ANALISIS GENDER DAN PEMBANGUNAN (bagian I)

advertisement
ANALISIS GENDER DAN
PEMBANGUNAN (bagian I)
Tim Pengajar MK Gender Dan Pembangunan
Pemahaman Gender Sebelumnya
Anda telah mendapat pemahaman tentang:

Konsep Gender: perbedaan konsep gender dan sex, bagaimana
identitas gender diciptakan, mengapa perbedaan gender terjadi dan
persisten, serta persoalan-persoalan yang diakibatkan oleh
perbedaan gender/ isu gender

Perkembangan kajian gender dalam pembangunan: bagaimana dua
paradigma besar dalam ilmu sosial (struktur sosial dan konflik) turut
mempengaruhi perspektif feminisme dalam menjelaskan dan
menjawab persoalan2 yang diakibatkan oleh perbedaan gender.
 Paradigma struktural memberi pengaruh pada perspektif liberal,
 Paradigma konflik telah mewarnai perspektif radikal: Marxis dan
atau sosialis yang mempengaruhi gerakan feminis
Lanjutan
•
Ragam pendekatan yang digunakan sejak tahun 1950-an hingga
kini dalam mengatasi persoalan gender yaitu pendekatan yang
dapat dikelompokkan ke dalam: WID (Women in Development) dan
GAD (Gender and Development).
 Pendekatan yang tergolong ke dalam WID merupakan solusi yang
ditawarkan umumnya oleh kaum feminis liberal,
 Pendekatan GAD cenderung ditawarkan oleh lebih beragam
gerakan feminis akhir-akhir ini.

Masing-masing pendekatan dalam kelompok ini memiliki tekanan
tertentu dalam mengkaji dan melakukan aksi perbaikan kondisi dan
posisi relasi gender yang dianggap timpang.
 Pendekatan yang tergolong ke dalam kelompok WID: pendekatan
kesamaan/equity approach, pendekatan anti kemiskinan/poverty
approach dan pendekatan efisiensi/efficiency approach
 Pendekatan yang tergolong GAD: yaitu pendekatan pemberdayaan/
empowerment approach.
Apakah itu “Analisis Gender”?
 Analisis gender adalah analisis sosial (mencakup budaya, ekonomi dsb),
yang melihat perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi:
(a) Kondisi (situasi )
(b) Kedudukan (posisi) di dalam keluarga, usaha produktif (nafkah) dan
komunitas atau masyarakat
 Fokus utama analisis gender adalah:
(1) Pembagian kerja/ peran
(2) Akses dan kontrol (peluang dan penguasaan terhadap
sumberdaya serta manfaat program pembangunan
(3) Partisipasi dalam kelembagaan dan pengambilan
keputusan di dalam keluarga.
Lanjutan
Hasil analisis gender adalah:
(1) Identifikasi kepentingan praktis yaitu: kepentingan laki-laki
dan perempuan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
program pembangunan
(2) Kepentingan strategis yaitu: penyetaraan status, peran, akses
dan kontrol antara laki-laki dan perempuan

