- Lumbung Pustaka UNY

advertisement
ARTIKEL KEGIATAN PPM
PROGRAM PRIORITAS FAKULTAS
JUDUL KEGIATAN PPM
OPTIMALISASI PENGELOLAAN KELOMPOK USAHA
BUDIDAYA IKAN MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI
MANAJEMEN KEUANGAN
Oleh:
Muniya Alteza, dkk
Dibiayai Oleh
Dana DIPA UNY Sub Kegiatan 00539 AKUN 525112 Tahun Anggaran 2010
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Program Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat Prioritas Fakultas
Nomor: 180 b/H.34.22/PM/ 2010 Tanggal 15 April 2010
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Tahun 2010
1
OPTIMALISASI PENGELOLAAN KELOMPOK USAHA BUDIDAYA IKAN
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI MANAJEMEN KEUANGAN
Muniya Alteza, Lina Nur Hidayati, Dyna Herlina S.
Abstrak
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan kepada anggota kelompok
budidaya ikan SUPRAS yang berlokasi di Dusun Susukan, Desa Genjahan, Kecamatan
Ponjong, Gunung Kidul, Yogyakarta. Kelompok ini cukup potensial karena didukung
oleh kondisi alam yang memadai dan sarana prasarana kelompok yang lengkap. Namun
demikian, pengelolaan usaha dari kelompok ini masih dilakukan secara sederhana dan
belum menerapkan manajemen secara profesional. Demikian pula pengelolaan laporan
administrasi dan keuangan kelompok ini masih sederhana walaupun sudah
menggunakan bantuan buku pencatatan keuangan. Oleh karena itulah maka kelompok
ini perlu untuk meningkatkan kompetensi manajemen keuangan dengan menyusun
laporan keuangan sehingga sesuai dengan kaidah akuntansi dan mampu menjadi dasar
bagi pengajuan tambahan modal ke perbankan.
Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM ini adalah 1).Ceramah untuk
menyampaikan teori dan konsep-konsep yang sangat prinsip dan penting untuk
dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi yang diberikan meliputi:
manajemen pengelolaan usaha (manajemen sumber daya manusia, pemasaran dan
keuangan), dasar-dasar pencatatan transaksi, penyusunan laporan keuangan baik laporan
laba rugi, neraca, dan arus kas; 2) Demonstrasi, untuk menunjukkan suatu proses kerja
sehingga dapat memberikan kemudahan bagi peserta pelatihan. Demonstrasi ini
dilakukan oleh instruktur bersama mahasiswa untuk memberikan contoh bagaimana
mencatat transaksi usaha dan menyusun laporan keuangan secara manual maupun
dengan bantuan komputer.; dan 3) Latihan atau praktek , di mana peserta akan
mempraktekkan bagaimana melakukan pencatatan transaksi usaha dan penyusunan
laporan keuangan baik laporan laba rugi, neraca, dan arus kas.
Hasil kegiatan PPM menunjukkan bahwa semua peserta dapat mengikuti seluruh
proses pelatihan dari awal sampai selesai, kegiatan yang dirancang 100% terlaksana,
dan kehadiran narasumber 100%. Target penyampaian materi pelatihan juga tercapai
karena materi dapat disampaikan secara keseluruhan. Penguasaan kompetensi peserta
pelatihan dievaluasi melalui praktek mandiri pengelolaan usaha yang dilakukan. Dari 33
peserta pelatihan, sebanyak 31 orang (93,94%) telah melakukan pencatatan transaksi
usaha dan sebanyak 26 orang (78,79%) telah melanjutkannya dengan penyusunan
laporan keuangan (laporan rugi laba dan neraca). Selain itu peserta juga telah berusaha
memanfaatkan informasi dari laporan keuangan tersebut untuk melakukan proyeksi
usaha di masa depan.
Kata kunci: kelompok usaha budidaya ikan, usaha kecil menengah, manajemen usaha,
manajemen keuangan
2
Management Optimalization for Fish Aquaculture Group by Improving Financial
Management Competence
Muniya Alteza, Lina Nur Hidayati, Dyna Herlina S.
Abstract
This public serving activity was designed for the members of SUPRAS fish aquaculture
group which is located at Susukan, Genjahan, Ponjong, Gunung Kidul, Yogyakarta. The
group is potential as its supported by favorable nature situation and complete facilities.
