analisis pengaruh audit lingkungan terhadap realisasi corporate

advertisement
ANALISIS PENGARUH AUDIT LINGKUNGAN TERHADAP
REALISASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris pada Perusahaan di Jakarta)
Disusun Oleh:
RANGGI
NIM : 106082002662
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Belum lama ini dikeluarkanya Undang-Undang Perseroan Terbatas,
yaitu pada tahun 2007 yang mengatur mengenai kewajiban perusahaan untuk
menerapkan
Corporate
Social
Responsibility
(CSR).
Konsep
ini
mengharuskan perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan
sekitarnya. Ada banyak hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam
pelaksanaan Corporate Social Responsibility ini. Yang pertama adalah
kesejahteraan karyawan. Tidak hanya pembayaran gaji yang tidak boleh
ditunda-tunda, namun juga penghargaan lain, seperti honor lembur, bonus
untuk kinerja karyawan yang mendorong keuntungan perusahaan, cuti hamil
dan melahirkan, dana pensiun, pesangon, dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan kesejahteraan karyawan.
Kewajiban yang kedua adalah jaminan atas konsumen. Banyaknya
temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang saat ini sangat
meresahkan masyarakat harusnya menumbuhkan kesadaran kita bersama
bahwa masih banyak pengusaha yang memproduksi barang-barang yang kita
konsumsi tidak memperdulikan kesehatan dan keselamatan konsumennya.
Ketiga adalah tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat di
sekitar perusahaan tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk
menerapkan tanggung jawab sosial ini. Dan banyak juga perusahaan yang
telah melakukannya. Contohnya dengan membangun sarana dan prasarana
1
kepentingan umum seperti tempat peribadatan, klinik pengobatan, yang
biasanya diperuntukkan bagi para karyawan, dan masyarakat sekitar
perusahaan.
Terakhir adalah tanggung jawab lingkungan. Tanggung jawab yang
keempat ini masih sangat jarang dilakukan oleh perusahaan, khususnya di
negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebanyak lebih dari 250 perusahaan
yang listing di Bursa Efek Jakarta. Melalui evaluasi dengan melihat isi
pengungkapan laporan keuangan tahun 2004 dan 2005 yang berkaitan dengan
kegiatan perusahaan dalam melestarikan lingkungan, berhasil ditemukan
bahwa rata-rata perusahaan yang peduli terhadap konservasi lingkungan
hanya sebesar 1,89 (dari skor 1 sampai 3). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perusahaan di Indonesia kurang dari 50% perusahaan yang listing tersebut
secara
sukarela
mengalokasikan dana
perusahaan
untuk
konservasi
lingkungan (Lindrianasari, 2006). Itu pun hanya sebatas mengalokasikan dana
untuk konservasi lingkungan, namun seberapa berartikah dana tersebut bagi
lingkungannya. Hal ini tidak dapat disimpulkan karena dari keseluruhan
perusahaan yang diteliti hanya sekitar 10% yang mencantumkan jumlah
moneter untuk konservasi lingkungan ke dalam laporan keuangan atau catatan
tambahan atas laporan keuangan perusahaan. Keempat butir yang dijelaskan
di atas adalah bagian yang terintegral di dalam CSR.
Ramanathan (1976) dalam Yuningsih (2004:145), menyatakan bahwa
penyelesaian masalah lingkungan hidup tidak bisa dilepaskan dari
keterlibatan secara aktif perusahaan di dalamnya. Artinya, tanpa usaha atau
2
peran perusahaan, masalah lingkungan akan tetap menjadi masalah yang akan
dibawa dari generasi ke generasi atau bahkan dari jaman ke jaman.
Implementasi pelaporan berkelanjutan di Indonesia didukung oleh
sejumlah aturan seperti UU No. 23/1997 tentang manajemen lingkungan dan
aturan yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia mengenai Prosedur dan
Persyaratan Listing dan juga standar laporan keuangan (PSAK). Sejumlah
perusahaan sudah membuat laporan mengenai pelaporan berkelanjutan secara
tersendiri seperti misalnya Astra Internasional, Aneka Tambang, Jaya Ancol
dan Bukit Asam. Dengan adanya aturan yang dikeluarkan Bursa Efek
Indonesia mengenai Prosedur dan Persyaratan Listing ini diharapkan
perusahaan-perusahaan di Indonesia terutama yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
akan
memiliki
kepedulian
yang
lebih
tinggi
terhadap
permasalahan-permasalahan lingkungan dan masyarakat sekitarnya (Rajafi
dan Irianto, 2007:73).
Banyak
perusahaan
yang
hanya
membagikan
sembako
atau
melakukan sunatan massal setahun sekali telah merasa melakukan Corporate
Social Responsibility. Tidak sedikit perusahaan yang menjalankan Corporate
Social Responsibility berdasarkan ”copy-paste design” atau sekadar
”menghabiskan” anggaran. Karena aspirasi dan kebutuhan masyarakat kurang
diperhatikan, beberapa program Corporate Social Responsibility di satu
wilayah menjadi seragam dan seringkali tumpang tindih. Dan hasilnya,
dengan tujuan awal ingin memberdayakan masyarakat, Corporate Social
Responsibility justru malah menimbulkan ketergantungan pada masyarakat,
3
serta menjadi sandera (menjadi alat masyarakat memeras perusahaan)
(Suharto, 2006:2). Sebagai contoh, PT Aneka Tambang, Tbk. dan Rio Tinto
menempatkan masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai stakeholders dalam
skala prioritasnya. Sementara itu, contoh lain tedapat pada Asia Pulp and
Paper Group (AAP) merupakan salah satu grup korporasi yang berada di
Indonesia turut serta melaksanakan program-program tanggung jawab sosial
dan lingkungannya antara lain dalam bentuk komitmen pada rehabilitasi lahan
tidak produktif untuk perluasan lahan hijau terbuka, dan juga investasi
perusahaan dalam program pemberdayaan masyarakat. Semua programprogram tersebut perlu dikomunikasikan oleh karena itu perlu dibuat laporan
keberlanjutan atas program ini atau disebut Sustainability Report. Kemudian
untuk memenuhi permintaan para pemangku kepentingannya, dengan
berpedoman pada Global Reporting Initiatif (GRI), standar internasional
untuk keberlanjutan pelaporan keberlanjutan kinerja perusahaan, dan
menggunakan
standar
internasional
pula
pada
standar
verifikasi
pelaporannya, Asia Pulp and Paper Group (AAP) telah menulis
Sustainability Report sejak tahun 2007 hingga sekarang, oleh sebab itu Asia
Pulp and Paper Group (AAP) meraih penghargaan Best Frist Sustainability
Report (Anonim, Harian Pelita: 12 Maret 2010).
Permasalahan sosial merupakan substansi yang kompleks karena
masalah sosial terkait dengan kepentingan berbagai pihak yang saling
berhubungan. Masalah sosial yang saat ini menjadi sorotan berbagai pihak
adalah munculnya isu tanggung jawab sosial dan kepedulian sosial
4
perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat (Januarti dan Dini Aprianti,
2005: 227).
Menurut Gray (1995) dalam Yuningsih (2004:146), mengemukakan
banyak
perusahaan-perusahaan
besar
mendapatkan
kritikan
karena
menyebabkan masalah-masalah sosial. Polusi, limbah, kualitas dan keamanan
produk, hak dan status pekerja merupakan isu-isu yang menjadi perhatian
utama. Selanjutnya Yuningsih (2004:146), menyatakan bahwa perusahaan
publik seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah melakukan
tanggung jawab sosialnya dengan baik meski menurut persepsi masingmasing.
Perusahaan mulai memikirkan mengenai tanggung jawab sosial yang
ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup. Perkembangan pola pikir dan
tingkah laku masyarakat yang seperti inilah yang ikut mendorong
perkembangan ilmu dan teknologi, salah satunya disiplin ilmu akuntansi.
Berkaitan dengan pemberian pedoman bagaimana perusahaan melaporkan
aktivitas sosialnya bagi pihak-pihak yang membutuhkan (Maghfiroh,
2004:166).
Pengungkapan sosial dalam laporan keuangan perusahaan akan
memberikan nilai tersendiri bagi perusahaan yang go public, terlebih
sebelumnya perusahaan telah melakukan audit sosialnya dengan baik. Aspek
pertanggungjawaban sosial merupakan hal yang wajar dan logis sebagai
konsekuensi kontrak sosial antara perusahaan dan masyarakat. Pada dasarnya
proses audit sosial itu memerlukan komitmen yang kuat dari orang-orang
5
kunci, seperti CEO dan Board of Director, dalam organisasi yang diaudit.
Audit
sosial
dalam
implementasinya
juga
memerlukan
keterlibatan
stakeholders, termasuk pekerja, klien, voluntir, pendiri, kontraktor, supplier,
dan penduduk setempat yang terkait dengan operasi perusahaan. Para auditor
sosial biasanya bekerja sama dengan shareholders dan stakeholders untuk
merancang, mengumpulkan, mengkoordinasikan, dan menganalisis informasi
(Suharto, 2008:2). Tanggung jawab sosial perusahaan diperlukan untuk
menjaga keharmonisan hubungan antara perusahaan dengan lingkungan
sekitarnya (Januarti dan Dini Aprianti, 2005:228).
Spicer (1978) dalam Meutia (2009:34), juga telah melakukan
penelitian yang sejalan dengan pernyataan yang sebelumnya, dimana
penelitiannya adalah dengan membandingkan pandangan manajer dan aktivis
mengenai kinerja sosial. Pengungkapan atas kinerja sosial perusahaan ini
bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat aktivitas sosial yang
dilakukan oleh perusahaan dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Pengaruh
yang dimaksud adalah seberapa jauh lingkungan, pegawai, konsumen,
masyarakat lokal, dan yang lainnya dipengaruhi oleh kegiatan dan operasi
bisnis perusahaan. Pandangan kontrak sosial ini mengisyaratkan bahwa
analisis dan pengungkapan harus memberi kemampuan kepada masyarakat
untuk mengevaluasi kinerja organisasi secara legitimate dan sesuai keinginan
masyarakat (Meutia, 2009:34).
Banyak
telah
dilakukan
penelitian;penelitian
mengenai
tanggungjawab sosial perusahaan atau biasa disebut corporate social
6
responsibility, seperti penelitian yang dilakuakan oleh Januarti Indira dan
Dini Aprianti tahun 2005, yang meneliti mengenai Pengaruh Tanggungjawab
Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan, ataupun penelitian Rajafi dan
Aryanto (2007), yang menganalisis mengenai dampak pengungkapan laporan
sosial dan lingkungan. Namun secara spesifik masih sedikit penelitian di
Indonesia mengenai pengungkapan audit lingkungan sebagai bagian dari
realisasi corporate social responsibility. Untuk mengetahui gambaran terbaru
mengenai praktek audit lingkungan dan corporate social responsibility, maka
penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul, “Analisis Pengaruh
Audit Lingkungan Terhadap Realisasi Corporate Social Responsibility
(Studi Empiris pada Perusahaan di Jakarta)”. Penelitian ini membatasi
masalah pada lingkup penerapan Corporate Social Responsibility yaitu
komitmen perusahaan terhadap lingkungan yang
diwakili oleh audit
lingkungan sebagai realisasi Corporate Social Responsibility. Penelitian ini
mengambil responden dan data dari perusahaan-perusahaan yang menerapkan
Corporate Social Responsibility di Jakarta.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah
apakah audit lingkungan berpengaruh terhadap realisasi Corporate Social
Responsibility?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahi pengaruh audit
lingkungan terhadap realisasi Corporate Social Responsibility?
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Bagi perusahaan
Dapat memberikan manfaat bagi praktisi khususnya bagi perusahaan
untuk
meningkatkan
kinerja
perusahaan
melalui
pelaksanaan
Corporate Social Responsibility. Dapat meningkatkan kesadaran
perusahaan
akan
pentingnya
melaksanakan
Corporate
Social
Responsibility sebagai tanggung jawab perusahaan.
b.
Bagi auditor
Dapat memberikan informasi bagi para auditor mengenai lingkup
audit lingkungan, dan kaitanya terhadap realisasi Corporate Social
Responsibility.
c.
Bagi Stekeholders
Dapat memeberikan informasi dan gambaran bagi para Stekeholders
khususnya para karyawan mengenai tanggungjawab perusahaan
terhadap lingkungan.
d.
Bagi peneliti
Dapat mengetahui mengenai pengaruh hubungan audit lingkungan
dengan realisasi Corporate Social Responsibility.
8
e.
Bagi pembaca
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Audit
1. Pengertian Audit
Pengertian audit menurut Arens (2008:4), adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of about information to
determine and report on the degree of correspondence between the
information and established criteria. Auditing should be done by a
competent, independent person”.
Menurut Agoes (2007:3), audit adalah:
“suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh
pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun
untuk manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
“Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the
American Accounting Association” (Accounting Review, Vol.47) dalam
Boynton (2006:6), memberikan definisi auditing adalah sebagai berikut:
“suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi,
dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditutupkan. Sebelumnya serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Dari beberapa definisi di atas, pengertian audit adalah suatu proses
sistematis untuk mengevaluasi bukti secara objektif yang dilakukan oleh
pihak independen mengenai asersi-asersi manajemen, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan
keuangan.
