Naskah Publikasi MARTINUS

advertisement
ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PRODUK AIR
MINUM DALAM KEMASAN GELAS PADA CV. VANDA JAYA
ABADI TANGERANG
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh:
NAMA
NIM
: MARTINUS
: 302 09 11 007
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2014
Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Produk Air Minum Dalam Kemasan Gelas
Pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang
Analysis of Product Development Feasibility on Drinking Water in glass packaging in CV.
Vanda Jaya Abadi Tangerang.
MARTINUS
Universitas Bangka Belitung
ABSTRACT
The increasing public demand for practical and instant things have triggered the
rapid growth of bottled water business and in this case, drinking water in glass packaging
business. Business is inseparable from the current economic cycle. A businessperson must be
able to maintain a business he/she built. In addition to a mature strategy before building a
business, a businessperson should also be able to see if a business itself feasible.
The purpose of this study to analyze and determine the feasibility of the development
of drinking water in glass packaging in CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang, viewed from the
aspects of market, engineering technology, as well as financial.
The results of the study shows that, viewed from the aspects of the market,
engineering, and technology, the development of product in CV. Vanda Jaya Abadi
Tangerang is feasible. In terms of financial analysis, the result shows that during the payback
period for 3 years and 5 months, NPV = Rp.883.189.567, -, Profitability Index = 3.036 and
IRR = 29.68%. It can be concluded that the development drinking water in glass packaging
in CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang is feasible to be developed.
Keywords: Product Development of Drinking Water in Glass Packaging, Market,
Engineering and Technology, Finances.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air yang ada di bumi umumnya tidak hanya dalam keadaan murni (H20),
melainkan mengandung berbagai zat, baik terlarut maupun tersuspensi termasuk mikroba.
(JavAurora/kualitas air, 2011). Oleh karena itu, sebelum dikonsumsi, air harus diolah
terlebih dahulu untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan tercemar sampai
tingkat yang aman. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Meskipun demikian, air bersih belum tentu aman untuk dikonsumsi. Persyaratan kualitas
air minum (air yang aman untuk dikonsumsi langsung), diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, sedangkan persyaratan air minum dalam
kemasan diatur sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-01-35531996.
Dimana kandungan air bersih sangat sulit untuk dicari dan ditemui, dikarenakan
banyak dan padatnya pemukiman penduduk seperti di kota-kota besar dan banyak
lingkungan yang telah tercemar oleh limbah-limbah pabrik dan pertambangan sehingga
kualitas air bersih pun sekarang telah berubah drastis menjadi air yang tidak berkualitas
dan tidak layak untuk dikonsumsikan. Jikalau itu terjadi, maka kesehatan masyarakat pun
akan terganggu, dikarenakan kualitas air yang tidak layak untuk dikonsumsi.
Menurut Erdijanto Totong sebagai Pemilik CV. VANDA JAYA ABADI,
perusahaan memiliki rencana untuk mengembangkan usaha dengan cara diversifikasi
produk, dimana perusahaan akan mengembangkan suatu produk baru yaitu Air Minum
Dalam Kemasan Cup/Gelas dan kedepannya juga akan mengembangkan usaha dengan
cara membangun cabang-cabang ditempat lain yang memiliki prospek usaha yang baik,
tetapi sebelum menerapkan rencana pengembangan atau perluasan usaha, perusahaan
masih mengkaji kelayakan usaha sebelum mendirikan cabang lain. Saat ini, perusahaan
lebih berfokus untuk mengembangkan suatu produk baru berupa AMDK Cup/Gelas
terlebih dahulu.
Dengan prospek bisnis Air Minum Dalam Kemasan yang terus tumbuh, serta
dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga peneliti tertarik untuk
meneliti kelayakan usaha Air Minum Dalam Kemasan CV. VANDA JAYA ABADI yang
memasuki pasar kompetitif, Sehingga peneliti menjadikan hal ini sebagai topik dalam
penelitian yang berjudul: “ ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN
PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN GELAS PADA CV. VANDA JAYA
ABADI TANGERANG ”
Perumusan Masalah
Melihat adanya peluang usaha, sehingga perlu diadakannya analisis kelayakan
usaha. Maka permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kelayakan pengembangan produk pada CV. VANDA JAYA ABADI
dilihat dari aspek Keuangan meliputi Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),
Profitability Index (PI) dan Internal Rate of Return (IRR)?
