ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN GELAS PADA CV. VANDA JAYA ABADI TANGERANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: NAMA NIM : MARTINUS : 302 09 11 007 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2014 Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Produk Air Minum Dalam Kemasan Gelas Pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang Analysis of Product Development Feasibility on Drinking Water in glass packaging in CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang. MARTINUS Universitas Bangka Belitung ABSTRACT The increasing public demand for practical and instant things have triggered the rapid growth of bottled water business and in this case, drinking water in glass packaging business. Business is inseparable from the current economic cycle. A businessperson must be able to maintain a business he/she built. In addition to a mature strategy before building a business, a businessperson should also be able to see if a business itself feasible. The purpose of this study to analyze and determine the feasibility of the development of drinking water in glass packaging in CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang, viewed from the aspects of market, engineering technology, as well as financial. The results of the study shows that, viewed from the aspects of the market, engineering, and technology, the development of product in CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang is feasible. In terms of financial analysis, the result shows that during the payback period for 3 years and 5 months, NPV = Rp.883.189.567, -, Profitability Index = 3.036 and IRR = 29.68%. It can be concluded that the development drinking water in glass packaging in CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang is feasible to be developed. Keywords: Product Development of Drinking Water in Glass Packaging, Market, Engineering and Technology, Finances. PENDAHULUAN Latar Belakang Air yang ada di bumi umumnya tidak hanya dalam keadaan murni (H20), melainkan mengandung berbagai zat, baik terlarut maupun tersuspensi termasuk mikroba. (JavAurora/kualitas air, 2011). Oleh karena itu, sebelum dikonsumsi, air harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan tercemar sampai tingkat yang aman. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Meskipun demikian, air bersih belum tentu aman untuk dikonsumsi. Persyaratan kualitas air minum (air yang aman untuk dikonsumsi langsung), diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, sedangkan persyaratan air minum dalam kemasan diatur sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor SNI-01-35531996. Dimana kandungan air bersih sangat sulit untuk dicari dan ditemui, dikarenakan banyak dan padatnya pemukiman penduduk seperti di kota-kota besar dan banyak lingkungan yang telah tercemar oleh limbah-limbah pabrik dan pertambangan sehingga kualitas air bersih pun sekarang telah berubah drastis menjadi air yang tidak berkualitas dan tidak layak untuk dikonsumsikan. Jikalau itu terjadi, maka kesehatan masyarakat pun akan terganggu, dikarenakan kualitas air yang tidak layak untuk dikonsumsi. Menurut Erdijanto Totong sebagai Pemilik CV. VANDA JAYA ABADI, perusahaan memiliki rencana untuk mengembangkan usaha dengan cara diversifikasi produk, dimana perusahaan akan mengembangkan suatu produk baru yaitu Air Minum Dalam Kemasan Cup/Gelas dan kedepannya juga akan mengembangkan usaha dengan cara membangun cabang-cabang ditempat lain yang memiliki prospek usaha yang baik, tetapi sebelum menerapkan rencana pengembangan atau perluasan usaha, perusahaan masih mengkaji kelayakan usaha sebelum mendirikan cabang lain. Saat ini, perusahaan lebih berfokus untuk mengembangkan suatu produk baru berupa AMDK Cup/Gelas terlebih dahulu. Dengan prospek bisnis Air Minum Dalam Kemasan yang terus tumbuh, serta dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kelayakan usaha Air Minum Dalam Kemasan CV. VANDA JAYA ABADI yang memasuki pasar kompetitif, Sehingga peneliti menjadikan hal ini sebagai topik dalam penelitian yang berjudul: “ ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN GELAS PADA CV. VANDA JAYA ABADI TANGERANG ” Perumusan Masalah Melihat adanya peluang usaha, sehingga perlu diadakannya analisis kelayakan usaha. Maka permasalahan yang perlu dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kelayakan pengembangan produk pada CV. VANDA JAYA ABADI dilihat dari aspek Keuangan meliputi Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI) dan Internal Rate of Return (IRR)? 