Perilaku Konsumen

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Framework
Manajemen Pemasaran
Strategi Pemasaran
Integrated Marketing
Communication






Brand Strategy



Advertising
Sales Promotion
Events and
Experience
Public Relation
Direct Selling
Personal Selling
Perilaku Konsumen
Purchase Intention
1
Brand
Branding Management
Brand Awareness
2
2.2
Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran menurut (Kotler & Armstrong, Principles of
Marketing, Twelfth Edition, 2008) adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan
membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu sendiri.
Tujuannya adalah menemukan, menarik, mempertahankan dan menumbuhkan
pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan dan mengkomunikasikan
keunggulan nilai bagi pelanggan.
Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu
menegement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sejauh ini memang
belum ada kata yang mapan dan diterima secara universal sehingga pengertiannya
untuk masing – masing para ahli masih memiliki banyak perbedaan. Jadi pengertian
pemasaran menurut definisi dari segi social, maka marketing adalah proses social
dimana terjadinya sebuah proses yang dilakukan oleh seorang individu atau
organisasi dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka membuat,
menawarkan, dan bertukar produk dan jasa sesuai dengan apa yang mereka butuhkan
dan yang memiliki nilai. Sedangkan dilihat dari segi manajerial maka marketing
adalah seni daripada menjual produk dan jasa.
Manajemen pemasaran menurut (Kotler & Armstrong, Principles of
Marketing, Fourteenth Edition, 2012) adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran
dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan mereka.
Pemasaran menurut Fandy Tjiptono (2008:5) adalah merupakan fungsi yang
memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan
hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan ekternal. Pemasaran
bertujuan untuk menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk dan jasa yang
ditawarkan, oleh karena itu pemasaran memainkan strategi yang sangat penting
dalam pengembangan strategi,
Kotler dan Keller (2009:36) mengemukakan inti dari pemasaran adalah
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sasaran dari bisnis adalah
mengantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba. Untuk penciptaan dan
menghantarkan nilai dapat meliputi fase memilih nilai, fase menyediakan nilai, fase
mengkomunikasikan nilai.
3
Menurut American Marketing Association adalah sebuah proses untuk
menciptakan, mengkonfirmasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan
pemegang sahamnya.
Jadi, manajemen pemasaran adalah sebuah ilmu untuk membangun hubungan
yang baik dengan para pelanggan dengan cara menawarkan atau menjual produk atau
jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Untuk mengetahui apa yang di inginkan
pelanggan mengenai produk atau jasa yang ada, maka di butuhkan Strategi
Pemasaran, agar perusahaan dapat mengetahui dan membagi pasar menjadi segmen
pelaanggan dan memilih segmen mana yang akan dituju. (Msahuleka, 2012).
2.3
Strategi Pemasaran
Definisi Strategi pemasaran menurut (Kotler & Armstrong, 2010) adalah
logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai pelanggan
dan mencapai keuntungan dengan hubungan pelanggan. Strategy pemasaran terdiri
dari empat spesifik strategis, yaitu :
1. Kekuatan / Strengths
Kemampuan internal perusahaan yang membantu mencapai tujuannya
2. Kesempatan / Opportunities
Faktor
eksternal
bahwa
perusahaan
mungkin
dapat
memanfaatkan
keuntungan
3. Kelemahan / Weakness
Keterbatasan internal yang dapat mengganggu kemampuan perusahaan untuk
mencapai tujuannya
4. Ancaman / Threats
Faktor eksternal yang dapat merusak atau menentang kinerja perusahaan
Menurut (Cannon, Perreault, & McCarthy, 2008), strategi pemasaran yang
efektif akan menyesuaikan peluang dengan sumber daya perusahaan tersebut (apa
yang dapat dilakukan) dengan tujuannya (apa yang ingin dilakukan oleh manajemen
puncak). Strategi yang sukses dimulai ketika seorang manajer yang kreatif
menemukan suatu peluang pasar yang menarik, namun peluang untuk suatu
perusahaan bisa jadi tidak menarik untuk perusahaan lain.
4
Untuk merancang strategi pemasaran yang baik, manajer pemasaran harus
menjawab dua pertanyaan penting : pelanggan apa yang akan kita layani (apa target
pasar kita ?) dan bagaimana cara terbaik kita dalam melayani para pelanggan ini
(Kotler & Armstrong, Principles of Marketing, Twelfth Edition, 2008)
Menurut (Kotler & Armstrong, Principles Of Marketing, Eleventh Edition,
2006) strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk
mencapai tujuan pemasaran. Melalui segmentasi pasar, targeting dan positioning,
perusahaan
memutuskan
pelanggan
yang
akan
dilayani
dan
bagaimana
mengidentifikasikan total pasar, kemudian membagi menjadi segmen yang lebih
kecil.
Menurut Tjiptono (2002, 6) : “Strategi Pemasaran adalah alat fundamental
yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program
pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi
pemasaran didasarkan atas lima konsep strategi sebagai berikut :
1. Segmentasi Pasar
Tiap pasar terdiri dari bermacam – macam pembeli yang
mempunyai kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Perusahaan tidak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli, karena itu,
perusahaan harus mengelompokkan satuan – satuan pasar yang bersifat
homogen
2. Market Positioning
Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara
keseluruhan,
maka prinsip strategi pemasaran yang ke dua adalah
memilih pola spesifik pasar perusahaan yang akan memberikan
kesempatan
maksimum
kepada
perusahaan
untuk
mendapatkan
kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih
segmen pasar yang akan menghasilkan penjualan dan laba paling besar.
Segmen pasar semacam ini memiliki empat karateristik yaitu :

Berukuran cukup besar

Mempunyai potensi untuk berkembang luas

Tidak memiliki atau dipenuhi oleh perusahaan saingan
5

Mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi, yang mana
kebutuhan tersebut dapat dipuaskan oleh perusahaan yang
memilih segmen pasar tersebut
3. Market Entry Strategy
Market Entry Strategy adalah strategi perusahaan untuk memasuki
segmen pasar yang dijadikan pasar sasaran penjualan. Terdapat beberapa
cara agar dapat dilakukan strategi ini, yaitu :

Membeli perusahaan lain

Perusahaan pembeli tidak mengetahui tentang seluk beluk industry
dan perusahaan yang dibeli

Sangat menguntungkan untuk secepat mungkin memasuki segmen
pasar yang dikuasai perusahaan yang dibeli

