materi pkn xi smter 1 - SMKN 2

advertisement
BAB I
BUDAYA POLITIK
I. Pengertian Budaya Politik
Istilah budaya politik merupakan alih bahasa dari istilah The Political Culture. Menurut
ENSIKLOPEDIA POLITIK, budaya politik diartikan sebagai pola tingkah laku individu beserta
orientasinya terhadap kehidupan politik yang diberikan oleh anggota-anggotanya dari suatu
sistem politik.
ALMOND dan POWEL mengemukakan bahwa budaya politik adalah suatu konsep yang
terdiri dari sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota
masyarakat termasuk pola kecenderungan-kecenderungan khusus serta pola-pola kebiasaan yang
terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat.
RUSADI KANTAPRAWIRA
“…Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik”.
II. Tipe-tipe Budaya Politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
Dalam tipe budaya politik, MORTON DAVIES berpendapat bahwa buaya politik apat
diklasifikasikan sebagai berikut :
~ Budaya Politik Parokal
~ Budaya Politik Subyek
~ Budaya Politik Partisipan
1.
Budaya Politik Parokal
Budaya politik parokal sering diartikan sebagai budaya politik yang sempit. Dikatakan
sempit karena, orientasi individu atau masyarakat masih sangat terbatas pada ruang lingkup yang
sempit. Orientasi dan peranan yang dimainkan masih terbatas kepada lingkungan atau wilayah
dimana ia tinggal. Dengan perkataan lain, persoalan-persoalan di luar wilayahnya tidak
diperdulikan.
2.
Budaya Politik Subyek
Tipe budaya politik subyek agak lebih baik dari tipe pertama. Masyarakat atau individu
yang bertipe budaya politik subyek, telah memiliki perhatian, minat terhadap sistem politik. Hal
ini diwujudkan dengan berbagai peran politik yang sesuai dengan kapasitasnya. Namun peran
politik yang dilakukannya masih terbatas pada proses output sistem politik.
3.
Budaya Politik Partisipan
Tipe inilah yang sangat ideal. Mengingat individu anggota masyarakat telah memiliki
perhatian, kesadaran, minat serta peran politik yang sangat berspektrum luas. Ia mampu
memainkan peran politik dalam berbagai dimensinya yakni proses input dan output.
III. Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik
Sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota
masyarakat dalam menjalani kehuidupan politik. Proses ini berlangsung seumur hidup yang
diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun secara
tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga dan
tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat.
Sosialisasi politik dapat dibagi kedalam dua bagian, yaitu sebagai berikut :
~ Pendidikan Politik
Suatu proses dialog antara pemberi dan penerima pesan, melalui
Proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari
Norma, dan simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam
Sistem politik, seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.
~ Indoktrinasi Politik
Proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanupulasi
Warga masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang
Dianggap pihak yang berkuasa, melalui berbagai forum pengarahan
Yang penuh paksaan psikologis, dan latihan penuh disiplin. Partai
Politik dalam sistem politik totaliter melaksanakan fungsi
Indoktrinasi politik.
Standar Kompetensi :
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani
Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi
2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani
2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi
2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
Pendahuluan
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata demos artinya rakyat dan cratos/kratein
artinya pemerintahan/berkuasa. Pemerintahan demokrasi yang kokoh adalah pemerintahan yang
sesuai dengan pandangan hidup, kepribadian, dan falsafah bangsanya. Pada masa Yunani
Kunosudah berkembang demokrasi langsung, artinya seluruh rakyat terlibat secara langsung
dalam masalah kenegaraan. Hal ini terjadi karena wilayah negara sempit dan penduduknya
sedikit. Pada masa modern, demokrasi langsung tidak dapat dijalankan karena wilayah negara
cukup luas, jumlah penduduk banyak, rakyat melalui suatu lembaga perwakilan (badan-badan
perwakilan rakyat) dapat menyalurkan aspirasinya dalam kenegaraan atau serimng disebut
demokrasi perwakilan.
PENGERTIAN BUDAYA DEMOKRASI
1. Budaya Demokrasi, adalah pola pikir, pola sikap, dan pola tindak warga masyarakat yang sejalan
dengan nilai-nilai kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan antar manusia yang berintikan
kerjasama, saling percaya, menghargai keanekaragaman, toleransi, kesamaderajatan, dan
kompromi.
2. International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
dimana
hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh wn melalui wakil-wakil
yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg
bebas.
3. Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
4. Giovanni Sartori, memandang demokrasi sebagai suatu sistem di mana tak seorangpun dapat
memilih dirinya sendiri, tak seorangpun dapat menginvestasikan dia dgn kekuasaannya,
kemudian tidak dapat juga untuk merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak terbatas dan
tanpa syarat.
5. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Panca-sila, demokrasi adalah suatu pola pemerintahan
dalam mana kekuasaan untuk memerintah berasal dari mereka yang diperintah.
Unsur-unsur budaya demokrasi adalah :
1. Kebebasan, adalah keleluasaan untuk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan
sesuatu yang bermamfaat untuk kepentingan bersama atas kehendak sendiri tanpa tekanan dari
pihak manapun. Bukan kebebasan untuk melakukan hal tanpa batas. Kebebasan harus digunakan
untukhal yang bermamfaat bagi masyarakat, dengan cara tidak melanggar aturan yang berlaku.
2. Persamaan, adalah Tuhan menciptakan manusia dengan harkat dan martabat yang sama. Di
dalam masyarakat manusia memiliki kedudukan yang sama di depan hukum,politik,
mengembangkan kepribadiannya masing-masing, sama haknya untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
3. Solidaritas, adalah kesediaan untuk memperhatikan kepentingan dan bekerjasama dengan orang
lain. Solidaritas sebagai perekat bagi pendukung demokrasi agar tidak jatuh kedalam
perpecahan.
4. Toleransi, adalah sikap atau sifat toleran. Toleran artinya bersikap menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan,
dll) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian sendiri.
5. Menghormati Kejujuran, adalah keterbukaan untuk menyatakan kebenaran, agar hubungan antar
pihak berjalan baik dan tidak menimbulkan benih-benih konplik di masa depan.
6. Menghormati penalaran, adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela
tindakan
tertentu,dan
menuntut
hal
serupa
dari
orang
lain.
