DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK DIKTAT KULIAH Disusun Oleh : Ekki Kurniawan,dkk FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM 2015 DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK KATA PENGANTAR Mata kuliah | KATA PENGANTAR i DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... ii KERANGKA DIKTAT................................................................................................................................. iii SAP MATAKULIAH ELEKTRONIKA DAYA ................................................................................................... 4 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 6 BAB II METER ARUS SEARAH ............................................................................................................... 24 2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL ....................................................................................................... 24 2.2 PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 24 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK ....................................................................................................... 32 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI ............................................................................................ 43 BAB V POTENSIOMETER ....................................................................................................................... 51 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK .......................................................................... 57 REFERENSI ................................................................................................. Error! Bookmark not defined. | DAFTAR ISI ii DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK KERANGKA DIKTAT Isi diktat kuliah terdiri dari tujuh (7) bab seperti terlihat dalam tabel di bawah ini. Bab Pokok Bahasan I. 1 2 II. 3 III. 4 IV. 5 V. 6 VI. 7 VII. 8 Uraian Penugasan Masing- masing bab terdiri dari teori dan konsep dasar, rangkaian daya, rumus-rumus dan penjelasannya, contoh dan latihan soal bersifat isian, MC dan essay (untuk teori konsep maupun soal menghitung) dengan kerangka seperti pada gambar berikut ini. Bab 1-7 Teori ringkas Rangkaian Praktis/ Simulasi Contoh Soal Latihan Soal Soal/Tugas | KERANGKA DIKTAT iii DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK SAP MATAKULIAH ELEKTRONIKA DAYA Minggu ke Metode Penyampaia n Evaluasi Referensi 1 Kuliah dan diskusi PR 1 2 Kuliah dan diskusi Latihan 1,2 3 Kuliah dan diskusi Latihan 1,2,3 4 Kuliah dan diskusi Latihan 1,2 5 Kuliah dan diskusi Latihan 1 6 Kuliah dan diskusi Tugas 1,2 7 Kuliah dan diskusi Latihan 1,2 8 Kuliah dan diskusi Latihan 1,2,3, 9 Kuliah dan diskusi Quiz 1,3 10 Kuliah dan diskusi Tugas 1, Data Sheet 4 Pokok Bahasan Objektif Pembelajaran SAP MATAKULIAH ELEKTRONIKA DAYA | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 11 Kuliah, demo dan diskusi Latihan 1 12 Kuliah, demo dan diskusi Latihan 1 13 Kuliah dan diskusi Latihan 1,2 Kuliah dan diskusi Tugas 1,2,3 14 Tugas Besar (Presentasi, Alat,Jurnal) Mahasiswa mampu mempresentasikan hasil desain dan implementasinya yang sederhana. Nilai Akhir ditentukan oleh : Quis, UTS, UAS dan Tugas 5 SAP MATAKULIAH ELEKTRONIKA DAYA | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK BAB I PENDAHULUAN Definisi Pengukuran : Membandingkan sesuatu besaran serta satuannya dengan instrument atau alat ukur yang sudah ditera sesuai dengan standar yang berlaku. Saat ini dikenal dua istilah alat ukur, yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital yang membedakan dalam hal penunjukkan hasil besaran yang diukur. Alat ukur analog memberikan penunjukan dengan jarum penunjuk, sedangkan alat ukur digital memberikan penunjukan dengan angka. Besaran, satuan, dan dimensi Besaran Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran terdiri dari: - Besaran dasar: besaran yang tidak tergantung pada besaran lain - Besaran turunan: besaran yang diturunkan dari besaran-besaran dasar. Jadi merupakan kombinasi dari besaran dasar. - Besaran pelengkap: besaran yang diperlukan untuk membentuk besaran turunan. Satuan Satuan adalah ukuran dari pada suatu besaran. Sistem satuan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: Sistem satuan metrik (universal), yaitu: Satuan Panjang dalam meter (m). Satu meter (1 m) didefinisikan sepersepuluh juta bagian dari jarak antara kutub dan katulistiwa sepanjang meredian yang melewati Paris. Pada tahun 1960 satuan panjang meter didefi nisikan kembali lebih teliti dan dinyatakan dalam standar optik yang disebut radiasi merah jingga dari sebuah atom Krypton. Sehingga Satu (1) meter sama dengan 1.650.763,73 panjang gelombang radiasi merah jingga dari atom Krypton-86 dalam ruang hampa. 6 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK • Satuan Massa dalam gram (g). Satu gram (1 gram) didefinisikan massa 1 cm kubik air yang telah disuling dengan suhu 4 derajat Celcius (C) dan pada tekanan udara normal (760 mm air raksa atau Hg). • Satuan Waktu dalam sekon (s). Satu sekon (1 sekon) didefinisikan sebagai 1/ 86400 hari matahari rata-rata. Satuan lainnya dijabarkan dari ketiga satuan dasar di atas yaitu panjang, massa dan waktu. Semua pengalian dari satuan dasar di atas adalah dalam sistem desimal (lihat Tabel 2.1.) Sistem absolut CGS atau sistem centi gram sekon ini dikembangkan dari sisem metrik MKS atau meter kilogram sekon. Sistem Internasional Dalam sistem internasional (SI) digunakan enam sistem satuan dasar. Keenam besaran dasar SI dan satuan-satuan pengukuran beserta simbolnya Satuan Arus Nilai ampere Internasional didasarkan pada endapan elektrolit perak dari larutan perak nitrat. 1(satu) Ampere Internasional didefinisikan sebagai arus yang mengendapkan perak dengan laju kecepatan sebesar 1,118 miligram per sekon dari larutan perak nitrat standar. 7 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Nilai Ampere absolut dilakukan dengan menggunakan keseimbangan arus yakni dengan mengukur gaya-gaya antara dua konduktor yang sejajar. 