Perusahaan menghadapi macam – macam penghalang untuk
memasuki segmen pasar yang bersangkutan melalui internal
development, misalnyua patent, economies of scale, saluran
distribusi yang sulit dimasuki, biaya iklan yang mahal atau
kesulitan bahan mentah

Internal development, perusahaan lebih suka berkembang melalui
usaha sendiri yaitu melalui research dan development karena
berpendirian bahwa hanya dengan cara inilah kepempimpinan
dalam industry bisa dapat dicapai

Kerjasama dengan perusahaan lain
4. Marketing Mix Strategy
Marketing mix strategy adalah kumpulan variable – variable yang
dapat
dipergunakan
perusahaan
untuk
mempengaruhi
tanggapan
konsumen. Variable – variable yang dapat mempengaruhi pembeli adalah
7P (product, price, place, promotion, people, process dan physical
evidence) :

Product, walaupun promosi yang dilakukan sangat
menarik, namun jika tidak diikuti dengan produk yang
bermutu makan akan usaha marketing mix ini tidak dapat
berhasil
6

Price, yang perlu diperhatikan dalam harga adalah tujuan
dan fleksibilitas. Tingkata pada keseluruhan hidup produk,
masalah geografis, diskon, penambahan dan pengurangan
harga.

Place, dibutuhkan perantara yang baik, karena perantara
tersebut akan berhubungan dengan konsumen. Seperti
tujuan, jenis aluran, paparan pasar, jenis perantaraan, dan
lokasi toko yang jelas.

Promotion, ada produt tentu harus diiringi dengan
promotion, karena product dan promotion merupakan
kunci sukses pemasaran, kombinasi promosi adalah
Tujuan, Campuran Promosi, Kegiatan Periklanan, Promosi
Penjualan, Publisitas, Price atau harga

People, faktor manusia baik yang terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam aktivitas penyampaian
produk di pasaran tidak bisa di hiraukan, peranan mereka
sangat penting guna untuk menjalankan segala aktivitas
yang berkaitan.

Proses, arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap
aktivitas merupakan elemen yang akan menentukan
kejayaan dan kemajuan pemasaran

Physical
Evidence,
pengupayaan
industry
dalam
penyampaian haruslah disesuaikan dengan sekitar pasaran,
karena dengan hal tersebut pemasar dapat meningkatkan
lagi keterkesanan dalam berkomunikasi dan melaksanakan
penyampaian produk kepada konsumen / sasaran.
5. Timing strategy
Penentuan yang tepat dalam memasarkan barang merupakan hal
yang perlu diperhatikan. Merskipun perusahaan melihat adanya
kesempatan baik menetapkan objektif dan menyusun strategy pemasaran,
ini tidaklah berarti bahwa perusahaan dapat segera memulai kegiatan
pemasaran. Perusahaan harus lebih dahulu melakukan persiapan –
persiapan baik dibidang produksi maupun dibidang pemasaran, kemudian
7
perusahaan juga harus menentukan saat yang tepat bagi pelemparan
barang dan jasa ke pasar. “(Radiosunu, 1983, 31-34)
Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah
pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi
persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agara dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Jadi dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan
perusahaan haruslah terlebih dahulu melihat dan kondisi pasar serta menilai
posisinya di pasar. Dengan mengetahui keadaan dan situasi serta posisinya di pasar
dapat ditentukan kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan.
Sedangkan menurut Guiltian dan Paul, strategi pemasaran adalah pernyataan
pokok mengenai dampak atau akibat yang diharapkan akan dicapai dalam hal
permintaan pada target pasar yang ditentukan
2.3.1
5 konsep dalam pengembangan Strategi Pemasaran
Terdapat 5 konsep pengembangan Strategi Pemasaran, yaitu :
1. Segmentasi pasar
Syarat segmentasi pasara yang efektif adalah :

Dapat di ukur (Measurability)

Dapat di masuki (Accessibility)

Cukup besar (Substantiality)

Dapat di tindak-lanjuti (Actionability)
2. Positioning Pasar
Memilih pola konsentrasi pasar khusus, yang memberikan peluang
maksimum untuk mencapai tujuan.
3. Strategi memasuki pasar
Metode manjangkau segmen pasar sasaran :

Membeli perusahaan lain yang sudah jalan

Kerja sama dengan perusahaan lain
4. Strategi penentuan waktu
Penentuan waktu yang tepat untuk melaksanakan program pemasaran sangat
penting bagi perusahan, tidak terlalu cepat tidak juga terlalu lama.
5. Strategi bauran pemasaran
8
Menetapkan bentuk penawaran pada segmen tertentu mencakup :

Kebijakan produk

Kebijakan harga

Kebijakan distribusi

Kebijakan promosi
Jadi di dalam strategi pemasaran peneliti mendapat kan dua teori yang saling
berkaitan yaitu Integrated Marketing Communication dan Brand Strategy, karena di
dalam strategy pemasaran di bahas bagaimana sebuah perusahaan harus bertindak
dalam upaya mempromosikan produk baru nya. Di kutip dari (theonebluesea).
2.4
Integrated Marketing Communications
Menurut
(Chitty,
Barker,
&
Shimp,
2005),
Integrated
Marketing
Communications adalah sebuah proses komunikasi yang memerlukan perencanaan,
menciptakan, integrasi dan implementasi dalam bentuk keragaman komunikasi
pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, personal selling, sponsorships dan
publisitas yang di kirim ke pelanggan dan prospes yang ditargetkan merek dari waktu
ke waktu. Tahap pertama dari proses IMC membutuhkan pemasar untuk profil
segmen pelanggan / calon pelanggan, kemudian untukmenentukan jenis pesan apa
dan
saluran
terbaik
apa
yang
akan
digunakan
untuk
mencapai
tujuan
menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan mendorong tindakan dari segmen
pasar. Tujuan IMC adalah untuk secara langsung mempengaruhi perilaku khalayak
yang ditargetkan. IMC terdiri dari semua saluran pesan melalui pelanggan / calon
pelanggan memiliki kontak dengan merek, dan memanfaatkan semua jenis
komunikasi yang relevan dengan pelanggan / prospek. IMC mensyaratkan bahwa
semua media komunikasi merek dan pesan yang di sampaikan secara konsisten.
2.4.1 Key Features of IMC
Terdapat 5 kunci dasar yang di sediakan IMC :
1. Mencari tau identitas pasar yang dituju
Fitur kunci ini adalah semua harus dimulai dari profil segmen
pelanggan, atau calon pelanggan, kemudian menentukan pesan dan
media yang paling tepat untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan pelanggan dan prospek untuk merespon positif
9
terhadap
merek
organisasi.
Profil
target
pasar
melibatkan
pengumpulan data demografi, menentukan nilai dan lifestyle merek
dan menganalisis perilaku pembelian mereka untuk menjawab
pertanyaan berikut :

Berapa banyak produk yang target pasar beli ?

