ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN BADA (Rasbora argyrotaenia) ASAP DI KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM PROPINSI SUMATERA BARAT Welli Santi, Junaidi, Yusra Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta E-mail: [email protected] Abstrak Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu bentuk usaha pengolahan ikan masyarakat terletak di kawasan Tanjung Raya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efisiensi pemasaran produk olahan, dianalisis margin pemasaran bisnis masyarakat, dan menganalisis keuntungan dari masing-masing kelompok dan pemasaran lembaga yang terlibat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu observasi langsung dari berbagai kejadian dan keadaan di lokasi penelitian yang berkaitan dengan analisis efisiensi pemasaran produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kabupaten Tanjung Raya. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah bada kelompok pengolahan ikan (Rasbora argyrotaenia) asap yang terkandung di delapan desa di Kecamatan Tanjung Raya Agam. Hasil survei menunjukkan bahwa efisiensi pemasaran pengolahan produk ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kabupaten Tanjung Raya di setiap institusi yang efisien di mana dapat dilihat pedagang kecil yang (0,056), pengecer (0,059), grosir dengan nilai-nilai efisiensi ( 0,067), dan pada tingkat pengolahan yang (0,3840). Nilai margin tertinggi pengolahan ikan lembaga pemasaran Bada (Rasboraargyrotaenia) asap Rp. 50.000 / kg diperoleh pengolahan saluran di tingkat pedagang besar Rp. 25.000 / kg, dan pada tingkat pedagang lain di 20.000 / kg. Kata Kunci : Analisis Efisiensi Pemasaran , Produk Olahan Ikan Bada . Abstract Bada fish (Rasbora argyrotaenia) is one form of fish processing business community is located in Tanjung Raya, which is generally still done traditionally by using simple equipment, these efforts contribute to sustain the lives of people in the district of Tanjung Raya. The purpose of this study was to analyze the efficiency of the marketing of products processed, analyzed business marketing margins of society, and analyze the advantages of each group and marketing agencies involved. The method used in this research is the survey method is direct observation of events and circumstances at the site of research related to the analysis of the efficiency of the marketing of processed fish products Bada (Rasbora argyrotaenia) smoke in the district of Tanjung Raya. In this study, the sampling is done by purposive sampling. The sample in this study is bada fish processing group (Rasbora argyrotaenia) smoke contained in eight villages in the district of Tanjung Raya Agam. The survey results show that the marketing efficiency of processing fish products Bada (Rasbora argyrotaenia) smoke in the district of Tanjung Raya in any efficient institutions where it can be seen small traders (0.056), retailers (0.059), wholesale with efficiency values (0.067), and at the processing level (0.3840). The highest margin value fish processing marketing agencies bada (Rasboraargyrotaenia) smoke Rp. 50,000 / kg obtained channel processing at the level of big traders Rp. 25,000 / kg, and at the level of other traders at 20,000 / kg. Keywords : Efficiency Analysis Marketing , Products Processed Fish Bada . untuk merencanakan, menentukan harga, PENDAHULUAN Sektor perikanan sebagai salah satu mempromosikan, dan mendistribusikan pendukung sektor ekonomi yang memiliki barang dan jasa yang dapat memuaskan peran ekonomi kebutuhan kepada pembeli yang ada nasional, yaitu memberikan nilai tambah maupun pembeli potensial (Kotler, 2001). dan mempunyai nilai strategis, serta dapat Sedangkan