Kebiasaan
memberipenalaran akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada banyakalternatif sumber informasi
dan ada banyak cara untuk mencapai tujuan.
7. Keadaban, adalah ketinggian tingkat kecerdasan lahir-batin atau kebaikan budi pekerti. Perilaku
yang
beradab
adalah
perilaku
yang
mencerminkan
penghormatan
terhadap
dan
mempertimbangkan kehadiran pihak lain yang tercermin dalam sopan santun, dan beradab.
Prinsip-prinsip demokrasi secara umum meliputi :
a. Kekuasaan suatu negara sebenarnya berada di tangan rakyat atau kedaulatan ada di tangan rakyat.
b. Masing-masing orang bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, beda pendapat, dan tidak ada
paksaan.
Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila adalah :
a. Kedaulatan di tangan rakyat
b. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia
c. Pemerintahan berdasar hukuk (konstitusi)
d. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
e. Pengambilan keputusan atas musyawarah
f. Adanya partai plitik dan organisasi sosial politik
g. Pemilu yang demkratis.
Ciri pemilu yang demokratis menurut Austin Ranney, adalah :
1. Hak pilih umum, pemilu disebut demokratis manakala semua warga negara dewasa menikmati
hak pilih pasif dan aktif. Hak pilih pasif, yaitu hak warga negara untuk dapat dipilih menjadi
wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Hak pilih aktif, yaitu hak setiap
warga negara untuk dapat memilih atau menggunakan hak pilihnya dalam pemilu untuk memilih
wakilnya yang akan mewakilinya di lembaga perwakilan rakyat.
2. Kesetaraan bobot suara, suara tiap-tiapemilih diberi bobot yang sama, artinya tidak boleh ada
sekelompok warga negara, apapun kedudukan, sejarah kehidupan, dan jasa-jasanya, yang
memperoleh lebih banyak wakildari warga lainnya. Contoh bila harga sebuah kursi parlemen
adalah 420.000 suara,msaka haruis ada jaminan bahwa tak ada sekelompok warga negarapun
yang kurang dari kuota tersebut mendaatkan satu atau bahkan lebih di parlemen.
3. Tersedianya pilihan yang signifikan, para pemilih harus dihadapkan pada pilihan-pilihan atau
calon-calon wakil rakyat atau partai politik yang berkualitas.
4. Kebebasan nominasi, Pilihan-pilihan itu harus datang dari rakyat sendiri melalui organisasi atau
partai politik yang telah diseleksi untuk memdapatkan calon yang mereka pandang mampu
menerjemahkan kebijakan organisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
5. Persamaan hak kampanye, melalui kampanye mereka memperkenalkan program kerja kepada
rakyat pemilih, pemecahan masalah yang ditawarkan, serta program kesejahteraan, dll.
6. Kebebasan dalam memberikan suara, para pemilih dapat menentukan pilihannya secara bebas,
mandiri, sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan hati nuraninya.
7. Kejujuran dalam penghitungan suara, kecurangan dalam penghitungan suara akan menggagalkan
upaya menjelmakan rakyat ke dalam badan perwakilan rakyat. Pemantau independen dapat
menopang perwujudan kejujuran dalampenghitungan suara.
8. Penyelenggaraan secara periodik, pemilu tidak bolrh dimajukan atau diundurka sekehendak hati
penguasa. Pemilu tidak boleh digunakan oleh penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya.
Tapi pemilu digunakan untuk sarana penggantian kekuasaan secara damai dan terlembaga.
MACAM-MACAM DEMOKRASI
1. Dari segi idiologi, demokrasi ada 2 macam :
a. Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal), yaitu kekuasaan pemerintahan terbatas dan tidak
banyak campur tangan serta tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Kekuasaan dibatasi oleh konstitusi. Penganut demokrasi ini adalah Negara-negara eropa barat,
Amerika serikat, India, pPakistan, Indonesia, Filipina, Singapura.
b. Demokrasi Rakyat (Proletar) adalah demokrasi yang berlandaskan ajaran komunisme dan
marxisme. Demokrasi ini tidak mengakui hak asasi warga negaranya. Demokrasi ini
bertentangan dengan demokrasi konstitusional. Demokrasi ini mencita-citakan kehidupan tanpa
kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Negara adalah alat untuk mencapai komunisme yaitu
untuk kepentingan kolektifisme.
2. Berdasarkan titik perhatiannya demokrasi ada 3 macam :
1. Demokrasi Formal ( negara-negara liberal), demokrasi menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik, tanpa upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi.
2. Demokrasi material (negara-negara komunis), menitikberatkan pada upaya-upaya menghilangkan
perbedaann pada bidang ekonomi, kurang persamaan dalam bidang politik bahkan kadang
dihilangkan.
3. Demokrasi gabungan (negara-negara nonblok), demokrasi yang menghilangkan kesenjangan
ekonomi dan sosial, persamaan dibidang politik, hukum.
Pengelompokan Demokrasi :
Demokrasi ada 2 macam :
1. Konstitusional a. Negara Liberalis dan Komunis/Sosialis
b. Indonesia : 1. Demokrasi Liberal
2. Demokrasi Terpimpin
3. Demokrasi Pancasila
2. Komunis/Marxisme atau Demokrasi Proletar
PRINSIP BUDAYA DEMOKRASI
Banyak negara mengaku sebagai negara demokrasi, tapi belum tentu menerapkan prinsip
demokrasi dengan baik dan benar. Prinsip-prinsip demokrasi antar lain :
1. Adanya jaminan hak asasi manusianya, merupakan hak dasar yang melekat sejak lahir merupakan
anugerah Tuhan YME yang tidak boleh dirampas oleh siapapu termasuk oleh negara.
2. Persamaan kedudukan di depan hukum, agar tidak tewrjadi diskriminasi dan ketidakadilan,
siapapun melanggar hukum harus mendapat sanksi menurut hukum yang berlaku, dan
sebaliknya.
3. Pengakuan terhadap hak-hak politik, seperti berkumpul, beroposisi, berserikat dan
mengeluarkanpendapat.
4. Pengawasan atau kontrol rakyat terhadap pemerintah, melalui demokrasi itu sendiri.
5. Pemerintahan berdasar konstitusi, agar pemerintgah tidak menyalahgunakan kekuasaan seweangwenang terhadap rakyat.
6. Adanya saran atau kritik rakyat terhadap kinerja pemerintah melalui media massa sebagai alat
penyalur aspirasi rakyat.
