BAB I BUDAYA POLITIK I. Pengertian Budaya Politik Istilah budaya politik merupakan alih bahasa dari istilah The Political Culture. Menurut ENSIKLOPEDIA POLITIK, budaya politik diartikan sebagai pola tingkah laku individu beserta orientasinya terhadap kehidupan politik yang diberikan oleh anggota-anggotanya dari suatu sistem politik. ALMOND dan POWEL mengemukakan bahwa budaya politik adalah suatu konsep yang terdiri dari sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat termasuk pola kecenderungan-kecenderungan khusus serta pola-pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat. RUSADI KANTAPRAWIRA “…Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik”. II. Tipe-tipe Budaya Politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Dalam tipe budaya politik, MORTON DAVIES berpendapat bahwa buaya politik apat diklasifikasikan sebagai berikut : ~ Budaya Politik Parokal ~ Budaya Politik Subyek ~ Budaya Politik Partisipan 1. Budaya Politik Parokal Budaya politik parokal sering diartikan sebagai budaya politik yang sempit. Dikatakan sempit karena, orientasi individu atau masyarakat masih sangat terbatas pada ruang lingkup yang sempit. Orientasi dan peranan yang dimainkan masih terbatas kepada lingkungan atau wilayah dimana ia tinggal. Dengan perkataan lain, persoalan-persoalan di luar wilayahnya tidak diperdulikan. 2. Budaya Politik Subyek Tipe budaya politik subyek agak lebih baik dari tipe pertama. Masyarakat atau individu yang bertipe budaya politik subyek, telah memiliki perhatian, minat terhadap sistem politik. Hal ini diwujudkan dengan berbagai peran politik yang sesuai dengan kapasitasnya. Namun peran politik yang dilakukannya masih terbatas pada proses output sistem politik. 3. Budaya Politik Partisipan Tipe inilah yang sangat ideal. Mengingat individu anggota masyarakat telah memiliki perhatian, kesadaran, minat serta peran politik yang sangat berspektrum luas. Ia mampu memainkan peran politik dalam berbagai dimensinya yakni proses input dan output. III. Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat dalam menjalani kehuidupan politik. Proses ini berlangsung seumur hidup yang diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat. Sosialisasi politik dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu sebagai berikut : ~ Pendidikan Politik Suatu proses dialog antara pemberi dan penerima pesan, melalui Proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari Norma, dan simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam Sistem politik, seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik. ~ Indoktrinasi Politik Proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanupulasi Warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang Dianggap pihak yang berkuasa, melalui berbagai forum pengarahan Yang penuh paksaan psikologis, dan latihan penuh disiplin. Partai Politik dalam sistem politik totaliter melaksanakan fungsi Indoktrinasi politik. Standar Kompetensi : 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani Kompetensi Dasar : 2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi 2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani 2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi 2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari Pendahuluan Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata demos artinya rakyat dan cratos/kratein artinya pemerintahan/berkuasa. Pemerintahan demokrasi yang kokoh adalah pemerintahan yang sesuai dengan pandangan hidup, kepribadian, dan falsafah bangsanya. Pada masa Yunani Kunosudah berkembang demokrasi langsung, artinya seluruh rakyat terlibat secara langsung dalam masalah kenegaraan. Hal ini terjadi karena wilayah negara sempit dan penduduknya sedikit. Pada masa modern, demokrasi langsung tidak dapat dijalankan karena wilayah negara cukup luas, jumlah penduduk banyak, rakyat melalui suatu lembaga perwakilan (badan-badan perwakilan rakyat) dapat menyalurkan aspirasinya dalam kenegaraan atau serimng disebut demokrasi perwakilan. PENGERTIAN BUDAYA DEMOKRASI 1. Budaya Demokrasi, adalah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak warga masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan antar manusia yang berintikan kerjasama, saling percaya, menghargai keanekaragaman, toleransi, kesamaderajatan, dan kompromi. 2. International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh wn melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg bebas. 3. Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 4. Giovanni Sartori, memandang demokrasi sebagai suatu sistem di mana tak seorangpun dapat memilih dirinya sendiri, tak seorangpun dapat menginvestasikan dia dgn kekuasaannya, kemudian tidak dapat juga untuk merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan tanpa syarat. 5. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Panca-sila, demokrasi adalah suatu pola pemerintahan dalam mana kekuasaan untuk memerintah berasal dari mereka yang diperintah. Unsur-unsur budaya demokrasi adalah : 1. Kebebasan, adalah keleluasaan untuk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan sesuatu yang bermamfaat untuk kepentingan bersama atas kehendak sendiri tanpa tekanan dari pihak manapun. Bukan kebebasan untuk melakukan hal tanpa batas. Kebebasan harus digunakan untukhal yang bermamfaat bagi masyarakat, dengan cara tidak melanggar aturan yang berlaku. 2. Persamaan, adalah Tuhan menciptakan manusia dengan harkat dan martabat yang sama. Di dalam masyarakat manusia memiliki kedudukan yang sama di depan hukum,politik, mengembangkan kepribadiannya masing-masing, sama haknya untuk menduduki jabatan pemerintahan. 