PERAN MIKROORGANISME AZOTOBACTER CHROOCOCCUM, PSEUDOMONAS FLUORESCENS, DAN ASPERGILLUS NIGER PADA PEMBUATAN KOMPOS LIMBAH SLUDGE INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU Hita Hamastuti 2308 100 023 Elysa Dwi Oktaviana 2308 100 025 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI - ITS L/O/G/O LATAR BELAKANG lahan kritis mencapai 66% Penggunaan pupuk kimia Nabila, 2010 Limbah sludge industri susu Pupuk organik TUJUAN PENELITIAN 1. Mengamati pengaruh penambahan biofertilizer yaitu, Azotobacter chroococcum, Pseudomonas fluorescens dan Aspergillus niger terhadap kualitas dari kompos dengan bahan baku dari limbah sludge industri pengolahan susu. 2. Membandingkan pengaruh antara tanah, tanah + blanko (kompos limbah sludge industri pengolahan susu tanpa biofertilizer), tanah + limbah sludge industri pengolahan susu + biofertilizer Azotobacter chroococcum dan Pseudomonas fluorescens, tanah + limbah sludge industri pengolahan susu + biofertilzer Azotobacter chroococcum dan Aspergillus niger, tanah + kompos di pasaran pada pertumbuhan tanaman uji (cabai dan terong). TUJUAN PENELITIAN 3. Mengamati perubahan ketinggian dan banyaknya jumlah kapasitas panen pada tanaman uji cabai dan terong BATASAN PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Limbah Industri Jurusan Teknik Kimia, FTI-ITS. Teknologi yang digunakan ialah penggunaan rotary drum composter yang dilengkapi aerator dengan sistem batch. Jenis mikroorganisme yang digunakan ialah Azotobacter chroococcum yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Airlangga, Pseudomonas fluorescens dan Aspergillus niger yang diperoleh darI Laborotarium Mikrobiologi Jurusan Biologi, FMIPA-Universitas Brawijaya. Pupuk yang dipakai sebagai pembanding adalah kompos yang beredar di pasaran. . 1 2 3 Pupuk Organik Padat (KOMPOS) Kompos adalah hasil dekomposisi parsial/tidak lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan organik oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi (J.H.Crawford, 2003) PROSES PENGOMPOSAN CHON + O2 + Nutrien + Sel Sel baru + CO2 + H2O + NH3 + Panas + Kompos Setyorini et al, 2006 PERSYARATAN TEKNIS PUPUK PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN RI No. 28/Permentan/SR.1305/5/2009 TANGGAL: 22 Mei 2009 TENTANG PUPUK ORGANIK Persyaratan Padat No Parameter (diperkaya mikroba) > 12 1 C-Organik (%) 15 - 25 2 C/N rasio < 2 3 Bahan ikutan (%),(Plastik, Kaca, Kerikil, Endapan) 15-25*) 4 Kadar air (%) 5 Kadar Logam berat (ppm) - As ≤ 10 - Hg ≤ 1 - Pb ≤ 50 - Cd ≤ 10 4 - 8 6 pH Cair ≥ 4 < 2 - ≤ 2,5 ≤ 0,25 ≤ 12,5 ≤ 2,5 4 - 8 PERSYARATAN TEKNIS PUPUK Kadar total (%) - N - P2O5 - K2O Mikroba komtaminan (E. Coli, Salmonella sp) 8 (cfu/g;cfu/ml) Mikroba fungsional (penambat N, 9 pelarut P, dll) (cfu/g;cfu/ml) 10 Ukuran butiran (mm) 11 Kadar unsur mikro (ppm) - Fe total - Mn - Cu - Zn - B - Co - Mo 7 < 6***) < 6**) < 6**) < 102 < 2 <2 <2 < 102 > 103 - - - ≤ 8000 ≤ 5000 ≤ 5000 ≤ 5000 ≤ 2500 ≤ 20 ≤ 10 ≤ 800 ≤ 1000 ≤ 1000 ≤ 1000 ≤ 500 ≤ 5 ≤ 1 Limbah Sludge Industri Pengolahan Susu Parameter Nilai Kadar air 