memberikan manfaat finansial maupun strategi pemasaran pada dasarnya adalah ekonomi, khususnya dalam penyediaan rencana yang menyeluruh, terpadu yang bahan pangan protein, perolehan devisa, memberikan panduan tentang kegiatan dan penyediaan lapangan kerja. yang dalam Kontribusi pembangunan sektor perikanan akan dan tercapainya kelautan terhadap PDB Nasional mencapai perusahaan sekitar 12,4%, bahkan industri Perikanan Menurut menurut (Assauri, dijalankan tujuan 2007) untuk dapat pemasaran suatu Terminologi FAO (1974) menyerap lebih dari 16 juta tenaga kerja ikan olahan tradisional atau “tradisional secara langsung (Dahuri, 2004). curred” adalah produk yang diolah secara Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) merupakan salah satu bentuk sederhana dan umumnya dilakukan pada usaha skala industri rumah tangga. Jenis olahan masyarakat pengolahan ikan yang terdapat yang termasuk produk olahan tradisional di Kecamatan Tanjung Raya yang pada ini adalah ikan kering atau ikan asin umumnya secara kering, ikan pindang, ikan asap, serta tradisional dengan menggunakan peralatan produk fermentasi yaitu kecap, peda, terasi yang sederhana, usaha ini memberikan dan sejenisnya (Heruwati, 2002). masih dilakukan kontribusi dalam menopang kehidupan masyarakat di Kecamatan Tanjung Raya. Pasar adalah orang-orang Berdasarkan hal tersebut diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang yang analisis efisiensi pemasaran produk olahan mempunyai keinginan untuk puas, uang ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di untuk berbelanja dan kemauan untuk Kecamatan membelanjakan. Tiga unsur penting pasar Agam Propinsi Sumatra Barat. Tanjung Raya Kabupaten (Stanton et al., 2001), yaitu (a) orang dengan segala keinginannya; (b) daya beli yang dimiliki; (c) kemauan untuk membelanjakan uangnya. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukkan Tujuan Penelitian Menganalisis produk olahan, pemasaran usaha efisiensi pemasaran menganalisis masyarakat, margin dan menganalisis tingkat keuntungan masing- masing kelompok dan lembaga pemasaran informasi yang diinginkan sesuai dengan yang terlibat. permasalahan penelitian. Penelitian ini diharapkan agar memberikan Untuk mendapatkan sampel sumbangan pemikiran dan masukan bagi penelitian ini digunakan rumus “slovin” pengambil kebijakan yang ditujukan untuk sebagai berikut : peningkatan ekonomi masyarakat, sebagai rumah tangga sumbangan teori pembangunan bidang sosial ekonomi yang berhubungan dengan karakteristik Dimana : masyarakat, teranalisisnya faktor-faktor N = Ukuran sampel yang N = Ukuran populasi e = Persen mempengaruhi masyarakat (Rasbora pendapatan pengolahan ikan argyrotaenia) Bada asap telitian di kelonggaran karena pengambilan Kecamatan Tanjung Raya. ketidak kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir METODE PENELITIAN dalam Dengan jumlah mikro 30 kelompok, penelitian ini adalah metoda survei yaitu mikro menengah 30 kelompok, mikro pengamatan langsung terhadap berbagai kecil 30 kelompok dari masing-masing kegiatan dan keadaan di lokasi penelitian mikro tersebut. Dari jumlah mikro tersebut yang terkait dengan analisis efisiensi dengan tingkat kelonggaran ketidak pemasaran produk olahan ikan Bada telitian sebesar 10%, dengan (Rasbora menggunakan Metoda yang digunakan argyrotaenia) Kecamatan mendapatkan Tanjung asap Raya, gambaran di guna rumus maka diatas diperoleh sampel sebesar : tentang permasalahan pemasaran produk olahan yang dialami oleh UMKM. Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan purposive Maka dalam hal ini diputuskan sampling. Sampel terdiri dari kelompok pengambilan sampel sebanyak 48 sampel pengolahan (Rasbora dari kelompok pengolahan ikan air tawar argyrotaenia) asap agar dapat memberikan di Kecamatan Tanjung Raya. Penelitian ikan secara Bada dilakukan pada industri mikro, kecil dan Raya dengan jumlah dapat dilihat pada menengah terdapat di Kecamatan Tanjung Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Sampel Industri Mikro, Mikro Menengah, Mikro Kecil di Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Mikro Mikro Menengah Mikro Kecil 30 30 30 Pengumpulan Data Data yang EP = dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara observasi langsung ke lapangan, yang diperoleh melalui wawancara terhadap responden. Sumber data diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Perdagangan, Publikasi atau laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan cara wawancara langsung ke lokasi kelompok yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raya dan dipandu dengan kuesioner Keterangan: EP = Harga Pasar Jika EP ˃ 1 tidak efisien Jika EP ˂ 1 berarti efisien Analisis Margin Pengembangan Usaha Masyarakat Pengolah Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya Analisis margin pengembangan usaha masyarakat pengolah ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut: MP kemudian ditabulasikan. Analisi Data Analisis Efisiensi Produk Olahan Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap Analisis efisiensi pemasaran produk Keterangan : MP : Margin pemasaran Pr : Harga ditingkat pengecer Pj : Harga di tingkat produsen Analisis Tingkat Keuntungan Masingmasing Kelompok dan Lembaga Pemasaran olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Analisis tingkat keuntungan masing- asap Kecamatan Tanjung Raya dapat masing kelompok dan lembaga pemasaran dianalisis dengan menggunakan rumus dengan menggunakan rumus berikut: sebagai berikut: Lp = Penangkapan Ikan Bada (Rasbora HK H produsen Hagen Hpengecer = HK H produsen H agen– H pedagang kecil Keterangan: H agen :tingkat keuntungan masing - masing kelompok : harga keuntungan : harga jual produsen : harga jual agen Hpengecer Hpedagang kecil : harga jual pengecer : harga jual pedagang kecil LP produsen argyrotaenia) merupakan salah satu lapangan pekerjaan utama bagi nelayan sekitar danau, penangkapan terhadap ikan Bada berlangsung setiap hari dalam (Nikijililutu, 2002). sepanjang tahun Kelompok pengolah Ikan Bada di Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan jenis kelamin dan umur, dapat dilihat pada HASIL DAN PEMBAHASAN tabel 2 berikut ini. Karakteristik Pengolah Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya. Tabel 2. Kelompok pengolah Ikan Bada di Kecamatan Tanjung Raya berdasarkan jenis kelamin dan umur Nagari Maninjau 96 Bayua 74 Sungai Batang 67 Duo Koto 74 Paninjauan 72 Koto Kaciak 34 KotoGadang IV Koto 71 Koto Malintang 71 Keterangan : Pr : Perempuan, Lk Pada tabel Lk Pr Umr (Th) Org Org 20 76 35 – 40 15 59 30 – 40 10 57 35 – 45 17 57 35 – 45 21 51 35 – 45 5 26 35 – 45 18 53 35– 45 25 46 35–45 : Laki-Laki, Jmlh : Jumlah, Org : Orang JmlhKlpk diatas umur anggota kelompok pengolah ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya adalah yang paling tinggi laki-laki sebanyak 21 orang di Nagari Paninjauan dan perempuan 76 orang di nagari Maninjau. Pendidikan merupakan salah satu unsur pengembangan terpenting suatu wilayah dalam karena dengan pendidikan dapat menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Jenis-jenis Produk Olahan di Kecamatan Tanjung Raya Jenis Produk olahan Ikan air tawar yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raya adalah ikan bada asap, rinuak kering, nila asap, pergedel rinuak, kerupuk rinuak, kerupuk amplang. Jenis produk olahan ikan di Kecamatan Tanjung Raya dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3. Jenis