1 (satu) Amper didefinisikan sebagai arus searah konstan, yang jika dipertahankan dalam dua konduktor lurus yang sejajar dan konduktor tersebut ditempatkan pada jarak satu meter di dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya antara kedua konduktor tersebut sebesar 2/10.000.000 Newton per satuan panjang. Besaran Listrik-Magnet dan Satuan-satuan dalam pengukuran besaran listrik didasarkan pada Sistem Internasional (SI) meliputi: No Besaran Simbol Rumus Satuan (singkatan/simbol) Dimensi 1 Arus I Besaran pokok Ampere [A] 2 Energi W F.s = m.a.s ; ½ mv2 Joule,Wh,KWh ML2T-2 3 Daya P P=E/t Watt [W] L2MT-3 4 Tegangan V V=P/I Volt [V] L2MT-3I-1 5 Resistansi,Impedansi, R,Z R=V/I Ohm [Ohm, Ω ] L2MT-3 I-2 6 Konduktansi,Admitansi G,Y G=1/R Siemens [ 7 Induktansi L E=1/2LI2 L =2E/I2 Henry [H] 8 Muatan Q Q=I.t Coloumb 9 Kapasitansi C C=Q/V; C=E/2V2 Farad [F] 10 Fluksi Weber 11 Rapat Fluksi,Induksi Magnet Web/m2 ;Tesla;Gauss 12 Medan Magnet H NI/L Ampere /meter 8 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] I ,Mho] L-2 M-1T3I2 L2MT-2 I-2 IT T4 I2 L-2M-1 L2MT-2I-1 MT-2I-1 IL-1 DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Macam-macam Standar Semua alat ukur elektronik dan listrik yang kita gunakan, biasanya sudah dikalibrasi dipabriknya terhadap alat ukur standar. Standar itu sendiri dibagi dalam empat katagori. a. b. c. d. Standar International( International standards) Standar Primer (Primary Standards) Standar Sekunder (Secondary Standards) Standar Kerja (Working Standards) a. Standar internasional, Standar ditentukan dalam persetujuan internasional. Standar untuk satuan dasar fisika disimpan di International Bureau of Weight and Measures (IBMW) di Paris dan secara berkala dievaluasi dan di cek dengan pengukuran absolut. Tidak digunakan untuk pemakai, tapi dipakai untuk maksud pembanding dan kalibrasi. Contoh Satuan massa didefinisikan sebagai massa 1 dm3 pada suhu kamar (yang menentukan kerapatan maksimumnya) disebut IPK (International Prototype Kilogram) disimpan di IBWM. b. Standar primer, disimpan pada laboratorium standar nasional di masing-masing negara yang berbeda. Standar primer tidak disediakan untuk pemakaian diluar laboratorium nasional. Fungsinya adalah untuk kalibrasi dan verifikasi standar sekunder. Contoh : standar primer untuk massa disimpan di Amerika Utara, United Standar Prototype Kilogram) oleh NBS (national Bureau Standards), pada ketelitian 1 bagian dari 108. c. Standar sekunder, adalah standar referensi dasar yang digunakan oleh laboratorium kalibrasi dan pengukuran di industri yang memilikinya. Setiap laboratorium industri sepenuhnya bertanggung jawab untuk standar sekudernya masing-masing. Setiap laboratorium secara periodik mengirimkan standar sekundernya ke laboratorium standar nasional untuk dikalibrasi. Setelah dikalibrasi, standar sekunder ini dikembalkan ke laboratorim di industri dengan sertifkat accuracy-nya. Contoh: di Amerika standar sekunder harus diperiksa oleh NBS. d. Standar kerja, adalah alat dari laboratorium pengukuran. Standar ini digunakan untuk mengecek dan mengkalibrasi alat ukur yang digunakan di laboratorium atau untuk dipakai sebagai pembanding dengan alat ukur/pengukuran dalam aplikasi di industri. 9 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Latihan soal : 1. Jelaskan secara singkat perbedaan antara standar primer dan standar sekunder dalam hal ketelitian dan pemakaian. 2. Apa yang dimaksud dengan “Skala waktu atom”, Bagaimana hubungan skala waktu tersebut terhadap UT2. 3. Sebutkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil sewaktu menggunaka sel standar Wetson. 4. Berapa Volt ggl sebuah sel Weston pada suhu normal 200C dan berapa ggl tersebut pada suhu 00C ? Et = e 20 - 0,000046(t -20) – 0,00000095( t – 20)2 -0,00000001(t – 20)3 = 1,01858 – 0,0092 – 0.00038 – 0,00008 = 1.01904 Volt =1.0195 5. Sebutkan tahanan dalam sel Weston yang tidak saturasi , jelaskan metodanya. 6. Anda mencurigai bahwa ggl salah satu standar di dalam Lab. memberikan kesalahan yang cukup besar. Anda ingin memeriksanya, tetapi menyadari bahwa sebuah voltmeter biasa akan mengalirkan cukup banyak arus dan kemungkinan akan merusak sel. Rangkaian yang bagaimana yang anda gunakan untuk melakukan pengukuran tersebut. 7. Sebuah generator kode waktu (time code generator) berisi sebuah osilator presisi yang harus diperiksa setiap hari terhadap transmisi frekuensi standar dari stasion WWV.Dengan menggunakan diagram blok jelaskan hal ini dapat dilakukan 8. Jelaskan secara singkat konstruksi standar primer untuk Ohm-absolut dan Henry- absolut. 9. 10 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Macam-macam Kesalahan Kesalahan, dapat didefinisikan sebagai penyimpangan dari pembacaan atau sekelompok pembacaan dari nilai yang diharapkan dari variabel yang diukur. Kesalahan secara umum dapat dikatagorikan dalam tiga kelompok besar berikut. Kesalahan umum. Kesalahan umum adalah kesalahan dari orang yang menggunakan alat ukur dalam hal pembacaan yang tidak benar, kesalahan perekaman data percobaan, atau kesalahan penggunaan alat. Kesalahan sistimatik. 11 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Kesalahan sistimatik berkaitan dengan persoalan alat ukurnya, pengaruh lingkungan, atau kesalahan pengamatan. Kesalahan ini terus berulang jika dilakukan beberapa pengukuran dalam jumlah yang sama dan kondisi yang sama. 1. Kesalahan alat ukur. Kesalahan alat ukur dapat terjadi karena adanya gesekan jarum penggerak, tegangan pegas yang kurang tepat, kalibrasi yang tidak tepat, atau alat ukur yang sudah rusak. Kesalahan alat ukur dapat dikurangi dengan melakukan perawatan, penggunaan, dan penanganan yang baik dari alat ukur. 2. Kesalahan akibat lingkungan. Kondisi lingkungan dimana alat ukur tersebut digunakan dapat menyebabkan kesalahan. Alat ukur yang digunakan pada lingkungan yang mengganggu seperti temperatur tinggi, tekanan tinggi, atau kelembaban tinggi atau elektrostatik dan elektromagnet yang kuat dapat memberikan gangguan, yang dapat menyebabkan kesalahan. 3. Kesalahan akibat pengamatan. Kesalahan pengamatan adalah kesalahan yang disebabkan oleh pengamat. Dua macam kesalahan pengamatan yang paling umum terjadi adalah kesalahan paralax, terjadi dalam pembacaan skala meter dan kesalahan estimasi ketika membaca dari skala meter. Kesalahan Acak (random eror). Kesalahan acak adalah kesalahan yang masih ada setelah kesalahan umum dan kesalahan sistimatik dihilangkan, Kesalahan acak secara umum merupakan akumulasi dari sejumlah besar dari efek-efek kecil dan akan dipertimbangkan hanya dalam pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi. Kesalahan semacam ini hanya dapat dianalisa secara statistik. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN. Pengukuran adalah proses membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui dengan suatu standar besaran yang sudah diakui. Hal ini akan melibatkan respon alat ukur dalam hal pengamatan. Pengukuran yang didapat adalah besaran terukur dari nilai benar (true value). Karena sulit untuk menentukan nilai benar, maka digunakan istilah nilai lain yang disebut dengan “nilai yang diharapkan” (expected value) yang digunakan selanjutnya dalam pembahasan ini. Setiap pengukuran akan dipengaruhi oleh banyak variabel, sehingga hasilnya jarang memenuhi “nilai yang diharapkan”. Sebagai contoh, menghubungkan suatu instrumen ukur pada rangkaian dalam kondisi ada gangguan, mengakibatkan pengukuran berbeda dari nilai yang diharapkan. Faktor lain yang mempengaruhi pengukuran adalah alat ukurnya itu sendiri, dan juga orang yang menggunakan alat ukur itu sendiri. 