However, the business management done by this group has not implemented
professional management yet. Administration and financial report of this group also
still simple although it has utilized financial record books. Thus this group needs to
improve the quality of financial management competence by composing financial
reports based on accounting principles and later can be used for credit application
basis to the bank.
The methods in this public serving activity are 1) Lecturing method for
explaining theories and principal concepts such as general management (human
resources management, marketing management and financial management),
transaction records basis, and financial report composition consists of income
statement, balance sheet and cash flow statement; 2) Demonstration method for
showing the work process.The demonstration given by the instructor and students to
show examples how to record business transactions and to compose financial reports
both manually and computer-aid; 3) Exercises, as a media for trainee to practice
recording and composing complete financial reports, including income statement,
balance sheet and cash flow statement.
The results of this public serving activity showed that all the trainee could
participate in all the training process, 100% the planned activities completed and
instructor's attendances are 100%. All training materials targeted could be delivered
completely. Trainee's competences were evaluated by individual business management
practices. From total 33 trainee, there were 31 trainee who recorded business
transactions and 26 trainee continued by composing financial report (income statement
and balance sheet). There are also some trainees who tried to use information from
financial reports to make future business projections.
Keywords: fish aquaculture group, small and medium business, business management,
financial management
3
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu daerah di Yogyakarta yang
terkenal memiliki lahan-lahan kritis. Akan tetapi, Kecamatan Ponjong memiliki
keistimewaan tersendiri, yaitu berupa tersedianya beberapa mata air yang tidak pernah
habis sekalipun di musim kemarau. Di Kecamatan Ponjong saat ini dibina sebagai
KSPP (Kawasan Sentra Produksi Perikanan) Kabupaten Gunungkidul.
Mengingat
potensi wilayah di Kecamatan Ponjong, khususnya sumber airnya, maka pengembangan
usaha budidaya ikan masih dapat dikembangkan ke arah ikan dengan nilai ekonomis
yang jauh lebih tinggi. Salah satu komoditas yang akan diadopsi di daerah Ponjong
adalah ikan patin.Usaha pembenihan ikan patin memiliki beberapa kelebihan, antara
lain: perputaran modal relatif cepat, teknis pembenihan ikan patin telah dapat dipelajari,
harga jual benih yang tinggi, dan pasar yang masih sangat terbuka (dapat dipasarkan
sebagai benih ikan konsumsi maupun sebagai ikan hias). Dengan berbagai kelebihan
yang dimiliki maka usaha produksi benih patin sangat cocok digunakan dalam upaya
peningkatan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat (khususnya generasi muda).
Kelompok pembudidaya ikan SUPRAS merupakan kelompok masyarakat di
Dusun Susukan, desa Genjahan, kabupaten Ponjong, Gunungkidul yang memiliki sentra
produksi pembenihan dan pembesaran ikan konsumsi. Saat ini jenis kegiatan yang
dijalankan oleh kelompok ini meliputi pembenihan ikan lele, pembesaran berbagai jenis
ikan air tawar seperti lele, nila, bawal, patin, dan juga mengelola rumah makan dan
pemancingan sebagai sarana penunjang pemasarannya. Lingkungan alam dan
masyarakat di dusun Susukan sangat menunjang untuk pengembangan kegiatan
budidaya ikan baik benih maupun konsumsi. Hal ini ditunjang dengan semangat
masyarakat yang ingin meningkatkan taraf hidupnya dan ketersediaan lahan yang masih
luas dan ketersediaan air yang memadai dan baik untuk budidaya.
Kelompok pembudidaya SUPRAS dimotori oleh kalangan muda yang memiliki
tingkat pendidikan cukup tinggi bahkan ada yang lulusan sarjana, sehingga memiliki
wawasan dan keinginan kuat untuk berkembang. Kemampuan SDM kelompok ini
dalam bidang perikanan masih kurang karena tidak ditunjang dari bidang ilmu
perikanan, hanya berdasarkan pengalaman dan pelatihan ataupun penyuluhan dari dinas
terkait. Permodalan kelompok sebagian besar berasal dari modal angota kelompok dan
4
sebagian merupakan dana penguatan modal dari pemerintah untuk masyarakat melalui
Dinas Perikanan dan Kelautan. Kemampuan produksi benih lele kelompok ini sudah
mencapai 60.000 ekor per bulan sedangkan untuk ikan konsumsi secara keseluruhan
mencapai 500 kwintal per bulan. Untuk pengembangan produk, kelompok ini berusaha
membudidayakan benih patin karena permintaan yang ada relatif tinggi dan belum dapat
dipenuhi secara optimal. Pemasaran hasil produksi kelompok ini secara garis besar
dipasarkan dalam skala lokal belum merambah keluar kabupaten Gunungkidul.