produk olahan ikan di Kecamatan Tanjung Raya Jenis Produk Bahan Baku Proses Ikan bada Bada Pengasapan Rinuak (ikan kecil-kecil) yang ada di Rinuak Dikeringkan danau Maninjau sinar matahari Nila asap Ikan nila Pengasapan Pergedelrinuak Rinuak Digoreng Kerupukrinuak Rinuak, tepung beras, Di goreng garam KerupukAmplang (kerupuk ikan) Daging ikan Nila, Di goreng tepung terigu dengan Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat Kondisi Pemasaran Produk Olahan bahwa ikan bada asap dibuat dari ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)Asap di Bada (Rasbora argyrotaenia) yang baru di Kecamatan Tanjung Raya tangkap oleh nelayan lalu diolah dengan proses disalai di atas tempat penyalaian Kondisi pemasaran produk olahan dengan cara menggunakan asap dari kayu ikan bada asap di kecamatan Tanjung kulit manis agar aroma ikan yang disalai Raya tidak melalui satu pintu dan tidak harum baunya. Selain itu kerupukrinuak pula masuk kedalam satuan organisasi dengan cara penggorengan dengan bahan seperti baku utama ikan rinuak, tepung terigu Pengusaha Indonesia), sehingga harga (ikan kecil-kecil yang hidup di perairan penjualan olahan ikan tersebut tidak sama. Danau Maninjau dan ikan Nila. Berdasarkan sifat yang dimiliki oleh IWAPI (Impunan Wanita Produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)asap di Kecamatan Tanjung sumberdaya ikan maka diperlukan suatu Raya, upaya pengelolaan perikanan bada agar karakteristik yang khas antara lain: pemanfaatannya 1. Diproduksi berdasarkan ketersediaan bahan dapat berkelanjutan. Menurut Leopold (1933) In Van Geldren (1966) menyatakan bahwa pengelolaan perikanan adalah seni dan ilmu untuk menghasilkan hasil ikan tahunan yang berkelanjutan. pada umumnya mempunyai baku (raw material). 2. Volumenya kecil tetapi nilai nominalnya relatif besar. 3. Lokasi yang spesifik (tidak dapat diproduksi di semua tempat/tergantung pada musim). Saluran Pemasaran Olahan Ikan Bada air tawar dari pengolah di Kecamatan (Rasbora Tanjung argyrotaenia) Asap di Raya sampai ke tangan konsumen. Saluran pemasaran ikan olahan Kecamatan Tanjung Raya bada asap di Kecamatan Tanjung Raya Saluran pemasaran menggambarkan dapat terlihat pada gambar 1. proses pendistribusian ikan bada asap ikan Nelayan Pengolah Pedagang Besar Pedagang Kecil Pedagang Pengecer Konsumen Akhir Gambar 1. Saluran Pemasaran Olahan Ikan Bada (Rasboraargyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya Efisiensi Pemasaran Pengolahan Produk Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia)Asap di Kecamatan Tanjung Raya Efisiensi merupakan keberhasilan yang suatu dinilai ukuran dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987), yaitu merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian efisiensi dan menurut Hasibuan (1984) efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Tabel 4. Biaya Lembaga Pemasaran oleh Masing-masing Usaha di Kecamatan Tanjung Raya Lembaga Pemasaran Nelayan Jumlah (Rp/Kg) Jenis Biaya Tenaga Kerja Es Total Pedagang Besar 8.000 2.000 10.000 20.000 2.000 8.000 30.000 Tenaga kerja Es BBM Total Pedagang Kecil Tenaga kerja Es BBM Total Pedagang pengecer 30.000 2.000 8.000 40.000 40.000 2.000 8.000 50.000 Tenaga kerja Es BBM Total Pada Tabel 4 di atas terlihat bahwa dari atas biaya tenaga kerja, es dan BBM biaya lembaga pemasaran oleh masing- sedangkan masing usaha lembaga yang dikeluarkan dikeluarkan oleh nelayan sebesar Rp. tertinggi 10.000,- yang terdiri dari tenaga kerja dan terdapat pada pedagang pengencer Rp. 50.000,-/kg yang terdiri biaya yang terendah es. Tabel 5. Modal Awal Biaya Lembaga Pemasaran oleh Masing-masing Usaha di Kecamatan Tanjung Raya. Harga Seruan (Rp) Biaya Ikan Segar 4 kg 30.000 