10
2. Jenis-jenis Auditor
Menurut Boyton (2006:10), pada umumnya diklasifikasikan dalam
tiga kelompok, auditor Independen (Independent Auditors). auditor
internal (intenal auditors), dan auditor pemerintah (government
auditors), adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.
Auditor Independen (Independent Auditors)
Auditor jenis ini biasanya bergelar CPA (Certified Public Auditors)
yang bertindak sebagai praktisi perorangan maupun anggota kantor
akuntan publik (KAP) yang memberikan jasa auditing profesional
kepada klien. Auditor independen bekerja berdasarkan imbalan (fee)
yang dibayar oleh klien, meskipun begitu, auditor independen
diharapkan bersikap idependen atau tidak memihak terhadap klien
yang diauditnya. Para pengguna mengandalkan jasa auditor
independen serta menarik manfaat yang bernilai dengan adanya
kenyataan bahwa auditor tidak memihak klien yang sedang diaudit.
b.
Auditor internal (Intenal Auditors)
Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit.
Auditor jenis ini melibatkan dalam kegiatan penilaian independen,
yang dinamakan audit internal, dalam lingkungan suatu organisasi
sebagai suatu bentuk jasa bagi organisasi tersebut. Tujuan audit
internal adalah untuk membantu manajemen organisasi dalam
memberikan pertanggungjawaban yang efektif, efisien, ekonomis
dan ketaataan.
11
c.
Auditor pemerintah (Government Auditors)
Auditor pemerintah dipekerjakan oleh pemerintah dan dibawah
naungan departemen independen. Dalam melaksanakan fungsi audit
dalam kepentingan pemerintah, para auditor ini bertugas pada
lingkup kegiatan audit yang luas, termasuk melakukan audit laporan
keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional yang dijalankan
oleh instansi pemerintah.
Selanjutnya menurut Arens (2009:21), dalam profesi auditor
digolongkan menjadi empat jenis antaralain, Kantor Akuntan Publik,
general accounting office auditor (auditor kantor pemerintah), auditor
pajak, dan auditor intern. Pengertian dari jenis-jenis auditor akan
dijelaskan sebagai berikut ini, yaitu:
a.
Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik bertanggungjawab pada audit atas laporan
keuangan historis yang dipublikasikan dari semua perusahaan yang
sahamnya telah terdaftar, dengan maksud untuk mengeluarkan
pendapat atas kewajaran laporan keuangan.
b.
General Accounting Office Auditor (Auditor Kantor Pemerintah)
Merupakan suatu badan netral yang berada pada lingkup legislatif
pemerintah. Akuntan pemerintah biasanya bekerja untuk melakukan
pengawasan terhadap penggunaan uang negara oleh seluruh aparatur
negara.
12
c.
Auditor Pajak
Auditor pajak adalah auditor yang bertanggungjawab untuk
menegakan undang-undang pajak, dan juga mengaudit pajak
penghasilan dari para wajib pajak.
d.
Auditor Intern
Auditor intern adalah mereka yang bekerja dibindang akuntan
disuatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan
manajemen
perusahaan.
Auditor
intern
wajib
memeberikan
informasi yang berharga bagi manajemen untuk pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan, klasifikasikan
atas secara umum profesi auditor digolongkan menjadi tiga macam,
yaitu: (1) Auditor Independen, adalah auditor yang bertanggungjawab
secara profesional, dan independen melakukan audit atas laporan
keuangan
historis
yang
dipublikasikan,
dengan
maksud
untuk
mengeluarkan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. (2) Auditor
internal, merupakan auditor yang bekerja perusahaan untuk melakukan
audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Auditor intern wajib
memeberikan
informasi
yang
berharga
bagi
manajemen
untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasional perusahaan,
dengan tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen
organisasi dalam memberikan pertanggungjawaban yang efektif, efisien,
ekonomis dan ketaataan. (3) Auditor pemerintah, Merupakan suatu badan
13
netral yang berada pada lingkup legislatif pemerintah. Para auditor ini
bertugas pada lingkup kegiatan audit yang luas, termasuk melakukan
audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional yang
dijalankan oleh instansi pemerintah. Di Indonesia dikenal sebagai Badan
Pengawas Keuangan (BPK), yang mengaudit instalasi-instalasi milik
pemerintah dan BUMN.
3. Jenis – jenis Audit
Menurut pendapat Arens dan Loebbecke (2008:11), audit di
golongkan menjadi tiga jenis, audit laporan keuangan, audit operasional,
dan audit kepatuhan, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.
Audit laporan keuangan
Merupakan audit yang dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi yang
disajikan sesuai dengan kriteria tertentu.
b.
Audit operasional
Merupakan penelaah atas bagian manapun dari prosedur dan metode
operasi suatu organisasi untuk menilai efesiensi da efektivitasnya,
serta ketaatan. Dalam pemeriksaan operasional tinjauan yang
dilakukan tidak hanya dibatasi pada bagian akuntansi saja melainkan
termasuk stuktur organisasi. Setelah audit dilaksanakan maka auditor
akan mengajukan saran kepada perusahaan tentang pemeriksaan
operasionalnya.
14
c.
Audit kepatuhan
Audit yang bertujuan untuk melihat apakah suatu badan usaha yang
diaudit telah melakukan prosedur atau peraturan yang telah
ditetapkan oleh pihak berwenang.
Sedangkan menurut Boynton (2006:8), audit dibagi menjadi tiga
kategori pula, Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit),
Audit
Kepatuhan
(Compliance
Audit),
dan
Audit
Operasional
(Operational Audit, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut
telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, yaitu Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum.
b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Audit yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan
atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan,
atau peraturan berlaku.
c. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan
operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
tertentu.
15
Ikhtisar komparatif mengenai jenis-jenis audit disajikan dalam tabel 2.1 berikut
ini:
Tabel 2.1
Ikhtisar Komparatif Jenis-jenis Audit
Jenis Audit
Sifat Asersi
Kriteria yang
ditetapkan
Prinsip-prinsip
akuntansi yang
berlaku umum
(PSAK)
Kebijakan
manajemen,
hukum, peraturan
atau persyaratan
lain pihak ketiga
Audit
Laporan
Keuangan
Data laporan
keuangan
Audit
Kepatuhan
Klaim atau data
berkenaan dengan
kepatuhan pada
kebijakan,
perundangan,
peraturan dan
sebagainya.
Audit
Opersioanal
Data operasional Menentukan
atau kinerja
tujuan, misalnya,
yang dilakukan
oleh manajemen
atau pihak yang
berwenang
Sifat Laporan
Auditor
Pendapat atas
kewajaran laporan
keuangan
Ringkasan temuan
atau keyakinana
tentang derajat
kepatuhan
Efesiensi dan
efektivitas yang
diamati:
Rekomendasi untuk
peningkatan
Sumber: Boyton (2006:7)
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, klasifikasikan
atas secara umum jenis-jenis audit digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: (1)
Audit laporan keuangan, yaitu audit yang dilakukan agar dapat memberikan
pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Prinsip-prinsip Akuntansi yang
Berlaku Umum. Dengan memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan.
(2) Audit Kepatuhan, merupakan audit yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan
16
keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan,
atau peraturan berlaku. Dengan hasil laporan berupa ringkasan atas temuantemuan dan tentang kenyakinan atas derajat kepatuhan. (3) Audit Operasional,
yaitu audit yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas
dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu seperti pengambilan
keputusan mengenai operasional perusahaan.
B. Audit Lingkungan
1. Sejarah Audit Lingkungan
Inisiatif audit lingkungan secara voluntary kemungkinan terlebih
dahulu dibandingkan suatu keharusan, contohnya British Petrolium yang
telah menjalankan prinsip Health-Sfety and Environment Audit 1972
(Martin (1992) dalam Muid (2004)).
Menurut Muid (2004:63), menjelaskan perkembangan sejarah audit
lingkungan selanjutnya, sebagai suatu keharusan, misalnya:
a.
Di Amerika dengan munculnya Compensation and Liabilites Act of
1980 (CAERLA) yang diubah dan disempurnakan dengan Superfund
Amandement and Reauthorezation Act of 1986 (SARA) yang
dikordinasi dengan Environment Protection Agency (EVA) yang
mengharuskan perusahaan untuk melakukan pembersihan limbah
berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan
mengancam kerusakan lingkungan, selain itu juga terdapat konsep
17
Resources Concervation and Recovery Act (RCRA) yang diperbaharui
dengan Sold Waste Disposal Act of 1984 yaitu undang-undang yang
mengatur tentang pengolahan limbah berbahaya, limbah tidak
berbahaya, limbah rumah sakit dan tempat pembuangan sampah
(Undergrond Strorage Tanks).
b.
Di Uni Eropa Komisi Komunitas Eropa (Commision of the Eropean
Communication) pada bulan Desember 1990 yang membuat skema
audit lingkungan yang berkaitan dengan perlindungan lingkungan,
kesehatan publik dan pelindungan konsumen.
c.
Di Inggris, dengan adanya dukungan bagi skema eco-audit (nama awal
dari EMAS) dan standar sistem manajemen ligkungan Inggris BS 7750,
di mana keduanya meliputi komponen-komponen audit lingkungan
(Labour Party,1994). Contoh hal ini antara lain adalah booklet Audit
Departement Energy (Departement of Energy Efficiency Office,1989 ;
Departement of Trade and Industry Bussines and the Evironment,
1990), serta petunjuk audit lingkungan dan sistem manajemen
lingkungan (Confederation of British Industry, 1990, 1995).
d.
Di Indonesia adanya Undang-Undang nomor 23 tahun 1997, dan
Undang-Undang 40 tahun 2007 tentang pengolahan lingkungan hidup
dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Budiartha (2008:211), juga menjabarakan bahwa sejarah mengenai
komitmen perusahaan atas lingkungan di Indonesia berawal atas disahkanya
18
Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang perseroan terbatas yang
kemudian diubah dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007.
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, sejarah
audit lingkungan berawal dari isu-isu mengenai lingkungan hidup yang
dimulai di Amerika pada tahun 1980, kemudian di Uni Eropa Komisi
Komunitas Eropa (Commision of the Eropean Communication) pada bulan
Desember 1990 yang membuat skema audit lingkungan yang berkaitan
dengan perlindungan lingkungan, dan di Inggris, dengan adanya dukungan
bagi skema eco-audit, serta di Indonesia berawal atas disahkanya UndangUndang No.1 Tahun 1995 tentang perseroan terbatas yang kemudian diubah
dengan Undang-Undang No.40 Tahun 2007.
2. Pengertian Audit Lingkungan
Definisi audit lingkungan diartikan secara luas diterima berasal dari
International Chamber of Commerce 1999 (ICC) dalam Muid (2004:63),
yaitu:
Suatu alat manajemen yang berisi evaluasi sistematis, terdokumentasi,
periodik dan objektif mengenai seberapa baik sutu organisasi lingkungan,
manajemen dan peralatan yang dijalankan dengan tujuan membantu
pengamanan lingkungan, dengan cara:
a. Memfasilitasi pengendalian manajemen terhadap praktrek-praktek
lingkungan.
b. Menilai kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan, termasuk didalamnya
pemenuhan persyaratan yang diatur pemerintah.
19
Selanjutnya menurut Thomson, Grand dalam Manuhara (2004:101),
definisi audit lingkungan tedapat dua pengertian, yaitu:
a. Sistem manajemen lingkungan adalah struktur pertanggungjawaban dan
kebijakan perusahaan, praktik-praktik, prosedur, proses, dan sumbersumber untuk melindungi lingkungan dan mengelola masalah-masalah
lingkungan.
b. Audit lingkungan adalah bagian integral dari sistem manajemen
lingkungan yang digunakan oleh manajemen untuk menentukan apakah
sistem pengendalian lingkungan perusahaan cukup untuk menjamin
kepatuhan pada peraturan dan kebijakan internal. Sehingga audit
lingkungan internal dipertimbangkan sebagai proses evaluasi diri yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan
memenuhi tujuan kebijakan internal dan hukum.
International Organization for Standardization (ISO) 1400 series,
mendefinisikan audit lingkungan sebagai suatu proses yang sistematis dan
terdokumentasi dari evaluasi bukti-bukti yang dihasilkan secara objektif,
dengan tujuan untuk menentukan apakah aktivitas-aktivitas, kejadian atau
peristiwa, kondisi-kondisi, sistem manajemen atau informasi-informasi yang
berhubungan dengan lingkungan memenuhi kriteria-kriteria audit dan
mengkomunikasikannya hasil proses ini kepada pelanggan (Adisasmito,
2008:16).
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa definisi audit lingkungan adalah, merupakan suatu proses yang
20
sistematis dan terdokumentasi dari evaluasi bukti-bukti yang dihasilkan
secara objektif, sebagai bagian integral dari sistem manajemen lingkungan
yang digunakan oleh manajemen untuk menentukan apakah sistem
pengendalian lingkungan perusahaan cukup untuk menjamin kepatuhan
pada peraturan dan kebijakan internal, dengan tujuan untuk menentukan
apakah aktivitas-aktivitas, kejadian atau peristiwa, kondisi-kondisi, sistem
manajemen atau informasi-informasi yang berhubungan dengan lingkungan
memenuhi kriteria-kriteria audit dan mengkomunikasikannya hasil proses
tersebut.