12 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Tingkat dimana hasil pengukuran menyimpang dari nilai yang diharapkan disebut sebagai kesalahan (error) dari pengukuran. Kesalahan dapat dinyatakan dalam nilai absolut atau persentase dari kesalahan. Kesalahan absolut dapat dinyatakan sebagi perbedaan antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang terukur dari variabel itu, atau dinyatakan sebagai: e = Yn – Xn dimana : e = kesalahan absolut Yn = nilai yang diharapkan Xn = nilai hasil pengukuran Jika kita ingin menyatakan kesalahan dalam persentase kita dapat menuliskan Kesalahan absolut (e) Persen kesalahan = ---------------------------- x (100) % Nilai yang diharapkan Atau e Persen kesalahan = ------- x (100) % Yn Dengan mensubstitusi nilai e diperoleh : Yn-Xn Persen kesalahan = ------------ x (100)% Yn Hasil yang diperoleh ini lebih sering dinyatakan dalam istilah ketelitian relatif (relative accuracy) dari pada dinyatakan dalam kesalahan, atau Yn - Xn A = 1 - ------------Yn dimana A adalah ketelitian relatif. Akurasi atau ketelitian dinyatakan dalam persen ketelitian , a, adalah a = 100% - persen kesalahan = A x 100 % Contoh 1.1 13 Nilai yang diharapkan untuk tegangan antara tahanan adalah 50 volt, namun pengukuran menghasilkan nilai 49 volt. Hitung BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK (a) (b) (c) (d) Solusi: Kesalahan mutlak (absolute error) Persen kesalahan Ketelitian relatif (Akurasi: tingkat kedekatan dengan nilai sebenarnya) Persen ketelitian (a) e = Yn – Xn = 50 V – 49 V = 1 V 50 V- 49V (b) Persen kesalahan = -------------- x 100% 50V = 1 / 50 x 100% = 2 % 50 V – 49 V 1 (c) A = 1 - --------------- = 1 - -----50 V 50 = 1 – 0,02 = 0,98 (e) a = 100% - Persen kesalahan = 100% - 2% = 98 % = A x 100 = 0,98 x 100 = 98 % Kepresisian (tingkat kesamaan dari pengukuran yang berulang) suatu pengukuran adalah sebuah angka yang menyatakan tingkat pengulangan yang sama pada sejumlah pengukuran pada variabel yang sama dibandingkan dengan nilai rata-ratanya. Kepresisian (Ketepatan) dapat dinyatakan secara matematika sebagai berikut: Xn Xn Xn nilai pengukuran ke n Ketepatan 1 - Dimana : Xn X n nilai rata - rata dari sejumlah n pengukuran Contoh 1.2 14 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Nilai dalam tabel berikut menyatakan output dari meter dalam pergeseran sudut dari jarum penunjuk, dinyatakan dalam derajat, untuk arus input yang identik yang diberikan secara berurut. Tentukan kepresisian yang paling jelek dari pembacaan ini. In (uA) Output Pergeseran (Derajat) 10 10 10 10 10 10 10 10 20.10 20.00 20.20 19.80 19.70 20.00 20.30 20.10 Solusi: Tentukan nilai rata-ratanya terlebih dulu. Output rata-rata ditentukan dengan menambahkan semua nilai output dan kemudian dibagi dengan delapan, hasilnya sama dengan 20.03 derajat. Rata-rata : X x1 x 2 ..... x n n X n i = 20.03 Jumlah 160.2 rat-rata 20.025 Pembacaan kelima memiliki perbedaan yang paling besar terhadap rata-rata, Nilai yang paling tidak presisi adalah 19.70, sehingga ini merupakan hasil yang memiliki ketepatan Ketepatan 1 - X n Xn Xn yang paling jelek dari hasil pembacaan. Harga kepresisianya 19.70 – 20.025 = 1 - --------------------- = 0.984 20.025 Nilai yang paling presisi adalah 20.00, sehingga ini merupakan hasil yang memiliki ketepatan yang paling jelek dari hasil pembacaan. Harga kepresisianya 20.00 – 20.025 = 1 - --------------------20.025 = 0,9988 ANALISIS STATISTIK KESALAHAN DARI HASIL PENGUKURAN. 15 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Analisis statistik yang dapat memberikan kepada kita informasi seperti nilai rata-rata, deviasi rata-rata, dan standar deviasi, variansi dari data kita. Informasi ini memberikan kepada kita pertimbangan secara kuantitativ dari perubahan atau kesalahan dari data kita. Rata-rata yang paling sering digunakan adalah “aritmatik mean” yang merupakan jumlah dari sekelompok bilangan dibagi dengan total bilangan dari data tersebut. Jadi rata-rata aritmatik dari sejumlah n bilangan x1 , x 2 , ......x n dinyatakan oleh notasi x dan didefinisikan sebagai x x1 x2 x3 ...... xn n Deviasi adalah perbedaan dari setiap data dengan nilai rata-rata. Deviasi dari x1 , x 2 ..... terhadap rata-rata aritmatiknya , x , dinyatakan dengan d1 , d 2 ......d n dan didefinisikan sebagai berikut ( d = penyimpangan terhadap nilai rata-rata). d1 x1 x d 2 x2 x d 3 x3 x Jumlah aljabar dari deviasi seluruh bilangan terhadap rata-rata adalah nol. Derajat dimana data numerik menyebar disekitar nilai rata-rata disebut variasi atau dispersi dari data. Rata-rata dari deviasi dapat digunakan sebagai ukuran dari kepresisian dari alat ukur. Nilai yang rendah dari deviasi rata-rata menunjukkan alat ukur yang presisi. Deviasi rata-rata D untuk satu set data adalah: D d1 d 2 ..... d n n yang menyatakan bahwa deviasi rata-rata adalah jumlah aritmatik dari nilai mutlak masing-masing deviasi dibagi dengan jumlah data. Contoh 1.3 : Untuk data berikut x1 50.1 x 2 49.7 x3 49.6 x 4 50.2 (a) (b) (c) (d) 16 rata-rata aritmatik deviasi dari setiap data jumlah aljabar dari deviasi Standar deviasi, variansi dan kesalahan yang mungkin BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Solusi (a) Rata-rata aritmatik dihitung sebagai berikut 50.1 49.7 49.6 50.2 4 199.6 49.9 4 x (b) Deviasi masing-masing data terhadap nilai rata-rata dihitung sebagai berikut d1 50.1 59.9 0.2 d 2 49.7 49.9 0.2 d 3 49.6 49.9 0.3 d 4 50.2 49.9 0.3 (c) Jumlah aljabar dari deviasi ini adalah d tot 0.2 0.2 0.3 0.3 0 Deviasi rata-rata dihitung sebagai berikut D 0.2 0.2 0.3 0.3 4 1.0 0.25 4 Standar deviasi S dari sejumlah nilai data merupakan derajat perubahan nilai disekitar nilai rata-rata. Standar deviasi dari n angka adalah S d12 d 22 ..... d n2 n Untuk jumlah data pembacaan yang kecil (n < 30) atau pengukuran terbatas penyebutnya sering kali dinyatakan dengan nilai n – 1 , untuk mendapatkan nilai yang lebih teliti untuk suatu strandar deviasi. 