peningkatan keterampilan membaca teks berita

advertisement
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: 2528-3014
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA
MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUANAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS VIII MTs MA’ARIF NU WINDUSARI
Nasikhatul Hidayah, Hari Wahyono, Mursia Ekawati
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar
Abstrak
Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah memiliki empat keterampilan
berbahasa. Keterampilan membaca salah satu dari empat keterampilan yang
digunakan untuk mendapatkan informasi seperti keterampilan membaca teks
berita. Penelitian tindakan kelas ini didasarkan pada permasalahan yang berkaitan
dengan keterampilan membaca siswa yang masih kurang. Adapun permasalahan
tersebut meliputi nilai siswa yang masih di bawah KKM. Kesulitan siswa dalam
membaca disebabkan oleh beberapa faktor (1) kurangnya motivasi belajar siswa,
(2) minat siswa yang masih kurang terutama dalam membaca teks berita, (3)
pemanfaatan media pembelajaran yang tidak tepat oleh guru pada saat
pembelajaran, (4) teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru masih monoton.
Untuk mengatasi hal tersebut peneliti menggunakan teknik pemodelan dengan
berbantuanan media audio visual. Berdasarkan analisis hasil keterampilan
membaca teks berita di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dua
siklus menunjukan adanya peningkatan. Jumlah siswa yang meningkat menjadi 22
siswa dari total 28, dan yang belum mencapai KKM sejumlah 6 siswa. Dari data
yang diperoleh, tingkat keberhasilan penelitian tindakan kelas terjadi kenaikan
antara prasiklus dengan tindakan baik siklus I dan siklus II. Dari pra siklus terjadi
peningkatan sebesar 17.85% untuk hasil pada siklus I pertemuan pertama
meningkat menjadi 35.71% dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 17.85%.
Pada tindakan siklus II pertemuan pertama mendapatkan hasil yang sama dengan
tindakan pada siklus I pertemuan pertama yaitu 35.71% dan mengalami
peningkataan pada siklus II pertemmuan kedua yaitu mencapai keberhasilan
82.14%. Jika dilihat maka peningkatan terbesar terjadi pada siklus II pertemuan
kedua dengan peningkatan sebesar 46.43% dari tindakan pada siklus sebelumnya.
Kata kunci: membaca teks berita, pemodelan, audio visual
I. PENDAHULUAN
Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan agar siswa dapat
menguasai empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut saling
berkaitan antara keterampilan yang satu dengan keterampilan yang lain.
Keterampilan membaca salah satu dari empat keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan informasi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
1
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: ISSN: 2528-3014
2009:64) upaya meningkatkan keterampilan membaca diterapkan dalam membaca
teks berita dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh siswa. Salah satu standar kompetensi tersebut adalah memahami ragam
wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring
dengan kompetensi dasar adalah membacakan teks berita dengan intonasi yang
tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas. Tetapi, yang menjadi
permasalahannya adalah siswa masih mengalami kesulitan saat membaca teks
berita.
Kesulitan siswa dalam membaca teks berita dapat dilihat dari nilai
membaca berita yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 10 April 2014 siswa
kelas VIII MTs Ma’arif NU Windusari, dari 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa
putri dan 15 siswa putra sebanyak 17 siswa belum mencapai KKM yang telah
ditentukan sekolah yaitu kurang dari 75. Kesulitan siswa dalam membaca teks
berita disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor internal dan eksternal.
Semangat dan motivasi dalam pembelajaran sangat penting untuk dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan membaca teks berita.
Adanya semangat dari dalam diri siswa maka pembelajaran akan berjalan dengan
baik. Untuk dapat meningkatkan semangat siswa dalam belajar maka seorang
guru harus memiliki berbagai macam teknik dalam pembelajaran.
Teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan semangat siswa dalam
mengikuti pembelajaran membaca teks berita peneliti menggunakan teknik
pemodelan audio visual. Teknik audio visual merupakan teknik yang dilakukan
oleh guru dengan cara menampilkan video rekaman pembacaan berita yang
dilakukan oleh pembaca berita di TV. Melalui rekaman pembacaan berita yang
dilihat siswa mempunyai gambaran saat akan membaca berita di depan kelas,
mulai dari sikap, intonasi, dan ekspresi saat membaca berita.
Berdasarkan hal itu, dirumuskan dua rumusan masalah yaitu (1) Apakah
minat siswa kelas VIII MTs. Ma’Arif NU Windusari dalam pembelajaran
membaca teks berita dapat ditingkatkan menggunakan teknik pemodelan
berbantuanan media audio visual? (2) Apakah keterampilan membaca teks berita
2
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: 2528-3014
pada siswa kelas VIII MTs. Ma’Arif NU Windusari dapat ditingkatkan
menggunakan teknik pemodelan berbantuanan media audio visual?
II. KAJIAN TEORI
2.1. Hakikat Membaca
Salah satu keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca. Membaca
merupakan salah satu cara mendapatkan informasi. Selain itu, membaca
merupakan kegiatan membunyikan kata-kata yang terangkai dalam kalimat.
Menurut Tarigan (2008:7) membaca merupakan salah satu dari empat
keterampilan
berbahasa.
Lebih
lanjut,
Tarigan
(2008:7)
menambahkan
pendapatnya tentang pengertian membaca yaitu suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
2.2. Pengertian Berita
Berbicara tentang berita, maka akan dihadapkan pada kebutuhan informasi
yang bersifat terkini dan penting. Hal tersebut erat kaitannya dengan sifat berita
itu sendiri, yaitu penting dan up to date. Untuk memenuhi kebutuhan informasi
itulah, media baik cetak maupun elektronik, menyajikan beragam jenis berita dan
cara penyajiannya pun semakin beragam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008) berita merupakan cerita atau keterangan mengenai kejadian atau perstiwa
yang hangat; kabar, laporan dan pengumuman.
Edward Jay Friedlaner dkk dalam Kusumaningrat (2012:39) berita
mengungkapkan apa yang harus anda ketahui yang tidak anda ketahui. Berita
memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi belakangan ini yang penting
bagi anda dalam kehidupan anda sehari-hari. Dari pengertian tentang berita
tersebut, maka berita itu bersifat aktual, cepat, dan berisikan tentang informasi
yang menarik berupa fakta dan peristiwa penting untuk disampaikan pada
khalayak. Membaca berita sering dijumpai pada acara penyiaran berita di media
elektronik seperti televisi. Pembaca berita televisi di sebut news announcer.
Announcer menurut Suprapto (2006:103) seseorang bertugas membaca dan
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
3
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: ISSN: 2528-3014
mengantarkan acara siaran pada stasiun radio dan atau televisi. Perbedaan antara
berita radio dengan berita televisi terletak pada penyajiannya.
2.3. Jenis-jenis Berita
Berita merupakan informasi yang disampaikan melalui media cetak
maupun elektronik. Berita televisi memiliki jenis-jenis tersendiri. Baksin
(2009:83) membagi berita televisi dalam beberapa jenis, yakni warta berita
(straight newscast), siaran pandangan mata (the on the spot telecast), wawancara
udara (interview on the air), dan komentar. Selain itu, Baksin (2009:93) juga
membagi jenis berita menjadi dua, yakni, berita terkini, dan berita berkala.