2. Bagaimana kelayakan pengembangan produk pada CV. VANDA JAYA ABADI
dilihat dari aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknik dan teknologi?
Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan hanya meneliti pengembangan produk air minum
dalam kemasan gelas pada CV. VANDA JAYA ABADI. Secara lebih rinci, penelitian ini
akan dibatasi dengan pembahasan sebagai berikut:
1. Aspek Keuangan menganalisis kelayakan pengembangan produk berdasarkan
parameter Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI)
dan Internal Rate of Return (IRR).
2. Aspek Pasar menganalisis kelayakan pengembangan produk berdasarkan analisis
permintaan, penawaran dan bentuk pasar.
3. Aspek Teknik dan Teknologi menganalisi kelayakan pengembangan produk
berdasarkan analisi pemilihan dan perencanaan produk, pemilihan teknologi,
pengawasan kualitas produk.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis dan mengetahui kelayakan pengembangan produk pada CV.
VANDA JAYA ABADI dilihat dari aspek keuangan meliputi Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI) dan Internal Rate of Return (IRR).
2. Untuk menganalisis dan mengetahui kelayakan pengembangan produk pada CV.
VANDA JAYA ABADI dilihat dari aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek
teknik dan teknologi.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk berbagai pihak antara lain:
a. Untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dibidang
ilmu ekonomi, khususnya studi kelayakan bisnis dan memberikan gambaran
bagaimana kondisi usaha yang layak untuk dikembangkan serta memberikan
informasi kepada pembaca bahwa didalam suatu perusahaan terdapat banyak aspek
yang mempengaruhi seperti aspek keuangan, pemasaran, produksi, hukum,
lingkungan dan lain-lain.
b. Dapat menjadi literatur bagi pihak-pihak lain yang akan mengadakan penelitian
mengenai studi kelayakan bisnis, serta penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi
contoh teknik pelaporan studi kelayakan bisnis suatu usaha.
2. Manfaat praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan dan juga evaluasi untuk mengetahui bagaimana prospek dan kelayakan
usaha CV. VANDA JAYA ABADI kepada pemilik usaha.
LANDASAN TEORI
Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7), Studi Kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam mengenai suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Objek yang diteliti tidak hanya diterapkan pada bisnis atau usaha yang besar saja, tetapi
juga bisa diterapkan pada bisnis atau usaha kecil.
Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar (2009:19), manfaat studi kelayakan bisnis adalah:
a. Pihak Investor.
b. Pihak Kreditor.
c.
d.
Pihak Pemerintah dan Masyarakat.
Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi.
Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jafar (2009:12), paling tidak ada lima tujuan mengapa
sebelum usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu :
a. Menghindari risiko kerugian
b. Memudahkan Perencanaan
c. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
d. Memudahkan Pengawasan
e. Memudahkan pengendalian
Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar (2009:24), aspek-aspek yang dapat dinilai dalam studi
kelayakan bisnis meliputi: aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknik dan teknologi,
aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek finansial, aspek ekonomi, sosial
dan politik, aspek lingkungan industri, aspek yuridis dan aspek lingkungan hidup.
Secara garis besar aspek penilaian kelayakan suatu usaha dibagi menjadi aspek finansial
dan aspek non finansial.
Aspek Finansial
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:89), analisis finansial adalah aspek yang
digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Jumingan
(2011:348), Aspek finansial sebenarnya hanya merupakan akibat dari aspek pasar dan
teknis, karena dari kedua aspek tersebut aspek keuangan cukup menjabarkan dalam
bentuk aliran kas yang diharapkan akan diterima. Adapun kriteria yang bisa digunakan
untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah:
Payback Period
Menurut Husein Umar (2009:197), Payback Period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran
kas. Payback period merupakan salah satu penilaian kelayakan investasi dengan
mengukur jangka waktu pengembalian investasi.
