Kuliah Online : NanoBiotechnology The Future of Biotechnology and NanoBiotechnology Mohammad Fadhillah Master Student - Dept. of Bioscience and Biotechnology, Graduate School of Bioresource and Bioenvironmental Sciences Kyushu University, Japan 1. Perkenalan Singkat Perkenalkan, saya “Fadhil”, asli Belitung, Prov. Bangka Belitung. Kuliah S1 di Dept. BiologiIPB dengan beasiwa Utusan Daerah Belitung Timur. Setelah lulus, sempat magang kerja di Nano Center Indonesia selama 1 tahun. Waktu itu saya membidangi bidang Aplikasi Teknologi Nanobubble di bidang Perikanan, riset kerjasama dengan salah satu BUMN Perikanan Indonesia. September 2015 kemudian melanjutkan S2 ke Kyushu Unversity, Jepang di bidang Bioteknologi, spesialisasi di Teknologi Fermentasi. 2. Selayang Pandang tentang NanoBiotechnology Mungkin sudah banyak yang familiar dengan istilah Nanotechnology, atau singkatnya adalah ilmu/teknik dalam memanipulasi atau merekayasa material pada ukuran yang sangat kecil, nanometer. Di lain sisi, Biotechnology adalah disiplin ilmu/ teknik yang menggunakan agen hayati/ makhluk hidup untuk membuat dan memodifikasi suatu produk untuk kegunaan tertentu (bagi manusia). Nah, Nano-Bio-technology secara harfiah adalah istilah bidang aplikasi ilmu nanoteknologi yang dikembangkan untuk mempelajari fenomena dan aplikasi di bidang biologi seperti : self-assembly (pada molekul), proses-proses seluler, sistem biologi. Berikut merupakan aplikasi NanoBiotechnology di berbagai bidang : Biosensor Drug Delivery device (vehicles for biomolecule delivery in cellular systems) Modifikasi sistem genetik dan peptide/protein (ON/ OFF pada materi genetic tertentu) Biodevice Berikut beberapa hasil-hasil riset dalam bidang NanoBiotechnology (Nature): Switchable DNA wire: deposition-stripping of copper nanoclusters as an “ONOFF” nanoswitch Designed DNA molecules: principles and applications of molecular nanotechnology Controllable Self-Assembly of Nanoparticles for Specific Delivery of Multiple Therapeutic Molecules to Cancer Cells Using RNA Nanotechnology 3. Pemanfaatan NanoBiotechnology Nah, saya ingin membahas agak detil mengenai beberapa aplikasi di bidang di atas, tapi karena saya melihat peserta di Kuliah Online ini memiliki latar belakang keilmuwan yang berbeda-beda, saya akan coba bahas lebih dalam salah satu penerapan Kuliah Online : NanoBiotechnology NanoBiotechnology dalam dunia perikanan, Nanobubble. Saya pikir, untuk Nanobubble konsep dan teknologinya mudah dipahami dari berbagai macam keilmuwan. Teknologi Nanobubble bukan merupakan sesuatu yang baru di bidang Nanotechnology, namun yang aktif dipelajari akhir-akhir ini adalah aplikasinya di berbagai bidang. Contoh aplikasi Nanobubble : Teknik pencampuran antara air dan bahan bakar minyak (solar) untuk penghematan BBM, Aplikasi pada Water Treatment, pertanian, makanan, lingkungan dan perikanan dan lainnya. Dilihat dari sisi nanoteknologinya, nanobubble adalah hasil modifikasi ukuran gelembung yang bisa dihasilkan menjadi ukuran yang sangat kecil, nano-meter. Ciri khas dari Nanobubble adalah “bubble” atau gelembung memiliki kemampuan untuk bertahan lama dan stabil dalam suatu cairan. Di bidang perikanan, teknologi ini digunakan dalam dua aplikasi yaitu : pada sistem akuakultur/budidaya perikanan dan sistem penanganan hasil tangkapan. Pada sistem budidaya, aplikasi teknik nanobubble digunakan untuk meningkatkan konsentrasi gas terlarut (Oksigen) dalam air sehingga memberikan efek positif seperti : pertumbuhan ikan yang lebih cepat (penghematan pakan), ikan tidak mudah terserang penyakit, dan kualitas air tetap terjaga meski dalam sistem kolam tertutup (air disirkulasi terus menerus). Aplikasi lain di bidang penanganan hasil perikanan adalah untuk mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan di kapal. Teknologi nanobubble sudah dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan perikanan di Jepang untuk menjaga kualitas hasil tangkapan. Aplikasinya adalah dengan menyimpan ikan hasil tangkapan pada air yang dingin (chilled water) dan oksigen yang terkandung di dalam air dipaksa keluar dengan memasukkan gas nitrogen. Gas Nitrogen merupakan gas inert yang tidak akan bereaksi dengan sistem tersebut. Umumnya air laut memiliki oksigen (DO) terlarut hingga 8, setelah dimasukkan gelembung nano nitrogen maka DO dapat diturunkan hingga dibawah 0.5. Kadar DO yang rendah dapat menghambat proses pembusukan pada ikan hasil tangkapan. Teknologi ini diharapkan bisa membantu nelayan agar ikan hasil tangkapan tidak mengalami penurunan mutu yang signifikan saat proses penyimpanan sampai ke Kuliah Online : NanoBiotechnology konsumen. Penurunan mutu pada ikan dapat menyebabkan penurunan gizi dan nilai ekonominya. 