1. Warta berita
2. Siaran pandangan mata
3. Wawancara udara
4. Berita terkini
5. Berita berkala
2.4. Anatomi Berita
Pada pola penulisan berita, menggunakan gaya penulisan dengan piramid
terbalik. Hal itu disebut dengan anatomi berita. Pada anatomi berita penulisannya
terdiri dari, judul berita (head line), teras berita (lead), perangkai (bridge), tubuh
berita (news body), kaki berita (leg). Untuk bentuk piramida terbalik, anatomi
berita dijelaskan oleh pendapat Sumadirria (2008:119) bahwa anatomi berita
merupakan susunan yang membentuk suatu berita. Di bawah ini, bentuk piramida
terbalik untuk berita.
head line
lead
bridge
news body
leg
4
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: 2528-3014
2.5. Teknik Pemodelan Audio Visual
Pemodelan merupakan cara pengajaran dengan menghadirkan contoh yang
sesuai dengan materi dan dapat dilihat secara langsung oleh siswa. Jenis
pemodelan yang digunakan adalah media audio visual, yaitu bukan hanya bentuk
suara namun juga dapat dilihat. Media audiovisual adalah media pembelajaran
yang pemanfaatannya untuk dilihat sekaligus didengar (Sufanti 2010:88).
Teknik pemodelan berbantuanan media audio visual digunakan karena
selain untuk meningkatkan minat siswa dalam keterampilan membaca teks berita,
juga memberikan contoh tentang cara membaca berita yang baik dari sumber
televisi. Tujuan penggunaan teknik pemodelan audio visual tentu saja dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca teks berita.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
penelitian ini yaitu siswa kelas VIII MTs. Ma’arif NU Windusari yang terdiri atas
28 siswa dengan rincian siswa laki-laki berjumlah 15 dan siswa perempuan
berjumlah 13 siswa. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2014 sampai
dengan selesai.
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
5
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: ISSN: 2528-3014
Bagan model PTK yang digunakan oleh peneliti menurut Asep (2012: 58)
adalah sebagai berikut.
Permasalahan
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Apabila
permasalahan
belum
terselesaikan
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/
pengumpulan data I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/
pengumpulan data II
Dilanjutkan ke
siklus
berikutnya
Gambar 1. Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Adapun instrumen penilaian menggunakan tes dan nontes. Instrumen
nontes tersebut seperti pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman
angket, dan pedoman dokumentasi. Data dalam penelitian ini diolah secara
kuantitatif dan kualitatif. Data berupa hasil tes keterampilan membaca teks berita
dengan teknik pemodelan audio visual dianalisis secara kuantitatif. Selanjutnya,
hasil observasi, wawancara, jurnal, dan dianalisis secara kualitatif.
6
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: 2528-3014
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berita Prasiklus
Pengamatan dilakukan ketika berlangsungnya pembelajaran membaca teks
berita pada prasiklus, sebelum menggunakan teknik pemodelan berbantuanan
media audio visual. Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap prasiklus terbukti
bahwa siswa masih cenderung berperilaku negatif dalam mengikuti pembelajaran
membaca teks berita. Hal itu terlihat masih banyak siswa yang tidak
mendengarakan penjelasan guru dari 28 siswa hanya 6 (21.43%) siswa yang
mendengarkan sedangkan 21 (78.57%) siswa tidak mendengarkan penjelasan guru
sedangkan siswa aktif dalam pembelajaran hanya 3 siswa atau 10.71%. Siswa
yang bertanya kepada guru hanya ada 2 siswa atau 7.14%, siswa yang menjawab
pertanyaan guru 4 siswa atau 14.29%.
Sementara itu, siswa yang membuat
kegaduhan ada 5 siswa 17.87%, siswa yang berbicara sendiri 4 siswa atau
14.29%.
Penilaian membaca teks berita dinilai dari beberapa aspek sebagai berikut.
1. Aspek volume
Dari data penilaian, untuk penilaian aspek volume dari jumlah siswa yang
ada di kelas tersebut 28 siswa, terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai dalam
interval 3,1 – 4,0 dengan kategori baik dengan presentase 7.1%. Untuk kategori
cukup baik yaitu interval nilai antara 2,1 – 3,0 sebanyak 21.4% atau sebanyak 6
siswa. Sedangkan, siswa lainnya mendapat nilai antara 1,1 – 2,0 dengan kategori
kurang baik sebanyak 71.4% atau sebanyak 20 siswa. Hasil klasikal dari 28 siswa
mencapai nilai total 38 dengan rata-rata 1.3. Nilai kategori kurang baik untuk
nilai rata-rata kelas.
