26 Pembahasan dan Analisis oleh Evaluation and Analysis by Manajemen Management MANAJEMEN OPERASIONAL OPERATIONAL MANAGEMENT Apartemen/Kondominium Apartment/Condominium Setelah sekian lama penjualan apar temen /kondominium berasal dari persediaan lama (Apartemen Taman Rasuna), di tahun 2006 penjualan sebagian besar berasal dari proyek baru yaitu the 18th Residence Taman Rasuna. After several years, the revenues of apartment /condominium stemmed from old stocks (Taman Rasuna Apartment), in 2006 a large part of revenues stemmed from a new project namely the 18th Residence Taman Rasuna. Volume penjualan di tahun 2006 bila dibandingkan dengan volume penjualan di tahun 2005 meningkat sebesar 73,2% yaitu 613 unit di tahun 2006 dari 354 unit di tahun 2005. Selling volume in 2006 compared to that in 2005 increases 73.2% to 613 units from 354 units in 2005. Pe n d a p a t a n ya n g d i p e ro l e h d a r i u s a h a apartemen/kondominium di tahun 2006 adalah Rp 152,7 milyar dengan laba bersih sebesar Rp 39,1 milyar. Revenues gained from apartment/condominium business in 2006 are Rp 152.7 billion with net income of Rp 39.1 billion. A Bakrie Company Laporan Tahunan Annual Report Perumahan Housing Di tahun 2006, kinerja usaha perumahan Bakrieland yang terdiri dari Bogor Nirwana Residence, Graha Taman Kebayoran, dan Graha Taman Sukabumi kembali menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Meski terjadi penurunan daya beli masyarakat yang dipicu oleh kenaikan BBM yang signifikan di akhir tahun 2005 serta diikuti oleh kenaikan harga-harga lainnya dan juga kenaikan suku bunga perbankan, namun volume penjualan sebesar 295 unit di tahun 2005 meningkat 14,9% menjadi 339 unit di tahun 2006. In 2006, the performance of Bakrieland landed residential projects consisting of Bogor Nirwana Residence, Graha Taman Kebayoran, and Graha Taman Sukabumi expresses good condition. Although there is decreasing purchasing power triggered by significant fuel price hike at the end of 2005 and followed by increase of other prices as well as increase of interest rate, however the selling volume of 295 units in 2005 has increased at 14.9% to 339 units in 2006. Pendapatan yang diperoleh dari usaha perumahan di tahun 2006 adalah Rp 105,1 milyar dengan laba bersih sebesar Rp 21,2 milyar. Revenues gained from landed residential projects in 2006 are Rp 105.1 billion with net profit of Rp 21.2 billion. Perkantoran Office Building Berikut ini adalah gambaran operasi gedung perkantoran di bawah Bakrieland : The following is illustration of office building operation under Bakrieland. Wisma Bakrie 1, Jakarta Bakrieland memiliki gedung perkantoran Wisma Bakrie 1 melalui unit usahanya, yaitu PT. Bakrie Swasakti Utama. Wisma Bakrie 1, Jakarta Bakrieland has an office building named Wisma Bakrie 1 through its business unit namely PT. Bakrie Swasakti Utama. Gedung perkantoran Wisma Bakrie 1 ini dikelola oleh PT Dinamika Nusantara Bestari dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 73,5% di tahun 2006 dan 99,0% di tahun 2005. The office Building of Wisma Bakrie 1 is managed by PT Dinamika Nusantara Bestari with an average occupancy level of 73.5% in 2006 and 99.0% in 2005. Pendapatan yang dihasilkan oleh Wisma Bakrie 1 di tahun 2006 adalah Rp 5,0 milyar dengan laba bersih sebesar Rp 0,7 milyar Revenue gained by Wisma Bakrie 1 in 2006 is Rp 5.0 billion with net profit of Rp 0.7 billion. Wisma Bakrie 2, Jakarta Bakrieland memiliki gedung perkantoran Wisma Bakrie 2 melalui unit usahanya, yaitu PT. Bakrie Swasakti Utama. Wisma Bakrie 2, Jakarta Bakrieland has an office building named Wisma Bakrie 2 through its business unit namely PT. Bakrie Swasakti Utama. Gedung perkantoran Wisma Bakrie 2 ini dikelola oleh PT Dinamika Nusantara Bestari dengan tingkat hunian rata-rata sebesar 62,1% di tahun 2006. The office building of Wisma Bakrie 2 is managed by PT Dinamika Nusantara Bestari with an average occupancy level of 62.1% in 2006. Pendapatan yang dihasilkan oleh Wisma Bakrie 2 di tahun 2006 adalah Rp 2,2 milyar dengan rugi bersih sebesar Rp 1,2 milyar. Relatif kecilnya pendapatan dari Wisma Bakrie 2 disebabkan Wisma Bakrie 2 baru mulai dioperasikan di pertengahan tahun 2006. Revenue gained by Wisma Bakrie 2 in 2006 is Rp 2.2 billion with net loss of Rp 1.2 billion. The relatively small revenue of Wisma Bakrie 2 is because Wisma Bakrie 2 began to be operated in the middle of 2006. 