pengolahan rumput laut menjadi karaginan e

advertisement
Karaginan
 Merupakan getah rumput laut yang diekstrak
dengan air atau larutan alkali dari spesies
tertentu pada kelas Rhodophyceae (alga merah)
 Merupakan senyawa hidrokoloid yang terdiri dari
ester kalium, natrium, magnesium dan kalsium
sulfat, dengan galaktosa dan 3,6
anhidrogalaktokopolimer
 Merupakan polisakarida yang linier atau lurus
dan merupakan molekul galaktan dengan unitunit utamanya adalah galaktosa
Berdasarkan unit penyusunnya, karaginan terdiri dari 3 jenis :
kappa karaginan, iota karaginan dan lambda karaginan
 Kappa karaginan tersusun dari (1,3) D-galaktosa-4
sulfat berikatan dengan (1,4) 3,6-anhidro-Dgalaktosa
 Iota karaginan ditandai dengan adanya 4-sulfat
ester pada setiap residu D galaktosa, dan gugus 2sulfat ester pada setiap gugus 3,8 anhidro-Dgalaktosa
 Gugus 2-sulfat ester ini tidak dapat dilepas oleh
proses pemberian alkali seperti halnya pada
kappa karaginan
 Iota karaginan sering mengandung
beberapa gugus 6-sulfat ester yang dapat
dihilangkan dengan pemberian alkali
 Lambda karaginan berbeda dengan
kappa dan iota karaginan, karena
memiliki residu disulfat (1-4)D-galaktosa
 Tidak seperti pada kappa dan iota
karaginan yang selalu memiliki gugus 4sulfat ester
Sifat dan daya kestabilan
 Karaginan berperan sebagai pencegah kristalisasi, pengemulsi,
penstabil, pengental, pembentuk gel dan penggumpal
 Sifat ini dimanfaatkan dalam industri makanan, obat-obatan,
kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi dan industri lainnya
Daya kestabilan ketiga jenis karaginan terhadap perubahan pH
Stabilitas
Kappa
Pada pH netral
dan alkali
• Stabil
•Terhidrolisa bila
dipanaskan
• Stabil dalam keadaan gel
Iota
• Stabil
•Terhidrolisa
• Stabil dalam bentuk gel
Lambda
• Stabil
•Terhidrolisa
 Di pasaran, karaginan merupakan tepung berwarna
kekuning-kuningan, mudah larut dalam air, membentuk
larutan kental atau gel tergantung :
1. Proporsi fraksi kappa dan lambda
karaginan
2. Keseimbangan kation dalam larutan
 Kekentalan larutan karaginan
tergantung :
1. Konsentrasi
2. Temperatur
3. Tipe karaginan
4. Berat molekul karaginan
 Karaginan kering dapat disimpan dengan baik selama 1,5
tahun pada suhu kamar dan pada pH 5,0-6,9
Daya kelarutan ketiga jenis karaginan pada
berbagai media pelarut
Medium
Air panas
Air dingin
Susu panas
Susu dingin
Larutan gula
pekat
Larutan garam
pekat
Kappa
Larut > 600C
Larut dalam garam
Na tidak larut dalam
garam K, Ca
Larut
Tidak larut tapi
mengembang dalam
Na, K, Ca
Larut dalam keadaan
panas
Tidak larut
Iota
Lambda
Larut > 600C
Larut dalam garam Na,
membentuk dispersi
dalam garam Ca
Larut
Tidak larut
Larut
Larut
Sukar larut
Larut dalam
keadaan panas
Larut dalam
keadaan panas
Larut dalam keadaan
panas
Larut
Larut
Mekanisme gelasi
Karaginan dapat melakukan interaksi dengan
makromolekul yang bermuatan, misalnya
protein, sehingga mampu meningkatkan
viskositas, membentuk gel dan lainnya
Hasil interaksi karaginan-protein sangat
tergantung pada pH larutannya dan pH
isoelektrik protein
Bila karaginan direaksikan dengan protein
susu, maka fraksi kappa-kasein susu akan
membentuk jaringan gel 3 dimensi dengan
bantuan air dan garam
Struktur kappa dan iota karaginan mampu
membentuk double helix dengan molekul
protein, menjadi bentuk jaringan 3 dimensi
yaitu gel, lambda karaginan tidak mampu
membentuk double helix tersebut
Dalam pembentukan gel, karaginan
memerlukan kation, yang umum dipakai
adalah ion kalium dari KCl
Kekenyalan gel karaginan meningkat dengan
penggunaan konsentrasi KCl yang lebih tinggi
Batas penggunaan KCl dapat ditentukan
dengan uji organoleptik, sebab semakin tinggi
konsentrasi KCl akan semakin pahit rasanya.