Pembelian kayu (bahan bakar) 5 ikat kayu manis Garam 2 bks Jumlah (Rp) 120.000 20.000 2.000 Jumlah 142.000 Dari Tabel 5 dapat disimpulkan total Kelompok UMKM mengolah rata-rata modal awal untuk mendapatkan 1 kg ikan penjumlahan untuk 1 bulan 30 – 50 kg Bada (Rasbora argyrotaenia) asap sebesar dengan lama pengasapan 1 – 2 hari, ini Rp. 142.000,- sementara diambil oleh dilihat dari hasil ikan Bada (Rasbora pedagang pengumpul sebesar Rp. 80.000 – argyrotaenia) 30.000 = 50.000/kg. penjualan dari bada segar, sebelum diolah asap musiman. Harga menjadi ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap asap pedagang terdapat 4 kg bada basah untuk dijadikan 60.000/kg. olahan ikan segar. 1 4 30.000 = dijual pengecer tertinggi sebesar pada Rp. Sedangkan biaya terendah dikeluarkan oleh nelayan penangkap ikan sebesar Rp. 20.000/kg. Rp.120.000,Dari hasil penelitian diketahui bahwa efisiensi pemasaran pengolahan produk Dari bada segar ke olahan ikan Bada ikan bada menunjukkan efisien karena (Rasbora argyrotaenia) asap mendapatkan nilai efisiensi < 1 untuk itu dapat dilihat perbandingan 1 : 4 yang artinya untuk 1 kg pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Analisis Efisiensi Pemasaran Pengolahan Produk Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap di Kecamatan Tanjung Raya Lembaga Pemasaran Pengolah Pedagang besar Pedagang kecil Pedagang pengecer Biaya (Rp/kg) Nilai Produk (Rp/kg) 50.000 10.000 5.000 10.000 Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat Nilai Efisiensi (Rp/kg) 130.000 155.000 190.000 170.000 0.384 0.067 0.056 0.059 kerusakan, mencegah merosotnya mutu bahwa nilai efisiensi pemasaran produk dan penghematan tenaga kerja. olahan ikan bada asap paling tinggi Margin Pemasaran Ikan Olahan Ikan terdapat pada pengolah yakni dengan nilai Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap efisiensi 0.384 diikuti oleh pedagang besar yakni dengan nilai efisiensi 0.067, Margin pemasaran adalah ada pedagang kecil dengan nilai efisiensi tidaknya perbedaan harga di tingkat petani 0.056. dan di tingkat pengecer (Sudiyono, 2001). Menurut Hanafiah dan Saefuddin Margin pemasaran merupakan biaya dari (2013), nilai efisiensi dibedakan menjadi jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai dua, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi akibat permintaan dan penawaran dari jasa ekonomis. Efisiensi berarti pemasaran. Analisis margin pemasaran pengendalian fisik dari produk yang olahan ikan Bada asap dapat dilihat pada mencakup prosedur, teknis dan skala Tabel 7. teknis operasi dengan tujuan untuk mengurangi Tabel 7. Analisis Margin Pemasaran Ikan Olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap. Harga Beli (Rp/kg) Lembaga Pemasaran Pengolah Pedagang besar Pedagang kecil Pedagang pengecer Jumlah 80.000 130.000 170.000 150.000 Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa nilai margin Harga Jual (Rp/kg) yang tertinggi lembaga Margin (Rp/kg) 130.000 155.000 190.000 170.000 50.000 25.000 20.000 20.000 115.000 faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pemasaran. pemasaran pengolah ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap sebesar Rp. 50.000/kg didapat oleh pengolah sedangkan lembaga pemasaran pedagang besar Rp. 25.000/kg Analisis Keuntungan Masing-masing Lembaga Pemasaran Pada Penjualan Ikan Bada Asap (Rasbora argyrotaenia) di Kecamatan Tanjung Raya. sedangkan lembaga pemasaran yang lain marginnya sama Menurut hasil penelitian Susanti yaitu sebesar Rp. (2011), keuntungan pemasaran diperoleh Jika dibandingkan dengan dari penerimaan dikurangi dengan biaya- penelitian Amin(1986) tentang marjin biaya pemasaran. Biaya pemasaran adalah pemasaran ikan lele basah di