27 28 Pembahasan dan Analisis oleh Manajemen Evaluation and Analysis by Management Hotel Hotel Bakrieland memiliki Aston Rasuna Hotel & Residence melalui unit usahanya, yaitu PT. Rasuna Residence Development. Bakrieland owns Aston Rasuna Hotel & Residence through its business unit namely PT. Rasuna Residence Development Di tahun 2005, rata-rata tingkat hunian hotel ini adalah 94,7%. Sedangkan di tahun 2006 sebesar 92,1%, atau jauh lebih tinggi dari rata-rata tingkat hunian hotel yang berada di area CBD Jakarta yang hanya sebesar lebih kurang 55,0% (sumber: Collier International Indonesia, Juni 2006). Tingginya tingkat hunian dari hotel ini terutama disebabkan lokasi yang strategis serta segmentasi dan pricing yang tepat. In 2005, the average occupancy level is 94.7%. Whereas in 2006 it is 92.1%, or higher than the average occupancy level of hotels in Jakarta CBD area which is only about 55.0% (source: Collier International Indonesia, June 2006). The high occupancy level of the hotel is primarily caused by a strategic location and precise segmentation and pricing. Pendapatan yang dihasilkan oleh hotel ini di tahun 2006 adalah Rp 25,1 milyar dengan laba bersih sebesar Rp 0,6 milyar Revenue gained by the hot el in 2006 is Rp 25.1 billion with net profit of Rp 0.6 billion. Pusat Perbelanjaan & Sarana Olah Raga Shopping Center and Sport Center Pasar Festival Didukung oleh usaha-usaha pemasaran yang ditingkatkan, di tahun 2006 tingkat hunian rata-rata Pasar Festival meningkat menjadi sebesar 79% dari 52% di tahun 2005. Pasar Festival Supported by increased marketing efforts, in 2006 the average occupancy level of Pasar Festival increased to 79% from 52% in 2005. Pendapatan yang diperoleh dari usaha ini di tahun 2006 adalah Rp 12,7 milyar dengan rugi bersih sebesar Rp 1,6 milyar. Revenue gained from this business in 2006 is Rp 12.7 billion with net loss of Rp 1.6 billion. Untuk lebih meningkatkan tingkat hunian dan pendapatan, program revitalisasi direncanakan akan segera dilakukan atas Pasar Festival ini. In order to increase the occupancy level and revenue, a revitalization program is planned to be performed soon upon Pasar Festival. Klub Rasuna Di tahun 2006, anggota aktif Klub Rasuna meningkat 4,3% menjadi 1.071 anggota dari 1.027 anggota di tahun 2005. Kondisi ini tentu saja menunjukkan trend yang positif bagi perkembangan usaha pusat sarana olah raga ini. Klub Rasuna In 2006, active members of Klub Rasuna increase at 4.3% to 1,071 members from 1,027 members in 2005. Such condition of course expresses a positive trend for the prospect of this sport center. Pendapatan yang diperoleh dari usaha ini di tahun 2006 adalah Rp 9,9 milyar dengan rugi bersih sebesar Rp 10 juta. Revenue gained from this business in 2006 is Rp 9.9 billion with net loss of Rp 10 million. A Bakrie Company Laporan Tahunan Annual Report Pembahasan dan Analisis oleh Manajemen Evaluation and Analysis by Management Resor Resort Hingga saat ini, tingkat pengembangan dari Krakatoa Nirwana Resort yang berlokasi di Lampung masih dalam tahap awal bila dibandingkan dengan masterplan-nya. Namun demikian, telah terdapat 42 kamar yang telah beroperasi secara penuh yang dikelola oleh Choice Hotel Indonesia. Up to this moment, the development level of Krakatoa Nirwana Resort located in Lampung is still in early stage if it is compared to its master plan. Nevertheless, there are 42 rooms that have been operated fully and managed by Choice Hotel Indonesia. Dalam tahun 2006, kinerja operasional Krakatoa Nirwana Resort masih terganggu oleh isu-isu seputar tsunami dan bencana alam lainnya. Hal ini tercermin dari tingkat hunian rata-rata yang hanya sebesar 16,6% di tahun 2006 dari sebelumnya 18,7% di tahun 2005. In 2006, the performance of Krakatoa Nirwana Resort is still interfered with issues of tsunami and other natural disasters. It is reflected by the average occupancy level which is only 16.6% in 2006 and 18.7% in 2005. Pendapatan yang di peroleh dari usaha ini di tahun 2006 adalah Rp 1,9 milyar dengan rugi bersih sebesar Rp 123,0 juta. Revenue gained from this business in 2006 is Rp 1.9 billion with net loss of Rp 123.0 million. MANAJEMEN KEUANGAN FINANCIAL MANAGEMENT Kinerja keuangan yang disajikan ini merupakan intisari dari laporan keuangan konsolidasi Bakrieland dan Anak perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli Bambang Sudarmadji & Dadang. The presented financial performance is the summary of consolidated financial report of Bakrieland and its Subsidiaries that has been audited by Public Accountant of Doli Bambang Sudarmadji & Dadang. Laba Rugi Pendapatan bersih di tahun 2006 adalah sebesar Rp 393,2 milyar sedangkan tahun 2005 sebesar Rp 319,8 milyar sehingga pendapatan bersih Bakrieland menunjukkan peningkatan sebesar Rp 73,4 milyar atau meningkat sebesar 23,0% dibanding