LEMBAR PENGESAHAN Karya tulis yang ”PENERAPAN PRINSIP FISIKA PADA PESAWAT TERBANG” telah di periksa dan disah kan pada tanggal _____ Desember 2014 oleh: Guru Mata Pelajaran Dra.Enik Indrawati M.Pd Wali Kelas X-MIA.2 Imroati S.Pd Karya Ilmiah Fisika| ii KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya “Ilmiah Penerapan Prinsip Fisika Pada Pesawat terbang” ini tepat waktu. Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas Mata Pelajaran Fisika Semester Ganjil. Karya Ilmiah ini dirancang untuk memperkuat kompetensi dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Dalam menyusun Karya Ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : Ibu Enik, S.Pd selaku Guru Pembimbing Mata Pelajaran Fisika Orangtua tercinta yang selalu mendukung, mendo’akan, dan membantu penulis dalam memberi dana serta nasihat kepada penulis. Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi peningkatan tugas ini. Penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang leih luas kepada pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb Pasuruan, 15 Desember 2014 Listya komala wijayanti, Karya Ilmiah Fisika| iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1 1. TUJUAN ......................................................................................................... 1 1. RUANG LINGKUP ........................................................................................ 1 BAB II DASAR TEORI ............................................................................................... 2 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 4 3.1 KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR ............................................. 4 3.2 USAHA DAN ENERGI ...................................................................................... 4 BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 8 4.1 KESIMPULAN ................................................................................................... 8 4.2 SARAN ............................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9 LAMPIRAN ..........................................................................................................................10 Karya Ilmiah Fisika| iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita semua pasti pernah memandang ke angkasa dan melihat ada pesawat terbang yang sedang melintasi udara di atas kita. Mungkin ada di antara kita yang pernah bertanya “bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi”?. Pertanyaan ini wajar, apa lagi jika kita melihat massa dari pesawat yang berton-ton sehingga sepertinya mustahil untuk membuatnya dapat terbang terangkat di atas tanah. Di tambah lagi bahwa massa jenis dari pesawat itu yang terbuat dari material logam jauh lebih besar dari massa jenis udara yang bertindak ibarat “Jalan Raya”. Lalu bagaimana pesawat udara dapat terbang? Adalah suatu yang salah jika kita berfikir bahwa mesin (engine) lah menyebabkan pesawat dapat terbang. Pada dasarnya, sayap lah yang memberi gaya angkat yang dibutuhkan untuk terbang, sedangkan engine hanya memberi gaya dorong (thrust) untuk bengerak maju. Jadi, kesimpulan mudahnya adalah bahwa pesawat udara (bukan pesawat antarikasa) dapat terbang karena memiliki sayap. Dalam kajian fisika, hal ini sebetulnya bukanlah peristiwa yang mustahil untuk terjadi, pada dasarnya hanya masalah keseimbangan gaya saja. Sudah umum di ketahui bahwa benda selalu jatuh menuju pusat bumi karena adanya gravitasi yang bekerja pada setiap benda. Tetapi, terdapat juga gaya ke atas yang secara vektor berlawanan arah dengan gaya gravitasi ini. Kedua gaya inilah yang berusaha direkayasa untuk selanjutnya hasilnya dapat membuat pesawat dapat terbang 1.2 Tujuan. Untuk mengetahui penerapan fisika pada pesawat terbang 1.3 Ruang Lingkup 1. Kinematika dengan analisis vektor 2. Usaha dan energi. Karya Ilmiah Fisika | 1 Bab II DASAR TEORI Gaya Angkat Sayap Pada Pesawat Terbang Pesawat terbang dapat terangkat ke udara yang melalui sayap peswat, tidak seperti roket yang terangkat ke atas karena aksi-reaksi antara gas yang disemburkan roketdengan roket itu sendiri. Roket yang menyemburkan gas ke belakang dan sebagai reaksinya gas mendorong roket maju. Jadi, roket tetap dapat terangkat ke atas walaupun tidak ada udara, tetapi pesawat terbang tidak dapat terangkat jika tidak ada udara. Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Bentuk ini menyebabkan garis arus seperti arus. Garis arus pada sisi bagian atas lebih rapat daripaa sisi bagian bawahnya, yang berarti kelajuan aliran udara pada sisi bagian atas pesawat (v2) lebih besar daripada sisi bagian bawah sayap (v1). Sesuai dengan asas Bernoulli, tekanan pada sisi bagian atas (p2) lebih kecil daripada sisi bagian bawah (p1) karena kelajuan udaranyalebih besar. Beda tekanan p1 - p2 menghasilkan gaya angkat sebesar F1 - F2 = (p1 - p2)A Dengan A adalah luas penampang totl sayap Jika nilai p1 - p2 dari persamaan p1 - p2 = 1/2 p (v2^2 - v1^2) kita masukkan ke persamaan di atas menjadi F1 - F2 = 1/2 p (v2^2 v1^2)A Dengan p massa jenis udara Pesawat terbang dapat terangkat ke tas jika gaya angkat lebih besar daripada berat pesawat. Jadi, apakah suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung pada berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat maka makin besar kecepatan udaranya dan ini berarti v2^2 - V1^2 bertambah besar sehingga gaya angkat F1 - F2 makin besar. Makin besar ukuran sayap (A) makin besar gaya angkatnya. Supaya pesawat dapat terangkat gaya angkat harus lebih besar daripada berat pesawat (F1-F2) > mg). Jika pesawat telah berada pada ketinggian tertentu dan pilot ingin mempertahankan ketinggiannya (melayang di udara) makakelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan berat pesawat (F1 - F2 = mg) Pada dasarnya ada 4 buah gaya yang bekerja pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa 1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi 2. Gaya angkat yang disebabkan oleh bentuk pesawat 3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh gesekan udara 4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gesekan udara. Jika pesawat hendak bergrak mendatar dengan suatu percepatan maka gaya ke depan harus lebih besar daripada gaya hambatan dan gaya angkat harus sama dengan berat pesawat. Jika pesawat hendak menambah ketinggian yang tetap, maka resultan gaya mendatar dan gaya vertikal harus sama dengan nol. Ini berarti bahwa gaya ke depan sama dengan gaya hambatan dan gaya angkat sama dengan berat pesawat. Karya Ilmiah Fisika | 2 Vektor gaya pada saat pesawat mendaki Diskusi dari konsep sebelumnya sering diabaikan dalam teks, buku-buku atau manual aeronautika. Alasannya bukan karena tidak ada konsekwensinya, tapi karena mengabaikan diskusi ini maka ide utama dari hal gaya-gaya aerodinamika yang bekerja pada sebuah pesawat yang terbang dapat disampaikan tanpa harus mendalami teknisnya seorang ahli aerodinamika. Dalam kenyataannya mempertimbangkan hanya terbang datar/level flight, dan mendaki secara normal dan meluncur dengan mantap/steady, tetaplah benar bahwa gaya angkat sayap adalah gaya ke atas yang penting, dan berat/weight adalah gaya ke bawah yang sangat penting. Seringnya, kesulitan yang dihadapi pada saat menerangkan gaya yang bekerja pada pesawat udara adalah masalah bahasa dan artinya. Contohnya, penerbang telah lama mempercayai bahwa pesawat mendaki karena kelebihan gaya angkat (excess lift). Hal ini tidak benar jika seseorang hanya memikirkan hubungannya dengan sayap saja. Tapi bagaimanapun hal ini benar, jika gaya angkat adalah penjumlahan total dari semua “gaya ke atas”. Tetapi