17 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK S d12 d 22 ..... d n2 n 1 Kesalahan yang mungkin (probable error) r = ± 0,6745 Contoh 1.5 Hitung standar deviasi untuk data dari contoh 1.3 Solusi S (0.2) 2 (0.2) 2 (0.3) 2 (0.3) 2 4 1 0.04 0.04 0.09 0.09 3 0.26 0.295 3 KESALAHAN BATAS UKUR. Kebanyakan, pabrik dari suatu alat ukur menyatakan bahwa sebuah alat ukur memiliki ketelitian yang dinyatakan dalam persentase tertentu dari nilai skala penuhnya. Sebagai contoh, sebuah pabrik jenis voltmeter tertentu menyatakan ketelitian alat ukurnya 2% dari simpangan skala penuhnya. Spesifikasi ini disebut kesalahan batas ukur dan ini berarti bahwa pembacaan skala penuhnya dijamin ada didalam batas 2% dari pembacaan yang benar-benar teliti. Namun demikian, untuk pembacaan yang kurang dari skala penuhnya, kesalahannya akan bertambah. Sehingga ini penting untuk mendapatkan hasil pengukuran sedekat mungkin dengan skala penuhnya. 18 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Contoh 1.6 Sebuah Voltmeter 300-V dinyatakan ketelitiannya sebesar 2% pada keadaan skala penuhnya. Hitung kesalahan batas ukur bila alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur tegangan sumber sebesar 120 V. Solusi Besarnya kesalahan batas ukur adalah : 0.02 x 300 V = 6 V Sehingga kesalahan batas ukur untuk 120 V adalah 6 x100% 5% 120 Contoh 1.7 Sebuah voltmeter dan ampermeter digunakan untuk menentukan daya disipasi dalam sebuah tahanan. Kedua alat ukur ini dijamin ketelitiannya sebesar 1% pada simpangan skala penuh. Jika voltmeter membaca 80 V pada rentang batas ukur 150 V dan ampermeter membaca 70 mA pada rentang batas ukur 100 mA. Tentukan kesalahan batas ukur untuk pengukuran daya ini. Solusi: Besar kesalahan batas ukur untuk voltmeter adalah = 0,01 x 150 V = 1.5 V Kesalahan batas ukur pada penunjukkan 80 V adalah 1.5 x100% 1.86% 80 Besarnya kesalahan batas ukur untuk ampermeter adalah = 0,01 x 100 mA = 1 mA Kesalahan batas ukur untuk penunjukkan 70 mA adalah 1 x100% 1.43% 70 Kesalahan batas ukur untuk pengukuran daya adalah penjumlahan dari masing-masing kesalah pengukuran arus dan tegangan, sehingga P V Kesalahan batas ukur = 1.86% + 1.43% = 3.29% Latihan soal. Penjumlahan atau pengurangan yang disertai dengak kesalahannya. 19 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK PR. 1. 2. 3. 4. Apa beda antara ketelitian(akurasi) dan ketepatan (presisi) Sebutkan empat sumber kesalahan yang mungkin dalam instrument alat ukur Sebutkan tiga kelompok kesalahan Artikan : a. Kesalahan instrumental b. Limiting error (kesalahan batas) c. Kesalahan kalibrasi d. Kesalahan lingkungan e. Kesalahan acak f. Kesalahan yang mungkin 1.4 Penjumlahan angka-angka disertai dengan rangkuman keragu-raguan (kesalahan) Misalkan harga dua buah tahanan hasil pengukuran masing-masing R1 dan R2. R1 = 825 ±5 (= ±0,605 %) kesalahanya ∆1= ±5 Ω persen kesalahan (5/825)x100% =0,605 % dihubungkan seri dengan tahanan kedua hasil pengukuran. R2 = 629 ± 3 (=±0,477 %) ∆2= ± 3 Ω Berapa tahanan totalnya (RT) Jawab: RT = R1 + R2 ∆T = ∆1 + ∆2 Hasil penjumlahan seri RT= 1454 ± 8 (=±0,55%) 1.5 Kurangkan: RT = 827 ± 5 (= ±0,605 %) R2=629 ± 3 (=±0,477 %) cari R1 R1 = RT – R2 ∆T = ∆1 + ∆2 Selisih : 198 ± 8 (=±4,04% (kesalahannya dijumlahkan) Setelah dinyatakan dalam persen hasilnya beda, lebih besar dari % kesalahan pada penjumlahan) Sehingga pengurangan dari dua hasil pengukuran sebaiknya dihindarkan. 1.6. % kesalahan akan bertambah jika selisih antara kedua bilangan relatif kecil Kurangkan N1 = 462 ± 4 (= ±0,87 %) Dengan N2= 427 ± 4 (=±0,92 %) Selisih 25 ± 8 (=±32 %) Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran yang bergantung pada pengurangan hasil-hasil percobaan sebaiknya dihindari. Sebab cakupan kesalahannya akan semakin besar. Limiting error ( Kesalahan batas) atau guarantee errors (kesalahan garansi) Persentase kesalahan dari skala penuh. Contoh: Ketelitian sebuah voltmeter 0 – 150 V dijamin sampai 1% skala penuh. Tegangan diukur oleh voltmeter adalah 83 V. Tentukan limiting error dalam persen. Solusi : kesalahan batas (limiting error) adalah : 0,01 x 150 V= 1.5 V 20 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK % kesalahan pada penunjukkan voltmeter 83 Volt adalah : (1,5/83)x 100% =1,81% Pada skala penuh % kesalahan hanya 1%, tetapi kesalahan bertambah pada saat membaca 83Volt, makin kecil pembacaan makin besar kesalahan. Baca 60 V, e = (1,5/60)x 100% =2,5% Baca 30 V, e (1,5/30)x 100% = 5% Jadi penting melakukan pengukuran sedekat mungkin ke skala penuh. Penggabungan kesalahan garansi Tiga buah kotak tahanan decade (kelipatan sepuluh) masing-masing dijamin sampai 1%,digunakan dalam sebuah rangkaian jembatan wheatstone, untuk mengukur tahanan yang tidak diketahui. Tentukan batas kesalahan RX dari hasil pengukuruannya. Contoh Perhitungan kesalahan dari perkalian dan perpangkatan. Contoh. Arus melalui sebuah tahanan R=100 ± 0,2 Ohm adalah I= 2,00 ±0,01 A. Hitung daya yang diserap tahanan tersebut. tentukan kesalahan batas untuk disipasi daya tersebut. Jawab: Dengan menggunakan persamaan P = I2 R, R =100 ± 0,2 Ohm = 100 ± 0,2 % Ohm I=2,00 ±0,01 A = 2,00 ± 0,5 % Ampere Kesalahan batas untuk P = I2 R kesalahan arus dikalikan dua 2 x 0,5 % =1% 2 x 0,5 % + 0,2 % = 1,2 % (kesalahan daya) Jadi dissipasi daya nya = (2,00)2 x 100 = 400 ± 1,2% = 400 ± 4,8 W Tegangan pada R V = IxR = 100 x 2,00 =200 Volt Kesalahannya 0.5% + 0,2% = 0,7%; V = 200 ±0,7% =200 ± 1,4 Volt Jenis-jenis kesalahan : 1. Kesalahan umum (gross error), kelalaian manusia (human error) 2. Kesalahan sistematik (sistematik error), instrumen dan environment. 3. Kesalahan acak (random error), tak diketahui penyebabnya, dilakukan analisis statistik 21 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Kesalahan umum oleh pemula adalah penggunaan instrumen yang tidak sesuai, misalnya pada pemakain voltmeter , akan timbul efek pembebanan yang cukup berarti pada rangkaian karena pemilihan skala yang tidak sesuai. Contoh: 1.7 . Voltmeter dengan skala maximum 150 V, Kepekaan (sensitivity) S= 1000/Volt. Membaca tegangan pada sebuah tahanan Rx sebesar 100 Volt. Tahanan tsb terhubung seri dengan ammeter , dan pada ampermeter terbaca 5mA. a. Gambarkan rangkaian b. Tentukan tahanan total rangkaian c. Tentukan tahanan dalam voltmeter (Rv) d. Tentukan besar tahanan Rx? e. Tegangan sebenarnya pada Rx f. Tentukan akurasi alat ukur tegangan g. Tentukan persen kesalahan pengukuran tahananan Rx a. Gambar rangkaian Rx A V Rv E b. Tentukan tahanan total rangkaian RT = VT/IT = 100V/5mA = 20 K Ohm c. Tahanan dalam Volmeter Rv = (1000/Volt )x 150 = 150 K ((kepekaan )x (skala max)) d. Tentukan besar tahanan Rx? 1/RT = (1/Rx ) + (1/Rv) Rx= (RT.Rv)/(Rv- RT)= (20 x150)/130 = 23.1 k e. Tegangan sebenarnya pada Rx adalah (5 mA) x (23,05 K)= 115.5 V f. Tentukan akurasi pengukuran tegangan (A) = 100 V/ 115.25 V = 0.87 87% g. Tentukan persen kesalahan pengukuran tahanan Rx = (23,1-20)/23,1 = 13,41 % Akurasi pengukuran tahanan (A) = 20/23.1 = 0,87 a. b. c. d. e. f. Alat ukur yang sama, jika mili amper menunjukkan angka 800 mA dan Volmeter 40 V. Tentukan : Gambarkan rangkaian Tentukan tahanan volmeter Tentukan tahan total rangkaian Tentukan besar tahanan Rx? Tegangan sebenarnya pada Rx Tentukan akurasi pengukuran tegangan 22 BAB I Pendahuluan | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK g. Tentukan persen kesalahan pengukuran tahananan Rx Gambar rangkaian o Rx A V E Tentukan tahanan total rangkaian RT = VT/IT = 40V/800mA = 50 Tahanan Volmeter Rv = (1000/Volt )x 150 = 150 K Tentukan besar tahanan Rx? 1/RT = (1/Rx ) + (1/Rv) Rx= (RT.Rv)/(Rv- RT)= (50 x150K)/149,95 = 50,02 Tegangan sebenarnya pada Rx adalah (800 mA) x (50,1) =40,08 V Tentukan akurasi pengukuran tegangan A = 40/40,08 =0.99 Tentukan persen kesalahan pengukuran tahananan Rx = (50,01-50)/50,1 = 0,2 % 23 | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK BAB II METER ARUS SEARAH 2.