Manajemen Konstruksi STUDI HARGA PENAWARAN DAN FAKTOR PENENTU PEMENANG TENDER PROYEK KONSTRUKSI DI DIY UNTUK KUALIFIKASI NON KECIL (234K) Zaenal Arifin1 dan Dara Juwanti2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia, Email: [email protected] 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia Email : [email protected] ABSTRAK Salah satu upaya dalam mendapatkan proyek konstruksi adalah melalui proses pelelangan (tender). Sebuah strategi penawaran yang bersaing sangat dibutuhkan untuk menjadi pemenang. Sebelum merumuskan strategi tersebut maka kontraktor memerlukan berbagai data sebagai pertimbangan pada saat memasukkan nilai penawaran pada suatu paket pelelangan. Selisih angka penawaran terhadap Harga Perkiraan Sendiri (HPS) merupakan persentase yang akan diamati untuk menjadi suatu kecenderungan kemenangan tender. Selisih prosentase yang diperoleh akan diolah dan dijadikan studi kasus untuk mencari faktor-faktor penentu kemenangan pada proses tender. Hasil yang didapat adalah rata-rata penurunan penawaran yang menang berkisar 20% terhadap HPS. Sedangkan faktor yang sangat menentukan dalam evaluasi pemenang lelang adalah evaluasi dministrasi kemudian evaluasi teknis dan berikutnya adalah evaluasi harga. Kata kunci: Strategi, Faktor, Pengaruh, Penawaran, Pemenang, Lelang 1. PENDAHULUAN Dalam memilih kontraktor yang berkualifikasi diperlukan proses pemilihan yang disebut pelelangan (tender). Tender adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyeleksi, mendapatkan, menetapkan dan menunjuk perusahaan yang paling layak untuk mengerjakan suatu paket pekerjaan (Alfian Malik,2010). Proses tender memiliki beberapa tahapan, mulai dari tahap pengumuman, pendaftaran, pemberian penjelasan (aanwijzing), penyampaian, pembukaan, hingga evaluasi dokumen penawaran. Tahapan evaluasi tender umumnya serupa baik itu proyek milik pemerintah maupun swasta. Namun karena anggaran yang digunakan untuk pengadaan proyek konstruksi di pemerintah berasal dari APBN, maka penggunaan dana tersebut mengikuti aturan dan prosedur yang mengikat sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sehingga pada pelaksanaan tender, aturan dan alternatif sistem pengadaan bersifat lebih terbatas. Banyak negara, termasuk di Indonesia pemilik proyek umumnya menggunakan sistem harga terendah (low bid) dalam menentukan pemenang dalam tender proyek konstruksi. Hal ini tentu saja membuat kontraktor perlu memiliki strategi penawaran kompetitif (competitive bidding strategy) untuk memenangkan tender proyek. Kontraktor harus mampu memberikan harga penawaran yang terendah terhadap nilai HPS namun tetap mendapatkan keuntungan yang maksimum. Electronic Procurement (E-Procurement) merupakan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dilakukan secara elektronik terutama berbasis web atau internet. Instrumen ini memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi meliputi pelelangan umum secara elektronik yang diselenggarakan LPSE. E-Proc adalah salah satu cara prmerintah untuk menekan praktik kotor kontraktor yang biasa terjadi di pemerintahan dengan menurunkan harga penawaran serendah-rendahnya demi memenangkan tender. Program ini juga memberikan kemudahan bagi pemilik jasa konstruksi dari berbagai daerah untuk dapat berkompetisi dalam sebuah tender sehingga akan meningkatkan persaingan nilai penawaran antar kontraktor. Angka perbandingan antara nilai penawaran yang diberikan kontraktor pada saat tender dan nilai HPS yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Propinsi DI Yogyakarta tahun anggaran 2011 dan 2012 pada pelelangan proyek pemerintah merupakan persentase yang akan diamati