dengan tahun 2005. Peningkatan pendapatan bersih ini terutama disebabkan kenaikan pendapatan dalam segmen apartemen dan perkantoran strata title. Profit & Loss Net Revenue in 2006 is Rp 393.2 billion, whereas in 2005 it is Rp 319.8 billion so that Bakrieland net revenue shows an increase amounting t o Rp 73.4 billion or it increases at 23.0% compared with that in 2005. The increase of net revenue is primarily caused by increasing revenue in apartment and strata title office segment. Beban usaha di tahun 2006 meningkat 6,4% menjadi Rp 95,0 milyar yang terutama disebabkan kenaikan beban penjualan yang dipicu oleh peluncuran beberapa proyek baru di tahun 2006. Operating expense in 2006 increases at 6.4% to Rp 95.0 billion which is primarily caused by increase of marketing expense triggered by the launching of several new projects in 2006. Laba usaha di tahun 2005 adalah sebesar Rp 46,6 milyar sedangkan tahun 2006 sebesar Rp 72,2 milyar sehingga laba usaha Bakrieland menunjukkan peningkatan sebesar Rp 25,6 milyar atau meningkat sebesar 54,9% dibanding dengan tahun 2005. Operating profit in 2005 is Rp 46.6 billion whereas in 2006 it is Rp 72.2 billion so that operating profit of Bakrieland shows an increase amounting to Rp 25.6 billion or 54.9% increase compared to that in 2005. 29 30 Pembahasan dan Analisis oleh Manajemen Evaluation and Analysis by Management Laba bersih di tahun 2005 sebesar Rp 92,5 milyar sedangkan laba bersih pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 67,6 milyar sehingga laba bersih menunjukkan penurunan sebesar Rp 24,9 milyar atau turun sebesar 26,9% dibanding dengan tahun 2005. Namun demikian, penurunan ini sebagian besar disebabkan terdapatnya pendapatan lain-lain bersih yang cukup besar di tahun 2005. Net profit in 2005 is Rp 92.5 billion whereas net profit in 2006 is Rp 67.6 billion so that net profit shows a decrease of Rp 24.9 billion or 26.9% decrease compared to that in 2005. Nevertheless, the decrease largely is caused by significant other income in 2005. Neraca Jumlah aktiva menurun 5,8% menjadi Rp 2.395,7 milyar di tahun 2006 yang terutama disebabkan pembayaran hutang jangka panjang. Balance Sheet Total assets decrease at 5.8% to Rp 2,395.7 billion in 2006 which is primarily caused by payment of long-term debt. Jumlah kewajiban yang dimiliki di tahun 2006 turun Rp 221,3 milyar menjadi Rp 1.036,4 milyar yang terutama disebabkan pembayaran hutang yang dilakukan oleh Anak perusahaan. Meski Bakrieland memiliki kewajiban sebesar Rp 1.036,4 milyar namun pinjaman bank yang memiliki beban bunga hanya sebesar Rp 69,9 milyar. Tot al liability owned in 2006 decreases Rp 221.3 billion to Rp 1,036.4 billion which is primarily caused by debt payment made by a Subsidiary. Although Bakrieland has liability amounting to Rp 1,036.4 billion but interest-bearing bank loan only amounting Rp 69.9 billion. Ekuitas Jumlah ekuitas meningkat dari Rp 1.246,4 milyar menjadi Rp 1.318,8 milyar yang ditopang oleh laba yang dihasilkan di tahun 2006. Equity Total equity increases from Rp 1,246.4 billion to Rp 1,318.8 billion which is supported by profit gained in 2006. Kemampuan membayar hutang & tingkat kolektibilitas Hingga akhir tahun 2006, Bakrieland memiliki total kewajiban sebesar Rp 1,0 triliun. Meski terlihat memiliki kewajiban yang relatif besar namun hanya lebih kurang 7% merupakan hutang bank dengan beban bunga, 23% hutang dengan bunga rendah dan sisanya tanpa beban bunga. Tambahan pula, dengan memiliki EBITDA sebesar Rp 79,7 milyar serta net gearing 20,7%, Bakrieland terlihat memiliki kemampuan yang cukup dalam membayar setiap kewajibannya. Capability to pay debt & collectibility level Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang properti, Bakrieland relatif memiliki tingkat kolektibilitas piutang yang cukup baik. Kondisi ini disebabkan karena pengakuan penjualan untuk sebagian besar produk Bakrieland yang memerlukan minimal pembayaran sebesar 20% dari total transaksi. Dengan cara seperti ini, Bakrieland jarang mengalami permasalahan dalam piutangnya. Hal ini tercermin dari relatif baiknya pembayaran piutang Bakrieland bahkan di saat krisis ekonomi di tahun 1998. As a company carrying out property business, Bakrieland relatively has good collectibility level. Such condition is caused by revenue recognition for a large part of Bakrieland products which require minimal payment of 20% from the total transaction. With such manner, Bakrieland seldom experiences problem in collecting its receivables. It is reflected by relatively favorable credit payment even at crisis economy in 1998. A Bakrie Company Laporan Tahunan