Ringkasan Khotbah - 2 Okt'11 Berhala 1Yoh.5:21, Ul.6:4-15 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bagaimana seharusnya kita waspada terhadap berhala? Apa itu berhala? Dalam Perjanjian Lama berhala itu umumnya adalah hal-hal yang disembah oleh bangsa kafir dan itu disebut allah orang kafir. Berhala dapat berupa patung-patung yang disembah. Godaan bagi bangsa Israel adalah membuat patung seperti yang dilakukan bangsa lain. Seperti yang terjadi pada waktu Musa naik ke gunung untuk menerima 10 hukum Allah kemudian bangsa Israel membuat patung lembu dan menyembahnya. Dalam kamus Alkitab berhala artinya tuhan yang palsu atau salah atau gambaran-gambaran tentang allah kafir (a false god atau the image on hidden god). Pengertian berhala juga dapat berarti sesuatu yang menggantikan Allah. Kemudian kita mengatakan diri kita tidak memiliki berhala. Kita berpikir berhala hanya dimiliki oleh orang-orang zaman Perjanjian Lama. Begitu juga orang Farisi dan ahli Taurat, mereka sudah merasa menyembah Allah yang benar. Namun Yesus menegaskan jika Bapa mereka adalah Allah Yahweh maka mereka tidak mungkin menolak-Nya. Jika bapa mereka adalah Abraham maka tidak mungkin mereka mau membunuh-Nya. Yesus berkata bapa mereka adalah iblis. Ternyata menyembah allah yang keliru adalah sama dengan menyembah berhala. Bangsa Israel berpikir sudah menyembah allah yang benar ternyata masih memiliki berhala. Bagaimana dengan kita? Apakah allah yang kita sembah benar-benar Allah atau kita masih menyembah allah menurut gambaran kita sendiri? Alkitab begitu serius bicara mengenai berhala (Kel.23:24). Allah menegaskan supaya kita memusnahkan berhala tanpa tersisa berarti Tuhan tidak ingin ada berhala sedikit pun dalam hidup kita. Mungkin sebagai orang Reformed kita tidak lagi memikirkan soal berhala ini karena kita terlena dengan pengajaran-pengajaran yang membuai kita, misalnya: Allah tidak dipengaruhi oleh kondisi kita, Allah begitu berbelaskasihan terhadap kita orang berdosa. Hal ini membuat kita berlindung dan mengasihani diri. Seringkali pengajaran Reformed menjadi pelindung bagi kita untuk tetap menikmati dosa. Hal ini tidak benar! Tuhan ingin kita lepas sama sekali dari semua berhala. Setiap kita pasti masih punya berhala. Mungkin kita tidak memakai patung atau jimat-jimat tetapi hal lainnya. Berhala yang paling terkenal adalah harta dan uang. Ini tidak diingkari bahwa manusia hidup orientasinya uang. Bukan berarti orang tidak boleh bekerja dan mencari uang. Namun yang ditegaskan Alkitab adalah uang yang kemudian menjadi berhala. Akar segala kejahatan adalah cinta akan uang. Jadi tidak bisa diingkari bahwa uang itu berbahaya sekali. Gara-gara uang maka seseorang bisa membunuh orang lain, bisa menyangkali imannya dan mati-matian melakukan apa saja. Manusia begitu sayang dengan uang sehingga ia terlalu berat jika harus 1/3 Ringkasan Khotbah - 2 Okt'11 mengeluarkan uang demi pekerjaan Tuhan. Dapatkah orang Kristen ditipu, dihipnotis kemudian dirampok? Bisa seijin Tuhan. Mungkin Tuhan mau mendidik dan memberi pelajaran bagi kita. Ayub dicobai iblis seijin Tuhan. Kita seringkali rela ‘dirampok’ tapi memberi untuk pekerjaan Tuhan begitu berat. Mengapa kita tunggu ‘dipaksa’ Tuhan untuk memberi banyak melalui kejahatan yang terjadi dan hanya melakukan sedikit bagi pekerjaan Tuhan? Uang bukan segala-galanya tetapi bisa menjadi berhala. Berhala lain juga bisa hobi, gelar, karir, prestasi, ilmu pengetahuan, nama baik kita dan orang yang kita kasihi. Sepasang kekasih yang berpacaran bisa menjadi begitu giat melayani di gereja tetapi ketika putus langsung hilang dari gereja. Tidak ada orang yang bersih dari berhala. Apa dasarnya kita tidak boleh memiliki berhala? (Ul.6:4). Alasan pertama Allah tidak ingin kita memiliki berhala adalah karena Tuhan itu Esa (The Only One), satu-satunya Allah. Jika ada allah lain berarti kita tidak mengakui Dia sebagai Allah yang satu-satunya. Dia yang menciptakan kita. Tidak boleh ada allah lain di hadapan kita. Berhala-berhala yang ada dalam hidup kita harus dimusnahkan sama sekali. Ini juga berkaitan dengan hidup kerohanian kita yang tidak beres karena masih ada ‘berhala-berhala’ dalam hidup kita yang kita simpan. Pada saat istri Yakub menyimpan berhala itu menjadi masalah besar. Pada saat Salomo menyembah berhala juga menjadi masalah besar. Masalah berhala bukan hal yang ringan. Allah kita adalah Tuhan yang Esa yang satu-satunya patut disembah. (Kel.34:14) Allah kita adalah Allah yang cemburu. Hubungan kita dengan Allah digambarkan seperti hubungan suami istri. Pernikahan adalah gambaran yang sangat konkrit antara Allah dan umat pilihan. Siapa di antara istri-istri yang senang dinomorduakan? Apalagi suami-suami? Kita lihat di televisi bagaimana suami membunuh istrinya karena tidak ingin dinomorduakan. Ini gambaran cemburu. Memang ini bukan gambaran yang benar. Namun analoginya adalah tidak ada suami atau istri yang ingin dinomorduakan, apalagi Allah! Patutkah kita menomorduakan Allah? Benar-benar kurang ajar. Namun Tuhan kita benar-benar Mahasabar. Jika Allah kita seperti suami yang membunuh istrinya karena cemburu, maka kita pasti sudah dibabat habis. Puji Tuhan kita memiliki Allah yang Mahaampun dan panjang sabar. Bukan berarti kemudian kita dapat berbuat semau sendiri. (Ul.8:19) Peringatan Allah bagi bangsa Israel yang menyembah berhala sangat serius. Namun mungkin kita berpikir hidup kita selama ini aman-aman saja. Hati-hati! Jika kita berada dalam keadaan semua baik-baik saja, kita harus waspada. Mungkin itu saat di mana kita memiliki berhala lain dan kita sudah beribadah kepada allah lain. Berhala lain yang sulit sekali ditaklukkan itu adalah si ‘aku’. (Roma 14:7-9) Alasan terakhir mengapa kita harus menyembah Dia saja dan bukan yang lain 2/3 Ringkasan Khotbah - 2 Okt'11 adalah karena Dia sudah menebus kita dari hidup kita yang sia-sia. Tidak ada orang yang boleh hidup untuk dirinya sendiri. Jika seseorang hidup, hidup untuk Tuhan. Jika mati, mati untuk Tuhan. Kristus sudah mati dan bangkit kembali supaya Ia menjadi Tuhan baik atas orang-orang hidup maupun atas orang-orang mati. Jadi solusinya bagaimana? Pertama, test dahulu berhala apa yang ada dalam hidup kita. Bagaimana caranya? Tanyalah pada diri kita: Apa yang paling kita sayangi saat ini dan bagaimana jika hal itu diambil oleh Tuhan? Relakah kita dan tetap mengatakan Tuhan tetap yang nomor satu? Jika anak kita diambil Tuhan bagaimana; atau suami istri kita atau gelar, prestasi, gelar dan ke’aku’an kita, bagaimana? Jika hidup kita diambil Tuhan bagaimana? Jika hobi kita dimusnahkan Tuhan bagaimana? Inilah ujian bagi kita. Kita harus belajar melepaskan berhala. Ini proses tetapi tekad mau menyembah Allah yang satu-satunya harus menjadi semangat kita. kita harus belajar mengutamakan Tuhan di atas segala-galanya. Solusinya adalah tinggalkan berhala! Tidak ada jalan lain. Tidak ada tawar menawar dengan Allah. Mari minta Tuhan yang memberi kekuatan pada kita. Jangan kita memberi persembahan pada Allah hanya waktu kita ditolong oleh Tuhan. Alasan kita perlu memberi persembahan adalah karena Yesus Kristus sudah mati untuk kita dan mengangkat kita dari maut dan kebinasaan. Kita melakukan sesuatu bukan karena nazar-nazar untuk kepentingan diri. Kita melakukan sesuatu karena Yesus Kristus sudah mati dan menebus hidup kita. Hanya Dia yang patut dimuliakan. Dia adalah Allah yang cemburu dan tidak ingin dinomorduakan. Mari kita menyembah Dia satu-satunya Allah yang hidup dan membuang berhala dari hidup kita. Mari kita mengutamakan dan memuliakan Tuhan. (Belum diperiksa oleh Pengkotbah - VP) 3/3