Ini 2 Versi Dibalik Kematian Warga Karanglo Sangat memilukan sekali karena telah terjadi sebuah peristiwa kematian yang terjadi dari awal Januari 2016 hingga April 2016 yang membuat 32 warga dari karanglo menjadi meninggal dunia. Berdasarkan laporan dari kepala desa karanglo, yaitu Sunandar, menyatakan bahwa semuanya meninggal dunia pada usia lebih dari 50 tahun dan kebanyakan adalah seorang petani. Namun, kepala desa yang telah menjabat sampai 2 periode tersebut menyatakan tidak ada yang aneh atas kematian para warga, meskipun itu terjadi secara beruntun. Keterangan yang sama juga dinyatakan oleh seorang mantri puskesmas, bernama Mulyadi yang menyatakan bahwa sejumlah 12 warga dari 32 warga yang meninggal dunia pada umumnya sudah tua. Jadi, kemungkinan besar, kematian mereka adalah karena faktor usia. Karena warga yang meninggal dunia di bawah 50 tahun hanya berjumlah 2 orang saja. Jadi, di samping faktor usia, Mulyadi menyatakan bahwa mereka meninggal karena penyakit, seperti stroke, sesak nafas, dan lambung yang kronis. Pengidap penyakit yang disebutkan tersebut tidak lebih berjumlah 4 orang. Sedangkan berdasarkan hasil investigasi dari komnas HAM justru menemukan sebuah hasil rontgen dari warga yang menyatakan adanya pembengkakan pada jantung warga. Bahkan ada sebanyak 50% melebihi dari kondisi sewajarnya. Hal ini diketahui dari Sani yang meninggal akibat gagal jantung. Sementara berdasarkan penyelidik komnas , yaitu Mimin menyatakan bahwa peristiwa kematian mereka tidak terlepas dari dugaan adanya pencemaran udara. Karena ada 2.000 jiwa yang menderita ISPA pada sepanjang di tahun 2015. ISPA ini disebabkan oleh pencemaran udara. Namun meskipun begitu, Mimin juga tidak mau terburu – buru menyimpulkan adanya pecemaran udara akibat kematian beruntun tersebut. jadi,penyebabnya masih belum ada kesimpulan sampai dengan sekarang ini. Meskipun pada dasarnya desa Karanglo ini hanya berjarak pada 500 meter dari pertambangan batu gamping dan memiliki jarak sepanjang kurang dari 3 km dari pusat pabrik PT Semen Indonesia. Sementara ditemui secara terpisah, justru puskesmas dari kecamatan Kerek yang kini menaungi puskesmas pembantu dari karanglo tidak mau memberikan komentar terkait dengan kematian sejumlah 32 warga. Kepala puskesmas, yaitu Rika triyana tidak memberikan penjelasan terkait dengan laporan dari puskesmas di area tersebut. hanya saja laporan tentang kematian yang terjadi di area desa karanglo tersebut kini sudah dilaporkan kepada Dinas Kesehatan dari kabupaten Tuban untuk segera diberikan penanganan khusus.