Sarana dan prasarana kelompok ini cukup lengkap dengan luas areal lahan 8.000
meter persegi dengan rencana pengembangan menjadi 18.000 meter persegi. Kelompok
ini memiliki toko pakan dan obat-obatan bersama serta rumah makan sebagai sarana
membantu anggota kelompok memperoleh pakan dan menjual hasil produksinya.
Prospek pemasaran untuk benih ikan lele maupun patin sangat terbuka karena
banyaknya permintaan dari para kelompok pembudidaya yang lainnya yang belum
mampu membuat benih sendiri. Sedangkan pemasaran ikan konsumsi dilakukan melalui
rumah makan yang ada dan kolam pemancingan yang dimiliki oleh kelompok. Jaringan
pemasaran produk kelompok ini masih lingkup lokal dan belum luas sehingga masih
terbuka lebar untuk bekerja sama dengan pihak dari luar kabupaten Gunungkidul.
Sebagai sebuah kelompok pembudidaya dengan skala usaha yang cukup besar,
pengelolaan usaha dari kelompok ini masih dilakukan secara sederhana. Pengelolaan
sumber daya manusia belum memperhatikan aspek manajemen seperti tampak dalam
pemberian upah yang tidak memperhatikan kinerja, tetapi disama ratakan, pemasaran
yang masih mengandalkan tengkulak dan lain sebagainya. Demikian pula pengelolaan
laporan administrasi dan keuangan kelompok ini masih sederhana walaupun sudah
menggunakan bantuan buku pencatatan keuangan. Namun demikian, laporan keuangan
perlu diperbaiki sehingga sesuai dengan kaidah akuntansi dan mampu menjadi dasar
bagi pengajuan tambahan modal ke perbankan.
B. Kajian Pustaka
1. Manajemen Usaha
Manajemen berasal dari kata "to manage" yang berarti mengatur, mengurus atau
mengelola. Menurut James A.F. Stoner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian dan penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang
5
telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pengelolaan usaha maka fungsi manajemen
ini dilakukan dalam seluruh aspek penyusun bisnis, yaitu aspek sumber daya manusia,
operasi, pemasaran dan keuangan (Griffin dan Ebert, 2001).
1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM adalah rangkaian aktivitas organisasi untuk menarik,
mengembangkan dan mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Berbeda dengan
sumberdaya yang lainnya, pengelolaan SDM bersifat unik sesuai dengan perbedaan
karakteristik dan sifat manusia satu sama lain. Menurut Dessler (2009) proses
manajemen sumber daya manusia yang terencana dan terukur terdiri dari: 1)
Perencanaan sumber daya manusia; 2) Rekrutmen dan seleksi sumber daya manusia; 3)
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia; 4) Penilaian kinerja; dan 5)
Penetapan kompensasi
1.2. Manajemen Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler (2008) didefinisikan sebagai proses perencanaan dan
eksekusi konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi dari gagasan, barang dan
jasa dalam rangka menciptakan pertukaran untuk memuaskan tujuan individu dan
organisasi. Pilihan konsumen terhadap produk dipengaruhi oleh nilai produk yaitu
perbandingan relatif antara manfaat/utilitas dengan biaya. Suatu produk dikatakan
bernilai tinggi apabila utilitasnya jauh lebih besar dibandingkan biayanya.
