YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 Yanti Ernalia, S.Gz, Dietesien, MPH Dosen S1 Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRACT The study was based because it has never made observations regarding the level of patient satisfaction with the dining services in hospitals Saber Duri. While the level of patient satisfaction in a hospital according the Ministry of Health is at least 90% of patients were satisfied (Kepmenkes, 2008). The purpose of this study analyzed the factors associated with patient satisfaction with waiters eat in space medicine and the delivery room at the hospital Saber Duri 2014. This research is descriptive with pendekatanCross Sectional. The population in this study were all patients in inpatient wards in hospitals Saber Duri. Samples of this research that all patients hospitalized in the internal medicine and hospital delivery room Saber Duri 2014, amounting to 45 people with a total retrieval technique sampling. Data obtained through questionnaires using a questionnaire and analyzed using Chi Square. From the chi-square analyzes were conducted between timeliness of results obtained on patients' satisfaction (p value = 0.019 <0.05), a variation on the menu patient satisfaction (p value = 0.002 <0.05), the taste of the food to the patient satisfaction ( p value = 0.000 <0.05), the cleanliness of the tools for patient satisfaction (p value = 0.003 <0.05), the appearance of officers on patient satisfaction (p value = 0.056> 0.05), the appearance of food on patient satisfaction (p value = 0.003 <0.05). The conclusion is based on research in hospitals Saber Duri 2014 that there was a significant relationship between timeliness of food distribution, menu variety, taste, and appearance of food hygiene tool for patient satisfaction. There is no correlation between the appearance of officers with patient satisfaction. Plant nutrition advice to pay attention to the cutlery before doing food distribution. For Educational Institutions, can be the basis of the data provider for further research especially other variables not examined in this research. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan suatu tempat atau sarana yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan. Selaras dengan perkembangan penyakit, tuntutan terhadap pemakai jasa pelayanan kesehatan terhadap kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau telah menjadi masalah mendasar yang dihadapi sebagian besar rumah sakit (Mustafa,E,dkk. 2012). Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit baik rawat inap maupun rawat Page 36 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 jalan, untuk keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif (Depkes, 2005). Pelayanan gizi rumah sakit, khususnya di ruang rawat inap mempunyai kegiatan, antara lain menyajikan makanan kepada pasien yang bertujuan untuk penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien. Pasien yang dirawat di rumah sakit berarti memisahkan diri dari kebiasaan hidup sehari-hari terutama dalam hal makan, bukan saja jenis makanan yang disajikan, tetapi juga cara makanan dihidangkan, tempat, waktu, rasa, dan besar porsi makanan (Mustafa,E,dkk. 2012). Cita rasa makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi asupan makan pasien. Cita rasa dipengaruhi 3 aspek utama yaitu penampilan makanan, rasa makanan dan tingkat kematangan. Penampilan makanan yang menarik akan meningkatkan selera makan pasien dalam mengkonsumsi makanan yang dihidangkan oleh rumah sakit. Penampilan makanan dapat merangsang syaraf melalui indra penglihatan dan dari penglihatan timbul selera mencicipi. Rasa makanan akan ditentukan oleh rangsangan terhadap indera penciuman dan lidah. Masakan dengan tingkat kematangan yang tepat lebih dinikmati daripada masakan yang terlalu matang. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Renaningtyas (2004) bahwa meningkatnya daya terima atau menurunnya sisa makanan dikarenakan adanya variasi rasa makanan (bumbu, suhu, aroma, keempukan tingkat makanan) dan Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau variasi penampilan (warna, bentuk makanan, besar porsi, penyajian). Makanan bagi pasien di rumah sakit berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh dan membantu mempercepat proses penyembuhan. Makanan yang disajikan harus memenuhi kebutuhan baik kualitas maupun kuantitasnya. Menurut Adi dan Waskitorini (2003) penilaian hidangan adalah salah satu proses evaluasi pelayanan gizi dan sisa makanan pasien dapat dijadikan indikator keberhasilan pelayanan gizi di rumah sakit. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang pelanggan/pasien setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkannya (Irine,2008). Pelayanan gizi di rumah sakit, khususnya pelayanan gizi rawat inap mempunyai kegiatan diantaranya menyajikan makanan kepada pasien dengan tujuan untuk penyembuhan dan pemulihan keseahatan pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 bahwa daya terima terhadap makanan di Rumah Sakit Arifin Nu’mang hanya 35%, yang menyatakan tidak menarik yaitu (63,2%). Sementara hasil penelitian oleh Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo (1995) tentang penilaian mutu makanan yang disajikan menunjukkan bahwa pada umumnya pasien menyisakan makanannya hampir 50% yang disajikan tidak memuaskan yaitu dengan menyatakan tidak hangat (64,69%), makanan tidak menarik (16,6%), variasi menu membosankan (13,1%). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mandau di Duri merupakan Rumah Sakit dengan tipe C. Rumah Page 37 YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH Sakit (RSUD) Mandau di Duri berdiri dari tahun 2012. Semenjak berdiri RSUD Mandau Duri belum pernah melakukan observasi mengenai kepuasan makan pasien selama di rawat di rumah sakit. Tingkat kepuasan pasien rawat inap di suatu rumah sakit sesuai dengan SPM dari Kementrian Kesehatan RI adalah minimal 90% pasien menyatakan puas (Kemenkes, 2008). RSUD Mandau Duri memiliki 6 ruangan rawat inap yaitu ruang penyakit dalam , ruuang kebidanan, ruang anak, ruang ferina (ruang bayi), ruang ICU dan ruang bedah. Dari 6 ruangan tersebut yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian hanya ruangan penyakit dalam dan ruang kebidanan. Hal ini karena di ruangan anak dan ruang ferina (ruang bayi) pasien belum bisa diajak berkomunikasi, pada ruang ICU merupakan ruang khusus dengan penyakit komplikasi sehingga tidak memungkinkan untuk berkomunikasi kepada pasien. Sedangkan ruang bedah rata-rata pasien baru selesai operasi sehingga untuk memberikan penilaian terhadap pelayanan makan tidak memungkinkan. Di RSUD Mandau Duri, nilai parameter BOR (angka penggunaan tempat tidur) adalah 60% sesuai dengan nilai parameter BOR yang ideal menurut Depkes RI (2005) adalah antara 60%-85%. Sedangkan AVLOS (Rata-rata lamanya pasien dirawat) di RSUD Kecamatan Mandau Duri adalah 4,4 hari. Menurut Depkes RI (2005) AVLOS disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin terhadap pelayanan makan di RSUD Mandau Duri tahun 2014. Perumusan Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin terhadap pelayanan makan di RSUD Mandau Duri tahun 2014?” Tujuan Penelitian. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin terhadap pelayanan makan di RSUD Mandau Duri tahun 2014. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) distribusi frekuensi kepuasan pasien, (2) frekuensi ketepatan waktu distribusi, (3)distribusi frekuensi cita rasa makanan,(4) distribusi kebersihan alat, (5) distribusi frekuensi penampilan petugas, (6) distribusi frekuensi penampilan makanan, (7) hubungan ketepatan waktu distribusi dengan kepuasan pasien, (8) hubungan variasi menu, cita rasa makanan, kebersihan alat, penampilan petugas, dan penampilan makanan dengan kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri tahun 2014. Page 38 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 METODE PENELITIAN A. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilaksanakan di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri pada tanggal 4-11 Oktober 2014. B. Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berada di ruang rawat inap penyakit dalam, ruang kebidanan, ruangan anak, ruangan bedah, ruang ICU di RSUD Mandau Duri. Jumlah sampel sebanyak 45 orang dengan mempertimbangkan kunjungan pasien, kemampuan pasien untuk berkomunikasi, dan kondisi pasien. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik non probabilitas yaitu pengambilan sampel kuota ( quota sampling Subjek penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap di ruang penyakit dalam dan ruang kebidanan RSUD Mandau Duri. C. Jenis dan Cara Pengambilan Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner pada responden. Data sekunder sebagai data pendukung meliputi gambaran umum RSUD Mandau Duri. D. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data meliputi coding, entry, editing, cleaning. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau HASIL A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau sebagai salah satu unit milik pemerintah daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah Sakit ini dibangun di atas tanah seluas 25.600 m2 , dengan luas bangunan 17.456 m2 berada di wilayah Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, memiliki tempat tidur yang disediakan sebanyak 100 TT dan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan lainnya. Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau mulai difungsikan pada1 Maret 2008. Saat ini RSUD Kecamatan Mandau sudah memberikan pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap dengan kapasitas 100 tempat tidur. Letak RSUD Kecamatan Mandau di Jalan Stadion No. 10. Kelurahan Air Jamban, Kec. Mandau, Kab. Bengkalis. B. Analisa Univariat Hasil analisa univariat menunjukkan jumlah dan persentase setiap masing-masing alat ukur berdasarkan variabel dependen dan variabel independen. Hasil uji menunjukkan ketepatan waktu distribusi makanan yang disajikan RSUD Mandau Duri menurut subjek penelitian sebagian besar responden menyatakan tepat waktu sebanyak 34 orang (75,6%). Sebanyak 29 responden (64,4%) menyatakan menu makanan yang disajikan sudah bervariasi dan 53,3% responden suka dengan cita rasa makanan yang disajikan. Page 39 YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH Sebagian besar responden (71,1%) menyatakan bahwa kebersihan alat sudah bersih dan penampilan petugas dianggap rapih (68,9% responden). Responden menganggap penampilan makanan di RSUD Mandau Duri menarik yang ditunjukkan dengan persentasi responden sebesar 64,4%. Sebesar 53,3% responden merasa puas dengan keseluruhan pelayanan. C. Analisis Bivariat Hasil analisis menunjukkan sebesar 64,7% responden puas dengan ketepatan waktu distribusi makanan. Berdasarkan uji Chi-square diperoleh bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu distribusi makanan yang disajikan dengan kepuasaan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Diketahui bahwa dari 29 subjek penelitian yang menyatakan bervariasi, sebanyak 72,4% yang menyatakan puas terhadap variasi menu. Uji statistik Chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara variasi menu yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Terdapat 87,5% responden puas terhadap cita rasa makanan yang PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hubungan ketepatan waktu distribusi makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau disajikan rumah sakit. Uji statistik menunjukkan antara cita rasa makanan yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014(p<0,05). Dapat diketahui bahwa dari 24 subjek penelitian yang menyatakan suka, sebanyak 22 orang (68,8%) yang menyatakan puas terhadap kebersihan alat. Terdapat hubungan yang bermakna antara kebersihan alat yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Sebagian besar responden (64,5%) menyatakan puas dengan penampilan petugas. Hasil uji menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis diperoleh72,4% responden puas terhadap penampilan makanan. Uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara penampilan makanan yang disajikan terhadap kepuasan pasien di ruang rawat penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 (p<0,05). Berdasarkan analisis univariat, ditemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan tepat waktu terhadap ketepatan waktu distribusi makanan. Namun yang berpendapat tidak tepat waktu sebanyak 24,4%. Menurut Depkes RI (2007), peraturan pemberian makanan rumah sakit Page 40 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 adalah merupakan pedoman yang ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai salah satu acuan dalam memberikan pelayanan gizi pada pasien yang memuat pola makan sehari, nilai gizi yang mengacu pada buku penuntun diet, standar makanan, jenis konsumen yang dilayani yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah sakit. Senada dengan hasil penelitian Nuryati (2008), yang mengungkapkan bahwa pasien rawat inap RS Bhakti Wira Tamtama Semarang menyatakan waktu penyajian tepat akan meningkatkan kepuasan pasien. Berdasarkan penelitian, jenis kelamin juga berhubungan dengan ketepatan waktu pasien. Dari penelitian, ternyata perempuan lebih banyak menyatakan bahwa ketepatan waktu distribusi makan pasien berhubungan dengan kepuasan makan. Setelah dilakukan uji chisquare, pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu distribusi makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,019 < 0,05. 