ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN BADA

advertisement
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN
IKAN BADA (Rasbora argyrotaenia) ASAP DI KECAMATAN TANJUNG RAYA
KABUPATEN AGAM PROPINSI SUMATERA BARAT
Welli Santi, Junaidi, Yusra
Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta
E-mail: [email protected]
Abstrak
Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu bentuk usaha pengolahan ikan
masyarakat terletak di kawasan Tanjung Raya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
efisiensi pemasaran produk olahan, dianalisis margin pemasaran bisnis masyarakat, dan
menganalisis keuntungan dari masing-masing kelompok dan pemasaran lembaga yang
terlibat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu observasi
langsung dari berbagai kejadian dan keadaan di lokasi penelitian yang berkaitan dengan
analisis efisiensi pemasaran produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di
Kabupaten Tanjung Raya. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah bada kelompok pengolahan ikan (Rasbora argyrotaenia)
asap yang terkandung di delapan desa di Kecamatan Tanjung Raya Agam. Hasil survei
menunjukkan bahwa efisiensi pemasaran pengolahan produk ikan Bada (Rasbora
argyrotaenia) asap di Kabupaten Tanjung Raya di setiap institusi yang efisien di mana dapat
dilihat pedagang kecil yang (0,056), pengecer (0,059), grosir dengan nilai-nilai efisiensi (
0,067), dan pada tingkat pengolahan yang (0,3840). Nilai margin tertinggi pengolahan ikan
lembaga pemasaran Bada (Rasboraargyrotaenia) asap Rp. 50.000 / kg diperoleh pengolahan
saluran di tingkat pedagang besar Rp. 25.000 / kg, dan pada tingkat pedagang lain di 20.000 /
kg.
Kata Kunci : Analisis Efisiensi Pemasaran , Produk Olahan Ikan Bada .
Abstract
Bada fish (Rasbora argyrotaenia) is one form of fish processing business community is
located in Tanjung Raya, which is generally still done traditionally by using simple
equipment, these efforts contribute to sustain the lives of people in the district of Tanjung
Raya. The purpose of this study was to analyze the efficiency of the marketing of products
processed, analyzed business marketing margins of society, and analyze the advantages of
each group and marketing agencies involved. The method used in this research is the survey
method is direct observation of events and circumstances at the site of research related to the
analysis of the efficiency of the marketing of processed fish products Bada (Rasbora
argyrotaenia) smoke in the district of Tanjung Raya. In this study, the sampling is done by
purposive sampling. The sample in this study is bada fish processing group (Rasbora
argyrotaenia) smoke contained in eight villages in the district of Tanjung Raya Agam. The
survey results show that the marketing efficiency of processing fish products Bada (Rasbora
argyrotaenia) smoke in the district of Tanjung Raya in any efficient institutions where it can
be seen small traders (0.056), retailers (0.059), wholesale with efficiency values (0.067), and
at the processing level (0.3840). The highest margin value fish processing marketing agencies
bada (Rasboraargyrotaenia) smoke Rp. 50,000 / kg obtained channel processing at the level
of big traders Rp. 25,000 / kg, and at the level of other traders at 20,000 / kg.
Keywords : Efficiency Analysis Marketing , Products Processed Fish Bada .
untuk merencanakan, menentukan harga,
PENDAHULUAN
Sektor perikanan sebagai salah satu
mempromosikan,
dan
mendistribusikan
pendukung sektor ekonomi yang memiliki
barang dan jasa yang dapat memuaskan
peran
ekonomi
kebutuhan kepada pembeli yang ada
nasional, yaitu memberikan nilai tambah
maupun pembeli potensial (Kotler, 2001).
dan mempunyai nilai strategis, serta dapat
Sedangkan
memberikan manfaat finansial maupun
strategi pemasaran pada dasarnya adalah
ekonomi, khususnya dalam penyediaan
rencana yang menyeluruh, terpadu yang
bahan pangan protein, perolehan devisa,
memberikan panduan tentang kegiatan
dan penyediaan lapangan kerja.