Annual Report At the end of 2006, Bakrieland has total liability of Rp 1.0 trillion. Although Bakrieland seems to have relatively high liability but it is only about 7% constituting interest-bearing bank loan, 23% is debt with low interest and the rest is non interest-bearing liability. In addition, by having EBITDA amounting to Rp 79.7 billion and net gearing of 20.7%, Bakrieland seems to have sufficient capability in paying its liability. Pembahasan dan Analisis oleh Manajemen Evaluation and Analysis by Management Dampak perubahan harga terhadap penjualan dan laba operasi Impact of price change against revenues and operating profit Kenaikan harga dalam sektor properti dan real estat secara umum tidak dapat terelakkan setiap tahunnya mengingat tanah memiliki korelasi yang erat dengan tingkat inflasi dalam suatu negara. Increase of prices in sector of property and real estate generally cannot be avoided in every year considering that land has high correlation with the inflation rate in a country. Namun demikian, mengingat tempat hunian merupakan kebutuhan utama bagi setiap keluarga maka kenaikan harga yang masih dalam batas yang sehat atau lebih kurang 10% setiap tahunnya terlihat tidak berdampak negatif bagi penghasilan Bakrieland. Bahkan trend penjualan dan laba operasi menunjukan peningkatan dalam empat tahun terakhir meski sering terjadi kenaikan harga. Nevertheless, remembering that residential place constitutes a prime need of every family so that the price increase which is still in a healthy level or about 10% per year seems not to influence Bakrieland revenue negatively. Even trend of revenues and operating profit show positive tendencies within the last four years although price increase often happened. 31 Prospek Perseroan 32 The Company’s Prospect Didukung dengan stabilitas sosial dan politik yang relatif baik, prospek perekonomian Indonesia di masa mendatang terlihat cukup cerah. Sementara itu, ditunjang dengan penurunan suku bunga serta banyaknya fasilitas KPR yang ditawarkan oleh banyak bank cukup mendukung bagi usaha Bakrieland. Supported by relatively good social and politic stability, Indonesian economic prospect in the future seems to be bright. In addition, supported by declining interest rate and many mortgage loan (KPR) offered by several banks, Bakrieland business looks promising Di samping faktor positif di atas, prospek usaha Bakrieland dan Anak perusahaan juga ditunjang oleh hal-hal sebagai berikut : Besides the positive factor above, the business prospect of Bakrieland and Subsidiaries are also supported by the following factors : A Bakrie Company Laporan Tahunan Annual Report -! -! -! Lokasi dari proyek-proyek Bakrieland dan Anak perusahaan yang strategis. Dalam usaha real est at dan proper ti, lokasi merupakan salah satu faktor utama dari suksesnya usaha pemasaran. Adanya kesesuian antara pemilihan target pasar dari setiap proyek dengan lokasi dan rancangan produknya. Pemilihan target pasar menengah dan menengah atas yang merupakan pangsa pasar yang cukup besar untuk proyek perumahan. ! -! S t ra t e g i c l o c a t i o n o f B a k r i e l a n d a n d ! Subsidiaries projects. In business of real ! estate and property, location is a prime ! factor of marketing successfulness. -! The harmonization among targeted market ! of ever y project, location and product ! design. Focus on middle and middle up market ! constituting relatively big market segment ! of housing project. ! ! ! ! ! ! ! -! Apartemen/Kondominium Apartment/Condominium Terdapatnya kecenderungan untuk tinggal di pusat kota yang disebabkan oleh semakin macetnya lalu lintas dan tingginya biaya transportasi telah membuat permintaan atas unit-unit apartemen cenderung meningkat. Hal ini tentu berdampak sangat baik bagi Bakrieland yang sedang mengembangkan dua proyek apartemen yaitu The 18th Residence Taman Rasuna dan The Grove Condominium. The trend to live in the city center due to traffic jam and high cost for transportation has made the demand of apartment units tend to increase. It certainly has good impacts for Bakrieland which is developing two apartment projects namely The 18th Residence Taman Rasuna and The Grove Condominium. Dengan lokasi yang sangat strategis yaitu di jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, fasilitas pendukung yang cukup lengkap, komunitas yang telah terbentuk dan terdapatnya jalur busway serta rencana monorail, membuat proyek apartemen yang sedang dikerjakan Bakrieland saat ini memiliki prospek yang cukup baik. With a very strategic location on Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, complete