dalam jurnal ini untuk menjadi suatu kecenderungan kemenangan tender. Angka kecenderungan yang diperoleh akan diolah dan dijadikan studi kasus untuk mencari faktor-faktor penentu kemenangan pada proses tender. Berdasarkan latar belakang tersebut, timbul beberapa pertanyaan yang dijadikan rumusan masalah dalam penulisan ini, yaitu berapa kecenderungan persentase perbandingan antara nilai penawaran dan nilai HPS proyek konstruksi tahun anggaran 2011 dan 2012 sehingga dapat memenangkan tender? Serta faktor apa saja yang mempengaruhi kemenangan kontraktor pada tender proyek konstruksi dilihat dari sisi kontraktor? Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 243 Manajemen Konstruksi Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui persentase nilai penawaran yang cenderung menang dalam tender proyek konstruksi serta mengetahui faktor apa saja yang menetukan kemenangan tender. Sedangkan manfaat dari penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kecenderungan pemenang tender sehingga dapat menjadi patokan untuk penetapan angka penawaran pada pelelangan yang akan diikuti. 2. KAJIAN PUSTAKA Beberapa penelitian mengenai fakto-faktor yang menentukan kemenangan kontraktor saat tender telah dibahas sebelumnya. Faktor-faktor ini ditinjau dari sisi penyedia jasa/kontraktor di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Mangintung (2006), faktor-faktor yang penting dalam sistem penilaian kompetensi kontraktor berdasarkan persepsi kontraktor di Kota Palu adalah kepatuhan terhadap regulasi, kemampuan teknis dan menejerial, kinerja proyek. Untuk kelompok faktor yang penting pada tingkat menengah adalah sebagian besar pada faktor pengalaman proyek, kemampuan tenaga teknis dan menejerial, dan kepatuhan terhadap regulasi. Sedangkan faktor pada tingkat terendah dinilai pada kemampuan keuangan. Andy Noval (2007), melakukan Penelitian dengan mendistribusikan kuisioner pada 38 pengembang perumahan di Surabaya berdasarkan data REI Jatim 2006 untuk memperoleh bobot kriteria penentuan kontraktor pemenang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemenangan pada proses tender diantaranya adalah faktor organisasi atau background perusahaan kontraktor (27,8%), faktor biaya (27,5%), faktor waktu penyelesaian proyek (24,2%), dan faktor jaminan (20,5%). Romi Piliando (2008), melakukan Identifikasi Faktor-faktor Dominan yang mempengaruhi Penentuan Pemenang Lelang Jasa Konstruksi Proyek Pemerintah di Kota Depok. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan pengumpulan sampel. Sampel tersebut diperoleh dengan mendistribusikan angket kuisioner kepada para kontaktor yang merupakan anggota dari BPC Gapensi Kota Depok dan pernah mengikuti proses lelang di Dinas Pekerjaan Umum Kota Depok. Penyebaran kuisioner dilakukan selama 2 bulan. Data hasil kuisioner dianalisa dengan menggunakan metode SPSS 13. Dari hasi analisa tersebut di dapat faktor-faktor dominan yang mempengaruhi penentuan pemenang lelang jasa konstruksi yaitu pengalaman kontraktor, hubungan baik dengan pemilik proyek, dan referensi bank. Ade Arfandi (2010), mengatakan bahwa bahwa terdapat faktor-faktor dominan yang mempengaruhi penentuan pemenang lelang yang mempengaruhi kelolosan/kegagalan suatu perusahaan jasa konstruksi dalam mengikuti proses lelang proyek Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar, Riau yaitu bidang administrasi terdiri dari jaminan penawaran dan dokumen kualifikasi, bidang teknis terdiri dari pengalaman personil dan metode pelaksanaan, dan bidang penyedia jasa adalah kualifikasi serta kemanpuan keuangan. 