Atmosfer berasal dari dua kata Yunani yaitu atmos berarti uap dan sphaira berarti bulatan, jadi atmosfer adalah lapisan gas yang menyelubungi bulatan bumi. Atmosfer bumi mempunyai ketebalan sekitar 1000 km yang dibagi menjadi lapisan-lapisan berdasarkan profil temperatur, komposisi atmosfer, sifat radioelektrik dan lain-lain. Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Fungsi atmosfer antara lain Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi Menyediakan oksigen dan karbon dioksida. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi. Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu: a. Troposfer b. Stratosfer c. Mesosfer d. Lapisan Termosfer e. Ekosfer atau atmosfer luar Gbr. Susunan atmosfer TROPOSFER Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5⁰C. •Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, •karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, •serta karena sebagian besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. •Tropopause adalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan stratosfer. stratosfer Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50 – 60 km, Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultra violet dari matahari Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu 0⁰ C. Mesosfer Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai 72°C di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah – 110° C . Termosfer Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. CUACA DAN IKLIM Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim 1. Suhu Udara Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah: a. Lama penyinaran matahari. Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi. b. Sudut datang sinar matahari. Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang c. Tinggi Rendahnya Tempat Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah. kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. d. Banyak sedikitnya awan. e. Perbedaan letak lintang. Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus: Keterangan: Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui (temperatur permukaan laut) h = tinggi tempat (x) Temperatur permukaan laut = 27⁰C. Kota X tingginya 1500 m (di Indonesia). Tanya: Berapa temperatur rata rata kota X? Jawab: Tx = To – 0,6 x h 100 = 27⁰ – 0,6 x 1500 100 = 27 ⁰ – 0,6 x 15 = 27 ⁰ – 9 ⁰ = 18 ⁰ C 2. Tekanan Udara Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar. 3. Kelembaban Udara Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danaudanau, sungai-sungai, tumbuhtumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer 4. Curah hujan Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet. Berdasarkan proses terjadinya, hujan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) hujan konveksi HUjan konveksi terjadi karena pemanasan radiasi matahari sehingga udara permukaan akan memuai dan naik secara vertikal. Hujan konveksi disebut juga hujan tropik atau hujan zenithal karena terjadi di daerah ekuator (tropik) saat Matahari berada di titik zenit. Jika massa uap air banyak, maka akan terbentuk awan Comulonimbus yang menjulang tinggi. Hal ini akan mengakibatkan hujan lebat (heavy shower), tetapi tidak berlangsung lama dan hanya mencakup daerah sempit. Hujan konveksi tidak efektif untuk pertumbuhan tanaman karena air hujan sebagian besar dalam bentuk arus permukaan 2) Hujan orografis Hujan orografis terjadi karena udara yang mengandung uap air naik ke daerah pegunungan. Makin ke atas suhu udara makin dingin sehingga terjadilah proses kondensasi dan kemudian terjadi hujan di lereng pegunungan, sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin terjun yang kering dan panas. Daerah tempat terjadinya angin terjun itu di sebut daerah bayangan hujan (rain shadow). 3) Hujan frontal Hujan frontal terjadi karena pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin. Daerah pertemuannya disebut daerah front. Oleh karena massa udara panas kurang padat sehingga naik di atas massa udara dingin dan terjadi kondensasi, kemudian terjadi hujan. 5. Awan Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena pengembunan/pemadatan uap air Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. a. Menurut morfologinya (bentuknya) Berdasatkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bundar) dan dasarnya horizontal. 2) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapat menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas. 3) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan. b. Berdasarkan ketinggiannya 1) Awan tinggi (lebih dari 6000 m), karena tingginya selalu terdiri dari kristal-kristal es. a) Cirrus (Ci) : awan tipis seperti bulu burung. Awan ini sering berwarna merah atau kuning cerah menjelang dan saat Matahari terbit maupun setelah Matahari terbenam. b) Cirro stratus (Ci-St) Awan yang berwarna putih tipis dan tampak seperti tirai kelambu yang sangat halus. Jika terkena sinar Matahari awan jenis ini akan menimbulkan bayangan di tanah. c) Awan yang berbentuk bergumpalgumpal kecil dan tampak seperti sisik ikan. Awan jenis ini relatif jarang muncul dan selalu bergabung dengan Cirrus atau Cirostratus. 2. Awan sedang (200 m – 6000 m) a) Alto Comulus (A-Cu) : Awan yang berwarna putih atau kelabu dan tampak seperti gumpalan kapas pipih. Alto Comulus terbuat terdiri dari tetes air, namun pada suhu yang sangat rendah dapat berbentuk kristal es, Alto Comulus dapat membentuk suatu lapisan yang seragam dan cukup luas (strafi formis). b) Alto Stratus (A- St) : Awan yang berlapis-lapis seperti pita dan berwarna kelabu. Jika awan itu terkena sinar Matahari atau bulan tidak akan menimbulkan bayangan 3. Awan rendah (di bawah 200 m) a) Strato Comulus (St-Cu) : Awan yang bergumpal-gumpal lembut berwarna abu-abu. Strato Comulus terdiri dari tetes awan dan kadang-kadang mengandung tetes hujan. Awan jenis ini kadang-kadang juga disertai curahan hujan, namun intensitasnya kecil b) Stratus (St) : Awan merata rendah dan berlapis-lapis seperti kabut tipis. Awan itu menjadi kabut jika menyentuh permukaan bumi c) Nimbo Stratus (No-St) : Suatu lapisan awan rendah berwarna abu-abu gelap, tidak berbentuk. Oleh karena itu berwarna gelap dan tebal sehingga Matahari yang ada di baliknya tidak terlihat. Pada cuaca buruk suatu lapisan Nimbo Stratus dapat bergabung dengan awan rendah yang berada di bawahnya. sebagian telah merupakan hujan 4. Awan yang terdapat pada ketinggian 500 m–1500 m a) Cummulus (Cu) : Awan padat yang berkembang secara vertikal berbentuk kubah atau menyerupai bunga kol dengan lengkungan bulat berwarna putih cemerlang jika terkena sinar Matahari. Bagian dalam yang hampir horizontal berwarna gelap. Di atas daratan Cumulus biasanya muncul dipagi hari dan menghilang sebelum malam. b) Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang bergumpal gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin ribut. Pada bagian atas awan Comulo Nimbus berserat dan sering menyebar. Comulo Nimbus mengandung tetes hujan yang besar sehingga dapat menimbulkan terjadinya hujan secara tiba-tiba