supporting facilities, developed community, the existance of bus way track and plan of monorail transportation, have made the apartment projects which are carried out by Bakrieland presently has a good prospect. Perumahan Housing Memiliki rumah tinggal masih merupakan pilihan utama bagi sebagian masyarakat. Mahalnya harga tanah di pusat kota telah membuat daerah di sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi menjadi incaran bagi masyarakat yang bekerja di Jakarta. Dengan kondisi seperti ini, proyek-proyek perumahan Bakrieland yang berlokasi di Bogor dan Bekasi memiliki potensi yang cukup baik. Having a landed house is still a prime choice for a large part of society. The expensive prices of land in the city center have made land surrounding Jakarta such as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi become the target of people working in Jakarta. Such condition makes the housing projects of Bakrieland located in Bogor and Bekasi have a good prospect. Dengan lokasi yang strategis, fasilitas yang lengkap, promosi yang efektif serta pembidikan segmen yang tepat, proyek-proyek perumahan yang dikembangkan Bakrieland yaitu Bogor Nirwana Residence, Graha Taman Kebayoran dan Graha Taman Sukabumi diharapkan dapat melanjutkan kinerja terbaiknya. With strategic locations, complete facilities, effective promotion and precise market segment, the housing projects developed by Bakrieland namely Bogor Nirwana Residence, Graha Taman Kebayoran and Graha Taman Sukabumi are expected to continue their best performance. 33 34 Prospek Perseroan The Company’s Prospect Perkantoran Office Building Saat ini Bakrieland mengelola 2 gedung perkantoran yaitu Wisma Bakrie 1 dan Wisma Bakrie 2 yang memiliki lokasi strategis yaitu di Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Presently, Bakrieland manages 2 office buildings namely Wisma Bakrie 1 and Wisma Bakrie 2 having strategic location on Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Dengan kecenderungan semakin membaiknya kondisi perekonomian di Indonesia yang dapat berujung pada percepatan roda usaha, diharapkan bisnis penyewaan perkantoran juga akan semakin membaik. With the tendency of better Indonesian economic condition which can trigger acceleration of business activities, it is expected that the business in leased office will increase further. Meski tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta saat ini cukup tinggi atau di atas 85% (sumber : Colliers International Indonesia, Juni 2006) namun kecenderungan subsektor properti ini untuk bergerak mendatar membuat Bakrieland berhati-hati untuk membangun gedung perkantoran baru. Untuk memperkecil resiko, Bakrieland hanya akan membangun gedung perkantoran jika telah memiliki kepastian pasar seperti pembangunan Bakrie Tower yang akan dihuni Kelompok Usaha Bakrie dan Built To Suite Office. Even though the average occupancy level of office buildings in CBD Jakarta at the moment is high or above of 85% (source: Colliers International Indonesia, June 2006) but the tendency of this property sub-sector to move flatly makes Bakrieland careful to develop a new office building. In order to minimize risk, Bakrieland will only develop office building if it has a captive market such as the development of Bakrie Tower that will be occupied by Bakrie Group and Built To Suite Office. Hotel Hotel Bakrieland saat ini memiliki Aston Rasuna Hotel & Residence (ARHR) dengan tingkat hunian sekitar 90% atau jauh lebih tinggi dari rata-rata tingkat hunian hotel di CBD Jakarta yang sekitar 50% (sumber: Colliers International Indonesia, Juni 2006). Bakrieland presently owns Aston Rasuna Hotel & Residence (ARHR) with an occupancy level of about 90% or higher than the average occupancy level of hotels in Jakarta CBD area of about 50% (source: Colliers International Indonesia, June 2006). Dengan perekonomian di Indonesia yang cenderung semakin membaik yang dapat berujung pada peningkatnya perjalanan bisnis, maka hotelhotel yang berorientasi pada tamu bisnis di Jakarta seperti ARHR memiliki prospek yang cukup cerah. A better trend in Indonesian economic condition increases busines activities, resulting in hotels oriented on business travelers in Jakarta such as ARHR has a good prospect. Di samping memiliki ARHR, saat ini Bakrieland sedang membangun condominium hotel (condotel) di Bali dengan status kepemilikan strata title. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan laba yang lebih besar disertai periode investasi yang relatif tidak lama. Di samping memiliki lokasi yang strategis yaitu di pantai Kuta-Bali, condotel ini juga memiliki desain yang cukup unik. In addition to having ARHR, presently Bakrieland develops a condominium hotel (condotel) in Bali with a strata title concept. With such condition it is expected to provide higher profit followed by relatively short investment period. Besides having a strategic location namely Kuta beach – Bali, the Condotel also has a unique design. Pusat Perbelanjaan Shopping Center Saat ini Bakrieland mengelola sebuah pusat perbelanjaan yang bernama Pasar Festival yang berlokasi di pusat bisnis di jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan dengan tingkat hunian sebesar 79%. Presently, Bakrieland manages a shopping center named Pasar Festival located in a business center on Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan with an occupancy level of 79%. A Bakrie Company Laporan Tahunan Annual Report Prospek Perseroan The Company’s Prospect Dengan semakin bertambahnya gedung-gedung perkantoran dan tempat hunian di sekitar Pasar Festival diharapkan dapat lebih meramaikan Pasar Festival sekaligus meningkatkan tingkat huniannya. Sementara itu, revitalisasi Pasar Festival yang direncanakan Bakrieland juga diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerjanya. With increasing office buildings and residential places surrounding Pasar Festival, it is expected to enliven Pasar Festival and also increase its occupancy level. Moreover, a revitalization of Pasar Festival which is planned by Bakrieland is expected to increase its performance. Resor Resort Pesatnya kemajuan dunia usaha mengakibatkan meningkatnya kesibukan kerja yang dapat meningkatkan stres, sehingga kebutuhan untuk berekreasi dan beristirahat dengan suasana berbeda merupakan hal yang diinginkan oleh orang-orang yang setiap harinya penuh dengan kesibukan kerja rutin. The increasing business activities resulting in higher work load can increase stress, accordingly the need of recreation and rest with different atmosphere constitutes a desired thing of people whose days are full with routine work activities. Untuk mengantisipasi permintaan yang muncul atas tempat wisata alternatif dan relatif sudah jenuhnya kawasan wisata seperti daerah Puncak dan Anyer maka Bakrieland membangun kawasan wisata petualangan terpadu di Lampung yang terencana rapi dengan berbagai pilihan fasilitas. Dipilihnya Lampung sebagai lokasi pengembangan kawasan wisata tidak terlepas dari lokasi Lampung yang merupakan gerbang utama antara pulau Jawa dan pulau Sumatra. In order to anticipate the demand stemming from alternative tourism place and relatively saturated tourism areas such as Puncak and Anyer, Bakrieland develops an integrated resort in Lampung. It is orderly planned with various facilities. Lampung is chosen as the location because Lampung is a main gate of Sumatra Island from Java Island. Pemasaran Marketing Strategi pemasaran Bakrieland adalah mengutamakan kepuasan pelanggan untuk tinggal di hotel, perumahan maupun apartemen/kondominium yang telah dan akan dibangun oleh Bakrieland dan Anak perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bakrieland dan Anak perusahaan melaksanakan strategi pemasaran sebagai berikut : Bakrieland marketing strategy prioritize customerʼ s satisfaction to stay in hotel, housing and apartment/condominium which have been built and will be built by Bakrieland and Its Subsidiaries. In order to reach the aim, Bakrieland and Subsidiaries per form the following marketing strategies: -! -! -! -! -! Membangun prasarana, bangunan rumah, hotel, apar temen/kondominium beser ta f asilitas-f asilitas umum dengan kualitas tinggi. Selalu menawarkan produk yang inovatif. Penjualan produk dengan harga yang kompetitif. Memberikan jaminan pemeliharaan untuk vila dan apartemen/kondominium. Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan aman dengan memperhatikan kebersihan lingkungan ser ta tata ruang dan taman yang indah. ! -! Developing infrastructure, houses, hotel, ! apartment/condominium and public facilities with ! good qualities. -! -! Always of fering innovative products. Selling products with competitive prices. -! Providing maintenance on villa and apartment! /condominium. Creating comfortable and safe environment by ! paying attention to environment, beautiful interior ! and garden. ! ! ! ! ! ! ! -! 