2. Artikulasi
Berdasarkan hasil tes aspek artikulasi dalam pembelajaran membaca teks
berita tidak terdapat siswa yang memperoleh skor dalam interval 3,1 – 4,0 dengan
kategori baik. Namun demikian, terdapat 10 (35 %) siswa atau dengan kategori
cukup baik. Terdapat 20 (64%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 1,1 –
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
7
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: ISSN: 2528-3014
2,0 dengan kategori kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total
38, dengan rata-rata 1.3. Nilai kategori kurang baik.
3. Aspek intonasi
Dari hasil penilaian untuk aspek intonasi, dari 28 siswa terdapat 1 siswa
atau sebesar 3.5% yang mendapat nilai antara interval 3,1 - 4,0 dan termasuk
kategori baik. Terdapat 7 (62,5%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 2,1
– 3,0 dengan kategori cukup baik. Siswa lainnya sebanyak 20 siswa atau sebesar
(71%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 1,1 – 2,0 dengan kategori
kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total 38, dengan rata-rata
1.3. Nilai kategori kurang baik.
4. Aspek tempo
Hasil tes aspek tempo membaca teks berita terdapat 1 (3.5%) siswa yang
memperoleh skor dalam interval 3,1 – 4,0 dengan kategori baik. Terdapat 9 (
32.1%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 2,1 – 3,0 dengan kategori
cukup baik. Terdapat 18 (64%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 1,1 –
2,0 dengan kategori kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa mencapai nilai total
39, dengan rata-rata 1.39. Nilai kategori kurang baik.
5. Aspek jeda
Berdasarkan hasil tes aspek jeda membaca teks berita, terdapat 1 (3,5%)
siswa yang memperoleh skor dalam interval 3,1 – 4,0 dengan kategori baik.
Terdapat 11 ( 39.4%) siswa yang memperoleh skor dalam interval 2,1 – 3,0
dengan kategori cukup baik. Terdapat 16 (57.1%) siswa yang memperoleh skor
dalam interval 1,1 – 2,0 dengan kategori kurang baik. Hasil klasikal dari 28 siswa
mencapai nilai total 40, dengan rata-rata 1.4. Nilai kategori kurang baik.
4.2. Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berita Siklus 1
Pengamatan dilakukan ketika berlangsungnya pembelajaran membaca teks
berita pada siklus 1, pada pertemuan 1 dan 2. Pembelajaran ini telah
menggunakan teknik pemodelan berbantuanan media audio visual. Observasi atau
pengamatan sebagai alat penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.
8
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: 2528-3014
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap siklus 1 terbukti
bahwa siswa masih cenderung berperilaku negatif yaitu kurang memperhatikan
guru. Hal ini sesuai dengan lembar pengamatan di atas. Siswa masih kurang
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran membaca berita. Hal itu terlihat masih
banyak siswa yang tidak mendengarakan penjelasan guru dari 28 siswa hanya ada
12 siswa (42.86%) yang mendengarkan penjelasan guru sementara sisanya 16
siswa (57.14%) tidak mendengarkan penjelasan guru, sedangkan dari 28 siswa
hanya 9 (32.14%) siswa yang aktif dalam pembelajaran sementara 19 siswa
(67.86%) tidak aktif dalam pembelajaran. dari 28 siswa hanya 8 (28.57% ) siswa
yang bertanya kepada guru sementara 260(71.43) tidak mau bertanya, dari 28
siswa hanya ada 4 (14.29%) siswa yang menjawab, pertanyaan guru. Sementara
itu, siswa yang membuat kegaduahan ada 5 siswa 17.87%, siswa yang berbicara
sendiri 4 siswa atau 14.29%.