3. METODE PENELITIAN Kerangka Dasar Pemikiran Sebelum merumuskan strategi yang akan digunakan, maka kontraktor lebih dahulu harus memahami jenis tender yang akan diikuti, persyaratan sebuah tender, kemampuan yang dimiliki juga kemampuan yang dimiliki oleh pesaingnya yang dalam hal ini adalah peserta tender lainnya. Berdasarkan Hal tersebut, muncul suatu kerangka pemikiran tentang masalah yang terjadi pada proses tender. Perlu adanya pengamatan terhadap kecenderungan nilai penawaran yang diberikan oleh kontraktor yang menang tender pada tender-tender sebelumnya. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) K - 244 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 Manajemen Konstruksi Masalah - Penentuan harga penawaran saat mengikuti tender. Faktor yang mempengaruhi pemenang tender. - Landasan teori - - Perpres No. 70 th 2012 - Permen No. 07/PRT/M/2011 (LPJK) No.02 Tahun 2011. E-procurement Rumusan Masalah - - Berapa kecenderungan persentase harga penawaran yang menang tender? Faktor apa saja yang mempengaruhi kemenangan kontraktor dalam Metode - Pengolahan data pemenang lelang Studi literatur kuisioner Gambar 3.1 Kerangka Dasar Pemikiran Metode Pengolahan Data A. Persentase Nilai Penawaran Data yang diperoleh dari LPSE akan diolah menggunakan bantuan program microsoft excel. Setelah memasukkan semua data, akan diambil nilai rerata penurunan nilai penawaran proyek menggunakan rumus: x x1 x 2 x3 x 4 .... xn n (1) dimana, x = nilai rerata (mean) x1= persentase penurunan nilai penawaran terhadap HPS paket 1 100 % ( penawaran 1 x100 ) HPS 1 (2) xn= persentase penurunan nilai penawaran paket ke-n ∑n= jumlah paket pekerjaan Faktor Penentu Menang Tender Data untuk mengetahui faktor-faktor yang menetukan kemenangan sebuah kontraktor dalam tender akan diolah melalui olahan data kuisioner dengan bantuan program microsoft excel. Jawaban kuisioner yang akan dihasilkan adalah berupa rangking yang nantinya akan diberikan bobot masing-masing sesuat rangking masing-masing. Kemudian akan dihitung nilai rata-rata (mean). 1. nilai rerata: x (1xn1) ( 2 xn 2) (3 xn3) ( Xxn 4)... n (3) Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 245 Manajemen Konstruksi dimana, x = nilai rerata (mean), n1= jumlah responden dengan bobot 1 n2= jumlah responden dengan bobot 2, n3= jumlah responden dengan bobot 3 n4= jumlah responden dengan bobot x 2. standar deviasi: n ( xi x) 2 in s n 1 (4) dimana, s = standar deviasi (standart deviation), = nilai rata-rata (mean) xi= besarnya nilai dari skala penilaian dari kuisioner n = jumlah data kuisioner yang dianalisa x 3. koefisien varian v s x100 x (5) dimana, v = koefisien varian, s = standar deviasi (standart deviation), x= nilai rata-rata (mean) 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Persentase Nilai Penawaran Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka akan dicoba mencari nilai rata-rata penurunan harga yang diberikan kontraktor untuk berhasil menang dalam sebuah tender paket pekerjaan. Tabel4.1 Paket tender pekerjaan konstruksi di bidang bangunan gedung tahun anggaran 2011 ,)+7"0 ,)+7"0 ,)+7"0 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 &9 #.