HUJAN - WordPress.com

advertisement
Loading Screen....
Completed.
(Click
Reading files..
. . . on the logo to start)
Meteorologi Umum
Opeing
Pengertian
Proses hydrologi
Hujan
Hujan brskan jatuhan
endapanyas
Hujan brdskn
pembentukanya
Hujan berdasaekan
Intensitas endapan
Opeing
Pengertian
Hujan
Hujan brskan jatuhan
endapanyas
Hujan brdskn
pembentukanya
Hujan berdasaekan
Intensitas endapan
Hujan adalah pretisipasi berbentuk cair yang jatuh ke
permukaan bumi setelah mengalami proses
kondensasi . Dapat pula disebut sebagai hydrometeor
yang jatuh ke bumi
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang
terkumpul di daerah/tempat yang datar, dimana
airnya tidak menguap, meresap dan mengalir, Satuan
curah huja adalah mm.
Proses hydrologi
Curah hujan 1 mm artinya dalam luas 1 meter
persegi, daerah/tempat yang datar akan tertampung
curah hujan setinggi 1 mm atau tertapung air 1 liter
atau 1000 ml. Curah hujan rata-rata tahunan global
adalah 990 millimetre (39 in)
Opeing
Pengertian
Proses hydrologi
Hujan
Hujan brskan jatuhan
endapanyas
Hujan brdskn
pembentukanya
Hujan berdasaekan
Intensitas endapan
• Shower rain adalah hujan yang berasal dari endapan aman
konvektif yaitu Cu,Tcu atau Cb dimana hujan ini turun dan
berhenti dengan tiba-tiba dengan periode singkat yaitu 5-15
menit.
• Ciri-cirinya :
1.
2.
3.
Jumlah awannya lebih dari separuh langit (N > 4 oktas);
Butiran tetes-tetes airnya cukup besar (∅ > 4,0 mm)
Intensitasnya cukup kuat dengan perubahan yang cepat, dan
menimbulkan percikan yang kuat serta suara gemuruh pada
permukaan yang keras (tanah aspal, seng, dll), dan juga cepat
menimbulkan genangan air pada tempat2 yang tidak ada serapan
air atau drainase.
Keadaan setelah hujan selesai :
• Jika hujannya terjadi di stasiun, maka akan tampak
seluruh langit seolah-olah tertutup oleh awan2 konvektif.
• Jika hujannya berhenti, biasanya cuaca menjadi
clear/cerah, dan jumlah awannya terlihat berkurang
atau menjauh dari stasiun.
• Mengenai distribusi hujannya bersifat lokal/ setempat,
bisa scattered atau isolated.
Catatan/keterangan
1. # Distribusi hujan bersifat lokal /patchly berkisar antara 10
s/d 25 % pada suatu area.
2. # Distribusi hujan bersifat tidak merata berkisar antara 25
s/d 55 % pada suatu area.
3. # Distribusi hujan bersifat merata berkisar lebih dari 55 s/d
100 % pada suatu area.
• Merupakan hujan yang berasal dari awan stratus/rata(As, Ns,
St), Sc dan Ac dimana hujannya sebentar ada sebentar
berhenti atau pernah berhenti sekali dalam periode waktu
yang telah ditetapkan dengan periode kejadian kurang dari 1
jam.
• Ciri-cirinya :
1. Besaran butiran endapannya : 𝜙 ≈ 0,5-4,0 mm;
2. Kriteria intensitas hujannya:
•
Ringan: Σ CR < 1,0 mm/jam
•
Sedang: Σ CR ≈ 2,0 s/d 3,9 mm/jam
•
Lebat: Σ CR ≈ 8,0 s/d 15,9 mm/jam
Perkembangan awan saat hujan berhenti :
1. Jumlah awan hampir tetap (no change) ;
2. Tidak terlihat adanya lapisan awan yang terputus,
namun tinggi dasar awan tampak menjadi lebih tinggi;
3. Setelah hujan berhenti langit tampak lebih terang
dibanding sebelumnya.
•
• Shower rain adalah hujan yang berasal dari endapan aman
konvektif yaitu Cu,Tcu atau Cb dimana hujan ini turun dan
berhenti dengan tiba-tiba dengan periode singkat yaitu 5-15
menit.
• Ciri-cirinya :
1.
2.
3.
Jumlah awannya lebih dari separuh langit (N > 4 oktas);
Butiran tetes-tetes airnya cukup besar (∅ > 4,0 mm)
Intensitasnya cukup kuat dengan perubahan yang cepat, dan
menimbulkan percikan yang kuat serta suara gemuruh pada
permukaan yang keras (tanah aspal, seng, dll), dan juga cepat
menimbulkan genangan air pada tempat2 yang tidak ada serapan
air atau drainase.
Berdasakan jumlah awan setelah hujan :
1. Jumlah awan hampir tetap (no change);
2. Dasar awan masih tampak tetap dan gelap, sekalipun
ketinggiannya sudah ada naik;
3.
Ada kemungkinan terjadi hujan lanjutan (intermittent rain).
