PROGRAM LAKTASI INTERVENSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN DURASI DAN MENGURANGI KELELAHAN SAAT MENYUSUI Suryani Manurung,Skep Poltekkes Jakarta I.Jurusan Keperawatan _______________________________________________________________ A. PENDAHULUAN Program laktasi adalah salah suatu program kegiatan dari Departemen Kesehatan di berbagai negara guna meningkatkan proporsi ibu-ibu menyusui bayinya di periode post partum yang berlanjut sampai enam bulan (Departemen Of Health U.S.1994). Program departemen kesehatan ini didukung dari hasil-hasil penelitian . antara lain penelitian meliputi tentang fisiologi produksi asi, komposisi biokimia yang dikandung ASI yang mempengaruhi pencernaan bayi dan juga meneliti efektifitas pemberian ASI serta penelitian tentang sikap ibu yang mempengaruhi dalam menyusui bayinya. Hasil penelitian tersebut dapat diimplikasikan dalam bentuk managemen laktasi atau dukungan laktasi yang akan diterapkan di masyarakat. Program laktasi yang diberikan sedini mungkin dalam 48 jam I setelah melahirkan memiliki efek yang signifikan terhadap lamanya pemberian pada awal permulaan dalam menyusui. Pemberian ASI tersebut khas pada jam I setelah bersalin dilihat dari segi efektivitasnya menyusuinya dan hubungan interaksi antara ibu dan bayinya. Metoda yang dapat digunakan untuk melihat efektifitas pemberian ASI tersebut adalah mengobservasi pola pemberian ASI sepanjang 24 jam, tanda-tanda dari masalah laktasi, serta masalah umum yang sering disampaikan ibu selama menyusui. Satu gejala yang sering dilaporkan ibu yang baru pertama kali menyusui bayinya yang membuat ibu memperpendek lamanya dalam menyusui adalah kelelahan(fatique). ( Chapman,1998). Kelelahan adalah satu hal yang dicatat dapat menurunkan produksi ASI pada bulan pertama postpartum. Dan menjadi suatu faktor alasan utama ibu untuk menyapih bayinya secepat mungkin. Untuk memvalidasi masalah tersebut maka dapat dilihat hasil riset yakni intervensi keperawatan untuk meningkatkan lamanya menyusui dengan tehnik posisi menyusui yang dapat meminimalkan kelelahan yang dialami oleh ibu selama menyusui. B. KONSEP MENYUSUI Pengertian menyusui Ketrampilan yang dipelajarai ibu dan bayi, dimana keduanya membutuhkan waktu dan kesabaran untuk pemenuhan nutrisi pada bayi.selama enam bulan (Sutter Health, 2000) Keuntungan dari menyusui Salah satu tujuan dari program kesehatan masyarakat di ditahun 2000 adalah meningkatkan persentase wanita yang menyusui yang berlanjut sampai enam bulan. Hal tersebut sangat didukung oleh rekomendasi dari American Acedemic of Pediatrics yang menyatakan bahwa semua ibu menyusui bayinya sampai satu tahun setelah kelahiran. Adapun yang mendasari program kesehatan tersebut adalah bahwa menyusui memberikan keuntungan yang baik bagi ibu dan perlu ditingkatkan. Keuntungan dari menyusui tersebut dapat dilihat dari segi keuntungan terhadap ibu antara lain : wanita yang menyusui lebih sedikit mengalami osteoporosis dan beberapa penyakit kanker ( Michels,et. al, 1996), menyusui memberdayakan wanita dalam mengurangi biaya pengeluaran khususnya bagi wanita-wanita yang pendapatan penghasilannya rendah. Jika dilihat dari keuntungan menyusui terhadap bayinya yakni, bayi yang mendapatkan ASI paling sedikit empat bulan, lebih sedikit mengalami kematian mendadak semasa bayi ( Ford et.al.1993) dan lebih sedikit mengalami sakit seperti infeksi, diare serta alergi pernafasan karena ASI tersebut mengandung immunoglobulin yang resisten terhadap kuman pathogen-pathogen. Selain itu proses menyusui juga akan meningkatkan bonding antara ibu dan anak serta meningkatkan kesehatan sepanjang kehidupan bayi ( Cuningham, Jelliffe & Jelliffe, 1991; Smith & Tully, 2001) Masalah selama menyusui dan cara mengatasinya Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hanya 21,6 % dari semua wanita postpartum yang menyusui bayinya berlangsung lima sampai enam bulan lamanya (Abbot Laboratories, 1995). Alasan yang dapat disampaikan untuk masalah kecendrungan