Net Present Value (NPV)
Menurut Freddy Rangkuti (2012:166), Net Present Value (NPV) adalah selisih
antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan
kas bersih di masa yang akan datang. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang
dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV, perlu ditentukan
tingkat suku bunga yang relevan.
Kriteria kelayakan investasi berdasarkan Net Present Value (NPV)
(Freddy Rangkuti, 2012:9) yaitu :
1. NPV > 0, artinya proyek diterima dan dapat dilaksanakan
2. NPV < 0, artinya proyek ditolak dan sebaiknya tidak dilaksanakan.
NPV = 0, artinya proyek mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial opportunity
cost faktor produksi normal, dengan kata lain proyek tersebut tidak untung dan tidak
rugi.
Profitability Index (PI)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:108), Profibility index (PI) atau Benefit
and Cost Ratio (B/C ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur
investasi. Pemakaian metode PI ini caranya adalah dengan menghitung kembali
melalui perbandingan antara nilai sekarang dari rencana penerimaan-penerimaan kas
bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang dari investasi yang telah
dilaksanakan (husein umar, 2009:201).
Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Suliyanto (2010:208), Internal Rate of Return (IRR) merupakan
metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan present value dari
semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek.
Suatu investasi dikatakan layak, apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai internal rate of return (IRR) lebih kecil
dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan.
Aspek non finansial
Kriteria non finansial yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha
Cv. Vanda Jaya abadi terdiri dari:
Aspek Pemasaran
Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain. Pemasaran juga merupakan suatu aktivitas yang sejak awal telah
direncanakan dan dilaksanakan oleh individu maupun kelompok dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, yaitu dengan cara melakukan suatu
proses pertukaran akan barang dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan, dan dengan
cara disalurkan oleh produsen dan konsumen.
1) Segmentasi Pasar
2) Sasaran Pasar
3) Menentukan Posisi Pasar
4) Analisis Persaingan
5) Bauran Pemasaran
Aspek Pasar
Menurut Freddy Rangkuti (2012), aspek pasar dalam studi kelayakan bisnis
dan investasi membahas besarnya permintaan penawaran dan harga. Permintaan dan
penawaran dilakukan dengan menggunakan metode proyeksi selama beberapa tahun
kedepan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat penyerapan
pasar. Dalam aspek pasar mempelajari tentang :
1. Penawaran
2. Permintaan
3. Bentuk pasar
Aspek Teknik dan Teknologi
Menurut Husein Umar (2009:88), aspek teknis berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis dan pengorganisasiannya setelah proyek tersebut
selesai dibangun Aspek teknis berkaitan dengan pemilihan lokasi proyek, jenis mesin,
atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, tata letak, dan
pemilihan teknologi yang paling menguntungkan.
Menurut Husein Umar (2009: 90), pokok bahasan dari Aspek Teknik dan
Teknologi adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan strategi produksi.
b. Pemilihan dan perencanaan produk.
c. Rencana kualitas.
d. Pemilihan teknologi.
e. Rencana kapasitas produksi.
f. Perencanaan letak pabrik.
g. Perencanaan tata letak.
h. Perencanaan jumlah produksi.
i. Manajemen produksi.
j. Pengawasan kualitas produk.
Aspek Manajemen
Menurut Husein Umar (2009: 114), tujuan studi dari aspek manajemen adalah
untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan,
dilaksanakan serta dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau
sebaliknya. Aspek yang dikaji adalah:
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pelaksanaan (actuating)
d. Pengawasan (controlling)
Untuk lebih jelasnya fungsi manajemen dalam suatu perusahaan dapat dilihat pada
gambar.II.1 berikut ini :
Gambar. II.1 Fungsi Manajemen
Perencanaan
Manajemen
Pengorganisasian
Tujuan
Organisasi
Pengawasan
Pelaksanaan
Sumber: Kasmir Dan Jakfar, 2012
Aspek Hukum
Aspek hukum merupakan aspek yang digunakan untuk mengkaji ketentuan
hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk
setiap jenis usaha berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan
dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk
melakukan analisis kelayakan aspek hukum.