3. Solidaritas, adalah kesediaan untuk memperhatikan kepentingan dan bekerjasama dengan orang lain. Solidaritas sebagai perekat bagi pendukung demokrasi agar tidak jatuh kedalam perpecahan. 4. Toleransi, adalah sikap atau sifat toleran. Toleran artinya bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dll) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri. 5. Menghormati Kejujuran, adalah keterbukaan untuk menyatakan kebenaran, agar hubungan antar pihak berjalan baik dan tidak menimbulkan benih-benih konplik di masa depan. 6. Menghormati penalaran, adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu, membela tindakan tertentu,dan menuntut hal serupa dari orang lain. Kebiasaan memberipenalaran akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada banyakalternatif sumber informasi dan ada banyak cara untuk mencapai tujuan. 7. Keadaban, adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir-batin atau kebaikan budi pekerti. Perilaku yang beradab adalah perilaku yang mencerminkan penghormatan terhadap dan mempertimbangkan kehadiran pihak lain yang tercermin dalam sopan santun, dan beradab. Prinsip-prinsip demokrasi secara umum meliputi : a. Kekuasaan suatu negara sebenarnya berada di tangan rakyat atau kedaulatan ada di tangan rakyat. b. Masing-masing orang bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, beda pendapat, dan tidak ada paksaan. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila adalah : a. Kedaulatan di tangan rakyat b. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia c. Pemerintahan berdasar hukuk (konstitusi) d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak e. Pengambilan keputusan atas musyawarah f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik g. Pemilu yang demkratis. Ciri pemilu yang demokratis menurut Austin Ranney, adalah : 1. Hak pilih umum, pemilu disebut demokratis manakala semua warga negara dewasa menikmati hak pilih pasif dan aktif. Hak pilih pasif, yaitu hak warga negara untuk dapat dipilih menjadi wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Hak pilih aktif, yaitu hak setiap warga negara untuk dapat memilih atau menggunakan hak pilihnya dalam pemilu untuk memilih wakilnya yang akan mewakilinya di lembaga perwakilan rakyat. 2. Kesetaraan bobot suara, suara tiap-tiapemilih diberi bobot yang sama, artinya tidak boleh ada sekelompok warga negara, apapun kedudukan, sejarah kehidupan, dan jasa-jasanya, yang memperoleh lebih banyak wakildari warga lainnya. Contoh bila harga sebuah kursi parlemen adalah 420.000 suara,msaka haruis ada jaminan bahwa tak ada sekelompok warga negarapun yang kurang dari kuota tersebut mendaatkan satu atau bahkan lebih di parlemen. 3. Tersedianya pilihan yang signifikan, para pemilih harus dihadapkan pada pilihan-pilihan atau calon-calon wakil rakyat atau partai politik yang berkualitas. 4. Kebebasan nominasi, Pilihan-pilihan itu harus datang dari rakyat sendiri melalui organisasi atau partai politik yang telah diseleksi untuk memdapatkan calon yang mereka pandang mampu menerjemahkan kebijakan organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. 5. Persamaan hak kampanye, melalui kampanye mereka memperkenalkan program kerja kepada rakyat pemilih, pemecahan masalah yang ditawarkan, serta program kesejahteraan, dll. 6. Kebebasan dalam memberikan suara, para pemilih dapat menentukan pilihannya secara bebas, mandiri, sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan hati nuraninya. 7. Kejujuran dalam penghitungan suara, kecurangan dalam penghitungan suara akan menggagalkan upaya menjelmakan rakyat ke dalam badan perwakilan rakyat. Pemantau independen dapat menopang perwujudan kejujuran dalampenghitungan suara. 8. Penyelenggaraan secara periodik, pemilu tidak bolrh dimajukan atau diundurka sekehendak hati penguasa. Pemilu tidak boleh digunakan oleh penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya. Tapi pemilu digunakan untuk sarana penggantian kekuasaan secara damai dan terlembaga. MACAM-MACAM DEMOKRASI 1. Dari segi idiologi, demokrasi ada 2 macam : a. Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal), yaitu kekuasaan pemerintahan terbatas dan tidak banyak campur tangan serta tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Kekuasaan dibatasi oleh konstitusi. Penganut demokrasi ini adalah Negara-negara eropa barat, Amerika serikat, India, pPakistan, Indonesia, Filipina, Singapura. b. Demokrasi Rakyat (Proletar) adalah demokrasi yang berlandaskan ajaran komunisme dan marxisme. Demokrasi ini tidak mengakui hak asasi warga negaranya. Demokrasi ini bertentangan dengan demokrasi konstitusional. Demokrasi ini mencita-citakan kehidupan tanpa kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Negara adalah alat untuk mencapai komunisme yaitu untuk kepentingan kolektifisme. 2. Berdasarkan titik perhatiannya demokrasi ada 3 macam : 1. Demokrasi Formal ( negara-negara liberal), demokrasi menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi. 2. Demokrasi material (negara-negara komunis), menitikberatkan pada upaya-upaya menghilangkan perbedaann pada bidang ekonomi, kurang persamaan dalam bidang politik bahkan kadang dihilangkan. 3. Demokrasi gabungan (negara-negara nonblok), demokrasi yang menghilangkan kesenjangan ekonomi dan sosial, persamaan dibidang politik, hukum. Pengelompokan Demokrasi : Demokrasi ada 2 macam : 1. Konstitusional a. Negara Liberalis dan Komunis/Sosialis b. Indonesia : 1. Demokrasi Liberal 2. Demokrasi Terpimpin 3. Demokrasi Pancasila 2. Komunis/Marxisme atau Demokrasi Proletar PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI Banyak negara mengaku sebagai negara demokrasi, tapi belum tentu menerapkan prinsip demokrasi dengan baik dan benar. Prinsip-prinsip demokrasi antar lain : 1. Adanya jaminan hak asasi manusianya, merupakan hak dasar yang melekat sejak lahir merupakan anugerah Tuhan YME yang tidak boleh dirampas oleh siapapu termasuk oleh negara. 