7. Pemilihan umum yang bebas dan jujur serta adil.
8. Adanya kedaulatan rakyat.
MASYARAKAT MADANI (Civil Society)
Pengertian Masyarakat madani :
1. Patrick, civil society atau masyarakat madani, adalah jaringan kerja yang komplek dan
organisasi-organisasi yang dibentuk secara sukarela, yang berbeda dari lembaga-lembaga negara
yang resmi, bertindak secara mandiri atau dalam bekerjasama dengan lembaga-lembaga negara.
2. Mohammad A.S. Hikam, Civil Society, adalah wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan
bercirikan sukarela, keswasembadaan, keswadayaan, kemandirian yang tinggi berhadapan
dengan negara, dan terikat dengan norma atau hukum yang berlaku.
3. Lary Diamond, Civil Society, adalah kehidupan sisial terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir
secara mandiri, berswadaya, otonom dari negara, terikat pada hukum. Contoh menurutnya
adalah :
a. Perkumpulan/jaringan perdagangan.
b. Perkumpulan keagamaan, suku, budaya yang membela hak kolektif, kepercayaan.
c. Yayasan penyelenggara pendidikan, asosiasi penerbitan
d. Gerakanperlindungan konsumen, seperti perlindungan perempuan, perlindungan etnis
minoritas, perlindungan kaum cacat, korban diskriminasi.
CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI / CIVIL SOCIETY :
1. Lahir secara mandiri, dibentuk oleh masyarakat sendiri tanpa campur tangan negara.
2. Keanggotaan bersifat sukarela, atas kesadaran masing-masing anggota.
3. Mencukupi kebutuhannya sendiri (swadaya) tidak bergantung bantuan pemerintah.
4. Bebas dan mandiri dari kekuasaan negara sehingga berani mengontrol kebijakan negara.
5. Tunduk pada hukum yang berlaku atau norma yang disepakati bersama.
PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
1. Masa Orde Lama :
a. Demokrasi parlementer / liberal (RIS dan UUDS 1950), pada masa ini Indonesia memakai
sistemdemokrasi parlementer. Cara kerja:
Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPR, partai politik yang menuasai suara mayoritas di DPR
membentuk kabinet.
Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet/Dewan menteri dibawah pimpinan Perdana menteri
dan bertanggung jawab pada parlemen.
Presiden hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dipegang Perdana Menteri.
Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh badan pengadilan yang bebas.
Jika DPR atau parlemen menilai kinerja menteri kurang bauik maka parlemen mengajukan mosi
tak percaya, maka menteri harus meletakkan jabatannya.
Jika kabinet bubar maka presiden menunjuk formatur kabinet untuk menyususn kabinet baru.
Jika DPR atau parlemen mengajukan mosi tak percaya pada kabinet yang baru, maka DPR atau
parlemen dibubarkan dan diadakan pemilihan umum.
Hal-hal negatif yang terjadi selama berlakunya sistem parlementer :
1. Usia atau masa kerja kabinet rata-rata pendek, selama kurun waktu 1950 -1959 telah terjadi tujuh
kali pergantian kabinet.
2.Ketidak serasian hubungan antara dalam tubuh angkatan bersenjata. Sebagian condong ke kabinet
Wilopo sebagian condong ke Presiden Soekarno.
3. Perdebatan terbuka antara Soekarno dengan tokh Masyumi yaitu Isa Anshary tentang
penggantian dasar negara yang lebih Islami apakah akan merugikan umat agama lain atau tidak.
4. Masa kampanye jadi panjang (1953-1955), sehingga meningkatnya ketegangan di masyarakat.
5. Kebijakan beberapa perdana menteri cenderung menguntungkan partainya.
6. Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah seperti pemberontakan Permesta dan PRRI.
Hal-hal positif yang terjadi dimasa demokrasi parlementer :
1. Badan peradilan menikmati kebebasannya dalam menjalankan fungsinya.
2. Pers bebas dan banyak kritik di surat kabar.
3. Jumlah sekolah bertambah
4. Kabinat dan ABRI berhasil mengatasi pemberntakan RMS, DI/TII
5. Sedikit ketegangan diantara umat beragama.
6. Minoritas Tionghoa mendapat perlindungan dari pemerintah.
7. Nama baik indonesia di Internasional dan berhasil melaksanakan Konferensi Asia Afrika di
Bandung April 1955.
2. Demokrasi Terpimpin 5 Juli 1959-1966:
Mulai dijalankan sejak dekrit presiden 5 Juli 1959, dengan mamakai UUD 1945 oleh
sebab itu demokrasi ini didasarkan atas Pancasila dan UUD 1945. Pada waktu itu sesuai dengan
UUD 1945 maka bentuk negara adalah Kesatuan,pemerintahannya adalah Republik, sistem
pemerintahannya adalah Demokrasi. Dalam UUD 1945 indonesia juga adalah negara hukum.
MPR harus berfungsi sebagai lembaga tertinggi negara yang memilih dan mengangkat
presiden, oleh karena itu presiden wajib tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR. Presiden
bersama DPR membuat UU. Presiden dibantu para menteri dalam menjalankan kekuasaan
Eksekutif dan Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya secara independen bebas dari pengaruh lembaga lainnya.
Dari kenyataannya demokrasi terpimpin ini menyimpang dari prinsip negara hukum dan
demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Penyimpangai itu antara lain :
1. Pelanggaran prinsip kebebasan kekuasaan kehakiman : dimana UU No. 19 tahun 1964
menyatakan demi kepentingan revolusi, Presiden berhak mencampuri proses peradilan. Dan hal
ini bertentangan dengan ketentuan UUD 1945. Sehingga peradilan sering dijadikan untuk
menghukum lawan politik dari pemerintah.
2. Pengekangan hak di bidang politik yaitu berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat,
yaitu ulasan surat kabar dibatasi atau tidak boleh menentang kebijakan pemerintah.
3.Pelampauan batas wewenang presiden. Banyak hal yang seharusnya diatur dalam UU namun
hanya ditetapkan lewat Penetapan Presiden.
4. Pembentukan lembaga negara Ekstrakonstitusional ( diluar UUD 1945) seperti pembentukan
Front Nasional yang dimamfaatkan oleh partai komunis sebagai ajang mempersiapkan
pembentukan negara komunis indonesia.
