pragmatik - eLisa UGM

advertisement
PRAGMATIK
Definisi Pragmatik


Menurut Parker (1986), pragmatics is the study of
how language is used to communicate.
‘pragmatik adalah studi tentang bagaimana
bahasa itu digunakan dalam komunikasi’

Semantik dan pragmatik merupakan dua cabang
linguistik yang menelaah makna satuan lingual,
semantik menelaah makna secara internal dan
pragmatik menelaah makna secara eksternal.
Secara internal kata bagus bermakna ‘baik’ atau
‘tidak buruk’, tetapi secara eksternal kata bagus
tidak selalu berarti ‘baik’ atau ‘tidak bagus’.

Oleh karena itu, makna yang ditelaah dalam
kajian semantik adalah makna yang bebas
konteks (context independent) sedangkan makna
yang dikaji oleh pragmatik adalah makna yang
terikat konteks (context dependent).

Menurut Parker (1986) dan Verhaar (1977)
makna yang menjadi kajian semantik adalah
makna linguistik linguistics meaning atau makna
semantik (semantic sense), sedangkan yang dikaji
pragmatik adalah maksud penutur (speaker
meaning) atau (speaker sense).
Keberatan pragmatik dan
sosiolinguistik terhadap
linguistik struktural

Pragmatik dan sosiolinguistik adalah dua cabang
ilmu bahasa yang lahir sebagai akibat
ketidakpuasan terhadap penanganan bahasa
yang terlalu formal yang dilakukan oleh kaum
strukturalis.

Hal ini disebabkan kaum struktural hanya
berorientasi pada bentuk, tanpa
mempertimbangkan satuan-satuan lain yang
hadir dalam konteks, baik konteks yang bersifat
lingual (co-text) maupun konteks yang bersifat
ekstralingual. Diabaikannya konteks tuturan ini
menyebabkan aliran struktural kurang berhasil
dalam menjelaskan berbagai masalah
kebahasaan. Salah satunya adalah masalah
kalimat anomali.
‫‪Misalnya :‬‬
‫ربيط تلعبه الكرة‬
‫‪‬‬
‫سيارتي عربة‬
‫‪‬‬
Tindak Tutur dan Pragmatik

Tindak tutur merupakan salah satu fenomena
yang ada dalam linguistik yang umum dikenal
dengan istilah pragmatik. Fenomena lainnya
dalam kajian pragmatik adalah deiksis, presuposisi,
dan implikatur percakapan.

Suatu satuan ujaran dalam tindak tutur dapat
dipahami pendengar dengan baik, apabila
deiksisnya jelas, presuposisinya diketahui, dan
implikatur percakapannya dipahami.
Deiksis

Deiksis adalah hubungan antara kata yang
digunakan dalam tindak tutur dengan referen
kata itu yang tidak tetap atau dapat berubah dan
berpindah tempat. Kata-kata yang referensnya
bisa menjadi tidak tetap disebut dengan katakata deiktis.
Kata-kata Deiktis

Kata-kata yang bersifat deiksis ini bisa berupa:
(a) pronomina (saya, dia), (b) tempat, seperti: di
sini, di sana, di situ, dan (c) waktu, seperti:
besok, nanti, dan kemarin.
Presuposisi

Presuposisi dalam tindak tutur adalah makna atau
informasi tambahan yang terdapat dalam ujaran
yang digunakan secara tersirat, misalnya:
“Kerjakan dulu soal yang mudah, kemudian yang
agak sukar, dan yang paling sukar”, mempunyai
presuposisi bahwa soal-soal yang harus
dikerjakan ada yang sukar dan ada yang mudah.

Presuposisi juga terdapat dalam kalimat
deklaratif dan kalimat interogatif, misalnya,
“Mahasiswa yang belum lulus ujian linguistik
umum tidak boleh mengikuti mata kuliah
sosiolinguistik” mengandung presuposisi ada
mahasiswa yang belum lulus ujian linguistik
umum. “Anakmu yang sulung berapa?”
mengandung presuposisi bahwa yang ditanya
mempunyai istri lebih dari satu.
Implikatur Percakapan

Implikatur Percakapan adalah adanya keterkaitan
antara ujaran-ujaran yang diucapkan antara dua
orang yang sedang bercakap-cakap. Keterkaitan
ini tidak tampak secara literal, tetapi hanya
dipahami secara tersirat.
Contoh:


A: Wah panas sekali, ya, siang ini! Kamu kok
tidak berkeringat, apa nggak kegerahan?
B: Nggak, aku sudah mandi tadi!


Jawaban B, “aku sudah mandi tadi” secara literal
tidak mempunyai sangkut paut dengan
pertanyaan A.
Akan tetapi, yang tersirat dalam kalimat jawaban
itu, “A merasa panas karena belum mandi” dapat
digunakan sebagai pengait bagi kelancaran dialog
tersebut.
Download