Seberapa sering mereka membeli ?

Produk mana yang mereka beli
2. Menggunakan media yang sesuai
IMC menggunakan semua bentuk komunikasi pemasaran dan media
yang tepat sebagai calon saluran pengiriman pesan. Media yang
relevan adalah media pesan apapun yang mampu mencapai target
pelanggan dan menyajikan merek.
3. Memberikan informasi yang dibutuhkan pasar
Ide kunci merangkum merek apa yang ada dalam benak target pasar,
di bandingkan dengan pesaingnya dan secara konsisten memberikan
ide yang sama di semua saluran media yang ada.
4. Membangun hubungan dengan konsumen
Sebuah komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan hubungan
yang baik antara merek dan kostumer. Hubungan dengan costumer
yang sukses akan membuat kostumer melalukan pembelian kembali
dan loyalty kepada merek tersebut.
5. Influence the target market’s behaviour
Imc mensyaratkan bahwa upaya komunikasi organisasi mendorong
beberapa bentuk respon perilaku, yaitu mereka harus memindahkan
consumer untuk bertindak, dalam program IMC akhirnya di evaluasi
hal apakah yang mempengaruhi perilaku, sebelum membeli sebuah
merek baru. Konsumen umumnya harus dibuat sadar dengan merek
dan manfaatnya, kemudia di dorong oleh pesan pemasaran persuasive
untuk mengembangkan sikat yang menguntungkan terhadap itu.
10
2.4.2 Marketing Mix dalam IMC
Marketing Mix menurut Kotler dan Keller (2006:496), terdiri dari :
1. Advertising
Semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide, barang dan jasa
yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
2. Sales Promotion
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendoro keinginan mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa
3. Events and Experience
Kegiatan pemberian sponsor dan perubahaan dan program yang dibuat untuk
menciptakan merek yang biasa saja atau merek yang special
4. Public relation and Publicity
Berbagai program untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan
atau masing – masing produknya.
5. Direct selling
Penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail dan alat penghubung non
personal untuk berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu
6. Personal selling
Interaksi langsung dengan satu pembeli atau lebih guna melakukan
presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesan
Pengertian IMC (Integrated Marketing Communication) menurut (Moriarty,
Mitchell, & Wells, Advertising, Edisi ke Delapan, 2011) adalah praktik memadukan
semua upaya komunikasi pemasaran sehingga pesan yang dikiriim tetap konsisten
dan persuasive. Ketika berbagai macam komunikasi pemasaran dan media
dkombinasikan, kombinasi ini harusnya menciptakan dampak brand, dengan
menambah dan mengurangi elemen – elemen dalam kampanye, perubahan –
perubahan dalam hasil brand dapat menunjukkan efeknya dan membantu
menunjukkan kombinasi fungsi komunikasi pemasaran dan media yang seperti apa
yang paling bagus untuk brand
11
Ada beberapa definisi IMC yang terkemuka menurut (Yeshin, 2006) :
1. Pengetahuan tentang kepentingan organisasi, yang diperoleh melalui interaksi
dengan pihak dua arah
2. Pemilihan alat komunikasi yang mempromosikan pencapaian tujuan
komunikasi, dalam kaitannya dengan sumber daya organisasi dan
menguntungkan bagi penerima yang dimaksud
3. Koordinasi strategis berbagai alat komunikasi dengan cara yang konsisten
dengan brand positioning dan memaksimalkan efek yang sinergis sehingga
membangun merek yang kuat dan hubungan baik dengan stakeholder
4. Penggunaan yang tepat, tepat waktu dan evaluasi data-driven dan
perencanaan untuk menentukan proses efektifitas
5. Hubungan antar fungsional dan antar organisasi yang kuat dengan mereka
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kampanye komunikasi
pemasaran.
6. Dampak pada hubungan pelanggan, ekuitas merek dan penjualan.
Pengertian IMC (Integrated Marketing Communication) menurut American
Association of Advertising Agencies dalam (Belch & Belch, 2012) : konsep
perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari rencana
komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai ilmu komunikasi
2.5
Advertising
Pengertian advertising menurut (Moriarty, Mitchell, & Wells, 2011) adalah
bentuk komunikasi yang kompleks yang beroperasi untuk mengejar tujuan dan
menggunakan strategi untuk mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan
konsumen. Advertising mengacu kepada jenis komunikasi pemasaran yang
merupakan istilah umum yang mengacu kepada semua bentuk teknik komunikasi
yang digunakan pemasar untuk menjangkau konsumennya dan menyampaikan
pesannya.
Menurut Wende Zomnir dalam buku Advertising edisi kedelapan, advertising
juga berkaitan dengan kreativitas, iklan berurusan dengan gagasan besar dan kreatif,
ide – ide yang dating dari semangat dan kecintaan akan bisnis dan brand. Definisi
advertising mengandung lima faktor :
12
1. Advertising biasanya dibayar oleh pengiklan, meski beberapa bentuk iklan
seperti pengumuman layanan public dibayar melalui sumbangan atau bahkan
gratis
2. Pesannya dibayar, dan sponsornya diidentifikasi
3. Advertising umumnya menjangkau audiensi yang luas, yakni konsumen
potentsial, entah itu dari kalangan umum atau kelompok sasaran tertentu
4. Kebanyakan
advertising memberi
informasi
kepada
konsumen
dan
memberitahu mereka tentang produk atau perusahaan.
5. Pesannnya disampaikan melalui berbagai macam media massa, yang biasanya
bersifat non personal. Dengan kata lain, advertising tidak ditujukan kepada
orang spesifik, meskipun karateristik ini berubah setelah munculnya internet
dan tipe media yang lebih interaktif.
Menurut Kotler, Efektivitas Advertising terbagi 3 metode utama, yakni :
1. Metode umpan balik, dimana metode ini dilakukan dengan menanyakan