5.Pengutamaan fungsiPresiden seperti :
Pimpinan MPR, DPR dan lembaga lainnya di setarakan dengan menteri dan berada di bawah
Presiden.
Pembubaran DPR tahun 1960 oleh presiden setelah menolak Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diusulkan pemerintah. Padahal dalam UUD 45 menyatakan Presiden tidak
dapat membubarkan DR, bila DPR tidak menyetujui angaran yang diajukan pemerintah maka
pemerintah menggunakan anggaran tahun lalu.
Demokrasi tidak dipimpinhikmat kebijaksanaan, tetapi dipimpin oleh presiden selaku panglima
tertinggi ABRI.
Keberhasilan yang capai di masa Demokrasi terpimpin;
1. Berhasilmenumpas pemberontakan DI/TII yang telah berlangsung 14 tahun.
2. Berhasil menyatukan Irian Barat kepangkuan Indonesia dari phak Belanda.
3. Demokrasi Pancasila di Masa Orde Baru 11 Maret 1966 - 21 Mei 1998
Hal-hal yang terjadi di masa oerde baru adalah :
Pelaksanaan demokrasi di indonesia baik di masa Orde baru maupun reformasi
sermua menamakannya demokrasi Pancasila, sebab demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang
dijiwai oleh pancasila terutama sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, ber Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adail
dan beradab, persatuan indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Kehidupan politik di masa orde baru terjadi penyimpangan-penyimpangan dari cita-cita
Pancasila dan UUD 1945,antara lain :
1. Pemusatan kekuasaan di tangan presiden, secara formal kekuasaan negara dibagi ke beberapa
lembaga negara seperti MPR, DPR, MA, dll), taoi dalam praktiknya presiden dapayt
mengendalikan lembaga tersebut. Anggota MPR yang diangkat dari ABRI adalah dibawah
presiden sebab presiden sebagai panglima tertinggi ABRI. Anggota MPR dari Utusan daerah
dapat dikendalikan oleh presiden karena dipilih oleh DPRD Tk. I yang merupakan bagian dari
pemerintah daerah sebagai bawahan presiden.
2. Pembatasan hak-hak politik rakyat, Sejak tahun 1973 jumlah parpol di indonesia hanya 3 (PPP,
Golkar, PDI), pers bebas tetapi pemerintah dapat membreidel penerbitan Pers (Tempo, Editor,
Sinar Harapan,dll). Ada perlakuan diskriminatif terhadap anak keturunan PKI. Pengkritik
pemerintah dikucilkan secara politik. Pegawai negeri dan ABRI harus menmdukung Golkar
(partai penguasa).
3. Pemilu yang tidak demokratis, aparat borokrasi dan militer melakukan cara-cara untuk
memenangkan Golkar. Hak parpol dan rakyat pemilih dimanipulasi untuk kemenangan Golkar.
4.Pembentukan lembaga ektrakonstitusional, untukmelanggengkan kekuasaannya pemerintah
membentuk KOPKAMTIB (Komando Pengendalian Keamanan dan Ketertiban), utnuk
mengamankan pihak-pinak yang pootensial nejadi oposisi pebnguasa.
5. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Akibat penggunaan kekuasaan yang terpusat dan tak
terkontrol, maka KKN meraja lela, rakyat sengsara, menjerumuskan rakyat kepada krisis
multidimensi berkepanjangan.krisis moral, kepercayaan.
Dimasa orde baru ada upaya
penanaman nilai Pancasila kepada seluruh rakyat dengan cara indoktrinisasi P4 (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalasn Pancasila).
4. Demokrasi Pancasila di masa transisi/reformasi 22 Mei- sekarang
Mundurnya Soeharto yang digantikan BJ. Habibi yang memerintah sekitar 18 bulan.
Pemuilu yang tertib dan bersih berhasil dilaksanakan tanggal 7 Juni 1999 diikuti 48 partai politik
dan Gus Dur terpilih sebagai presiden dan dicopot tahun 2001 dari presiden fdan digantikan oleh
Megawati.
PEMILU WUJUD BUDAYA DEMOKRASI DI INDONESIA
Penyelenggaraan pemilu tahun 2004 diatur dalam UU no 12 tahun 2003 tentang pemilu
sebagai wujud pelaksanaan pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang dilaksanakan dengan Langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Tujuan pemilu adalah untuk memilih anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilna Daeara, DPRD. Jumlah anggota DPR ditetapkan 550
kursi, DPRD TK I sekurang-kurangnya 35 orang dan paling banyak 100 kursi, DPRD TK. II/
Kota sekurang-kurangnya 20 kursi dan paling banyak 45 kursi.
Landasan Pemilu Di Indonesia
1. Idiil : Pnacasilai
2. Konstitusinil : UUD 1945
3. Operasional : Tap MPR no III/MPR/1998, UU no. 31 tahun 2002 tentang Partai politik, UU No.
12 tahun 2003 tantang Pemilihan Umum.
Pemilu adalah sarana untuk mewujudkan pelaksanaan UUD pasal 1 ayat 2 yaitu kedaulatan
ditangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang. Dalam pemilu rakyat memiliki hask
pilih aktif dan pasif. Aktif adalah hak rakyat untuk dapat memilih wakilnya da;am pemilu yang
akan dudum, di DPR, sedang hak pasif adalah hak warganegara dalam pemilu untuk dapat
dipilih menjadi anggota DPR/MPR. Sehubungan denga hak pilih dan memilih, maka hendaknya
masyarakat dapat :
a. Menggunakan hak memilih dan dipilih sebaik-baiknya.
b. Menghormati badan permusyawaratan/perwakilan.
c. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan yang telah dilakukan secara demokratis, dengan
itikad baik dan tanggung jawab.
Menurut UU RI No. 22 Tahun 2003, tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan
DPRD disebutkan sebagai berikut :
1. DPR terdiri dari anggpota partai politik peserta pemilu yang dipilih melalui pemilu :
a. Anggota DPR berjumlah 550 kursi
b. Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden
c. Anggota DPR berdomisili di ibukota negara RI
2. DPD rterdiri atas wakil-wakil daerah provinsi yang dipilih melalui pemilu :
a. Anggota DPD dari setiap provinsi ditetapkan sebanyak 4 kursi
b. Jumlah seluruh anggota DPD tidak boleh melebihi sepertiga anggota DPR.
c. Keanggotaan DPD diresmikan oleh keputusan Presiden
d. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya dan selama bersidang bertempat di ibukota
RI
3. DPRD Provinsi terdiri dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil
pemilu :
a. Anggota DPRD Provinsi berjumlah minimal 35 kursi dan sebanyak-banyaknya 100 rang.
b. Keanggotaan DPRD diresmikan dengan keputusan Menteri dalamNegeri atas nama presiden
c. Anggota DPRD provinsi berdomisili di ibukota provinsi.