yang
dalam
Kontribusi
pembangunan
sektor
perikanan
akan
dan
tercapainya
kelautan terhadap PDB Nasional mencapai
perusahaan
sekitar 12,4%, bahkan industri Perikanan
Menurut
menurut
(Assauri,
dijalankan
tujuan
2007)
untuk
dapat
pemasaran
suatu
Terminologi FAO
(1974)
menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja
ikan olahan tradisional atau “tradisional
secara langsung (Dahuri, 2004).
curred” adalah produk yang diolah secara
Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
merupakan salah satu bentuk
sederhana dan umumnya dilakukan pada
usaha
skala industri rumah tangga. Jenis olahan
masyarakat pengolahan ikan yang terdapat
yang termasuk produk olahan tradisional
di Kecamatan Tanjung Raya yang pada
ini adalah ikan kering atau ikan asin
umumnya
secara
kering, ikan pindang, ikan asap, serta
tradisional dengan menggunakan peralatan
produk fermentasi yaitu kecap, peda, terasi
yang sederhana, usaha ini memberikan
dan sejenisnya (Heruwati, 2002).
masih
dilakukan
kontribusi dalam menopang kehidupan
masyarakat di Kecamatan Tanjung Raya.
Pasar
adalah
orang-orang
Berdasarkan
hal
tersebut
diatas
penulis ingin melakukan penelitian tentang
yang
analisis efisiensi pemasaran produk olahan
mempunyai keinginan untuk puas, uang
ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di
untuk berbelanja dan kemauan untuk
Kecamatan
membelanjakan. Tiga unsur penting pasar
Agam Propinsi Sumatra Barat.
Tanjung
Raya
Kabupaten
(Stanton et al., 2001), yaitu (a) orang
dengan segala keinginannya; (b) daya beli
yang
dimiliki;
(c)
kemauan
untuk
membelanjakan uangnya.
Pemasaran adalah sistem keseluruhan
dari kegiatan usaha yang ditunjukkan
Tujuan Penelitian
Menganalisis
produk
olahan,
pemasaran
usaha
efisiensi
pemasaran
menganalisis
masyarakat,
margin
dan
menganalisis tingkat keuntungan masing-
masing kelompok dan lembaga pemasaran
informasi yang diinginkan sesuai dengan
yang terlibat.
permasalahan penelitian.
Penelitian ini diharapkan agar memberikan
Untuk
mendapatkan
sampel
sumbangan pemikiran dan masukan bagi
penelitian ini digunakan rumus “slovin”
pengambil kebijakan yang ditujukan untuk
sebagai berikut :
peningkatan
ekonomi
masyarakat,
sebagai
rumah
tangga
sumbangan
teori
pembangunan bidang sosial ekonomi yang
berhubungan
dengan
karakteristik
Dimana :
masyarakat, teranalisisnya faktor-faktor
N
= Ukuran sampel
yang
N
= Ukuran populasi
e
= Persen
mempengaruhi
masyarakat
(Rasbora
pendapatan
pengolahan
ikan
argyrotaenia)
Bada
asap
telitian
di
kelonggaran
karena
pengambilan
Kecamatan Tanjung Raya.
ketidak
kesalahan
sampel yang
masih dapat ditolerir
METODE PENELITIAN
dalam
Dengan jumlah mikro 30 kelompok,
penelitian ini adalah metoda survei yaitu
mikro menengah 30 kelompok, mikro
pengamatan langsung terhadap berbagai
kecil 30 kelompok dari masing-masing
kegiatan dan keadaan di lokasi penelitian
mikro tersebut. Dari jumlah mikro tersebut
yang terkait dengan analisis efisiensi
dengan
tingkat
kelonggaran
ketidak
pemasaran produk olahan ikan Bada
telitian
sebesar
10%,
dengan
(Rasbora
menggunakan
Metoda
yang
digunakan
argyrotaenia)
Kecamatan
mendapatkan
Tanjung
asap
Raya,
gambaran
di
guna
rumus
maka
diatas
diperoleh
sampel sebesar :
tentang
permasalahan pemasaran produk olahan
yang dialami oleh UMKM.
Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan
sampel
dilakukan
purposive
Maka dalam hal ini diputuskan
sampling. Sampel terdiri dari kelompok
pengambilan sampel sebanyak 48 sampel
pengolahan
(Rasbora
dari kelompok pengolahan ikan air tawar
argyrotaenia) asap agar dapat memberikan
di Kecamatan Tanjung Raya. Penelitian
ikan
secara
Bada
dilakukan pada industri mikro, kecil dan
Raya dengan jumlah dapat dilihat pada
menengah terdapat di Kecamatan Tanjung
Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Sampel Industri Mikro, Mikro Menengah, Mikro Kecil di Kecamatan
Tanjung Raya Kabupaten Agam
Mikro
Mikro Menengah
Mikro Kecil
30
30
30
Pengumpulan Data
Data
yang
EP =
dikumpulkan
dalam
penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh dengan cara observasi langsung
ke lapangan, yang diperoleh melalui
wawancara terhadap responden. Sumber
data diperoleh dari Dinas Kelautan dan
Perikanan, Perdagangan, Publikasi atau
laporan-laporan lainnya yang berkaitan
dengan penelitian ini. Analisis dilakukan
secara kualitatif dengan cara wawancara
langsung
ke
lokasi
kelompok
yang
terdapat di Kecamatan Tanjung Raya dan
dipandu
dengan
kuesioner
Keterangan:
EP
= Harga Pasar
Jika EP ˃ 1 tidak efisien
Jika EP ˂ 1 berarti efisien
Analisis Margin Pengembangan Usaha
Masyarakat Pengolah Ikan Bada
(Rasbora
argyrotaenia)
Asap
di
Kecamatan Tanjung Raya
Analisis margin pengembangan usaha
masyarakat pengolah ikan Bada (Rasbora
argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung
Raya kita dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
MP
kemudian
ditabulasikan.
Analisi Data
Analisis Efisiensi Produk Olahan Ikan
Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap
Analisis efisiensi pemasaran produk
Keterangan :
MP : Margin pemasaran
Pr : Harga ditingkat pengecer
Pj : Harga di tingkat produsen
Analisis Tingkat Keuntungan Masingmasing Kelompok dan Lembaga
Pemasaran
olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
Analisis tingkat keuntungan masing-
asap Kecamatan Tanjung Raya dapat
masing kelompok dan lembaga pemasaran
dianalisis dengan menggunakan rumus
dengan menggunakan rumus berikut:
sebagai berikut:
Lp =
Penangkapan Ikan Bada (Rasbora
HK H produsen Hagen Hpengecer
= HK H produsen H agen– H pedagang kecil
Keterangan:
H agen
:tingkat keuntungan masing
- masing kelompok
: harga keuntungan
: harga jual produsen
: harga jual agen
Hpengecer
Hpedagang kecil
: harga jual pengecer
: harga jual pedagang kecil
LP
produsen
argyrotaenia)
merupakan
salah
satu
lapangan pekerjaan utama bagi nelayan
sekitar danau, penangkapan terhadap ikan
Bada
berlangsung setiap
hari
dalam
(Nikijililutu,
2002).
sepanjang
tahun
Kelompok
pengolah
Ikan
Bada
di
Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan
jenis kelamin dan umur, dapat dilihat pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
tabel 2 berikut ini.
Karakteristik Pengolah Ikan Bada
(Rasbora
argyrotaenia)
Asap
di
Kecamatan Tanjung Raya.
Tabel 2. Kelompok pengolah Ikan Bada di Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan
jenis kelamin dan umur
Nagari
Maninjau
96
Bayua
74
Sungai Batang
67
Duo Koto
74
Paninjauan
72
Koto Kaciak
34
KotoGadang IV Koto
71
Koto Malintang
71
Keterangan : Pr : Perempuan, Lk
Pada
tabel
Lk
Pr
Umr (Th)
Org
Org
20
76
35 – 40
15
59
30 – 40
10
57
35 – 45
17
57
35 – 45
21
51
35 – 45
5
26
35 – 45
18
53
35– 45
25
46
35–45
: Laki-Laki, Jmlh : Jumlah, Org : Orang
JmlhKlpk
diatas
umur
anggota
kelompok pengolah ikan Bada (Rasbora
argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung
Raya adalah yang paling tinggi laki-laki
sebanyak 21 orang di Nagari Paninjauan
dan perempuan 76 orang di nagari
Maninjau. Pendidikan merupakan salah
satu
unsur
pengembangan
terpenting
suatu
wilayah
dalam
karena
dengan pendidikan dapat menciptakan
sumber daya manusia (SDM)
yang
berkualitas.