reaksi konsumen terhadap iklan yang diusulkan. Konsumen diminta
menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti : apa yang anda dapatkan dari
iklan ini ? , menrutu anda, apa yang mereka inginkan anda ketahui,
2. Metode pengujian portofolio, meminta konsumen melihat atau mendengarkan
suatu portofolio iklan dengan menggunakan waktu sebanyak yang mereka
perlukan. Konsumen kemudia diminta mengingat kembali semua iklan
tersebut dan isinya, dibantu atau tidak dibantu pewawancara. Tingkat daya
ingat mereka menunjukkan kemampuan suatu iklan untuk menonjol dan
perannya dimengerti serta diingat.
3. Meto pengujian laboratorium, menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi
fisiologi detak jantung, tekanan darah, pelebaran bola mata, respons kulit
tubuh, keluarnya keringat terhadap iklan. Atau konsumen mungkin akan
diminta menekan tombol untuk menunjukkan kesukaan atau ketertarikan
mereka dari waktu ke waktu pada saat melihat bahan yang ditampilkan
berurutan.
13
2.5.1
Empat komponen Advertising
Menurut (Moriarty, Mitchell, & Wells, 2011) terdapat empat komponen
Advertising, yaitu :
1. Strategi advertising, adalah logika dan perencanaan di balik iklan,
strategi memberikan arah dan focus. Pengiklan membuat iklan untuk
memenuhi tujuan tertentu, dan dengan cermat mengarahkan iklan
untuk audiensi, menciptakan pesan yang relevan dengan perhatian
audiensi, dan menayangkan iklan itu di medi
2. Ide kreatif. Konsep nya adalah ide sentral ikaln yang akan menarik
perhatian
konsumen
dan
akan
selalu
diingat.
Kata
kreatif
dideskripsikan aspek penting yang menggerakkan seluruh bidang
advertising
3. Pelaksanaan Kreatif. Iklan yang efektif juga perlu dieksekusi dengan
baik, memperhatikan detail – detail seperti, fotografi, tulisan,
penampilan
lokasi
penempatan
iklan,
pencetakan,
dan
cara
penggambaran produk mesti merefleksikan nilai dan manfaat tertinggi
dari produk itu.
4. Perencanaan
dan
pembelian
media,
setiap
pesan
harus
disampaikan, apapun caranya. Penentuan cara menyampaikan pesan
terkadang butuh kreativitas dan gagasan besar
2.5.2
Peran Advertising
Empat peran advertising menurut (Moriarty, Mitchell, & Wells, 2011) dalam
dunia bisnis dan masyarakat :
1. Peran marketing
Proses bisnis ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan menyediakan barang dan jasa dinamakan
pemasaran atau marketing, departemen pemasaran atau manajer pemasaran
bertanggung jawab atas penjualan produk perusahaan, yang dapat berupa
barang, jasa, atau ide. Produk juga diidentifikasikan berdasarkan kategori
produknya,
14
2. Peran komunikasi
Dalam peran ini, advertising adalah sebentuk komunikasi, yang
merupakan pesan tentang suatu produk yang disampaikan kepada konsumen.
Advertising akan menarik perhatian, member informasi dan terkadang sedikit
menghibur dan dimaksudkan untuk menimbulkan response.
3. Peran ekonomi
Kontribusi ekonomi dari advertising berasal dari keunggulannya
sebagai alat pemasaran missal. Semakin banyak orang tahu tentang suatu
produk, semakin tinggi penjualannya, dan semakin tinggi level penjualannya
akan semakin murah harga produknya. Dengan kata lain, sebagian besar
ekonomi berpendapat bahwa, karena ikllan menjangkau kelompok konsumen
yang sangat banyak, makan iklan membuat biaya pemasaran lebih hemat,
sehingga dapat menurunkan harga untuk konsumen
4. Peran kemasyarakatan
Advertising juga memiliki peran social. Selain member informasi
tentang produk baru, advertising juga mencerminkan tren fesyen dan desain
dan memperkaya wawasan estetika kita. Advertising juga punya pesan
edukasional karena ia mengajarkan kepada kita tentang produk baru dan
kegunaannya. Iklan membantu kita membentuk citra diri kita sendiri melalui
identifikasi kita pada model iklan.
2.5.3 Tipe advertising
Terdapat tujuh tipe advertising yang di identifikasikan menurut (Moriarty,
Mitchell, & Wells, 2011), yaitu
1. Brand.
Tipe advertising yang paling jelas adalah iklan brand atau iklan
konsumen nasional.
2. Retail atau iklan local.
Banyak iklan yang ditujukan untuk retailer atau pabrikan yang
menjual barang di area tertentu. Dalam kasus retail advertising, isi pesannya
adalah fakta tentang produk yang tersedia di took local. Focus tujuannya
adalah memicu pembelian di took dan menciptakan citra retailer yang khas
15
3. Direct-response advertising.
Jenis
upaya
iklan
ini
dapat
menggunakan
semua
medium
iklan,termasuk surat (direct mail), tetapi pesanna berbeda dengan advertising
nasional dan retail. Iklan ini berusaha memicu penjualan langsung.
4. Business-to-business advertising
Iklan b2b ini adalah komunikasi pemasaran yang dikirim dari satu
usaha ke usaha lain. Di dalamnya mencakup pesan kepada perusahan yang
mendistribusikan produk dan pembeli industrial dan professional.
5. Advertising institusional
Pesannya focus untuk membangun identitas korporat atau menarik
perhatian public pada pendapat organisasi.
6. Advertising nirlaba
Organisasi nirlaba seperti badan amal, yayasan, asosiasi,rumah sakit
dalam bentuk donasi atau program partisipasi lainnya.
7. Iklan layanan public.
Iklan ini mengomunikasikan pesan untuk kebaikan bersama, seperti
iklan larangan menyetir dalam kondisi mabuk atau pencegahan kekerasan
terhadap anak.
2.5.4
Dimensi advertising
Dimensi advertising menurut Darmadi Durianto (2003) adalah :
1. Empathy
Memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek.
Empati
merupakan
keadaan
menta
yang
membuat
seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau
fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
2. Persusasive
Persuasive menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan
untuk meningkatkan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga
pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap
keinginan konsumen untuk memberili serta memperoleh kemampuan suatu
iklan dalam mengembangankan daya tarik suatu merek.
16
3. Impact
Impact merupakan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol
dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan
mampu melibatkan konsumen dalam suatu pesan yang disampaikan.
Damapak yang diinginkan hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk
yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan konsumen dengan
produk dan atau proses pemilihan.
4. Communication
Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen
dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen,
serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan
kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil
yang merupakan permasalahan komunikasi.
Menurut Jurnal Faela Sufam Bambang Munas, sebuah iklan yang efektif
tidak hanya mencakup kandungan informative atas barang yang ditawarkan saja,
melainkan suatu pesan yang dapat menarik perhatian pemirsa (Wahyu, 2010).
Puspitasari (2010) mengungkapkan bahwa pesan yang dikemas dengan menarik akan
lebih efektif untuk membuat konsumen melakukan keputusan pembelian, ketika
perhatian pemirsa tertuju kepada iklan tersebut maka pesan – pesan iklan yang
tertuang dalam iklan tersampaikan kepada pemirsa, sehingga pemirsa dapat
mengethui produk yang ditawarkan.
Simpulan dari peneliti bahwa, Advertising adalah suatu alat / cara yang membantu
perusahaan atau seseorang untuk menyebarluaskan informasi mengenai produk yang
akan dijual tanpa harus bertemu dengan pembeli secara langsung.
2.6
Event marketing
Event marketing adalah bentuk promosi dan publikasi terhadap masyarakat
luas maupun konsumen. Lewat penyelenggara event, perusahaan ataupun brand
dapat melakukan komunikasi langsung dengan masyarakat dan konsumen.
Menurut Duncan (2005:14), event marketing adalah suatu bentuk promosi
merek dengan cara memberikan bantuan keuangan atau yang bersifat mendukung
dari sebuah organisasi, perorangan, atau kegiatan yang menghubungkan suatu merek
17
dengan kegiatan olahraga, hiburan, social yang menimbulkan ketertarikan yang
tinggi dengan memberikan timbal balik untuk mengiklankan perusahaan.
Manfaat penyediaan event marketing adalah bahwa dana sponsor yang telah
dikeluarkan dengan sendirinya kembali ke perusahaan dalam jumlah yang berlipat
ganda. Potensi keungan, baik langsung maupun tidak langsung dan penyediaan
sponsor memang cukup besar sehingga begitu banyak perusahaan yang bahkan
bersedia mengalokasikan dana khusus untuk event marketing.
Alasan – alasan penyediaan event marketing menurut Jefkins (2004:267):
1. Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan melalui publikasi nama serta
produk – produk perusahaan yang seluas – luasnya oleh media massa yang
meliputi acara yang diberi sponsor itu
2. Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran
3. Untuk memperlihatkan niat baik organisasi ataupun perusahaan guna
melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
2.6.1
Fungsi Event Marketing
Fungsi – fungsi event marketing, yaitu :
1. Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek
2. Untuk menarik pelanggan pesaing (brand switching)
3. Menunjukkan kelebihan dibandingkan competitor
4. Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan
5. Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan
2.6.2
Event Trade Show
Menurut (Keegan & Green, Global Marketing, Seventh Edition, 2013) trade
show adalah pertemuan perwakilan perusahaan yang diorganisir melalui produk,
kelompok produk atau industry dimana perusahaan tersebut dapat bertemu
dengan
calon pelanggan dan mengumpulkan keunggulan atau kelemahan pesaing.
Defisini trade show adalah sebuah pameran bagi perusahaan dalam industry
tertentu untuk menampilkan dan menunjukkan produk baru dan layanan mereka.
Umumnya pameran dagang tidak terbuka untuk umum dan hanya dapat dihadiri oleh
perwakilan perusahaan dan agnggota pers. Juga, sebuah pameran usaha waralaba
yang menawarkan dan atau paket peluang bisnis untuk dijual.
18
2.6.3 Manfaat dan Tujuan Event Trade Show
Manfaat pameran dagang menurut exhibitvision.com, website yang
berkonsentrasi dalam pengembangan sebuah pameran dagang adalah :
1. Para pengunjung biasanya datang untuk mencari produk baru dan ini
merupakan kesempatan bagi para penjual untuk menginklankan dan menjual
produk merek
2. Penjual dapat dengan mudah memberikan sampel dan meningkatkan
kesadaran produk dan bahkan meningkatkan penjualan
3. Penjual juga dapat memberikan hadiah untuk orang – orang yang mengetahui
informasi tentang produk sebagai bentuk apresiasi dari pengetahuan tentang
produk penjual
4. Penjual dapat melakukan demonstrasi produk dan penjualan selama pameran.
5. Penjual dapat memanfaatkan kontak dari pengunjung dan menulis email
mereka sebagai cara untuk berkomunikasi dengan calon pembeli.
Menurut Donald G. Purdy, contributor Business Review sebuah perusahaan yang
mengikuti pameran dagang harus menetapkan apa yang ingin dicapai di acara itu,
jika penjual tidak menetapkan tujuan, sulit untuk mengukur efektivitas pameran
dagang tersebut. Namun beberapa tujuan yang lebih umum yang ingin dicapai
sebuah perusahaan yang mengikuti pameran dagang adalah :
1. Memperkenalkan produk baru
2. Memasuki pasar baru
3. Mempromosikan merek atau citra perusahaan
4. Merekrut distributor
5. Memimpin penjualan
6. Melakukan penelitian dan memberikan pendidikan penonton
Menurut K. Hansen (2004) bahwa ada beberapa karateristik atau faktor
yang bisa membentuk atau menentukan keefektvitasan dari kinerja pameran
perdagangan tersebut. Faktor – faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
19