Menurut Kotler (2008), proses pemasaran terdiri dari empat langkah, yaitu: a)
Menganalisis peluang yang ada di pasar; b) Mengembangkan strategi pemasaran
berorientasi pasar; c) Merencanakan program pemasaran terpadu menggunakan bauran
pemasaran; dan d) Mengorganisasikan, mengimplementasikan dan mengawasi proses
pemasaran. Proses pemasaran yang sukses mengikuti tahap-tahap sebagai berikut: 1)
Segmentasi pasar, yaitu proses memilah pasar yang heterogen menjadi kelompok yang
homogen artinya memiliki karakteristik dan kebutuhan produk yang sama. Berdasarkan
informasi yang diperoleh pemasar, maka segmentasi dapat dilakukan atas dasar variabel
geografis, demografis maupun psikografis; 2) Targeting, yaitu memilih satu/ lebih
kelompok pasar yang ada. Penetapan pasar sasaran dilakukan berdasarkan evaluasi
terhadap daya tarik masing-masing segmen, dan 3) Pemosisian: menempatkan/
memposisikan citra produk dalam benak konsumen dibandingkan dengan produk
6
pesaing dengan tujuan agar suatu produk memiliki tempat yang jelas dan terbedakan
dalam benak konsumen sasaran.
Setelah proses pemasaran dilalui maka tahap berikut yang dijalani pemasar
adalah menetapkan bauran pemasaran (marketing, mix) , yaitu Bauran pemasaran
merupakan perangkat alat pemasaran yang dapat dikendalikan pemasar berupa produk,
harga, promosi dan distribusi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respons yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2008). Bauran pemasaran yang
pertama adalah produk, didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memberikan nilai
(perbandingan antara benefit dengan cost). Bauran kedua adalah harga, yaitu nilai tukar
suatu produk yang dinyatakan dalam satuan moneter. Bauran pemasaran ketiga adalah
promosi, merujuk pada usaha yang dilakukan pihak pemasar untuk memengaruhi pihak
lain agar bersedia berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Promosi yang dapat dipilih
diantaranya adalah periklanan, penjualan pribadi (personal selling) , promosi penjualan
(sales promotion), publisitas, hubungan masyarakat. Sedangkan bauran pemasaran
ketiga adalah bauran distribusi yaitu kombinasi saluran distribusi yang dipakai
perusahaan untuk menyampaikan produk kepada konsumen akhir, menjadi sangat
penting. Dalam mengambil keputusan mengenai jenis saluran distribusi yang akan
digunakan maka perusahaan perlu mempertimbangkan jenis produk, karakteristik
konsumen dan sebagainya.
1.3. Manajemen Keuangan
Keuangan (finance) adalah fungsi bisnis yang bertanggung jawab untuk
mendapatkan, mengelola dan merencanakan penggunaan dana. Tugas ini secara
organisasional dibebankan pada manajer keuangan. Aktivitas yang dijalankan manajer
keuangan antara lain adalah perencanaan keuangan, penganggaran dana, mendapatkan
dana, mengendalikan dana, pemeriksaan, pengelolaan pajak dan memberi nasihat atau
saran kepada manajemen puncak mengenai masalah keuangan.
2. Manajemen Keuangan Bagi Usaha Kecil dan Menengah
Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah dapat dilakukan dengan
memberikan kredit usaha kepada usaha kecil dan menengah. Namun hal ini terkendala
dengan tidak adanya laporan kinerja usaha yang diperlukan untuk mengajukan kredit.
Laporan kinerja usaha yang terpenting adalah laporan keuangan. Karena dengan laporan
7
keuangan pihak kreditor dapat menilai perkembangan kinerja usaha dan dapat
mengestimasi kinerja usaha di masa yang akan datang. Untuk itu, para pengusaha kecil
dan menengah harus dibiasakan untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan
sebagai salah satu upaya pengembangan usahanya. Kebiasaan ini perlu ditumbuhkan
agar nantinya usaha kecil dan menengah mendapatkan kemudahan dalam mengajukan
kredit usaha.
2.1. Persamaan Dasar Akuntansi
Sumberdaya yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan disebut dengan
aset. Sedangkan hak atau klaim atas aset perusahaan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: (1)
hak kreditor, (2) hak pemilik. Hubungan antara keduanya, dapat dinyatakan dalam suatu
persamaan yang disebut dengan persamaan dasar akuntansi dan ditulis sebagai berikut
(Kieso et al., 2002) :
Aset = Kewajiban + Ekuitas
2.2. Pencatatan Transaksi Bisnis
Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis yang menyebabkan perubahan
dalam aset dan/atau kewajiban, dan/atau ekuitas. Semua transaksi bisnis perusahaan
selalu berpengaruh pada perubahan ketiga unsur persamaan dasar akuntansi, yaitu aset
dan/atau kewajiban dan/atau ekuitas. Terdapat siklus pencatatan transaksi bisnis yang
menunjukkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk proses akuntansi transaksi
bisnis yang dilakukan. Adapun siklus pencatatan transaksi bisnis meliputi:
a) Transaksi yang terjadi di perusahaan akan dicatat dalam dokumen sumber (a
source document). Contoh dokumen sumber atau bukti transaksi diantaranya
adalah kuitansi pembayaran atau penerimaan kas, faktur pembelian, faktur
penjualan, kartu jam kerja, dan lain-lain.