Jenis-jenis
Produk
Olahan
di
Kecamatan Tanjung Raya
Jenis Produk olahan Ikan air tawar
yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raya
adalah ikan bada asap, rinuak kering, nila
asap, pergedel rinuak, kerupuk rinuak,
kerupuk amplang. Jenis produk olahan
ikan di Kecamatan Tanjung Raya dapat
dilihat pada Tabel 3
Tabel 3. Jenis produk olahan ikan di Kecamatan Tanjung Raya
Jenis Produk
Bahan Baku
Proses
Ikan bada
Bada
Pengasapan
Rinuak (ikan kecil-kecil) yang ada di Rinuak
Dikeringkan
danau Maninjau
sinar matahari
Nila asap
Ikan nila
Pengasapan
Pergedelrinuak
Rinuak
Digoreng
Kerupukrinuak
Rinuak, tepung beras, Di goreng
garam
KerupukAmplang (kerupuk ikan)
Daging ikan Nila, Di goreng
tepung terigu
dengan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Kondisi Pemasaran Produk Olahan
bahwa ikan bada asap dibuat dari ikan
Bada (Rasbora argyrotaenia)Asap di
Bada (Rasbora argyrotaenia) yang baru di
Kecamatan Tanjung Raya
tangkap oleh nelayan lalu diolah dengan
proses disalai di atas tempat penyalaian
Kondisi pemasaran produk olahan
dengan cara menggunakan asap dari kayu
ikan bada asap di kecamatan Tanjung
kulit manis agar aroma ikan yang disalai
Raya tidak melalui satu pintu dan tidak
harum baunya. Selain itu kerupukrinuak
pula masuk kedalam satuan organisasi
dengan cara penggorengan dengan bahan
seperti
baku utama ikan rinuak, tepung terigu
Pengusaha Indonesia), sehingga harga
(ikan kecil-kecil yang hidup di perairan
penjualan olahan ikan tersebut tidak sama.
Danau Maninjau dan ikan Nila.
Berdasarkan sifat yang dimiliki oleh
IWAPI
(Impunan
Wanita
Produk olahan ikan Bada (Rasbora
argyrotaenia)asap di Kecamatan Tanjung
sumberdaya ikan maka diperlukan suatu
Raya,
upaya pengelolaan perikanan bada agar
karakteristik yang khas antara lain:
pemanfaatannya
1. Diproduksi berdasarkan ketersediaan bahan
dapat
berkelanjutan.
Menurut Leopold (1933) In Van Geldren
(1966) menyatakan bahwa pengelolaan
perikanan adalah seni dan ilmu untuk
menghasilkan hasil ikan tahunan yang
berkelanjutan.
pada
umumnya
mempunyai
baku (raw material).
2. Volumenya
kecil
tetapi
nilai
nominalnya relatif besar.
3. Lokasi
yang spesifik (tidak dapat
diproduksi di semua tempat/tergantung
pada musim).
Saluran Pemasaran Olahan Ikan Bada
air tawar dari pengolah di Kecamatan
(Rasbora
Tanjung
argyrotaenia)
Asap
di
Raya
sampai
ke
tangan
konsumen. Saluran pemasaran ikan olahan
Kecamatan Tanjung Raya
bada asap di Kecamatan Tanjung Raya
Saluran pemasaran menggambarkan
dapat terlihat pada gambar 1.
proses pendistribusian ikan bada asap ikan
Nelayan
Pengolah
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Pedagang Pengecer
Konsumen Akhir
Gambar 1. Saluran Pemasaran Olahan Ikan Bada (Rasboraargyrotaenia) Asap
di Kecamatan Tanjung Raya
Efisiensi
Pemasaran
Pengolahan
Produk
Ikan
Bada
(Rasbora
argyrotaenia)Asap
di
Kecamatan
Tanjung Raya
Efisiensi merupakan
keberhasilan
yang
suatu
dinilai
ukuran
dari
segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai
hasil
dari
kegiatan
yang
dijalankan.