*7 ! Sumber: http://eproc.jogjakarta.go.id Nilai rerata (mean) dari paket tender pekerjaan konstruksi di bidang bangunan gedung tahun anggaran 2011. x1 100% ( x1 100% ( x x penawaran1 x100) HPS1 1821724000 x100) 26,66% 2483996000 x1 x 2 x3 x 4 .... xn n (26,66 2,76 27,85 2,97 19,36 21,17 17,75)% 16,93% 7 Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) K - 246 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 Manajemen Konstruksi Gambar 4.1 Grafik penurunan nilai penawaran tender pekerjaan konstruksi bidang bangunan gedung (anggaran 2011) Rerata (mean) : 16,93% Kecenderungan : antara 15% s.d. 25% Tabel4.2 Rekapitulasi nilai rerata (mean) penurunan harga yang diberikan kontraktor pemenang tender GEDUNG JALAN JEMBATAN BANGU NAN AIR 16,93% 6,22% hanya 1 paket peker jaan 30,59% 17,83% 3,92% 10,07% 13,39% Berdasarkan data sekunder yang telah diperoleh dari LPSE Daerah Istimewa Yogyakarta, maka terdapat kecenderungan persentase penurunan nilai penawaran terhadap HPS yang diberikan kontraktor saat menghadapi tender. Penurunan nilai penawaran untuk proyek bangunan gedung tahun 2011 adalah antara 15% s.d. 25% dan penurunan nilai penawaran untuk proyek bangunan gedung tahun 2012 adalah antara 15% s.d. 20%. Penurunan nilai penawaran untuk proyek bidang jalan tahun 2011 adalah antara 3% s.d. 9% dan penurunan nilai penawaran untuk proyek bidang jalan tahun 2012 adalah antara 3% s.d. 6%. Penurunan nilai penawaran untuk proyek jembatan tahun 2012 adalah antara 5% s.d. 15%. Penurunan nilai penawaran untuk proyek bangunan air tahun 2011 adalah antara 30% s.d. 40% dan penurunan nilai penawaran untuk proyek bangunan air tahun 2012 adalah antara 5% s.d. 15% Dapat terlihat bahwa pekerjaan bangunan air memiliki persentase penurunan yang paling besar diantara penurunan lainnya. Adapun faktor yang mempengaruhi penurunan nilai penawaran yang terlalu besar tersebut dapat diketahui dan disingkronisasikan dengan kuisioner yang disebarkan kepada responden dari kontraktor di Daerah Istimewa Yogyakarta. Faktor Penentu Menang Tender Data untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemenang lelang, serta data primer untuk mempertegas penilaian terhadap persentase penurunan nilai penawaran yang cenderung menang dalam tender proyek konstruksi di Daerah Istimewa Yogyakarta, diperoleh dengan menggunakan penyebaran kuisioner ke kontraktor. Kuisioner yang disebar sejumlah 35 buah dan yang bersedia mengisi ada 30 kuisioner. Waktu yang dibutuhkan untuk menyebarkan dan mengambil kembali kuisioner adalah 1,5 bulan terhitung dari awal bulan desember 2012. Dalam pengolahan jawaban pertanyaan, terdapat 6 pertanyaan yang diajukan pada responden. Lima pertanyaan tersebut secara umum menanyakan tentang faktor-faktor apa saja yang menentukan kemenangan tender proyek konstruksi berdasarkan rankingnya. Ranking tertinggi menunjukkan tingkat kepentingan paling tinggi dari ranking di bawahnya, begitu seterusnya hingga ranking terendah. Untuk mengetauhi pada ranking berapa tingkat kepentingan suatu faktor, maka digunakan pengolahan data sederhana menggunakan program microsoft excel. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 247 Manajemen Konstruksi >*5=* ;2 -627 2;<:*;2 :*74270 +8+8< :.;98 7-.7 !=65*1 &&(#$ %&$( &$" $ (8<*5 ;48:<.:<27002 ;48:<.:.7-*1 Tabel 4.3 Tabel Pengolahan Data . >*5=*;2 -6272;<:*;2 >*5=*;2 (.472; >*5=*;2 *:0* 0"-'*)-' .#.2 3 ,+ "( "("/"4"+3"1) Tabel 4.4 Tabel Penyebaran Data " -*) -' "("/"4"+3"1) > -6272; <:*;2 > (.472; > *:0* *.-4 &01) Tabel 4.5 Rekapitulasi pengolahan data ,&"- *.-4&01) >*5=*;2-6272;<:*;2 >*5=*;2(.472; >*5=*;2*:0* 4.9.62524*7 9.:;@*:*<*7 "("/"- "("/"4"+3"1) "("/4 %,)-)1 .2"+ Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) K - 248 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 Manajemen Konstruksi 20"1) "("/4 &*-)1 "("/4 "0'" &-303-"-)+") /&-"5"0"2&0&-%"( *-6272;<:*;2 -=4=70*74.=*70*7 4.24=<;.:<**7-.70*7 ;8;2*;2%.:=;*1**7 ".9.62524*7'<*// 152 #.<8-.%.5*4;*7**7 ".9.62524*7(.7*0* (.472; %.70*5*6*7 %.:=;*1**7<.:1*-*9 9:[email protected];.3.72; ".9.62524*7 %.:*5*<*7 %.4.:3**7@*70 ;.-*70-25*4;*7*4*7 "87<:*4<8:-.70*7 9.7*?*:*71*:0* <.:.7-*1 "87<:*4<8:-.70*7 1*:0*@*709*5270 6.7-.4*<2%' %.7-*9*<5*277@* *70=7*72: !