DEIKSIS DALAM RUBRIK TAJUK SURAT KABAR

advertisement
DEIKSIS DALAM RUBRIK TAJUK
SURAT KABAR HALUAN
E JURNAL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
YUDIA SISKA ANGGRAINI
NIM. 09080116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2014
DEIKSIS DALAM RUBRIK TAJUK
SURAT KABAR HALUAN
Yudia Siska Anggraini1, Wirsal Chan2, Zulfitriyani3
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP
PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penguasaan deiksis penting dalam menentukan sesuai atau tidaknya tuturan seseorang
dalam konteks tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis deiksis yang
digunakan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik. Metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
deiksis dan jenis-jenisnya dalam rubrik tajuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam rubrik
tajuk terdapat kelima jenis deiksis. Deiksis yang paling banyak digunakan deiksis tempat, yaitu
sembilan puluh dua bentuk. Deiksis yang sedikit ditemukan deiksis sosial bagian penggunaan
gelar, yaitu dua bentuk deiksis. Bagian penggunaan sapaan dua puluh tujuh bentuk deiksis,
penggunaan eufemisme (kata halus) ditemukan enam belas bentuk deiksis dan deiksis waktu
ditemukan lima puluh empat bentuk deiksis. Deiksis wacana (anafora) ditemukan tujuh bentuk,
deiksis wacana (katafora) ditemukan sebanyak lima bentuk. Deiksis yang tidak ditemukan, deiksis
orang kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua (tunggal dan jamak).
Kata kunci: Deiksis, rubrik, surat kabar.
DEIKSIS DALAM RUBRIK TAJUK
SURAT KABAR HALUAN
Yudia Siska Anggraini1, Wirsal Chan2, Zulfitriyani3
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP
PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Mastery of deixis is important to determine speech someone appropriate or not based on
the context certain. The purpose of research is to describe kind of deixis that used in the editorial
of Haluan newspaper. The type of this research is qualitative research. Qualitative research is
research that produces analysis procedure does not use procedure statistical analysis. The purpose
of descriptive method to describe of deixsis and types of deixis in editorial. The result of research
is shows that in editorial there are five types of deixis in the place deixis. Deixis most widely used
is types place deixis in the place deixis there are ninety two form of deixis. Deixis that a few found
in sosial deixis on part use of degree. There are two form of deixis, the first use of greeting. In the
use of greeting there are twenty seven form of deixis. The second use of eufemisme have found
sixteen, form deixis in time deixis have found fifty four form of deixis. Anafora deixis have found
seven form of deixis. Katafora deixis have found five form of deixis. Deixis that not found is
person deixis first part of singular pronoun, second singular pronoun and usual.
Key word: Deixis, rubric, newspaper.
PENDAHULUAN
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena manusia merupakan
makhluk sosial yang selalu mengadakan komunikasi. Pragmatik salah satu bidang studi yang
menelaah bagaimana kemampuan pemakai bahasa menghubungkan dan menyerasikan kalimatkalimat sesuai konteks secara tepat dalam berkomunikasi, termasuk di dalamnya kajian tentang
deiksis yang berfungsi sebagai pengemas bahasa yang efektif dan efisien.
Deiksis merupakan suatu cara untuk mengacu ke hakikat tertentu dengan menggunakan
bahasa yang hanya dapat ditafsirkan menurut makna yang diacu oleh penutur dan dipengaruhi
situasi pembicaraan. Deiksis lebih dikenal sebagai kata ganti atau kata tunjuk dalam sebuah
tuturan langsung maupun dalam kalimat secara tertulis. Keberadaan media massa juga sangat
mempengaruhi perkembangan bahasa. Media berfungsi sebagai forum bertemunya semua
kelompok dengan sudut pandang yang berbeda-beda, contohnya media cetak seperti surat kabar.