Alat analisis gender yang dapat digunakan

1.
2.
3.
Secara garis besar terdapat 3 kategori alat yang dapat menganalisis
situasi dan posisi gender di dalam keluarga, dan dalam masyarakat ,
yaitu:
Kerangka Havard: dapat digunakan untuk keperluan menganalisa situasi
keluarga, dan masyarakat.
Kerangka Moser: berguna pada tahap perencanaan untuk menetapkan
apakah suatu perencanaan program telah mempertimbangkan wawasan
gender.
Kerangka pemberdayaan (empowerment) : dapat dipakai untuk melihat
selama aksi pembangunan berlangsung, apakah telah terjadi
peningkatan pemerataan ataupun peningkatan pemampuan pihak yang
tidak beruntung baik laki-laki maupun perempuan.
Matrik. Alat Analisis Gender dalam Pembangunan
Tiga Kategori Utama Alat Analisis Gender
Kerangka
Harvard*
Kerangka
Moser**
Kerangka
Pemberdayaan***
1, Pembagian kerja: produktif, reproduktif dan sosial budaya.
2. Akses dan kontrol thd sumberdaya dan manfaat.
3, Faktor2 yang mempengaruhi
di dalam masyarakat
1..Pembagian peran produktif, reproduktif dan sosial budaya.
2. Kebutuhan praktis (menyangkut
kondisi).
3. Kebutuhan strategts (menyangkut posisi)
1. Penguasaan (kontrol).
2. Partisipasi aktif dlm pengambilan keputusan.
3. Penyadaran.
4. Akses terhadap sumberdaya
dan manfaat.
5. Kesejahteraan.
Alat ini dapat digunakan untuk
analisa sebelum membuat perencanaan program pembangunan
Alat ini dapat digunakan untuk
perencanaan program/proyek
pembangunan,
Alat untuk melihat tahapan pemberdayaan (semakin bertahap ke
arah dari kesejahteraan sampai ke
penguasaan. Menggambarkan
adanya peningkatan pemerataan
dan peningkatan perempuan.
Lanjutan
Keterangan:
* Catherine Overholt et. Al. 1985, Gender and
Development,West Hartford, Kumarian Press
** Caroline Moser/Karen Levy.1986. A Theory and
Methodology of Gender Planning: MeetingWomen’s
Practical and Strategic Gender Needs, University
College, London
*** Sara Longwe. 1991. Gender and Awareness: The
Missing Element in the ThirdWorld Development
Project, in Changing Perceptions:Writing on Gender
and Development, Oxfam, Oxford, adopted by UNICEF
as policy framework for development project
Kerangka Harvard
(Alat Analisis Situasi Hubungan Gender dalam Keluarga, Usaha nafkah, Komunitas)
 Kerangka analisis Harvard memadai untuk menggali data yang
berguna pada tahap analisis situasi hubungan gender dalam
keluarga, dan komunitas.
Data yang dikumpulkan dapat bersifat umum maupun sangat
rinci tergantung kebutuhan.
Kerangka analisis ini juga mudah diadaptasi untuk beragam
situasi.
Selain itu kerangka ini merupakan alat bantu untuk
meningkatkan kesadaran gender dan alat latihan yang efektif
untuk menganalisis situasi hubungan gender di dalam komunitas
(masyarakat) atau suatu organisasi pembangunan.
Komponen Kerangka Harvard
Kerangka analisis Harvard terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:
 Pembagian Kerja (dapat dilihat dari profil kegiatan lakilaki dan perempuan )
 Profil Akses dan Kontrol terhadap Sumberdaya dan
Manfaat
 Faktor-faktor yang mempengaruhi Profil Kegiatan, Akses
dan Kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat,
partisipasi dalam lembaga dan pengambilan keputusan
Pembagian Kerja
Pembagian Kerja dalam keluarga maupun komunitas (masyarakat) pada
umumnya dapat dilihat dari Profil Kegiatannya.
 Profil kegiatan ini mencakup informasi:
1. Siapa (laki-laki, perempuan atau bersama) yang melakukan kegiatan
(produktif, reproduktif dan sosial).
2. Kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan serta berapa frekuensi dan
waktu dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
3. Berapa pendapatan yang dihasilkan melalui kegiatan tersebut.