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL Tujuan dari bab ini untuk memperkenalkan tentang meter dengan prinsip d’Arsonval, bagaimana meter ini dapat digunakan sebagai amper meter, voltmeter dan ohmmeter, beberapa batasannya, dan aplikasinya. Setelah mempelajari bab ini anda harus mampu 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan prinsip kerja dari meter d’Arsonval. Menjelaskan tujuan dari tahanan shunt pada ampermeter. Menguraikan tujuan dari tahanan pengali secara seri voltmeter. Mendefinisikan istilah sensitivitas. Menganalisis kesalahan pada rangkaian akibat pembebanan voltmeter atau ameter yang dipasang pada rangkaian. 6. Menguraikan konstruksi dan operasi dari sebuah ohmmeter. 7. Melakukan perhitungan yang diperlukan untuk tahanan pengali dan shunt agar didapat rentang multimeter tertentu pada pengukuran tegangan dan arus. 2.2 PENDAHULUAN Meter arus searah adalah meter yang digunakan untuk mengukur besaran arus dan tegangan listrik searah (DC). Meter yang digunakan dalam meter arus searah berdasarkan pada gerakan jarum yang berputar dan menunjukan suatu skala tertentu sesuai dengan besaran yang diukur. Ada beberapa jenis meter putar yang dapat digunakan sebagai meter arus searah antara lain yang banyak digunakan adalah meter kumparan putar, elektrodinamometer, dan meter besi putar. Namun demikian, untuk digunakan sebagai alat ukur arus searah lebih banyak memakai meter gerak kumparan putar, karena meter gerak ini memiliki sensitivitas yang lebih baik. 2.3 KUMPARAN PUTAR 24 BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Sistim kerja dari meter kumparan putar mengacu pada prinsip d’Arsonval yang sering disebut dengan meter kumparan putar magnit tetap (permanent magnet moving coil, PMMC). Kumparan putar bekerja berdasarkan arus yang masuk pada kumparan yang diletakan pada medan magnet sedemikian sehingga kumparan tersebut mengalami gaya putar seperti ditunjukkan pada gambar 1 berikut: Kum paran Poros B U i i S i Magne t perm anen a) tampak depan b) tampak atas F U S F Gambar 1. Kumparan putar. Dari gambar tersebut diatas, maka pada setiap segmen kumparan akan mengalami gaya yang besarnya sebagai berikut F Bi l sin atau secara vektor F l( i x B ) dimana : F = Gaya pada segmen kumparan i = arus pada kumparan B = medan magnet l = panjang kumparan 25 = sudut antara i dan B BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK dimana arah F tegaklurus terhadap bidang yang dibentuk garis i dan B, dan searah dengan arah perputaran skrup yang diputar dari i ke B melalui sudut yang lebih kecil dari 180 derajat. Dengan demikian bila kita melihat pada gambar 1, dengan arah arus dari kiri kekanan (searah putaran jarum jam) maka segmen kumparan sebelah kiri akan mengalami gaya yang arahnya kedalam, dan segmen sebelah kanan arah gayanya keluar, sementara pada segmen atas dan bawah besar gayanya adalah nol, karena sudut sama dengan 0 atau 180 derajat. Maka dengan adanya gaya tersebut, terjadi gaya putar yang arahnya searah dengan arah perputaran jarum jam. Bagaimana bila arah arus diubah, berlawanan arah arus semula? Apabila arah arus berubah, maka arah gaya juga berubah, sehingga arah gaya putar juga berlawanan dengan arah semula. Dengan kata lain arah putaran jarum kumparan putar akan bergerak kekiri. Hal ini tidak boleh terjadi karena jarum kumparan putar akan keluar dari skala yang ada.Dengan demikian, kumparan putar ini hanya bekerja dengan satu arah arus saja. 2.4 AMPERMETER DC DENGAN MENGGUNAKAN KUMPARAN PUTAR Pada umumnya sebuah kumparan putar hanya membutuhkan arus dc yang kecil saja untuk mendapatkan simpangan jarum maksimumnya. Apabila kumparan putar ini akan digunakan sebagai alat ukur arus dc, maka arus yang dapat diukur terlalu kecil. Diperlukan suatu modifikasi agar supaya kumparan putar ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur arus dc yang lebih besar. Terdapat dua parameter penting yang harus diketahui dari sebuah kumparan putar agar kumparan putar ini dapat dimodifikasi untuk mengukur arus yang lebih besar, yaitu tahanan dalam kumparan putar (Rm) dan arus simpangan (defleksi) maksimum (Ifs). Metoda yang digunakan untuk memperbesar batas ukur arus dari kumparan putar adalah dengan cara membuat pencabangan arus sedemikian sehingga arus yang masuk totalnya sama dengan jumlah arus pencabangan dengan arus yang lewat pada kumparan putar, seperti ditunjukan pada gambar 2 dibawah ini. I Ish Ifs Rsh KP Rm Gambar 2. Memperbesar batas ukur arus kumparan putar. Dimana : I = arus maksimum ampermeter Ifs = arus simpangan maksimum kumparan putar Rm = tahanan dalam kumparan putar Ish = arus shunt Rsh = tahanan shunt Tahanan yang dipasang secara paralel dengan kumparan putar ini disebut sebagai tahanan shunt (Rsh), yang berfungsi memberikan lintasan arus alternatif dari arus total yang 26 BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK diukur. Pada umumnya Ish lebih besar dari Ifs yang mengalir pada kumparan putarnya sendiri, maka akan diperoleh Rsh yang jauh lebih kecil dari Rm kumparan putar. 