Umumnya digunakan konsentrasi 0,1-0,2%
Belum ada penurunan kekuatan gel karaginan
selama satu tahun penyimpanan pada suhu
kamar
Metode pemisahan karaginan dari rumput laut
 Penanganan awal rumput laut adalah
memisahkan pasir, garam, dan kotoran lain yang
melekat dengan cara : membuang benda asing
dan kotorannya
 Lalu dijemur di atas alas 2-3 hari, dicuci dengan
air laut bersih sekitar 5 menit
 Kemudian dijemur lagi selama 1-2 hari, selama
penjemuran tidak boleh kena air hujan atau
embun
 Hasilnya rumput laut bersih dengan kadar air 32%
 Pengolahan lebih lanjut memerlukan
peralatan, a.l : alat ekstraksi, alat pencucian,
alat pemekatan (evaporator), alat pemisah
(sentrifus/filtrasi), tangki pengendapan
(presipitator), alat pengering (roll drum dryer),
alat penghalus (mill grinder) dan alat
pengendapan
 Jenis rumput laut yang umum diolah adalah
jenis Eucheuma sp.
 Bahan kimia yang diperlukan dalam
pengolahan a.l : NaOH/Ca(OH)2, CH3COOH
dan karbon aktif
Proses pemisahan karaginan
 Rumput laut bersih kering dicuci dengan air tawar
di dalam drum berlubang yang berputar
 Dibuat menjadi alkalis dengan NaOH atau KOH
atau Ca(OH)2 sampai pH 9-9,6
 Diekstrak dengan air yang volumenya 20 kali
berat rumput laut di dalam tangki selama 2-24
jam pada suhu 90-950C
 Diambil larutannya (mengandung 1% karaginan),
dipekatkan menjadi 3% dengan menguapkan
kandungan airnya di dalam evaporator dengan
suhu 1000C dan tekanan satu atmosfir
 Kemudian menjadi endapan dalam bentuk seratserat karaginan dengan jalan menambahkan 2,5
kali volume filtrat isopropil alkohol atau metil
alkohol (CH3OH) 85%
 Endapan yang terbentuk kemudian disentrifus,
dan larutannya ditambah karbon aktif untuk
menghilangkan warna. Larutan dan karbon aktif
dipisahkan dengan filtrasi
 Larutan jernih yang dihasilkan diolah lagi untuk
mendapatkan endapan karaginan yang berbentuk
serat
 Dikeringkan dalam drum dryer, dihancurkan
dengan mill grinder untuk mendapatkan bubuk
karaginan dan dikemas dalam kantung plastik
polietilen atau dalam drum plastik
Fungsi karaginan ditinjau dari
segi biokimia
80% produksi karaginan digunakan
dalam produk makanan
Penambahan karaginan
0,001-0,005% pada es krim dapat
berfungsi sebagai penstabil
Bila dikombinasikan penggunaannya
dengan garam kalium, karaginan sangat
efektif sebagai gel pengikat atau gel pelapis
produk daging
Penambahan karaginan
0,02-0,03% pada susu coklat
dapat mencegah
pengendapan coklat
Banyak juga digunakan pada industri
farmasi, penambahan 0,8-12% pada
pasta gigi dapat melembutkan tekstur
dan memperbaiki sifat busanya
Dapat memperbaiki sifat suspensi dan
emulsi
Produksi karaginan untuk skala rumah tangga
 Rumput laut direndam dalam air tawar selama
12-24 jam, dibilas dan ditiriskan
 Setelah bersih, rumput laut direbus dalam air
dengan perbandingan rumput laut dengan air
(1:15), suhu 1200C selama 15 menit. Perebusan
memakai pressure cooker. Direbus lagi tanpa
tekanan pada suhu 1000C selama 2-3 jam
 Rumput yang lunak dihancurkan dengan
blender dan ditambah air panas (900C).