2. Persamaan kedudukan di depan hukum, agar tidak tewrjadi diskriminasi dan ketidakadilan, siapapun melanggar hukum harus mendapat sanksi menurut hukum yang berlaku, dan sebaliknya. 3. Pengakuan terhadap hak-hak politik, seperti berkumpul, beroposisi, berserikat dan mengeluarkanpendapat. 4. Pengawasan atau kontrol rakyat terhadap pemerintah, melalui demokrasi itu sendiri. 5. Pemerintahan berdasar konstitusi, agar pemerintgah tidak menyalahgunakan kekuasaan seweangwenang terhadap rakyat. 6. Adanya saran atau kritik rakyat terhadap kinerja pemerintah melalui media massa sebagai alat penyalur aspirasi rakyat. 7. Pemilihan umum yang bebas dan jujur serta adil. 8. Adanya kedaulatan rakyat. MASYARAKAT MADANI (Civil Society) Pengertian Masyarakat madani : 1. Patrick, civil society atau masyarakat madani, adalah jaringan kerja yang komplek dan organisasi-organisasi yang dibentuk secara sukarela, yang berbeda dari lembaga-lembaga negara yang resmi, bertindak secara mandiri atau dalam bekerjasama dengan lembaga-lembaga negara. 2. Mohammad A.S. Hikam, Civil Society, adalah wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan sukarela, keswasembadaan, keswadayaan, kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan terikat dengan norma atau hukum yang berlaku. 3. Lary Diamond, Civil Society, adalah kehidupan sisial terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, berswadaya, otonom dari negara, terikat pada hukum. Contoh menurutnya adalah : a. Perkumpulan/jaringan perdagangan. b. Perkumpulan keagamaan, suku, budaya yang membela hak kolektif, kepercayaan. c. Yayasan penyelenggara pendidikan, asosiasi penerbitan d. Gerakanperlindungan konsumen, seperti perlindungan perempuan, perlindungan etnis minoritas, perlindungan kaum cacat, korban diskriminasi. CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI / CIVIL SOCIETY : 1. Lahir secara mandiri, dibentuk oleh masyarakat sendiri tanpa campur tangan negara. 2. Keanggotaan bersifat sukarela, atas kesadaran masing-masing anggota. 3. Mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya) tidak bergantung bantuan pemerintah. 4. Bebas dan mandiri dari kekuasaan negara sehingga berani mengontrol kebijakan negara. 5. Tunduk pada hukum yang berlaku atau norma yang disepakati bersama. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA 1. Masa Orde Lama : a. Demokrasi parlementer / liberal (RIS dan UUDS 1950), pada masa ini Indonesia memakai sistemdemokrasi parlementer. Cara kerja: Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPR, partai politik yang menuasai suara mayoritas di DPR membentuk kabinet. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet/Dewan menteri dibawah pimpinan Perdana menteri dan bertanggung jawab pada parlemen. Presiden hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dipegang Perdana Menteri. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang bebas. Jika DPR atau parlemen menilai kinerja menteri kurang bauik maka parlemen mengajukan mosi tak percaya, maka menteri harus meletakkan jabatannya. Jika kabinet bubar maka presiden menunjuk formatur kabinet untuk menyususn kabinet baru. Jika DPR atau parlemen mengajukan mosi tak percaya pada kabinet yang baru, maka DPR atau parlemen dibubarkan dan diadakan pemilihan umum. Hal-hal negatif yang terjadi selama berlakunya sistem parlementer : 1. Usia atau masa kerja kabinet rata-rata pendek, selama kurun waktu 1950 -1959 telah terjadi tujuh kali pergantian kabinet. 2.Ketidak serasian hubungan antara dalam tubuh angkatan bersenjata. Sebagian condong ke kabinet Wilopo sebagian condong ke Presiden Soekarno. 3. Perdebatan terbuka antara Soekarno dengan tokh Masyumi yaitu Isa Anshary tentang penggantian dasar negara yang lebih Islami apakah akan merugikan umat agama lain atau tidak. 4. Masa kampanye jadi panjang (1953-1955), sehingga meningkatnya ketegangan di masyarakat. 5. Kebijakan beberapa perdana menteri cenderung menguntungkan partainya. 6. Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah seperti pemberontakan Permesta dan PRRI. Hal-hal positif yang terjadi dimasa demokrasi parlementer : 1. Badan peradilan menikmati kebebasannya dalam menjalankan fungsinya. 2. Pers bebas dan banyak kritik di surat kabar. 3. Jumlah sekolah bertambah 4. Kabinat dan ABRI berhasil mengatasi pemberntakan RMS, DI/TII 5. Sedikit ketegangan diantara umat beragama. 6. Minoritas Tionghoa mendapat perlindungan dari pemerintah. 7. Nama baik indonesia di Internasional dan berhasil melaksanakan Konferensi Asia Afrika di Bandung April 1955. 2. Demokrasi Terpimpin 5 Juli 1959-1966: Mulai dijalankan sejak dekrit presiden 5 Juli 1959, dengan mamakai UUD 1945 oleh sebab itu demokrasi ini didasarkan atas Pancasila dan UUD 1945. Pada waktu itu sesuai dengan UUD 1945 maka bentuk negara adalah Kesatuan,pemerintahannya adalah Republik, sistem pemerintahannya adalah Demokrasi. Dalam UUD 1945 indonesia juga adalah negara hukum. MPR harus berfungsi sebagai lembaga tertinggi negara yang memilih dan mengangkat presiden, oleh karena itu presiden wajib tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR. Presiden bersama DPR membuat UU. Presiden dibantu para menteri dalam menjalankan kekuasaan Eksekutif dan Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya secara independen bebas dari pengaruh lembaga lainnya. Dari kenyataannya demokrasi terpimpin ini menyimpang dari prinsip negara hukum dan demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Penyimpangai itu antara lain : 1. Pelanggaran prinsip kebebasan kekuasaan kehakiman : dimana UU No. 19 tahun 1964 menyatakan demi kepentingan revolusi, Presiden berhak mencampuri proses peradilan. Dan hal ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945. Sehingga peradilan sering dijadikan untuk menghukum lawan politik dari pemerintah. 