2. Hubungan variasi menu terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan bervariasi terhadap variasi menu yang disajikan. Namun masih ada yang berpendapat tidak menarik sebanyak 35,6%. Menurut Depkes RI (2007), menu yang bervariasi adalah tidak boleh terjadi penggunaan hidangan yang sama dalam satu siklus menu atau tidak boleh terjadi merode pemasakan Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau yang sama dalam satu kali makan. Menu makanan pada siang hari juga masih kurang bervariasi, karena beberapa jenis makanan yang disajikan hampir sama dengan jenis makanan yang disajikan pada pagi hari, misalnya jenis sayur pada pagi hari adalah tumisan maka pada siang hari juga masih menyajikan sayur tumisan. Demikian juga dengan makan makam terdapat kekurangan dalam variasi makanan misalnya jenis ikan yang disajikan sama dengan makan siang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penyakit pasien dan lama perawatan pasien di rumah sakit sangat berhubungan dengan vasiasi menu makan pasien. Karena pasien dengan lama perawatan tidak mau menu dengan itu-itu saja. Apalagi jika pasien di rawat lebih dari 2 minggu. Variasi menu atau hidangan merupakan salah satu factor yang menentukan tingkat penerimaan makanan konsumen. Oleh karena itu makanan yang akan dihidangkan harus bervariasi, baik dari segi jenis masakannya mauoun bahan makanan dasar yang digunakan. Satu jenis masakan dihudangkan berkali-kali dalam jangka waktu yang singkat akan membuat konsumen merasa jenuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian Purba, dkk (2013), yang menyatakan bahwa variasi menu berhubungan dengan kepuasan pasien yaitu dengan p value 0,001 < 0,05. Berasarkan hasil uji statistik chisquare menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara variasi menu terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,002 < 0,05 Page 41 YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH 3. Hubungan cita rasa makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan suka terhadap cita rasa makanan yang disajikan. Namun masih ada yang berpendapat tidak suka sebanyak 46,7%. Pada penelitian ini peneliti meneliti cita rasa makanan dari suhu makanan yang dihidangkan. Suhu makanan yang diberikan kepada pasien sebenarnya sudah baik atau masih tetap hangat. Akan tetapi ada pasien yang makan setelah 30 menit-1 jam setelah pendistribusian makanan. Hal inilah yang dapat mempengaruhi cita rasa masakan. Menurut Penelitian Mustafa, dkk (2012) (RSUD) Mamuju, rata–rata pasien rawat inap menyatakan makanan yang disajikan tidak enak, terasa hambar dan tidak bervariasi, sehingga pasien tidak pernah menghabiskan makanan yang diberikan setiap harinya. Bahkan, ada di antara mereka yang tidak mau makan sama sekali dengan alasan yang sama. Pasien mengakses makanan dari luar, baik dari rumah maupun dari warung, sehingga mengganggu pelaksanaan diet yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jenis penyakit pasien mempengaruhi cita rasa makan pasien. Pasien dengan penyakit seperti demam tinggi, sakit di bagian mulut sangat berpengaruh. Karena biasanya lidah pengecap pasien tidak akan berfungsi sepenuhnya. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara cita rasa makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,000 < 0,05 . 4. Hubungan kebersihan alat terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan bersih terhadap kebersihan alat. Namun masih ada yang berpendapat tidak bersih sebanyak 28,9%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pasien menilai tentang peralatan makan yang terkadang masih terdapat sumbing/retak. Hal ini terjadi karena petugas pengantar makanan tidak mengecek peralatan makan sebelum dihidangkan. Menurut Gumala,Y dan Padmiari, E (2010) yang dilakukan di RSUD Karangasem bahwa peralatan makanan yang digunakan mempengaruhi kepuasan pasien. Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dannmencemari makanan yang akan diletakkan di atasnya. Angka kuman dan adanya bakteri coli pada permukaan alat makan yang telah dicuci dapat diketahui dengan melakukan uji dengan cara usap alat makan pada permukaan alat makan. Uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kebersihan alat tersebut. Sehingga melalui uji sanitasi alat tersebut, petugas inspeksi dari dinas kesehatan dapat menetapkan Page 42 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 apakan alat makan tersebut sudah layak digunakan atau belum. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kebersihan alat terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,003 < 005. 