Pengertian efisiensi menurut Mulyamah
(1987), yaitu merupakan suatu ukuran
dalam
membandingkan
rencana
penggunaan masukan dengan penggunaan
yang direalisasikan atau perkataan lain
penggunaan yang sebenarnya.
Sedangkan pengertian efisiensi dan
menurut Hasibuan (1984) efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara input
(masukan)
dan
output
(hasil
antara
keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan), seperti halnya juga hasil
optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas.
Tabel 4. Biaya Lembaga Pemasaran oleh Masing-masing Usaha di Kecamatan Tanjung
Raya
Lembaga Pemasaran
Nelayan
Jumlah
(Rp/Kg)
Jenis Biaya
Tenaga Kerja
Es
Total
Pedagang Besar
8.000
2.000
10.000
20.000
2.000
8.000
30.000
Tenaga kerja
Es
BBM
Total
Pedagang Kecil
Tenaga kerja
Es
BBM
Total
Pedagang pengecer
30.000
2.000
8.000
40.000
40.000
2.000
8.000
50.000
Tenaga kerja
Es
BBM
Total
Pada Tabel 4 di atas terlihat bahwa
dari atas biaya tenaga kerja, es dan BBM
biaya lembaga pemasaran oleh masing-
sedangkan
masing usaha lembaga yang dikeluarkan
dikeluarkan oleh nelayan sebesar Rp.
tertinggi
10.000,- yang terdiri dari tenaga kerja dan
terdapat
pada
pedagang
pengencer Rp. 50.000,-/kg yang terdiri
biaya
yang
terendah
es.
Tabel 5. Modal Awal Biaya Lembaga Pemasaran oleh Masing-masing Usaha di
Kecamatan Tanjung Raya.
Harga Seruan
(Rp)
Biaya Ikan Segar
4 kg
30.000
Pembelian kayu (bahan bakar)
5 ikat kayu manis
Garam
2 bks
Jumlah
(Rp)
120.000
20.000
2.000
Jumlah
142.000
Dari Tabel 5 dapat disimpulkan total
Kelompok UMKM mengolah rata-rata
modal awal untuk mendapatkan 1 kg ikan
penjumlahan untuk 1 bulan 30 – 50 kg
Bada (Rasbora argyrotaenia) asap sebesar
dengan lama pengasapan 1 – 2 hari, ini
Rp. 142.000,- sementara diambil oleh
dilihat dari hasil ikan Bada (Rasbora
pedagang pengumpul sebesar Rp. 80.000 –
argyrotaenia)
30.000 = 50.000/kg.
penjualan dari bada segar, sebelum diolah
asap
musiman.
Harga
menjadi ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap
asap
pedagang
terdapat 4 kg bada basah untuk dijadikan
60.000/kg.
olahan ikan segar. 1  4  30.000 =
dijual
pengecer
tertinggi
sebesar
pada
Rp.
Sedangkan biaya terendah dikeluarkan
oleh nelayan penangkap ikan sebesar Rp.
20.000/kg.
Rp.120.000,Dari hasil penelitian diketahui bahwa
efisiensi pemasaran pengolahan produk
Dari bada segar ke olahan ikan Bada
ikan bada menunjukkan efisien karena
(Rasbora argyrotaenia) asap mendapatkan
nilai efisiensi < 1 untuk itu dapat dilihat
perbandingan 1 : 4 yang artinya untuk 1 kg
pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Analisis Efisiensi Pemasaran Pengolahan Produk Ikan Bada (Rasbora
argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya
Lembaga Pemasaran
Pengolah
Pedagang besar
Pedagang kecil
Pedagang pengecer
Biaya
(Rp/kg)
Nilai Produk
(Rp/kg)
50.000
10.000
5.000
10.000
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
Nilai Efisiensi
(Rp/kg)
130.000
155.000
190.000
170.000
0.384
0.067
0.056
0.059
kerusakan, mencegah merosotnya mutu
bahwa nilai efisiensi pemasaran produk
dan penghematan tenaga kerja.