48,87 % Kalium 0,57 % Nitrogen 9,25 % Pospat 2,55 % Karbon 30,08 % Minyak dan Lemak pH 7,78 % 7,83 temperatur 31 °C (Analisa Lab. Kualitas Lingkungan Teknik lingkungan ITS, 2012) Tepung Tulang Tepung tulang adalah bahan hasil penggilingan tulang yang telah dihancurkan dan diekstrak gelatinnya. Tepung tulang mampu melepaskan P secara lambat yang sebanding dengan batuan fosfat. Kandungan P pada tepung tulang berkisar 13% (Nusantara et al, 2008). Azotobacter chroococcum Azotobacter chroococcum mampu mengubah nitrogen (N2) dalam atmosfer menjadi amonia melalui proses pengikatan nitrogen dimana amonia yang dihasilkan diubah menjadi protein yang dibutuhkan oleh tanaman. pH optimal untuk pertumbuhan dan pengikatan nitrogen 7-7,5 dengan suhu 20-30°C (Saribay, 2003) Simanungkalit et al, 2006 Pseudomonas fluorescens Pseudomonas fluorescens hidup pada 25-30°C dengan pH 6-7 . Bakteri ini mampu meningkatkan kelarutan P dari fosfat alam sebesar 16,4 ppm menjadi 59,9 ppm, meningkatkan kelarutan dari AlPO4 dari 28,5 ppm menjadi 30,6 ppm dan meningkatkan P yang tersedia di tanah dari 17,7 ppm menjadi 34,8 ppm (Intan,2007). Aspergillus niger Aspergillus niger dapat tumbuh optimum pada suhu 35-37 °C. Pada kondisi optimal Aspergillus niger mampu mensekresikan asam-asam organik yang berfungsi mengurai fosfat. Aspergillus niger dapat meningkatkan kelarutan P dari AlPO4 pada media agar Pikovskaya sebesar 135% dan dapat meningkatkan P larut pada tanah ultisol sebesar 30.4% (Intan, 2007). VARIABEL PENELITIAN Kondisi Operasi : • • • • • • Massa limbah padat = 3 kg Temperatur operasi = 25 - 40oC pH = 6,5 – 8 Rate aerasi = 1,15 m3/hari/kg Lama proses pengomposan = ±12 hari atau sampai dengan kompos matang Penambahan sumber fosfat = tepung tulang 0,6 kg/3kg limbah VARIABEL PENELITIAN Variabel : 1. Konsentrasi bakteri Azotobacter chroococcum, bakteri Pseudomonas fluorescens dan jamur Aspergillus niger Kombinasi bakteri N dan bakteri P No. Azotobacter chroococcum Pseudomonas fluorescens 1 10 ml/kg limbah padat (1%v/w) 5 ml/kg limbah padat (0,5%v/w) 2 20 ml/kg limbah padat (2%v/w) 10 ml/kg limbah padat (1%v/w) 3 30 ml/kg limbah padat (3%v/w) 15 ml/kg limbah padat (1,5%v/w) VARIABEL PENELITIAN Variabel : 1. Konsentrasi bakteri Azotobacter chroococcum, bakteri Pseudomonas fluorescens dan jamur Aspergillus niger Kombinasi bakteri N dan jamur P No. Azotobacter chroococcum Aspergillus niger 1 10 ml/kg limbah padat (1%v/w) 5 ml/kg limbah padat (0,5%v/w) 2 20 ml/kg limbah padat (2%v/w) 10 ml/kg limbah padat (1%v/w) 3 30 ml/kg limbah padat (3%v/w) 15 ml/kg limbah padat (1,5%v/w) VARIABEL PENELITIAN Variabel : 2. Tanaman uji = terong dan cabai 3. Media Tanam o Tanah o Tanah + blanko (kompos limbah sludge industri pengolahan susu tanpa biofertilizer) o Tanah + limbah sludge industri pengolahan susu + biofertilizer A (bakteri Azotobacter chroococcum dan bakteri Pseudomonas fluorescens) o Tanah + limbah sludge industri pengolahan susu + biofertilizer B (bakteri Azotobacter chroococcum dan jamur Aspergillus niger) o Tanah + kompos di pasaran