BILANGAN EULER Bilangan Euler didefinisikan sebagai E CH dengan C merupakan jumlah daerah-daerah yang terhubung, dan H menyatakan banyaknya lubang pada objek. Bilangan Euler memiliki sifat-sifat topologi suatu objek, karena C dan H merupakan sifat topologi. Atribut-atribut bentuk topologi merupakan sifat-sifat suatu objek yang invarian terhadap berbagai jenis transformasi. Gambar (5a) menunjukkan 2 objek, sedangkan gambar (5b) menunjukkan perenggangan kedua objek pada (5a), yang mana hubungan topologi antar kedua objek tidak mengalami perubahan. a. 2 objek b. Perenggangan objek pada (a) c. 2 objek dengan C=2, H=3, E=1 Gambar 5. Objek-objek sederhana untuk bilangan Euler a. Metode Segiempat Bit (Bit Quads) Metode ini dapat digunakan untuk menghitung bilangan Euler, perimeter, dan area suatu objek pada citra. Untuk menghitung E, metode ini tidak menggunakan banyaknya komponen-komponen yang terhubung (C) dan banyaknya lubang (H), melainkan menggunakan pola-pola bit tertentu. Gambar 6 menunjukkan pola-pola bit yang digunakan untuk menentukan bilangan Euler. Features Based Image Processing 1 0 Q0 0 1 Q1 0 1 Q2 0 1 Q3 0 1 Q4 1 1 QD 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 Gambar 6. Pola-pola segiempat bit [11] Dengan menggunakan 4-hubungan, bilangan Euler didefinisikan sebagai E 1 nQ1 nQ3 2nQD 4 dan untuk 8-hubungan, E 1 nQ1 nQ3 2nQD 4 Area (A), perimeter (P), dan bilangan Euler dapat dinyatakan sebagai A 1 nQ1 2nQ2 3nQ3 4nQ4 2nQD 4 P nQ1 nQ2 nQ3 2nQD Metode ini sekaligus menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk menghitung E suatu citra dengan perhitungan ketetanggaan lokal dibandingkan harus menghitung banyaknya komponen-komponen yang terhubung C dan banyaknya lubang H. b. Atribut Geometri Beberapa ciri-ciri geometri dapat diperoleh bila area dan perimeter suatu objek sudah diperoleh. Berikut ini adalah ciri-ciri geometri yang dimaksud, dengan suatu asumsi bahwa banyaknya lubang adalah jauh lebih kecil daripada banyaknya objek, sehingga dalam hal ini nilai E dapat diaproksimasi dengan nilai C. Features Based Image Processing 2 Kebundaran (circularity) suatu objek dapat ditentuk sebagai C 4A P2 Ciri kebundaran ini juga disebut dengan rasio ketipisan. Objek-objek yang memiliki bentuk bulat memiliki kebundaran penuh (satu), sedangkan objek-objek bujur memiliki kebundaran kurang dari satu. Suatu citra yang berisi beberapa komponen tetapi sedikit lubang, maka bilangan Euler dapat diaproksimasi dengan banyak komponen. Oleh karena itu rata-rata area dan perimeter dari objek-objek yang berhubungan, untuk E > 0, dapat dinyatakan sebagai AA A E PA P E Untuk citra-citra yang memiliki objek-objek tipis seperti tulisan yang diketik (typewritten) atau karakter-karakter pada naskah, maka rata-rata dari panjang dan lebar objek dapat dinyatakan sebagai LA PA 2 WA 2 AA PA Ciri-ciri sederhana di atas sangat berguna dalam membedakan karakteristik kasar suatu objek[11]. Features Based Image Processing 3