olahan ikan bada asap paling tinggi
Margin Pemasaran Ikan Olahan Ikan
terdapat pada pengolah yakni dengan nilai
Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap
efisiensi 0.384 diikuti oleh pedagang besar
yakni
dengan
nilai
efisiensi
0.067,
Margin
pemasaran
adalah
ada
pedagang kecil dengan nilai efisiensi
tidaknya perbedaan harga di tingkat petani
0.056.
dan di tingkat pengecer (Sudiyono, 2001).
Menurut Hanafiah dan Saefuddin
Margin pemasaran merupakan biaya dari
(2013), nilai efisiensi dibedakan menjadi
jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai
dua, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi
akibat permintaan dan penawaran dari jasa
ekonomis. Efisiensi
berarti
pemasaran. Analisis margin pemasaran
pengendalian fisik dari produk yang
olahan ikan Bada asap dapat dilihat pada
mencakup prosedur, teknis dan skala
Tabel 7.
teknis
operasi dengan tujuan untuk mengurangi
Tabel 7. Analisis Margin Pemasaran Ikan Olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
Asap.
Harga Beli
(Rp/kg)
Lembaga Pemasaran
Pengolah
Pedagang besar
Pedagang kecil
Pedagang pengecer
Jumlah
80.000
130.000
170.000
150.000
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa
nilai
margin
Harga Jual
(Rp/kg)
yang tertinggi
lembaga
Margin
(Rp/kg)
130.000
155.000
190.000
170.000
50.000
25.000
20.000
20.000
115.000
faktor-faktor yang mempengaruhi marjin
pemasaran.
pemasaran pengolah ikan Bada (Rasbora
argyrotaenia) asap sebesar Rp. 50.000/kg
didapat oleh pengolah sedangkan lembaga
pemasaran pedagang besar Rp. 25.000/kg
Analisis Keuntungan Masing-masing
Lembaga Pemasaran Pada Penjualan
Ikan Bada Asap (Rasbora argyrotaenia)
di Kecamatan Tanjung Raya.
sedangkan lembaga pemasaran yang lain
marginnya sama
Menurut
hasil
penelitian
Susanti
yaitu sebesar Rp.
(2011), keuntungan pemasaran diperoleh
Jika dibandingkan dengan
dari penerimaan dikurangi dengan biaya-
penelitian Amin(1986) tentang marjin
biaya pemasaran. Biaya pemasaran adalah
pemasaran ikan lele basah di Kabupaten
biaya yang dikeluarkan dalam proses
Grobongan,
dalam
penyaluran produk. Analisis keuntungan
Manumono (1993), menggunakan model
penjualan ikan bada asap dapat dilihat
regresi
pada Tabel dibawah ini.
20.000/kg.
Jawa
berganda
Tengah
untuk
menganalisis
Tabel 8. Analisis keuntungan penjualan ikan bada asap
Lembaga
Pemasaran
Harga Beli
(Rp/kg)
Harga Jual
(Rp/kg)
Biaya
(Rp/kg)
Keuntungan
(Rp/kg)
Kelompok
80.000
130.000
20.000
30.000
Pedagang Besar
130.000
155.000
10.000
15.000
Pedagang Kecil
170.000
190.000
15.000
15.000
Pedagang
Pengecer
150.000
170.000
10.000
10.000
Dari Tabel 8 hasil penelitian di
berkualitas, akan tetapi produk yang
Kecamatan Tanjung Raya diketahui bahwa
kurang berkualitas tetap diterima oleh
keuntungan
dari
penampung dengan harga sangat murah.
lembaga yang terlibat dalam pemasaran
Harga yang tidak stabil juga disebabkan
olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
kelangkaan
asap
30.000/Kg.
bahan baku olahan, karena bahan baku
Tingkat keuntungan pedagang besar dan
olahan sangatlah tergantung pada musim
pedagang
Rp. 15.000/Kg.
dan jumlah tangkapan oleh nelayan bahan
terlihat pada tingkat pedagang pengecer
baku yang akan disalurkan pada pelaku
mendapatkan keuntungan terkecil adalah
usaha produk olahan ikan Bada (Rasbora
sebesar Rp. 10.000/Kg.
argyrotaenia) asap.
