zt=r- i la'"/ *l I. (ttrt b T'b u1 ', */'i JENIS.JENIS CACING PARASIT USUS YANG UMUM MENYERANG ANAK SEKOLAH DASAR-) Oleh : Dr. Bambang Heru Budianto, MS.**) I. PENDAHULUAN Penyakit cacing usus oleh masyarakat pada umumnya sering disebut penyakit cacingan. Terjadinya infeksi tersebut dapat melalui beberapa jalan tergantung dari jenis cacingnya. Misalnya, untuk kelompok cacing pit4 penularannya dapat tedadi karena seseorang makan inang perantaranya dalam keadaan mentah yang mengandung larva cacing. Sedangkan untuk kelompok cacing yang dikenal sebagai "soil-ransmitted helminth" merupakan kelompok cacing yang penularannya melalui tanah. Golongan terakhir ini dikenal sebagai cacing perut penyebab cacingan yang biasa menyerang anak-anak dan kelompok masyarakat yang kurang memperhatikan sanitasi-higiene pribadi maupun lingkungan. II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I Penyakit cacing usus yang dapat menginfeksi manusia adalah : Fascioliasis yang disebabkan oleh Fasciola busH yang penulafannya melalui metakista. Cacing ini berbentuk pipih seperti daun sehingga sering disebut bio.unsoed.ac.id cacing daun, mempunyai 2 (dua) sucker yang disebut oral dan ventral sucker. Taeniasis atau penyakit cacing pita yang ditularkan melalui daging sapi atau babi yang mengandung sistiserkus serta tidak dimasak secara sempuma sebelumnya. *) Dilaksanakan di desa Tamansari, **) kecamatan Karanglewas, kabupaten Banyumas tanggal 14 Pebruari 2015 Staf Pengajar Fakultas Biologi, Unsoed, Prnwokerto c. *Soil-transmitted helmintht yaitu cacing yang ditularkan melalui tanah dan merupakan penyakit yang paling sering dijumpai di Indonesia. Berdasarkan penelitian dari Departemen Kesehatan temyata setiap 100 oraog di Indonesia, kira-kira 60-80 orang mengandung jenis cacing parasit tersebut. Beberapa jenis cacing yang dapat ditularkan melalui tanah adalah 1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) 2. Cacing cambuk (Trichuris trichiura) 3. Cacing tambang (Necator americanus danAncylostoma duodenale) : Cacing tersebut dijumpai di dalam usus manusia baik sendiri atau infeksi campuran. Dalam lingkaran hidupnya" peranan tanah yang sesuai sangat menentukan pertumbuhan cacing pada stadia di luar tubuh hospesnya (manusia). Ke tiga jenis cacing ini dapat ditularkan bersama faeces penderita, tetapi karena kecilny4 cacing cambuk dan cacing tambang sering tidak terlihat. Karena itulah, setelah menelan obat cacing, tidak narrpak cacing ke luar bersama faeces. Hal ini tidak berarti, bahwa orang yang menelan obat cacing tidak cacingan lagi, karena bila tidak rutin mengobati ada kemungkinan untuk dapat terinfeksi lagi. Untuk memastikan seseorang terkena golongan cacing parasit usus, faeces atau tinja orang bersangkutan, hendaknya diperiksa di laboratorium. Penemuan telur cacing golongan ini, memastikan adanya infeksi cacing ini. III. KERUGIAN bio.unsoed.ac.id 3.1. Kerugian bagi penderita Seseorang yang mengandung penyakit cacing usus memungkinkan mudah terserang oleh penyakit lain. Hal ini disebabkan gizi yang ada sebagian terarnpas oleh cacing-cacing tersebut. Terlebih apabila penderita memang sudah kekurang gizi, sehingga mengakibatkan menurunnya .rhan 3.2, tubuh, pertumbuhan terhambat, juga kecerdasan dapat menurun. Kerugian bagi negara Penderita penyakit cacing usus dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi masyarakat terutama bila penderita buang air besar tidak di jamban tetapi di luar rumah atau di tempat-tempat terbuka. Kerugian bagi negara atau kerugian nasional dapat dihitung sebagai berikut. Di Indonesia ternyata ada70% penduduk yang mengandung cacing gelang dalam ususnya dan rata-rata terdapat 6 ekor cacing dewasa. Seekor cacing gelang dapat menghisap karbohidrat sebanyak 0,14 gram sehari. Apabila penduduk di Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 255 juta jiwa berarti kerugian zat karbohidrat akibat cacing gelang setiap harinya berjumlah : 0,4 gr x 6 x (7Ao/o x 255.000.000; = 428.400.000 gr = 428.400 kg. Jumlah karbohidrat I grarn beras adalatr 0,8 maka kerugian beras setiap hari di Indonesia adalatr (336.000.000 : 0,8) gr = 268.800.000 gr beras = 268.800 kg atau lebih dari 268 ton beras setiap harinya. Berdasarkan data yang ada, diperhitungkan bahwa di seluruh Indonesia terdapat 50% penduduk yang menderita penyakit cacing tambang dan diperkirakan setiap penderita ruta-rata mempunyai 50 ekor cacing. bio.unsoed.ac.id Setiap hari seekor cacing tambang dapat menghisap darah sebanyak 0,2 ml. Maka jumlah darah yang dihisap oleh cacing tambang di seluruh Indonesia setiap hari adalah 0,2 ml 1.000.000 liter darah. x 50 x (50o/o x 200.000.000; = 1.000.000.000 ml : IV. BAHAYA 4.r. Akibat yang ditimbulkan oleh cacing dewasa o Cacing gelang dewasa hidup dalam usus halus dan mengambil zat makanan dari makanan manusia. Tiap hari seekor cacing gelang dewasa dapat menghisap 0,14 gram karbohidrat. Akibatnya semakin lama tubuh penderita menjadi kurus dan keadaan kondisi tubuhnya menurun. o Cacing cambuk menghisap zat makanan dan juga sedikit darah (sekitar 0,005 mltrari). o Cacing tambang hidup dari menghisap darah manusia dalam usus. Rata- rata satu ekor cacing tambang manghisap darah sebanyak AJ-0,2 mlhari. 4.2. Cacing dewasa dapat juga mengakibatkan kematian o Kematian dapat terjadi akibat tersumbatnya usus oleh banyaknya cacing gelang khususnya pada anak-anak kecil, sehingga makanan tidak dapat lewat dan peredaran ususpun terhambat. Hal ini menyebabkan sakit perut hebat dan selanjutnya penderita dapat meninggal. 4.3. Cacing dewasa mengganggu pencemaan o Pencernaan makanan terganggu sehingga penderita merasa sakit perut, mual-mual atau mencret dan nafsu makan berkurang. Keadaan ini bio.unsoed.ac.id mengakibatkan tubuh manusia menjadi kurus dan kurang darah. 4.4. Larva cacing gelang dan cacing tambang melewati paru-paru, penderita dapat mengeluh batuk-batuk dan sesak nafas akibat larva cacing gelang dan tambang yang melewati paru-paru. Larva cacing tambang menembus kulit, akan timbul gejala dan tanda pada kulit tempat penembusan larva ini. Kadang-kadang dapat berubatr meqiadi koreng apabila luka tempat penembusan terkena infeksi kuman sekunder. V. PENUTUP Sotl transmitted Helminrh merupakan jenis cacing parasit usus yang umnm menyerang anak-anak balita dan menurunkan derajat kesehatannya. DAFTAR PUSTAKA Budianto, B.H. 2002. Hubungan Prevalensi Cacrng "soil-Transmitted Helminth" dengan Faktor Sosial Ekonomi Petani Coklat di Kecamatan Ajibarang' Banyumas. Laporan SPP Kompetiti{ Fakultas Biologi, Unsoed, Purwokerto Budianto, B.H. 2003. Prevalensi "soil-transmitted helminth" pada pengrajin batu bata di kelurahan berkoh, Kota Adminishatif Purwokerto. Laporan Proyek Pengembangan Unsoed, Fakultas Biologi, Unsoed, Purwokerto Budianto, B.H. 2007. Hubungan Prevalensi Cacing "Soil-transmitted Helminth" higiene dan sanitasi lingkungan petani desa Tanggeran, dengan tingkat -somagede, kabupaten Banyumas. DIPA Fakultas Biologi, kecimatan Unsoed, Purwokerto Budianto, B.H. dan E.A. Setyowati, 2007. Pengendalian "Soil-tansmitted Helminth" menggunakan Latrin Komposisasi. DIPA Universitas, Unsoed, Purwokerto. Karyati, A,,2002. Prevalensi "Soil-transmitted Helminth" Pada Pengra$in Batu Bata di Kelurahan Berkoh, Kecamatan Purwokerto Selatan. Skripsi 51, Tidak Dipublikasikan, Fakultas Biologi, Unsoed, Purwokerto bio.unsoed.ac.id \trlirawan, A.R., 2002. Hubungan reinfeksi "Soil-Transmitted Helminth'o Dengan Kebiasaan Hidup Pengrajin Batu Bata di Kelurahan Berkoh, Kabupaten Banyumas. Skripsi S1, Tidak Dipublikasikan. Fakultas Biologi, Unsoedo Purwokerto.