2. Bagaimana kelayakan pengembangan produk pada CV. VANDA JAYA ABADI dilihat dari aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknik dan teknologi? Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi dengan hanya meneliti pengembangan produk air minum dalam kemasan gelas pada CV. VANDA JAYA ABADI. Secara lebih rinci, penelitian ini akan dibatasi dengan pembahasan sebagai berikut: 1. Aspek Keuangan menganalisis kelayakan pengembangan produk berdasarkan parameter Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI) dan Internal Rate of Return (IRR). 2. Aspek Pasar menganalisis kelayakan pengembangan produk berdasarkan analisis permintaan, penawaran dan bentuk pasar. 3. Aspek Teknik dan Teknologi menganalisi kelayakan pengembangan produk berdasarkan analisi pemilihan dan perencanaan produk, pemilihan teknologi, pengawasan kualitas produk. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis dan mengetahui kelayakan pengembangan produk pada CV. VANDA JAYA ABADI dilihat dari aspek keuangan meliputi Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI) dan Internal Rate of Return (IRR). 2. Untuk menganalisis dan mengetahui kelayakan pengembangan produk pada CV. VANDA JAYA ABADI dilihat dari aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknik dan teknologi. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk berbagai pihak antara lain: a. Untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan dibidang ilmu ekonomi, khususnya studi kelayakan bisnis dan memberikan gambaran bagaimana kondisi usaha yang layak untuk dikembangkan serta memberikan informasi kepada pembaca bahwa didalam suatu perusahaan terdapat banyak aspek yang mempengaruhi seperti aspek keuangan, pemasaran, produksi, hukum, lingkungan dan lain-lain. b. Dapat menjadi literatur bagi pihak-pihak lain yang akan mengadakan penelitian mengenai studi kelayakan bisnis, serta penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi contoh teknik pelaporan studi kelayakan bisnis suatu usaha. 2. Manfaat praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan dan juga evaluasi untuk mengetahui bagaimana prospek dan kelayakan usaha CV. VANDA JAYA ABADI kepada pemilik usaha. LANDASAN TEORI Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7), Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam mengenai suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Objek yang diteliti tidak hanya diterapkan pada bisnis atau usaha yang besar saja, tetapi juga bisa diterapkan pada bisnis atau usaha kecil. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Menurut Husein Umar (2009:19), manfaat studi kelayakan bisnis adalah: a. Pihak Investor. b. Pihak Kreditor. c. d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis Menurut Kasmir dan Jafar (2009:12), paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu : a. Menghindari risiko kerugian b. Memudahkan Perencanaan c. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan d. Memudahkan Pengawasan e. Memudahkan pengendalian Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Husein Umar (2009:24), aspek-aspek yang dapat dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi: aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknik dan teknologi, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek finansial, aspek ekonomi, sosial dan politik, aspek lingkungan industri, aspek yuridis dan aspek lingkungan hidup. Secara garis besar aspek penilaian kelayakan suatu usaha dibagi menjadi aspek finansial dan aspek non finansial. Aspek Finansial Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:89), analisis finansial adalah aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Menurut Jumingan (2011:348), Aspek finansial sebenarnya hanya merupakan akibat dari aspek pasar dan teknis, karena dari kedua aspek tersebut aspek keuangan cukup menjabarkan dalam bentuk aliran kas yang diharapkan akan diterima. Adapun kriteria yang bisa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah: Payback Period Menurut Husein Umar (2009:197), Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Payback period merupakan salah satu penilaian kelayakan investasi dengan mengukur jangka waktu pengembalian investasi. Net Present Value (NPV) Menurut Freddy Rangkuti (2012:166), Net Present Value (NPV) adalah selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV, perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria kelayakan investasi berdasarkan Net Present Value (NPV) (Freddy Rangkuti, 2012:9) yaitu : 1. NPV > 0, artinya proyek diterima dan dapat dilaksanakan 2. NPV < 0, artinya proyek ditolak dan sebaiknya tidak dilaksanakan. NPV = 0, artinya proyek mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial opportunity cost faktor produksi normal, dengan kata lain proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi. Profitability Index (PI) Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:108), Profibility index (PI) atau Benefit and Cost Ratio (B/C ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Pemakaian metode PI ini caranya adalah dengan menghitung kembali melalui perbandingan antara nilai sekarang dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang dari investasi yang telah dilaksanakan (husein umar, 2009:201). Internal Rate of Return (IRR) Menurut Suliyanto (2010:208), Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Suatu investasi dikatakan layak, apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai internal rate of return (IRR) lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Aspek non finansial Kriteria non finansial yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha Cv. Vanda Jaya abadi terdiri dari: Aspek Pemasaran Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Pemasaran juga merupakan suatu aktivitas yang sejak awal telah direncanakan dan dilaksanakan oleh individu maupun kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, yaitu dengan cara melakukan suatu proses pertukaran akan barang dan jasa yang diinginkan dan dibutuhkan, dan dengan cara disalurkan oleh produsen dan konsumen. 1) Segmentasi Pasar 2) Sasaran Pasar 3) Menentukan Posisi Pasar 4) Analisis Persaingan 5) Bauran Pemasaran Aspek Pasar Menurut Freddy Rangkuti (2012), aspek pasar dalam studi kelayakan bisnis dan investasi membahas besarnya permintaan penawaran dan harga. Permintaan dan penawaran dilakukan dengan menggunakan metode proyeksi selama beberapa tahun kedepan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat penyerapan pasar. Dalam aspek pasar mempelajari tentang : 1. Penawaran 2. Permintaan 3. Bentuk pasar Aspek Teknik dan Teknologi Menurut Husein Umar (2009:88), aspek teknis berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengorganisasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun Aspek teknis berkaitan dengan pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, tata letak, dan pemilihan teknologi yang paling menguntungkan. Menurut Husein Umar (2009: 90), pokok bahasan dari Aspek Teknik dan Teknologi adalah sebagai berikut: a. Pemilihan strategi produksi. b. Pemilihan dan perencanaan produk. c. Rencana kualitas. d. Pemilihan teknologi. e. Rencana kapasitas produksi. f. Perencanaan letak pabrik. g. Perencanaan tata letak. h. Perencanaan jumlah produksi. i. Manajemen produksi. j. Pengawasan kualitas produk. Aspek Manajemen Menurut Husein Umar (2009: 114), tujuan studi dari aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan serta dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Aspek yang dikaji adalah: a. Perencanaan (planning) b. Pengorganisasian (organizing) c. Pelaksanaan (actuating) d. Pengawasan (controlling) Untuk lebih jelasnya fungsi manajemen dalam suatu perusahaan dapat dilihat pada gambar.II.1 berikut ini : Gambar. II.1 Fungsi Manajemen Perencanaan Manajemen Pengorganisasian Tujuan Organisasi Pengawasan Pelaksanaan Sumber: Kasmir Dan Jakfar, 2012 Aspek Hukum Aspek hukum merupakan aspek yang digunakan untuk mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum. Tujuan aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan( kasmir dan jakfar 2012:24). Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk : a. Menganalisis legalitas usaha yang dijalankan. b. Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan. c. Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan perizinan. d. Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan pinjaman. Aspek Sumber Daya Manusia Menurut Husein Umar (2009:157), keberadaan SDM hendaknya dianalisis untuk mendapatkan jawaban apakah SDM yang diperlukan untuk pembangunan maupun pengimplementasian bisnis dapat dimiliki secara layak atau sebaliknya. Kajian yang akan dilakukan meliputi: a. Jumlah karyawan yang dibutuhkan. b. Penentuan deskripsi kerja. c. Kebijakan rekrutmen dan seleksi. d. Produktifitas kerja. e. Program pelatihan dan pengembangan. f. Keselamatan dan kesehatan kerja. g. Mekanisme PHK. Aspek Lingkungan Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:213), kegiatan operasional suatu perusahaan akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya termasuk lingkungan, dimana hasil buangan atau limbah dari kegiatan operasional akan mempengaruhi lingkungan. Pengelolaan limbah harus dikelola dengan baik supaya tidak mengganggu lingkungan sekitar. Secara spesifik aspek lingkungan dalam studi kelayakan bisnis bertujuan untuk : 1. Menganalisis kondisi lingkungan operasional yang terdiri dari pesaing, pemasok, pelanggan, kreditor, dan pegawai untuk memperoleh jawaban apakan kondisi lingkungan operasional memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu bisnis. 2. Menganalisis kondisi lingkungan industry yang terdiri dari persaingan antar perusahaan, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, barang substitusi, dan hambatan masuk untuk memperoleh jawaban apakah kondisi lingkungan industri memungkinkan atau tidak untuk menjalankan suatu bisnis. 3. Menganalisis kondisi lingkungan jauh yang terdiri dari lingkungan ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan global untuk memperoleh jawaban apakah kondisi lingkungan jauh memungkinkan atau tidak menjalankan suatu bisnis. 4. Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan operasional, lingkungan industry, maupun lingkungan jauh. 5. Menganalisis usaha - usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif bisnis terhadap lingkungan, baik lingkungan operasional, lingkungan industri, maupun lingkungan jauh. Penelitian Terdahulu Tabel. 2.1 Hasil Penelitian terdahulu No Peneliti 1. Burhanuddin (2006) 2. Purwadi, Soewarno T. Soekarto dan Illah Sailah (2006) 3. Warun Jirachaising (2007) Judul Penelitian Studi Kelayakan Pendirian Rumah Potong Hewan di Kabupaten Kutai Timur Variabel Penelitian Aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek lingkungan Hasil penelitian Analisis Kelayakan Teknis Dan Finansinal Usaha Air Minum Depot Isi Ulang Dengan system Reverse Osmosis (Studi Kasus : CV. Candrabali, Tangerang). A Feasibility Study of Launching Car Wash Business in Bangkok, Thailand Aspek teknik dan Aspek finansial. Dilihat dari aspek teknik dikatakan layak dilihat dari penggunaan system RO Yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi dalam memproduksi air minum sehat, aspek finansial juga dikatakan layak Persamaannya adalah variabel penelitian yang sama, judulnya sama membahas tentang air minum. Perbedaannya adalah variabel yang ditambah dan objek penelitian Aspek pasar dan Aspek finansial Aspek pasar dikatakan layak dikarenakan pesaing yang belum terlalu banyak, aspek finansial dikatakan layak karena perkiraan pendapatan pada tahun 2008 adalah 4,770,900 baht Persamaannya adalah variabel penelitian yang sama. Perbedaannya adalah objek penelitian, variabel ditambah, alat analisis ditambah. Dari segi aspek pasar dikatakan layak karena jumlah pesaing yang belum terlalu banyak, aspek teknis dikatakan layak, aspek finansial dikatakan layak, aspek lingkungan dapat dikatakan tidak layak karena berdampak buruk pada lingkungan tetapi dampaknya masih bisa di antisipasi dengan melakukan analisis amdal yang tepat untuk pengelolaan limbahnya. Persamaan dan perbedaan Persamaannya adalah variabel penelitian yang sama. Perbedaannya Variabel penelitian lebih sedikit, serta objek penelitian. 4. TIM SMEDA PUNJAB (2008) Pre Feasibility Study of Laundry and Dry Cleaning, Pakistan Aspek pemasaran, aspek teknis, aspek sumber daya manusia, aspek keuangan Aspek pemasaran layak, aspek teknik dan teknologi layak, aspek sumber daya manusia layak karena karyawan selalu diberi pelatihan, aspek keuangan layak karena dapat menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp.5.181.000,- Persamaannya adalah variabel penelitian yang sama. Perbedaannya adalah alat analisis, serta objek penelitian. 