2.4.1 Perhitungan tahanan shunt. Untuk menghitung tahanan shunt yang diperlukan dapat dilihat dari gambar 2 diatas, bahwa tegangan jatuh pada kumparan putar adalah : Vm = Ifs x Rm Karena tahanan shunt paralel dengan tahanan dalam kumparan putar, tegangan jatuh pada tahanan shunt sama dengan tahanan jatuh pada kumparan putar, yaitu : Vsh = Vm Arus melalui shunt : Ish = I – Ifs Dengan mengetahui tegangan antara tahanan shunt dan arus yang melalui tahanan shunt, kita dapat menentukan tahanan shunt sebagia berikut: R sh Vsh I fs R m I fs I R m fs x R m ( ) I sh I sh I sh I - I fs Tujuan disain rangkaian shunt supaya dapat mengukur arus I yang merukapakan n kali lebih besar dari pada Ifs. Bilangan n disebut sebagai faktor pengali antara arus total dan arus kumparan putar, dimana : I = n Ifs Dengan mensubstitusi nilai I ini pada persamaan diatas, dapat diperoleh R sh R m I fs n I fs - I fs Rm () n -1 Contoh 1. Sebuah kumparan putar PMMC dipakai sebagai ampermeter dc dengan Ifs = 100 A dan Rm = 1 K direncanakan untuk batas ukur 1 mA. Tentukan nilai Rsh yang diperlukan. Solusi : 27 Tahanan shunt yang diperlukan adalah BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK n I 1 mA 10 I fs 100 A R sh 2.5 R m 1 K 111,1 ( ) n - 1 10 - 1 VOLTMETER DC Kumparan putar selain dipakai untuk alat ukur arus, juga dapat digunakan sebagai alat ukur tegangan dc. Kumparan putar yang memiliki arus simpangan maksimum Ifs dan tahanan dalam Rm seperti pada gambar 3 dibawah ini, dapat diberikan tegangan input dc sebesar V = Ifs x Rm, sehingga jarum menunjukkan simpangan maksimum. V Rm Ifs Gambar 3. Kumparan putar sebagai voltmeter dc Dengan kata lain, kumparan putar berfungsi sebagai voltmeter, dan tegangan maksimum yang dapat diukur sebesar V = Ifs x Rm.Untuk kumparan putar dengan Ifs = 100 A, dan Rm = 1 K , maka besar tegangan maksimum yang dapat diukur adalah: V = Ifs x Rm = 100 A x 1 K = 100 mV. Dengan demikian perlu dibuat rangakaian tambahan dari kumparan putar ini agar supaya tegangan yang dapat diukur lebih besar dari nilai tersebut diatas. Cara untuk memperbesar arus maksimum yang dapat diukur yaitu dengan cara menambahkan tahanan secara seri Rs sebagai tahanan pengali pada input kumparan putar, seperti pada gambar berikut. Rs V Rm Ifs Gambar 4. Rangkaian voltmeter dengan tambahan Rs Maka tegangan input yang dapat diukur besarnya menjadi : V = Ifs x RT , dimana RT = Rm + Rs Dimana : RT Ifs Rm Rs = tahanan total = arus simpangan maksimum = tahanan dalam kumparan putar. = tahanan seri (pengali) Sedangkan tahanan total dapat dihitung sebagai berikut: 28 BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK RT V I fs Sehingga tahana pengali dapat dihitung Rs = RT – Rm Untuk menentukan tahanan pengali Rs dari voltmeter dc dapat pula ditentukan dari sensitivitas kumparan putar, yang didefinisikan sebagai berikut: S 1 I fs V Dari sensitivitas ini dapat ditentukan tahanan total (RT) untuk batas ukur tegangan yang sudah ditentukan (V) sebagai berikut: RT = Sensitivitas x Batas ukur tegangan. = S x V Sehingga dapat dihitung : Rs = RT – Rm Selanjutnya sensitivitas ini dinyatakan sebagai sensitivitas voltmeter dc (SDC) Contoh 2: Hitung sensitivitas kumparan putar yang memiliki Im = 100 mA, dan Rm = 1 Ohm . Hitung pula besarnya Rs yang diperlukan untuk Batas ukur = 10 volt. Solusi 2: a) Sensitivitas SDC 1 1 10 V I fs 100 A b) Tahanan seri dapat dihitung sebagai berikut : R T VBU x SDC 10 V x 10 K 100 V Maka R S R T - R m 100 - 1 99 Perlu dilhat disini bahwa tahnan total RT adalah sama dengan tahanan dalam voltmeter : RT = Rd. Tahanan dalam dari sebuah voltmeter analog, akan berubah nilainya apabila batas ukur yang digunakan berubah. Contoh 3. Sebuah kumparan putar dengan Ifs = 100 u A, dan Rm = 1 K : Tentukan besarnya Rd dan Rs untuk batas ukur : 5 V, 10V, 20 V dan 50V. Solusi 3. S DC 1 1 10 K V I fs 100 A R d R T S x VBU 29 BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Untuk batas ukur 5 volt : R d 10 K V x 5 V 50 K Rs = RT - Rm = 50 K - 1 K = 49 K Dengan cara yang sama diperoleeh hasil sebagai barikut: Batas ukur (volt) 5 10 20 50 Rd ( K) 50 100 200 500 Rs ( K) 49 99 199 499 Dari sini dapat dilihat bahwa, bertambah besar batas ukur dari sebuah voltmeter analog, bertambah besar pula nilai tahanan dalamnya. Disamping itu, bertambah kecil nilai Ifs, artinya bertambah besar nilai sensitivitasnya, maka tahanan dalamnya akan bertambah besar. 2.5.1 Tahanan dalam voltmeter Tahanan dalam voltmeter ideal besarnya adalah tak hingga. Rd (ideal) = () Pada kenyataanya voltmeter yang ada tidak memiliki tahanan dalam sebesar itu. Untuk voltmeter analog, tahanan dalam Rd bergantung pada batas ukurnya. Bertambah besar batas ukur yang digunakan, bertambah besar pula tahanan dalam voltmeter tersebut. Nilai tahanan dalam voltmeter analog dinyatakan dalam nilai sensitivitasnya. Tahanan dalam voltmeter analog untuk batas ukur VBU dapat dihitung sebagai berikut : Rd = S x VBU Misalkan sensitivitas voltmeter S =50 K V dan voltmetr dipakai pada batas ukur 10 volt, maka tahanan dalamnya adalah: Rd = S x VBU = 50 K 2.6 V x 10 V = 500 K EFEK PEMBEBANAN (LOADING EFFECT) VOLTMETER Pada saat voltmeter dipakai untuk mengukur nilai tegangan pada suatu komponen tahanan dalam rangkaian elektronik, akan terjadi hubungan paralel antara tahanan dalam voltmeter dengan tahanan yang akan diukur tegangannya. Akibat dari hubungan paralel ini, akan dihasilkan tegangan total diantara titik itu yang nilainya lebih kecil dari tahanan yang ada pada rangkaian. Akibat terjadinya penurunan tahanan, maka akan terjadi pula penurunan tegangan pada komponen tahanan tersebut. Artinya hasil pengukuran akan mengalami kesalahan akibat dari efek pembebanan ini. 30 BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Contoh 4. Sebuah rangkaian listrik seperti pada gambar: R1= 500 K A I1 Vs = 12 V R2= 500 K B Gambar 5. Selanjutnya titik A dan B diukur tegangannya dengan menggunakan voltmeter dc yang memiliki tahanan dalam Rd = 500 K. Tentukan nilai VAB dan % kesalahan : a) berdasarkan perhitungan (6V) b) berdasarkan penunjukkan meter(4V) Solusi 4. a) Dari gambar di atas diperoleh : VAB R2 500 K x VS x 12 V 6 V R1 R 2 500 K 500 K b) Diukur dengan voltmeter : Tahanan antara titik A dan B sekarang menjadi R AB R 2 paralel R d R 2 x R d 500 K x 500 K 250000 250 K R 2 R d 500 K 500 K 1000 Maka besarnya VAB 250 x 12 V 4 volt 500 250 Terjadi kesalahan sebesar = 2 volt. Error (2/6) x100 = 33% 2.7 EFEK PEMBEBANAN AMPEREMETER Suatu ampermeter ideal memiliki tahanan dalam Rd yang sama dengan nol Rd(ampideal) = 0 (). Namun tidak pernah ada ampermeter dengan tahanan dalam sama dengan nol. Bertambah kecil tahanan dalam ampermeter, bertambah kecil pula kesalahan yang terjadi pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan yang terjadi disebabkan karena adanya penambahan nilai tahanan total pada lup rangkaian yang akan diukur arusnya, sehingga terjadi penurunan arus sebelum dan sesudah pemasangan ampermeter. Adanya penambahan arus ini, mengakibatkan adanya kesalahan pada hasil pengukuran. 