan di samping kanan dan kiri. Miringkan badan kekanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara. 24 (4) Tahap 4 Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkaca. Pinggang/tangan menekan pinggul di maksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla. b) Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring (1) Tahap 1 Persiapan (a) Dimulai dari payudara kanan. (b) Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut anda. (c) Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat dibawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa. (d) Kemudian letakkan tangan kanan anda dibawah kepala. (e) Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan. (f) Gunakan telapak jari-jari anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. (g) Periksa payudara anda dengan menggunakan vertical strip dan circular. 25 (2) Tahap 2 Pemeriksaan payudara dengan vertical strip (a) Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak anda. (b) Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. (c) Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. (d) Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke bawah bra-line, bergerak kurang lebih 2 cm ke kiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. (e) Bergeraklah ke atas dan kebawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk. (3) Tahap 3 pemeriksaan payudara dengan cara memutar. (a) Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran yang besar. (b) Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. 26 (c) Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke putting payudara. (d) Lakukan sebanyak dua kali. (e) Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. (f) Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. (4) Tahap 4 Pemeriksaan cairan diputing payudara Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari putting payudara. (5) Tahap 5. Memeriksa ketiak Letakkan tangan kanan anda kesamping dan rasakan ketiak anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak. 27 c. Pencegahan tersier Pencegahan tersier yaitu pencegahan yang lebih diarahkan kepada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada kanker payudara sesuai stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tersier penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan (Yustiana, 2013). C. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan peraba. Namun sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga tentang fakta dan kenyataan, selain itu juga melalui pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan baik bersifat formal dan informal (Notoatmodjo, 2007). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu: 28 a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu hal yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rasangan yang diterima. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 29 3. Fungsi Pengetahuan Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsurunsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia disekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya (Azwar, 2007). 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan epidemiologi untuk keperluan perbandingan, maka World Health Organization (WHO) mengajurkan perbandingan sebagai berikut: 0-14 tahun : Bayi dan Anak – anak 15-49 tahun : Muda dan Dewasa 60 tahun keatas : Orang tua. Semakin bertambah umur, maka semakin bertambah pula pengetahuan yang dimiliki seseorang. b. Pendidikan Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa intaraksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Proses kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. 30 Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. c. Pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Akan tetapi, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh seseorang tersebut. d. Minat Minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam. e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik dan berusaha untuk dilupakan seseorang. Namun, jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat membentuk sikap positip dalam kehidupannya. f. Sumber Informasi Informasi adalah data yang diperoleh kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi untuk membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat 31 memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan (Mubarak, 2007) D. Kerangka Konsep Skema 2.1 Kerangka konsep Variabel independent Variabel dependent Pendidikan kesehatan tentang kanker payudara Pengetahuan siswi E. Hipotesis Penelitian Ha : Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker payudara terhadap pengetahuan siswi Kelas XI di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014.