Tujuan aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat
dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan mengesahkan dokumen
yang bersangkutan( kasmir dan jakfar 2012:24). Secara spesifik analisis aspek hukum
pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk :
a. Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan.
b. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan
dilaksanakan.
c. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi
persyaratan perizinan.
d. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai
dengan pinjaman.
Aspek Sumber Daya Manusia
Menurut Husein Umar (2009:157), keberadaan SDM hendaknya dianalisis
untuk mendapatkan jawaban apakah SDM yang diperlukan untuk pembangunan
maupun pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau sebaliknya.
Kajian yang akan dilakukan meliputi:
a. Jumlah karyawan yang dibutuhkan.
b. Penentuan deskripsi kerja.
c. Kebijakan rekrutmen dan seleksi.
d. Produktifitas kerja.
e. Program pelatihan dan pengembangan.
f. Keselamatan dan kesehatan kerja.
g. Mekanisme PHK.
Aspek Lingkungan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:213), kegiatan operasional suatu
perusahaan akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya termasuk lingkungan, dimana
hasil buangan atau limbah dari kegiatan operasional akan mempengaruhi lingkungan.
Pengelolaan limbah harus dikelola dengan baik supaya tidak mengganggu lingkungan
sekitar. Secara spesifik aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis bertujuan
untuk :
1. Menganalisis kondisi lingkungan operasional yang terdiri dari pesaing, pemasok,
pelanggan, kreditor, dan pegawai untuk memperoleh jawaban apakan kondisi
lingkungan operasional memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu
bisnis.
2. Menganalisis kondisi lingkungan industry yang terdiri dari persaingan antar
perusahaan, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, barang substitusi, dan
hambatan masuk untuk memperoleh jawaban apakah kondisi lingkungan industri
memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu bisnis.
3. Menganalisis kondisi lingkungan jauh yang terdiri dari lingkungan
ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan global untuk memperoleh jawaban apakah
kondisi lingkungan jauh memungkinkan atau tidak menjalankan suatu bisnis.
4. Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan, baik
lingkungan operasional, lingkungan industry, maupun lingkungan jauh.
5. Menganalisis usaha - usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak
negatif bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan operasional, lingkungan
industri, maupun lingkungan jauh.
Penelitian Terdahulu
Tabel. 2.1 Hasil Penelitian terdahulu
No
Peneliti
1.
Burhanuddin
(2006)
2.
Purwadi,
Soewarno
T. Soekarto
dan Illah
Sailah
(2006)
3.
Warun
Jirachaising
(2007)
Judul
Penelitian
Studi
Kelayakan
Pendirian
Rumah
Potong
Hewan
di
Kabupaten
Kutai Timur
Variabel
Penelitian
Aspek
pasar,
aspek
teknis,
aspek
finansial,
aspek
lingkungan
Hasil penelitian
Analisis
Kelayakan
Teknis Dan
Finansinal
Usaha Air
Minum
Depot Isi
Ulang
Dengan
system
Reverse
Osmosis
(Studi
Kasus : CV.
Candrabali,
Tangerang).
A Feasibility
Study of
Launching
Car Wash
Business in
Bangkok,
Thailand
Aspek
teknik dan
Aspek
finansial.
Dilihat dari aspek
teknik dikatakan
layak dilihat dari
penggunaan
system RO
Yang memiliki
tingkat keamanan
yang tinggi dalam
memproduksi air
minum sehat,
aspek finansial
juga dikatakan
layak
Persamaannya adalah
variabel penelitian yang
sama, judulnya sama
membahas tentang air
minum.
Perbedaannya adalah
variabel yang ditambah
dan objek penelitian
Aspek
pasar dan
Aspek
finansial
Aspek pasar
dikatakan layak
dikarenakan
pesaing yang
belum terlalu
banyak, aspek
finansial dikatakan
layak karena
perkiraan
pendapatan pada
tahun 2008
adalah 4,770,900
baht
Persamaannya adalah
variabel penelitian yang
sama.