5. Hubungan penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan rapih terhadap penampilan petugas. Namun masih ada yang berpendapat tidak rapih sebanyak 35,6%. Berdasarkan hasil dari penelitian ini didapat pasien yang menilai tentang kerapian dan kebersihan petugas kebersihan. Penilaian dari pasien tersebut adalah, petugas tidak menjaga kebersihan badan dan kerapian dari pakaian yang digunakan. Pada penelitian ini penampilan petugas tidak mempengaruhi kepuasan pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian Chaerani, N (2004) menyatakan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara penampilan petugas dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang. Faktor utama kepuasan pasien terletak pada pramusaji. Dimana pramusaji diharapkan dapat berkomunikasi, baik dalam bersikap, baik dalam berekspresi, wajah dan senyum akan mempengaruhi pasien untuk menikmati makanan dan akhirnya dapat menimbulkan rasa puas. Sebaliknya perhatian pramusaji dapat tidak memuaskan pasien ketika pramusaji kurang perhatian dalam memberikan pelayanan dan kurang Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau memperlakukan pasien sebagaimana manusia yang selalu ingin diperhatikan dan dipenuhi kebutuhanya. Pramusaji sebagai pegawai sebaiknya menghindari pemaksaan pelayanan makanan kepada pasien akan tetapi harus berusaha untuk meningkatkan kesadaran pasien terhadap hidangan makanan. Dalam penyajian makanan perlu diperhatikan hal pokok yaitu pemilihan alat yang tepat dan susunan makanan dalam penyajian makanan untuk menampilkan makanan lebih menarik. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna (p > 0,056) antara penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri. 6. Hubungan penampilan makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014 Berdasarkan analisis univariat, penampilan makanan meliputi empat penilaian yaitu warna makanan, bentuk makanan, konsistensi makanan, dan porsi makanan. Peneliti menemukan bahwa sebagian besar pasien menyatakan menarik terhadap penampilan makanan yang disajikan. Namun masih ada yang berpendapat tidak menarik sebanyak 35,6%. Berdasarkan penelitian didapat bahwa pasien menilai tentang bentuk dari makanan yaitu seperti potongan dari sayur yang ada yang terlalu kecil ada yang terlalu besar. Dalam membuat makanan lebih menarik biasanya dibuat bentukbentuk tertentu. Bentuk makanan waktu disajikan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu bentuk Page 43 YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH yang sesuai dengan bentuk asli bahan makanan, bentuk yang diperoleh dengan cara memotong. Proses pemasakan yang salah dapat juga mempengaruhi warna makanan yang kurang menarik, warna yang menarik juga dapat mempengaruhi kepuasan pasien seperti pemasakan pada sayur yang terlalu lama dapat membuat sayur terlalu lunak dan proses pemasakan daging yang terlalu cepat dapat membuat daging terlalu liat. Aspek penting dalam menentukan penampilan makanan adalah warna makanan. Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan. Kombinasi warna merupakan faktor penting yang mempengaruhi indera penglihatan Kombinasi warna menjadi sangat penting dalam membuat makanan menjadi menarik dan membangkitkan selera makan seseorang. Pada penyelenggaraan makanan untuk menghasilkan warna menarik biasanya dibuat siklus warna yang beraneka-ragam. Dengan adanya siklus menu dapat dikombinasikan warna-warna yang menarik yang dapat meningkatkan selera yang melihat makanan tersebut. Penampilan makanan yang menarik dan disajikan dengan baik, menyebarkan bau yang sedap, sehingga akan mempengaruhi tingkat konsumsi makanan seseorang. Usaha untuk mendapatkan citarasa makanan yang baik dimulai sejak memilih bahan makanan, pengolahan bahan makanan sampai pada proses terakhir yaitu penyajian makanan. Ini harus diperhatikan untuk menghasilkan makanan yang memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, jenis kelamin mempengaruhi penampilan makanan. Perempuan identik dengan hal yang Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau bersih dan tertata rapih. Sehingga penampilan makanan yang tidak sesuai atau tidak rapih biasanya banyak dikomplain oleh perempuan daripada laki-laki. Berasarkan hasil uji statistik chisquare menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penampilan makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri dengan nilai p value 0,002 < 0,05. PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu distribusi makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,019 < 0,05). 2. Ada hubungan yang bermakna antara variasi menu terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,019 < 0,05). 3. Ada hubungan yang bermakna antara cita rasa makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,000 < 0,05). 4. Ada hubungan yang bermakna antara kebersihan alat terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,003 < 0,05). Page 44 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara penampilan petugas terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value > α (0,019 > 0,05). 