Aktivitas yang berhubungan dengan penjualan (Sales Related
Activities)
Segala aktivitas yang berhubungan dengan penjualan baik sebelum
ataupun sesudah pameran dagang dilaksanakan

Aktivitas pengumpulan informasi (Information Gathering Activities)
Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan informasi
tentang pesaing, pelanggan, trends pada industry saat ini

Aktivitas pembangunan citra perusahaan (Image Building Activities)
Segala
aktivitas
yang
dilaksanakan
dalam
usahanya
untuk
membangun citra tentang perusahaan dan reputasinya. Tujuan lainnya
adalah untuk membangun ketertarikan dan juga kesadaran para
pengunjung akan produk yang ditawarkan. Aktivitas ini merupakan
alat bagi komunikasi pemasaran perusahaan dalam usahanya untuk
meningkatkan penjualan secara tidak langsung.

Aktivitas pembangunan hubungan (Relationship Building Activities)
Segala aktivitas yang berhubungan dengan usaha perusahaan untuk
membina dan menjaga hubungan perusahaan dengan pelanggan yang
sudah ada maupun menciptakan hubungan dengan pelanggan baru

Aktivitas motivasi (Motivation Activities)
Segala aktivitas yang bertujuan untuk menjaga motivasi para
karyawan penjaga stand pameran agar tetap semangat bekerja
melayani pelaanggan
2.6.4
Indikator Event Trade Show
Menurut Ling-Yee (2008, P38), proses pameran meliputi kegiatan promosi
pra-pameran yang menunjuk ke keputusan penyelenggara pameran untuk
mengundang pelanggan untuk mengunjungi stand mereka dalam pameran melalui
telepon, surat, halaman iklan dalam majalah pameran, dan lainnya. Penjualan
sewaktu pameran menunjuk ke usaha penjual dalam mendekati pengunjung dengan
mendengari kebutuhan pelanggan, merangsang ketertarikan pelanggan, dan
menangani penyelidikan produk.
20
Berdasarkan pendapat Ling-Yee (2008, p41) proses pameran dapat diukur
dengan indicator – indicator berikut :
Dimensi
Promosi
Indikator
Pra-

Pameran
Manajer
pameran
mempromosikan
pameran
dengan
mendistribusikan materi publisitas ke surat kabar dagang.

Manajer pameran mempromosikan pameran dengan memasang
iklan billboard

Manajer pameran mempromosikan pameran dengan memasang
iklan cetak di majalah

Manajer pameran mempromosikan pameran dengan menyediakan
seminar di pameran

Manajer pameran mempromosikan pameran dengan memasukkan
nama perusahaan ke cetakan penyelenggara

Manajer pameran mempromosikan pameran dengan hadiah dan
barang promosi

Manajer pameran mempromosikan pameran dengan memasukkan
logo perusahaan ke dalam peta lokasi pameran

Manajer pameran mempromosikan pameran dengan meminta agen
local mengundang pengunjung yang berpotensi
Penjualan

sewaktu
pameran
Staff pameran dapat mendengarkan pengunjung pameran dengan
teliti

Staff pameran memiliki pengalaman penjualan

Staff pameran dapat menangani pertanyaan tentang produk yang
ada

Staff pameran dapat menjawab pertanyaan tentang produk baru

Staff pameran memiliki kepribadian yang bersosialisasi

Staff pameran memiliki pengetahuan tentang operasi departemen
lain

Staff pameran memiliki pengalaman pameran lain.

Staff pameran dapat menimbulkan ketertarikan pengunjung
terhadap produk
Sumber Ling-Yee (2008)
21
Event Trade Show yang besar dan menarik tidak hanya menarik sejumlah orang –
orang yang memiliki keluarga untuk menghias cat mereka, namun juga dapat
menarik para pebisnis besar sehingga memberikan peluang untuk bekerja sama
dengan mereka. Serta, Event Trade Show ingin mendapatkan penjualan besar dan
membuat kerja sama yang lama (Business Relationship), dan para Exhibitor bias
mempresentasikan produknya dihadapan calon buyer.
Peneliti menyimpulkan bahwa, Event Trade Show adalah sebuah bentuk kegiatan /
pameran yang dilakukan oleh sebuah perusahaan / organizer dalam rangka untuk
mendemonstrasikan produk – produk yang dimilikinya kepada para pembeli.
2.7
Brand Strategy
Lima strategy merek menurut Kotler (2000) :
1. Lakukan perluasan lini.
Perluasan lini dapat dilakukan para pelaku usaha dengan cara
menambahkan varian baru pada produk mereka. Hal ini sengaja dilakukan
untuk memperluas target pasar yang mereka bidih dan menguatkan merek
tersebut di kalangan masyarakat luas.
2. Perluasan Merek (Brand Extension)
Strategi ini sering dilakukan beberapa perusahaan besar untuk
menguasai pasar. Dengan cara memanfaatkan merek yang sudah dikenal
banyak orang, sehingga ketika mengeluarkan produk baru dapat menjangkau
pangsa pasar yang lebih luas.
3. Gunakan strategi multi-merek
Selain menambahkan varian pada produk, salah satu strategi lainnya
adalah menggunakan tambahan merek untuk kategori produk yang sama.
Strategi ini dilakukan untuk menarik minat konsumen dari berbagai kalangan
4. Luncurkan merek baru
Jika sebuah perusahaan meluncurkan merek baru dalam kategori baru,
namun tidak memungkinkan untuk menggunakan merek yang sudah ada.
Maka tidak ada salahnya jika menawarkan sebuah merek baru bagi produk
yang akan mereka luncurkan.
22
5. Gunakan merek bersama.
Menggabungkan dua atau lebih merek yang sudah terkenal dalam
sebuah penawaran.
2.7.1 Brand
Menurut Kotler (2005:82), merek merupakan janji penjual untuk secara
konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli. Merek –
merek terbaik memberikan mutu, dan merek lebih dari sekedar symbol.
Brand atau merek menurut Keller dalam Tjiptono (2005 : 19 ) adalah produk
