NEMATODA USUS CIRI-CIRI UMUM • Simetris bilateral, tripoblastik, tidak memiliki appendages • Memiliki coelom yang disebut pseudocoelomata • Belum memiliki organ peredaran darah, respirasi dengan permukaan tubuh • Hidup bebas atau parasit • Cincin saraf yang mengelilingi esofagus merupakan pusat sistem saraf • Berumah dua, fertilisasi internal, tidak dapat melakukan reproduksi aseksual Ascaris lumbricoides Necator americanus Ancylostoma duodenale KLASIFIKASI Trichuris trichiura Strongiloides stercoralis Enterobius vermicularis Trichinella spiralis Ascaris lumbricoides KLASIFIKASI Phylum Class Subclass Ordo Family Genus Species :Nemathelminthes : Nematoda : Secernentea : Ascaridida : Ascarididae : Ascaris : Ascaris lumbricoides MORFOLOGI • • • • Bentuk silindris Kepala & ekor lancip Kutikula bergaris-garis melintang Mulut mempunyai 3 buah bibir, 1 dorsal-2 papil peraba, 2 ventrolateral 1 papil peraba MORFOLOGI……. CACING JANTAN • panjang 15-31 cm • diameter 2-4 mm • ekor melingkar • 2 spikula CACING BETINA • panjang 22-35cm • diameter 3-6mm • ekor lurus SIKLUS HIDUP PATOLOGI…. INFEKSI RINGAN 10-20 ekor cacing – tanpa gejala klinis Keluhan. Sakit perut INFEKSI BERAT DAN LAMA kurang gizi, Bb turun, rambut kering spt jerami & perut buncit. INFEKSI SANGAT BERAT dapat terjadi obstruksi /penyumbatan perut (ileus). menyebabkan gangguan gizi berat EPIDEMIOLOGI Necator americanus KLASIFIKASI Phylum Kelas Ordo Family Genus Species : Nematoda : Secernentea : Strongylida : Uncinariidae : Necator : Necatoramericanus MORFOLOGI • Cacing dewasa berbentuk silindrik, ukuran cacing jantan 11-13mm cacing betina 5-10mm, bentuk necator americanus seperti huruf S sedangkan anyslostoma duodenale seperti huruf C, rongga mulut kedua species ini lebar dan terbuka. • Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60x40 mikron berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Didalamnya terdapat 4-8 sel. Larva rabditorform panjangnya kira-kira 250 mikron, sedangkan larva filariform panjangnya kira-kira 600 mikron. SIKLUS HIDUP PATOLOGI STADIUM LARVA STADIUM DEWASA terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch Spesies dan jumlah cacing Perubahan pada paru biasanya ringan Keadaan gizi menderita (Fe dan protein) EPIDEMIOLOGI • Kejadian penyakit (Incidens)ini di Indonesia sering ditemukan pada penduduk yang bertempat tinggal di pegunungan, terutama di daerah pedesaan, khususnya di perkebunan atau pertambangan. Cacingini menghisap darah hanya sedikit namun luka-luka gigitan yang berdarah akan berlangsung lama, setelah gigitan dilepaskan dapat menyebabkan anemia yang lebih berat. Kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun sangat penting dalam penyebaraninfeksi penyakitini (Srisasi Gandahusada, 2000:15). Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir, humus) dengan suhu 16 optimum 32°C-38°C. • Penyebaran cacing ini di seluruh daerah katulistiwa dan ditempat lain dengan keadaan yang sesuai,misalnya di daerah pertambangan dan perkebunan.prevalensi di indonesia tinggi terutama di daerah pedesaan .Antara tahun 1972-1979 prevalennsi di berbagai pedesaan di indonesia adalah sekitar 50 %. Ancylostoma duodenale KLASIFIKASI Phylum Kelas Ordo Family Genus Species : Nematoda : Secernentea : Strongylida : Ancylostomatidae : Ancylostoma : Ancylostomaduodenale MORFOLOGI • Memiliki plat-plat pemotong dorsal yang mengelilingi pinggir sebelah dalam mulut. • Memiliki kutikula yang mempunyai garis-garis melintang. • Terdapat sepasang papillae, masing-masing satu pada sisi tubuh dekat pertengahan esophagus. • Cacing jantan dewasa panjangnya 11mm,dan betina 13mm. SIKLUS HIDUP PATOLOGI EPIDEMIOLOGI Trichuris trichiura (cacing cambuk) KLASIFIKASI Phylum : Nemathelminthes Class : Nematoda Subclass : Adenophorea Ordo : Enoplida Famili : Ttichinelloidea Genus : Trichuris Species : Trichuris trichiura MORFOLOGI • Ukuran: panjang cacing jantan 30 – 45 mm, cacing betina 35 – 50 m. • 3/5 bagian (anterior) seperti benang terdiri atas kepala dan esofagus. • 2/5 bagian (posterior) badan membesar berujung tumpul, berisi intestinum • dan alat-alat reproduksi. • Cacing jantan : ekor melengkung ke ventral, dilengkapi dengan spekulum. • Cacing betina : ekornya lurus dan runcing. SIKLUS HIDUP PATOLOGI Cacing Trichuris pada manusia terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga ditemukan di kolon asendens. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rektum. Kadang-kadang terlihat di mukrosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi. Cacing ini memasukan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi tyrauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatannya terjadi pendarahan. Di samping ini ternyata cacing ini menghisap darah hospesnya, sehingga dapat menyebabkan anemia. EPIDEMIOLOGI Infeksi sering terjadi pada masyarakat yang miskin dimana fasilitas sanitasi tidak ada.Infeksi terbanyak pada anak-anak,mereka terkontaminasi tanah tempat mereka bermain.Dapat terjadi reinfeksi pada mereka melalaui telur dari tanah ke mulut.Telur tidak dapat bertahan dalam suasana kering atau dingin sekali. Trichuris trichiura (cacing cambuk) KLASIFIKASI SIKLUS HIDUP PATOLOGI MORFOLOGI EPIDEMIOLOGI Strongyloides stercoralis KLASIFIKASI Phylum Class Ordo famili Genus Species : Nematoda : secernentea : strongylida : strongylida : Strongyloides : Strongyloides stercoralis MORFOLOGI • Cacing betina kecil,langsing seperti benang danukurannya kira-kira 2mm, dengan kedua ujungnya runcing. • Cacing jantan lebih besar • Saluran pencernaan terdiri dari kapsul bukal kecil, esofagus panjang memanjang melalui pertigaan anterior tubuh dan usus yang tipis. SIKLUS HIDUP PATOLOGI • Bila larva filaform ini menembus kulit, timbul kelainan kulit yang dinamakan creeping eruption yang disertai denagn rasa gatal yang hebat. Cacing dewasa menyebabkan kelainan pada mukosa usus muda.Infeksi ringan pada umumnya tidak menimbulkan gejala. Sedangkan pada infeksi sedang, dapat menyebabkan rasa sakit, di daerah epigastrium tengah dan tidak menjalar. EPIDEMIOLOGI Enterobius vermicularis (Oxyuris vermicularis) KLASIFIKASI Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Nematoda : Secernentea : Spiruria : Oxyurida : Oxyuridae : Enterobius : Enterobius vermicularis MORFOLOGI • Cacing dewasa : • Mempunyai chepalic alae. • Cacing jantan mempunyai ukuran 2-5mm,ekor melengkung,memiliki sebuah spikula. • Cacing betina mempunyai ukuran 8-13 mm,ekor runcing • Cacing betina gravid mengandung 11.000-15.000 telur dan bermigrasi dari kolon ke daerah perianal untuk bertelur. • Mulutnya dikelilingi 3bibir dan tidak ada kapsul buccal. • Individu jantan panjangnya sampai5mm. Ekornya melengkung ke arah ventral dan alaecaudallateral mengelilingi ujung. • Individu betina panjangnya sampai13mm. Individu betina yang matang bentuknya seperti kumparan dan mempunyai ekor yang langsing memanjang dan runcing. SIKLUS HIDUP PATOLOGI • Gatal pada anus karena migrasi cacing ke anus untuk melekatkan telur-telurnya, sehingga menyebabkan gatal, penderita menggaruk – luka, gelisah, tidur terganggu – lemah – mudah terkena infeksi penyakit lain. Dalam jumlah banyak – nausea, vomitus, diare dan sakit perut. • Kadang setelah bertelur cacing tidak kembali ke sekum tetapi masuk ke vagina pada anak keluar mukus dari vagina. EPIDEMIOLOGI • Penyakitnya disebut Enterobiasis atau Oxyuriasis, penyakit ini umumnya tidak berbahaya. • Gejalaklinis,terjadikarenairitasidiantaraanus,p erineumdaunvagina,akibatmigrasicacingdalam jumlahbanyakketempat-tempattersebut • Akibatnyapenderitaterganggutidurnya,lemah, nafsumakanberkurang,danberatbadanturun • Trichinella spiralis (Trichina worm, cacing trichina) KLASIFIKASI • • • • • • Phylum Kelas Ordo Family Genus Species : Nematoda : Adenophorea : Trichinellida : Trichinellidae : Trichinella : Trichinellaspiralis MORFOLOGI • Cacing dewasa berukuran kecil berbentuk halus seperti rambut. • Individu jantan panjangnya1.6mm dan diameternya 50mm. Ujung posterior tubuh tumpul dan memilki papilla kopulasi yang besar berbentuk kerucut pada setiap sisi anus. • Individu betina, panjangnya sampai 4mm ujung posteriortumpul dan anus terminal. • Cacing dewasa berukuran kecil berbentuk halus seperti rambut • Individu jantan panjangnya 1.6mm dan diameternya 50mm. Ujung posterior tubuh tumpul dan memilki papilla kopulasi yang besar berbentuk kerucut pada setiap sisianus. • SIKLUS HIDUP PATOLOGI • Larva tersebar di otot kira-kira 7-28 hari sesudah infeksi. Pada saat ini timbul gejal nyeri otot (mialgia) dan radang otot (miositis) yang disertai demem, eusinofilia dan hipereosinofilia.Gejala yang disebakan oleh stadium larva tergantung juga pada alat yang dihinggapi misalnya, dapat menyebabkan sembab sekitar mata, sakit persendian, gejala pernafasan dan kelemahan umum. Dapat juga menyebabkan gejala akibat kelainan jantung dan susunan saraf pusat bila larva T.spiralis tersebar di alat-alat tersebut. EPIDEMIOLOGI