VARIABEL PENELITIAN Variabel : 4. Cara pemupukan o Pemupukan dilakukan 1 kali selama 1 bulan o Penambahan pupuk sebanyak 30% volume pot tanaman o Penambahan pupuk dilakukan saat tanaman berusia 2,5 bulan PROSEDUR KERJA Pengumpulan dan Persiapan limbah sludge industri pengolahan susu Analisa N,P,K,C, kadar air, temperatur, pH Penambahan tepung tulang Penambahan bakteri dan jamur sesuai variabel A PROSEDUR KERJA A Rotary Drum Composter: -Dilakukan aerasi selama proses pengomposan -Proses pengomposan dilakukan selama ±12 hari atau sampai dengan kompos matang Analisa N,P,K,C, kadar air, temperatur, pH Pengukuran pH dan temperatur Pupuk Organik (kompos) terbentuk Uji pupuk organik pada pertumbuhan tanaman uji (ketinggian dan kapasitas panen setiap tanaman) Pembandingan uji pertumbuhan tanaman uji (ketinggian dan kapasitas panen setiap tanaman) dengan kompos di pasaran Kadar Air dan pH Turun dari kondisi awal Variabel Pengomposan 48,87% Kadar air (%) pH Kompos Ac : An (1:0,5) %v/w 33,84 7,90 Kompos Ac : An (2:1) %v/w 29,88 7,60 Kompos Ac : An (3:1,5) %v/w 22,59 7,80 Kompos Ac : Pf (1:0,5) %v/w 44,43 8,45 Kompos Ac : Pf (2:1) %v/w 28,16 7,90 Kompos Ac : Pf (3:1,5) %v/w 34,92 7,15 Blanko 29,64 7,85 Tanah 31,85 6,80 Kompos di pasaran 45,20 5,60 Kadar Air dan pH Rata-Rata Variabel Pengomposan 7,81 Kadar air (%) pH Kompos Ac : An (1:0,5) %v/w 33,84 7,90 Kompos Ac : An (2:1) %v/w 29,88 7,60 Kompos Ac : An (3:1,5) %v/w 22,59 7,80 Kompos Ac : Pf (1:0,5) %v/w 44,43 8,45 Kompos Ac : Pf (2:1) %v/w 28,16 7,90 Kompos Ac : Pf (3:1,5) %v/w 34,92 7,15 Blanko 29,64 7,85 Tanah 31,85 6,80 Kompos di pasaran 45,20 5,60 Hasil Kandungan N nilai tertinggi pada variabel Azotobacter chroococcum 2%v/w: Aspergillus niger 1%v/w dengan peningkatan 500% dan terendah pada tanah taman. Hasil Kandungan P nilai tertinggi pada variabel Azotobacter chroococcum 2%v/w : Aspergillus niger 1%v/w dan Azotobacter chroococcum 2%v/w : Pseudomonas fluorescens 1%v/w (dari 0,91% menjadi 1,04%). Hasil Kandungan K Kadar kalium tertinggi terdapat pada kompos dengan penambahan Azotobacter chroococcum 3%v/w : Aspergillus niger 1,5%v/w, yaitu 1,15% Hasil Kandungan C seluruh variabel pengomposan mengandung karbon lebih dari kadar minimum Permentan, 2009 yaitu 12%. Perbandingan Kandungan N,P,K Ratio C/N = 22,03 Kapasitas Panen Terong Kapasitas Panen Cabai Pertambahan Tinggi Terong Pertambahan Tinggi Cabai Kesimpulan 1. 2. 3. • Mikroorganisme Azotobacter chroococcum, Pseudomonas fluorescens dan Aspergillus niger dapat meningkatkan kadar nitrogen dan fosfat pada limbah sludge industri pengolahan susu. • Hasil terbaik dalam penelitian ini ialah dengan penggunaan variabel Azotobacter chroococcum 1%v/w : Aspergillus niger 0,5 %v/w, dimana ratio C/Nnya telah memenuhi persyaratan teknis minimal untuk pupuk organik No. 28/Permentan/SR.1305/5/2009 , yaitu sebesar 22,03%. • Pemberian kompos limbah sludge industri pengolahan susu memberikan peningkatan tinggi tanaman terong 12,2% dan cabai 21,6%, serta menghasilkan kapasitas panen terong 44,2 gram/pohon dan cabai 11 gram/pohon