4. Bioteknologi : Teknologi Fermentasi (Topik Riset) Di kampus saya sekarang, secara spesifik saya sebenarnya tidak terlalu mendalami bidang Nano-biotechnology. Topik riset saya adalah optimasi teknologi fermentasi asam laktat dari sumber yang dapat diperbarui (renewable resources), khususnya lignoselulosa. Asam laktat, atau dalam bentuk polimernya disebut “Polylactic Acid” digunakan untuk : bioplastic, material 3D printing, material untuk biokompatibel, home textile, apparel dan lainnya. Saat ini, suplai PLA masih bersumber dari dextrose corn/jagung, yang notabenenya masih dari bahan pangan manusia. Industri terbesar yang memproduksi PLA adalah NatureWorks LLC (http://www.natureworksllc.com/), mereka pun masih menggunakan sumber dari dextrose jagung namun akan beralih ke sumber lignoselulosa Saya dan rekan-rekan di grup Teknologi Fermentasi mengembangkan bakteri yang bisa memproduksi PLA dari berbagai jenis sumber gula (karbon) hasil hidrolisis biomassa tumbuhan termasuk kayu (lignoselulosa). Di Jepang, salah satu industri yang menggunakan teknologi fermentasi sebagai teknologi intinya adalah perusahaan wine dan bir. Saya pernah mengunjungi salah satu pabrik Kuliah Online : NanoBiotechnology Suntory Beer di Kumamoto Pref. dan menyaksikan bagaimana mereka menerapkan teknologi fermentasi untuk menciptakan produk khas mereka. Selain itu, berikut adalah berbagai produk dari industri fermentasi di dunia : asam amino, asam organik, biogas, polimer, vitamin, antibiotik dan berbagai enzim untuk industri. 5. Bioteknologi : Dari laboratorium ke dunia start-up bisnis Menurut salah satu majalah Start-Up Indonesia, TechinAsia Indonesia, Start-Up di bidang Bioteknologi masih belum berkembang di Indonesia, mungkin karena riset dan pengembangan (R&D) untuk bidang ini masih terbatas di Indonesia. Di negara lain, ada banyak start-up yang sudah menerima pendanaan dari Venture Capitalist/ Investor untuk bidang ini seperti : Theranos (Blood Test Kits), CEO and Founder : Elizabeth Holmes dinobatkan sebagai The world's youngest self-made female billionaire oleh Majalah Forbes. Ia memulai start up-nya di Sillicon Valley dari tahun 2003. Cambrian Genomics (DNA Laser Printing), CEO and Founder : Austen Heinz. Mereka mengembangkan software dan hardware untuk sintesis DNA secara cepat dan mudah 23andMe (Find out what your DNA says about you and your family). CEO : Linda Avey mengembangkan jasa sekuens dan analisis informasi yang ada di DNA manusia serta hubungannya dengan kesehatan dan sifat keturunan. efishery (The Smartest Fish Feeding Technology). CEO Gibran Chuzaefah Amsi El Farizy, Start-up bentukan anak Indonesia ini merancang alat untuk pemberi pakan secara otomatis namun sangat efesien. Mereka berhasil mendapatkan seri pendanaan dari Aqua-Sparks dan Ideosources. (http://www.efishery.com/) Kata Penutup Saat ini kita sudah berada di era multidisiplin, dimana semua ilmu pada dasarnya tidak akan bisa berdiri sendiri. Semakin banyak perspektif yang bisa kita gunakan untuk menelaah lebih dalam suatu hal, berarti semakin banyak pula kesempatan untuk memperluas khazanah tentang hal tersebut. Saya menilai, Nanoteknologi adalah sebuah cara pandang terhadap sesuatu yang menjadi trend di banyak negara maju di dunia dan dapat diaplikasikan ke berbagai disiplin ilmu. Peluang untuk pengembangan dan pemanfaatan Nanoteknologi maupun Bioteknologi ke depan masih sangat luas namun juga tidak terlepas dari tantangan tentunya. Salam IPTEK !! Science never solves a problem without ‘creating’ ten more - George Bernard Shaw Semoga Bermanfaat Fukuoka, Jepang 7 Februari 2016 08:10 JST www.mfadhillah.com