3. Manfaat Audit Lingkungan
Manuhara (2000:103), menyatakan bahwa, tujuan utama audit
lingkungan adalah untuk mengevaluasi operasi dan kinerja perusahaan
dalam hal kesesuaian antara proses produksi dengan hukum dan peraturan
serta untuk mengindentifikasi rasio yang ditimbulkan yang berkaitan dengan
kelestarian lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan atau
sistem program audit yang baik. Perncanaan program audit lingkungan yang
baik akan memberikan berbagai manfaat kepada perusahaan, yaitu:
Lialibility Reduction, Legal Protection, Cost Reduction, Insurance Premium
Reduction, dan Company Image. Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut:
21
a. Lialibility Reduction
Perbaikan-perbaikan atas kerusakan lingkungan sebagai akibat dari
proses operasi perusahaan lebih baik dilakukan sebagai tindakan
pencegahan terhadap tuntutan atas pelanggaran hukum lingkungan.
b. Legal Protection
Dengan melakukan praktik-praktik yang sesuai dengan persyaratan
hukum dan standar lingkungan, kemungkinan adanya kegiatan yang
dapat dikategorikan melanggar hukum lingkungan dengan bebagai
tuntutan denda menjadi lebih kecil kemungkinannya.
c. Cost Reduction
Semakin banyaknya informasi yang dimiliki oleh para manajemen dan
karyawan perusahaan, maka mereka akan semakin bertanggung jawab
terhadap lingkungan sekitar perusahaan yang merupakan konsekuensi
dari aktivitas produksinya. Akan berakibat kebawah melalui pengurangan
biaya langsung.
d. Insurance Premium Reduction
Suatu perusahaan akan melakukan audit lingkungan jika telah memenuhi
suatu persyaratan dari lembaga asuransi dan keuangan. Oleh karenanya
perusahaan yang telah melakukan audit lingkungan akan memiliki risiko
yang lebih kecil daripada perusahaan yang tidak melakukan audit
lingkungan.
22
e. Company Image
Perusahaan yang melakukan audit lingkungan dapat membangun citra
positif di mata masyarakat, karyawan, dan industri.
Sedangkan Menurut Muid (2004:68), menyatakan bahwa audit
lingkungan membantu manajemen mengidentifikasikan kekeuatan serta
kelemahan atas pengendalia resiko lingkungan yang mungkin mereka
hadapi, dengan melaksanakannya akan memberikan kontribusi pada
perlindungan lingkungan yang lebih efektif. Audit lingkungan didefinisikan
dan difahami secara lebih jelas jika ingin menjadi alat manajemen yang
efktif untuk meningkatkan praktek dan prosedur lingkungan serta
memperoleh kredibilitas dari stakeholders.
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, manfaat atas audit
lingkungan tidak hanya berdampak pada lingkungan itu sendiri seperti,
perbaikan atas kerusakan lingkungan, banyaknya informasi yang dimiliki
oleh para manajemen dan karyawan perusahaan, maka mereka akan
semakin bertanggung jawab terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi alat
manajemen yang efktif untuk meningkatkan praktek dan prosedur
lingkungan serta memperoleh kredibilitas dari stakeholders.
C. Corporate Social Responsibility
1. Pengertian Corporate Social Responsibility
Beberapa definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian
CSR menurut berbagai organisasi (Suharto, 2008:5).
23
World Business Council for Sustainable Development: Komitmen
berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan
memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal
dan masyarakat luas pada umumnya.
International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk
memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan
melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal
dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui
cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.
Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa
organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif
bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para
pemegang saham (shareholders) mereka.
Canadian Government: Kegiatan usaha yang mengintegrasikan
ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan
keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara
transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang
sehat dan berkembang.
European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan
mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam
operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan.
Corporate Social Responsibility Asia: Komitmen perusahaan untuk
beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial
dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para
stakeholders.
Selain itu, ISO 26000 mengenai Guidance on Social Responsibility
juga memberikan definisi CSR. Meskipun pedoman CSR standard internasional
ini baru akan ditetapkan tahun 2010, pedoman ini bisa dijadikan rujukan.
Menurut ISO 26000, CSR adalah:
Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan
lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis
24
yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan
masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan
dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional;
serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana
dipahami dan dipraktikkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup
tujuh komponen utama, yaitu: the environment, social development, human
rights, organizational governance, labor practices, fair operating practices,
dan consumer issues (Sukada dan Jalal dalam Suharto, (2008:6)).
Corporate Social Responsibility, merupakan komitmen perusahaan
untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu isu tertentu di
masyarakat atau lingkungan guna menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Kontribusi dari perusahaan ini bisa berupa banyak hal, misalnya: bantuan
dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa barang, dan
bantuan lainnya (Lindrawati, 2008:73).
Pendefinisian CSR yang relatif lebih mudah dipahami dan bisa
dioperasionalkan untuk kegiatan audit adalah dengan mengembangkan konsep
Tripple Bottom Lines (Elkington, 1998) dan menambahkannya dengan satu line
tambahan. Dengan demikian, CSR adalah: Kepedulian perusahaan yang
menyisihkan
sebagian
pembangunan
manusia
keuntungannya
(people)
dan
(profit)
lingkungan
bagi
kepentingan
(planet)
secara
berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan professional
(Suharto, 2008:6).
Pearce dan Robinson dalam Budiartha (2008:212), mengelompokkan
tanggung jawab social menjadi empat, Economic responsibility, Legal
25
responsibility, dan Ethical responsibility, adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut:
1.
Economic responsibility.
Secara
ekonomi
tanggung
jawab
perusahaan
adalah
untuk
menghasilkan barang dan jasa kepada masyarakat dengan reasonable
cost dan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Dengan
menghasilkan
barang
dan
jasa
maka
perusahaan
diharapkan
memberikan pekarjaan yang produktif terhadap masyarakat sekitarnya,
menyumbangkan sebagian keuntungan dalam bentuk pajak kepada
pemerintah.
2.
Legal responsibility.
Di mana pun tempat operasi suatu perusahaan tidak akan dapat
melepaskan diri dari aturan dan perundang-undangan yang berlaku yang
mengatur tentang kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama yang
terkait dengan usaha untuk mengontrol perubahan lingkungan dan
keamanan
konsumen.
Untuk
melindungi
konsumen
diperlukan
peraturan tentang perlindungan konsumen. Untuk menjaga perubahan
lingkungan maka perusahaan harus tunduk kepada undang-undang yang
mengatur tentang lingkungan.
3.
Ethical responsibility.
Perusahaan didirikan tidak hanya berperilaku legal secara hukum, tetapi
juga memiliki etika. Sering kali terjadi perbedaan antara legal dan etika.
Bisa jadi sesuatu yang dikatakan legal, tetapi tidak beretika. Perusahaan
26
memproduksi rokok adalah legal, tetapi tidak beretika untuk
memasarkan agar semua penduduk merokok.
4.
Discretionary responsibility.
Tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti public relation activities,
menjadi warga negara yang baik, dan tanggung jawab perusahaan
lainnya. Melalui public relation yang baik manajer mencoba untuk
meningkatkan kesan terhadap perusahaan, barang dan jasa yang
dihasilkan. Perusahaan yang menjadi warga negara yang baik akan
meningkatkan going concern dan merupakan sarana untuk melakukan
promosi. Komitmen manajer untuk melaksanakan tanggung jawab
sosial secara penuh memerlukan strategi yang sama dalam menangani
masalah sosial dengan masalah bisnis.
Suharto (2008:6), mengatakan: dalam aplikasinya, konsep 4P ini bisa
dipadukan dengan komponen dalam ISO 26000. Konsep planet jelas
berkaitan dengan aspek the environment. Konsep people di dalamnya bisa
merujuk pada konsep social development dan human rights yang tidak
hanya menyangkut kesejahteraan ekonomi masyarakat (seperti pemberian
modal usaha, pelatihan keterampilan kerja). Melainkan pula, kesejahteraan
sosial
(semisal
pemberian
jaminan
sosial,
penguatan
aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendididikan, penguatan
kapasitas lembaga-lembaga sosial dan kearifan lokal). Sedangkan konsep
procedur bisa mencakup konsep organizational governance, labor
practices, fair operating practices, dan consumer issues.
27
Kemudian menurut Rajafi dan Aryanto (2007:77), menyatakan konsep
Triple Bottom Line Reporting yang di populerkan oleh Jhon Elkingkon,
yaitu The Triple Bottom Line Reporting adalah pelaporan tanggungjawab
sosial perusahaan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: (1) Sosial, (2)
Lingkungan, (3) Ekonomi.
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, secara umum
definisi Corporate Social Responsibility, ialah merupakan komitmen
perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu isu
tertentu di masyarakat atau lingkungan guna menciptakan lingkungan yang
lebih baik, yang terdiri dari beberapa tanggungjawab, antaralain: aspek
ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek sosial.
2. Konsep Corporate Social Responsibility Sebagai Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Tunggal (2008:24), menjelaskan terdapat dua pandangan tentang kepada
siapa organisasi bertanggung jawab sosial: model pemegang saham dan
model pihak yang berkepentingan. Satu-satunya tanggung jawab sosial yang
dimiliki oleh organisasi adalah memuaskan pemiliknya, yaitu pemegang
saham. Pandangan ini disebut model pemegang saham, menyebutkan bahwa
satu-satunya tanggung jawab sosial yang dimiliki dunia usaha adalah
memaksimalkan keuntungannya. Sebaliknya, pada model pihak yang
berkepentingan, tanggung jawab sosial manajemen yang terpenting adalah
kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya memaksimalkan laba),
yang dicapai dengan cara memuaskan keinginan berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya pemegang saham). Pihak
28
yang berkepentingan adalah orang atau kelompok dengan kepentingan yang
sah dalam suatu perusahaan. Gambar di bawah ini menunjukkan berbagai
kelompok yang berkepentingan, yang harus dipuaskan oleh organisasi untuk
menjamin kelangsungan hidup jangka panjang.
Dauman dan Hargreaves dalam Januarti, dkk (2005:230), membagi areal
tanggung jawab perusahaan dalam tiga level, yaitu:
a.
Basic Responsibility merupakan tanggung jawab yang muncul karena
keberadaan perusahaan tersebut, misalnya kewajiban membayar pajak,
mematuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan
pemegang saham.
b.
Organizational
Responsibility
menunjukkan
tanggung
jawab
perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuhan stakeholders seperti:
pekerja, konsumen, pemegang saham, dan masyarakat sekitarnya.
c.
Societal Responsibility menjelaskan tahapan ketika interaksi antara
bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat
sehingga
perusahaan
dapat
tumbuh
dan
berkembang
secara
berkesinambungan.
ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility dalam Daniri
(2009), yang secara konsisten mengembangkan tanggung jawab sosial maka
masalah social responsibility akan mencakup 7 (tujuh) isu pokok yaitu:
Pengembangan Masyarakat, Konsumen, Praktek Kegiatan Institusi
yang Sehat,Lingkungan, Ketenagakerjaan, Hak asasi manusia, serta
Organizational Governance
29
Aktivitas sosial perusahaan didefinisikan sebagai berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat di lingkungan perusahaan. Dengan demikian diharapkan
masyarakat maupun perusahaan sendiri akan memperoleh manfaat bersama,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan akan
memperoleh manfaat dengan terbentuknya citra perusahaan
yang baik,
sehingga untuk jangka panjang laba perusahaan akan lebih terjamin,
sedangkan masyarakat akan memperoleh manfaat berupa tertanganinya
masalah-masalah sosial.
Munculnya isu tanggung jawab sosial ini menyebabkan terjadinya
pergeseran orientasi dari shareholders ke stakeholders. Menurut pendekatan
stakeholders, organisasi memilih untuk menanggapi banyak tuntutan yang
dibuat oleh para pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu setiap
kelompok dalam lingkungan luar organisasi tersebut yang terkena tindakan
serta keputusan organisasi. Menurut pendekatan ini, organisasi akan
berusaha untuk memenuhi tuntutan lingkungan dari kelompok-kelompok
seperti para karyawan, pemasok, investor serta masyarakat. Jika tekanan
dari stakeholders sangat kuat dan berpengaruh terhadap kontinuitas dan
kinerja perusahaan, maka perusahaan harus bisa menyusun kebijakan dan
program-program kebijakan sosial dan lingkungan yang terarah dan
terintegrasi (Januarti dan Dini Aprianti, 2005:232).
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan perlu memperhatikan
kepentingan stakeholders, yaitu: (1) Isu lingkungan melibatkan kepentingan
30
berbagai kelompok dalam masyarakat yang dapat mengganggu kualitas
hidup mereka, (2) Era globalisasi telah mendorong produk-produk yang
diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan, (3) Para investor
dalam menanamkan modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang
memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program lingkungan, dan (4)
Lembaga Swadaya Masyarakat dan pencinta lingkungan makin vokal dalam
mengkritik perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan.