Perbedaannya
adalah
objek penelitian, variabel
ditambah, alat analisis
ditambah.
Dari segi aspek
pasar dikatakan
layak karena
jumlah pesaing
yang belum terlalu
banyak, aspek
teknis dikatakan
layak, aspek
finansial dikatakan
layak, aspek
lingkungan dapat
dikatakan tidak
layak karena
berdampak buruk
pada lingkungan
tetapi dampaknya
masih bisa di
antisipasi dengan
melakukan
analisis amdal
yang tepat untuk
pengelolaan
limbahnya.
Persamaan dan
perbedaan
Persamaannya adalah
variabel penelitian yang
sama.
Perbedaannya
Variabel penelitian lebih
sedikit,
serta objek penelitian.
4.
TIM SMEDA
PUNJAB
(2008)
Pre
Feasibility
Study of
Laundry and
Dry
Cleaning,
Pakistan
Aspek
pemasaran,
aspek
teknis,
aspek
sumber
daya
manusia,
aspek
keuangan
Aspek pemasaran
layak, aspek
teknik dan
teknologi layak,
aspek sumber
daya manusia
layak karena
karyawan selalu
diberi pelatihan,
aspek keuangan
layak karena
dapat
menghasilkan
laba setelah pajak
sebesar
Rp.5.181.000,-
Persamaannya adalah
variabel penelitian yang
sama.
Perbedaannya adalah alat
analisis, serta objek
penelitian.
5.
Cening
Ardina
(2009)
Studi
Kelayakan
Usaha Tani
Jeruk
Keprok di
Kecamatan
Banjar,
Kabupaten
Buleleng
Aspek
pasar dan
pemasaran,
aspek
lingkungan,
aspek
finansial
Aspek pemasaran
dikatakan layak
karena kondisi
pasar yang masih
potensial, aspek
lingkungan layak
karena
memanfaatkan
lahan yang ada,
aspek finansial
layak karena
rasio-rasio
keuangan
memenuhi kiteria
Persamaannya adalah
variabel penelitian yang
sama.
Perbedaannya adalah
variabel ditambah, alat
analisis ditambah, serta
objek penelitian.
Kerangka Pemikiran
Gambar. II.2 Kerangka pemikiran
STUDY KELAYAKAN PENGEMBANGAN PRODUK
1. Aspek Pasar
 Peluang Pasar
 Penawaran
 Permintaan
2. Aspek Teknik dan Teknologi
 Pemilihan dan Perencanaan
Produk
 Pemilihan Teknologi
 Pengawasan Kualitas
Pengembangan produk
CV. Vanda Jaya Abadi
Tidak Layak
Layak
3. Aspek keuangan
 Payback Period
 Net Present Value
 Internal Rate of Return
 Profitability Index
Sumber: Burhanuddin (2006), Purwadi, Soewarno T.Soekarto dan Illah Sailah (2006), Warun
Jirachaising (2007), TIM SMEDA PUNJAB (2008), Cening Ardina (2009), (dimodifikasi oleh
peneliti,2014)
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah kombinasi metode kuantitatif dan
kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menghitung data keuangan seperti
Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Internal rate of
return (IRR) dan untuk aspek pasar akan dilakukan perhitungan peramalan, sedangkan
pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek-aspek non finansial seperti
aspek teknik dan teknologi.
Tempat Penelitan dan Waktu
Tempat penelitian dilakukan di CV. VANDA JAYA ABADI yang beralamat di
Jalan Diklat Pemda Kitri Bhakti, RT. 001/015, Desa Suka Bhakti, Kecamatan Curug,
Kabupaten Tanggerang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai
dengan selesai
Teknik Pengumpulan Data
Jenis Data
Pada penelitian di CV. VANDA JAYA ABADI, peneliti menggunakan data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini dapat digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi dokumentasi
2. Wawancara
3. Observasi
4. Studi pustaka
Metode Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software Microsoft Excel 2007.
