Sistem Kekebalan Tubuh

advertisement
Sistem Kekebalan
Tubuh
Pertemuan 7
Natalia Konradus
•
Sistem
kekebalan
tubuh
PENGERTIAN
(sistem imun)  sistem
perlindungan dari pengaruh
luar biologis yang dilakukan
oleh sel dan organ khusus
pada suatu organisme
sehingga tidak mudah terkena
penyakit.
• Perlindungan terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker
dan zat asing lain dalam tubuh
FUNGSI
• Melindungi tubuh dari
serangan benda asing atau
bibit penyakit yang masuk ke
dalam tubuh.
• Menghilangkan jaringan sel
yang mati atau rusak (debris
cell) untuk perbaikan jaringan.
• Mengenali dan menghilangkan
sel yang abnormal.
• Menjaga keseimbangan
homeostatis dalam tubuh.
JENIS
A. Cara mempertahankan diri dari penyakit
1. Sistem pertahanan tubuh non spesifik  Tidak
membedakan mikrobia patogen yang satu dengan
yang lainnya.
2. Sistem pertahanan tubuh spesifik  Pertahanan
tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk
dalam tubuh
B. Cara memperoleh
1. Kekebalan aktif  dihasilkan oleh tubuh itu
sendiri.
2. Kekebalan pasif  diperoleh setelah menerima
antibodi dari luar tubuh.
C. Mekanisme kerja
1. Kekebalan humoral  Melibatkan aktivitas sel B
dan antibodi yang beredar dalam aliran darah.
2. Kekebalan seluler  Melibatkan sel T yang
berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan
tubuh yang terinfeksi secara langsung.
A. 1
Sistem pertahanan tubuh
non spesifik
a. Pertahanan yg trdapat di
permukaan tubuh
• Fisik
• Mekanis
• Kimiawi
• Biologi
b. Respon peradangan (inflamasi)
c. Fagositosis
d. Protein Antimikrobia
Pertahanan yang Terdapat
di Permukaan Tubuh
• Fisik  lapisan terluar kulit (jaringan
epitel) dan membran mukosa
• Mekanis  rambut hidung dan silia
pada trakea
• Kimiawi  minyak & keringat di kulit,
air mata, saliva, mukosa
(menghidrolisis dinding sel bakteri)
• Biologis  populasi bakteri tidak
berbahaya
Respon Peradangan (Inflamasi)
• Respons tubuh terhadap kerusakan
jaringan, misalnya akibat tergores
atau benturan keras.
• Kumpulan dari empat gejala: dolor
(nyeri), rubor (kemerahan), calor
(panas), dan tumor (bengkak).
• Mencegah penyebaran infeksi dan
mempercepat penyembuhan luka.
• Sbg sinyal bahaya dan perintah agar
neutrofil dan monosit melakukan
fagositosis.
Fagositosis
• Mekanisme
pertahanan
yang
dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan
cara
mencerna
mikrobia/partikel
asing.
• fagosit mononuklear  monosit (di
dalam darah) dan jika bermigrasi ke
jaringan akan berperan sebagai
makrofag.
• fagosit polimorfonuklear  granulosit,
yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, dan
cell mast (mastosit)
Protein Antimikrobia
• Protein
komplemen
dan
interferon.
• Protein komplemen membunuh
patogen
dengan
cara
membentuk lubang pada dinding
sel dan membran plasma bakteri
tersebut.
• Interferon dihasilkan oleh sel
yang
terinfeksi
virus