5. Cening Ardina (2009) Studi Kelayakan Usaha Tani Jeruk Keprok di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Aspek pasar dan pemasaran, aspek lingkungan, aspek finansial Aspek pemasaran dikatakan layak karena kondisi pasar yang masih potensial, aspek lingkungan layak karena memanfaatkan lahan yang ada, aspek finansial layak karena rasio-rasio keuangan memenuhi kiteria Persamaannya adalah variabel penelitian yang sama. Perbedaannya adalah variabel ditambah, alat analisis ditambah, serta objek penelitian. Kerangka Pemikiran Gambar. II.2 Kerangka pemikiran STUDY KELAYAKAN PENGEMBANGAN PRODUK 1. Aspek Pasar Peluang Pasar Penawaran Permintaan 2. Aspek Teknik dan Teknologi Pemilihan dan Perencanaan Produk Pemilihan Teknologi Pengawasan Kualitas Pengembangan produk CV. Vanda Jaya Abadi Tidak Layak Layak 3. Aspek keuangan Payback Period Net Present Value Internal Rate of Return Profitability Index Sumber: Burhanuddin (2006), Purwadi, Soewarno T.Soekarto dan Illah Sailah (2006), Warun Jirachaising (2007), TIM SMEDA PUNJAB (2008), Cening Ardina (2009), (dimodifikasi oleh peneliti,2014) METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menghitung data keuangan seperti Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), Internal rate of return (IRR) dan untuk aspek pasar akan dilakukan perhitungan peramalan, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek-aspek non finansial seperti aspek teknik dan teknologi. Tempat Penelitan dan Waktu Tempat penelitian dilakukan di CV. VANDA JAYA ABADI yang beralamat di Jalan Diklat Pemda Kitri Bhakti, RT. 001/015, Desa Suka Bhakti, Kecamatan Curug, Kabupaten Tanggerang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai dengan selesai Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Pada penelitian di CV. VANDA JAYA ABADI, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder. 1. Data Primer 2. Data Sekunder Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini dapat digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1. Studi dokumentasi 2. Wawancara 3. Observasi 4. Studi pustaka Metode Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software Microsoft Excel 2007. Analisis Data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis aspek pasar dan aspek teknik. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis aspek finansial yang terdiri dari berbagai kriteria investasi seperti Profability Index (PI), Net Present Value (NPV), Payback Period (PBP) dan Internal Rate of Return (IRR). Aspek Keuangan Aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana kondisi keuangan ataupun aliran kas suatu perusahaan. Yang bertujuan untuk melakukan kegiatan operasional suatu perusahaan sehingga dapat diketahui layak atau tidak rencana bisnis tersebut. 1. Net Present Value (NPV) 𝑛 𝑁𝑃𝑉 = ∑ 𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 (1 + 𝑖)𝑡 𝑡=0 Keterangan : Bt = manfaat yang diperoleh setiap tahun Ct = biaya yang dikeluarkan setiap tahun n = jumlah tahun i = tingkat bunga (diskonto) 2. Profitability Index (PI) 𝑃𝐼 = 3. ∑ 𝑃𝑉 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ ∑ 𝑃𝑉 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑥 100% Internal Rate of Return (IRR) 𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + 𝑁𝑃𝑉1 (𝑖 𝑁𝑃𝑉1 −𝑁𝑃𝑉2 2 − 𝑖1 ) Dimana : 𝑖1 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai positif 𝑖2 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai negatif NPV1 = Nilai NPV positif (Rp) NPV2 = Nilai NPV negatif (Rp) 4. Payback Period (PP) 𝑃𝑃 = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ/𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 1 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 Aspek Pasar Strategi pasar yang dikaji dan diteliti dalam analisis kelayakan ini mencakup aspek peluang pasar (permintaan, penawaran dan bentuk pasar). Melalui analisis aspek pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat diperkirakan penjualan yang mungkin akan terjadi yang nantinya dibutuhkan dalam memperkirakan anggaran usaha. Dalam aspek pasar untuk peramalan permintaan digunakan metode regresi linier sederhana, dengan rumus sebagai berikut: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 Keterangan : Y = Variabel tidak bebas X = variabel bebas a = nilai konstan b = koefisien arah regresi Di mana a dihitung dengan rumus : a = Di mana b dihitung dengan rumus : b = ∑𝑌 𝑛 ∑𝑋𝑌 ∑𝑋 2 Aspek Teknik dan Teknologi Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis, yang meliputi berbagai hal berikut : fasilitas dan peralatan, kebutuhan fisik, teknik produksi, proses pengerjaan dan pengembangan jangka panjang. Asumsi – asumsi 1. Tingkat suku bunga pinjaman bank BCA yang digunakan adalah sebesar 12%. 2. Biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan dihitung dengan mengalokasikan dana sebesar 15% dari omset pendapatan perusahaan. 