Perbandingannya 1:30, hasilnya disaring dengan
kain kasa halus
 Filtrat diendapkan dengan menambahkan
metil alkohol dengan perbandingan 2,5:1 atau
alkohol 90% atau membekukannya pada suhu
-10-60C selama 24-48 jam
 Endapan yang bercampur alkohol disaring
dengan kain kasa, hasil saringan masih berupa
karaginan basah. Filtrat yang beku perlu
dicairkan dahulu untuk disaring lagi
 Karaginan basah dikeringkan selama 3-4 hari,
tepung karaginan diperoleh setelah proses
penggilingan
Produksi karaginan untuk skala industri
 Rumput laut dicuci dengan air tawar, lalu
dikeringkan sampai kadar air 15-25%
 Rumput laut kering diekstraksi dengan
ditambah air panas dan kalsium hidroksida
atau natrium hidroksida. Selama ekstraksi
terjadi penghancuran dan hasilnya berupa
pasta. Penghancuran bertujuan untuk
memperluas permukaan rumput laut sehingga
proses pelarutan karaginan lebih mudah
 Pasta dimasukkan ke tangki atau bejana dan
dipanaskan selama 24 jam suhu 90-950C
 Setelah itu dipindahkan ke tangki lain/bejana dan
dipanaskan suhu 90-950C selama 24 jam
 Setelah mendidih disaring dengan filter aid atau tanah
diatomea, hasilnya disaring lagi dengan filter press
 Filtrat yang dihasilkan dipompa ke dalam tangki yang
berisi isopropil alkohol dan akan didapatkan serat
karaginan
 Serat karaginan dipres, kemudian dicuci dengan alkohol
segar dan dipres lagi
 Lembaran karaginan dikeringkan dengan rotary dryer,
kemudian digiling untuk mendapatkan tepung
karaginan
Standar mutu
Indonesia belum mempunyai standar mutu
karaginan
Standar mutu yang dikenal adalah EEC
Stabilizer Directive dan FAO/WHO
Specification
Tepung karaginan mempunyai standar 99%
lolos saringan 60 mesh, tepung yang terendap
alkohol 0,7 dan kadar air 15% pada RH 50 dan
25% pada RH 70
Penentuan pH optimum isolasi karaginan
dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii
• Isolasi karaginan dilakukan dengan variasi pH 7,5, 8,0, 8,5, dan
9,0. Uji kemurnian dilakukan dengan KLT (kromatografi lapis
tipis) dan titik leleh, sedangkan identifikasi dilakukan dengan
uji kelarutan dan spektroskopi inframerah yang dibandingkan
dengan karaginan standar
• Hasil uji kemurnian dengan KLT menggunakan berbagai
macam fase gerak dan titik leleh menunjukkan bahwa
karaginan hasil isolasi identik dengan karaginan standar
• Identifikasi dengan uji kelarutan menggunakan berbagai
media pelarut menunjukkan bahwa kelarutan dari karaginan
hasil isolasi sama dengan karaginan standar
Uji spektrum inframerah menunjukkan bahwa
karaginan standar dan karaginan hasil isolasi
mempunyai serapan yang identik serta kemungkinan
mempunyai gugus fungsi seperti gugus OH, CH alifatik,
CH2, ester sulfat, ikatan glikosida, 3,6-anhidro-Dgalaktosa,D-galaktosa-4-sulfat dan 3,6-anhidro-Dgalaktosa-2-sulfat
Dari isolasi karaginan diperoleh rendemen terbesar
pada pH 8,5 sebesar 34,65%
Karaginan yang diperoleh dari isolasi merupakan jenis
kappa karaginan.
Penyiapan sampel dan isolasi karaginan
Penyiapan Sampel
• Rumput laut jenis Eucheuma cotonii sebanyak
100 g dicuci dengan air untuk menghilangkan
kotoran yang menempel
• Kemudian dikeringkan ditempat yang teduh
sampai diperoleh berat konstan
• Sampel yang telah kering dipotong-potong
kecil kemudian dihaluskan dengan blender,
lalu disaring
Isolasi Karaginan
• Ditimbang sebanyak 3 g sampel kering lalu ditambah
200 ml akuades dan larutan natrum hidroksida (NaOH)
0,1 N sampai didapatkan pH 7,5
• Selanjutnya dipanaskan dalam penangas air sampai
temperatur 800C. Temperatur dipertahankan sambil
diaduk selama 90 menit
• Kemudian disaring dalam keadaan panas melalui kertas
saring Whatman No.41 dengan bantuan
pompa vakum
• Selanjutnya ditambahkan isopropanol sebanyak 300 ml
ke dalam filtrat sambil diaduk lalu didiamkan semalam.