Hunger dan Wheelen dalam Pasosong (2004:32), memberikan alasanalasan untuk organisasi bertanggung jawab secara sosial, yaitu seperti
moralitas, pemurnian kepentingan diri sendiri, teori investasi, dan
mempertahankan otonomi, yang dijelaskan sebagai berikut:
a.
Moralitas
Organisasi harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang
berkepentingan karena hal ini merupakan hal benar yang harus
dilakukan, terutama berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan atau tanda
moral yang diyakini secara personal, suatu tindakan dinilai berdasarkan
pada apa yang dianggap baik oleh masyarakat umum.
b.
Pemurnian kepentingan diri sendiri
Organisasi harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan karena pertimbangan kompensasi.
c.
Teori Investasi
Organisasi harus bertanggung jawab terhadap stakeholders karena
tindakan itu akan dicerminkan dalam tingkat laba yang lebih tinggi
31
d.
Mempertahankan otonomi
Organisasi bertanggung jawab untuk melindungi dari campur tangan
kelompok lain.
Jenis tanggung jawab sosial organisasi menurut Pasosong (2004:33),
yaitu tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab legal, tanggung jawab
etika, dan tanggung jawab diskresioner atau kebijakan, yang dijelaskan
sebagai berikut:
a.
Tanggung jawab ekonomi
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab
ekonomi (economic responsibilities) institusi bisnis di atas segalanya,
adalah unit ekonomi dasar masyarakat. Tanggung jawabnya adalah
menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat dan
memaksimalkan laba bagi pemiliknya serta pemegang saham.
Tanggung jawab ekonomi, sampai batas ekstrim, disebut pandangan
memaksimalkan laba (profit maximizing view).
b.
Tanggung jawab legal
Semua masyarakat modern menetapkan dasar bagi peraturan dan
undang-undang yang diharapkan diikuti oleh dunia bisnis. Tanggung
jawab legal (legal responsibilities) mendefinisikan apa yang dianggap
penting oleh masyarakat sehubungan dengan perilaku perusahaan.
c.
Tanggung jawab etika
Tanggung jawab etika (ethic responsibilities) meliputi yang tidak perlu
disusun dalam undang-undang dan tidak boleh tidak melayani
32
kepentingan ekonomi langsung perusahaan, untuk menjadi etis para
pembuat keputusan organisasi harus bertindak atas dasar kesetaraan,
keadilan dan tidak memihak, menghormati hak-hak individu dan
memberikan perlakuan yang berbeda hanya jika relevan dengan tujuan
organisasi.
d.
Tanggung jawab diskresioner atau kebijakan
Tanggung jawab diskresioner (discretionary responsibilities) adalah
murni sukarela dan dituntun oleh keinginan sebuah perusahaan untuk
memberi kontribusi sosial yang tidak diperintahkan oleh ekonomi,
undang-undang dan etika. Aktivitasnya meliputi kontribusi amal yang
murah hati yang tidak mendapat balasan bagi perusahaan dan memang
tidak diharapkan.
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan di atas, Konsep
Corporate Social Responsibility Sebagai Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, meliputi kaitanya dengan beberapa tanggungjawab seperti
tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab legal, tanggung jawab etika,
dan tanggung jawab diskresioner atau kebijakan. Berkaitan pula dengan
beberapa hal, antaralain moralitas, pemurnian kepentingan diri sendiri,
teori investasi, dan mempertahankan otonomi
3. Corporate Social Responsibility sebagai Akuntansi Sosial
Zubaidah (2003:91), mengemukakan bahwa akuntansi sosial sebagai
disiplin ilmu akuntansi yang melaporkan keterbatasan atau tanggungjawab
perusahaan terhadap lingkungan sosialnya, maka secara umum dapat
33
dikatakan bahwa tujuan akuntansi sosial adalah untuk mengukur dan
melaporkan biaya sosial serta manfaat sosial yang ditimbulkan oleh kegiatan
produksi dan distribusi prusahaan.
Menurut Ikhsan dan Muh. Ishak (2008: 329), akuntansi sosial adalah:
“Penyusunan,
pengukuran,
dan
analisis
terhadap
konsekuensi-
konsekuensi sosial dan ekonomi dari perilaku yang berkaitan dengan
pemerintah dan wirausahawan”.
Akuntansi sosial berarti identifikasi, mengukur, dan melaporkan
hubungan antara bisnis dan lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi
sumber daya alam, komunitas dimana bisnis tersebut beroperasi, orangorang yang dipekerjaan, pelanggan, pesaing, dan perusahaan serta kelompok
lain yang berurusan dengan bisnis tersebut. Proses pelaporan dapat bersifat
baik internal maupun eksternal.
Menurut Mas’ud dalam Januarti, dkk (2005), biaya sosial yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan akan tampak pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2
Masalah Sosial yang Perlu Diungkapkan dalam Laporan Keuangan
pada Publik
LINGKUNGAN
1. Pengendalia
n produksi
2. Riset limbah
industri
3. Proteksi
pada
lingkungan
KARYAWAN
PRODUK
KOMUNITAS
7. Training
8. Pendidikan
9. Kesehatan
dan
keamanan
10. Pensiun
11. Liburan
12. Minoritas
13. Pekerja
wanita
14. Serikat kerja
18. Monitoring
keselamatan
pelanggan
19. Pengembang
an atas ide
masyarakat
20. Pengeluaran
untuk
kepentingan
pelanggan
22. Sumbangan dan
donasi
23. Aktivitas
masyarakat
sekitar
24. Aktivitas
populasi sekitar
25. Partisipasi pada
pemerintah
daerah
34
Tabel 2.2
Masalah Sosial yang Perlu Diungkapkan dalam Laporan Keuangan
pada Publik (Lanjutan)
LINGKUNGAN
4. Konservasi
energi
5. Konservasi
bahan alam
6. Support pada
kegiatan
perlindungan
lingkungan
KARYAWAN
15. Kecelakaan
industri
16. Komunikasi
karyawan
17. Bonus
karyawan
PRODUK
21. Kontrol
kualitas
KOMUNITAS
26. Anggota
kelompok
sosial
Sumber: Januarti (2005:233)
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan di atas, Konsep
Corporate Social Responsibility Sebagai akuntansi sosial secara umum di
jelaskan sebagai alat identifikasi, mengukur, dan melaporkan hubungan
antara bisnis dan lingkungannya. Lingkungan bisnis meliputi sumber daya
alam, komunitas dimana bisnis tersebut beroperasi, orang-orang yang
dipekerjaan, pelanggan, pesaing, dan perusahaan serta kelompok lain yang
berurusan dengan bisnis tersebut. Proses pelaporan dapat bersifat baik
internal maupun eksternal.
4. Pelaporan Corporate Social Responsibility
Dalam Suharto (2008), laporan yang biasa disebut “Triple Bottom Line
Reports” ini masih memiliki format yang beragam, baik isi, gaya bahasa,
maupun metodologinya, bahkan dalam satu industri yang sama. Kritik-kritik
yang kerap diajukan adalah bahwa laporan seperti ini masih bernuansa “lip
service”. Laporan tahunan CSR yang dibuat perusahaan-perusahaan
penghasil limbah berbahaya dan rokok sering dijadikan contoh (Wikipedia,
2008).
35
Januarti dan Dini Apriyanti (2005:234), pelaporan mengenai tanggung
jawab sosial mempunyai peranan penting, dijelaskan sebagai berikut:
a. Menilai pengaruh sosial dari aktivitas perusahaan
b. Mengukur efektivitas program-program sosial perusahaan
c. Melaporkan pelaksanaan aktivitas yang berhubungan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan
d. Memungkinkan penilaian terhadap sumber daya dan pengaruh
perusahaan melalui sistem informasi eksternal maupun internal
Hidayati (2007:526) menjelaskan, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI),
khususnya kompartemen akuntansi manajemen, memprakarsai berdirinya
National Center for Suntainability Reporting untuk mendukung pelaksanaan
pelaporan tahunan kegiatan yang menunjang pembangunan beerkelanjutran
dengan berpedoman kepada Global Report Initiative (GRI).
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan di atas, Konsep
pelaporan Corporate Social Responsibility terkait dengan konsep Triple
Bottom Line Reports, dan di Indonesia pelaporan Corporate Social
Responsibility
diprakarsai
dengan
berdirinya
National
Center
for
Suntainability Reporting untuk mendukung pelaksanaan pelaporan tahunan
kegiatan
yang
menunjang
pembangunan
beerkelanjutran
dengan
berpedoman kepada Global Report Initiative (GRI) oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI), khususnya kompartemen akuntansi manajemen. Dengan
pola pelaporan setiap tahun dan dengan format Triple Bottom Line Reports
yang disesuaikan oleh perusahan.
36
D. Audit Lingkungan dan Corporate Social Responsibility
Kepatuhan Compliance Audit
sebagai Audit
Menurut Sukrisno Agoes (2007:5), Audit kepatuhan adalah pemeriksaan
yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati
peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris)
maupun pihak eksteren (Pemerintah, Bapepem, Bank Indonesia, Direktorat
Jendral Pajak, dan lain-lain.) pemeriksaan dapat dilakukan baik oleh KAP
maupun internal audit.
Sedangkan, Audit kepatuhan menurut Boyton (2006: 5), merupakan
prosedur audit yang dilakukan untuk menentukan efektivitas desain atau
operasi prosedur dan kebijakan struktur pengendalian. Jadi dapat disimpulkan
bahwa audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan
apakah yang diaudit sesuai dengan kandisi atau peraturan tertentu atau apakah
suatu badan usaha sudah melakukan kebijakan-kebijakan atau prosedurprosedur yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit kepatuhan
pada perusahaan dapat termasuk penentuan apakah pelaksana akuntansi telah
melakukan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hasil dari audit
ini biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar akan tetapi dilaporkan pada
pihak tertentu dalam suatu organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa audit
kepatuhan adalah suatu uji audit yang dilaksanakan untuk mengetahui
sebarapa jauh efektivitas sistem dan prosedur suatu aktivitas yang dijalankan
oleh suatu badan usaha. Dan mengetahui bagaimana kepatuhan terhadap
37
pelaksanaan suatu sistem dan prosedur tersebut terhadap kebijakan badan
usaha.
Agoes (1999:24), dalam penelitiannya mengelompokan audit lingkungan
sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Sicial
Responsibility) dan diperlukan tim audit yang tidak hanya terdiri dari para
auditor saja, namun juga terdapat para ahli dalam lingkungan hidup sebagai
tim ahli. Tanggungjawab akuntan tidak lebih jauh dari upaya untuk
memberikan informasi tentang kondisi lingkungan hidup perusahaan secara
benar dan mukhtahir kepada masyarakat pengguna jasa akuntan. Namun
demikian dalam rangka meningkatkan kecakapan profesionalnya, akuntan
publik harus berusaha untuk memahami undang-undang dan peraturanperaturan yang berlaku yang menyangkut linhkungan hidup.
Berdasarkan hal tersebut dan melihat tujuan audit lingkungan menurut
Kurhe dalam Agoes (1999:24), dapat disimpulkan bahwa audit lingkungan
lebih merupakan Compliance Audit daripada General atau Special Audit.
Jika audit lingkungan hidup merupakan Compliace Audit maka tujuannya
adalah untuk memenuhi:
1. Ketaatan terhadap perundang-undangan dan peraturan-peraturan yang
berlaku dan menyangkut lingkungan hidup.
2. Kepatuhan terhadap kebijakan dan standar yang telah disepakati oleh
manajemen perusahaan.
Undang-Undang No. 40, Tahun 2007 yang merupakan pengganti UndangUndang No. 1, Tahun 1995 dengan tegas dan jelas menyebutkan adanya
38
tanggung jawab sosial yang harus dipikul oleh perseroan terbatas. Dari 161
pasal yang dibicarakan ada 2 pasal yang mengatur tentang corporate social
responsibility (CSR), yaitu pasal 66 dan pasal 74. Pasal 66 ayat (2) bagian C
menyebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan, perseroan
terbatas juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Dalam Pasal 74 diuraikan tentang tanggung jawab social dan
lingkungan khususnya bagi perseroan yang usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam, yaitu sebagai berikut:
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
social dan lingkungan.
2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
merupakan
kewajiban
perseroan
yang
dianggarkan
dan
diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Mengacu pada Undang-Undang No. 40, Tahun 2007, maka perseroan
terbatas tidak lagi dapat bermain-main dengan tanggung jawab sosial. Selain
menyampaikan laporan keuangan, perseroan terbatas juga diwajibkan
39
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Bagi
perseroan yang usahanya di bidang dan berkaitan dengan sumber daya alam,
akan dikenai sanksi jika tidak melaksanakan tanggung jawab sosial. Dengan
memperhatikan kedua pasal dalam undang-undang perseroan terbatas yang
baru tersebut, maka pemerintah sangat serius menangani masalah sosial
karena terganggunya masalah sosial menyebabkan kerugian bagi banyak pihak
(Budiartha, 2008:214).