ketika merujuk ke “gaya angkat dari thrust” definisi yang sebelumnya telah dibuat untuk gaya-gaya ini tidak berlaku lagi dan membuat lebih sulit. Hal yang tidak tepat dalam bahasa ini telah menjadi alasan untuk menggunakannya sebagai argumen, terutama dalam sektor akademik, bukannya untuk membuatnya lebih mudah sebagai penjelasan pada prinsip-prinsip dasar penerbangan. Meskipun gaya-gaya yang bekerja pada pesawat terbang telah ditetapkan, masih diperlukan sebuah diskusi yang lebih detil tentang bagaimana penerbang menggunakannya untuk memproduksi penerbangan yang terkendali. Karya Ilmiah Fisika | 3 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kinematika dengan analisis vektor Pesawat terbang yang ingin terbang dan mendarat menggunakan metode vector Contoh keempat, gerakan pesawat terbang. Pesawat terbang juga biasa melakukan GLB. Setelah lepas landas, pesawat terbang biasanya bergerak pada lintasan lurusdengan dengan laju tetap. Walaupun demikian, pesawat juga mengubah arahgeraknya ketika hendak tiba di bandara tujuan. Dengan sistem vektor yang dikalibrasikan dengan komputer navigasi pesawat pilot dapat memantau arah tujuan pendaratan pesawat. Jadi tidak pernah sebuah pesawat nyasar ke lain tempat. GPS dan radar merupakan aplikasi Vektor dan Teknologi 3.2 Usaha Dan Energi Terdapat empat gaya mendasar yang bekerja pada pesawat terbang, yaitu: 1. Gaya hambatan 2. Gaya dorongan 3. Gaya angkat 4. Gaya berat (gravitasi) Hukum Bernoulli pada Daya Angkat Sayap Pesawat Terbang Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang tajam dan sisi bagian atas yang lebih melengking dari sisi bagian bawahnya. Bentuk ini membuat kecepatan aliran udara melalui muka bagian atas lebih besar dari kecepatan aliran udara melalui muka bagian bawah pada saat pesawat tinggal landas. Besarnya gaya angkat pesawat terbang dapat dirumuskan sebagai berikut: P1 – P2= 1/2ρ . A(v22 – v12) Dimana: P1 = tekanan di bawah sayap P2 = tekanan di atas sayap Karya Ilmiah Fisika | 4 v1 = kecepatan udara di bawah sayap v2 = kecepatan udara di bawah sayap ρ = massa jenis udara A= luas penampang sayap Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat pesawat akan berangkat, tekanan udara pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan udara pada bagian atas. B. Gaya Gesek Gaya gesek adalah gaya yang timbul karena adanya gaya yang menarik sebuah benda dan arahnya berlawanan. Gaya gesek dapat dirumuskan sebagai berikut: fg = µ. N dimana: fg =gaya gesekan (Newton) µ = koefisien gesekan N= gaya normal Koefisien gesekan ada dua yaitu: · Koef. Gesekan Statis Koefisien gesekan statis digunakan jika benda dalam keadaan diam. Besarnya gaya gesekan statis dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut: fs = µs. N · Koef. Gesekan Kinetik Koefisien gesekan kinetis digunakan jika benda dalam keadaan bergerak. Besarnya gaya gesekan kinetis dapat diketahui melalui persamaan sebagai berkut: Fk = µk. N Hubungan gaya gesekan dengan hukum newton adalah sebagai berikut: F - fg = m.a dengan fg = µ.mg C. Hukum Newton Pada pesawat menggunakan hukum newton III. Hukum Newton III berbunyi : Jika sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda lain tersebut mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang sama besarnya tetapi berlawanan arah. Hukum Newton III ini sering disebut Hukum Aksi-Reaksi. Karya Ilmiah Fisika | 5 Menekankan pada prinsip perubahan momentum manakalah udara dibelokkan oleh bagian bawah sayap pesawat. Dari prinsip aksi-reaksi, muncul gaya pada bagian bawah sayap yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan sayap untuk membelokkan udara. Dalam hal ini, aksi yaitu gerak/ tekanan udara yang berasal dari permukaan airfoil (bentuk sayap) bagian atas yang menekan airfoil ke bagian bawah dengan tekanan beribu-ribu ton udara, sehingga karena pada bagian bawah airfoil tertekan oleh ribuan ton dari atas airfoil. D. Efek Coanda Menurut Coanda, udara yang melewati permukaan lengkung akan mengalir sepanjang permukaan itu. E. Kinematika Gerak Lurus Pada bahasan ini, kami membahas tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan. Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan jika kecepatannya semakin lama semakin bertambah/ berkurang. Persamaannya adalah: Vt= Vo +a.t Vt = kecepatan akhir benda Vo= kecepatan awal benda A = percepatan benda T = waktu tempuh Sedangkan persamaan yang digunakan untu menentukan jarak yang ditempuh oleh suatu benda selama jangka waktu tertentu adalah: St= Vo.t+1/2 a.t2 St = Jarak yang ditempuh benda Vo = kecepatan awal benda A = percepatan benda T =waktu tempuh Penerapan fisika dalam gaya angkat sayap pesawat terbang Gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan bernoulli. Karya Ilmiah Fisika | 6 Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1) dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan P1 > P2 untuk luas penampang sayap F1 = P1 . A dan F2 = P2 . A dan kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang. Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai : F1 – F2 = ½ A(v22 – v12) Dengan = massa jenis udara (kg/m3) Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat pesawat lebih besar daripada berat pesawat. Jadi, apakah suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara, dan ini berarti gaya angkat pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran sayap, semakin besar pula gaya angkatnya. Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat pesawat ( F1 - F2 > mg ). jika telah berada pada ketingian tertentu dan pilot ingin mempertahankan ketingianya ( melayang di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan gaya berat pesawat ( F1 - F2 = mg ). Karya Ilmiah Fisika | 7 Bab IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Terdapat empat gaya mendasar yang bekerja pada pesawat terbang, yaitu: 1. Gaya hambatan 2. Gaya dorongan 3. Gaya angkat 4. Gaya berat (gravitasi) Suatu pesawat dapat terbang atau tidak tergantung dari berat pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Makin besar kecepatan pesawat, makin besar kecepatan udara, dan ini berarti gaya angkat pesawat makin besar. Demikian pula, makin besar ukuran sayap, semakin besar pula gaya angkatnya. Supaya pesawat dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar daripada berat pesawat ( F1 - F2 > mg ). jika telah berada pada ketingian tertentu dan pilot ingin mempertahankan ketingianya ( melayang di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur sedemikian rupa sehingga gaya angkat sama dengan gaya berat pesawat ( F1 - F2 = mg ). Pesawat terbang yang ingin terbang dan mendarat menggunakan metode vector sehari-hari, juga vektor digunakan pada GPS dan Radar pada pesawat terbang. 4.2 Saran Demikaiamlah karya ilmiah yang saya buat berdasarkan sumber sumber yang ada. Saya juga menyadari masih ada banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini sehingga perlulah bagi saya,dari para pembaca untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik.atas perhatian anda semua,kami ucapkan terima kasih. Karya Ilmiah Fisika | 8 DAFTAR PUSTAKA http://www.fisika-indonesia.blogspot.com/2010/10/aplikasi-fisika-dalamkehidupan-sehari.html http://www.rumus-fisika.com/2013/09/aplikasi-gerak-lurus-dalamkehidupan.html http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/teori-penerbanganmainmenu-68/552-mengapa-pesawat-terbang-bisa-terbang#top http://trianimafis.blogspot.com/2013/11/gaya-anggkat-pesawat-terbang.html http://amirnakuswantiya.blogspot.com/2013/04/rumus-fisika-yang-dipakaidalam.html?showComment=1418556490888#c7278728209589580859 Karya Ilmiah Fisika | 9 LAMPIRAN Karya Ilmiah Fisika | 10