Lingkungan Pemasaran
Tingkat Pendidikan Umumnya Masih
Relatif Rendah
terbesar
adalah
diperoleh
sebesar
kecil
Rp.
yaitu
Berdasarkan
penelitian
diketahui
bahwa bahan baku merupakan komponen
atau sulitnya mendapatkan
Berdasarkan
penelitian
diketahui
utama dalam pemasaran, apabila bahan
65,37% dari total 48 (empat puluh
baku tidak ada maka produk olahan tidak
delapan) responden sebagian besar pelaku
akan ada. Dari 48 (empat puluh delapan)
usaha yang tergabung dalam sebuah
orang responden, menyebutkan bahwa
kelompok UMKM relatif rendah. Tingkat
bahan baku sangat dipengaruhi oleh
pendidikan
musim, apabila hujan maka nelayan
adalah tingkat sekolah dasar. Tinggi
pemasok tidak akan menangkap oleh sebab
rendahnya
itu akan muncul permasalahan sulitnya
mempengaruhi
mendapatkan bahan baku produk olahan.
usaha. Apabila tingkat pendidikan dan
yang sangat
tingkat
mendominasi
pendidikan
akan
keberlangsungan
suatu
sesuai dengan bidang pemasaran produk
olahan, maka pelaku pengolah dapat
Harga yang Tidak Stabil
Berdasarkan
bahwa
dari
penjualan
hasil
Bada
mengetahui apa saja
penelitian
(Rasbora
argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung
Raya ditemukan adanya keberagaman
harga. Penampung olahan ikan Bada
(Rasbora argyrotaenia) asap biasanya
aliran menyeleksi produk-produk yang
dan bagaimana
manajemen pemasaran yang baik, begitu
pula sebaliknya apabila tingkat pendidikan
rendah maka mereka akan mengalami
kesulitan pada manajemen pemasaran,
seperti halnya membentuk suatu hubungan
kerjasama dengan pihak terkait, akan
tetapi banyak juga terdapat kelompok
pengolah yang berhasil walaupun tingkat
diminati oleh masyarakat. Dan tidak
pendidikan rendah.
adanya
kerjasama
dengan
kelompok
Impunan Pengusaha Wanita Indonesia
Promosi Tidak Merata
(IWAPI) dan tidak didukung dengan
Promosi produk olahan ikan Bada
(Rasbora
argyrotaenia)
asap
di
Kecamatan Tanjung Raya tidak merata
promosi dengan media elektronik dan
membuat leatler untuk disebarkan ke
daerah-daerah lain.
dilakukan oleh pemerintah maupun pelaku
kelompok usaha produk olahan ikan Bada
(Rasbora
argyrotaenia)
asap,
seperti
promosi keluar daerah dan ke masyarakat
luas. Kurangnya promosi kemasan juga
merupakan
faktor
pemasaran
Analisis
Saluran
Pemasaran
Keuntungan Pemasaran Ikan Olahan
Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap
pada
Masing-masing
Lembaga
Pemasaran
produk
Pada tabel 9 dapat dilihat bagaimana
olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
analisis saluran pemasaran keuntungan
asap. Apabila kemasan tidak
pemasaran
menarik
ikan
olahan
ikan
Bada
maka pasar tidak akan menampung produk
(Rasbora argyrotaenia) asap pada masing-
olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)
masing lembaga pemasaran di bawah ini:
asap
air tawar dengan alasan tidak
Harga
Beli
(Rp/kg)
Modal Saluran Pertama
Pengolah
80.000
Pedagang Besar
130.000
Pedagang Kecil
170.000
Pedagang Pengecer
150.000
Lembaga
Pemasaran
Modal Saluran Kedua
Pengolah
80.000
Pedagang Besar
130.000
Pedagang Pengecer
150.000
Lembaga Pemasaran
Modal Saluran Ketiga
Pengolah
80.000
Pedagang Besar
130.000