3. Arus kas dari penerimaan (inflow) berasal dari pendapatan atas penjualan produk air minum dalam kemasan galon merk “Vanda”. 4. Perhitungan pajak dilakukan melalui analisis rugi laba berdasarkan undang-undang nomor 17 Tahun 2000. Tabel III.1. Tarif pajak Tarif Pajak Lapisan Penghasilan Kena Pajak 10 % Sampai dengan Rp 50 juta Di atas Rp 50 juta – Rp 100 juta 15 % Di atas Rp 100 juta 30 % Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 17 Ayat 1 5. Keseluruhan sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri. 6. Biaya tenaga kerja pada tahun pertama dan kedua jumlahnya berbeda dikarenakan tenaga kerja yang yang berubah dan dimulai tahun ketiga, tenaga kerja sudah tetap dan biaya tenaga kerja sudah tetap untuk tahun selanjutnya. 7. Pajak kendaraan mobil diasumsikan tetap dari tahun pertama sampai tahun ketujuh HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Aspek Keuangan Berdasarkan analisis keuangan yang dilakukan dengan perhitungan 4 indikator aspek keuangan yakni net persent value, internal rate of return, payback period dan profitability index maka diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel IV.15. Hasil analisis aspek keuangan No. Indikator Nilai Keterangan 1 NPV Rp. 883.189.567,- Layak karena nilai NPV (positif) > 1 2 IRR 29,68% Layak karena IRR > suku bunga (12%) 3 PP 3 tahun,5 bulan Layak 4 PI 3,036 Layak karena nilai PI > 1 Sumber : Hasil penelitian, data diolah 2014 Berdasarkan tabel IV.15. dapat dinyatakan bahwa pengembangan produk air minum dalam kemasan gelas pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang dinilai dari aspek keuangan layak untuk dikembangkan karena berdasarkan analisis keuangan yang dilakukan dapat simpulkan, bahwa keuangan dalam perusahaan tersebut lancar. Hasil Analisis Aspek Pasar Jumlah pendapatan dari penawaran produk yang ditawarkan CV. Vanda Jaya Abadi bisa dikatakan cukup besar, serta jumlah proyeksi permintaan dengan berbagai asumsi memiliki potensi yang lebih besar yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti meningkatnya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya pembangunan yang berupa pemukiman penduduk hingga lahan industri yang mengakibatkan debit air bersih pada daerah tersebut semakin hari semakin berkurang kehigienisannya. Sehingga peluang usaha air minum dalam kemasan khususnya pada Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten dan sekitar pada umumnya sangatlah besar. Ditambah lagi dengan ketidak mampuan PDAM Provinsi Banten untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat. Sehingga menuntun para masyarakat untuk beralih ke air minum dalam kemasan guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka berdasarkan perhitungan dari analisis aspek pasar pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang, usaha pengembangan produk air minum dalam kemasan gelas ini pun dapat dikatakan layak untuk dikembangkan dikarenakan peluang pasar masih terbuka lebar. Hasil Analisis Aspek Teknik dan Teknologi Dengan proses produksi yang mengikuti standar mutu dari Mentri Perindustrin dan Perdagangan dengan Nomor : 705/MPP/Kep/11/2013. Ditambah lagi dengan pemilihan teknologi yang mempunyai banyak keunggulan sehingga bisa dipastikan bahwa kualitas atas produk akan tetap baik dan higienis. Untuk pengawasan kualitas produk, Direktur perusahaan serta manager utama selalu melakukan kontrol terhadap kualitas produk. Secara keseluruhan menurut aspek teknik dan teknologi bisa dikatakan bahwa usaha pada CV. Vanda Jaya Abadi layak untuk diteruskan, sehingga untuk pengembangan produk baru yang berupa Air Minum Dalam Kemasan Gelas pun bisa dan layak untuk dikembangkan dikarenakan perusahaan sudah matang untuk menangani masalah kualitas dan kehigienisan produk yang dihasilkan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi data yang dikemukakan pada Bab IV, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Aspek Pasar Aspek pasar dikatakan layak, dikarenakan dilihat dari perhitungan proyeksi permintaan, dimana permintaan akan produk air minum dalam kemasan mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Ditambah lagi dengan peluang pasar air minum dalam kemasan khususnya di Kabupaten Tangerang dan di Provinsi Banten pada umumnya masih terbuka sangat lebar. Dikarenakan, sumber air bersih di daerah tersebut sudah tercemar oleh limbah – limbah rumah tangga maupun limbah industri. Ditambah lagi dengan ketidak mampuan PDAM Provinsi