Haluan merupakan salah satu surat kabar di kota Padang yang pertama kali didirikan oleh
Bapak H. Kasoema sejak tahun 1948 dan terbit sampai sekarang. Surat kabar ini adalah surat kabar
tertua di Indonesia yang terbit antara 1945-1950 sampai semasa revolusi kemerdekaan. Surat kabar
Haluan ini memuat sebuah rubrik yang dinamakan dengan tajuk. Rubrik ini hanya ada satu di
setiap terbitan dan selalu tercantum di halaman 5. Rubrik ini merupakan berita utama dari surat
kabar Haluan. Hal yang melatarbelakangi peneliti mengangkat judul ini karena peneliti ingin
mengetahui apa saja jenis-jenis deiksis yang digunakan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan
tersebut. Alasan peneliti mengambil surat kabar Haluan sebagai sumber data penelitian yaitu
didasari karena sangat sedikit peneliti lain yang menjadikan surat kabar ini sebagai sumber data
penelitian.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti deiksis dan jenis-jenisnya dalam rubrik
tajuk surat kabar Haluan. Deiksis-deiksis tersebut diambil dari rubrik tajuk surat kabar Haluan
edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober, dan 2 November 2013. Dalam hal menentukan sampel
atau edisi surat kabar yang akan didata peneliti menggunakan prinsip efisiensi yaitu adanya
keterbatasan sumber daya khususnya waktu, tenaga dan dana tanpa melemahkan arti penelitian itu
sendiri (Bungin, 2001:78).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2010: 6). Metode deskriptif
dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan deiksis dan jenis-jenisnya dalam sebuah
rubrik surat kabar Haluan, yaitu rubrik tajuk.
HASIL PENELITIAN
Deiksis orang yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan yang terbit tanggal
11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 tersebut beberapa di antaranya:
Emma Yohanna, Wahyu Iramana, Mahyeldi, Januardi Sumka, Ibrahim, Asnawi, Surya, Mawardi
Nur, Syamsuar, M. Ichlas El Qudsi, Yefri Hendri, Indra Dwipa, Emzalmi, Nardi Gusman, James,
Maigus, Kandris, Armalis, Desri Ayunda, dia, mereka, kita, SBY, Megawati, Tubagus Chaeri
Wardana, Susi, Atut, -nya, Anas, Andi, dan lain sebagainya.
Deiksis tempat yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan yang terbit tanggal
11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 tersebut beberapa di antaranya: di
Banten, di Jabar, pasar, sekolah, danau, Sulawesi Selatan, Jakarta, Padang, pantai, universitas,
di wilayah Sumatera Barat, Pariaman, masjid, rumah, di daerah hulu, di kawasan bungus, di
dalam hidup ini, di daerah Air Putih, Riau, ke perkampungan dan sebagainya.
Deiksis waktu yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan yang terbit tanggal
11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 tersebut beberapa di antaranya: pada
Sabtu 19/10, sejak pertengahan bulan Oktober ini, saat itu, nanti, kini, selama empat jam lebih,
ketika, akhir tahun, Minggu, mulai tahun besok, dulu, selama ini dan sebagainya.
Deiksis wacana yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan yang terbit
tanggal 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 tersebut di antaranya:
tersebut, ini, dia, mereka, -nya, inilah, begitu dan beginilah. Deiksis sosial yang ditemukan dalam
rubrik tajuk surat kabar Haluan yang terbit tanggal 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2
November 2013 tersebut beberapa di antaranya: presiden, menteri, gubernur, bupati, pedagang,
wisatawan, pengunjung, dosen, pemilih, suami, istri, adik, kakak ipar, ibu tiri, dan sebagainya.