4. DPRDD kabupaten/Kota terdiriatas anggota partai politik peserta pemilu yang di[ilih melalui
pemilu :
a. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berjumlah minimal 20 kursi dan sebanyak-banyaknya 45
kursi.
b. Keanggotaanya diresmikan dengan keputusan Gubernur atas nama presiden.
c. Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdomisili di kota kabupaten bersangkutan.
Perbedaan Pemilu Sebelum dengan sesuidah tahun 2004
No
Pembeda
Sebelum 2005
1
Tujuan Pemilu
Memilih DPR,DPRD Provinsi Memilih
Setelah 2004
dan Kab./Kota
DPR,DPRD
Provinsi dan kota ditambah
DPD (Dewan Perwakilan
Daerah)
2
Sistem Pemilihan
Proporsional
daftra
denga
stelsel Prpporsional dengan daftar
(pilih/coblos
gambar calon terbuka (pilih coblos
partai politik)
gambar partai politik dan
nama
calon
di
bawah
gambar parpol yang dipilih.
3.
Daerah
Didasarkan
pada 1. Didasarkan pada jumlah
pemilihan
kabupaten/kotamadya
atau pendudk
provinsi
yang
ada
di
wilayah tersebut
2. daerah pemilihan untuk
DPR
DPRD
adalah
provinsi,
Provinsi
adalah
kabupaten/Kotamadya,
DPRD Kabupaten adalah
kecamatan atau gabungan
kecamatan.
4.
Peserta Pemilu
Partai politik
Partai
politik
dan
perorangan /individu
5
Syarat
politik
pemilu
partai Memiliki
pengurus
dan 1. memiliki pengurus dan
peserta sekretariat tetap di setengah sekretariat di dua atautiga
pada
kabupaten/kotamadya pada kabupaten/kotamadya
yang ada di provinsi
yang ada diprvinsi tersebut.
2. memiliki anggota 1000
orang
atau
seperseribu
pendudukdimasing-masing
kabupaten/kotamadya yang
dibuktikan dengan kartu
tanda anggota.
6
Syarat
Tidak ada
1. didukung minimal 1000
perseorangan
orang
di
provinsi
yang
sebagai
berpenduduk
pesertapemilu
orang dan minimal 5000
satu
juta
orang
di
provinsiberpenduduk
kurang lebih 15 juta orang.
2.
Dukungan
tersebar
di
tersebut
sekurang-
kurangnya di 25 % dari
jumlah
kabupaten/kotamadya
provinsi yang bersangkutan
7
Pasnitia
Dipusat
penyelenggara
KPU
oleh Komusi
dilaksanakan
dan
pemilihan
umum
panitiapemilihan (KPU) dari pusat sampai
daerah
indonesia
sebagaipelaksanapemilu.
daerah
dilaksanakan
panitia
pemilihan
yang bersifat
non
Di partisipan, independen dan
oleh tetap sampai 5 tahun.
daerah
(PPD) tk I dan II
8
Syarat
legislatif
calon Surat
keterangan
pengurus
menyatakan
parpol
calon
dari Harus memiliki ijazah SMA
yang dan yang sederajat
punya
pengalaman setaraf dengan
SMA
9
Pelibatan
Tidak ada
Nominasi
peremuan
caleg
memperhatikan kuota 30 %
perempuan
10
Perhitungan
Dulu ada stambus accord
perolehan kursi
11
Menggunakansistem
bilanganpembagi pemilihan
Penegakan
Tidak ada ketentuan pidana
hukum
Adaketentuan
pidana
beserta
hukum
acaranya/prosedurnya
PELAKSANAAN BUDAYA DEMOKRASI
Di Lingkungan keluarga :
Masalah – masalah keluarga hendaknya diselesaikan dengan musyawarah. Keoala
keluarga selalu menyerap aspirasi dan pendapat dari anggota keluarga untuk mencapai kata
mufakat. Mamfaat musyawarah di lingkungan keluarga adalah :
1. Seluruh anggota keluarga merasa berarti atau berperanan.
2. Anggota keluarga ikut bertanggung jawab terhadap keputusan bersama.
3. Tidak ada anggota keluarga yang merasa ditinggalkan
4. Semangat kekluargaandan kebersamaansemakinkokoh.
Di lingkungan semkolah :
1.menyusun tata tertib bersama
2. Menyusun kelompok piket kelas
3.Mermilihketua OSIS, ketua kelas
Di Lingkungan Masyarakat :
1. Pemilihan ketua RT
2.Musyawarah
dyang
menyangkut
masyarakat dan lingkungan.
kepentingan
bersama,sepertiprogram
pembaqngunan
Di Lingkungan Negara :
1. Terlibat dalam pemilihan umum
2.Melalui wakil kita terlibat dalampenyusunan Undang-undang
3. Melaskukan engawasan baik terhadap wakil rakyatmaupun pemerintah melalui media massa.
Standar Kompetensi :
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan berrnegara.
Kompetensi dasar :
3.1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan.
3.3.menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendahuluan
Prinsip keterbukaan menghendaki agar penyelenggaraan pemerintahan dilkasanakan
secara terbuka dan transparan, artinya berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan
haruslah jelas tidak sembunyi-sembunyi dan rahasia melainkan perencanaan pelaksanaan dan
pertanggungjawaban harus diketahui publik serta rakyat berhak atas informasi yang faktual
mengenai penyelenggaraan pemerintahan.
Keadilan merupakan suatu ukuran keabsahan suatu tatanan kehidupan berbangsa
bermasyarakat dan bernegara. Perwujudan keadilan perlu diupayakan dengan memberikan
jaminan terhadap tegaknya keadilan.
1. Pengertian Keterbukaan dan keadilan
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara
harfiah berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi
atau tidak ada keraguan. Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang
memungkinkan suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi
kebenarannya. Kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi
berarti kesediaan pemerintah untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai
hal yang berkenaan dengan proses penyelenggaraan pemerintahan.
Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti
kejujuran, kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenangwenang.
Menurut Ensiklopedi Indonesia kata Adil berarti :
Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
Mengetahui hak dan kewajiban, mana yang benar dan yang salah, jujur, tepat menurut aturan
yang berlaku.
Tidak pilih kasih dan pandang siapapun, setiap orang diperlakukan sesuai hak dan
kewajibannya.
2. macam-Macam Keadilan
1) Keradilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan obyek
tertentu yang merupakan hak seseorang).
Contoh:
adalah adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah yang mereka
sepakati, sebab si B telah menerima barang yang ia pesan dari si A.
Setiap orang memiliki hidup. Hidup adalah hak milik setiap orang,maka menghilangkan hidup
orang lain adalah perbuatan melanggar hak dan tidak adil
2) Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan
berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan.
Contoh:
Adalah adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan
kinerjanya selama ini.
Adalah tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari
presiden.
3) Keadilan legal (iustitia Legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata
masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune).
Contoh:
Adalah adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalulintas.
Adalah adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.
4) Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masingmasing orang hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.
Contoh:
Adakah adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar.
Adalah tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka
dihukum berat.
5) Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing
orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di
berbagai bidang kehidupan.
Contoh:
Adalah adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga
kreatifitasnya.
Adalah tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi keritikan
terhadap pemerintah.
6). Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan perlindungan
kepada pribadi-pribadi dari tindakan sewenang-wenang pihak lain.
7) Keadilan Sosial
Menurut
Franz
Magnis
Suseno,
keadilan
sosial
adalah
keadilan
yang
pelaksanaannyatergantung dari struktur proses eknomi, politik, sosial, budaya dan ideologis
dalam masyarakat. Maka struktur sosial adalah hal pokok dalam mewujudkan keadilan sosial.
Keadilan sosial tidak hanya menyangkut upaya penegakan keadilan-keadilan tersebut melainkan
masalah kepatutan dan pemenuhan kebutuhan hidup yang wajar bagi masyarakat.
Keadilan menurut Aristoteles :
1) Keadilan Distributif, keadilan yang berhubungan dengan distribusi jasa dan kemakmuran
menurut kerja dan kemampuannya.
2) Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh
setiap orang tanpa melihat jasa-jasa perseorangan.
3) Keadilan kdrat alam, yaitu keadilan yang bersumber pada hukum kodrat alam.
4) Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara karena keadilan itu
didekritkan melalui kekuasaan
Keadilan menurut Prof. Dr. Notonagoro SH, menambahkan adanya keadilan legalitas, yaitu
keadilan hukum.
Makna Keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Dalam teori demokrasi pemerintahan yang terbuka adalah suatu hal yang esensial atau
penting terutama akses bebas setiap warga negara terhadap berbagai sumber informasi, supaya
tidak terjadi saling curiga antar individu, masyarakat dengan pemerintah. Keterbukaan dalam
penyelenggaraan yaitu setiap kebijakan haruslah jelas , tidak dilakukan secara sembunyi, rahasia
tetapi perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawabannya bisa diketahui publik dan rakayat
berhak atas informasi faktual mengenai berbagai hal yang menyangkut pembuatan dan
penerapan kebijakan.
Ada 3 alasan pentingnya keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan :
1) Kekuasaan pada dasarnya cenderung diselewengkan. Semakin besar kekuasaan semakin
besar pula kemungkinan terjadi penyelewengan.
2) Dasar penyelenggaraan pemerintahanh itu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, agar
penyelenggaraan pememrintahan itu tetap dijalur yang benar untuk kesejahteraan rakyat.
3) Dengan keterbukaan memungkinkan adanya akses bebas bebas warganegara terhadap
informasi yang pada gilirannya akan memiliki pemahaman yang jernih sehingga mampu
berpartisipasi aktif dalam menciptakan pemerintahan yang konstruktif dan rasional.
Ciri-ciri keterbukaan menurut David Beetham dan Kevin Boyle :
1) Pemerintah menyediakan berbagai informasi faktual mengenai kebijakan yang akan dan sudah
dibuatnya.
2) Adanya peluangnbagi publik dan pers untuk mendapatkan atau mengakses berbagai dkumen
pemerintah melalui parlemen.
3) Terbukanya rapat-rapat pemerintah bagi publik dan pers, termasuk rapat-rapat parlemen.
4) Adanya konsultasi publik yang dilakukan secara sistematik oleh pemerintah mengenai baerbagai
kepemtingan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
Prinsip mengenai pemerintahan yang terbuka tidak berarti bahwa semua informasi mengenai
penyelenggaraan boleh diakses oleh publik. Ada informasi tertentu yang tidak boleh diketahui
oleh umum berdasarkan undang-undang.
Menurut David Beetham dan Kevin Boyle ada 5 hal informasi yang tidakboleh diketahui
publik yaitu:
1) Pertimbangan-pertimbangan kabinet
2) Nasehat politis yang diberikan kepada menteri
3) Informasi-informasi yang menyangkut pertahanan nasional, kelangsunganhidup demokrasi dan
keselamatan individu-idividu, warga masyarakat.
4) Rahasia perdagangan dari oerusahaan swasta.
5) Arsip pribadi kecuali sangat dibutuhkan.
Menurut Freedom of Information Act di Amerika Serikat, ada 9 informasi yang bersifat rahasia
namun tidak wajib tergantung pada suatu lembaga, yaitu :
1) Mengenai keamanan nasional dan politikluar negeri (rencana militer, persenjataan, data iptek
tentang keamanan nasional dan data CIA)
2) Ketentuan internal lembaga
3) informasi yang secara tegas dilarang UU untuk diakses publik.
4) Infrmasi bisnis yang bersifat sukarela.
5) Memo internal pemerintah
6) Informasi pribadi (personal privacy)
7) Data yang berkenaan dengan penyidikan
8) Informasi lembaga keuangan
9) Informasi dan data geologis dan geofisik mengenai sumbernya.
Pengertian Pemerintahan yang baik (Good Governance):
1. Worl Bank, Good Gevernance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang
solid dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi,pasar yang efisien, pencegahan
korupsi menjalankan desiplin anggaran dan penciptaan kerangka hukum dan politik bagi
tumbuhnya aktivitas swasta.