Analisis Data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan
untuk menganalisis aspek pasar dan aspek teknik. Analisis kuantitatif digunakan untuk
menganalisis aspek finansial yang terdiri dari berbagai kriteria investasi seperti
Profability Index (PI), Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP) dan Internal
Rate of Return (IRR).
Aspek Keuangan
Aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana
kondisi keuangan ataupun aliran kas suatu perusahaan. Yang bertujuan untuk
melakukan kegiatan operasional suatu perusahaan sehingga dapat diketahui layak atau
tidak rencana bisnis tersebut.
1.
Net Present Value (NPV)
𝑛
𝑁𝑃𝑉 = ∑
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
(1 + 𝑖)𝑡
𝑡=0
Keterangan :
Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun
Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun
n = jumlah tahun
i = tingkat bunga (diskonto)
2.
Profitability Index (PI)
𝑃𝐼 =
3.
∑ 𝑃𝑉 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
∑ 𝑃𝑉 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑥 100%
Internal Rate of Return (IRR)
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 +
𝑁𝑃𝑉1
(𝑖
𝑁𝑃𝑉1 −𝑁𝑃𝑉2 2
− 𝑖1 )
Dimana :
𝑖1
= Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai positif
𝑖2
= Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai negatif
NPV1 = Nilai NPV positif (Rp)
NPV2 = Nilai NPV negatif (Rp)
4.
Payback Period (PP)
𝑃𝑃 =
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ/𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 1 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
Aspek Pasar
Strategi pasar yang dikaji dan diteliti dalam analisis kelayakan ini mencakup
aspek peluang pasar (permintaan, penawaran dan bentuk pasar). Melalui analisis
aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan
penjualan yang mungkin akan terjadi yang nantinya dibutuhkan dalam
memperkirakan anggaran usaha. Dalam aspek pasar untuk peramalan permintaan
digunakan metode regresi linier sederhana, dengan rumus sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Keterangan :
Y = Variabel tidak bebas
X = variabel bebas
a = nilai konstan
b = koefisien arah regresi
Di mana a dihitung dengan rumus : a =
Di mana b dihitung dengan rumus : b =
∑𝑌
𝑛
∑𝑋𝑌
∑𝑋 2
Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan bisnis secara teknis, yang meliputi berbagai hal berikut : fasilitas dan
peralatan, kebutuhan fisik, teknik produksi, proses pengerjaan dan pengembangan
jangka panjang.
Asumsi – asumsi
1. Tingkat suku bunga pinjaman bank BCA yang digunakan adalah sebesar 12%.
2. Biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan dihitung dengan mengalokasikan dana
sebesar 15% dari omset pendapatan perusahaan.
3. Arus kas dari penerimaan (inflow) berasal dari pendapatan atas penjualan produk
air minum dalam kemasan galon merk “Vanda”.
4. Perhitungan pajak dilakukan melalui analisis rugi laba berdasarkan undang-undang
nomor 17 Tahun 2000.
Tabel III.1. Tarif pajak
Tarif Pajak
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
10 %
Sampai dengan Rp 50 juta
Di atas Rp 50 juta – Rp 100 juta
15 %
Di atas Rp 100 juta
30 %
Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 17 Ayat 1
5. Keseluruhan sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri.
6. Biaya tenaga kerja pada tahun pertama dan kedua jumlahnya berbeda dikarenakan
tenaga kerja yang yang berubah dan dimulai tahun ketiga, tenaga kerja sudah tetap
dan biaya tenaga kerja sudah tetap untuk tahun selanjutnya.
7. Pajak kendaraan mobil diasumsikan tetap dari tahun pertama sampai tahun ketujuh
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Aspek Keuangan
Berdasarkan analisis keuangan yang dilakukan dengan perhitungan 4
indikator aspek keuangan yakni net persent value, internal rate of return, payback
period dan profitability index maka diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel IV.15.
Hasil analisis aspek keuangan
No.