Kabupaten biaya yang dikeluarkan dalam proses Grobongan, dalam penyaluran produk. Analisis keuntungan Manumono (1993), menggunakan model penjualan ikan bada asap dapat dilihat regresi pada Tabel dibawah ini. 20.000/kg. Jawa berganda Tengah untuk menganalisis Tabel 8. Analisis keuntungan penjualan ikan bada asap Lembaga Pemasaran Harga Beli (Rp/kg) Harga Jual (Rp/kg) Biaya (Rp/kg) Keuntungan (Rp/kg) Kelompok 80.000 130.000 20.000 30.000 Pedagang Besar 130.000 155.000 10.000 15.000 Pedagang Kecil 170.000 190.000 15.000 15.000 Pedagang Pengecer 150.000 170.000 10.000 10.000 Dari Tabel 8 hasil penelitian di berkualitas, akan tetapi produk yang Kecamatan Tanjung Raya diketahui bahwa kurang berkualitas tetap diterima oleh keuntungan dari penampung dengan harga sangat murah. lembaga yang terlibat dalam pemasaran Harga yang tidak stabil juga disebabkan olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) kelangkaan asap 30.000/Kg. bahan baku olahan, karena bahan baku Tingkat keuntungan pedagang besar dan olahan sangatlah tergantung pada musim pedagang Rp. 15.000/Kg. dan jumlah tangkapan oleh nelayan bahan terlihat pada tingkat pedagang pengecer baku yang akan disalurkan pada pelaku mendapatkan keuntungan terkecil adalah usaha produk olahan ikan Bada (Rasbora sebesar Rp. 10.000/Kg. argyrotaenia) asap. Lingkungan Pemasaran Tingkat Pendidikan Umumnya Masih Relatif Rendah terbesar adalah diperoleh sebesar kecil Rp. yaitu Berdasarkan penelitian diketahui bahwa bahan baku merupakan komponen atau sulitnya mendapatkan Berdasarkan penelitian diketahui utama dalam pemasaran, apabila bahan 65,37% dari total 48 (empat puluh baku tidak ada maka produk olahan tidak delapan) responden sebagian besar pelaku akan ada. Dari 48 (empat puluh delapan) usaha yang tergabung dalam sebuah orang responden, menyebutkan bahwa kelompok UMKM relatif rendah. Tingkat bahan baku sangat dipengaruhi oleh pendidikan musim, apabila hujan maka nelayan adalah tingkat sekolah dasar. Tinggi pemasok tidak akan menangkap oleh sebab rendahnya itu akan muncul permasalahan sulitnya mempengaruhi mendapatkan bahan baku produk olahan. usaha. Apabila tingkat pendidikan dan yang sangat tingkat mendominasi pendidikan akan keberlangsungan suatu sesuai dengan bidang pemasaran produk olahan, maka pelaku pengolah dapat Harga yang Tidak Stabil Berdasarkan bahwa dari penjualan hasil Bada mengetahui apa saja penelitian (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya ditemukan adanya keberagaman harga. Penampung olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap biasanya aliran menyeleksi produk-produk yang dan bagaimana manajemen pemasaran yang baik, begitu pula sebaliknya apabila tingkat pendidikan rendah maka mereka akan mengalami kesulitan pada manajemen pemasaran, seperti halnya membentuk suatu hubungan kerjasama dengan pihak terkait, akan tetapi banyak juga terdapat kelompok pengolah yang berhasil walaupun tingkat diminati oleh masyarakat. Dan tidak pendidikan rendah. adanya kerjasama dengan kelompok Impunan Pengusaha Wanita Indonesia Promosi Tidak Merata (IWAPI) dan tidak didukung dengan Promosi produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap di Kecamatan Tanjung Raya tidak merata promosi dengan media elektronik dan membuat leatler untuk disebarkan ke daerah-daerah lain. dilakukan oleh pemerintah maupun pelaku kelompok usaha produk olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap, seperti promosi keluar daerah dan ke masyarakat luas. Kurangnya promosi kemasan juga merupakan faktor pemasaran Analisis Saluran Pemasaran Keuntungan Pemasaran Ikan Olahan Ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) Asap pada Masing-masing Lembaga Pemasaran produk Pada