• Setelah terbentuk endapan, seluruh endapannya
disaring dengan kertas saring yang telah diketahui
beratnya
• Ke dalam endapan tersebut ditambahkan isopropanol
sebanyak 200 ml sambil diaduk kemudian didiamkan
semalam
• Selanjutnya disaring melalui kertas saring yang
pertama, kemudian kertas saring dikeringkan beserta
endapan di dalam desikator
• Setelah beberapa jam, kertas saring tersebut ditimbang
sampai diperoleh bobot yang konstan
• Isolat-isolat yang diperoleh di uji kemurniannya dengan
kromatografi lapis tipis dan titik leleh serta uji
identifikasi dengan uji kelarutan dan spektrofotometer
inframerah
Hasil dan pembahasan
Rendemen
Ekstraksi pada pH 7,5 (A) menghasilkan rendemen ratarata karaginan sebesar 32,4%, pH 8,0 (B) sebesar 33,5%,
pH 8,5 (C) sebesar 34,6% dan pH 9,0 (D) sebesar 32,5%
Hasil ekstraksi pada pH 7,5 ke pH 8,5 menunjukkan
kenaikan rendemen karaginan sedangkan pada pH 9,0
terjadi penurunan rendemen karaginan kembali
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kenaikan
pH sampai dengan 9,0 maka struktur karaginan sedikit
terurai sehingga didapatkan rendemen karaginan yang
sedikit menurun, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang isolasi karaginan pH diatas 9,0
Kemurnian dan Titik Leleh
• Berdasarkan hasil uji KLT (Kromatografi Lapis
Tipis) dan titik leleh diperoleh data bahwa
karaginan hasil isolasi identik dengan karaginan
standar
Kelarutan
• Berdasarkan hasil identifikasi dengan uji
kelarutan yang menggunakan berbagai media
pelarut didapatkan data bahwa kelarutan
karaginan hasil isolasi sama dengan karaginan
standar
• Hasil ini juga menunjukkan karaginan yang
diperoleh adalah bentuk kappa.
Spektrogram karaginan
• Berdasarkan identifikasi dengan
spektrofotometer inframerah diperoleh
spektrogram yang sangat mirip antara
karaginan standar dengan karaginan hasil
isolasi
• Dalam spektra inframerah dari senyawa
karaginan standar dan karaginan hasil isolasi
terlihat adanya gugus OH, CH alifatik, CH2,
ester sulfat, ikatan glikosida, 3,6-anhidro-Dgalaktosa, D-galaktosa-4-sulfat dan 3,6anhidro-D-galktosa-2-sulfat
Karaginan
standar
Karaginan
Hasil
Isolasi
Spektrum inframerah menggunakan pelet KBr dari karaginan
standar dan hasil isolasi
Kesimpulan
1. Senyawa karaginan hasil isolasi identik dengan
senyawa standar
2. Karaginan yang didapat dari isolasi rumput
laut dari jenis Eucheuma cottonii merupakan
senyawa karaginan jenis kappa.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
ternyata perolehan rendemen hasil isolasi
karaginan yang terbesar didapat pada
perlakuan pH 8,5 sebesar 34,65%.