Drizzle adalah jatuhan endapan/ tetes2 air yang sangat kecil (∅ endapannya < 0,5
mm), tampak serba sama dan berdekatan satu sama lain yang berasal dari awan
stratus/awan rata.
Ciri-ciri :
1. Tetes2 air/endapannya tampak hampir melayang di udara, dan arah
gerakannya searah dengan gerak udara sekalipun gerakan udara itu
lambat;
2. Laju pengumpulan curah hujannya mencapai 1 mm/jam;
3. Untuk awan stratus padat, tinggi dasar awannya cukup rendah, dan
ini yang sering menimbulkan drizzle;
4. drizzle umumnya banyak terjadi di daerah pantai/pegunungan. Untuk
di Indonesia cendrung banyak terjadi di daerah2 yang bersuhu dingin
seperti di pegunungan/ dataran tinggi;
5. Selain drizzle yang terdiri dari tetes2 air, di daerah lintang sedang
atau tinggi terdapat drizzle beku/ freezing drizzle (gerimis beku) yaitu
tetes2 airnya membeku pada saat menyentuh tanah atau benda2
lainnya di permukaan, dan juga dapat terjadi pada pesawat udara.
Intensitas Drizzle
No Uraian
Drizzle ringan
.
Drizzle
Drizzle lebat
sedang
1. Intermittent
Dz
2. Countinous
Dz
Σ CR:<0,1mm/ja Σ CR:0,20- Σ CR:0,8-1,59
m
0,39
atau TTU
mm/jam
Σ
CR:0,1-0,19 Σ
mm/jam
mm/jam
CR:0,4- Σ CR:1,6-3,19
0,79
mm/jam
mm/jam
Opeing
Hujan
Hujan brskan jatuhan
endapanyas
Hujan brdskn
pembentukanya
Hujan berdasaekan
Intensitas endapan
Pengertian
Proses hydrologi
Hujan berdasarkan proses pembentukanya
Hujan siklon adalah hujan yang terbentuk karena udara panas yang naik dan
disertai angin siklon. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju titik
pusat. Sedangkan angin yang berputar keluar dari titik pusat disebut angin
anti siklon. Di amerika tropical siklon diberi nama Hurricane, di Cina dan
Jepang disebut Taifun, di Autralia disebut Siklon dan di Indonesia disebut
puting beliung.
Siklon Tropis dapat terbentuk dengan persayaratan :
1. Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke
kedalaman 60 meter
2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan
terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan
awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif
kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis.
3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km.
Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila
dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi
perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon.
4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa.
Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator.
5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang
berpusar yang disertai dengan pumpunan angin. Perubahan kondisi
angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi
angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai
guntur
1.Tekanan udara permukaan
rendah. Angin siklon berputar
dan uap air hangat naik.
2. Inti hangat, Uap air yang naik ke atmosfir yang dingin akan
mengembun dan melepaskan panas. Panas buangan tersebut
didistribusikan secara vertikal pada bagian inti siklon tropis yang
menyebabkannya terasa hangat.
3.CDO (Central Dense Overcast),CDO merupakan daerah
menyerupai pita melingkar di sekitar inti yang padat akan awan,
hujan dan badai petir.
4. Mata,Siklon tropis kuat seperti Hurricane memiliki mata yang
berbentuk lubang melingkar di pusat sirkulasinya. Cuaca pada
mata umumnya tenang dan tidak berawan. Diameter wilayah
mata berkisar dari 8 hingga 200 Km. Pada siklon tropis lemah,
CDO menutupi pusat sirkulasi sehingga mata tidak terlihat.
5. Dinding mata,Dinding mata menyerupai pita melingkar di
sekitar mata yang memiliki intensitas angin dan konveksi panas
paling tinggi. Pada siklon tropis, kondisi pada dinding matalah
yang paling berbahaya.
7. Aliran keluar (outflow),Pada bagian atas siklon tropis, angin
bergerak keluar dari pusat badai tropis dengan arah putaran
berlawanan dengan siklon, sedangkan pada bagian bawah
angin berputar kuat, melemah seiring dengan pergerakan naik
dan akhirnya berbalik arah.
Hujan Zenithal adalah hujan
yag terjadi di daerah equator
sehingga sering disebut angin
naik equatorial. Umumnya
terjadi pada sore hari pada
jam 14.00-15.00 saat jam
pemanansan
maksimum.
Terjadi akibat pertemuan
Angin Pasat Timur Laut dengan
Angin Pasat Tenggara.
Di daerah tropis selama setahun mengalami dua kali hujan zenithal,
sedangkan daerah lintang 23½° LU/LS mengalami satu kali hujan
zenithal. Di daerah tropis, daerah lintang 10° LU–10° LS, hujan ini
terjadi bersamaan waktunya dengan kedudukan matahari pada titik
zenitnya, atau beberapa waktu sesudahnya.
Hujan Orografis merupakan hujan
yang terjadi karena angin yang
mengandung uap air itu bergerak
horizontal dan naik menuju lereng
pegunungan, karena pengaruh dari
ketinggian maka suhu udara menjadi
dingin, selanjutnya terjadilah proses
kondensasi dan menghasilkan awan
hujan disekitar pegunungan. Umumnya
hujan sudah turun sebelum melewati
puncak pegunungan.