yang mampu memberikan nilai tambahan yang secara unik membedakannya dari
produk – produk lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan serupa.
2.7.2 Tingkatan Merek
Menurut C.M Lingga Purnama (2002:119) merek mempunyai enam
tingkatan, yaitu:
1. Atribut, yaitu merek mengingatkan kepada atribut – atribut tertentu.
2. Manfaat, yaitu merek lebih dari sekedar serangkaian atribut, pelanggan tidak
membeli atribut tetapi membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional
3. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen
4. Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya tertentu
5. Kepribadian, yaitu merek juga mencerminkan kepribadian tertentu
6. Pemakai, yaitu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.
2.7.3 Peran dan Manfaat Brand
Kotler (2005:90) berpendapat bahwa merek memiliki peranan dilihat dari
sudut pandang produsen, dimana merek memiliki peranan serta kegunaan sebagai
berikut :
1. Merek memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri bila
terjadi kesalahan, di samping itu juga lebih mudah bagi produsen untuk
menemukan
kalau
menguntungkan.
ada
keluhan
dari
konsumen,
yang
setia
dan
23
2. Merek dan tanda dagang produsen memberikan perlindungan hokum atas
tampilan produk yang unik, tanpa itu produk dapat di tiru oleh pesaing.
3. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar
4. Merek yang baik membantu citra perusahaan. Dengan membawa nama
perusahaan, merek membantu menginklankan mutu dan ukuran perusahaan.
2.7.4
Branding
Branding menurut Amalia E. Maulana adalah kumpulan kegiatan komunikasi
yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan
Brand.
Branding bukan hanya tentang memenangkan hati target pasar supaya
memilih brand kita, tetapi lebih penting lagi supaya pelanggan bisa melihat brand
kita sebagai satu – satunya yang terbaik yang mampu memberikan solusi untuk
mereka.
2.7.5
Tujuan Branding
1. Mampu menyampaikan pesan dengan jelas
2. Memastikan kredibilitas
3. Mampu menghubungkan target pasar atau konsumen secara emosional
4. Mampu menggerakkan atau memotivasi konsumen
5. Memastikan terciptanya kesetiaan pelanggan.
2.7.6
Brand Awareness
Pengertian Brand Awareness adalah kemampuan seorang konsumen untuk
mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah di
rangsang dengan kata – kata kunci (Rangkuti 2004 :243)
Chiu, Kevin Kuan-Shun, Ru-Jen Lin, Maxwell K Hsu, Li-Hua Huang
(2010:112) mendefinisikan brand awareness sebagai tingkat dasar pengetahuan
merek yang melibatkan pengakuan merek dan dapat di anggap sebagai kemampuan
konsumen untuk mengenali sebuah merek dalam suatu kelompok produk atau jasa
dalam rincian yang memadai untuk melakukan pembelian
24
2.7.7 Tingkatan brand awareness
Top
of Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unaware of Brand
Tingkatan Kesadaran Merek
Sumber: Durianto, Sugiarto, dan Lie Joko Budiman (2004 : 6)
Tingkatan – tingkatan dari tiap level piramida brand awareness diambil dari
skripsi Nita yang dikutip dari Budiman (2004 : 6) dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Puncak pikiran (Top of Mind)
Merek yang pertama kali diingat oleh konsumen atau pertama kali
disebut ketika konsumen ditanya tentang suatu produk tertentu. Top of Mind
menggunakan single response question yang artinya konsumen hanya boleh
memberikan satu jawaban untuk satu pertanyaan
2. Mengingat kembali merek (Brand Recall)
Pengingat kembali merek yang dicerminkan dengan merek lain yang
diingat oleh konsumen setelah konsumen menyebutkan merek pertama.
Brand recall menggunakan multi response questions yang artinya konsumen
memberikan jawaban tanpa bantuan
25
3. Pengenalan merek (brand recognition)
Pengenalan merek dimana tingkat kesadaran konsumen terhadap suatu
merek diukur dengan diberikan bantuan dengan menyebutkan cirri – cirri dari
produk tersebut. Tingkat minimal dari kesadaran merek, konsumen dapat
mengenali suatu merek setelah peneliti menyebutkan merek tersebut.
Pertanyaan diajukan untuk mengetahui berapa banyak konsumen yang perlu
diingatkan tentang keberadaan merek tersebut.
4. Tidak menyadari merek (Unaware of Brand)
Tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana
konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
2.7.8
Nilai – nilai Brand Awareness
Peran kesadaran merek dalam membantu mrek dapat dipahami dengan
mengkaji bagaimana brand awareness menciptakan nilai (Budiman, 2004:6) yang
diambil dari skripsi Nita, nilai – nilai tersebut adalah :
1. Jangkat yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain
Suatu merek yang kesdarannya tinggi akan membantu asosiasi
melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi
sangat tinggi dibenak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh
pemasar akan sulit meekat pada merek tersebut.
2. Familiar / rasa suka
Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab
dengan merek kita, dan lama kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi
terhadap merek yang kita pasarkan.
3. Substansi / komitmen
Brand awarenss dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti
yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran atas merek
tinggi, kehadiran merek ini akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah merek
dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu :
26