Pedagang Pengecer
150.000
Modal Saluran Keempat
Pengolah
80.000
Pedagang Besar
130.000
Harga
Jual
(Rp/kg)
Biaya
Keuntungan
Pemasaran
(Rp/kg)
(Rp/kg)
Margin
(Rp/kg)
50.000
20.000
20.000
20.000
Nilai
Efisien
(Rp/kg)
130.000
150.000
140.000
170.000
50.000
10.000
15.000
10.000
30.000
10.000
15.000
10.000
0,038
0,066
0,15
0.10
130.000
150.000
170.000
50.000
7.000
10.000
30.000
13.000
10.000
50.000
20.000
20.000
0,38
0,04
0,06
130.000
155.000
170.000
50.000
12.000
10.000
30.000
23.000
10.000
50.000
25.000
20.000
0,38
0,08
0,06
130.000
155.000
50.000
12.000
30.000
23.000
50.000
25.000
0,38
0,07
Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat
3. Keuntungan terbesar diperoleh dari
bahwa saluran yang efisien adalah saluran
lembaga yang terlibat dalam pemasaran
yang mengeluarkan biaya kecil sedangkan
olahan
marginnya besar serta dari panjangnya
argyrotaenia) asap adalah sebesar Rp.
saluran pemasaran yang dilalui. Jadi model
30.000/Kg.
saluran pemasaran yang paling efisien
pedagang
adalah saluran keempat dengan biaya yang
yaitu
paling kecil margin yang didapat besar,
tingkat
serta saluran yang dilalui hanya 2 lembaga
mendapatkan
yaitu pengolah ke pedagang besar dan
adalah sebesar Rp. 10.000/Kg.
ikan
Bada
Tingkat
(Rasbora
keuntungan
besar dan pedagang kecil
Rp.15.000/Kg.
Terlihat
pedagang
pada
pengecer
keuntungan
terkecil
langsung ke konsumen.
Saran
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Agar tidak tingginya keuntungan yang
Kesimpulan
diperoleh
oleh
1. Efisiensi pemasaran pengolahan produk
pedagang
kecil
pedagang
dan
besar,
pedagang
ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap
pengencer, maka dari pengolah bada
di Kecamatan Tanjung Raya pada
asap agar dapat menurunkan harga ke
masing-masing lembaga efisien dimana
pedagang.
dapat dilihat pedagang kecil yaitu
2. Perlu di lestarikan sumber daya ikan
(0.056), pedagang pengecer (0.059),
Bada (Rasbora argyrotaenia) agar tidak
pedagang besar dengan nilai efisiensi
punahnyabada yang ada di Danau
(0.067),
Maninjau
dan
pada
pengolah
yaitu
yang di jual ke masyarakat.
(0,3840).
2. Nilai margin yang tertinggi lembaga
pemasaran
mengingat mahalnya bada
pengolah
ikan
Bada
3. Sangat
perlunya
eloktronik
sebesar Rp. 50.000/kg didapat oleh
argyrotaenia) asap.
pemasaran
25.000/kg
pedagang
besar
selanjutnya
Rp.
lembaga
pemasaran yang lain marginnya sama
yaitu sebesar Rp.20.000/kg .
dari
Pemerintah promosi melalui media dan
(Rasbora argyrotaenia) asap tertinggi
saluran pengolah sedangkan lembaga
dukungan
olahan
Bada
(Rasbora
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2007. Manajemen Pemasaran.
PT Raja grafindo Persada.
Jakarta.
FAO.
1974. Handbook on Human
Nutritional Requirements. Food
and
Agriculture
Organized
(FAO/WHO) Publication
Dahuri,
R.
2004.
Pendayagunaan
Sumber Daya Kelautan. LISPI,
Jakarta.
Heruwati, E,S. 2002. Pengolahan Ikan
secara Tradisional. Pusat Riset
Pengolahan Produk dan Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan
(http://www.pustakadeptan.go.id)
Kotler, 2001. Principles of Marketing,
Eight
Edition.
New
Jersey. Prentice Hall. Inc.
Download