31 BAB II METER ARUS SEARAH | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Gambar berikut menunjukan adanya perbedaan arus tersebut: R1 I1 Vs R1 X Vs X I2 A Rd Y Y a) sebelum dipasang Ampermeter b) setelah dipasang Ampermeter Gambar 5. Perbedaan arus sebelum dan sesudah dipasang Ampermeter. Sebelum dipasang ampermeter, arus pada rangkaian adalah (I1) : I1 VS R1 Setelah dipasang ampermeter, arus menjadi I 2 Maka selisihnya adalah I1 - I 2 VS R1 R d VS VS R1 R1 R d Dapat dilihat disini bahwa perbedaan arus I1 dan I2 akan bertambah kecil bila Rd bertambah kecil. Contoh 5 Berapakah kesalahan nya, sebuah PMMC dipakai sebagai ampermeter dc dengan Vs = 12 Volt, Rd = 1 (direncanakan untuk mengukur 1A, pada tahanan R1 = 12 Ohm ) Solusi : BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK 3.1 Pendahuluan 32 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Terdapat beberapa jenis meter jarum putar yang dapat dipergunakan untuk mengukur sinyal (arus dan tegangan) ac, diantaranya dengan menggunakan prinsip d’Arsonval (kumpran putar magnet tetap), Elektrodinamometer, dan meter besi putar. Walaupun untuk masing-masing jenis meter ini ada masing-masing penggunaanya, namun meter kumparan putar sejauh ini yang paling sering digunakan sekalipun meter kumparan putar ini tidak dapat mengukur arus ? tegangan ac secara langsung. Pada pembahasan pertama akan kita uraikan tentang meter ac dengan menggunakan kumparan putar. 3.2 Meter AC dengan kumparan putar Pada pembahasan sebelumnya, kita telah menguraikan pengukuran arus dan tegangan dc dengan menggunakan kumparan putar, yang merupakan perangkat yang memberikan respon terhadap arus dc. Agar supaya kita dapat mengukur arus ac dengan menggunakan kumparan putar, pertamatama kita harus menyearahkan arus bolak-balik tersebut dengan menggunakan dioda penyearah agar diperoleh arus dalam satu arah saja. Terdapat dua macam penyearah yang sering digunakan, yaitu penyearah gelombang penuh dan penyearah setengah gelombang. Bila kita menambahkan sebuah dioda pada rangkaian voltmeter dc, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.1 , kita akan memperoleh rangkaian yang dapat mengukur tegangan ac. Gambar 3.1 Rangkaian penyearah setengah gelombang Dengan memberikan tegangan 10 volt dc pada inputnya, akan mengalir arus kurang lebih sebesar 1 mA pada rangkaian, dan jarum akan menunjukkan skala penuh. 33 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Jika menganggap dioda ideal, tegangan maju dioda tidak berpengaruh terhadap perhitungan. Apabila kita ganti tegangan 10 V dc dengan tegangan input gelombang sinus 10 Vrms (root mean square), simpangan jarum tidak lagi menunjukkan simpangan maksimum. Pada kenyataanya, simpangan jarum akan sesuai dengan tegangan rata-rata / tegangan dc yang diterima oleh kumparan putar. Dengan demikian, perku dihitung berapa tegangan rata-rata yang dihasilkan dar tegangan gelombang sinus 10 Vrms tersebut. Berikut ini adalah perhitungan nilai rata-rata dihitung dari nilai rms-nya. Misalkan tegangan input sinus : v(t) = Vm sin (wt) Didefinisikan bahwa nilai rms dan nilai rata-rata nya sebagai berikut: T Vrms 1 v(t) 2 dt T0 dan Vrata 1 T 1 T 2 v(t) dt 1 Vrata , untuk penyearah setengah gelombang 0 T 22 v(t) dt , T 0 untuk penyearah gelombang penuh. Dari persamaan diatas, dapat diturunkan nilai rms dan nilai rata-rata terhadap nilai maksimumnya Vm sebagai berikut: Perhitungan v rms untuk setengah glb. Rumus –rumus yang diperlukan untuk menghitung integral di atas: 34 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK ? Vrms Vm Vrata V Vrata 2 2V , untuk penyearah setengah gelombang , untuk penyearah gelombang penuh Dengan demikian, dari persamaan diatas dapat ditentukan hubungan antar Vrms dengan Vrata sebagai berikut. Vrata VDC 2 Vrms Vrata VDC 2 2 Vrms 0,45 Vrms ; untuk penyearah setengah gelombang 0,9 Vrns ; untuk penyearah gelaombang penuh Dengan demikian, bila Vrms = 10 Volt (rms), maka Vrata yang diterima oleh kumparan adalah : Vrata = 0,45 x Vrms = 0,45 x 10 volt = 4,5 volt (dc). Maka jarum akan berada pada posisi skala 4,5. Ini menunjukkan bahwa voltmeter ac tidak se sensitive voltmeter dc. Dari kenyataan diatas, sensitivitas voltmeter ac mendekati 45% dari sensitivitas voltmeter dc. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa : Sac = 0,45 Sdc 35 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Sehingga dengan input sebesar 10 Vrms, agar supaya jarum menunjukkan skala maksimum, tahanan pengali yang harus dipasang dihitung sebagai berikut: Rs Vrata - Rm I DC Dalam hal Idc adalah simpangan arus maksimum, Rs Vrata - Rm I fs Sehingga nilai tahanan pengali menjadi: 4,5 V - 100 1 mA 4,4 K Rs 36 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Contoh 3.1 Hitung nilai tahanan pengali pada rangkaian voltmeter ac seperti pada gambar 3.2 dibawah, dengan batas ukur 10 Vrms. Kemampuan arus dc maksimum alat ukur 1mA.Rm = 300 Ohm. a) menggunakan persamaan (1) sensitivitas ac ( Sac = 0,45 Sdc) b) menggunakan persamaan (2) Rs D Gambar 3.2 Solusi : a) Sensitivitas ac S DC 1 1 1 K V I fs 1 mA S AC 0,45 S DC 0,45 x 1 0,45 maka : R S S ac x Batas ukur ac - R m 0,45 10 V x - 300 4,2 K V 1 c) Dengan cara langsung: RS 0,45 x Vrms - Rm I fs 0,45 x 10 V - 300 1 mA 4,5 V - 300 4,2 K 1 mA 3.3 Penyearah gelombang penuh Pemakaian penyearah gelombang penuh labih disukai dari pada menggunakan penyearah setengah gelombang, karena sensitivitas voltmeter ac dengan gelombang penuh lebih besar dari pada menggunakan penyearah setengah gelombang. Bentuk penyearah gelombang 37 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK penuh biasanya menggunakan penyearah bentuk jembatan seperti ditunjukan pada gambar 3 dibawah. Gambar 3.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh. Selama setengah gelombang positip pertama, arus mengalir melalui dioda D2, kemudian menuju kumparan putar masuk dari sisi positip ke negatip, kemudian ke D3. Pada setengah gelombang negatip berikutnya, arus mengalir melalui dioda D4, kemudian ke kumparan putar dngan arah tetap dari sisi positip ke negatip, kemudian ke D1. Bila dilihat pada kumparan putar, selalu mendapatkan tegangan positip, dalam satu perioda input mendapatkan dua kali setengah gelombang positip. Dengan demikian akan dihasilkan tegangan rata-rata (Vrata) dua kali lebih besar dari penyearah setengah gelombang, dan Vrata 2 Vm Vrata 2 2 Vrms 0,9 Vrms Bila tegangan rms inputnya 10 Vrms, maka tegangan rata-ratanya : Vrata = 0,9 x 10 Vrms = 9 volt. Sehingga senstivitas voltmeter ac dengan penyearah gelombang penuh adalah : Sac = 0,9 Sdc 38 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Contoh 3.3. Hitung nilai tahanan pengali voltmeter ac seperti pada gambar 3.4 dengan batas ukur 10 Vrms. Gambar 3.4 Solusi : Sensitivitas ac : Sac = 0,9 Sdc S DC 1 1 1 K V I fs 1 mA S AC 0,9 x 1 K V 0,9 K V Maka tahanan pengali adalah R S S AC x V (batas ukur) - R m 0,9 K 3.4 V x 10 Vrms - 500 8,5 K Meter Putar Elektrodinamometer 5-5 TERMOINSTRUMEN 5-5-1 Mekanisme kawat-panas (Hot wire mechanism) Sejarah awal dari termoinstrumen adalah mekanisme kawat panas, yang ditunjukan secara skematis dalam Gambar 5-10. 