mencegah replikasi virus.
A. 2
Sistem pertahanan tubuh
spesifik
• Limfosit
• Limfosit B (Sel B) 
pembentukan dan pematangan
di sumsum tulang
• Limfosit T (Sel T) 
pembentukan di sumsum
tulang, pematangan terjadi di
kelenjar timus
• Antibodi (Immunoglobulin/Ig)
Limfosit
– Sel B
• Berperan dalam pembentukan
kekebalan humoral dengan
membentuk antibodi.
• Sel B plasma  membentuk
antibodi.
• Sel B pengingat  mengingat
antigen yang pernah masuk ke
dalam tubuh serta menstimulasi
pembentukan sel B plasma jika
terjadi infeksi kedua.
• Sel B pembelah  membentuk sel
B plasma dan sel B pengingat.
Limfosit
– Sel T
• Berperan dalam pembentukan kekebalan
seluler  menyerang sel penghasil antigen
secara langsung; membantu produksi antibodi
oleh sel B plasma.
• Sel T pembunuh  menyerang patogen yang
masuk dalam tubuh, sel tubuh yang terinfeksi,
dan sel kanker secara langsung.
• Sel T pembantu  menstimulasi pembentukan
sel B plasma dan sel T lainya serta
mengaktivasi makrofag untuk melakukan
fagositosis.
• Sel T supresor  menurunkan dan
menghentikan respons imun dengan cara
menurunkan produksi antibodi dan mengurangi
aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan
bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
Antibodi
• Dibentuk saat ada antigen masuk ke dalam
tubuh.
• Antigen  zat yang merangsang respon
imun, terutama dalam menghasilkan
antibodi. Antigen biasanya berupa protein
atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa
molekul lainnya, termasuk molekul kecil
(hapten) yang bergabung dengan protein
pembawa atau carrier.
• Antibodi (immunoglobulin)/serum protein
globulin, berfungsi melindungi tubuh melalui
proses kekebalan.
• Antibodi  senyawa protein yang berfungsi
melawan antigen dengan cara mengikatnya,
untuk selanjutnya ditangkap dan
dihancurkan oleh makrofag.
• Tipe Antibodi: IgM, IgG, IgA, IgD, IgE
Struktur
Antibodi
B. 1
Kekebalan Aktif
• Kekebalan Aktif Alami  diperoleh
seseorang setelah mengalami
sakit akibat infeksi suatu kuman
penyakit. Contoh: Campak, Cacar
• Kekebalan Aktif buatan  vaksin
atau imunisasi.
• Vaksin dapat berupa suspensi
mikroorganisme yang telah
dilemahkan atau dimatikan.
• Vaksin juga dapat berupa toksoid
atau ekstrak antigen dari suatu
patogen yang telah dilemahkan.
Macammacam
Vaksin
• Vaksin Bacille Calmette-Guerin
(BCG), polio jenis sabin, dan
campak  terbuat dari
mikroorganisme yang telah
dilemahkan.
• Vaksin pertusis dan polio jenis salk
 berasal dari mikroorganisme
yang telah dimatikan.
• Vaksin tetanus toksoid dan difteri
 berasal dari toksin (racun)
mikrooganisme yang telah
dilemahkan/diencerkan
konsentrasinya.
• Vaksin hepatitis B  terbuat dari
protein mikroorganisme.
B. 2
Kekebalan Pasif
• Kekebalan Pasif Alami  bayi
menerima antibodi dari ibunya melalui
plasenta saat masih dalam kandungan,
pemberian ASI pertama (kolostrum)
yang mengandung banyak antibodi.
• Kekebalan Pasif Buatan 
menyuntikkan antibodi yang diekstrak
dari suatu individu ke tubuh orang lain
sebagai serum. Contoh: pemberian
serum antibisa ular kepada orang yang
dipatuk ular berbisa.
C. 1
Kekebalan Humoral
• Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang
beredar dalam cairan darah dan limfe.
• Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk
pertama kali, sel B pembelah akan
membentuk sel B pengingat dan sel B
plasma.
• Sel B plasma akan menghasilkan antibodi
yang mengikat antigen sehingga makrofag
akan mudah menangkap dan
menghancurkan patogen. Setelah infeksi
berakhir, sel B pengingat akan tetap hidup
dalam waktu lama.
• Serangkaian respons ini disebut respons
kekebalan primer.
C. 2
Kekebalan Seluler
• Melibatkan sel T yang bertugas menyerang
sel asing atau jaringan tubuh yang terifeksi
secara langsung.
• Ketika sel T pembunuh terkena antigen
pada permukaan sel asing, sel T pembunuh
akan menyerang dan menghancurkan sel
tersebut dengan cara merusak membran
sel asing.
• Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T
supresor akan menghentikan respons
kekebalan dengan cara menghambat
aktivitas sel T pembunuh dan membatasi
produksi antibodi.
Interaksi antara Antigen
dan Antibodi
• Presipitasi, yaitu antigen dan antibodi yang
mengendap ketika bertemu. Hal ini dapat
terjadi jika antigen bersifat larut air.
• Aglutinasi, yaitu antigen yang dianggap asing
oleh antibodi diikat lalu membentuk
gumpalan. Terjadi apabila antigen bersifat
karier, contohnya eritrosit.
• Netralisasi, yaitu antibodi yang menghalangi
antigen untuk berikatan dengan sel lain
sehingga tidak menimbulkan efek yang
merugikan.
Presipitasi
• Presipitasi adalah salah satu metode yang
paling sederhana untuk mendeteksi adanya
reaksi antigen-antibodi, karena sebagian
besar antigen adalah multivalen sehingga
memiliki kemampuan untuk membentuk
agregat jika ditambahkan suatu antibodi yang
sesuai
• Pada prinsipnya reaksi presipitasi adalah
reaksi antara antigen (larut) dengan antibodi
(pasti larut), menghasilkan suatu agregat
yang terlihat dengan mata telanjang
UJI PRESIPITASI
Ag yang
larut
Antibodi
Presipitasi adalah bila Ag +
Ab dalam bentuk larutan
menghasilkan suatu
agregasi yang terlihat
dengan mata
PRESIPITASI
Ag.
Inkubasi
Serum dengan
Ab
Presipitasi
Uji Presipitasi tabung
Aglutinasi
• Berbeda dengan presipitasi, reaksi
aglutinasi adalah reaksi antara antigen
yang tidak larut dengan antibodi yang
larut
• Dapat juga antigen yang bereaksi
adalah antigen larut, tetapi diikat oleh
suatu pembawa (carrier) yang tidak
larut, misalnya: sel darah merah,
butiran latex dll
UJI AGLUTINASI
Ag. pada permukaan sel
Aglutinasi
Ab.
Tak larut
Uji Aglutinasi Slide
+
-
Susp. Ag
Inkubasi
Aglutinasi
Serum (Ab )
Uji Aglutinasi tabung
Netralisasi
• Di dalam reaksi netralisasi, efek
toksik dari eksotoksin bakterial atau
viral dieliminasi oleh antibodi
spesifik atau toxoid
• Virus
umumnya
dapat
menyebabkan hemaglutinasi jika
ditambah dengan sel darah merah.
• Jika terdapat antibodi terhadap
virus tersebut, maka hemaglutinasi
tidak terjadi. Antibodi tersebut
menetralisasi virus, sehingga tidak
terjadi hemaglutinasi
Gangguan Pada Sistem
Kekebalan Tubuh
• Alergi
Respons imun yang berlebihan terhadap
suatu senyawa yang masuk ke dalam
tubuh.
• Autoimunitas
Antibodi yang diproduksi menyerang selsel tubuh sendiri karena tidak mampu
membedakan antara sel tubuh sendiri
dengan sel asing yang masuk ke dalam
tubuh. Ex: Diabetes melitus, Lupus
• AIDS
Kumpulan berbagai penyakit yang
disebabkan oleh melemahnya sistem
kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV.
SEKIAN

Download