2. UNDP,Good Governance adalah suatu hubnungan yang sinergis dan konstruktif di antara sektr
swasta dan masyarakat.
3. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000, Pemerintahan yangbaik adalah pemerintahan yang
mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, tranparansi,
pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima seluruh
masyarakat.
Ciri atau karakteristik, prinsip Good Governance menurut UNDP :
1. Partisipasi (Participation), yaitukeikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan,
kebebasan berserikat dan berpendapat, berpartisipasi secara konstruktif.
2. Aturan Hukum (rule of law), hukum harus adil tanpa pandang bulu.
3. Tranparan (transparency) yaitu adanya kebebasan aliran informasi sehingga mudah diakses
masyarakat.
4. Daya Tanggap (responsivenes) yaitu proses yang dilakukan setiap institusi diupayakan untuk
melayani berbagai pihak (stakeholder).
5. Berorientasi Konsessus (Consensus Oriented) bertindak sebagai mediator bagi kepentingan yang
berbeda untuk mencapai kesepakatan.
6. Berkeadilan (equity) memberikan kesempatan yang sama baik pada laki maupun perempuan
dalamupaya meningkatkan danmemelihara kualitas hidupnya.
7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency) segala proses dan kelembagaan diarahkan
untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemamfaatan
berbagai sumber yang tersedia dengan baik.
8. Akuntabilitas (Accountability) yaitupara pengambilkeputusan baik pemerintah, swasta dan
masyarakat madani harus bertanggung jawab pada publik.
9. Bervisi strategis (stratrgic Vision) para pemimpin dan masyarakat emiliki perspektif yang luas
dan jangka panjang dalam menyelenggaraan dan pembangunan dengan mempertimbangkan
aspek historis,kultur dan kompleksitas sosial.
10. Kesalingketerkaitan (Interrelated),adanya kebijakan yang saling memperkuat dan terkait
(mutually reinforcing) dan tidak berdiri sendiri.
Prinsip-prinsip,
ciri
atau
karakteristik
good
governancemenurut
Masyarakat
Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilan macam :
a. Partisipasi masyarakat, semua warga masyarakat mempunyai hak suara dalam pengambilan
keputusan, langsung atau tak langsung melalui lembaga perwakilan yang sah seperti DPR, DPD.
b. Tegaknya supremasi hukum, bersifat adil dan diberlakukan kepada setiap orang tanpa pandang
bulu.
c. Keterbukaan, seluruh informasi mengenai proses pemerintahan dan mengenai lembagalembaga pemerintahan lainnya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan, informasi harus
memadai agar dapat dipantau rakyat melalui media massa, tv, radio atau internet.
d. Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan proses pemerintahan berusaha melayani
masyarakat tanpa diskriminasi.
e. Berorientasi pada konsensus, menjembatani kepentingan – kepentingan yang berbeda dalam
kelompok masyarakatdemi keentinmgan masyarakat secara menyeluruh.
f. Kesetaraan, semua warga masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperbaiki dan
mempertahankan kesejahteraan mereka.
g. Efektifitas dan efisiensi, proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga mampu
menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal untuk kebutuhan masyarakat.
h. Akuntabilitas, para pengambil keputusan pemerintah, swasta, organisasi masyarakat
bertanggung jawab kepada masyarakat ayau lembaga yang bersangkutan.
i. Visi Strategis, para pemimpin dan masyarakat memiliki:
Persfektif yang luas jauh kedepan mengenai tata pemerintahan yang baik dan pembangunan
manusia.
Kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan pemngembangan pemerintahan
yang baik
Pemahaman atas kompleksitas sejarah, budaya dan sosial yang menjadi dasar persfektif
kedepan tersebut.
Asas-asas umum Pemerintahan yang baik menurut UU No. 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN pasal 3 yaitu:
1. Asas kepastian hukum, mengutamakan peraturan perundangan, kepatuatn dan keadilan sebagai
dasar setiap kebijakan penyelenggara negara.
2. Asas tertib penyelenggara negara, mengedepankan keteraturan, keserasian keseimbangan sebagai
landasan penyelenggaraan negara.
3. asas kepentingan umum yaitu mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif dan selektif.
4. Asas keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur dan tidak diskriminatif dan tetap memperhatikan perlindungan terhadap hak
asasi pribadi. Golongan dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas,mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara
negara.
6. Asas Profesionalitas, mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etikperaturan yang
berlaku.
7. Asas akuntabilitas,yaitu setiap kegiatan penyelenggara negar dan hasilnya harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai peraturan
yang berlaku.
Dampak Penyelenggaraan yang tidak terbuka (transparan)
Akibat yang secara langsung dari penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan
adalah terjadinya korupsi politik yaitu penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi
atau kelompok. Di mas orde baru koruosi politik hampir disemua tingkatan pemerinah, dari
pemerintahan desa sampai tingkat pusat. Negara kita saat itu termasuk salah satu negara
terkorup di dunia. Korupsi politik itu membawa akibat lanjutan yang luar biasa yaitu krisis multi
deminsional di berbagai bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan
keamanan, krisis kepercayaan rakyat kepada pemerintah, krisis moral dipemerintahan.
Di bidang politik, lembaga politik baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tak berfungsi
optimal. Mereka sangat sedikit menghasilkan kebijakan yang berpihak untuk kepentingan
umum. Sering kali kebijakan itu sebagai proyek untuk memperkaya diri. Yudikatif sering
memutuskan yang bertentangan rasa keadilan, sebab hukum bisa dibeli.
Di bidang Ekonomi, semua kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan birokrasi
pemerintahan di warnai uang pelicin asehingga kegiatan ekonmi berbelit-belit dan mahal.
Invesrtor menjadi enggan berinvestasi karena banyak perizinan sehingga perekonomian tidak
tumbuh maksimal.
Di bidang sosial, budaya dan agama, terjadi pendewaan materi dan konsumtif. Hidup
diarahkan semarta untuk memperoleh kekayaan dan kenikmatan hidup tanpamemperdulikan
moral dan etika agama seperti korupsi.
Di bidang pertahanan dan keagamaan, terjadi ketertinggalan profesinalitas aparatyaitu
tidak sesuai dengan tuntutan zaman sehingga aparat keamanan tidak mampu mencegah secara
dini gejolak sosial dan gangguan keamanan.