2. Pengekangan hak di bidang politik yaitu berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, yaitu ulasan surat kabar dibatasi atau tidak boleh menentang kebijakan pemerintah. 3.Pelampauan batas wewenang presiden. Banyak hal yang seharusnya diatur dalam UU namun hanya ditetapkan lewat Penetapan Presiden. 4. Pembentukan lembaga negara Ekstrakonstitusional ( diluar UUD 1945) seperti pembentukan Front Nasional yang dimamfaatkan oleh partai komunis sebagai ajang mempersiapkan pembentukan negara komunis indonesia. 5.Pengutamaan fungsiPresiden seperti : Pimpinan MPR, DPR dan lembaga lainnya di setarakan dengan menteri dan berada di bawah Presiden. Pembubaran DPR tahun 1960 oleh presiden setelah menolak Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan pemerintah. Padahal dalam UUD 45 menyatakan Presiden tidak dapat membubarkan DR, bila DPR tidak menyetujui angaran yang diajukan pemerintah maka pemerintah menggunakan anggaran tahun lalu. Demokrasi tidak dipimpinhikmat kebijaksanaan, tetapi dipimpin oleh presiden selaku panglima tertinggi ABRI. Keberhasilan yang capai di masa Demokrasi terpimpin; 1. Berhasilmenumpas pemberontakan DI/TII yang telah berlangsung 14 tahun. 2. Berhasil menyatukan Irian Barat kepangkuan Indonesia dari phak Belanda. 3. Demokrasi Pancasila di Masa Orde Baru 11 Maret 1966 - 21 Mei 1998 Hal-hal yang terjadi di masa oerde baru adalah : Pelaksanaan demokrasi di indonesia baik di masa Orde baru maupun reformasi sermua menamakannya demokrasi Pancasila, sebab demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai oleh pancasila terutama sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, ber Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adail dan beradab, persatuan indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Kehidupan politik di masa orde baru terjadi penyimpangan-penyimpangan dari cita-cita Pancasila dan UUD 1945,antara lain : 1. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden, secara formal kekuasaan negara dibagi ke beberapa lembaga negara seperti MPR, DPR, MA, dll), taoi dalam praktiknya presiden dapayt mengendalikan lembaga tersebut. Anggota MPR yang diangkat dari ABRI adalah dibawah presiden sebab presiden sebagai panglima tertinggi ABRI. Anggota MPR dari Utusan daerah dapat dikendalikan oleh presiden karena dipilih oleh DPRD Tk. I yang merupakan bagian dari pemerintah daerah sebagai bawahan presiden. 2. Pembatasan hak-hak politik rakyat, Sejak tahun 1973 jumlah parpol di indonesia hanya 3 (PPP, Golkar, PDI), pers bebas tetapi pemerintah dapat membreidel penerbitan Pers (Tempo, Editor, Sinar Harapan,dll). Ada perlakuan diskriminatif terhadap anak keturunan PKI. Pengkritik pemerintah dikucilkan secara politik. Pegawai negeri dan ABRI harus menmdukung Golkar (partai penguasa). 3. Pemilu yang tidak demokratis, aparat borokrasi dan militer melakukan cara-cara untuk memenangkan Golkar. Hak parpol dan rakyat pemilih dimanipulasi untuk kemenangan Golkar. 4.Pembentukan lembaga ektrakonstitusional, untukmelanggengkan kekuasaannya pemerintah membentuk KOPKAMTIB (Komando Pengendalian Keamanan dan Ketertiban), utnuk mengamankan pihak-pinak yang pootensial nejadi oposisi pebnguasa. 5. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Akibat penggunaan kekuasaan yang terpusat dan tak terkontrol, maka KKN meraja lela, rakyat sengsara, menjerumuskan rakyat kepada krisis multidimensi berkepanjangan.krisis moral, kepercayaan. Dimasa orde baru ada upaya penanaman nilai Pancasila kepada seluruh rakyat dengan cara indoktrinisasi P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalasn Pancasila). 4. Demokrasi Pancasila di masa transisi/reformasi 22 Mei- sekarang Mundurnya Soeharto yang digantikan BJ. Habibi yang memerintah sekitar 18 bulan. Pemuilu yang tertib dan bersih berhasil dilaksanakan tanggal 7 Juni 1999 diikuti 48 partai politik dan Gus Dur terpilih sebagai presiden dan dicopot tahun 2001 dari presiden fdan digantikan oleh Megawati. PEMILU WUJUD BUDAYA DEMOKRASI DI INDONESIA Penyelenggaraan pemilu tahun 2004 diatur dalam UU no 12 tahun 2003 tentang pemilu sebagai wujud pelaksanaan pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang dilaksanakan dengan Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Tujuan pemilu adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilna Daeara, DPRD. Jumlah anggota DPR ditetapkan 550 kursi, DPRD TK I sekurang-kurangnya 35 orang dan paling banyak 100 kursi, DPRD TK. II/ Kota sekurang-kurangnya 20 kursi dan paling banyak 45 kursi. Landasan Pemilu Di Indonesia 1. Idiil : Pnacasilai 2. Konstitusinil : UUD 1945 3. Operasional : Tap MPR no III/MPR/1998, UU no. 31 tahun 2002 tentang Partai politik, UU No. 12 tahun 2003 tantang Pemilihan Umum. Pemilu adalah sarana untuk mewujudkan pelaksanaan UUD pasal 1 ayat 2 yaitu kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang. Dalam pemilu rakyat memiliki hask pilih aktif dan pasif. Aktif adalah hak rakyat untuk dapat memilih wakilnya da;am pemilu yang akan dudum, di DPR, sedang hak pasif adalah hak warganegara dalam pemilu untuk dapat dipilih menjadi anggota DPR/MPR. Sehubungan denga hak pilih dan memilih, maka hendaknya masyarakat dapat : a. Menggunakan hak memilih dan dipilih sebaik-baiknya. b. Menghormati badan permusyawaratan/perwakilan. c. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan yang telah dilakukan secara demokratis, dengan itikad baik dan tanggung jawab. Menurut UU RI No. 22 Tahun 2003, tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD disebutkan sebagai berikut : 1. DPR terdiri dari anggpota partai politik peserta pemilu yang dipilih melalui pemilu : a. Anggota DPR berjumlah 550 kursi b. Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden c. Anggota DPR berdomisili di ibukota negara RI 2. DPD rterdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilu : a. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 kursi b. Jumlah seluruh anggota DPD tidak boleh melebihi sepertiga anggota DPR. c. Keanggotaan DPD diresmikan oleh keputusan Presiden d. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya dan selama bersidang bertempat di ibukota RI 3. DPRD Provinsi terdiri dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu : a. Anggota DPRD Provinsi berjumlah minimal 35 kursi dan sebanyak-banyaknya 100 rang. b. Keanggotaan DPRD diresmikan dengan keputusan Menteri dalamNegeri atas nama presiden c. Anggota DPRD provinsi berdomisili di ibukota provinsi. 4. DPRDD kabupaten/Kota terdiriatas anggota partai politik peserta pemilu yang di[ilih melalui pemilu : a. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berjumlah minimal 20 kursi dan sebanyak-banyaknya 45 kursi. b. Keanggotaanya diresmikan dengan keputusan Gubernur atas nama presiden. c. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdomisili di kota kabupaten bersangkutan. Perbedaan Pemilu Sebelum dengan sesuidah tahun 2004 No Pembeda Sebelum 2005 1 Tujuan Pemilu Memilih DPR,DPRD Provinsi Memilih Setelah 2004 dan Kab./Kota DPR,DPRD Provinsi dan kota ditambah DPD (Dewan Perwakilan Daerah) 2 Sistem Pemilihan Proporsional daftra denga stelsel Prpporsional dengan daftar (pilih/coblos gambar calon terbuka (pilih coblos partai politik) gambar partai politik dan nama calon di bawah gambar parpol yang dipilih. 3. Daerah Didasarkan pada 1. Didasarkan pada jumlah pemilihan kabupaten/kotamadya atau pendudk provinsi yang ada di wilayah tersebut 2. daerah pemilihan untuk DPR DPRD adalah provinsi, Provinsi adalah kabupaten/Kotamadya, DPRD Kabupaten adalah kecamatan atau gabungan kecamatan. 4. Peserta Pemilu Partai politik Partai politik dan perorangan /individu 5 Syarat politik pemilu partai Memiliki pengurus dan 1. memiliki pengurus dan peserta sekretariat tetap di setengah sekretariat di dua atautiga pada kabupaten/kotamadya pada kabupaten/kotamadya yang ada di provinsi yang ada diprvinsi tersebut. 2. memiliki anggota 1000 orang atau seperseribu pendudukdimasing-masing kabupaten/kotamadya yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota. 6 Syarat Tidak ada 1. didukung minimal 1000 perseorangan orang di provinsi yang sebagai berpenduduk pesertapemilu orang dan minimal 5000 satu juta orang di provinsiberpenduduk kurang lebih 15 juta orang. 2. Dukungan tersebar di tersebut sekurang- kurangnya di 25 % dari jumlah kabupaten/kotamadya provinsi yang bersangkutan 7 Pasnitia Dipusat penyelenggara KPU oleh Komusi dilaksanakan dan pemilihan umum panitiapemilihan (KPU) dari pusat sampai daerah indonesia sebagaipelaksanapemilu. daerah dilaksanakan panitia pemilihan yang bersifat non Di partisipan, independen dan oleh tetap sampai 5 tahun. daerah (PPD) tk I dan II 8 Syarat legislatif calon Surat keterangan pengurus menyatakan parpol calon dari Harus memiliki ijazah SMA yang dan yang sederajat punya pengalaman setaraf dengan SMA 9 Pelibatan Tidak ada Nominasi peremuan caleg memperhatikan kuota 30 % perempuan 10 Perhitungan Dulu ada stambus accord perolehan kursi 11 Menggunakansistem bilanganpembagi pemilihan Penegakan Tidak ada ketentuan pidana hukum Adaketentuan pidana beserta hukum acaranya/prosedurnya PELAKSANAAN BUDAYA DEMOKRASI Di Lingkungan keluarga : Masalah – masalah keluarga hendaknya diselesaikan dengan musyawarah. Keoala keluarga selalu menyerap aspirasi dan pendapat dari anggota keluarga untuk mencapai kata mufakat. Mamfaat musyawarah di lingkungan keluarga adalah : 1. Seluruh anggota keluarga merasa berarti atau berperanan. 2. Anggota keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keputusan bersama. 3. Tidak ada anggota keluarga yang merasa ditinggalkan 4. Semangat kekluargaandan kebersamaansemakinkokoh. Di lingkungan semkolah : 1.menyusun tata tertib bersama 2. Menyusun kelompok piket kelas 3.Mermilihketua OSIS, ketua kelas Di Lingkungan Masyarakat : 1. Pemilihan ketua RT 2.Musyawarah dyang menyangkut masyarakat dan lingkungan. kepentingan bersama,sepertiprogram pembaqngunan Di Lingkungan Negara : 1. Terlibat dalam pemilihan umum 2.Melalui wakil kita terlibat dalampenyusunan Undang-undang 3. Melaskukan engawasan baik terhadap wakil rakyatmaupun pemerintah melalui media massa. Standar Kompetensi : 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan berrnegara. Kompetensi dasar : 3.1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan. 3.3.menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendahuluan Prinsip keterbukaan menghendaki agar penyelenggaraan pemerintahan dilkasanakan secara terbuka dan transparan, artinya berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan haruslah jelas tidak sembunyi-sembunyi dan rahasia melainkan perencanaan pelaksanaan dan pertanggungjawaban harus diketahui publik serta rakyat berhak atas informasi yang faktual mengenai penyelenggaraan pemerintahan. Keadilan merupakan suatu ukuran keabsahan suatu tatanan kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara. Perwujudan keadilan perlu diupayakan dengan memberikan jaminan terhadap tegaknya keadilan. 1. Pengertian Keterbukaan dan keadilan Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada keraguan. Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya. Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan. Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenangwenang. Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti : Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak. Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya. Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut aturan yang berlaku. Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan kewajibannya. 2. macam-Macam Keadilan 1) Keradilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek tertentu yang merupakan hak seseorang). Contoh: adalah adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka sepakati, sebab si B telah menerima barang yang ia pesan dari si A. Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap orang,maka menghilangkan hidup orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil 2) Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan. Contoh: Adalah adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya selama ini. Adalah tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari presiden. 3) Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune). Contoh: Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas. Adalah adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku. 4) Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya. Contoh: Adakah adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar. Adalah tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka dihukum berat. 5) Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di berbagai bidang kehidupan. Contoh: Adalah adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga kreatifitasnya. Adalah tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi keritikan terhadap pemerintah. 6). Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan kepada pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain. 7) Keadilan Sosial Menurut Franz Magnis Suseno, keadilan sosial adalah keadilan yang pelaksanaannyatergantung dari struktur proses eknomi, politik, sosial, budaya dan ideologis dalam masyarakat. Maka struktur sosial adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan sosial. Keadilan sosial tidak hanya menyangkut upaya penegakan keadilan-keadilan tersebut melainkan masalah kepatutan dan pemenuhan kebutuhan hidup yang wajar bagi masyarakat. Keadilan menurut Aristoteles : 1) Keadilan Distributif, keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran menurut kerja dan kemampuannya. 2) Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa-jasa perseorangan. 3) Keadilan kdrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam. 4) Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara karena keadilan itu didekritkan melalui kekuasaan Keadilan menurut Prof. Dr. Notonagoro SH, menambahkan adanya keadilan legalitas, yaitu keadilan hukum. Makna Keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang esensial atau penting terutama akses bebas setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi, supaya tidak terjadi saling curiga antar individu, masyarakat dengan pemerintah. Keterbukaan dalam penyelenggaraan yaitu setiap kebijakan haruslah jelas , tidak dilakukan secara sembunyi, rahasia tetapi perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawabannya bisa diketahui publik dan rakayat berhak atas informasi faktual mengenai berbagai hal yang menyangkut pembuatan dan penerapan kebijakan. Ada 3 alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan : 1) Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan. Semakin besar kekuasaan semakin besar pula kemungkinan terjadi penyelewengan. 2) Dasar penyelenggaraan pemerintahanh itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, agar penyelenggaraan pememrintahan itu tetap dijalur yang benar untuk kesejahteraan rakyat. 3) Dengan keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bebas warganegara terhadap informasi yang pada gilirannya akan memiliki pemahaman yang jernih sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional. Ciri-ciri keterbukaan menurut David Beetham dan Kevin Boyle : 1) Pemerintah menyediakan berbagai informasi faktual mengenai kebijakan yang akan dan sudah dibuatnya. 2) Adanya peluangnbagi publik dan pers untuk mendapatkan atau mengakses berbagai dkumen pemerintah melalui parlemen. 3) Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk rapat-rapat parlemen. 4) Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh pemerintah mengenai baerbagai kepemtingan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua informasi mengenai penyelenggaraan boleh diakses oleh publik. Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui oleh umum berdasarkan undang-undang. Menurut David Beetham dan Kevin Boyle ada 5 hal informasi yang tidakboleh diketahui publik yaitu: 1) Pertimbangan-pertimbangan kabinet 2) Nasehat politis yang diberikan kepada menteri 3) Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional, kelangsunganhidup demokrasi dan keselamatan individu-idividu, warga masyarakat. 4) Rahasia perdagangan dari oerusahaan swasta. 5) Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan. Menurut Freedom of Information Act di Amerika Serikat, ada 9 informasi yang bersifat rahasia namun tidak wajib tergantung pada suatu lembaga, yaitu : 1) Mengenai keamanan nasional dan politikluar negeri (rencana militer, persenjataan, data iptek tentang keamanan nasional dan data CIA) 2) Ketentuan internal lembaga 3) informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik. 4) Infrmasi bisnis yang bersifat sukarela. 5) Memo internal pemerintah 6) Informasi pribadi (personal privacy) 7) Data yang berkenaan dengan penyidikan 8) Informasi lembaga keuangan 9) Informasi dan data geologis dan geofisik mengenai sumbernya. Pengertian Pemerintahan yang baik (Good Governance): 1. Worl Bank, Good Gevernance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi,pasar yang efisien, pencegahan korupsi menjalankan desiplin anggaran dan penciptaan kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya aktivitas swasta. 