Banten untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat. Sehingga menuntun para masyarakat untuk beralih ke air minum dalam kemasan guna untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka berdasarkan perhitungan dari analisis aspek pasar pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang, usaha pengembangan produk air minum dalam kemasan gelas ini pun dapat dikatakan layak untuk dikembangkan dikarenakan peluang pasar masih terbuka lebar. Aspek Teknik dan Teknologi Aspek teknik dan teknologi dikatakan layak. Dengan proses produksi yang mengikuti standar mutu dari Mentri Perindustrin dan Perdagangan Nomor : 705/MPP/Kep/11/2013 ditambah lagi dengan pemilihan teknologi yang mempunyai banyak keunggulan seperti pemilihan teknologi reverse osmosis sistem, sehingga bisa dipastikan bahwa kualitas atas produk akan tetap sama. Untuk pengawasan kualitas produk, Direktur perusahaan juga turun langsung sebagai pengontrol proses produksi yang dibantu oleh manager utama sehingga kualitas dan kehigienisan produk dapat selalu terkontrol dan terjaga. Aspek keuangan Berdasarkan hasil perhitungan pada empat kriteria penilaian investasi, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang dapat dikatakan layak untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan hasil perhitungan positif terhadap nilai NPV sebesar Rp. 883.189.567,- Nilai IRR sebesar 29,68%, Profitability Index sebesar 3,036 dan payback period 3 tahun 5 bulan. Sehingga berdasarkan aspek keuangan, pengembangan produk air minum dalam kemasan gelas pada CV. Vanda Jaya Abadi Tangerang dapat dikatakan layak untuk dikembangkan Saran 1. Penelitian selanjutnya dapat menganalisis aspek yang lainya seperti aspek hukum, aspek pemasaran, aspek manajemen dan aspek lainya yang berhubungan dengan pengembangan usaha baru. 2. Pengembangan produk air minum dalam kemasan botol berkapasitas 500 mililiter, 1000 mililiter, dan 1500 mililiter pada CV. Vanda Jaya Abadi. Ataupun Pengembangan usaha pada CV. Vanda Jaya Abadi didaerah lain yang memiliki potensi dan prospek yang baik. 3. Melakukan promosi yang lebih gencar lagi supaya produk air minum dengan merk “Vanda” dapat diketahui dan dikenal oleh calon konsumen. Promosi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat iklan di koran lokal dan spanduk ditempat-tempat yang mudah dilihat oleh calon konsumen. DAFTAR PUSTAKA Ardina, Cening. (2009). Studi Kelayakan Usaha Tani Jeruk Keprok di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol.5, No.1, Maret 2009. Badan Pusat Statistik. (2010). Survey social ekonomi nasional Provinsi Banten 2010 Burhanuddin.(2006). Studi Kelayakan Pendirian Rumah Potong Hewan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Jurnal Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK 2006. Daryanto.(2011). Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Hartono.(2010). Metodologi Penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishing. Jirachaisingh, Warun. (2007). A Feasibility Study of Launching Car Wash Business In Bangkok, Thailand. SIU PS:SOM_MBA-2006-07 Jumingan. (2011). Study Kelayakan Bisnis Teori Dan Pembuatan Proposal Kelayakan, Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir dan Jakfar.(2012). Edisi Revisi Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana. Kountur, Ronny. (2009). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta: Buana Printing. Rangkuti, Freddy.(2012). Studi Kelayakan Bisnis dan Investasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tim SMEDA-PUNJAB. (2008). Pre Feasibility Study of Laundry and Dry Cleaning. Pakistan. PREF-78/March, 2008/REV 2 Umar Husein. (2009). Studi Kelayakan Bisnis Edisi Revisi 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Purwadi, dkk, (2006). Analisis Kelayakan Teknis Dan Finansinal Usaha Air Minum Depot Isi Ulang Dengan system Reverse Osmosis (Studi Kasus : CV. Candrabali, Tangerang), Jurnal Industri Kecil Menengah (MPI) Vol. I No. 1 Februari 2006 Sensus Penduduk (2010). Statistik Daerah Kab. Tangerang 2012 Suliyanto.(2010). Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi www.pendidikanbekam.com/2012/10/air-dalam-tubuh-manusia. Air Dalam Tubuh Manusia, (2012). Diakses tanggal 18 Oktober 2012 www.erickbio.wordpress.com/2011/07/03/kualitas-air. Kualitas Air, (2011). Zeithaml, Valarie A., and Mary Jo, Bitner. (2005). Service Marketing: Integrating Customer Focus Across The Firm, Third Edition. North America.