saat itu dimana wanita menyusui belum intensif memberikan ASI karena kondisi-kondisi yang dialami oleh ibu serta perasaan ibu seperti nyeri, depresi serta cemas.Dan adanya kesulitan ibu selama menyusui.. Merasa kelelahan adalah keluhan umum yang sering disampaikan oleh ibu – ibu post partum yang baru pertama kali menyusui. (Milligan & Pugh, 1994). Keluhan tersebut adalah sebagai keluhan yang negative ( Gardner.1991) dimana kelelahan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor fisiologi, psykhologi dan situsional . Kelelahan yang dirasakan oleh ibu-ibu selama menyusui menurunkan produksi ASI selama bulan pertama postpartum dan menjadi faktor yang utama untuk menyapih bayinya. Sehingga lamanya ibu menyusui bayinya menjadi singkat. Sedang kesulitan dalam menyusui sangat dipengaruhi oleh faktor ketidak siapan ibu dalam menyusui seperti ketrampilan dan kesabaran ibu saat menyusui , Hal ini terjadi disaat saat masa kritis setelah melahirkan pada hari ke 6-7 baik itu persalinan lewat vagina maupun persalinan operasi yang sering terjadi depresi akibat kelelahan. Sehingga empat jam setelah melahirkan ibu diajarkan bagaimana tehnik menyusui yang baik untuk meningkatkan kemampuan menyusui . Hal ini berlanjut sampai pemulangan dini ibu dari rumah sakit yang berlangsung dengan kunjungan rumah ( home visite ), seperti menyediakan informasi-informasi yang dapat menurunkan masalah kesulitan dalam menyusui Beberapa informasi yang perlu disampaikan agar ibu sukses dalam proses menyusui khususunya di minggu pertama setelah melahirkan adalah mengajarkan dasar-dasar ketrampilan dalam mengoptimalkan posisi menyusui (La Leche League International, 2006) yang menjadi kesuksesan ibu selama menyusui serta mengajarkan bagaimana ibu dapat membantu bayi memasukkan seluruh puting susu kedalam mulutnya (Sutter Health, 2000). Upaya untuk memperbaiki kelelahan adalah suatu intervensi yang perlu ditingkatkan yakni prinsip meningkatkan fase istirahat , mengurangi energi dan mencegah meningkatnya kelelahan selama proses menyusui dengan menempatkan posisi yang terbaik bagi ibu disaat menyusui. Hasil riset yang mendukung intervensi untuk meningkatkan lamanya menyusui adalah penelitian tentang “Nursing intervensi to increase the duration of breastfeeing”(Pugh L.C dan Miligan R.A, 1998) serta upaya untuk meminimalkan kelelahan ibu selama menyusui adalah penelitian tentang “ Positioning intervensi to minimize fatigue in breastfeeding women “. (Miligan A.R, Flenniken M.P & Pugh C.L, 1996) Dimana posisi yang dipilih adalah posisi yang dapat memberikan ibu istirahat dan sedikit mengeluarkan energi. Walaupun banyak posisi menyusui yang telah menjadi standard keperawatan sebagai based practice, namun posisi tersebut masih perlu divalidasi yang dapat menurunkan kelelahan. Dalam hal ini posisi side lying adalah yang telah direkomendasikan dari hasil penelitian tersebut, untuk mengatasi kelelahan C. APLIKASI KEPERAWATAN : PRAKTEK UPAYA MENINGKATKAN DURASI DAN MENGURANGI KELELAHAN MENYUSUI Implikasi keperawatan dari hasil penelitian yakni perawat memiliki body of knowledge tentang perawatan pada ibu selama proses menyusui. Perawat memiliki suatu struktur intervensi yakni suatu prosedur untuk meningkatkan lamanya menyusui dan meminimalkan kelelahan ibu selama pemberian ASI pada bayi yakni dengan posisi side lying adalah sebagai berikut Tujuan intervensi : Memberikan asupan nutrisi yang cukup pada bayi pada jam pertama setelah melahirkan dan berlangsung selama enam bulan dengan komposisi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir. Langkah-langkah intervensi : 1. Kaji kesiapan dan ketrampilan ibu untuk menyusui bayinya pada minggu pertama setelah ibu melahirkan Rasionalnya : ketrampilan dan kesiapan ibu untuk menyusui di minggu pertama setelah kelahiran mempengaruhi kesuksesan ibu selama menyusui dalam waktu enam bulan. 