Indikator-Indikator Penyelenggaraan pemerintrahan yang tidak transparan dan akibatnya
menurut karateristik, ciri, prinsip pemerintahan yang baik menurut UNDP :
No
1
Karakteristik
Partisipasi
Indikator penyelenggaraan
Akibatnya
Warga masyarakat dibatasi/tidak memiliki Warga masyarakat dan
hak suara dalam proses pengambilan keputusan
pers
cebderung
pasif,
tidak ada kritik, unjuk
Informasi hanya sepihak (top-down) lebih rasa, masyarakat tidak
berdaya
terkekang
bersifat instruktif
dengan berbagai aturan
Lembaga
berdasarkan
Tunggal)
perwakilan
kebebasan
tidak
berpolitik
dibangun
(partai
dan doktrin
Kebebasan berserikat dan berpendapat serta
pers sangat dibatasi
2
Aturan hukum
Hukum dan peraturan lainnya lebih berpihak Masyarakat lemah dan
pada penguasa
masih
banyak
hidup
dalam
ketakutan
dan
Penegakan hukum (law enforcement) lebuh tertekan
banyak berlaku bagi masyarakat bawah baik
secara politik maupun ekonomi
Peraturan tentang HAMterabaikan demi
stabilitas dan pencapaian tujuan negara
3
Transparan
Informasi yang didapat satu arah hanya dari Pemerintah
pemerintah dan terbatas
dengan
tertutup
segala
keburukannya sehingga
Sulit bagi masyarakat untuk memonitor / masyarakat tidak tahu
apa yang terjadi
mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan
4
Daya tanggap
Proses pelayanan sentralistik dan kaku
Segala pelayanan penuh
dengan KKN
Banyak pejabat memposisikan diri sebagai
sebagai penguasa
Pelayanan masyrakat masih diskriminatif,
knvensional, bertele-tele (tidak responsif)
5
Berorientasi konsensus
Pemerintah lebih banyak bertindak sebagai Pemerintah
otoriter
cenderung
karena
alat kekuasaan negara
konsensus
dan
musyawarah tertutup
Lebih banyak bersifat komando dan instruksi
Segala prosedur masih bersifat sekedar
formalitas
Tidxak ada peluang untuk mengadakan
knsensus dan musyawarah
6
Berkeadilan
Adanya
diskriminasi
gender
dalam Arogansi
penyelenggaraan pemerintshsn
sangat
kekuasaan
dminan
dalam
menetukan
terbentuknya penyelenggaraan
organisasi non pemerintah/LSM yang menuntut pemerintahaqn
Menutup
peluang
bagi
keadilan dalam berbagai segi kehidupan
Masih banyak aturan yang berpihak pada
gender tertentu
7
Efektivitas dan efisiensi
Manajemen penyelenggaraan negara bersifat Negara cenderung salah
konvensional dan terpusat
urus
dalam
mengolah
SDA dan SDM sehingga
pengangguran
lebih banyak
tidak memiliki daya
banyak digunakan untuk acara seremonial
saing
Kegiatan
penyelenggaraan
Pemamfaatan
SDA
dan
berdasarkan prinsip kebutiuhan
negara
SDM
tidak
8
Akuntabilitas
Pengambil keputusan dominasi pemerintah
Pemerintah
dalam
dominan
semua
lini
sehingga
memiliki peran kehidupan
warga
masyarakatnya
sangat kecil terhadap pemerintah
Swasta dan masyarakat
tidak
Pemerintah memonopoli beb[rbagai alat
berdaya
untuk
mengntrol apa yang telah
dilakukan pemerintahnya
produksi strategis
Masyarakat dan pers tidak diberi peluang
utuk menilai jalannya pemerintahan
9
Bervisi strategis
Pemerintah lebih dengan kemapanan yang Banyak penguasa yang
telah dicapai
pro
status
kemapanan
quo
dan
sehingga
Sulit menerima perubahan yang berkaitan tidak perduli terhadap
perubahan
internal
dengan masalah politik, hukum dan ekonomi
maupun
Kurang
mau
memahami
aspek-aspek
internal
negaranya
kultural,historis, kompleksitas sosial masyarakat
Penyelenggaraan pemerintahan statis dan
tidak memiliki jangkauan jangka panjang
10
Kesalingtergantungan
Banyak
penguasa
yang
arogan
dan Para pejabat dianggap
mengabaikan peran swasta dan masyarakat
lebih tahu dalam segala
hal sehingga masyarakat
Pemerintah merasa paling benar dan pintar tidak punya keinginan
untuk bersinergi dalam
dalam menentukan jalannya pemerintahan
Masukan atau kritik dianggap provokator membangun negaranya
dan anti kemapanan dan stabilitas
Swasta
dan
masyarakat
tidak
diberi
kesempatan untuk bersinergi dalam membangun
Negara
Bentuk sikap yang mencerminkan keterbukaan dan keadilan
1. Apresiatif terhadap keterbukaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu upaya untuk
memahami, menilai, dan menghargai keterbukaan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara,
seperti :
a. berusaha mengetahui dan memahami hal yang mendasar atau elementer tentrang keterbukaan
dan keadilan.
b. Aktif mencermati kebijakan dalam kehidupan bangsa dan negara.
c. Berusaha menilai perkembangan keterbukaan dan keadilan
d. Menghargai tindakan pemerintah atau pihak lain yang konsisten dengan prinsip keterbukaan
e. Mengajukan keritik terhadap tindakan yang bertentangan dengan prinsip keterbukaan
f. Menumbuhkan danmempromosikan budaya keterbukaan dan transparansi mulai dari keluarga,
masyarakat dan lingkungan kerja.
2. Berpartisipasi dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dari lembaga yang bertugas untuk
menjamin keadilan dan prilaku positif masyarakat dalam upaya meningkatkan jaminan keadilan,
seperti :
a. Mengetahui hal-hal yangnmendasar tentang keadilan
b. Mencermati fakta ketidakadilan dalam masyarakat dan kebijakan yang berkaitan dengan
keadilan
c. Memantau kinerja lembaga yang bertugas memberikan keadilan
d. Menghargai tindakan berbagai pihak yang memperkuat jaminan keadilan
e. Mengajukan kritik terhadap tindakan yang tidak adil dan mencari solusi jaminan keadilan
f. Membiasakan diri bertindak adil dari keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja.
Download