b) Transaksi yang terjadi dalam suatu periode dicatat menurut urutan
kejadiannya dalam sebuah buku. Pencatatan ini lazimnya disebut dengan
membuat jurnal. Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi atau
membuat jurnal ini disebut dengan buku harian. Disebut buku harian karena
pencatatan dalam buku ini harus dilakukan menurut urutan kejadiannya
(kronologisnya) yang umumnya dilakukan setiap hari
c) Langkah berikutnya setelah membuat jurnal adalah memindahkan catatan di
buku harian ke kelompok akun-akun yang disebut dengan buku besar (the
8
ledger). Proses memindahkan dan mengelompokkan catatan dari buku harian
ini ke dalam buku besar (the ledger) disebut dengan proses posting.
d) Langkah terakhir adalah menyiapkan daftar semua akun dan saldonya.
Daftar ini disebut dengan neraca saldo (the trial balance). Neraca saldo
dipersiapkan untuk melihat kesamaan debit dan kredit akun-akun yang ada di
buku besar (the ledger). Ringkasan akun beserta saldonya yang terdaftar
dalam neraca saldo (the trial balance) ini digunakan sebagai dasar untuk
menyiapkan laporan keuangan
Usaha Kecil dan Menengah perlu mempersiapkan beberapa buku untuk mencatat
berbagai transaksi yang dilakukan sehingga lebih terkelola dan tertib administrasi
keuangannya. Beberapa buku yang biasanya digunakan dalam pencatatan transaksi
meliputi (Setyawan, 2007) buku kas, buku pembelian tunai, buku pembelian kredit,
buku penjualan tunai, buku penjualan kredit, buku piutang dan buku utang.
2.3. Laporan Keuangan Bagi Usaha Mikro
Laporan keuangan yang perlu disusun untuk usaha kecil secara umum adalah yaitu
Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Arus Kas. Berikut ini adalah format Laporan
Keuangan dalam bentuk Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Arus Kas.
a) Neraca
Menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu. Neraca memperlihatkan keseimbangan antara nilai aktiva (kekayaan)
perusahaan dengan nilai Pasiva (berisi hutang dan modal yang disetor).
Diformulasikan sebagai berikut:
Aktiva (Kekayaan) = Pasiva ( Hutang Perusahaan + Modal Perusahaan)
b) Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba memberikan informasi tentang jalannya operasional
perusahaan dalam satu periode tertentu apakah mengalami keuntungan ataukah
kerugian. Dapat diformulasikan sebagai berikut:
Pendapatan – Biaya = Laba/ Rugi
c) Laporan Aliran Kas
Laporan aliran kas merupakan laporan perubahan nilai uang kas yang
dimiliki oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu. Laporan aliran kas
memberikan informasi kepada perusahaan tentang ketersediaan uang tunai yang
9
dapat digunakan untuk operasional kegiatan perusahaan. Perusahaan perlu
mengetahui aliran uang kas baik penerimaan dan pengeluaran untuk dapat
mengontrol dan mengelola kebutuhan atas uang tunai sehingga tidak akan
kekurangan dana operasional ataupun terlalu banyak uang tunai yang disimpan
sehingga merugikan perusahaan karena uang tersebut tidak produktif. Dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Penerimaan – Pengeluaran = Surplus/ defisit
D. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk menyebarluaskan
pengetahuan dan keterampilan kepada anggota kelompok budidaya ikan SUPRAS
dalam hal : a) Manajemen pengelolaan usaha budidaya ikan secara umum, meliputi
aspek keuangan, manajemen sumber daya manusia dan pemasaran; b) Pencatatan
transaksi usaha yang sesuai dengan kaidah akuntansi; dan c) Penyusunan laporan
keuangan yang akuntabel secara periodik.