PEMBAHASAN
Deiksis orang adalah pemberian rujukan kepada orang atau pemeran dalam peristiwa
berbahasa. Deiksis orang dalam istilah tata bahasa disebut juga dengan kata ganti orang. Deiksis
orang mengacu kepada kata ganti orang (persona), yaitu kata ganti orang pertama, kedua, dan
ketiga yang disertai masing-masingnya secara tunggal dan jamak. Kata ganti orang ketiga tunggal
yang terdapat dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober
dan 2 November 2013 terdiri dari: Megawati, Andi Malarangeng, Anas Urbaningrum, Luthfi
Hasan Ishaaq, SBY, Atut, Irwan Prayitno, dia, Ibu Atut, Anak SBY, suami Atut, anak tiri Atut, istri
Wawan, keponakan Hadi Utomo, sepupu SBY, adik ipar SBY. Kata ganti orang pertama jamak
terdiri dari: kita. dan kata ganti orang ketiga jamak terdiri dari: mereka.
Deiksis tempat adalah lokasi, ruang atau tempat yang dipandang dari lokasi pemeran serta
atau pelaku dalam peristiwa berbahasa. Penggunaan deiksis tempat ini dipakai juga nama atau
sebutan lain dari tempat atau lokasi itu sendiri. Deiksis tempat yang terdapat dalam rubrik tajuk
surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari:
kota Padang, Palembang, Pekanbaru, Riau, Jakarta, Yogyakarta, Banda Aceh, Malaysia,
Sumatera Barat, kota Bengkuang, pasar, hotel, danau, pantai, sekolah, rumah, terminal, Jerman,
Jepang, Spanyol, Uzbekistan, Korea Selatan, Pandeglang, Padang Pariaman, Cikeas, Jatim,
Jateng, Jawa Barat, Bangladesh, Amerika Serikat, di jajaran eksekutif, Pacitan, di jalan Layang
Kelok 9, di pasar raya Padang.
Deiksis waktu adalah pengungkapan yang merujuk pada kapan waktu peristiwa berbahasa
itu terjadi. Deiksis waktu yang terdapat dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21,
24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari: Sabtu, Minggu, Senin, Rabu, Kamis, 30
Oktober 2013, kini, dulu, sekarang, siang, nanti, sejak, sementara, di kala, 70 tahun yang lalu, 17
Agustus 1945, 10 sampai 15 tahun ke depan, dalam waktu singkat, tidak terlalu lama, kemarin,
hari ‘H’, sehari menjelang kampanye, setelah, sebelum, usai, di masa datang, telah, sudah, musim
hujan, ketika, saat ini, kelak.
Deiksis wacana adalah merujuk pada hal atau bagian-bagian tertentu dalam wacana baik
yang sudah disebutkan sebelumnya (anafora) maupun yang sedang berkembang atau belum atau
baru akan disebutkan (katafora). Deiksis wacana (anafora) yang terdapat dalam rubrik tajuk surat
kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari: -nya,
dia, Andi, mereka, tersebut, itu, ini. Deiksis wacana (katafora) yang terdapat dalam rubrik tajuk
surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari: nya, Andi, berikutnya, selanjutnya, kemudian, begitu, mereka adalah.
Deiksis sosial adalah mengungkapkan atau menunjukkan perbedaan ciri sosial yang
dimiliki oleh pemeran serta berbahasa. Deiksis sosial terbagi menjadi tiga golongan pemakaiannya
yaitu gelar (termasuk profesi dan jabatan), sapaan dan eufemisme (pemakaian kata halus). Deiksis
sosial (penggunaan gelar) yang terdapat dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21,
24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari: SH, Doctor of Philishopy. Deiksis sosial
(jabatan) yang terdapat dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29
Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari: gubernur, bupati, walikota, wakil walikota, presiden,
wakil presiden, juru bicara presiden, anggota DPR RI, anggota MPR RI, ketua umum, menteri,
pengamat politik, ketua pelaksana, bendahara.