35 36 Prospek Perseroan The Company’s Prospect -! -! Merancang proyek dengan perencanaan ! yang matang dan memperhatikan lokasi yang ! prima dan segmen pasar yang akan dituju. Designing the projects with a firm planning and ! paying attention to the location and market ! segment that will be aimed. Pemasaran proyek-proyek Bakrieland dan Anak perusahaan dilakukan secara aktif oleh divisi pemasaran dari masing-masing Anak perusahaan. Akan tetapi, karena eratnya kerjasama tiap Anak perusahaan dan adanya kemiripan dari produk yang ditawarkan, maka pemasaran silang juga dilaksanakan. Disamping itu, tidak ter tutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan perusahaan pemasaran properti independen. Marketing of Bakrieland and Its Subsidiaries projects is made actively by marketing divisions of each Subsidiary. But due to the close cooperation among the Subsidiaries and similarity of the offered products, cross selling is also carried out. Moreover, it is possible to cooperate with independent marketing companies. Untuk hotel, pemasaran dilakukan oleh manajemen hotel dan juga bekerjasama dengan biro-biro perjalanan dalam dan luar negeri. For hotel, marketing is undertaken by hotel management and cooperating with national and international travel bureaus. Bakr ieland dan Anak per usahaan secara berkesinambungan melakukan pemasaran sebelum dan selama proyek dikerjakan. Kegiatan pameran, promosi di media massa, penerbitan brosur produk Bakrieland dan Anak perusahaan merupakan langkah baku dalam kegiatan pemasaran. Bakrieland and Its Subsidiaries continuously carry out marketing prior to and after the projects are carried out. Activities on exhibition, promotion in media, publishing broschures on Bakrieland and Its Subsidiaries products are standard tools in marketing activities. Untuk pemasaran produk perumahan maupun apar t emen/kondominium, Bakr ieland dan Anak perusahaan didukung oleh beberapa bank yang memiliki program Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Selain itu, figur-figur dalam jajaran manajemen Group Bakrie juga turut aktif memasarkan proyek-proyek Bakrieland dan Anak perusahaan. Relasi yang luas dan hubungan usaha yang erat sangat membantu dalam pemasaran produk untuk kelas menengah ke atas, seperti hotel, apartemen/kondominium, vila, lapangan golf dan resor. In order to market houses and apar tments /condominiums, Bakrieland and Its Subsidiaries are supported by several banks with mortgage loan (KPR) programs. Furthermore, the figures in Bakrie Group management are active to market Bakrieland and its Subsidiaries projects. Wide networking and close business relationship deeply support in marketing middle up class products such as hotel, apartment/condominium, villa, golf course and resort. Lokasi yang strategis yang dimiliki oleh proyek-proyek Bakrieland dengan kualitas prima dan pelayanan yang mengarah kepada kepuasan pelanggan merupakan faktor penting suksesnya pemasaran produk Bakrieland dan Anak perusahaan. Strategic locations possessed by Bakrieland projects with high quality development and services directing to customerʼ s satisfaction are important factors for the success in marketing Bakrieland and Subsidiariesʼ products. Pangsa Pasar Untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dalam kegiatan pemasaran, Bakrieland memfokuskan pemasaran produk-produknya pada pangsa pasar kelas menengah dan menengah ke atas. Dipilihnya kelas menengah dan menengah ke atas ini tidak terlepas dari fakta bahwa permintaan dari segmen ini yang relatif cukup besar serta memiliki sensitifitas yang tidak begitu tinggi terhadap perubahanperubahan kondisi ekonomi seperti kenaikan suku bunga pinjaman. Market Segment In order to get effective results in marketing activities, Bakrieland focuses its products on middle and middleup segments. The middle and middle-up segments are chosen due to the facts that the demand from these segments is relatively high and has low sensitiveness against change over economic condition such as increasing interest rate. A Bakrie Company Laporan Tahunan Annual Report Kebijaksanaan Deviden Dividend Policy Apabila dimungkinkan, Bakrieland merencanakan untuk membayar dividen secara tunai sekurangkurangnya sekali dalam setahun dikaitkan dengan keuntungan Bakrieland pada tahun buku yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan keharusan Bakrieland membentuk dana cadangan sesuai peraturan yang berlaku dan posisi keuangan Bakrieland. Depending on related circumstances, Bakrieland plans to pay dividend in cash at least once in a year related to Bakrieland profit gained in the related fiscal year with still considering Bakrieland obligation to form fund reserve in accordance to the prevailing la ws and Bakr ieland f inancial condition. Dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Bakrieland dan tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham Bakrieland untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bakrieland. Untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007, Pengurus