Hasil beberapa penelitian diatas menjelaskan serta menggambarkan
mengenai audit lingkungan dan hubungan serta pengaruhnya terhadap realisasi
corporate social responsibility, hal ini dikarenakan bagi perusahaan
diwajibkan menyebutkan bahwa selain menyampaikan laporan keuangan,
perseroan terbatas juga harus melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial
dan lingkungan (Pasal 66 ayat (2) bagian C Undang-Undang No. 40, Tahun
2007 dalam Budiartha, 2008:213). Sedangkan dalam teknis pelaporan realisasi
corporate social responsibility perlu adanya audit lingkungan yang dilakukan
demi mengidentifikasi atas dampak lingkungan yang terjadi akibat produksi
perusahaan serta untuk memberikan informasi tentang kondisi lingkungan
hidup perusahaan secara benar dan mukhtahir kepada masyarakat pengguna
jasa akuntan. Dari penjelasan sebelumnya, maka audit lingkungan diduga
berpengaruh terhadap realisasi Corporate Social Responsibility. Oleh karena
itu hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Ha : Audit ingkungan berpengaruh terhadap realisasi Corporate Social
Responsibility
40
E. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu didapat beberapa peneliti terkait dengan
masalah ruang lingkup Corporate Social Responsibility, dan audit lingkungan.
Hasil penelitian tersebut dijelaskan pada tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Terdahulu
Nama
Judul penelitian
Metode
penelitian
Riset
Kepustakaan
Agoes
Sukrisno
(1999)
Pengaruh Audit
Lingkungan terhadap
peningkatan kemanfaatan
Sosial.
Budiartha
Ketut
(2007)
Cara Pandang UndangUndang RI No.40 Tahun
2007 dan Undang-Undang
No. 17 RI Tahun 2000
Terhadap Corporate Social
Responsibility.
Riset
Kepustakaan
Januarti
Indira dan
Dini
Aprianti
(2005
Pengaruh Tanggungjawab
Sosial Perusahaan terhadap
Kinerja Keuangan.
Model Regresi,
dengan uji
parsial (t test)
dan uji secara
simultan (F test)
dengan tingkat
signifikansi 5%.
Hasil
Audit Lingkungan
akan berdampak
positif terhadap
kesejahteraan sosial,
sebagai penguji atas
kebijakan-kebijakan
manjemen mengenai
lingkungan hidup.
Undang-Undang No.
17 RI Tahun 2000
berbanding terbalik
dengan UndangUndang RI No.40
Tahun 2007 dalam hal
pengakuan dan
pandangan Corporate
Social Responsibility.
Uji parsial (t test)
antara variabel
independen biaya
kesejahteraan
berhubungan negatif
dan berpengaruh
signifikan terhadap
Aktifitas yang
diproduksi. Serta
berhubungan negatif
dan berpengaruh tidak
signifikan terhadap
kinerja profitabilitas.
Uji parsial (t test)
variabel independen
biaya untuk komunitas
berhubungan positif
dan berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja aktifitas.
41
Nama
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Judul penelitian
Metode
Hasil
penelitian
Serta berhubungan
positif dan
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
kinerja profitabilitas.
Uji simultan (F test)
variabel-variabel
independen secara
bersama-sama tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
aktifitas dan juga
secara bersama-sama
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja profitabilitas.
Manuhara Audit Lingkungan:
Wahyu
Pengungkapan Isu
(2000)
Lingkungan Dalam
Laporan Keuangan
Auditan.
Riset
Kepustakaan
Isu lingkungan
merupakan salah
satu isu yang sangat
diperhatikan para
konsumen, kreditur,
investor, pemerintah
dan masyarakat
maka para pemakai
laporan keuangan
menghendaki
tersedianya
informasi mengenai
kinerja lingkungan
perusahaan,
42
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
Nama
Judul penelitian
Metode
penelitian
Hasil
dan laporan ini akan
mempengaruhi posisi
jangka panjang
perusahaan.
Muid Dul Audit Lingkungan,
Perlukah?
(2004)
Rajafi
dan
Aryanto
(2007)
Analisis Pengungkapan
Laporan Sosial dan
Lingkungan Sebagai
Bagian dari Triple Bottom
Line Reporting dalam
Akuntansi
Pertanggunjawaba Sosial
Perusahaan; Studi
Perbandingan Pada Bursa
Efek Indonesia Tahun
2005.
Riset
Kepustakaan
Audit lingkungan
membantu manajemen
mengidentifikasi
kekuatan dan
kelemahan
pengendalian untuk
resiko lingkungan.
Audit lingkungan jika
didefinisikan dan
difahami secara jelas
dapat menjadi alat
manajemen yang
efektif untuk
meningkatkan praktek
dan prosedur
lingkungan dan
memperoleh
kredibilitas dari
stakeholders.
Penelitian
deskriptif
(Description
Research)
Terdapat perbedaan
yang signifikan antar
kelompok industri
dalam
mengungkapkan tema
lingkungan dan
ketenagakerjaan, dan
untuk tema
kemasyarakatan relatif
sama.
Sumber: Dari berbagai sumber dikompilasi
43
F. Kerangka Pemikiran
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa isu lingkungan trelah dicantumkan
dalam
konsep
Triple
pertanggungjawaban konsep
Bottom
Line
Reporting
dalam
akuntansi
ini di populerkan Oleh Jhon Elkington dalam
bukunya Cannibals with Forks: the Triple Bottom Line of the 21st Century
Business dalam Roby Rajafi, dan Gugus Irianto (2007). Dan telah dijelaskan
pula oleh Sanim (2006) audit lingkungan memiliki dua karakteristik yaitu
sebagai audit ketaatan atau Compliance Audit dan sebagai audit atas efesiensi,
efektivitas dan ekonimis. Oleh karena itu, berikut adalah kerangka pemikiran
dari penelitian ini:
Audit
Lingkungan
Realisasi Corporate
Social Responsibility
Gambar 2.1 Model Penelitian
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
mengenai hubungan sebab akibat antara audit lingkungan terhadap
realisasi Corporate Social Responsibility. Oleh karena itu penelitian ini
akan mengukur seberapa tingkat signifikansi mengenai audit lingkungan
terhadap realisasi Corporate Social Renspionsibility. Penelitian ini
dilaksanakan dengan cara studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang
berada di Jakarta, yang juga menerapkan Corporate Social Responsibility.
Penelitian ini berupa survei lapangan langsung dengan menyebarkan
kuesioner kepada para manajemen sebagai praktisi yang mengetahui persis
operasional perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para manajemen perusahaanperusahaan yang berada di Jakarta, yang juga menerapkan Corporate
Social Responsibility yang berada di Jakarta. Populasi ini dipilih karena
diharapkan setiap manajemen yang dimaksudkan dapat memberikan
informasi yang relevan sesuai lingkup penelitian.
Metode
yang
digunakan
untuk
pengambilan
sampel
adalah
menggunakan metode Convenience sampling. Convenience sampling
45
adalah metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, dimana metode
ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh
peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak
terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel
dengan cepat (Nur dan Bambang, 2002:130).
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan, dengan
mendatangi langsung responden untuk diberikan kuesioner. Kuesioner
yang diberikan responden ada yang bersifat terbuka dan tertutup.
Kuesioner yang bersifat terbuka, yaitu mengenai data diri responden yang
diisi sendiri para responden dan yang bersifat tertutup mengenai
pernyataan tentang audit lingkungan terhadap realisasi Corporate Social
Responsibility, dengan menggunakan skala interval. Kemudian Data hasil
kuesioner dijadikan sebagai data primer. Data primer adalah data yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari obyek penelitian yaitu para
manajemen.
Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan guna mendukung penelitian ini adalah dengan menggunakan
Riset Lapangan adalah metode pengumpulan data dengan mendatangi
langsung pada objek penelitian dengan menggunakan metode kuesioner.
46
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Statistik
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan
SPSS versi 17.0.
1. Uji Kualitas Data
Pengujian data kualitatif yang didapat dengan menyebar kuesioner
kepada para responden, maka kesediaan dan ketelitian dari para
responden untuk menjawab setia pertannyaan merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban
sangan ditentukan oleh alat ukur yang telah ditentukan. Untuk itu,
dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti
melakukan uji validitas dan uji reabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:49).
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson
Correlation, dimana suatu pernyataan dapat dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya di bawah 0,05.
47
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu
skor (skala pengukuran). Reliabilitas berbeda dengan validitas karena
yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang
yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan (Kuncoro,
2003:154). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja, Dalam
penelitian ini pengukurannya hanya dilakukan sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya
data tersebut dikatakan tidak reliable (Ghozali, 2006:46).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi
ditemukan
adannya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol. Nilai cut off
48
yang umum dipakai untuk menunjukan adannya multikolinearitas
adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF >10
(Ghozali, 2006:95).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi kesamaan variasi dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variasi dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola
tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika pola tertentu, seperti
titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000:208).
c. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006:147), Uji normalitas berujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk
49
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik.
3. Uji Regresi sederhana
Peneliti melakukan uji regresi sederhana (simple regretion) adalah
metode statistik untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat
atau variabel dependen dalam penelitian ini adalah realisasi corporate
social responsibility dengan satu variabel bebas atau variabel
independen dalam penelitian ini adalah audit lingkungan, dengan
rumus sebagai berikut:
Y = a + bX1 + e
Keterangan :
Y
= Variabel Realisasi Corporate Social Responsibility
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi atau nilai sensitivitas variabel terikat (Y)
terhadap besar perubahan variabel bebas (X) dimana jika nilai
b positif maka akan terjadi kenaikan, sedangkan jika nilai b
negatif maka terjadi penurununan.
X1 = Variabel Audit Lingkungan
e
= Error term
50
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai
R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang
mendekati
satu
berarti
variabel-variabel
independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:87).
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen yang di uji pada
tingkat signifikan 0,05. (Ghozali, 2006:88).
Menurut Santoso
(2000:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima
atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak
atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen atau terikat.
51
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit lingkungan
yang dihubungkan sebagai realisasi Corporate Social Responsibility.
Variabel Audit lingkungan ini diukur dengan mengadopsi instrumen
penelitian yang diungkapkan oleh Nelson (1998) dalam Sanim (2006),
dengan diukur dari sub variabel Audit ketaatan Compliance Audit dan
Audit atas efektivitas, efesiensi, dan ekonomis. Kedua sub variabel ini
diukur dengan indikator menggunakan skala interval 1-5. Pada penelitian
ini peneliti menggunakan penilaian dengan skor 5 (lima) untuk SS (Sangat
Setuju), skor 4 (empat) untuk S (Setuju), skor 3 (tiga) untuk CS (Cukup
Setuju), skor 2 (dua) untuk KS (Kurang Setuju), dan skor 1 (satu) untuk
TS (Tidak Setuju).
Dan untuk mengukur realisasi Corporate Social Responsibility,
peneliti menggunakan sub variabel Keuntungan (Profit) Suharto (2008:8),
dan Lingkungan (Planet), serta Masyarakat (People) yang dimodifikasi
dari penelitian Rajafi, Roby Lalu dan Gugus Aryanto (2007:78). Pada sub
variabel ini penilaian dengan skor 5 (lima) untuk SP (Sangat Penting), skor
4 (empat) untuk P (Penting), skor 3 (tiga) untuk CP (Cukup Penting), skor
2 (dua) untuk KP (Kurang Penting), dan skor 1 (satu) untuk TP (Tidak
Penting)
52
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Variabel
Audit
lingkungan
Sub variable
Indikator
Audit
ketaatan
Compliance
Audit
Sumber:
Nelson
(1998) dalam
Sanim
(2006).
Audit ketaatan
pada perundangundangan
(Regulation
Compliance)
Audit dalam
rangka
pencegahan
polusi (Pollution
prevention)
Audit dengan
tujuan mengukur
atau
mengestimasi
kontiminasi yang
terjadi (Site
Asesment)
Audit terhadap
fasilitas
pembuangan
limbah (Waste
Disposal Facility)
Audit dalam
rangka evaluasi
terhadap
kebijakan
pernyataanpernyatan yang
dibuat perusahaan
(corporate
policies,
standard, and
statement)
Audit dalam
rangka memenuhi
spesifikasi
Euopean
Managemant and
Audit Scheme
(EMAS)
No.
Pernyataan
Skala
Pengukuran
1
2
Interval
3
4
5
6
53
Tabel 3.1
Operasional Variabel (Lanjutan)
Variabel
Sub variabel
Indikator
Audit dalam
rangka memenuhi
tujuan-tujuan
spesifik seperti
masalah energi,
air, proses, dan
sebagainya
Audit atas
efektivitas,
efesiensi,
dan
ekonomis
Sumber:
Instrumen
diperoleh
dari Nelson
(1998)
dalam
Sanim
(2006)
Audit terhadap
sistem manajemen
(Management
System)
Audit atas
pengurangan
limbah (Waste
Reduction)
Audit dengan
tujuan mengukur
atau mengestimasi
kontiminasi yang
terjadi (Site
Asesment)
Audit terhadap
fasilitas
pembuangan
limbah (Waste
Disposal Facility)
Audit yang
dibandingkan
dengan praktek
manajemen yang
baik (Industry or
Best Management
Practice (BMP))
Audit dalam
rangka memenuhi
tujuan-tujuan
spesifik seperti
masalah energi,
air, proses, dan
sebagainya
No.