Produksi Refined Carrageenan skala pilot
Bertujuan untuk
1. menghasilkan teknologi produksi refined
carrageenan dari rumput laut Eucheuma sp
pada skala pilot
2. menghasilkan formula carrageenan siap
pakai sebagai bahan aktif industri pangan
(khususnya ice cream)
Tahapan proses produksi refined carrageenan
pada skala laboratorium yang meliputi :
(1) Menetapkan metode pencucian rumput laut
(2) Menetapkan kondisi ekstraksi untuk
memaksimalkan yield carrageenan dan
meminimalkan penggunaan utilities (air dan
listrik)
(3) Penetapan jenis basa yang digunakan untuk
ekstraksi
(4) Penetapan metode penyaringan untuk
memisahkan ampas (selulosa)
(5) Pengentalan larutan yang mengandung
carrageenan dan sekaligus pemurnian
(6) Pemisahan carrageenan
(7) Pengeringan dan pembuatan bubuk
Proses produksi
 Pencucian rumput laut dilakukan setelah
penghilangan kotoran berupa rumput, pasir dan
kotoran lainnya kemudian direndam dalam air
selama 1-2 jam
• Selanjutnya dibilas dan direndam dalam larutan
basa (pH 9-10) selama semalam kemudian
dibilas dengan air dan rumput laut siap untuk
diekstrak
• Pemasakan dilakukan sampai waktu 3 jam pada
suhu antara 70-800 C pada kondisi basa (8-9)
dengan pengadukan dan penambahan air 20-40
kali berat rumput laut kering tergantung kualitas
bahan baku
• Hasil ekstraksi kemudian disaring dengan
menggunakan saringan berukuran 300 mesh, filtrat
dipekatkan menggunakan membran pada suhu sekitar
700 C secara kontinu
• Fitrat yang kental hasil pemekatan (Carrageenan)
kemudian dipisahkan sesuai dengan karakter produk
yang diinginkan. Carrageenan yang telah terpisah
dikeringkan dengan sinar matahari dan dikombinasi
dengan pengering pada suhu 500 C sampai kadar air di
bawah 10%
• Kemudian dihaluskan
menggunakan grinder bersaringan
200 mesh. Produk carrageenan siap
diuji kualitasnya dan digunakan untuk
formula ice cream dan kosmetik
Spesifikasi produk yang dihasilkan pada skala
laboratorium adalah sebagai berikut :
1. rendemen (yield) 26%
2. kadar sulfat 16%
3. kadar air 8%
4. kadar abu 15-37% bervariasi tergantung teknik
pengendapan
5. kadar abu tak larut asam 0.5 –0.7 %
6. kadar bahan tak larut asam 1-1.5%
7. viskositas > 80 cP
8. gel strength 300-500 tergantung bahan baku
9. kandungan logam berat sebagai Pb < 8 ppm.
Pembuatan ATC
(Alkalis Treated Carrageenophyte)
• ATC (Alkali Treated Carrageenophyte) merupakan
bahan baku pembuatan karaginan yang siap
untuk diekstraksi
• Saat ini ATC merupakan produk setengah jadi
dari rumput laut khususnya jenis E. cottonii dan
E. spinosum yang banyak diekspor ke Jepang
 Sehingga ATC merupakan salah satu altematif
untuk pengembangan agriindustri rumput laut
saat ini maupun masa mendatang
• Percobaan di Laboratorium dilakukan untuk
memperoleh teknik pembuatan ATC dengan
konsentrasi KOH dan lama perebusan yang
optimal, sehingga mampu menghasilkan ATC
berkualitas baik
• Faktor pertama adalah konsentrasi KOH yang
terdiri dari 4 level (6, 8, 10 dan 12)
• Faktor kedua adalah lama perendaman yang
terdiri 4 level (60, 120, 180 dan 240 menit)
• Parameter kualitas ATC yang diamati adalah :
kandungan karaginan, viskositas, kadar air, dan
rendemen
PREPARASI HIDRO KOLOID RUMPUT LAUT
DAN PEMANFAATAN SIFAT FUNGSIONALNYA
Tujuan penelitian ini adalah:
1) Memperbaiki metode modifikasi ekstraksi
karagenan yang termodifikasi untuk
menghasilkan karaginan yang mempunyai mutu
sesuai standar internasional
2) Aplikasi dan pengujian sifat-sifat
fungsional karaginan
termodifikasi, antara lain
pada pangan, kosmetika
dan pakan
• Untuk mencapai tujuan yang pertama, maka dalam proses
ekstraksi akan ditambahkan bahan-bahan yang dapat
menurunkan kandungan garam dan mineral sehingga dapat
meningkatkan nilai viskositas dan menurunkan kadar abu
tidak larut asam
• Untuk mencapai tujuan yang kedua, perlu diketahui:
a) Aspek penggunaan karaginan termodifikasi sebagai
bahan penstabil dan pensuspensi dalam formulasi
pembuatan es krim, yoghurt dan pembentuk gel pada
produk jelly
b) Sebagai bahan pengikat dan pengisi dalam formulasi
pakan udang budidaya air payau bentuk pellet
c) Sebagai bahan pengikat, pembentuk gel, pensuspensi
dan penstabil dalam pembuatan pasta gigi
d) Sebagai pembentuk gel dalam
formulasi pembuatan gel pengharum
ruangan
Tugas : dikumpulkan 4 Nopember 2015
saat kuliah
1. Tuliskan perbedaan antara kappa
karaginan, iota karaginan, lambda
karaginan.
2. Apa saja perbedaan pembuatan
karaginan skala rumah tangga dan
skala industri. Mengapa ada
perbedaan tersebut.
Download