No. SP 59/DKSN/OJK/7/2015 SIARAN PERS OJK GELAR SOSIALISASI PERATURAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI MANADO Tingkat penggunaan produk / layanan keuangan di Sulawesi Utara 67,5% __________________________________________________________________________________ Manado, 9 Juli 2015. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Sosialisasi Peraturan Perlindungan Konsumen untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Manado dan Sulawesi Utara terhadap produk dan layanan sector keuangan serta melindungi masyarakat dari tawaran investasi keuangan yang bisa merugikan. Sosialisasi dengan tema “Peningkatan Perlindungan Konsumen Dalam Mencermati Produk dan/atau Layanan Jasa Keuangan” dihadiri oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), akademisi, dan masyarakat umum pada Kamis ini, di Hotel Swiss Bell Maleosan Manado. Narasumber yang hadir pada sosialisasi yaitu dari OJK, Herry Margono dari Dewan Periklanan Indonesia, dan Arry B. Wibowo dari Perasuransian. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan OJK pada 2013,tingkat literasi keuangan (di sektor perbankan) di kota-kota di Sulawesi Utara mencapai sekitar 28,0% sedangkan tingkat literasi keuangan di desa-desa di Sulawesi Utara hanya sekitar 5,5%. Namun tingkat penggunaan produk dan/atau layanan keuangan di Sulawesi Utara mencapai rata-rata sekitar 67,5%. Angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan hasil survei tingkat nasional yaitu tingkat literasi keuangan (di sektor perbankan) di Indonesia sekitar 21,80%, sedangkan tingkat utilitas produk dan layanan sektor keuangan (perbankan) sekitar 57,28%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa di Sulawesi Utara jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan yang tidak terliterasi lebih banyak daripada yang well literate. Sehingga sangat diperlukan pemahanan produk dan /atau layanan jasa keuangan yang bisa meningkatkan literasi keuangan yang pada akhirnya dapat sejalan dengan penggunaan produk dan/atau layanan jasa keuangan. OJK dalam menanggapi rendahnya angka literasi keuangan di atas telah menerbitkan produk regulasi berupa Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan dan SEOJK Nomor 1/SEOJK.07/2014 tentang Pelaksanaan Edukasi Dalam Rangka Meningkatkan Literasi Keuangan Kepada Konsumen dan/atau Masyarakat. Disamping itu, OJK juga telah melakukan pengenalan produk dan/atau layanan jasa keuangan secara masif kepada masyarakat. Beragamnya transaksi keuangan serta kemajuan teknologi juga diikuti dengan berkembangnya investasi dan penghimpunan dana ilegal dalam masyarakat.Selain itu, indikasi adanya aneka promo dan seminar investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat serta adanya sejumlah pihak juga diduga terlibat dalam pemasaran produk jasa keuangan yang belum mendapatkan izin dari regulator. Seminar investasi semacam ini marak ditemui di kota-kota besar seperti Manado. Informasi-informasi yang seperti ini sangat berpotensi menyesatkan masyarakat dalam rangka mengambil keputusan keuagannya.Berdasarkan data yang masuk ke Layanan Konsumen OJK sejak tahun 2013 hingga Juni 2015, pengaduan dan informasi terkait investasi dan penghimpunan dana yang ijinnya tidak dikeluarkan oleh OJK berjumlah 1.047 (seribu empat puluh tujuh) layanan. Sedangkan untuk Sulawesi Utara, pengaduan dan indormasi yang masuk sejak Januari 2014 hingga Juni 2015 sebesar 241 (dua ratus empat puluh satu) layanan. OJK sebagai regulator yang memiliki fungsi perlindungan konsumen, tentunya telah menerapkan langkah strategis dalam menanggapi masalah penyalahgunaan informasi dalam pemasaran produk dan layanan keuangan. Salah satu produk peraturan yang telah dibuat adalah SEOJK Nomor 12/SEOJK/2014 tentang Penyampaian Informasi Dalam Rangka Pemasaran Produk dan/atau Layanan Jasa Keuangan. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan informasi yang disampaikan oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) adalah informasi yang akurat, jujur, jelas dan tidak menyesatkan. Disamping itu untuk penguatan pemasaran OJK juga telah mengatur adanya kewajiban menyediakan ringkasan informasi produk, menjelaskan manfaat biaya dan risiko, menerangkan hak dan kewajiban konsumen termasuk penjelasan mengenai mekanisme pelayanan pengaduan dan penyelesaian sengketa jika terjadi dispute. Dengan diadakannya sosialisasi Peraturan Perlindungan Konsumen ini diharapkan dapat memberikan edukasi dan awareness kepada Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) untuk ikut berperan serta dalam memberikan edukasi kepada konsumen dan/atau masyarakat di sektor jasa keuangan dalam rangka meningkatkan literasi keuangan. Selain itu, Sosialisasi ini dapat pula memberikan pemahaman kepada Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) terkait penyampaian informasi dalam rangka pemasaran produk dan layanan jasa keuangan untuk menghindari asymmetrics information antara PUJK dan konsumen di sektor jasa keuangan. *** Untuk Informasi lebih lanjut: Anto Prabowo, Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK. Telp: 1500655 Email: [email protected] Website: www.ojk.go.id