a. Bahan : 1. Kotoran ternak ( sapi, ayam, babi ,kambing dan kuda) (1 bagian) 2. Arang (sekam/kayu yang telah dihaluskan) (1 bagian) 3. Biomas (sisa – sisa tanaman : batang pisang, daun, ranting – ranting) (3 bagian) 4. Bekatul ( 1 kg ) 5.Top soil (tanah bagian atas yang masih ada sisa tanaman yang melapuk dan bewarna hitam) ( 1 bagian ) 6. Bakteri (busukan tomat/fermentasi air kelapa/cuka kayu/tanah yang berasal dari daun bambu yang sudah melapuk) dengan dosis busukan tomat / fermentasi air kelapa : 3 – 4 sendok makan/cuka kayu : 100 cc/tanah dari daun bambu : 1 kg. Salah satu dari bahan tersebut diatas diencerkan kedalam 10 liter air dan ditambahkan dengan 3-4 sendok makan gula pasir. Catatan : diambil sebagai bakteri untuk mempercepat proses pengomposan. 7. Air (secukupnya) b. Alat : 1. Sekop 2. Cangkul 3. Ember/Gembor 4. Parang, arit c. Tempat Penyimpanan Kompos Bak Kompos Permanen/Rumah Kompos Permanen Rumah Kompos dibuat dekat dengan areal pertanian (lokasi penanaman) Rumah Kompos bisa dibuat dari Papan, beratap daun atau dari semen beratap seng.Dengan ukuran bangunan 4 x 6 m² sedangkan ukuran bak kompos (p) 3 x (l) 2 x (t)1,5 m². Bak Kompos Tidak Permanen Bak kompos tidak permanen dibuat di dalam tanah dan hanya di pakai sekali saja. Penutup kompos bisa dari daun pisang, karung plastik maupun atap dari daun nipah. Ukuran bak kompos 3 x 3 x 1 m²(Ukuran relative). d. Proses pembuatan 1.Biomas/sisa tumbuh – tumbuhan di potong kecil – kecil ± 5 cm (lebih kecil lebih baik) 2.Semua bahan (kotoran kandang, arang, bekatul, top soil, biomas) dicampur dan aduk dengan merata 3. Siram dengan cairan bakteri yang sudah dicampur dengan air kemudian disiramkan ke bahan kompos dengan merata (untuk mengetes kalau airnya sudah cukup dengan cara bahan diperas, kalau airnya merembes di tangan berarti airnya sudah cukup). 4. Setelah bahan tercampur merata ditutup dengan karung atau dedaunan yang lebar e. Proses pengontrolan 1. Timbunan kompos diaduk setiap 1 minggu sekalii maksudnya untuk menjaga kadar air dalam kompos dan menstabilkan/meratakan kerja bakteri dalam kompos tersebut. Kalau kompos kurang air dapat disiram lagi. 2. Selain untuk mengukur kadar air juga untuk mengukur temperature kompos, cara pengukuran suhu/emperature dalam kompos secara manual dengan cara jari tangan masuk kedalam kompos dengan kedalam 10 cm kalau jari tangan terasa panas berarti didalam kompos terlalu panas Temperatur pengomposan yang baik berkisar 30 – 40 º C. Jika dibawah 30ºC mikroorganisme tidak dapat bekerja optimal sedangkan jika diatas 40ºC beberapa mikroorganisme akan mati. Proses pengomposan berlangsung selama ± 1 - 3 bulan. Kompos yang sudah matang bisa dilihat dari warna kompos yang kecoklatan dan semua material sudah melapuk (hancur) serta kompos berbau tanah.