*5*7 !.6+*<*7 *70=7*7 .-=70 Dalam 37% evaluasi administrasi, terdapat 3 komponen yang menjadi faktor penting yaitu, kepemilikan persyaratan administrasi (16%), dukungan terhadap keuangan (12%), dan keikutsertaan dengan asosiasi perusahaan (8%). Dalam 32% evaluasi teknis, terdapat 6 komponen yang menjadi faktor penting yaitu, kepemilikan staff ahli (7%), metode pelaksanaan (6%), kepemilikan tenaga teknis (6%), pengalaman perusahaan terhadap proyek sejenis (5%), kepemilikan peralatan (5%), dan pekerjaan yang sedang dilaksanakan (3%). Dalam 31% evaluasi harga yang paling menentukan kemenangan adalah kontraktor dengan penawaran terendah yaitu sebesar 13%, kontraktor dengan harga paling mendekati HPS sebesar 9% dan 9% lainnya mengemukakan pendapat lainnya. Diantaranya adalah harga yang paling wajar dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun kecenderungan penurunan nilai penawaran terhadap HPS yang diestimasikan, paling rendah dilakukan pada penawaran proyek bangunan air. Pernyataan ini berbanding lurus dengan kenyataan di lapangan, yaitu data yang diperoleh dari LPSE bahwa proyek bangunan air biasanya dapat menurunkan harga penawaran jauh di bawah HPS yang disediakan. Hal ini dikarenakan pada proyek bangunan air, terdapat banyak item pekerjaan yang lebih ringan, harga meterial yang lebih murah, dan pekerja yang diperlukan tidak harus terampil dalam bidang tertertu seperti pada proyek bangunan gedung. Inilah yang membuat kontraktor berani menurunkan harga sangat rendah dalam proses tender. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan studi yang telah dilakukan pada data sekunder pada LPSE Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan penurunan nilai penawaran terendah dilakukan pada proyek bangunan air, yaitu antara 30%-40% di tahun 2011 dan antara 5-15% pada tahun 2012. Berdasarkan studi yang telah dilakukan pada data primer, dapat disimpulkan bahwa dari tiga tahapan evaluasi yang ada dalam aturan pelelangan, maka tahapan yang paling penting menurut penyedia jasa/kontraktor adalah pada Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013 K - 249 Manajemen Konstruksi tahapan evaluasi administrasi yaitu sebesar 37%. Selanjutnya dilanjutkan dengan tahapan evaluasi teknis sebesar 32%, dan evaluasi harga sebesar 31%. Persentase penurunan nilai penawaran terhadap HPS yang diestimasikan, terendah dilakukan pada penawaran proyek bangunan air. Data ini berbanding lurus dengan data sekunder yang diperoleh di lapangan. Adanya aturan yang mengikat untuk proyek di lingkungan pemerintah akan mempengaruhi proses penilaian terhadap kontraktor. Untuk itu, sebelum menentukan strategi dalam pengajuan harga penawaran dalam tender proyek, ada baiknya kontraktor: mengetahui dan mempelajari peraturan yang ada tentang tender proyek, mempelajari lebih dalam mengenai kecenderungan nilai penawaran yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, memperhatikan faktor-faktor yang berperan penting pada saat tender. DAFTAR PUSTAKA Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. http://www.lpjk.net/ Malik, Alfian. (2010). Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi. Andi Offset, Yogyakarta. Ridwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Alfabeta. Bandung. ________. http://www.sertifikasi.biz/kualifikasikontraktor.htm. ________. http://www.konsultasi.lkpp.go.id/index.php?mod=browseP&pid=108. ________. http://www.duniakontraktor.com/personil-inti/.html. ________. http://eproc.jogjakarta.go.id/eproc/app. . Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) K - 250 Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013