tabel 9 dapat dilihat bagaimana olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) analisis saluran pemasaran keuntungan asap. Apabila kemasan tidak pemasaran menarik ikan olahan ikan Bada maka pasar tidak akan menampung produk (Rasbora argyrotaenia) asap pada masing- olahan ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) masing lembaga pemasaran di bawah ini: asap air tawar dengan alasan tidak Harga Beli (Rp/kg) Modal Saluran Pertama Pengolah 80.000 Pedagang Besar 130.000 Pedagang Kecil 170.000 Pedagang Pengecer 150.000 Lembaga Pemasaran Modal Saluran Kedua Pengolah 80.000 Pedagang Besar 130.000 Pedagang Pengecer 150.000 Lembaga Pemasaran Modal Saluran Ketiga Pengolah 80.000 Pedagang Besar 130.000 Pedagang Pengecer 150.000 Modal Saluran Keempat Pengolah 80.000 Pedagang Besar 130.000 Harga Jual (Rp/kg) Biaya Keuntungan Pemasaran (Rp/kg) (Rp/kg) Margin (Rp/kg) 50.000 20.000 20.000 20.000 Nilai Efisien (Rp/kg) 130.000 150.000 140.000 170.000 50.000 10.000 15.000 10.000 30.000 10.000 15.000 10.000 0,038 0,066 0,15 0.10 130.000 150.000 170.000 50.000 7.000 10.000 30.000 13.000 10.000 50.000 20.000 20.000 0,38 0,04 0,06 130.000 155.000 170.000 50.000 12.000 10.000 30.000 23.000 10.000 50.000 25.000 20.000 0,38 0,08 0,06 130.000 155.000 50.000 12.000 30.000 23.000 50.000 25.000 0,38 0,07 Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat 3. Keuntungan terbesar diperoleh dari bahwa saluran yang efisien adalah saluran lembaga yang terlibat dalam pemasaran yang mengeluarkan biaya kecil sedangkan olahan marginnya besar serta dari panjangnya argyrotaenia) asap adalah sebesar Rp. saluran pemasaran yang dilalui. Jadi model 30.000/Kg. saluran pemasaran yang paling efisien pedagang adalah saluran keempat dengan biaya yang yaitu paling kecil margin yang didapat besar, tingkat serta saluran yang dilalui hanya 2 lembaga mendapatkan yaitu pengolah ke pedagang besar dan adalah sebesar Rp. 10.000/Kg. ikan Bada Tingkat (Rasbora keuntungan besar dan pedagang kecil Rp.15.000/Kg. Terlihat pedagang pada pengecer keuntungan terkecil langsung ke konsumen. Saran KESIMPULAN DAN SARAN 1. Agar tidak tingginya keuntungan yang Kesimpulan diperoleh oleh 1. Efisiensi pemasaran pengolahan produk pedagang kecil pedagang dan besar, pedagang ikan Bada (Rasbora argyrotaenia) asap pengencer, maka dari pengolah bada di Kecamatan Tanjung Raya pada asap agar dapat menurunkan harga ke masing-masing lembaga efisien dimana pedagang. dapat dilihat pedagang kecil yaitu 2. Perlu di lestarikan sumber daya ikan (0.056), pedagang pengecer (0.059), Bada (Rasbora argyrotaenia) agar tidak pedagang besar dengan nilai efisiensi punahnyabada yang ada di Danau (0.067), Maninjau dan pada pengolah yaitu yang di jual ke masyarakat. (0,3840). 2. Nilai margin yang tertinggi lembaga pemasaran mengingat mahalnya bada pengolah ikan Bada 3. Sangat perlunya eloktronik sebesar Rp. 50.000/kg didapat oleh argyrotaenia) asap. pemasaran 25.000/kg pedagang besar selanjutnya Rp. lembaga pemasaran yang lain marginnya sama yaitu sebesar Rp.20.000/kg . dari Pemerintah promosi melalui media dan (Rasbora argyrotaenia) asap tertinggi saluran pengolah sedangkan lembaga dukungan olahan Bada (Rasbora DAFTAR PUSTAKA Assauri, S. 2007. Manajemen Pemasaran. PT Raja grafindo Persada. Jakarta. FAO. 1974. Handbook on Human Nutritional Requirements. Food and Agriculture Organized (FAO/WHO) Publication Dahuri, R. 2004. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan. LISPI, Jakarta. Heruwati, E,S. 2002. Pengolahan Ikan secara Tradisional. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (http://www.pustakadeptan.go.id) Kotler, 2001. Principles of Marketing, Eight Edition. New Jersey. Prentice Hall. Inc.