Diiklankan secara luas

Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu

Jangkauan distribusi yang luas

Merek tersebut dikelola dengan baik.
Karena itu, jika kualitas dua merek adalah sama, kesadaran mrek akan
menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian
4. Mempertimbangkan merek
Proses pembelian adalah menyeleksi merek – merek yang dikenal
dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana
yang akan dibeli. Merek dengan Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai
pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingtan,
merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam benak konsumen. Biasanya
merek – merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah yang disukai
atau positif atau dibenci atau negative
2.7.9 Cara mencapai Brand Awareness
Brand awareness dapat dicapai dan ditempuh menurut skripsi Nita yang dikutip
dari Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2001) :
1. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda. Memakai
slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga konsumen dapat lebih mudah
mengingatnya.
2. Melakukan pengulangan untuk mengingat pengingatan karena membentuk
ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.
3. Perluasan nama merek dapat dipakai agai merek semakin banyak diingat
pelanggan
4. Memperbanyak promosi baik media cetak maupun elektronik
5. Menjadi sponsor suatu acara yang mendatangkan banyak penonton.
Peneliti menyimpulkan bahwa, Brand Awareness adalah tingkat kesadaran
seseorang akan suatu produk, dimana dia akan sadar secara sendiri nya mengenai
merek produk yang sedang dia butuhkan.
27
2.8
Perilaku Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2001, p195) perlaku membeli konsumen
adalah perilaku membeli dari konsumen akhir individu dan rumah tangga yang
membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Purchase Behaviour (perilaku
membeli) adalah perilaku yang mencakup dua macam pembelian : pembelian
percobaan (tahap penyelidikan dimana para konsumen berusaha menilai suatu
produk melalui pemakaian langsung) dan pembelian ulang, yang biasanya
menandakan bahwa produk tersebut memenuhi persetujuan konsumen dan bahwa
konsumen bersedia untuk memakainya lagi (Schiffman dan Kanuk, 2007, p506).
2.8.1
Empat Tipe Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2001, pp219-222), tipe perilaku pembelian
dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Perilaku membeli yang kompleks
Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan
keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan
pandangan yang signifikan antara merek satu dengan yang lain. Atau
dimana konsumen benar – benar terlibat dalam pembelian dan
mempunyai pandangan berbeda dengan merek lain.
2. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
Perilaku membeli konsumen dalam situasi bercirikan keterlibatan
konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan antara
merek – merek yang ada. Atau konsumen sangat terlibat dengan
pembelian barang, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan dengan merek –
merek lain
3. Perilaku membeli karena kebiasaan
Perlaku membeli konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan yang
dirasakan di antara merek – merek yang ada, di sini keterlibatan
konsumen dengan merek (produk) rendah dan kecil perbedaan antar
merek
4. Perilaku membeli yang mencari variasi
Perilaku
membeli
konsumen
dalam
situasi
yang
bercirikan
keterlibatan konsumen tetapi perbedaan di antara merek dianggap besar.
Dalam hal ini konsumen sering beralih dari merek satu ke merek lain.
28
2.8.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi Perilaku Pembelian
Menurut Siringoringo, 2004, pp130-131, faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian adalah :
1. Faktor – faktor pribadi
Menurut Monlee dan Carla (2007,p14) faktor pribadi adalah hal unik
pada seseorang. Banyak faktor pribadi yang mempengaruhi pembelian,
berupa karakteristik individu seperti usia, gender, dan pendapatan.
2. Faktor social
Faktor social adalah kekuatan ekternal yang mempengaruhi perilaku
pembelian individu. Hal yang paling menonjol adalah kelompok rujukan
dan status social (Monlee dan Carla, 2007, p117). Kelompok terdiri dari
satu atau lebih orang yang memberikan pengaruh langsung terhadap
pembelian, kelompok rujukan mempengaruhi pembelian seseorang
melalui informasi yang diberikan. Schiffman dan Kanuk (2007, p299)
berpendapat daya tarik selebriti dan kelonpok rujukan digunakan secara
efektif oleh pemasar untuk berkomunikasi dengan pasar merek.
3. Sikap
Monlee dan Carla (2007, p116) menyatakan sikap adalah evaluasi
berkelanjutan, perasaan dan perilaku individu terhadap objek atau
gagasan. Sikap konsumen terhadap perusahaan dan produknya sangat
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan promosi perusahaan.
2.9
Purchase intention.
Beberapa pengertian intensitas menurut (Setyawan dan Ihwan, 2004), adalah :
1. Intensitas dianggap sebagai sebuah perangkat atau perantara antara faktor –
faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku
2. Intensitas juga mengidentifikasikan seberapa jauh seorang mempunyai
kemauan untuk mencoba
3. Intensitas menunjukkan pengukuran kehendak seseorang
4. Intensitas berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.
Menurut Belch, 2004, purchase intention adalah kecenderungan untuk
membeli sebuah merek dan
secara umum berdasarkan kesesuaian antara motif
pembelian dengan atribut atau karateristik merek yang dapat dipertimbangkan.
29
Menurut Engel, Kollat, dan Blackwellyang dikutip dari Lin dan Lin (2007),
purchase intention adalah “process used to evaluate consumer decision making”.
Peter dan olson (2002) mendefinisikan purchase intention adalah “Based on
consumer attitude toward buying a brand”.
Model AIDA merupakan unsure daripada Purchase Intention seperti yang
dijelaskan oleh Kolter (2000), model AIDA terdiri dari :
1. Attention
Ketertarikan konsumen dan produk, dalam melakukan pendekatan
agar konsumen menyadari keberadaan produk dan kualitasnya.
2. Interest
Kepekaan konsumen terhadap produk, dalam tahap ini konsumen
ditumbuhkan dan diciptakan rasa ketertarikan terhadap produk tersebut.
Perusahaan berusaha agar produknya mempunyai daya tarik dalam diri
konsumen, sehingga konsumen memiliki rasa ingin tahu yang tahu dapat
menimbulkan minatnya terhadap suatu produk.
3. Desire
Keinginan konsumen untuk mencoba dan memiliki produk tersebut,
rasa ingin tahu konsumen terhadap produk tersebut diarahkan kepada minat
untuk membeli
4. Action
Tindakan konsumen untuk mengambil keputusan melakukan pembelian.
Menurut Lin dan Lin (2007), sebelum pembelian, konsumen mulai dengan
mengumpulkan informasi produk berdasarkan pengalaman pribadi dan eksternal
lingkungan. Ketika jumlah informasi mencapai tingkat tertentu, konsumen memulai
penilaian dan proses evaluasi, dan membuat keputusan pembelian setelah
perbandingan dan penilaian. Oleh karena itu, niat beli sering digunakan untuk
menganalisis perilaku konsumen dalam studi terkait.
Intense didefinisikan sebagai kemungkinan subyektif individu untuk
melakukan suatu perilaku (Gunter & Furham dalam Haryanto, 2009). Intensi terbadi
menjadi tiga jenis konstruk menurut Sonderlund dan Ohman dalam Haryanto (2009),
yaitu :
1. Intense sebagai harapan
2. Intense sebagai rencana
3. Intense sebagai keinginan
30
2.9.1 Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami level kepuasan
dan ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli.
Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian,
dan pemakaian produk pasca pembelian.
Proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller yang di
alih bahasakan oleh Benyamin Molan (2009 :235) adalah :
1. Kepuasan pasca pembelian
Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang merek
terima tentang produk. Jika kenyataan yang merek dapat ternyata berbeda
dengan yang diharapkan, maka mereaka merasa tidak puas, bila produk
tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas.
2. Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi
perilaku konsumen selanjutnya jika konsumen tersebut puas, ia akan
menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk
tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin akan membuang atau
mungkin mengembalikan produk tersebut. Pemasar dapat menggunakan
berbagai cara untuk mengurangi ketidakpuasan ini.
2.9.2 Dimensi Purchase Intention
Terdapat dua dimensi purchase intention, yaitu :
1. Kepuasan Pasca Pembelian
2. Tindakan Pasca Pembelian
31
2.10
Kerangka Pemikiran
Advertising
Brand
Awareness
Purchase Intention
Event Trade
Show
Keterangan kerangka pemikiran :
1. Apakah pengaruh Advertising yang dilakukan oleh PT. Bital Asia untuk
produk Bitacoat berpengaruh secara signifikan terhadap Purchase Intention ?
2. Apakah pengaruh Event Trade Show yang dilakukan oleh PT. Bital Asia
untuk produk Bitacoat berpengaruh secara signifikan terhadap Purchase
Intention?
3. Apakah pengaruh Brand Awareness yang dilakukan oleh PT. Bital Asia untuk
prodk Bitacoat berpengaruh secara signifikan terhadap Purchase Intention?
4. Apakah pengaruh Advertising yang dilakukan oleh PT. Bital Asia untuk
produk Bitacoat berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Awareness ?
5. Apakah pengaruh Event Trade Show yang dilakukan oleh PT. Bital Asia
untuk produk Bitacoat berpengaruh secara signifikan terhadap Brand
Awareness?
6. Apakah Adverting yang dilakukan PT. Bital Asia berpengaruh ke Brand
Awareness dan berdampak pada Purchase Intention ?
7. Apakah Event Trade Show yang dilakukan PT. Bital Asia berpengaruh ke
Brand Awareness dan berdampak pada Purchase Intention ?
8. Apakah Advertising dan Event Trade Show yang dilakukan oleh PT. Bital
Asia berpengaruh ke Brand Awareness dan berdampak pada Purchase
Intention ?
Download