Clara Pratiwi Santoso – Crispina – Innestasia - Roni Setiawan - Triana Putri - Thomas Ulun - Widya * Konteks Sejarah • Munculnya wabah Pes di daratan Eropa pada abad ke 14 imbas transaksi perdagangan dengan Asia • Proses penyebaran: begitu masif dan luas • Korban jiwa di Inggris: separuh populasi penduduknya wafat Konteks Situasi • Penguasaan kaum feodal raja dan bangsawan terhadap lahan pertanian • Struktur sosial “perbudakan” terhadap para petani Alur kisah dan akibat • Berkurangnya populasi pekerja • Muncul pemberontakan dari para petani untuk mendapatkan upah yang tinggi • Reaksi pemerintah untuk membatasi gerakan petani dengan munculnya “statuta pekerja” • Fenomena “membajak” petani dari tuan tanah lain • Hasil: sistem kerja paksa feodal lenyap dan muncul pasar tenaga kerja yang inklusif dan upah tinggi * * Juga mengalami wabah pes yang mematikan * Namun struktur ekonomi feodal tidak berubah * Sebabnya: 1. Para tuan tanah lebih terorganisir, berkebalikan dengan para petani 2. Hak penguasaan para tuan tanah sangat terlindungi karena kotakota yang sangat kecil dibandingkan di eropa barat * Revolusi Politik mendahului revolusi industri di Inggris * Dampak dari perang saudara di Inggris pada abad ke 17 * Peran pemerintah begitu sentral: Hukum Sosial • Menegakkan hukum tanpa pandang bulu • Menghapus pungutan pajak semena-mena • Menjamin ketertiban • Menjamin hak kepemilikan aset dan properti • Memberikan hak paten untuk kekayaan intelektual * Ekonomi • Mendorong rakyat untuk berdagang, berinvestasi dan berinovasi • Membangun jaringan infrastruktur Revolusi Industri terjadi selama periode tahun 1750-1850 Diawali dengan terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia beralih dengan menggunakan mesin yang berbasis manufaktur Terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi Memberikan dampak besar bagi kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia Perkembangan Revolusi Industri : Britania Raya Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang Dunia Meluasnya revolusi industri Inggris menyebabkan kesenjangan sosial yang semakin besar antara negara kaya dan negara miskin, karena tidak semua negara di dunia mampu mengadopsi teknologi-teknologi baru yang telah dikembangkan Reaksi masing-masing negara terhadap kemajuan teknologi ini akan menentukan apakah seterusnya mereka tetap miskin atau bisa bangkit meraih kemakmuran ekonomi, hal ini dipengaruhi oleh sejarah institusi politik masing-masing negara Negara Inggris, Spanyol dan Perancis pada tahun 1588 dikuasai oleh Raja-raja yang memerintah dengan gaya absolut : Ratu Elizabeth I di Inggris, Raja Phillip II di Spanyol, dan Raja Henry III di Perancis Lembaga perwakilan rakyat dari ketiga negara tersebut (Parlemen Inggris, Cortes di Spanyol, dan Estates-General di Perancis) gencar menuntut kesetaraan Hak dan kontrol yang lebih ketat Ratu Elizabeth I meminta Parlemen Inggris untuk menarik pajak yang lebih besar pada rakyat, sebagai imbalan Parlemen Inggris menuntut konsesi pembatasan atas hak monopoli ekonomi oleh Ratu Pada akhirnya Parlemen Inggris berhasil memenangkan konflik yang terjadi dengan pihak kerajaan sedangkan Cortes di Spanyol tidak berhasil mengekang kekuasaan Raja di bidang yang sama Di Spanyol, masalah pajak bukanlah isu utama Parlemen Inggris • Cortes Spanyol Mengatur masalah perpajakan Estates-General • Tidak memiliki kekuasaan perpajakan Ekspansi perdagangan internasional secara besar-besaran khususnya di Atlantik terjadi setelah Tahun 1600 dengan didirikannya Perusahaan English East India Company, ekspansi ini terus berlanjut hingga Tahun 1627 Kerajaan Perancis turut melakukan ekspansi di kawasan Atlantik dengan mendirikan Kota Quebec pada Tahun 1608, kota itu menjadi pusat pemerintahan New France Pada akhirnya Ratu Elizabeth I dan penerusnya tidak berkuasa memonopoli perdagangan di Benua Amerika, sedangkan Penguasa Perancis dan Spanyol bebas melakukannya. Kekuasaan kerajaan Inggris berhasil ditentang oleh pemberontak yang merupakan kaum pedagang kaya dengan jumlah yang besar, hal ini yang menjadikannya berbeda dari Perancis dan Spanyol Perbedaan sejarah bangsa Inggris, Spanyol, dan Perancis ini menunjukkan kuatnya korelasi antara perbedaan institusi dengan momentum sejarah yang kritis, sejak Tahun 1688 institusi – institusi politik di negara Inggris sudah berubah kearah yang beragam (Prularistis) Momentum sejarah yang menentukan seperti itu sangat penting maknanya, sebab banyak sekali kekuatan besar yang senantiasa menolak perubahan atau kemajuan. Itulah mengapa satu perbedaan institusional antara Inggris, Perancis dan Spanyol bisa menyebabkan perbedaan sejarah ketiga Bangsa tersebut Perbedaan momentum sejarah itu akan menyebabkan evolusi institusi, mereka akan berevolusi sendiri-sendiri mengikuti skenario sejarahnya dan secara institusional akan berubah dan tak akan mungkin persis sama dengan Bangsa-bangsa lainnya Institusi-institusi politik ekonomi yang sudah ada (terbentuk melalui proses