 Kegiatan yang dimaksudkan di sini mencakup kegiatan produktif,
reproduktif dan sosial.
Kegiatan Produktif, Reproduktif, Sosial
Kegiatan produktif adalah kegiatan yang menyumbang
pendapatan keluarga dalam bentuk uang atau barang, misalnya:
bertani, berkebun, beternak, berdagang, kerajinan tangan dsb.
Kegiatan reproduktif adalah kegiatan yang menjamin
kelangsungan hidup manusia dan keluarga, misalnya: melahirkan
dan mengasuh anak, pekerja-an rumahtangga, memasak,
mencuci, mengambil air, mencari bahan bakar, membetulkan
baju dsb.
Kegiatan sosial adalah kegiatan yang tidak terbatas pada
pengaturan rumahtangga, tetapi yang menyangkut kegiatan
masyarakat, misalnya: berorganisasi dalam kelompok tani,
koperasi, PKK, LKMD, kelompok simpan pinjam dan partisipasi
dalam kelompok agama dan sosial budaya
Kegunaan Analisis Pembagian Kerja
Analisis pembagian kerja ini diperlukan untuk
mengidentifikasikan:
1. Kegiatan mana yang memiliki potensi untuk
dikaitkan dengan program pembangunan.
2. Kapasitas waktu laki-laki dan perempuan untuk
ikut serta dalam kegiatan program pembangunan.
3. Ketidak seimbangan beban kerja antara laki-laki
dan perempuan.
4. Ketidakseimbangan pendapatan yang dihasilkan
melalui pekerjaan laki-laki dan pekerjaan
perempuan
Akses dan Kontrol terhadap Sumberdaya
dan Manfaat
 Akses dan kontrol (peluang dan penguasaan) terhadap sumberdaya
dalam keluarga maupun komunitas (masyarakat) pada umumnya, dapat
dilihat dari Profil peluang dan penguasaan terhadap sumber daya
dan manfaat.
 Profil peluang dan penguasaan terhadap sumberdaya ini mencakup
informasi siapa yang mempunyai peluang dan penguasaan
terhadap:
(1) Sumberdaya fisik/ material, misalnya tanah, modal,
peralatan, dsb.
(2) Pasar komoditi. (untuk membeli dan menjual barang)
dan pasar kerja.
(3) Sumberdaya sosial-budaya, misalnya informasi, pendidikan dan latihan, tenaga kerja dll atau singkatnya dpt di
kategorikan sbg sumberdaya politis, ekonomi, waktu dll.
Lanjutan
 Profil peluang dan penguasaan terhadap manfaat mencakup
informasi siapa yang mempunyai peluang dan penguasaan
atas hasil:
(a) Pendapatan.
(b) Kekayaan bersama.
(c) Kebutuhan dasar: makanan, pakaian,
perumahan dll.
(d) Pendidikan.
(e) Prestise/political power,
(f ) Dst.
Akses Berbeda Dengan Kontrol
 Pemahaman akses (peluang) dan kontrol (penguasaan) perlu tegas
dibedakan.
 Akses (peluang) yang dimaksud di sini adalah kesempatan untuk
menggunakan sumber-daya ataupun hasilnya tanpa memiliki wewenang
untuk mengambil keputusan terhadap cara penggunaan dan hasil sumberdaya tersebut. Artinya seseorang mempunyai akses belum tentu selalu
mempunyai kontrol, dan sebaliknya. Dalam hal ini kita perlu hati-hati
dalam penggunaan alat ukut untuk kedua konsep tersebut disaat kita
mencari data penelitian.
 Contohnya : seorang buruh yang menggarap tanah milik orang lain atau
seorang anak yang disekolahkan orangtuanya di sekolah unggulan.
 Sedangkan kontrol (penguasaan) yang dimaksudkan di sini adalah
kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil
sumberdaya.
 Contohnya: seorang tuan tanah yang memanfaatkan tanahnya atau seorang
ayah yang memutuskan sekolah mana yang akan dimasuki anaknya ataupun
seorang ibu yang memutuskan apa saja yang boleh dimakan oleh anggota
keluarganya.
Kegunaan Analisis Akses (peluang) dan
Kontrol (penguasaan)
Analisis peluang dan penguasaan terhadap sumberdaya
dan manfaat membantu untuk mengidentifikasikan:
1. Dimana kekurangan sumberdaya yang dapat
diatasi/ditanggulangi melalui kegiatan program pembangunan.
2. Ketidakseimbangan peluang dan penguasaan antara laki-laki dan
perempuan.
3. Siapa memperoleh manfaat dari penggunaan sumberdaya yang
ada.
4. Potensi apa yang dapat digunakan dan ditingkatkan melalui
kegiatan program pembangunan.
Partisipasi Dalam Lembaga
Akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaat yang ada
dalam masyarakat, juga dapat dilihat dari tinggi-rendahnya
tingkat partisipasi.
 Partisipasi dalam hal ini dapat berupa:
(a) Partisipasi kuantitatif (mengukur aksesibilitas) yaitu berapa
laki-laki dan perempuan berperanserta dalam lembaga tertentu
dengan kedudukan dan tugas apa.
(b) Partisipasi kualitatif (mengukur kontrol) yaitu bagaimana
peranan laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan
tentang kebijakan lembaga tersebut.


