BAB I PENDAHULUAN 1. Dasar Teori Keanekaragaman Manusia Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Keanekaragaman hayati pada organisasi kehidupan dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari makhluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu : A. Keanekaragaman genetik Keanekaragaman genetik (genetic diversity). Yaitu jumlah total informasi genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi. Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis, misalnya : variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung bunga mawar memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat berwarna merah, putih atau kuning tanaman mangga, keanekaragaman dapat kita temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya. pada Demikian juga pada hewan. Kita dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Kita akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger). KeanekaragamaN Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga. Perbedaan sifat pada jenis mangga dapat Anda amati pada tabel berikut: No. Mangga Bentuk Rasa arima Buah 1. golek lonjong manis tidak 2. kuini panjang manis wangi 3. gedong bulat lebih wangi telur, manis tidak besar wangi bulat, kecil Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Keanekaragaman genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total karakteristik genetik dalam genetika keseluruhan spesies. Ia berbeda dari variabilitas genetik, yang menjelaskan kecenderungan karakteristik genetik bervariasi. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi. Pada bidang akademik genetika populasi, terdapat beberapa hipotesis dan teori mengenai keanekaragaman genetik. Teori netral evolusi mengajukan bahwa keanekaragaman adalah akibat dari akumulasi substitusi netral. Seleksi pemutus adalah hipotesis bahwa dua subpopulasi suatu spesies yang tinggal di lingkungan yang berbeda akan menyeleksi alel-alel pada lokus tertentu yang berbeda pula. Hal ini dapat terjadi, jika suatu spesies memiliki jangkauan yang luas relatif terhadap mobilitas individu dalam populasi tersebut. Hipotesis seleksi gayut frekuensi menyatakan bahwa semakin umum suatu alel, semakin tidak bugar alel tersebut. Hal ini dapada terlihat pada interaksi inang dengan patogen, di mana frekuensi alel pertahanan yang tinggi pada inang dapat mengakibatkan penyebaran patogen yang luas jika patogen dapat mengatasi alel pertahanan tersebut. 1. Variasi Variasi merupakan sesuatu hal yang merujuk pada peristiwa genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya semua orang di bumi membawa informasi genetis sama. Namun ada yang bermata sipit, berambut merah, berhidung mancung, atau bertubuh pendek, tergantung pada potensi variasi informasi genetisnya. Evolusionis menyebut variasi dalam suatu spesies sebagai bukti kebenaran teorinya. Namun, variasi bukanlah bukti evolusi, karena variasi hanya hasil aneka kombinasi informasi genetis yang sudah ada, dan tidak menambahkan karakteristik baru pada informasi genetis. Variasi selalu terjadi dalam batasan informasi genetis yang ada. Dalam ilmu genetika, batas-batas ini disebut “kelompok gen” (gene pool). Variasi menyebabkan semua karakteristik yang ada di dalam kelompok gen suatu spesies bisa muncul dengan beragam cara. Misalnya pada suatu spesies reptil, variasi menyebabkan kemunculan varietas yang relatif berekor panjang atau berkaki pendek, karena baik informasi tentang kaki pendek maupun panjang terdapat dalam kantung gen. Namun, variasi tidak mengubah reptil menjadi burung dengan menambahkan sayap atau bulu-bulu, atau dengan mengubah metabolisme mereka. Perubahan demikian memerlukan penambahan informasi genetis pada makhluk hidup, yang tidak mungkin terjadi dalam variasi. B. Keanekaragaman jenis (spesies) Keanekaragaman spesies (species diversity). Yaitu Keaneraragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 – 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari. Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Misalnya, variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat. 1. Keanekaragaman ekosistem Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity). Yaitu Keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir, misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau. 1). Keanekaragaman Hewan : Hewan atau binatang adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau Metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat di alam semesta yang terdiri dari satu sel (uniselular) atau pun banyak sel (multiselular). Para ilmuwan mengklasifikasikan hewan kepada dua kelompok besar, yaitu hewan bertulang belakang dan hewan tanpa tulang belakang. Hewan yang bertulang belakang disebut Vertebrata. Hewan tanpa tulang belakang disebut Invertebrata atau Avertebrata. Dan hewan juga diklasifikasikan menurut makanan mereka. a. Hewan yang memakan daging dikenal sebagai hewan karnivora. Contoh: serigala, singa dan harimau b. Hewan yang memakan tumbuhan dikenal sebagai hewan herbivora. Contoh: kambing, kuda dan kerbau serta gajah c. Hewan yang memakan daging dan tumbuhan dikenal sebagai hewan omnivora. d. Hewan yang memakan serangga dikenal sebagai hewan insektivora. Contoh: trenggiling, merkat. Dan keanekaragaman pada keluarga kucing dapat dilihat hewan harimau, singa, citah dan kucing. Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu famili tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya. Seperti dapat dilihat pada gambar dan table di bawah ini: Dari gambar dan tabel diatas dapat dilihat perbedaan yang sangat jelas dari ukuran tubuh, warna bulu dan tempat hidup kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk ke dalan keanekaragaman keluarga / spesies kucing. Dan masih banyak lagi contoh keanekaragaman hewan yang dapat kita lihat di alam ini. b). Keanekaragaman Tumbuhan : Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam kelas Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah tersebut, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah Viridiplantae (tumbuhan hijau) atau Metaphyta. Ciri yang segera mudah dikenali pada tumbuhan adalah warna hijau yang dominan akibat kandungan pigmen klorofil yang berperan vital dalam proses penangkapan energi melalui fotosintesis. Dengan demikian, tumbuhan secara umum bersifat autotrof. Beberapa pengecualian, seperti pada sejumlah tumbuhan parasit, merupakan akibat adaptasi terhadap cara hidup dan lingkungan yang unik. Karena sifatnya yang autotrof, tumbuhan selalu menempati posisi pertama dalam rantai aliran energi melalui organisme hidup (rantai makanan). Tumbuhan bersifat stasioner atau tidak bisa berpindah atas kehendak sendiri, meskipun beberapa alga hijau bersifat motil (mampu berpindah) karena memiliki flagelum. Akibat sifatnya yang pasif ini tumbuhan harus beradaptasi secara fisik atas perubahan lingkungan dan gangguan yang diterimanya Contoh keanekaragaman tumbuhan dapat dilihat dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacangkacangan tersebut Anda dapat dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek), kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda. Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa, aren, pinang, dan lontar. Dari contoh di atas dapat diketahui perbedaan antara tnggi batang, daun dan bunga kelapa, aren, pinang dan lontar. Contoh lain juga dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari di alam dan hampir pada semua spesies tumbuhan terdapat keanekaragaman mulai dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi. Pentingnya keanekaragaman genetik Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman genetika. Sebab-sebab hilangnya keanekaragaman genetika pada hewan juga telah dikaji dan diidentifikasi. Kajian tahun 2007 yang dilakukan oleh National Science Foundation menemukan bahwa keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya, bahwa keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga keanekaragaman antar spesies. Sintasan dan adaptasi Keanekaragaman genetik memainkan peran yang sangat penting dalam sintasan dan adaptabilitas suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya akan memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat diseleksi. Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cendering memiliki risiko lebih besar. Dengan sedikitnya variasi gen dalam spesies, reproduksi yang sehat akan semakin sulit, dan keturunannya akan menghadapi permasalahan yang ditemui pada penangkaran sanak. Pengukuran keanekaragaman genetik Keanekaragaman genetika suatu populasi dapat diperkirakan dengan menggunakan beberapa pengukuran sederhana. - Keanekaragaman gen adalah proporsi lokus polimorfik diseluruh genom. - Heterozigositas adalah jumlah rata-rata individu dengan lokus polimorfik. - Alel per lokus, juga digunakan untuk mendemonstrasikan variabilitas. Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbedabeda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Penyelidikan tentang hereditas pada manusia lebih rumit jika dibandingkan dengan penyelidikan pada hewan dan tumbuhan, hal ini dikarenakan banyaknya factor pembatas yang perlu dipertimbangkan, antara lain : jumlah keturunan yang sedikit dalam setiap keluarga, umur reproduksi yang tinggi, dan juga batasan nilai moral dan etika serta rasa enggan untuk diselidiki. Walaupun banyak sekali kesulitan, kita masih tetap dapat menyelidiki keanekaragaman manusia dari kenekaragaman suatu populasi. Di dunia ini tidak ada individu yang tepat sama, walaupun individu tersebut merupakan kembar identik sekalipun. perbedaan yang ada diantara individu yang bergenotip sama kemungkinan dapat memiliki fenotip yang berbeda. Faktor lain yang menjadi kendala penyelidikan terhadap hereditas manusia adalah fakta banyaknya perkawinan antar ras pada nenek moyangnya, sehingga sangat sulit untuk dilakukan penyelidikan sifat-sifat asli pada manusia. Berbagai sifat pada manusia diwariskan secara poligeni, sehingga variasinya cukup luas, seperti warna kulit, tinggi badan, kecerdasan (IQ), sidik jari, refraksi mata, dan lain-lain. Namun demikian ada sifat yang mudah terlihat, dan ada pula sifat yang memiliki penyebaran yang khas di dalam populasi tertentu . 2. Tujuan 1. Mengamati variasi sifat pada manusia, khususnya sifat-sifat fisik (fenotip). 2. Membandingkan persamaan dan perbedaan sifat yang terbanya dalam populasi kelas. 3. Membuat model cakram genetika berdasarkan hasil pengamatan. BAB II METODE KERJA 1. Alat dan Bahan - Kertas - Pensil warna 2. Cara Kerja Kegiatan ini dilakukan dalam kelompok beranggotakan 6 orang, terdiri dari 1 orang mahasiswa laki-laki dan 5 orang mahasiswa perempuan. Setelah itu dilakukan pencandraan terhadap sifat-sifat yang tampak pada setiap anggota kelompok (minimal 8 macam sifat), misalnya jenis kelamin, kemampuan menggulung lidah, lesung pipi, dll. Data hasil pencandraan dicantumkan pada tabel yang telah tersedia dalam jurnal praktikum. Kemudian cakram genetika dibuat dari data yang telah ada pada tabel tersebut. Dalam pembuatan cakram genetika tersebut, setiap individu dalam kelompok diusahakan diberi warna yang berbeda saat tahap pengarsiran. 3. Hasil Pengamatan DATA HASIL PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA Ciri yang Diamati Khairinissa 1. Jenis kelamin 2. Kemampuan menggulung lidah 3. Lesung pipi 4. Ibu jari 5. Rambut 6. Telapak kaki 7. Cuping telinga 8. Tinggi badan 9. Golongan darah 10. Bentuk mata Anggota Kelompok Yera Della Pujiawati Susanti Iwan rr rr rr R- R- R- pp bb Kll CTA pp bb kk ll cc TB pp bb Kll cc tt 0 pp bb kk ll cc TB pp bb Kll Btt 0 pp bb kk LCT0 G- G- G- gg gg G- RPBKLCTA B G- : dapat menggulungkan lidah : berlesung pipi : ibu jari dapat dibengkokkan : rambut keriting : telapak kaki leper : cuping telinga bebas : badan tinggi : golongan darah A : golongan darah B : mata bulat rr : tidak dapat menggulungkan lidah pp bb kk ll cc tt AB 0 gg : tidak berlesung pipi : ibu jari tidak dapat dibengkokkan : rambut lurus : telapak kaki melengkung : cuping telinga melekat : badan pendek : golongan darah AB : golongan darah 0 : mata sipit Ket : Pembahasan Dari data pengamatan di atas berdasarkan sepuluh ciri yang diamati pada keanekaragaman manusia dapat ditemukan dua kekerabatan yang sama di semua anggota kelompok, diantaranya : tidak memiliki lesung pipi (pp) dan ibu jari tidak dapat di bengkokan (bb). Sedangkan 8 kekerabatan lainnya tidak semua anggota kelompok nmemiliki cirri kekerabatan yang sama. Dan satu ciri yang di temukan pada satu anggota yaitu telapak kaki leper (L-) ditemukan pada anggota Iwan sedangkan yang lain tidak memiliki ciri keanekaragaman yang sama. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Keanekaragaman Genetik. TersediaOnline: http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_genetik DAPUS 7 DApus 20 Cara kerja DATA HASIL PENGAMATAN KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA Ket : R- : dapat menggulungkan lidah rr : tidak dapat menggulungkan lidah P- : berlesung pipi pp : tidak berlesung pipi B- : ibu jari dapat dibengkokkan bb : ibu jari tidak dapat dibengkokkan K- : rambut keriting kk : rambut lurus L- : telapak kaki leper ll : telapak kaki melengkung C- : cuping telinga bebas cc : cuping telinga melekat T- : badan tinggi tt : badan pendek A : golongan darah A AB : golongan darah AB B : golongan darah B 0 : golongan darah 0 G- : mata bulat gg : mata sipit Pembahasan Dari data pengamatan di atas berdasarkan sepuluh ciri yang diamati pada keanekaragaman manusia dapat ditemukan dua kekerabatan yang sama di semua anggota kelompok, diantaranya : tidak memiliki lesung pipi (pp) dan ibu jari tidak dapat di bengkokan (bb). Sedangkan 8 kekerabatan lainnya tidak semua anggota kelompok nmemiliki cirri kekerabatan yang sama. Dan satu ciri yang di temukan pada satu anggota yaitu telapak kaki leper (L-) ditemukan pada anggota Iwan sedangkan yang lain tidak memiliki ciri keanekaragaman yang sama.