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan dapat membekali anggota
kelompok budidaya ikan SUPRAS dalam melakukan pengelolaan usaha secara umum
dan melakukan pencatatan transaksi usaha serta penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan prinsip akuntansi sehingga dapat mengoptimalkan pengelolaan kelompok
usaha. Selain itu laporan keuangan juga bermanfaat untuk pengajuan tambahan modal
dari pihak eksternal, khususnya perbankan.
METODE PELAKSANAAN PPM
A. Khalayak Sasaran
Kegiatan ini direncanakan diikuti oleh anggota kelompok budidaya ikan
SUPRAS, dengan peserta sebanyak 30 orang. Kelompok ini memiliki potensi yang
cukup baik untuk mengembangkan usaha, karena mereka telah memiliki sentra
pembenihan ikan lele, pembesaran berbagai jenis ikan air tawar seperti lele, nila, bawal,
patin, dan juga mengelola rumah makan dan pemancingan sebagai sarana penunjang
pemasarannya. Dengan penguasaan manajemen usaha secara umum dan khususnya
manajemen keuangan yang baik maka diharapkan kelompok sasaran dapat
mengoptimalkan pengelolaan usaha yang selama ini telah dijalankan.
10
B. Metode Kegiatan
1). Ceramah
Metode ini dipilih untuk menyampaikan teori dan konsep-konsep yang sangat
prinsip dan penting untuk dimengerti serta dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi
yang diberikan meliputi: manajemen pengelolaan usaha (manajemen sumber daya
manusia, pemasaran dan keuangan), dasar-dasar pencatatan transaksi, penyusunan
laporan keuangan baik laporan laba rugi, neraca, dan arus kas.
2). Demonstrasi
Demonstrasi ini dilakukan oleh instruktur bersama mahasiswa untuk memberikan
contoh bagaimana mencatat transaksi usaha dan menyusun laporan keuangan
secara manual maupun dengan bantuan komputer.
3). Latihan atau praktek
Pada metode ini peserta akan mempraktekkan secara optimal bagaimana
melakukan pencatatan transaksi usaha dan penyusunan laporan keuangan baik
laporan laba rugi, neraca, dan arus kas.
HASIL PELAKSANAAN PPM DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan inti kegiatan selain
kegiatan survei, dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali. Tempat pelaksanaan kegiatan
adalah di sekretariat SUPRAS di Dusun Susukan, Desa Genjahan, Ponjong, Bantul.
Kegiatan diikuti oleh 33 orang anggota SUPRAS. Adapun perincian dari kegiatan yang
telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tatap
Hari/
muka Tanggal
ke
I
Kamis,
29 April
2010
II
Sabtu, 1
Mei 2010
Materi
Media
Aspek-aspek
Makalah
pengelolaan usaha
a. Manajemen
keuangan
b. Manajemen sumber
daya manusia
c. Manajemen
keuangan
a. Manajemen
 Makalah
keuangan
bagi  Buku Kas
Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Studi kasus
 Ceramah
 Tanya jawab
11
1 Mei- 31
Juli 2010
III
Sabtu, 14
Agustus
2010
UKM
 Pengenalan akun
 Pencatatan
transaksi
 Penyusunan
laporan keuangan
(neraca,
laba
rugi, arus kas)
 Pemanfaatan
informasi
keuangan dalam
pengelolaan
usaha
b. Praktek pencatatan
transaksi
usaha,
praktek penyusunan
laporan
keuangan
(laporan rugi laba,
neraca, arus kas)
secara manual dan
berbasis komputer
sederhana
(Microsoft Excel)
Praktek
mandiri
pencatatan
transaksi
usaha dan penyusunan
laporan keuangan bagi
anggota kelompok
Evaluasi hasil
pencatatan transaksi
dan laporan keuangan
serta konsultasi
manajemen usaha
 Buku
Pembelian
Tunai
 Buku
Pembelian
Kredit
 Buku
Penjualan
Tunai
 Buku
Penjualan
Kredit
 Buku
Piutang
 Buku Utang
 Komputer
 Demonstrasi
 Latihan
 Buku
catatan
transaksi
Praktek mandiri
 Buku
catatan
transaksi
 Laporan
keuangan
Tanya jawab
B. Pembahasan Hasil Pelaksanaan
Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilakukan secara garis
besar mencakup beberapa komponen, yaitu keberhasilan target jumlah peserta pelatihan,
ketercapaian target materi yang telah direncanakan, ketercapaian tujuan pelatihan dan
kemampuan peserta dalam penguasaan materi. Ketercapaian target jumlah peserta dapat
dilihat dari jumlah peserta yang ditargetkan adalah 30 orang dan pada kenyataannya
kegiatan diikuti oleh 33 orang sehingga target jumlah peserta telah dapat terpenuhi.