Analisis partisipasi dilakukan untuk lembaga formal dan
informal yang ada di desa/ dusun (komunitas) yang relevan
untuk dikaitkan dengan atau dimanfaatkan untuk kegiatan
program pembangunan, misalnya: kelompok tani, koperasi,
kelompok simpan pinjam, kelompok agama, arisan, LKMD, dll
Kegunaan Analisis Pola Partisipasi

Analisis pola partisipasi berguna untuk memperlihatkan:
(a) Hirarki wewenang yang ada di suatu dusun/ desa/komunitas.
(b) Ketidakseimbangan antara perempuan dan laki-laki dalam
pengambilan keputusan di lembaga-lembaga yang ada.
(c) Pada lembaga mana peranserta perempuan perlu diperkuat.
(d) Alasan keterbatasan peranserta perempuan yang dapat dilihat
dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi seperti kondisi
ekonomi, pembagian kerja, norma sosial budaya, dsb
Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga


(a)
(b)
(c)
Pola Kontrol (penguasaan) yang ada dalam masyarakat
dapat dikaji dari analisis pola pengambilan keputusan
dalam keluarga.
Analisa pola pengambilan keputusan dalam keluarga
dilakukan untuk melihat:
Siapa bertanggung jawab untuk apa.
Siapa memperoleh manfaat apa.
Siapa bisa dijadikan mitra untuk kegiatan program
pembangunan yang menyangkut perubahan sikap dan
perilaku
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
 Untuk memecahkan permasalahan yg menyangkut hubungan
gender, perlu dicari dan dikaji faktor2 yg mempengaruhi pola
berkegiatan (pembagian kerja), akses dan kontrol terhadap
sumberdaya dan manfaat, partisipasi dlm lembaga, dan
pengambilan keputusa dalam keluarga.
 Faktor faktor yang mempengaruhi kondisi dan kedudukan laki-
laki maupun perempuan dalam kelompok masyarakat
(komunitas) perlu diperhatikan, sekalipun mungkin tidak bisa
dirubah secara langsung oleh kegiatan program .
Lanjutan
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Struktur kependudukan (misalnya: migrasi pria, urbanisasi,
penurunan jumlah penduduk di pedesaan).
2. Kondisi ekonomi (misalnya: kebijakan penyesuaian struktural).
3. Kondisi politik (misalnya: kebijakan baru, perubahan dalam
pemerintahan, perang, konflik dsb).
4. Pola-pola sosial budaya (misalnya: perubahan gaya hidup tradisional).
5. Sistem norma yang berlaku.
6. Perundang-undangan yang ada.
7. Sistem pendidikan (misalnya: perubahan harapan wanita
berpendidikan).
8. Lingkungan (misalnya: kekeringan).
9. Internasional (misalnya: pengaruh budaya barat).
10. Religi (misalnya: munculnya fundamentalisme).
11. Dsb
Kegunaan Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
 Analisis terhadap faktor-faktor itu berguna untuk mengkaji apa
dampak, kesempatan dan kendala faktor-faktor tsb dalam
mengupayakan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Download