bermaksud untuk mengusulkan pembagian deviden tunai kepada pemegang saham yang namanya tercantum pada Daftar Pemegang Saham sepanjang telah dimungkinkan sesuai ketentuan yang berlaku. Rencana pembagian deviden pada tahun 2007 ini disebabkan Perseroan memperkirakan akumulasi laba yang selama ini negatif akan menjadi positif sehingga mendukung dilakukannya pembagian deviden With considering Bakrieland financial condition and without prejudicing the right of Bakrieland General Meeting of Shareholders to determine other pursuant to provisions on the Bakrieland Articles of Association. For fiscal year ended on 31 December 2007, Management intends to propose cash dividend to the Shareholders whose names are registered in the list of Shareholders as long as enabled by the prevailing regulations. The plan in paying dividend in 2007 rises due to Bakrieland estimation that existing negative retained earnings will be positive therefore dividend distribution can be carried out. 37 Kebijakan Deviden Dividend Policy Sejak Penawaran Umum Perdana pada tahun 1995, Bakrieland belum pernah membayarkan deviden kapada para Pemegang saham, yang disebabkan karena kurang baiknya kondisi keuangan Bakrieland. Since the Initial Public Offering conducted in 1995, Bakrieland has never paid dividend to the Shareholders due to Bakrieland unfavorable financial condition. REALISASI PENGGUNAAN DANA DARI HASIL P E N AWA R A N U M U M T E R B ATA S I I USE REALIZATION OF FUND ON 2nd RIGHT ISSUE PROCEED Penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Terbatas (PUT) II setelah dikurangi biaya-biaya sesuai dengan rencana penggunaan dana yang dimuat dalam prospektus PUT II adalah sebagai berikut: Use of fund on 2nd Right Issue (RI) proceed after being deducted by costs according with the plan of fund allocation set out on the 2nd RI prospectus is as follows : 1.! Sebesar 96,8% atau Rp 610 miliar digunakan ! untuk meningkatkan kepemilikan Bakrieland di ! PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) dari sebesar ! 82,55% menjadi 95,85% melalui penyertaan ! saham tambahan sebanyak 43.060.850 lembar ! saham seri D dengan nilai nominal Rp 14.166,- ! setiap lembar pada harga pelaksanaan Rp. ! 14.166,- setiap lembar. Selanjutnya dana tersebut ! digunakan oleh BSU (anak usaha Bakrieland) ! dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut:! ! 1.! Around 96.8% or Rp 610 billion is used to increase ! Bakrieland ownership in PT Bakrie Swasakti ! Utama (BSU) from 82.55% to 95.85% through ! additional share participation amounting to ! 43,060,850 share D serial with nominal value ! of Rp 14,166,- each share at exercise price of ! Rp 14,166,- per share. Then the fund is used by ! BSU (subsidiary of Bakrieland) with the following ! details: !! a.! Sebesar 49,3% untuk melunasi hutang BSU ! ! ! kepada PT Suksesprima Prabuwira (SP) ! ! berdasarkan Perjanjian Hutang antara BSU ! ! dan SP tanggal 1 Juli 2005. BSU memperoleh ! ! pinjaman dari SP dengan tingkat bunga ! ! sebesar 20% per tahun yang berakhir pada ! ! tanggal 31 Desember 2005. Dana dari hutang ! ! tersebut telah digunakan untuk membayar ! ! uang muka atas sebagian dari investasi BSU ! ! berupa pembelian beberapa bidang tanah ! ! yang luas seluruhnya 126.348 m2. SP ! ! merupakan pihak yang tidak memiliki ! ! hubungan afiliasi dengan Bakrieland.! a.! Around 49.3% is used to make full payment ! of BSU debt to PT Suksesprima Prabuwira ! (SP) based on Loan Agreement made ! between BSU and SP on July 1, 2005. BSU ! obtained loan from SP with interest rate of ! 20% per year and will end on December 31, ! 2005. The fund stemmed from the loan has ! been used to pay down payment of a part ! of BSU investment in form of acquisition on ! several land lots of 126,348 sqm. SP is a ! party having no affiliation relationship with ! Bakrieland. b.! Sebesar 34,7% dipergunakan untuk ! ! pembayaran tambahan atas pembelian bidang tanah sebagaimana tersebut dalam butir a.! b.! Around 34.7% is used for additional payment ! of land acquisition as mentioned at point a. c.! Sebesar 16,0% untuk pengembangan lahan ! ! dan modal kerja, yang mencakup antara lain ! ! biaya perijinan, infrastruktur, soft development ! ! cost dan biaya konstruksi. c.! Around 16.0% is used to develop the land ! and working capital covering costs for licenses, ! infrastructure, soft development costs and ! construction. 2.! Sisanya sebesar 3,2% digunakan sebagai ! ! ! modal kerja Bakrieland. 38 A Bakrie Company Laporan Tahunan Annual Report 2. The remaining of 3.2% is used as Bakrieland working capital.