2. Berikan informasi tentang diet ibu selama menyusui, kebutuhan akan aktivitas dan istirahat tidur, serta membangun rasa percaya diri ibu. Rasionalnya : mencegah dan memperbaiki masalah kelelahan ibu selama menyusui 3. Ajarkan ibu langkah-langkah dalam mengoptimalkan posisi dalam menyusui Rasionalnya : mengurangi kesulitan dalam praktek menyusui dengan posisi yang memberikan kenyamanan Menyanggah bagian kepala, belakang punggung, tangan, dan kaki dengan bantal Posisi bayi menghadap kearah ibu Posisi bayi : pinggul sedikit difleksi serta kepala, mulut dan hidung dapat menjangkau payudara dan menghadap ke puting Menyanggah payudara Menyanggah payudara jangan sampai menekan dagu bayi yang membuat bayi tidak nyaman saat menyusui Langkah pilihan saat mulut bayi tertutup Sanggah bagian belakang kepala bayi serta dagunya didorong kearah payudara ibu, sehingga hidungnya akan tersentuh dengan payudara ibu Rileks saat menyusui Jika saat menyusui terasa nyeri, keluarkan putting dari mulut bayi secara berlahan 4. Bantu ibu untuk menggunakan posisi side lying Rasionalnya : pada prinsipnya posisi side lying adalah meningkatkan fase istirahat mengurangi energi dan mencegah meningkatnya kelelahan selama proses menyusui Tehnik posisi side lying : Ibu dan bayi berbaring Wajah masing-masing ibu dan bayi saling berhadapan Posisi ibu : letakkan bantal dibawah kepala ibu, gunakan bantal menyokong belakang punggung dan diantara lutut untuk memberi kenyamanan serta dibawah lengan Posisi bayi: bayi dapat dibuai di tangan ibu dengan bagian belakang kepalanya berada diatas lengan bawah ibu. Kedua pinggul bayi sedikit difeksi dan teliga, bahu pinggul berada dalam satu garis untuk membantu bayi memudahkan menghisap ASI lebih banyak. Gambar : 5. Ajarkan ibu cara membantu bayi memasukkan seluruh puting kedalam mulut bayi Tehnik : untuk membuka mulut bayi Gunakan puting susu untuk menggelitik pusat bagian bibir bawah bayi Rasional : merangsang bayi akan membuka mulutnya Hidungnya didekatkan menyentuh payudara Puting digerakkan secara rotasi pada bibirnya Lebih kurang dengan jarak 1,2 cm pada area puting payudara dengan bibir mulut bayi. Gambar : 6. Lakukan kunjungan rumah ( home visit ) setelah pemulangan ibu dari rumah sakit Resional : kegiatan kunjungan rumah merupakan bagian dari suport sistem untuk membantu masalah-masalah klien dan mengevaluasi tingkat kelelahan klien dan juga termasuk support laktasi KESIMPULAN Side lying adalah suatu posisi yang secara umum lebih memberi perasaan menyenangkan, mengurangi tekanan pada perineum (Olkin, 1987) atau mengurangi usaha untuk memengang bayinya saat menyusui (Riordan & Auerbach , 1993). Dengan berkurangnya depresi , kelelahan dan kecemasan ibu maka proses menyusui dapat diberikan secara regular sehingga produksi ASI semakin meningkat Posisi menyusui sangat berhubungan erat dengan mempertahankan asupan nutrisi bayi, mekanisme pertahanan tubuh yakni antibody serta hubungan interaksi ibu dan bayi. Dibandingkan dengan bayi yang diberi susu botol hanya karena ibu mengalami kelelahan. DAFTAR PUSTAKA Miligan, RA., Flenniken,PM.,& Pugh,LC. (1996). Positioning intervention to minimize fatigue in breastfeeding women. Applied Nursing Research, Vol.9 no.2 (May).1996 : pp.67-70 Pugh,LC.& Miligan, R.A.(1998).Nursing intervention to increase the duration of breastfeeding. Applied Nursing Research, vol.11, no.4 (Nov), 1998:pp.190-194. No name.(2002). Breast diseases and condition. Internet.Diambil dari http://Concept communication media group LLC/ website review. Pada tanggal 10 nopember 2002. La Lache League International. (2006) How do I position my baby to breast to breastfeed?. Internet. Diambil dari http://breast%20feeding2.mht. Pada tanggal 7 Maret 2007 Eastman.A. (2000). The mother-baby dance ; positioning and latch-on. Leaven, vol.36 no.4 (Agustus-September, 2000),pp.63-68 Sutter Health (2000), Breast feeding techniques diambil dari http://m3.mht. Pada tanggal 7 Maret 2007. Smith W.S, Tully M.R, (2001). Midwifery management of breasfeeding using the evidence. Journal Of Midwifery. Vol.46. (November-Desember, 2000), P.(423-428).