Deiksis sosial (profesi) yang terdapat dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17,
19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari: pedagang, wartawan, dosen,
pengusaha, pengacara, pedagang kaki lima. Deiksis sosial (sapaan) yang terdapat dalam rubrik
tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri
dari: pemilih, politisi, aktivis, pengunjung, tamu, tetangga, suami, istri, anak, sepupu, adik, ibu,
keluarga, wisatawan, turis, calon, kandidat, peserta, sahabat, masyarakat, pemerintah, tersangka,
pemenang, korban, saksi. Deiksis sosial (eufemisme) yang terdapat dalam rubrik tajuk surat kabar
Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 terdiri dari: sosok
perindu perubahan, cara instan, korupsi, politik dinasti, enggan, degradasi, terafiliasi, terealisasi,
pedagang kaki lima, dominasi, antisipasi.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam rubrik tajuk surat kabar
Haluan ditemukan kelima jenis deiksis yang penulis teliti, yaitu deiksis orang, deiksis tempat,
deiksis waktu, deiksis sosial dan deiksis wacana. Namun dari lima jenis deiksis tersebut ada
beberapa bagian-bagian dari jenis deiksis yang sangat sedikit digunakan, bahkan ada pula yang
sama sekali tidak digunakan. Deiksis yang paling banyak digunakan dalam rubrik tajuk surat kabar
Haluan adalah deiksis tempat, yaitu terdapat sembilan puluh dua bentuk deiksis dari semua rubrik
tajuk di surat kabar Haluan yang didata.
Beberapa contoh bentuk deiksis tempat yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar
Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 di antaranya: kota
Bengkuang, kota Padang, Banten, ke luar negeri, di Indonesia, kota Serang, di Sumatera Barat,
kota Palembang, di Pekanbaru, Pandeglang, Banda Aceh, Jakarta, Yogyakarta, hotel, pasar,
Terminal, Universitas, pantai, Danau Maninjau, sekolah, dan sebagainya. Dalam rubrik tajuk ini
deiksis tempat yang digunakan berupa nama atau sebutan lain dari tempat atau lokasi itu sendiri,
misalnya di Indonesia, Kota Serang, Kota Palembang, di Pekanbaru, Pandeglang, Banda Aceh,
Jakarta, Yogyakarta dan lain-lain.
Deiksis yang juga cukup banyak digunakan adalah deiksis waktu. Dalam semua rubrik
tajuk yang didata tersebut ditemukan lima puluh empat bentuk deiksis waktu. Beberapa contoh
bentuk deiksis waktu yang digunakan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21,
24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013, di antaranya: Penggunaan nama hari (Sabtu, Rabu,
Senin, Kamis, Selasa), tahun 1997, di pemilu 2014, sepekan lagi, mulai tahun besok, dulu, kini,
nanti, sekarang, saat ini, tahun ini, lima tahun ke depan, penggunaan tanggal, bulan dan tahun (6
November 1955, 25 Februari 1943, 28 Desember 1977 dan lain-lain), sehari menjelang kampanye
dan sebagainya.
Deiksis orang, sosial dan wacana termasuk jenis deiksis yang jarang digunakan dalam
rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013
ini. Deiksis orang terbagi atas kata ganti orang pertama (tunggal dan jamak), kata ganti orang
kedua (tunggal dan jamak) dan kata ganti orang ketiga (tunggal dan jamak). Kata ganti orang
pertama (jamak) yang ditemukan dalam rubrik ini adalah kita. Dalam rubrik tajuk ini tidak
ditemukan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua (tunggal dan jamak),
seperti kamu, engkau, dan kalian. Selanjutnya, kata ganti orang ketiga (tunggal) yang ditemukan,
yaitu dia, dan –nya, dan kata ganti orang ketiga (jamak) yang ditemukan, yaitu mereka,
penggunaan nama orang (Anas dan Andi), suami Atut, keponakan Agus, ibu tiri Atut dan lain-lain.
Deiksis wacana terbagi menjadi dua bagian, yaitu anafora dan katafora. Deiksis wacana
bagian anafora yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26,
28, 29 Oktober dan 2 November 2013 sebanyak tujuh bentuk deiksis. Deiksis wacana bagian
katafora yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29
Oktober dan 2 November 2013 sebanyak lima bentuk deiksis. Deiksis sosial terbagi lagi menjadi
tiga bagian yaitu gelar (jabatan, profesi), sapaan dan eufemisme.
