sistem saraf motorik

advertisement
Ayu Rizkiawaty
1102040124
SISTEM SARAF
MOTORIK
 Sistem saraf adalah sistem yang mengkoordinasikan
aktivitas otot, memonitor organ, membentuk dan juga
menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan
aksi
 sistem saraf dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi (perifer).Sistem saraf pusat terdiri
dari otak dan medulla spinalis. Sedangkan sistem saraf
tepi terdiri dari saraf aferen dan saraf eferen
 Sistem saraf perifer dapat dipisahkan menjadi divisi
aferen dan eferen
 Neoron-neuron aferen menyampaikan informasi ke
susunan saraf pusat dari semua organ sensorik,
reseptor tekanan dan volume, reseptor suhu, reseptor
regang, dan reseptor nyeri.
 Neuron-neuron eferen menyampaikan rangsangan
neural ke otot dan kelenjar. Neuron eferen masuk
kedalam sistem saraf autonom atau somatik.
 Tugas pokok terpenting dari sistem saraf adalah
mengatur kegiatan tubuh. Ini di capai dengan
mengatur :
 Kontraksi otot rangka di seluruh tubuh,
 Kontraksi otot polos di dalam organ internal, dan
 Sekresi kelenjar ensokrin dan endokrin dalam banyak
bagian tubuh.
 Kegiatan-kegiatan ini secara bersama-sama di sebut
fungsi motorik sistem saraf, serta otot dan kelenjar
disebut efektor karena mereka melakukan fungsi yang
diperintahkan oleh isyarat saraf.
Saraf motorik somatik
 Saraf-saraf somatik pada sistem saraf perifer terdiri
dari neuron-neuron motorik eferen yang keluar dari
otak atau korda spinalis
dan bersinaps secara
langsung di sel-sel otot rangka
 Saraf motorik somatik membawa implus dari pusat ke
otot rangka sebagai organ efektor.melalui proses
komunikasi secara biolistrik di saraf dan proses
komunikasi melalui neurotransmitor di hubungkan
saraf-otot, dapat terbangkit kontraksi otot.
 Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari
sistem saraf somatik; dimulai dari ujung saraf dorsal
dan ventral dari sumsum tulang belakang (bagian di
luar sumsum tulang belakang)
 Mekanisme input (masuknya informasi-informasi
sensoris ke sumsum tulang belakang) dan output dari
proses tersebut yang menghasilkan informasiinformasi motorik.
 Saraf-saraf kepala Terdiridari 12 pasang saraf kepala
yang meninggalkan permukaan ventral otak
 Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengontrol
fungsi sensoris dan motorik di bagian kepala dan leher
 Saraf
motorik autonom merupakan salah satu
komponen
sistem saraf
autonom yang
menegendalikan otot polos, otot jantung dan kelenjar
 Sistem saraf autonom terutama mengendalikan
berbagai fungsi organ viseral yang sangat penting
untuk mempertahankan kehidupan
Saraf Motorik Outonom
Parasimpatis
•
•
•
•
Sistem asetilkolin
Rest, digest or repose
Saat tubuh tidak aktif
Mis. Digesti, ekskresi,
urinasi
• Menyimpan energi
• Segmen spinal
kraniosakral (CN III, VII,
IX, X & S2-4)
Simpatis
•
•
•
•
Sistem adrenergik
Fight, Flight or Fright
Saat tubuh aktif
Mis. Berkeringat nafas
dalam , peningkatan
denyut jantung
• Menggunakan energi
• Segmen spinal
torakolumbal (T1-L2)
Saraf Motorik Outonom
Parasimpatis
 Serabut preganglionik
panjang/pascaganglionik
pendek
 “D” division : Digestion,
defecation & diuresis
Simpatis
• Serabut praganglionik
pendek/ pasca ganglionik
panjang
• “E” division : Exercise,
excitement, emergency &
embarrassment
Komponen Lengkung Refleks
 Suatu refleks adalah respons motorik tak sadar dan cepat
terhadap suatu stimulus. Lengkung refleks memiliki 5
unsur: reseptor, neuron sensorik, pusat integrasi,
neuron motorik dan efektor.
 Pengujian refleks spinal memberikan informasi
tentang integritas jalur refleks dan derajat eksitabilitas
korda spinalis. Reflesk spinal somatik termasuk
refleks: rentang (‘stretch’), tendon dalam (‘deep
tendon’), fleksor, ekstensor bersilang (‘crossed
extensor’), dan refleks superfisial
 Suatu refleks rentang, yang diinisiasi oleh rentangan spindel
otot, menyebabkan kontraksi otot yang distimulasi dan
menginhibisi otot antagonisnya. Sifatnya monosinaptik
dan ipsilateral. Refleks ini berfungsi mempertahankan
tonus otot dan postur tubuh. E.g refleks patelar
 Refleks tendon dalam, diinisiasi oleh organ tendon Golgi
karena peningkatan tensi otot, merupakan refleks
polisinaptik. Refleks ini menyebabkan relaksasi otot yang
terstimulasi, dan kontraksi antagonisnya. Refleks fleksor
diinisiasi oleh stimuli sakit. Sifatnya polisinaptik dan
ipsilateral serta protektif E.g menarik tangan saat tertusuk
 Refleks ekstensor bersilang terdiri dari suatu refleks
fleksor ipsilateral dan suatu refleks ekstensor
kontralateral. E.g saat satu kaki menginjak pecahan
gelas: respons ipsilateral->angkat kaki; kontralateral>kaki lain (otot ekstensor) menahan perpindahan
beban tubuh.
 Refleks superfisial (e.g. refleks plantar dan abdominal)
diawali
oleh
stimulasi
kutan.
Refleks ini
membutuhkan lengkung refleks korda dan jalur
kortikospinal. Abnormalitas L4-S2-> Babinski’s sign.
Download