Pernyataan
Skala
Pengukuran
7
Interval
8
9
10
Interval
11
12
13
54
Tabel 3.1
Operasional Variabel (Lanjutan)
Variabel
Sub variabel
Indikator
Realisasi
Corporate
Social
Responsibility
Keuntungan
(Profit)
Sumber:
Suharto
(2008)
Anggaran yang
disisihkan untuk
realisasi
Corporate
Social
Responsibility
Kebijakan
perusahaan
mengenai
penganggaran
dalam kegiatan
Corporate
Social
Responsibility
Lingkungan
(Planet)
Sumber:
Rajafi, Roby
Lalu
dan
Gugus
Aryanto
(2007)
dan
telah
dimodifikasi
oleh peneliti.
Kebijakan
lingkungan
Sertifikasi
lingkungan dan
amdal
Penggunaan
energi
Pencegahan atau
pengurangan
polusi(pengolah
an limbah)
Dukungan pada
konservasi
lingkungan
Dukungan pada
konservasi
satwa
Audit ketaatan
pada perundangundangan
(Regulation
Compliance)
No.
Pernyataan
Skala
Pengukuran
14
Interval
15
16
17
18
19
Interval
20
21
22
55
Tabel 3.1
Operasional Variabel (Lanjutan)
Variabel
Sub variabel
Indikator
Dukungan pada
kegiatan
masyarakat sekitar
Dukungan pada
kegiatan sosial
Dukungan fasilitas
umum
Dukungan
lembaga
pendidikan
Keselamatan kerja
karyawan
Kesehatan
karyawan
Kesetaraan gender
dalam kesempatan
kerja
Kesejahteraan
karyawan
Sumber: Dari berbagai sumber dikompilasi
Masyarakat
(People)
Sumber:
Rajafi, Roby
Lalu
dan
Gugus
Aryanto
(2007)
dan
telah
dimodifikasi
oleh peneliti.
No.
Pernyataan
Skala
Pengukuran
23
24
25
26
Interval
27
28
29
30
56
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini
dilaksanakan
pada
perusahaan
yang
telah
menerapkan Corporate Social Responsibility dan terletak di wilayah DKI
Jakarta. Perusahaan yang dilibatkan dalm penelitian ini meliputi opini atas
manajer, supervaisor, maupun auditor internal dalam perusahaan.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung maupun melalui perantara kepada responden.
Pernyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 19 April 2010 sampai 25 Juni
2010 dan dilakukan ke 35 perusahaan yang berada di DKI Jakarta dengan
peta distribusi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
No.
Nama Kantor Akuntan Publik
1.
2.
Hunamas Group
PT Borneo Edo
International
3. PT Gag Nikel Indonesia
4. PT Mega Citra Utama
5. PT. Alumuniun
6. PT. Aneka Tambang
7. PT. Anugrah Lever
8. PT. Bukit Muria Jaya
9. PT. Cibaliung Sumberdaya
10. PT. Djarum
Bersambung pada halaman selanjutnya
57
Kuesioner
dikembalikan
1
2
Kuesioner
yang diolah
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian (Lanjutan)
No.
Nama Kantor Akuntan Publik
Kuesioner
Kuesioner
dikembalikan yang diolah
11. PT. Indocement Tunggal Prakasa,
1
1
Tbk
12. PT. Indonesia Chemical
1
1
Alumina
13. PT. Indonesia Coal
1
1
Resources
14. PT. Interex Sacra Raya
2
1
15. PT. Kusuma Raya Utama
0
0
16. PT. Mandiri Intiperkasa
1
1
17. PT. Multi Harapan Utama
1
1
18. PT. Netsle Indonesia Tbk.
2
1
19. PT. Nusaminera Utama
0
0
20. PT. Pertamina
1
1
21. PT. Radiant Bukit Barisan
1
1
22. PT. Radiant Tunas Interesco
1
1
23. PT. Radiant Utama Interesco
2
1
24. PT. Radiant Utama Tecnical
1
1
service
25. PT. Sandartex
1
1
26. PT. Sumber Mitra Jaya
0
0
27. PT. Supraco Deep Water
1
1
28. PT. Supraco Indonesia
2
1
29. PT. Supraco Lines
1
1
30. PT. Tambang Batubara Bukit
1
1
Asam Tbk.
31. PT. Technopia Lever
2
1
32. PT. Thiess Contractors Indonesia
1
1
33. PT. Tri Usaha Bhakti
1
1
34. PT. Unilever Indonesia Tbk.
1
1
35. PT.Multi Karya Develindo
0
0
Jumlah
38
31
Sumber: Data Primer yang diolah
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 60 buah dan jumlah yang
kembali adalah sebanyak 38 buah atau 63,33%. Jumlah kuesioner yang
tidak kembali adalah 22 buah atau 36,67%. Kuesioner yang diolah
berjumlah 31 buah atau 51,67%, sedangkan yang tidak dapat sebanyak 5
58
buah atau 11,67% kuesioner ini tidak diolah karena tiap satu perusahaan
hanya memiliki satu opini dalam memberikan pendapat dalam penelitian
ini. Data sampel ini dapat dilihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
No.
Keterangan
Manajer
1.
Jumlah kusesioner yang disebar
60
2.
Jumlah kuesioner yang tidak kembali
22
3.
Jumlah kuesioner yang kembali
38
3.
Jumlah kuesioner yang tidak dapat 7
diolah
4.
Jumlah kuesioner yang dapat diolah
31
Sumber: Data primer yang diolah
Persentase
100%
36,67%
63,33%
11,67%
51,67%
2. Karakteristik Responden
Dalam deskripsi data ini, terlampir penyajian identitas responden
yaitu manajer pada beberapa perusahaan di wilayah Jakarta.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dalam tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Laki-laki
19
61.3
61.3
61.3
Perempuan
12
38.7
38.7
100.0
Total
31
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 dihalaman sebelumnya menunjukkan bahwa sekitar
19 orang atau 61,3% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-
59
laki, dan sisanya sebesar 12 orang atau 38,7% berjenis kelamin
perempuan.
b. Deskripsi responden beradasarkan usia
Deskripsi responden berdasarkan usia dijelaskan dalam tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
20-30 th
5
16.1
16.1
16.1
31-40 th
16
51.6
51.6
67.7
> 40 th
10
32.3
32.3
100.0
Total
31
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 diatas menunjukkan manajer yang bekerja pada
perusahaan yang menjadi responden, sebesar 16,1% diantaranya
berusia 20-30 tahun, sedangkan yang berusia 31-40 tahun sebanyak
67,7%. Selanjutnya yang berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 32,2%.
c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir dijelaskan dalam tabel
4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
D3
2
6.5
6.5
6.5
S1
20
64.5
64.5
71.0
S2
9
29.0
29.0
100.0
31
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel
4.5
mengindikasikan
bahwa
rata-rata
manajer
berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) atau yang sederajat, ini
60
ditunjukkan dengan angka 71,0% atau sebanyak 20 orang, sedangkan
Strata Dua (S2) ditunjukkan dengan angka 29,0% atau sebanyak 9
orang dan 6,5% atau sekitar 2 orang berpendidikan Diploma III (D3),
sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA sederajat tidak ada atau
sebesar 0,0 %.
d. Deskripsi responden berdasarkan lama kerja
Deskripsi responden berdasarkan lama kerja dijelaskan dalam tabel 4.6
berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Kerja
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1-4 th
12
38.7
38.7
38.7
4-5 th
17
54.8
54.8
93.5
>5 th
2
6.5
6.5
100.0
Total
31
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menjelaskan lama kerja manajer di perusahaan yaitu
38,7% atau sekitar 12 orang yang memiliki pengalaman bekerja
diantara 1sampai 4 tahun, selanjutnya 54,8% atau sekitar 17 orang
yang memiliki pengalaman kerja antara 4 sampai 5 tahun, serta 6,5%
atau sekitar 2 orang memiliki pengalaman diatas 5 tahun.
61
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada
kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari
empat variabel dengan 60 sampel responden.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Audit Lingkungan
Butir
Pearson
Sig (2Keterangan
Pertanyaan
Corelation
Tailed)
Pertanyaan 1
0.389*
0.030
Valid
Pertanyaan 2
0.593**
0.000
Valid
Pertanyaan 3
0.628**
0.000
Valid
Pertanyaan 4
0.359*
0.048
Valid
Pertanyaan 5
0.494**
0.005
Valid
Pertanyaan 6
0.653**
0.000
Valid
Pertanyaan 7
0.454*
0.010
Valid
Pertanyaan 8
0.175
0.346
Tidak Valid
Pertanyaan 9
0.540**
0.002
Valid
Pertanyaan 10
0.683**
.000
Valid
Pertanyaan 11
0.507**
0.004
Valid
Pertanyaan 12
0.360*
0.046
Valid
Pertanyaan 13
0.442*
0.013
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukkan variabel audit lingkungan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Terkecuali dua pertanyaan nomor 8 yang
62
dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikansi diatas 0,05,
sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian
data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid
kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dan waktu.
Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan al 8 yang sudah
dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah
dikeluarkan yaitu al 8 dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Setelah Pertanyaan al 8 dikeluarkan
Butir
Pearson
Sig (2Keterangan
Pertanyaan
Corelation
Tailed)
Pertanyaan 1
0.426*
0.017
Valid
Pertanyaan 2
0.581**
0.001
Valid
Pertanyaan 3
0.590**
0.000
Valid
Pertanyaan 4
0.363*
0.045
Valid
Pertanyaan 5
0.470**
0.008
Valid
Pertanyaan 6
0.641**
0.000
Valid
Pertanyaan 7
0.455*
0.010
Valid
Pertanyaan 9
0.556**
0.001
Valid
Pertanyaan 10
0.674**
0.000
Valid
Pertanyaan 11
0.569**
0.001
Valid
Pertanyaan 12
0.363*
0.044
Valid
Pertanyaan 13
0.486**
0.006
Valid
Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukkan variabel audit lingkungan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Corporate Social Responsibility
Butir
Pearson
Sig (2Keterangan
Pertanyaan
Corelation
Tailed)
Pertanyaan 1
0.607**
0,000
Valid
Pertanyaan 2
0.700**
0,000
Valid
Pertanyaan 3
0.544**
0.002
Valid
63
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Corporate Social Responsibility (Lanjutan)
Butir
Pearson
Sig (2Keterangan
Pertanyaan
Corelation
Tailed)
Pertanyaan 4
0.082
0.662
Tidak Valid
Pertanyaan 5
0.497**
0.004
Valid
Pertanyaan 6
0.391*
0.029
Valid
Pertanyaan 7
0.501**
0.004
Valid
Pertanyaan 8
0.208
0.261
Tidak Valid
Pertanyaan 9
0.683**
0.000
Valid
Pertanyaan 10
0.704**
0.000
Valid
Pertanyaan 11
0.693**
0.000
Valid
Pertanyaan 12
0.675**
0.000
Valid
Pertanyaan 13
0.694**
0.000
Valid
Pertanyaan 14
0.740**
0.000
Valid
Pertanyaan 15
0.724**
0.000
Valid
Pertanyaan 16
0.519**
0.003
Valid
Pertanyaan 17
0.705**
0.000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel
4.9
menunjukkan
variabel
Corporate
Social
Responsibility mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Terkecuali dua
pertanyaan nomor 4 dan nomor 8 yang dinyatakan tidak valid karena
memiliki nilai signifikansi diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan
tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Setelah Pertanyaan csr.4 dan csr.8 dikeluarkan
Butir
Pearson
Sig (2Keterangan
Pertanyaan
Corelation
Tailed)
Pertanyaan 1
0.623**
0.000
Valid
**
Pertanyaan 2
0.736
0.000
Valid
Pertanyaan 3
0.562**
0.001
Valid
**
Pertanyaan 5
0.535
0.002
Valid
Pertanyaan 6
0.471**
0.007
Valid
**
Pertanyaan 7
0.474
0.007
Valid
Pertanyaan 9
0.679**
0.000
Valid
**
Pertanyaan 10
0.695
0.000
Valid
**
Pertanyaan 11
0.708
0.000
Valid
64
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Setelah Pertanyaan csr.4 dan csr.8 dikeluarkan
(Lanjutan)
Butir
Pearson
Sig (2Keterangan
Pertanyaan
Corelation
Tailed)
Pertanyaan 12
0.691**
0.000
Valid
**
Pertanyaan 13
0.716
0.000
Valid
Pertanyaan 14
0.760**
0.000
Valid
**
Pertanyaan 15
0.732
0.000
Valid
Pertanyaan 16
0.445*
0.012
Valid
**
Pertanyaan 17
0.706
0.000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel
4.10
menunjukkan
variabel
audit
lingkungan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari
instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha diatas 0,6. Hasil uji reliabilitas Variabel Audit
Lingkungan dan Variabel Corporate Social Responsibility, dapat dilihat pada
tabel 4.11, sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Audit Lingkungan dan Variabel
Corporate Social Responsibility
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
No.