Deiksis sosial bagian penggunaan gelar yang ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar
Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 sebanyak dua bentuk,
yaitu SH (Sarjana Hukum) dan doctor. Deiksis sosial yang merujuk pada profesi terdapat sebanyak
tujuh bentuk di antaranya: pedagang kaki lima, wartawan, pemadam kebakaran, dosen,
pengusaha, pedagang, dan pengacara. Deiksis sosial yang merujuk pada bagian jabatan terdapat
sebanyak empat belas bentuk deiksis, beberapa di antaranya: presiden, gubernur, bupati, walikota,
menteri, ketua MPR RI, ketua DPR RI, kepala daerah dan sebagainya.
Deiksis sosial penggunaan sapaan ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi
11, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 29 Oktober dan 2 November 2013 sebanyak dua puluh tujuh bentuk
deiksis, dan beberapa contoh di antaranya: suami, istri, tetangga, sahabat, keluarga, anak, kakek,
keponakan, pemimpin, tamu, wisatawan dan sebagainya. Deiksis sosial penggunaan eufemisme
(kata yang halus) ditemukan dalam rubrik tajuk surat kabar Haluan edisi 11, 17, 19, 21, 24, 26, 28,
29 Oktober dan 2 November 2013 sebanyak enam belas bentuk dan beberapa contoh di antaranya:
aji mumpung, degradasi, bertopeng, dominasi, gratifikasi, money politics, korupsi, sosok perindu
perubahan, peluang emas, kalkulasi, enggan, dan lain sebagainya.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran untuk: (1) lembaga pendidikan,
dapat lebih meningkatkan keterampilan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, (2)
wartawan atau jurnalis yang sering melakukan kegiatan menulis, agar penyampaian informasi
dalam media massa khususnya rubrik tajuk surat kabar Haluan lebih bervariasi lagi dengan
menggunakan berbagai deiksis yang ada, (3) siswa, untuk menambah pengetahuan hendaknya juga
diperhatikan jenis-jenis deiksis yang digunakan, seperti siapa pelaku, di mana terjadinya peristiwa,
kapan terjadi, apakah hal-hal dalam informasi tersebut sudah disebutkan atau baru akan
dikembangkan (deiksis wacana), dan apakah terdapat penggunaan perbedaan ciri sosial, seperti
penggunaan gelar, sapaan dan eufemisme (deiksis sosial) karena dengan memperhatikan semua hal
tersebut akan lebih cepat memahami isi informasi yang disampaikan, dan (4) peneliti lain atau
mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang deiksis maupun bidang lain dalam pragmatik
sebaiknya benar-benar memahami bidang yang akan diteliti.
KEPUSTAKAAN
Agustina. 1995. “Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa Indonesia”. Buku Ajar tidak diterbitkan.
Padang: FBBS IKIP Padang.
Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Bungin, Burhan (Ed.) 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT. Raja Grafindo
Persada.
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Lubis, A. Hamid Hasan. 2010. Analisis Wacana Pragmatik. Medan: Angkasa.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Putrayasa, Ida Bagus. 2006. Analisis Kalimat: Fungsi, Kategori, dan Peran. Bandung: Refika
ADITAMA.
Maksan, Marjusman. 1994. Ilmu Bahasa. Padang: IKIP Padang Press.
Nababan, P.W.J. 1987. Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Depdikbud.
Nadar, F.X. 2008. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahardi, R. Kunjana. 2006. Dimensi-dimensi Kebahasaan: Aneka Masalah Bahasa Indonesia
Terkini. Yogyakarta: Erlangga.
Thahar, Harris Effendi. 2008. Menulis Kreatif Panduan bagi Pemula. Padang: Universitas Negeri
Padang PRESS.
Verhaar, J.W.M. 2010. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Download