Penilaian pembelajaran membaca teks berita sebagai berikut.
1. Volume
Tabel 1: Aspek Volume
No
Skor
Nilai
Kategori
Jumlah
1
3,1 – 4,0 10
Baik
0
2
2,1 – 3,0 7,5
Cukup Baik
24
3
1,1 – 2,0
5
Kurang Baik
4
Jumlah
28
%
0
85,7
14,3
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai
nilai total 50, dengan
rata-rata 1,7. Nilai
kategori cukup baik.
2. Artikulasi
No
1
2
3
Tabel 2: Aspek Artikulasi
Skor
Nilai
Kategori
3,1 – 4,0
10
Baik
2,1 – 3,0 7,5
Cukup Baik
1,1 – 2,0
5
Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
0
21
7
28
%
0
75
25
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai
nilai total 57, dengan
rata-rata 2,0. Nilai
kategori cukup baik
3. Intonasi
No
1
2
3
Tabel 3: Aspek Intonasi
Skor
Nilai
Kategori
3,1 – 4,0 10
Baik
2,1 – 3,0 7,5
Cukup Baik
1,1 – 2,0
5
Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
6
18
4
28
%
21,4
64,3
14,3
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai
nilai total 50, dengan
rata-rata 1,7. Nilai
kategori cukup baik
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
9
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: ISSN: 2528-3014
4. Tempo
Tabel 4: Aspek Tempo
No
Skor
Nilai
Kategori
1 3,1 – 4,0
10
Baik
2 2,1 – 3,0 7,5
Cukup Baik
3 1,1 – 2,0
5
Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
3
18
7
28
%
10,7
64,3
25
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai
nilai total 57, dengan
rata-rata 2,0. Nilai
kategori cukup baik
5. Jeda
No
1
2
3
Tabel 5: Aspek Jeda
Skor
Nilai
Kategori
Jumlah
3,1 – 4,0
10
Baik
11
2,1 – 3,0
7,5 Cukup Baik
13
1,1 – 2,0
5
Kurang Baik
4
Jumlah
28
% Hasil Klasikal
39,3 28 siswa mencapai nilai
46,4 total 53, dengan rata-rata
Nilai
kategori
14,3 1,89.
100 cukup baik
6. Keruntutan
Tabel 6: Aspek Keruntutan
No
Skor
Nilai Kategori
1 3,1 – 4,0 10
Baik
2 2,1 – 3,0 7,5 Cukup Baik
3 1,1 – 2,0
5 Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
%
0
0
22
78, 6
6
21,4
28
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai nilai
total 59, dengan rata-rata
2,1. Nilai kategori cukup
baik
A. Hasil Pembelajaran Membaca Teks Berita Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap siklus II terbukti
bahwa siswa mengalami peningkatan pada minat belajar membaca teks berita. Hal
ini sesuai dengan lembar pengamatan. Siswa masih kurang termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran membaca berita. Hal itu terlihat masih banyak siswa
yang tidak mendengarakan penjelasan guru dari 28 siswa hanya ada 20 siswa
(71.43%) yang mendengarkan penjelasan guru sementara sisanya 8 siswa
(28.57%) tidak mendengarkan penjelasan guru, siswa yang aktif
dalam
pembelajaranpun mengalami peningkatan yakni 15 anak (32.14%) siswa yang
aktif dalam pembelajaran sementara 19 siswa (67.86%) tidak aktif dalam
pembelajaran. dari 28 siswa hanya 8 (28.57% ) siswa yang bertanya kepada guru
semntara 260(71.43) tidak mau bertanya, dari 28 siswa hanya ada 4 (14.29%)
siswa yang menjawab,pertanyaan guru.
10
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
Sementara itu siswa yang membuat
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: 2528-3014
kegaduahan ada 5 siswa 17.87%, siswa yang berbicara sendiri 4 siswa atau
14.29%.