Angin yang mendorong hujan, terus bergerak menuruni lereng di
sebelahnya tanpa mengandung uap air. Angin tersebut bersifat kering
dan sering disebut sebagai angin fohn. Daerah terjadinya angin fohn
disebut daerah bayangan hujan.
Hujan Frontal adalah hujan yang
terjadi di daerah lintang tinggi
sehingga di Indonesia tidak ada.
Hujan Frontal adalah hujan yang
terjadi apabila massa udara yang
dingin bertemu dengan massa
udara yang panas. Tempat
pertemuan antara kedua massa
tersebut disebut bidang front
Karena lebih berat massa udara dingin yang berada dibawah
massa udara panas, maka terjadilah hujan lebat disekitar bidang
front tersebut sehingga hujan tersebut disebut sebagai hujan
frontal.
Hujan muson merupakan hujan yang terjadi karena pengaruh
angin muson. Angin muson terbentuk oleh pengaruh pergerakan
udara oleh pergerakan semu tahunan matahari diantara Garis
Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Hujan muson ini lebih
dikenal di Indonesia dimana terjadi pada bulan Oktober s/d
April. Intensitas hujannya : heavy rain, moderate rain, slight rain
dan drizzle.
Muson barat atau muson musim dingin
timur laut adalah angin yang bertiup
pada
bulan
Oktober-April
di
Indonesia. Angin ini bertiup saat
matahari berada di belahan bumi
selatan, yang menyebabkan benua
Australia sedang mengalami musim
panas, berakibat pada tekanan
minimum dan benua Asia lebih dingin,
berakibat memiliki tekanan maksimum.
Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke
daerah bertekenan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Asia menuju benua
Australia, dan karena menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan
dibelokkan ke arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan akibat
adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan luas di bagian
utara (Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan).
Muson timur atau muson musim panas
barat daya adalah angin yang
bertiup pada bulan April-Oktober di
Indonesia. Angin ini bertiup saat
matahari berada di belahan bumi
utara, sehingga menyebabkan benua
Australia musim dingin, sehingga
bertekanan maksimum dan Benua
Asia
lebih
panas,
sehingga
bertekanan minimum.
Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum
ke daerah bertekanan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Australia
menuju benua Asia, dan karena menuju utara Khatulistiwa/Equator, maka angin
akan dibelokkan ke arah kanan. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami
musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara
Australia yang kering dan hanya melalui lautan yang sempit.
Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai pada
tahun 1946 oleh penemunya Vincent Schaefer
dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun
kemudian 1947 oleh Bernard Vonnegut.Yang
sebenarnya dilakukan oleh manusia adalah
menciptakan peluang hujan dan “mempercepat”
terjadinya hujan. Nama yang digunakan
sebagai upaya “membuat hujan” adalah
menjadi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
Untuk mempercepat hujan zat hygrokospis seperti NaCl CaCl2
dalam bentuk bubuk disebar. Garam itu akan berperan sebagai
titik pangkal pembentukan uap-uap atmospere di awan. Setelah
beberapa jam akan tumbuh awan-awan kecil yang berkelompok,
kemudian ditambahkan urea yang berpern mendinginkan lingkungan
sehingga awan-awan kecil akan bergabung membentuk awan besar.
Kelompok awan besar biasanya segera
terlihat agak kehitam-hitaman artinya awan
hujan telah terbentuk. Tindakan berikutnya
adalah
penyebaran
larutan
yang
berkomposisi air, urea serta amonium nitrat
dengan perbandingan 4 : 3 : 1 ke dalam
kelompok-kelompok besar awan yang
tampaknya hitam. Besarnya larutan yang
disebarkan antara 50 u – 100 u dengan
menggunakan peralatan mikron atmosphere
yang dipasang di pesawat. Larutan ini cukup
dingin yaitu sekitar 4° C, yang akan mengikat
awan dan mudah meresap ke dalam awan,
sehingga dapat mendorong pembentukan
butir-butir atmosphere yang lebih besar
karena berat butir-butir atmosphere tersebut
akan turun dan menimbulkan hujan.
Opeing
Pengertian
Proses hydrologi
Hujan
Hujan brskan jatuhan
endapanyas
Hujan brdskn
pembentukanya
Hujan berdasaekan
Intensitas endapan
Hujan
Ringan
• Tetes-tetes airnya
ringan, lambat
menimbulkan
genangan
Hujan
Sedang
• Tetes-tetes airnya
sedang, cepat
menimbulkan
genangan air
Hujan
lebat
• Menimbulkan suara
gemuruh di atap atau
genteng, dan percikan
kuat di taah kering.
Fine
• Kondisi atmosfer berkabut atau berawan,
berangin, dan tidak ada endapan
Dry
• Kondisi atmosfir relatif kering dan
diharapkan tidak ada hujan dalam
periode 1 hari.
HIstory
PRESENTATION
Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Download