6. Ada hubungan yang bermakna antara penampilan makanan terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD Mandau Duri Tahun 2014. Dimana diketahui nilai p value < α (0,002 < 0,05). B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka peneliti mencoba memberikan saran-saran atau masukan sebagai berikut: 1. Bagi Instalasi Gizi Diharapkan kepada instalasi gizi memperhatikan peralatan makan yang digunakan sebelum melakukan pendistribusian makanan. Mengusulkan penambahan tenaga pramusaji agar pendistribusian makanan ke pasien tidak terlambat. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menjadi penyedia data dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya variabel lain yang tidak diteliti pada peneliti ini seperti lama perawatan di rumah sakit, kelas perawatan, jenis diet makanan dan penyakit yang di alami pasien DAFTAR PUSTAKA Adi, A.C., Waskitorini, H. 2003, Hubungan antara Faktor Menu, Pasien dan Lingkungan dengan Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Besarnya Sisa Makanan (Studi di RSUD Kertosono Nganjuk), Abstrak, Bagian Gizi Kesmas FKM Unair, PIN Diitetik Update, Yogyakarta. Aritonang, Irianto.2012. Penyelenggaraan Makanan. Grafina Mediacipta. Yogyakarta. Aritonang, Irianto.2012. Manejemen Asuhan Gizi. PT. Leutika Nouvalitera. Yogyakarta. Ahmad (2011). Pengaruh Mutu Makanan dan Kesembuhan Pasien di RS DKI. Jurnal. Jakarta. Budiyanto, A.K. 2002. Gizi dan Kesehatan. Bayu Media & UMM Press. Malang. Depkes RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta. Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Jakarta. Depkes RI. 2006. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Dirjen Pelayanan Medik, Jakarta. Depkes RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Dirjen Pelayanan Medik, Jakarta. Djarismawati, 2004. Pengetahuan Dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitas Pengolahan Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit di Jakarta. Page 45 YANTI ERNALIA, S.Gz, Dietesien, MPH Hastono, Susanto Priyo, Sabri dan Luknis, 2011. Statistik Kesehatan. Rajawali Pers. Jakarta. Indriyani. 2007. Hubungan antara Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadyah Surakarta. Jurnal Gizi Klinik. 2004. Analisa Faktor Penentu Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit. Kurniah, I. 2010. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan daya terima makan siang karyawan di RS. Brawijaya Women And Children Kebayoran Baru Jakarta Selatan Tahun 2009. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Khotimah, Siti. 2004. Penatalaksanaan Diit pada Umumnya bagi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kudus. Thesis, Diponegoro University, Semarang. Kotler. 2003. Manajemen Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta. Lydiyawati T. 2008. Daya terima, konsumsi energi dan zat gizi pasien rawat inap penderita kardiovaskular di RSUP Fatmawati Jakarta [skripsi].Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberadaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Mustafa, dkk. 2012 Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Makanan Di Rumah Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Sakit Umum (RSUD) Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar. Nuryati, Puji. 2008. Hubungan antara Waktu Penyajian, Penampilan dan Rasa Makanan dengan Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Dewasa di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan metodologi Penelitian Ibnu Keperawatan, Edisi 2. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Mandau 2013. Duri. Purba, R.B, dkk. 2013. Factor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Pada Penyelenggaraan di BLU IRINA C Rumah Sakit Umum Pusat Prof. DR. R.D KANDAU MANADO. Fakultas Kesehatan Masyarakat Sam Ratulangi Manado. Manado. Rachman Abduh, 2005. Gambaran Persepsi Dan Penerimaan Makanan Pasien Di Bidan Pelayanan Kesehatan RSUD A. Makkasau Kota Parepare. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti Makassar Jurusan Gizi Masyarakat. Renaningtyas, dkk, 2004. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol. 1, Jakarta. Sabarguna, 2004. Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit, Konsorsium RS Islam, Jawa Tengah. Semedi, P, dkk. 2014. Hubungan Kepuasan Pelayanan Makanan Rumah Sakit dan Asupan Makanan Page 46 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM DAN RUANG BERSALIN TERHADAP PELAYANAN MAKANAN PASIEN DI RSUD MANDAU DURI TAHUN 2014 Dengan Perubahan Status Gizi Pasien (Studi di RSUD Sunan Kalihaga Kabupaten Demak). Jurnal Gizi Indonesia. Suryawati. 2006. Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah.Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 09 Nomor 4, Desember 2006. Jawa Tengah. Jurnal Gizi STIKes Tuanku Tambusai Riau Sedioetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Jilid II. Dian Rakyat. Jakarta. Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa. Bayu media Publishing. Yogyakarta. Page 47