2. UNDP,Good Governance adalah suatu hubnungan yang sinergis dan konstruktif di antara sektr swasta dan masyarakat. 3. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000, Pemerintahan yangbaik adalah pemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, tranparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima seluruh masyarakat. Ciri atau karakteristik, prinsip Good Governance menurut UNDP : 1. Partisipasi (Participation), yaitukeikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, kebebasan berserikat dan berpendapat, berpartisipasi secara konstruktif. 2. Aturan Hukum (rule of law), hukum harus adil tanpa pandang bulu. 3. Tranparan (transparency) yaitu adanya kebebasan aliran informasi sehingga mudah diakses masyarakat. 4. Daya Tanggap (responsivenes) yaitu proses yang dilakukan setiap institusi diupayakan untuk melayani berbagai pihak (stakeholder). 5. Berorientasi Konsessus (Consensus Oriented) bertindak sebagai mediator bagi kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan. 6. Berkeadilan (equity) memberikan kesempatan yang sama baik pada laki maupun perempuan dalamupaya meningkatkan danmemelihara kualitas hidupnya. 7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency) segala proses dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemamfaatan berbagai sumber yang tersedia dengan baik. 8. Akuntabilitas (Accountability) yaitupara pengambilkeputusan baik pemerintah, swasta dan masyarakat madani harus bertanggung jawab pada publik. 9. Bervisi strategis (stratrgic Vision) para pemimpin dan masyarakat emiliki perspektif yang luas dan jangka panjang dalam menyelenggaraan dan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek historis,kultur dan kompleksitas sosial. 10. Kesalingketerkaitan (Interrelated),adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait (mutually reinforcing) dan tidak berdiri sendiri. Prinsip-prinsip, ciri atau karakteristik good governancemenurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilan macam : a. Partisipasi masyarakat, semua warga masyarakat mempunyai hak suara dalam pengambilan keputusan, langsung atau tak langsung melalui lembaga perwakilan yang sah seperti DPR, DPD. b. Tegaknya supremasi hukum, bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap orang tanpa pandang bulu. c. Keterbukaan, seluruh informasi mengenai proses pemerintahan dan mengenai lembagalembaga pemerintahan lainnya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan, informasi harus memadai agar dapat dipantau rakyat melalui media massa, tv, radio atau internet. d. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan proses pemerintahan berusaha melayani masyarakat tanpa diskriminasi. e. Berorientasi pada konsensus, menjembatani kepentingan – kepentingan yang berbeda dalam kelompok masyarakatdemi keentinmgan masyarakat secara menyeluruh. f. Kesetaraan, semua warga masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan mempertahankan kesejahteraan mereka. g. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga mampu menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal untuk kebutuhan masyarakat. h. Akuntabilitas, para pengambil keputusan pemerintah, swasta, organisasi masyarakat bertanggung jawab kepada masyarakat ayau lembaga yang bersangkutan. i. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki: Persfektif yang luas jauh kedepan mengenai tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia. Kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan pemngembangan pemerintahan yang baik Pemahaman atas kompleksitas sejarah, budaya dan sosial yang menjadi dasar persfektif kedepan tersebut. Asas-asas umum Pemerintahan yang baik menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN pasal 3 yaitu: 1. Asas kepastian hukum, mengutamakan peraturan perundangan, kepatuatn dan keadilan sebagai dasar setiap kebijakan penyelenggara negara. 2. Asas tertib penyelenggara negara, mengedepankan keteraturan, keserasian keseimbangan sebagai landasan penyelenggaraan negara. 3. asas kepentingan umum yaitu mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif. 4. Asas keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif dan tetap memperhatikan perlindungan terhadap hak asasi pribadi. Golongan dan rahasia negara. 5. Asas proporsionalitas,mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara. 6. Asas Profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etikperaturan yang berlaku. 7. Asas akuntabilitas,yaitu setiap kegiatan penyelenggara negar dan hasilnya harus dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai peraturan yang berlaku. Dampak Penyelenggaraan yang tidak terbuka (transparan) Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan adalah terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi atau kelompok. Di mas orde baru koruosi politik hampir disemua tingkatan pemerinah, dari pemerintahan desa sampai tingkat pusat. Negara kita saat itu termasuk salah satu negara terkorup di dunia. Korupsi politik itu membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi deminsional di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, krisis moral dipemerintahan. Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tak berfungsi optimal. Mereka sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan umum. Sering kali kebijakan itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering memutuskan yang bertentangan rasa keadilan, sebab hukum bisa dibeli. Di bidang Ekonomi, semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi pemerintahan di warnai uang pelicin asehingga kegiatan ekonmi berbelit-belit dan mahal. Invesrtor menjadi enggan berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak tumbuh maksimal. Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan konsumtif. Hidup diarahkan semarta untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpamemperdulikan moral dan etika agama seperti korupsi. Di bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan profesinalitas aparatyaitu tidak sesuai dengan tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara dini gejolak sosial dan gangguan keamanan. Indikator-Indikator Penyelenggaraan pemerintrahan yang tidak transparan dan akibatnya menurut karateristik, ciri, prinsip pemerintahan yang baik menurut UNDP : No 1 Karakteristik Partisipasi Indikator penyelenggaraan Akibatnya Warga masyarakat dibatasi/tidak memiliki Warga masyarakat dan hak suara dalam proses pengambilan keputusan pers cebderung pasif, tidak ada kritik, unjuk Informasi hanya sepihak (top-down) lebih rasa, masyarakat tidak berdaya terkekang bersifat instruktif dengan berbagai aturan Lembaga berdasarkan Tunggal) perwakilan kebebasan tidak berpolitik dibangun (partai dan doktrin Kebebasan berserikat dan berpendapat serta pers sangat dibatasi 2 Aturan hukum Hukum dan peraturan lainnya lebih berpihak Masyarakat lemah dan pada penguasa masih banyak hidup dalam ketakutan dan Penegakan hukum (law enforcement) lebuh tertekan banyak berlaku bagi masyarakat bawah baik secara politik maupun ekonomi Peraturan tentang HAMterabaikan demi stabilitas dan pencapaian tujuan negara 3 Transparan Informasi yang didapat satu arah hanya dari Pemerintah pemerintah dan terbatas dengan tertutup segala keburukannya sehingga Sulit bagi masyarakat untuk memonitor / masyarakat tidak tahu apa yang terjadi mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan 4 Daya tanggap Proses pelayanan sentralistik dan kaku Segala pelayanan penuh dengan KKN Banyak pejabat memposisikan diri sebagai sebagai penguasa Pelayanan masyrakat masih diskriminatif, knvensional, bertele-tele (tidak responsif) 5 Berorientasi konsensus Pemerintah lebih banyak bertindak sebagai Pemerintah otoriter cenderung karena alat kekuasaan negara konsensus dan musyawarah tertutup Lebih banyak bersifat komando dan instruksi Segala prosedur masih bersifat sekedar formalitas Tidxak ada peluang untuk mengadakan knsensus dan musyawarah 6 Berkeadilan Adanya diskriminasi gender dalam Arogansi penyelenggaraan pemerintshsn sangat kekuasaan dminan dalam menetukan terbentuknya penyelenggaraan organisasi non pemerintah/LSM yang menuntut pemerintahaqn Menutup peluang bagi keadilan dalam berbagai segi kehidupan Masih banyak aturan yang berpihak pada gender tertentu 7 Efektivitas dan efisiensi Manajemen penyelenggaraan negara bersifat Negara cenderung salah konvensional dan terpusat urus dalam mengolah SDA dan SDM sehingga pengangguran lebih banyak tidak memiliki daya banyak digunakan untuk acara seremonial saing Kegiatan penyelenggaraan Pemamfaatan SDA dan berdasarkan prinsip kebutiuhan negara SDM tidak 8 Akuntabilitas Pengambil keputusan dominasi pemerintah Pemerintah dalam dominan semua lini sehingga memiliki peran kehidupan warga masyarakatnya sangat kecil terhadap pemerintah Swasta dan masyarakat tidak Pemerintah memonopoli beb[rbagai alat berdaya untuk mengntrol apa yang telah dilakukan pemerintahnya produksi strategis Masyarakat dan pers tidak diberi peluang utuk menilai jalannya pemerintahan 9 Bervisi strategis Pemerintah lebih dengan kemapanan yang Banyak penguasa yang telah dicapai pro status kemapanan quo dan sehingga Sulit menerima perubahan yang berkaitan tidak perduli terhadap perubahan internal dengan masalah politik, hukum dan ekonomi maupun Kurang mau memahami aspek-aspek internal negaranya kultural,historis, kompleksitas sosial masyarakat Penyelenggaraan pemerintahan statis dan tidak memiliki jangkauan jangka panjang 10 Kesalingtergantungan Banyak penguasa yang arogan dan Para pejabat dianggap mengabaikan peran swasta dan masyarakat lebih tahu dalam segala hal sehingga masyarakat Pemerintah merasa paling benar dan pintar tidak punya keinginan untuk bersinergi dalam dalam menentukan jalannya pemerintahan Masukan atau kritik dianggap provokator membangun negaranya dan anti kemapanan dan stabilitas Swasta dan masyarakat tidak diberi kesempatan untuk bersinergi dalam membangun Negara Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan 1. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu upaya untuk memahami, menilai, dan menghargai keterbukaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara, seperti : a. berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau elementer tentrang keterbukaan dan keadilan. b. Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara. c. Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan d. Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten dengan prinsip keterbukaan e. Mengajukan keritik terhadap tindakan yang bertentangan dengan prinsip keterbukaan f. Menumbuhkan danmempromosikan budaya keterbukaan dan transparansi mulai dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja. 2. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga yang bertugas untuk menjamin keadilan dan prilaku positif masyarakat dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan, seperti : a. Mengetahui hal-hal yangnmendasar tentang keadilan b. Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang berkaitan dengan keadilan c. Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan d. Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan keadilan e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi jaminan keadilan f. Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.