institusional yang panjang dan sebagian muncul sebagai reaksi terhadap momentum sejarah yang menentukan akan mempengaruhi wujud perubahan institusional di masa depan Nasib Eropa Barat dan Timur sudah mulai berbeda sejak Abad ke – 14, peluang ekonomi yang muncul pada Abad ke – 17, 18, dan 19 memberikan implikasi yang berbeda pada kedua benua Eropa tersebut karena pada Tahun 1600 pemerintahan Monarki Inggris mulai melemah (dibandingkan Spanyol dan Perancis), berkembangnya perdagangan internasional di kawasan Atlantik membuat jalan bagi lahirnya institusi baru yang lebih beragam di Inggris, sementara kekuasaan Monarki di Perancis dan Spanyol justru semakin merajalela Hal-hal yang menentukan arah perubahan institusional : 1. Kekuatan mana yang berhasil merebut kekuasaan 2. Kelompok-kelompok mana yang sukses menyusun koalisi efektif 3. Tokoh - tokoh besar mana yang mampu merekayasa skenario politik demi memuluskan agenda mereka Pada Tahun 1588 Raja Spanyol Phillip II mengirimkan sebuah armada besar untuk menumbangkan kekuatan angkatan laut Inggris, pada saat itu diramalkan bahwa armada Spanyol pasti berhasil menguasai lautan Atlantik, dan menguasai kepulauan Inggris Namun cuaca buruk dan kegagalan strategi perang yang disusun Sidonia (Pemimpin Pasukan) pada menit-menit terakhir karena Panglima Perang yang lebih berpengalaman tiba-tiba meninggal dunia membuat kekuatan Spanyol Limbung. Dan tanpa diduga Armada Inggris berhasil membuat musuhnya yang jauh lebih perkasa mundur, sejak saat itu kekuatan armada Inggris dan Spanyol semakin berimbang Kemenangan para aktivis Revolusi Inggris yang gigih memberantas kekuasaan istana dan merintis terwujudnya perangkat institusi politik yang pluralistis pada Tahun 1688 merupakan gambaran peranan dari faktor-faktor tak terduga Satu Abad sebelumnya tidak ada yang menduga bahwa kerajaan Inggris punya kekuatan untuk menguasai lautan, menjajah beberapa wilayah di Kepulauan Karibia dan Amerika Utara, atau mendominasi perdagangan dengan negara-negara Amerika Latin maupun Asia karena Ratu Elizabeth maupun Raja-raja keturunan Tudor sebelumnya tidak berhasil membangun angkatan laut yang kuat dan solid Tak banyak yang paham pada saat itu bahwa kemenangan Inggris akan memunculkan sebuah revolusi 100 Tahun kemudian Pasca revolusi Inggris pada Tahun 1688, berbagai Institusi kemasyarakatan inklusif yang di gawangi oleh “lingkaran kebijakan” semakin kuat dan bisa saja berubah haluan secara perlahan menjadi institusi yang ekstraktif Momentum sejarah yang penting bisa melahirkan institusi-institusi politik-ekonomi yang lebih ekstraktif, karena adanya sejumlah tantangan yang menyertai berbagai momentum penting tersebut, bagaimana hasil akhirnya tidak dapat ditebak Pertumbuhan ekonomi Inggris menyebar ke seluruh dunia, namun tidak dengan kancah politik dan perekonomian dunia secara keseluruhan. Dampak Revolusi Industri tidak seragam di seluruh dunia sehingga menyebabkan kesenjangan yang merupakan hakikat dari peta distribusi kemakmuran dunia. Sejumlah negara berhasil mengembangkan perangkat institusi politik-ekonomi yang mirip dengan Inggris : Australia, Kanada dan Amerika Serikat. Institusi inklusif tumbuh subur di Amerika dan Kanada namun tidak terjadi di Amerika latin, sehingga terbentuk pola kesenjangan. Negara-negara Afrika merupakan negara dengan ekonomi dan politik yang tidak mampu menangkap peluang, disebabkan penguasa absolute yang tidak bertahan lama, spt Kerajaan Kongo Pada Abad ke 19, China merasa perdagangan antar benua yang meningkat pesat akan berpotensi memoroti kekuasaan mereka. Di India, sistem kasta memberangus mekanisme pasar dan angkatan kerja. Sehingga di Asia, selain Jepang jauh tertinggal dengan negara Eropa Perbedaan institusional Jepang dan China telah menimbulkan dampak yang luar biasa pada sejarah dengan kedatangan Inggris dan Amerika, hal ini dikarenakan kelompok-kelompok di Jepang lebih terorganisir dan bergerak secara massal. Pola ini juga diterapkan oleh Korea Selatan dan Taiwan pasca perang dunia II yaitu pertumbuhan ekonomi yang didahului oleh reformasi institusi ekonomi. Di timur tengah, dari masa pemerintahan Ottoman dengan kekuasaan absolute juga gagal menjaga ketertiban dan kesejahteraan masyarakatnya. Akibatnya, ketika revolusi industri marak di Inggris, institusi ekonomi di Timur Tengah justru menjadi semakin ekstraktif dan mengalami stagnasi ekonomi Hingga masa Perang Dunia I pemerintahan absolute masih tetap dipertahankan , sehingga upaya reformasi dilakukan namun selalu kandas karena para elite takut akan kehilangan kekuasaan politik dan ekonominya. Teori institusi ini terbukti berhasil menjabarkan fenomena yang terjadi yaitu: Kesenjangan ekonomi dunia berawal dari Revolusi Industri di Inggris, dampaknya meluas hingga Eropa Barat dan daerah koloni Eropa Perbedaan yang tak pernah berubah dari negara Amerika Latin Perbedaan antara Eropa Barat dan Timur Transisi dari stagnasi menuju pertumbuhan ekonomi Berhentinya pertumbuhan ekonomi secara mendadak *