Hasil penilaian kemampuan membaca tek berita sebagai berikut.
1. Volume
Tabel 7: Aspek Volume
No
Skor
1 3,1 -4,0
2 2,1 – 3,0
3 1,1 – 2,0
Nilai Kategori
10
Baik
7.5 Cukup Baik
5 Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
24
2
2
28
%
85,8
7,1
7,1
100
Hasil klasikal
28 siswa mencapai nilai
total 64, dengan rata-rata
2,28. Nilai kategori baik
2. Artikulasi
Tabel 8: Aspek Artikulasi
No
Skor
Nilai
Kategori
1 3,1 – 4,0 10
Baik
2 2,1 – 3,0 7.5
Cukup Baik
3 1,1 – 2,0
5
Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
0
27
1
28
%
0
96,4
3,6
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai
nilai total 70, dengan
rata-rata 2,5. Nilai
kategori cukup baik
3. Intonasi
Tabel 9: Aspek Intonasi
No
Skor
Nilai
Kategori
1 3,1 - 4,0 10
Baik
2 2,1 -3,0 7,5 Cukup Baik
3 1,1 – 2,0
5 Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
13
15
0
28
%
46,4
53,6
0
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai nilai
total 69, dengan rata-rata
2,46. Nilai kategori baik
4. Tempo
Tabel 10: Aspek Tempo
No
Skor
Nilai
Kategori
1
3,1 – 4,0 10
Baik
2
2,1 – 3,0 7.5
Cukup Baik
3
1,1 – 2,0
5
Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
19
9
0
28
%
67,9
32,1
0
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai nilai
total 67, dengan ratarata 2,39. Nilai kategori
baik
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
11
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: ISSN: 2528-3014
5. Jeda
Tabel 11: Aspek Jeda
No
Skor
Nilai Kategori
1 3,1 – 4,0 10
Baik
2 2,1 – 3,0 7.5 Cukup Baik
3 1,1 – 2,0
5 Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
17
10
1
28
%
60,7
35,7
5,6
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai nilai
total 68, dengan rata-rata
2,42. Nilai kategori baik
%
57,2
35,7
7,1
100
Hasil Klasikal
28 siswa mencapai nilai
total 68, dengan rata-rata
2,4. Nilai kategori baik
6. Keruntutan
Tabel 12: Aspek Keruntutan
No Skor
Nilai Kategori
1 3,1 – 4,0 10
Baik
2 2,1 – 3,0 7.5 Cukup Baik
3 1,1 – 2,0 5
Kurang Baik
Jumlah
Jumlah
16
10
2
28
Berdasarkan analisis hasil keterampilan membaca teks berita di atas, dapat
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dua siklus 2 menunjukan adanya
peningkatan. Jumlah siswa yang meningkat menjadi 22 siswa dari total 28, dan
yang belum mencapai KKM sejumlah 6 siswa. Penggunaan teknik pemodelan
berbantuanan media audio visual membuktikan dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam membaca teks berita dan membantu siswa dalam pembelajaran.
V. SIMPULAN
Penggunaan media audio visual dalam hal ini video pembacaan berita pada
pembelajaran membaca teks berita pada siswa kelas VIII MTs. Ma’arif Banjarsari
Windusari dapat dijadikan sebagai alternatif media pembelajaran. Hasil tes
menunjukkan peningkatan nilai dan juga minat siswa dari setiap pembelajaran
baik siklus I maupun siklus II.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumaningrat, Purnama dan Hikmat Kusumaningrat. 2012. Jurnalistik Teori dan
Praktik. Bandung: Rosdakarya.
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Surakarta: Yuma Presindo.
12
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016
ISSN: 2528-3014
Sumadirria, Haris. 2008. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung:
Rosdakarya.
Suprapto, Tommy. 2006. Berkarir di Bidang Broadcasting. Jogjakarta: Media
Pressindo.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Jurnal Pengajaran Bahasa dan Sastra
13
Download