Nama Variabel
Cronbach's
Based on
N of
Alpha
Standardized Items
Items
1
Audit Lingkungan
.720
.728
13
2
Corporate Social Responsibility
.868
.870
17
Sumber: Data primer yang diolah
65
Tabel 4.11 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel audit
lingkungan sebesar 0,720, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Serta menunjukkan nilai
croanbach’s alpha atas variable Corporate Social Responsibility
sebesar 0,868, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha lebih
besar dari 0,6.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang
digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti
bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang
relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.12, yang terdapat
pada halaman selanjutnya:
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Standardize
d
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
AL
Std.
Error
Beta
17.105
11.501
.937
.231
.601
Collinearity
Statistics
T
Sig.
1.487
.148
4.051
.000
Tolerance
VIF
1.000 1.000
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Data primer yang diolah
66
Pada tabel 4.13 pada halaman sebelumnya menunjukkan bahwa
masing-masing variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1
dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1. Dimana
Sistem Audit lingkungan mempunyai nilai tolerance 1,000 dan
mempunyai nilai VIF 1,000. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem multikol.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians
dari model regresi dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman
suatu model regresi bebas dari heterokedasitas adalah tidak ada pola
yang jelas serta titik menyebar diatas dan bawah angka nol pada sumbu
Y (Singgih, 2000).
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
67
Gambar 4.1 2 pada halaman sebelumnya menunjukkan titik-titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar
diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas
c. Hasil Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
normal probability plot. Pedoman suatu model dikatakan terdistribusi
normal jika nilai-nilai sebaran terletak disekitar garis lurus diagonal.
Gambar 4.2 menunjukan hasil uji normalitas audit lingkungan terrhadap
relisasi Corporate Social Responsibility.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
68
Gambar 4.2 pada halaman sebelumnya memperlihatkan penyebaran
data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asusmsi
normalitas.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.3 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa
model regresi memenuhi asusmsi normalitas.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model
analisis regresi sederhana (simple regression analysis), yaitu:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
69
kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
1
R
R Square
.601a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.361
.339
5.54810
a. Predictors: (Constant), AL
b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai R sebesar 0,601 atau 60,1%. Hal ini
berarti bahwa hubungan atau korelasi antara audit lingkungan dengan
corporate sociial responsibility adalah kuat karena berada dikisaran
0,60-0,799 (Riduwan dan Achmad Kuncoro, 2007:62). Nilai Adjusted
R Square sebesar 0,339 atau 33,9%, ini menunjukkan bahwa variabel
corporate sociial responsibility yang dapat dijelaskan oleh variable
audit lingkungan adalah sebesar 33,9%, sedangkan sisanya sebesar
0,661 atau 66,1% (1-0,339) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak disertakan dalam model penelitian ini.
b. Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat dihalaman selanjutnya pada tabel 4.15,
jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan
menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05
maka H0 diterima dan menolak Ha.
70
Tabel 4.14
Hasil Uji Statistik t
S
u
m
bModel
e1 (Constant)
r
:
AL
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
17.10
5
11.501
.937
.231
Standardized
Coefficients
Beta
t
.601
Sig.
1.487
.148
4.051
.000
a. Dependent Variable: CSR
S
umber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis: Pengaruh audit lingkungan terhadap perilaku
realisasiCorporate Social Responsibility.
Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.15, variabel audit
lingkungan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini
berarti menerima Ha sehingga dapat dikatakan bahwa audit lingkungan
berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi corporate sicial
responsibility karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel audit
lingkungan lebih kecil dari 0,05.
C. Pembahasan
Pengaruh Audit lingkungan terhadap realisasi corporate social
responsibility dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa audit lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap realisasi
corporate social responsibility. Dengan demikian, semakin tinggi pelaporan
audit lingkungan maka akan semakin tinggi pula realisasi corporate social
responsibility. Hal ini disebabkan karena audit lingkungan merupakan bagian
dari tanggungjawab sosial Perusahaan atau corporate social responsibility,
71
dengan kata lain apa bila audit lingkungan dilakukan sesuai prosedur yang
baik, dan dilaporkan secara akuntabel maka akan berdampak makin
terealisasinya tanggungjawab sosial perisahaan atau biasa disebut Corporate
Social Responsibility, bagi perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan
konsep Corporate Social Responsibility. Pernyataan ini sejalan
oleh
penelitian yang telah diungkapkan juga dalam penelitian Rajafi dan Aryanto
(2007) yang meneliti mengenai analisis Triple Bottom Line Reporting dalam
Akuntansi Pertanggunjawaban Sosial Perusahaan, salah satu analisis Triple
Bottom Line Reporting adalah tanggungjawab terhadap lingkungan. Hasil
penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan Budiartha
(2008) yang menyatakan bahwa perusahaan diwajibkan selain menyampaikan
laporan keuangan, perseroan terbatas juga harus melaporkan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 66 ayat (2) bagian C UndangUndang No. 40, Tahun 2007).
Sesuai dengan peraturan pemerintah Pasal 66 ayat (2) bagian C UndangUndang No. 40, Tahun 2007 yang menyatakan bahwa perusahaan diwajibkan
selain menyampaikan laporan keuangan, perseroan terbatas juga harus
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sehingga
perusahaan yang telah berbentuk perseroan terbatas, maupun perusahaan
tambang harus memiliki tanggungjawab yang jelas atas lingkungan hidup dan
sosial di sekitar perusahaan dalam bentuk tindakan kongkrit, agar masyarakat
sekitar dapat merasakan langsung atas ketetapan undang-undang tersebut,
sehingga tidak ada lagi kesenjangan sosial dan pencemaran lingkungan yang
72
terjadi di lingkunga sekitar perusahaan. Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian Manuhara Wahyu (2000), yang menyatakan bahwa Isu
lingkungan merupakan salah satu isu yang sangat diperhatikan para
konsumen, kreditur, investor, pemerintah dan masyarakat maka para pemakai
laporan keuangan menghendaki tersedianya informasi mengenai kinerja
lingkungan perusahaan, dan laporan ini akan mempengaruhi posisi jangka
panjang perusahaan. Jadi dampak dari penerapan tanggungjawab sosial
perusahaan bukan hanya dirasakan masyarakat sekitar tetapi juga
berpengaruh pada para konsumen, kreditur, investor, pemerintah dan
masyarakat maka para pemakai laporan keuangan yang juga sangat
memperhatikan hal ini.
Corporate Social Responsibility juga merupakan kewajiban perusahaan
terhadap
kepentingan-kepentingan
sosial
dan
lingkungan
perusahaan
contohnya dengan pengembangan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat
lingkungan perusahaan, perbaikan-perbaikan kerusakan lingkungan dan juga
pemberdayaan bagi siswa-siswa dan pelajar dengan memberikan program
beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan yang tidak mampu. Para perusahaan
juga diharapkan melakukan riset terhadap masyarakat lingkungan sekitar
perusahaan, demi menilai tingkat kebutuhan yang paling pokok agar
Corporate Social Responsibility dapat benar-benar terlaksana dan terealisasi
demi kepentingan masyarakat dan lingkungan.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit lingkungan
terhadap realisasi corporate social responsibility. Responden penelitian ini
berjumlah 31 orang manajer perusahaan yang telah menerapkan corporate
social responsibility dan perusahaan-perusahaan yang telas terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), serta pada perusahaan tambang yang terletak di Jakarta.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah
dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunkan model regresi
sederhana, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa audit lingkungan
berpengaruh signifikan terhadap realisasi corporate social responsibility,
dalam pengujian regresi sederhana variabel audit lingkungan mempunyai
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan Budiartha (2008) yang menyatakan bahwa
perusahaan diwajibkan menyebutkan bahwa selain menyampaikan laporan
keuangan, perseroan terbatas juga harus melaporkan pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan lingkungan (Pasal 66 ayat (2) bagian C Undang-Undang No.
40, Tahun 2007. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Rajafi
dan Aryanto (2007) dalam penelitiannya yang meneliti mengenai analisis
Triple Bottom Line Reporting dalam Akuntansi Pertanggunjawaban Sosial
Perusahaan, salah satu analisis Triple Bottom Line Reporting adalah
tanggungjawab terhadap lingkungan.
74
B. Implikasi
Audit lingkungan dalam hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran
secara umum bahwa pencapaian realisasi atas tanggungjawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility) akan dapat teralisasi dengan baik
khususnya tanggungjawab terhadap lingkungan, dengan dilakukannya audit
lingkungan dan pelaporannya yang akuntabel dapat berpengaruh terhadap
realisasi
atas
tanggungjawab
sosial
perusahaan
(corporate
social
responsibility). Dengan tercapainya realisasi corporate social responsibility
akan berdampak pada kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian, secara langsung pelaporan audit lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan dengan prosedur yang baik dan melalui
pengungkapannya laporan audit lingkungan tersebut secara transparan akan
berdampak terhadap realisasi corporate social responsibility sebagai tanggung
jawab sosial perusahaan dalam rangka memelihara lingkungan. Serta akan
berdampak baik bagi penilaian masyarakat atas perusahaan tersebut sehinggga
akan memberi citra positif bagi peusahaan
C. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Responden dalam penelitian ini merupakan manajer-manajer perusahaan, yang
umumnya tidak mempunyai waktu yang banyak dalam pengisian kuesioner.
2. Penelitian ini hanya membahas mengenai tanggungjawab terhadap lingkungan
sebagai tanggungjawab sosial perusahaan.
75
3. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang terbatas, dengan
menggunakan data-data primer yang berupa kuesioner.
D. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian mendatang, diharapkan melekukan komunikasi dan
pendekatan yang baik dengan Responden, yaitu para manajer perusahaan dan
juga mengikuti prosedur yang telah ada sehingga para responden mudah untuk
memberikan waktunya dalam pengisian kuesioner.
2. Untuk penelitian mendatang, sebaiknya menambah variabel independen
atau variabel moderating guna mengetahui variabel-variabel lain yang
dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel
dependen, sehingga pembahasan atas tanggungjawab sosial perusahaan akan
lebih mendalam.
3. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat menggunakan metode
penelitian yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden
untuk memperoleh data yang lebih berkualitas, dan dengan menggunakan data
sekunder yang sudah lebih valid.
76
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku. “Audit Lingkungan Rumah Sakit”, Edisi 1, Rajagrafindo,
2008.
Agoes, Sukrisno. ”Pemeriksaan Akuntansi”, Edisi Ketiga, Salemba Empat,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007.
______________ “Pengaruh Audit Lingkungan Terhadap Peningkatan
Kemanfaatan Sosial”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas
Tarumanegara, Vol.3, No. 2, 1999.
Anonim. “Tanggung Jawab Lingkungandan Sosial serta Metode Komunikasinya
Kepada Publik.” Harian Pelita, 12 Maret 2010.
Arens, Alvins A., Mark S. Beasly, And Radal J. Elder. “Auditing and Assurance
Servis and Integrated Approach”, 12
Edition, Pearson Education
International, New Jersey, 2008.
Boyton, William, dkk. “Modern Auditing 8 Edition”, John Wiley dan Sons, Inc,
2006.
Budiartha, Ketut. “Cara Pandang Undang-Undang RI No.40 Tahun 2007 dan
Undang-Undang No. 17 RI Tahun 2000 Terhadap Corporate Social
Rensponsibility”,
di
akses
tanggal
15
Maret,
Melalui:
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/budiartha.pdf.
Danari, Achmad. “Standarisasi Tanggungjawab Sosial Perusahaan”, di akses
tanggal
12
November
2009,
melalui:
http://www.pkbl.bumn.go.id/file/standarisasitanggungjawabperusahaan.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan
Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang, 2006.
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skipsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2007.
Hidayati, Ulfa. ”Kontraversi Kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR)
Bagi Perusahaan”, ORBITH Vol.3 No.3, 2007 Ikhsan, Arfan. “Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya”, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2008.
Ikhsan, Arfan. “Akuntansi Keprilakuan”, Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. :”Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
78
Januarti Indira dan Dini Aprianti. ”Pengaruh Tanggungjawab Sosial Perusahaan
terhadap Kinerja Keuangan”, Jurnal MAKSI, Vol.5, No.2, 2005
Kuncuro, Mudrajat. “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga, Jakarta,
2003.
Lindrawati, Nita Felicia, J.Th Budianto T. “Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar
Sebagai 100 Best Corporate Citizen Oleh KLD Reserch & Analytics”,
Majalah Ekonomi, Th XVIII No.1, 2008.
Lindrianasari. “Analisis pengungkapan laporan keuangan perusahaan dan
kaitanya dengan pelaporan pelestarian lingkungan”, diakses pada tanggal
14
November
2009,
melalui:
http://radarlampung.co.id/web/index.php?option=com_content&task=view
&id=13180&Itemid=2
Maghfiroh, Rosydatul Diana. ”Analisis Akivitas Sosial Perusahaan Serta
Pelaporannya dalam Laporan Keruangan”, Balance, Vol. 1, No.2, 2004.
Manuhara, Wahyu. “Audit Lingkungan: Pengungkapan Isu Lingkungan Dalam
Laporan Keuangan Auditan”, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 1, No.2,
2000.
Meutia, Inten. ”Menyibak Teori di Balik Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Perusahaan”, Akuntabilitas. Vol.3, No.1, 2009.
Muid, Dul. “Audit Lingkungan, Perlukah?”, Jurnal Dinamika Ekonomi dan
Bisnis, Vol.1, No.1, 2004.