Indikator
Nilai
Keterangan
1
NPV
Rp. 883.189.567,-
Layak karena nilai NPV (positif) > 1
2
IRR
29,68%
Layak karena IRR > suku bunga
(12%)
3
PP
3 tahun,5 bulan
Layak
4
PI
3,036
Layak karena nilai PI > 1
Sumber : Hasil penelitian, data diolah 2014
Berdasarkan tabel IV.15. dapat dinyatakan bahwa pengembangan produk air
minum dalam kemasan gelas pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang dinilai dari
aspek keuangan layak untuk dikembangkan karena berdasarkan analisis keuangan
yang dilakukan dapat simpulkan, bahwa keuangan dalam perusahaan tersebut lancar.
Hasil Analisis Aspek Pasar
Jumlah pendapatan dari penawaran produk yang ditawarkan CV. Vanda Jaya
Abadi bisa dikatakan cukup besar, serta jumlah proyeksi permintaan dengan berbagai
asumsi memiliki potensi yang lebih besar yang disebabkan oleh beberapa faktor
seperti meningkatnya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya pembangunan yang
berupa pemukiman penduduk hingga lahan industri yang mengakibatkan debit air
bersih pada daerah tersebut semakin hari semakin berkurang kehigienisannya.
Sehingga peluang usaha air minum dalam kemasan khususnya pada Kabupaten
Tangerang dan Provinsi Banten dan sekitar pada umumnya sangatlah besar. Ditambah
lagi dengan ketidak mampuan PDAM Provinsi Banten untuk menyalurkan air bersih
kepada masyarakat. Sehingga menuntun para masyarakat untuk beralih ke air minum
dalam kemasan guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka berdasarkan
perhitungan dari analisis aspek pasar pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang, usaha
pengembangan produk air minum dalam kemasan gelas ini pun dapat dikatakan layak
untuk dikembangkan dikarenakan peluang pasar masih terbuka lebar.
Hasil Analisis Aspek Teknik dan Teknologi
Dengan proses produksi yang mengikuti standar mutu dari Mentri
Perindustrin dan Perdagangan dengan Nomor : 705/MPP/Kep/11/2013. Ditambah lagi
dengan pemilihan teknologi yang mempunyai banyak keunggulan sehingga bisa
dipastikan bahwa kualitas atas produk akan tetap baik dan higienis. Untuk
pengawasan kualitas produk, Direktur perusahaan serta manager utama selalu
melakukan kontrol terhadap kualitas produk. Secara keseluruhan menurut aspek
teknik dan teknologi bisa dikatakan bahwa usaha pada CV. Vanda Jaya Abadi layak
untuk diteruskan, sehingga untuk pengembangan produk baru yang berupa Air
Minum Dalam Kemasan Gelas pun bisa dan layak untuk dikembangkan dikarenakan
perusahaan sudah matang untuk menangani masalah kualitas dan kehigienisan produk
yang dihasilkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi data yang dikemukakan pada Bab
IV, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Aspek Pasar
Aspek pasar dikatakan layak, dikarenakan dilihat dari perhitungan proyeksi
permintaan, dimana permintaan akan produk air minum dalam kemasan mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Ditambah lagi dengan
peluang pasar air minum dalam kemasan khususnya di Kabupaten Tangerang dan di
Provinsi Banten pada umumnya masih terbuka sangat lebar. Dikarenakan, sumber
air bersih di daerah tersebut sudah tercemar oleh limbah – limbah rumah tangga
maupun limbah industri. Ditambah lagi dengan ketidak mampuan PDAM Provinsi
Banten untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat. Sehingga menuntun para
masyarakat untuk beralih ke air minum dalam kemasan guna untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Maka berdasarkan perhitungan dari analisis aspek pasar pada CV.
Vanda Jaya Abadi Tangerang, usaha pengembangan produk air minum dalam
kemasan gelas ini pun dapat dikatakan layak untuk dikembangkan dikarenakan
peluang pasar masih terbuka lebar.
Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknik dan teknologi dikatakan layak. Dengan proses produksi yang
mengikuti standar mutu dari Mentri Perindustrin dan Perdagangan Nomor :
705/MPP/Kep/11/2013 ditambah lagi dengan pemilihan teknologi yang mempunyai
banyak keunggulan seperti pemilihan teknologi reverse osmosis sistem, sehingga
bisa dipastikan bahwa kualitas atas produk akan tetap sama. Untuk pengawasan
kualitas produk, Direktur perusahaan juga turun langsung sebagai pengontrol proses
produksi yang dibantu oleh manager utama sehingga kualitas dan kehigienisan
produk dapat selalu terkontrol dan terjaga.
Aspek keuangan
Berdasarkan hasil perhitungan pada empat kriteria penilaian investasi, dapat
disimpulkan bahwa pengembangan produk pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang
dapat dikatakan layak untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan hasil perhitungan
positif terhadap nilai NPV sebesar Rp. 883.189.567,- Nilai IRR sebesar 29,68%,
Profitability Index sebesar 3,036 dan payback period 3 tahun 5 bulan. Sehingga
berdasarkan aspek keuangan, pengembangan produk air minum dalam kemasan
gelas pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang dapat dikatakan layak untuk
dikembangkan
Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat menganalisis aspek yang lainya seperti aspek hukum,
aspek pemasaran, aspek manajemen dan aspek lainya yang berhubungan dengan
pengembangan usaha baru.
2. Pengembangan produk air minum dalam kemasan botol berkapasitas 500 mililiter,
1000 mililiter, dan 1500 mililiter pada CV. Vanda Jaya Abadi. Ataupun
Pengembangan usaha pada CV. Vanda Jaya Abadi didaerah lain yang memiliki
potensi dan prospek yang baik.
3. Melakukan promosi yang lebih gencar lagi supaya produk air minum dengan merk
“Vanda” dapat diketahui dan dikenal oleh calon konsumen. Promosi yang dapat
dilakukan adalah dengan membuat iklan di koran lokal dan spanduk ditempat-tempat
yang mudah dilihat oleh calon konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Ardina, Cening. (2009). Studi Kelayakan Usaha Tani Jeruk Keprok di Kecamatan Banjar,
Kabupaten Buleleng. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol.5, No.1, Maret 2009.
Badan Pusat Statistik. (2010). Survey social ekonomi nasional Provinsi Banten 2010
Burhanuddin.(2006). Studi Kelayakan Pendirian Rumah Potong Hewan di Kabupaten Kutai
Timur, Kalimantan Timur. Jurnal Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK 2006.
Daryanto.(2011). Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.
Hartono.(2010). Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing.
Jirachaisingh, Warun. (2007). A Feasibility Study of Launching Car Wash Business In
Bangkok, Thailand. SIU PS:SOM_MBA-2006-07
Jumingan. (2011). Study Kelayakan Bisnis Teori Dan Pembuatan Proposal Kelayakan,
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kasmir dan Jakfar.(2012). Edisi Revisi Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.
Kountur, Ronny. (2009). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta:
Buana Printing.
Rangkuti, Freddy.(2012). Studi Kelayakan Bisnis dan Investasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Tim SMEDA-PUNJAB. (2008). Pre Feasibility Study of Laundry and Dry Cleaning.
Pakistan. PREF-78/March, 2008/REV 2
Umar Husein. (2009). Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi 3. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Purwadi, dkk, (2006). Analisis Kelayakan Teknis Dan Finansinal Usaha Air Minum Depot
Isi Ulang Dengan system Reverse Osmosis (Studi Kasus : CV. Candrabali,
Tangerang), Jurnal Industri Kecil Menengah (MPI) Vol. I No. 1 Februari 2006
Sensus Penduduk (2010). Statistik Daerah Kab. Tangerang 2012
Suliyanto.(2010). Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi
www.pendidikanbekam.com/2012/10/air-dalam-tubuh-manusia. Air Dalam Tubuh Manusia,
(2012). Diakses tanggal 18 Oktober 2012
www.erickbio.wordpress.com/2011/07/03/kualitas-air. Kualitas Air, (2011).
Zeithaml, Valarie A., and Mary Jo, Bitner. (2005). Service Marketing: Integrating Customer
Focus Across The Firm, Third Edition. North America.
Download