Semua peserta dapat mengikuti seluruh proses pelatihan dari awal sampai selesai,
kegiatan yang dirancang 100% terlaksana, dan kehadiran narasumber 100%. Target
12
penyampaian materi pelatihan juga tercapai karena materi dapat disampaikan secara
keseluruhan. Dengan demikian maka tujuan kegiatan PPM dapat terpenuhi.
Penguasaan kompetensi peserta pelatihan dievaluasi melalui praktek mandiri
pengelolaan usaha. Dari 33 peserta pelatihan, sebanyak 31 orang (93,94%) telah
melakukan pencatatan transaksi usaha dan 26 orang (78,79%) telah melanjutkannya
dengan penyusunan laporan keuangan (laporan rugi laba dan neraca). Selain itu peserta
juga telah berusaha memanfaatkan informasi dari laporan keuangan tersebut untuk
melakukan proyeksi usaha di masa depan. Selain itu kegiatan ini juga dievaluasi
menggunakan instrumen pengukuran kepuasan pelanggan dari Lembaga Pengabdian
pada Masyarakat UNY. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar peserta
memberikan penilaian dengan skor 3 (baik) atau 4 (sangat baik).
Berdasarkan
evaluasi
pelaksanaan
kegiatan
dapat
diidentifikasi
faktor
pendukung dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat adalah:
a) Adanya kerjasama yang baik antara tim pengabdi dengan kelompok budidaya ikan
SUPRAS.
b) Partisipasi aktif dan antusiasme yang tinggi dari anggota kelompok budidaya ikan
SUPRAS dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
c) Ketersediaan komputer dalam jumlah memadai yang dapat digunakan untuk praktek
pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan
Selain itu dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini juga ada beberapa hal
yang dipandang sebagai kendala pelaksanaan yaitu:
a) Latar belakang anggota kelompok SUPRAS yang sangat bervariasi (tidak
berpendidikan sampai berpendidikan tinggi) sehingga pemahaman para peserta
terhadap materi sangat bervariasi
b) Beberapa
peserta
pelatihan
belum
memiliki
pengetahuan
awal
tentang
pengoperasian komputer sehingga mengalami kesulitan dalam praktek penyusunan
laporan keuangan berbasis komputer sederhana (Microsoft Excel).
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan,
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
13
1) Kegiatan pengabdian pada masyarakat berjalan dengan baik dan lancar sesuai
dengan rencana kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
2) Peserta pelatihan telah mampu menguasai kompetensi yang diajarkan dalam
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu manajemen usaha,
pencatatan transaksi keuangan dan penyusunan laporan keuangan
B. Saran
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1) Perlu adanya kegiatan pelatihan lanjutan secara periodik untuk terus
mengembangkan kelompok usaha budidaya ikan SUPRAS
2) Perlu adanya pendampingan dari instansi terkait (Dinas Perikanan dan
Kelautan, Dinas Kesehatan) dan lainnya agar lini usaha yang selama ini
dikelola oleh SUPRAS dapat terus maju dan membantu kemakmuran
anggotanya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2008. Fundamentals of Financial
Management. 10th edition. Thomson-South Western Learning.
Dessler, Gary. 2009. Human Resource Management. 8th Edition. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.
Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert. 2001. Pengantar Bisnis. Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Prenhalindo.
Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., dan Terry DW.2002. Akuntansi Menengah. Edisi
Bahasa Indonesia. Edisi Kesepuluh.Jakarta: Erlangga..
Kotler, Philip. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid I. Jakarta: Prenhallindo.
Purnomo Setyawan. 2007. Menumbuhkan Kebiasaan Menyusun Laporan Keuangan
pada Usaha Kecil dan Menengah. Universitas Negeri Jakarta
Stoner, James A., Freeman, Edward R., Gilbert Jr, Daniel R. 2003. Manajemen. Edisi
Bahasa Indonesia. Prentice Hall.
Weihrich, Heinz and Koontz, Harold. 2003. Management. Eleventh Edition. McGrawHill.
15
Download