Nur Indriantoro, Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta,
2002.
Pasosong, Indra. “Hubungan Budaya Organisasi Dengan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Di Dalam Kawasan Industri”, Tesis S2 Reguler Universitas
Indonesia Jakarta, 2004.
Rajafi, Roby Lalu dan Gugus Aryanto. “Analisis Pengungkapan Laporan Sosial
dan Lingkungan Sebagai Bagian dari Triple Bottom Line Reporting dalam
Akuntansi Pertanggunjawaba Sosial Perusahaan ; Studi Perbandingan
Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2005”, TEMA, Vol. 8, No. 1, 2007.
Riduwan Engkos, Achmad Kuncoro, “Cara Menggunakan dan Memakai Analisis
Jalur”, Cetakan 1 Januari, Alfabeta, Bandung, 2007.
Sanim, Banasor. “Analisis Ekonomi Lingkungan dan Audit Lingkungan”, Diakses
tanggal 18 maret 2010, melalui: http://psl.ums.ac.id/Web_Based/pdf/15Analisis_Ekonomi.pdf
79
Sayekti, Yosefa. “Corporate Social Rensponsibility : The Pros and Cons Over
Decades”, Wahana, Vol. 7, 2004.
Santoso, Singgih. Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta. 2000.
Suharto, Edi. “Initiating Audit Of CSR Program”, Diakses taggal 13 November
2009, melalui: www.policy.hu/suharto/naskah%20PDF/csraudit,2008.
Tunggal, Wijaya Amin. “Dasar-dasar Audit Operasional”, Harvarindo, Jakarta,
2008.
Uyanto, Stanislus S. “Pedoman Analisis dengan SPSS”, Graha Ilmu, Jakarta,
2006.
Wibisono, Yusuf. “Membentuk Konsep Aplikasi CSR”, Fascho Publising, Gresik,
2007.
Yuningsih. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Praktek
Pengungkapan Tsnggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
Publik”, Balance, Vol. 1, No.2, 2004.
80
LAMPIRAN- LAMPIRAN
81
ANALISIS PENGARUH AUDIT LINGKUNGAN TERHADAP
REALISASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris pada Perusahaan di Jakarta)
Disusun Oleh:
RANGGI
NIM : 106082002662
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
ANALISIS PENGARUH AUDIT LINGKUNGAN TERHADAP REALISASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
RANGGI
NIM: 106082002662
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si
NIP. 19730615 200501 1009
Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si
NIP. 19760924 200604 2002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ii
Hari ini Senin Tanggal 31 Mei Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Ranggi NIM: 1060820025662 dengan judul Skripsi
“ANALISIS
PENGARUH
AUDIT
LINGKUNGAN
TERHADAP
REALISASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY”. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 31 Mei 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si.
Penguji III
Rini, SE., Ak., M.Si.
Penguji II
Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA
Penguji I
iii
Hari ini Kamis Tanggal 16 September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Ranggi NIM: 106082002662 dengan judul Skripsi
“ANALISIS
PENGARUH
AUDIT
LINGKUNGAN
TERHADAP
REALISASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY”. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 September 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si
Pembimbing I
Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si.
Pembimbing II
Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA
Penguji I
Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si
Penguji II
iv
SURAT PE RNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa
: Ranggi
NIM
: 106082002662
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa Sripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan
hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi
maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi ini dianggap
gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 04 September 2010
(Ranggi)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Ranggi
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Tangerang, 04 Nopember 1986
3. Alamat
: Jl. PLN No. 20 Rt. 001/01
Pondok Karya, Pondok Aren
Tangerang
4. Telepon
: 08568407546
5. Email
: [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN 03 Pagi Psanggrahan
Tahun 1993-1999
2. MTs Mambaul Ulum Pon.Pes Asshidiqyah
Tahun 1999-2002
3. SMU KARTIKA X-1
Tahun 2002-2005
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2006-2010
III. Pengalaman Organisasi
1. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Jabatan
: Staf Divisi Penelitian dan Pengembangan
Periode
: 2007-2008
vi
2. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Jabatan
: Kepala Divisi Kemahasiwaan
Periode
: 2008-2009
3. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas
Periode
: 2008-2009
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: H. Ibrahim, H.N
2. Ibu
: Ruyatih
6. Alamat
: Jl. PLN No. 20 Rt. 001/01
Pondok Karya, Pondok Aren
Tangerang
vii
THE ANALYSIS INFLUENCE OF ENVIRONMENTAL AUDIT TO
REALIZATION CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
ABSTRACT
This research aimed to identify and to test that influence environmental
audit to relization corporate social responsibility. The research has been done in
Jakarta with top managers respondent working for company. Retrieval of sample
has been using Convenience sampling. Number of questionnaires propagated was
60 copies but only 38 copies question returned and 31 may be used. The data
were analysis for hypothesis tester was done with single regression.
The result of research indicates that environmental audit have
significantly influence to realization corporate social responsibiity.
Keywords: Environmental Audit , Corporate Social Responsibility
viii
ANALISIS PENGARUH AUDIT LINGKUNGAN TERHADAP REALISASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh audit lingkungan terhadap
realisas corporate social rsponsibility. Pada penelitian ini digunakan data primer
dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Jakarta dengan responden
manajer puncak yang bekerja pada perusahaan. Penentuan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode Convenience Sampling. Kuesioner yang disebarkan
berjumlah 60 tetapi kembali hanya 38 dan yang bisa diolah 31. Penganalisisan
data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi sederhana.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa audit lingkungan berpengaruh
signifikan terhadap realisas corporate social rsponsibility.
Kata kunci: audit lingkungan ,corporate social rsponsibility.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillahirobbil’alamin.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan segala kenikmatan, rahmat, dan hidayah dan Inayah-Nya sehingga
penulisan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Audit Lingkungan
Terhadap Realisasi Corporate Social Responsibility
dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia menuju
jalan kebenaran.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku baik Ibuku tercinta dan Bapakku tersayang dan ketiga
adikku yang selalu memberikan semangat serta doa yang tak ternilai agar
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi, dan juga
selaku dosen pembimbing II yang bersedia menyediakan waktu untuk
memberikan segala masukan demi terselesaikannya skripsi ini.
x
5. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si, selaku dosen pembimbing I yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan kepada mahasiswa
bimbingannya. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi
ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial beserta para karyawan.
Terima Kasih untuk semua ilmu yang telah diberikan. Semoga ilmu yang
diperoleh ini akan selalu bermanfaat di masa depan.
7. Seluruh pihak yang menjadi responden pada penelitian ini. Terima kasih atas
izin risetnya dan seluruh karyawan yang bersedia mengisi kuisioner dalam
penelitian ini.
8. Terima kasih untuk teman-teman yang bersedia membantu dalam penyebaran
kuisioner khususnya Ratri Hayuningdyah dan Keluarga yang sangat
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
9. Terima kasih untuk sahabat KKS-BT dibogor (Alimar, Bamz, Ratri, Rosli,
Fifah, Faty , Alqi, dan Rikah, yang banyak membantu dan menghibur, saat
KKS-BT dibogor. (Terima kasih atas segala kerja samanya)
10. Dipta Boy’s, Bowo, Ono, Opi, dan Rizki.. Semoga setiap jalan kehidupan
dapat memberi makna dan pendewasaan pikiran kita semua.
11. Teman-teman akuntansi 2006 khususnya akun D. Terima kasih atas kerja
samanya selama ini.
12. Seluruh pengurus BEM Jurusan Akuntansi 2007-2008, dan periode 2008-2009
makasiih atas segala pelajaran kehidupan dan kebersamaan yang berharga
yang didapat.
xi
13. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
dalam menyelesaikan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
namun tetap berarti bagi penulis.
Semoga segala kebaikan yang kalian curahkan kepada penulis akan mendapatkan
balasan indah dari Sang Maha Menguasai, Rabb-ku Allah SWT. Amin
Jakarta, Agustus 2010
Ranggi
xii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi..................................................................
i
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif...............................................
ii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi...........................................................
iii
Lembar Pernyataan...............................................................................
iv
Daftar Riwayat Hidup …………………………………….………....
v
Abstract ……….…………………………………………….…….…..
vii
Abstrak ………………………………………………………….….....
viii
Kata Pengantar ………………….…………………………………....
ix
Daftar Isi ……….………………..…………………………………….
xii
Daftar Tabel …………………………………..…………………….....
xvi
Daftar Gambar …………………………………..………………........
xviii
Daftar Lampiran ……………………………………………………...
xix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ...............................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................
8
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Audit ....................................................
10
1. Pengertian ...................................................................
10
2. Jenis-Jenis Auditor ......................................................
11
3. Jenis-Jenis Audit .........................................................
14
xiii
B. Audit Lingkungan ..........................................................
17
1. Sejarah Audit Lingkungan .........................................
17
2. Pengertian ..................................................................
19
3. Manfaat Audit Lingkungan .......................................
21
C. Corporate Social Rensponsibility ...................................
23
1. Pengertian ...................................................................
23
2. Konsep Corporate Social Rensponsibility
Sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .............
28
3. Corporate Social Rensponsibility
sebagai Akuntansi Sosial ............................................
33
4. Pelaporan Corporate Social Rensponsibility ..............
35
D. Audit Lingkungan dan Corporate Social
Rensponsibility sebagai Audit kepatuhan
BAB III
Compliance audit ...........................................................
37
E. Hasil Penelitian Terdahulu ..............................................
41
F. Kerangka Pemikiran .......................................................
44
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................
45
B. Metode Penentuan Sampel ..............................................
45
C. Metode Pengumpulan Data .............................................
46
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Statistik ................
47
1. Uji Kualitas Data ........................................................
47
a. Uji Validitas ........................................................
47
xiv
BAB IV
b. Uji Reliabilitas ....................................................
48
2. Uji Asumsi Klasik........................................................
48
a. Uji Multikolinearitas..............................................
48
b. Uji Heteroskedastisitas...........................................
49
c. Uji Normalitas........................................................
49
3. Uji Regresi sederhana .................................................
50
a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) ..........................
51
b.
Uji Signifikansi Parameter Individual
(Uji Statistik t) ....................................................
51
E. Operasional Variabel Penelitian......................................
52
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran UmumObjek Penelitian .....................
57
1. Tempat dan Waktu Penelitian......................................
57
2. Karakteristik Responden..............................................
59
a.
Deskripsi responden berdasarkan
jenis kelamin.........................................................
59
b.
Deskripsi responden beradasarkan usia ...............
60
c.
Deskripsi responden berdasarkan
pendidikan terakhir .............................................
d.
60
Deskripsi responden berdasarkan
pengalaman kerja .................................................
61
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................
62
1. Hasil Uji Kualitas Data ..............................................
62
xv
a.
Hasil Uji Validitas ..............................................
62
b.
Hasil Uji Reliabilitas ..........................................
65
2. Hasil Uji Asumsi Klasik....................................... ......
66
a.
Hasil Uji Multikolonieritas....................................
66
b.
Hasil Uji Heteroskedastisitas................................
67
c.
Hasil Uji Normalitas..............................................
68
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................... ......
BAB V
69
a.
Hasil Uji Koefisien Determinasi …......................
69
b.
Hasil Uji Statistik t ...............................................
70
C. Pembahasan ......................................................................
71
PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................
74
B. Implikasi ..........................................................................
75
C. Keterbatasan ....................................................................
75
D. Saran ................................................................................
76
Daftar Pustaka .........................................................................................
78
Lampiran-Lampiran ................................................................................
81
xvi
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Keterangan
Hal.
2.1
Ikhtisar Komparatif Jenis-jenis Audit..............................
16
2.2
Masalah Sosial yang Perlu Diungkapkan
dalam Laporan Keuangan pada Publik.............................
34
2.3
Hasil Penelitian Terdahulu................................................
41
3.1
Operasional Variabel.........................................................
53
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian.....................................
57
4.2
Data Sampel Penelitian......................................................
59
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin.....................................................................
59
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia.............
60
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir...........................................................
4.6
60
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
Lama Kerja.........................................................................
61
4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Audit Lingkungan................
62
4.8
Hasil Uji Validitas Setelah Pertanyaan al 8
dikeluarkan........................................................................
63
4.9
Hasil Uji Validitas Corporate Social Responsibility.........
63
4.10
Hasil Uji Validitas Setelah Pertanyaan csr.4
dan csr.8 dikeluarkan.........................................................
xvii
64
4.11
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Audit Lingkungan dan
Uji Reliabilitas Variabel Corporate Social
Responsibility....................................................................
65
4.12
Hasil Uji Multikolonieritas...............................................
66
4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi.......................................
70
4.14
Hasil Uji Statistik t...........................................................
71
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Keterangan
Hal.
2.1
Model Penelitian...............................................................
44
4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas...........................................
67
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot..........
68
4.3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram...
69
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp.
Keterangan
Hal.
1
Surat Izin Riset.....................................................
81
2
Kuisioner Penelitian..............................................
83
3
Daftar Jawaban Responden..................................
90
4
Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas................
94
5
Hasil Olahan Data dengan Program SPSS............
105
6
Daftar perusahaan yang menerapkan
Corporate Social Responsibility............................
xx
112
Download