39 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Arus yang akan diukur dilewatkan melalui sebuah kawat halus yang direnggang kencang antara dua terminal. Kawat kedua diikat ke kawat halus tersebut pada satu ujung dan pada ujung lainnya ke sebuah pegas yang berusaha menarik kawat halus ke bawah. Kawat kedua ini dilewatkan melalui sebuah canai (roller) pada mana jarum dihubungkan. Arus yang akan diukur menyebabkan pemanasan kawat halus dan memuai sebanding dengan kuadrat arus pemanasan. Perubahan panjang kawat menggerakan jarum dan menunjukan besarnya arus. Sekarang ini mekanisme kawat panas tidak dipakai lagi dan diganti dengan yang lebih sensitif, lebih teliti dan memiliki kombinasi kompensasi yang lebih baik bagi elemen termolistrik dan gerak PMCC. 5-2-2 Instrumen termokopel Instrumen-instrumen termolistrik yang terpasang di dalam dari jenis terkompensasi, tersedia dalam batas ukur 0,5-20 A. Rangkuman yang lebih tinggi juga tersedia, tetapi dalam hal ini elemen pemanas merupakan bagian luar indikator. Elemen-elemen termokopel yang digunakan untuk rangkuman di atas 60 A umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin udara. Instrumen-instrumen panas (termo instrumen) dapat diubah menjadi voltmeter dengan menggunakan termokopel arus rendah dan tahanan-tahanan seri yang sesuai. Voltmeter termokopel tersedia dalam batas ukur sampai 500 V dan sensitivitasnya sekitar 100 sampai 500 Ω/V. Keuntungan utama instrumen termokopel adalah ketelitian yang dapat mencapai 1% pada frekuensi sampai sekitar 50 MHz dan untuk alasan ini dia digolongkan sebagai instrumen frekuensi radio (RF instrument). Di atas 50 MHz, efek permukaan (skin effect) cenderung memaksa arus ke permukaan luar konduktor, memperbesar tahanan efektif kawat panas, dan mengurangi ketelitian instrumen. Untuk arus kecil (sampai 3 A), kawat pemanas adalah padat dan sangat tipis. Di atas 3A elemen pemanas dibuat berbentuk tabung yakni untuk mengurangi kesalahan akibat efek permukaan pada frekuensi yang lebih tinggi. 3.6 VOLTMETER ELEKTROSTATIK Voltmeter elektrostatik atau elektrometer adalah satu-satunya instrumen yang langsung mengukur daya daripada menggunakan efek arus yang dihasilkannya. Instrumen ini mempunyai satu karakteristik lain yaitu : dia tidak memakai daya (kecuali selama periode yang singkat dari penyambungan awal ke rangkaian) dan berarti menyatakan impedansi tak berhingga terhadap rangkaian yang diukur. Tingkah lakunya bergantung pada reaksi antara dua benda bermuatan listrik (hukum Coulomb). Mekanisme elektrostatik mirip sebuah kapasitor variabel, dimana gaya yang terjadi antara kedua pelat paralel merupakan fungsi dari beda potensial yang dihubungkan kepadanya. Gambar 5-17 menunjukan prinsip instrumen ini. 40 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Pelat X dan Y berisi sebuah kapasitor yang kapasitasnya bertambah bila jarum P bergerak ke kanan. Gerakan jarum dilawan oleh pegas kumparan yang juga berfungsi untuk menghasilkan kontak listrik antara terminal A dan pelat X. Bila terminal X dan Y dihubungkan ke titik-titik yang potensialnya berlawanan, pelat-pelat memiliki muatan yang berlawanan; dan gaya tarik antara kedua benda yang sama tetapi bermuatan berlawanan tersebut mendorong jarum bergerak ke kanan. Jarum akan berhenti bila torsi yang disebabkan oleh tarikan listrik antara pelat-pelat sama dengan torsi lawan dari pegas kumparan. Analisis dari energi yang disimpan didalam medan listrik antara pelat-pelat kapasitor mengijinkan kita untuk menentukan suatu pernyataan torsi yang dibangkitkan dalam tegangan yang dimasukan. Tegangan sesaat, e, pada kapasitor adalah e = q/C dengan mengabaikan kebocoran tahanan kapasitor udara. Energi sesaat yang disimpan di dalam medan listrik adalah 1 𝑞2 𝑐 W=2 1 = 2 Ce2 (5-5) Torsi sesaat dapat diperoleh dengan mempertahankan e konstan dan mengijinkan pelat-pelat yang dapat berputar mengalami suatu pergeseran sudut yang kecil, dӨ. Karena itu torsi yang dibangkitkan adalah TӨ = 𝜕𝑊 𝜕Ө 𝜕 1 = 𝜕Ө (2 Ce2) = 1 2 𝜕𝑐 e 2 𝜕Ө (5-6) Persamaan (5-6) menunjukan bahwa torsi sesaat sebanding dengan kuadrat tegangan sesaat dan juga bergantung pada cara dalam mana C berubah terhadap Ө. Torsi rata-rata selama satu periode T dari tegangan bolak-balik adalah, 1 𝑇 1 𝑇1 𝜕𝑐 Tav = 𝑇 ∫0 𝑇ө dt = 𝑇 ∫0 2e2𝜕Өdt = KE2rms 41 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | (5-7) [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Torsi defleksi yang dinyatakan oleh persamaan (5-7) berbanding langsung dengan kuadrat tegangan yang dimasukan tidak bergantung pada bentuk gelombangnya, dan defleksi elektrometer dapat dikalibrasi langsung dalam Volt rms. Elektrometer dapat digunakan untuk dc ataupun ac dan untuk rangkuman frekuensi yang cukup lebar. Instrumen dapat dikalibrasi dengan dc dan berlaku untuk ac sebab defleksi tidak bergantung pada bentuk gelombang tegangan yang dimasukan. Karena elektrometer adalah instrumen yang memenuhi aturan kuadrat, maka tidak akan terdapat kesalahan bentuk gelombang seperti ditemukan pada voltmeter tipe penyearah. Bila elektrometer mula-mula dihubungkan ke sebuah sumber, dia mengalirkan arus bermuatan seketika yang menurun secara eksponensial. Sekali pelat telah dimuati, tidak ada lagi arus yang dialirkan dari rangkaian dan akibatnya alat ukur menyatakan impedansi tak berhingga. 42 BAB III METER ARUS BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI PENGUKURAN DAYA I. Wattmeter satu fasa Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya. Dia dapat digunakan untuk menunjukkan daya serah (dc) maupun bolak-balik (ac) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja. Elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau amperemeter terdiri dari kumparan-kumparan yang diam dan yang berputar dihubungkan secara seri karena itu bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang ditandai dengan “+”. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi dapat diabaikan karena biasanya nilainya sangat kecil dibandingkan dengan daya bebannya. Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam wattmeter yang terkompresi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama.(Gambar 5-19) II. Wattmeter fasa banyak Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak memerlukan pemakaian dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari sejumlah kawat-kawat dalam setiap sitem fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat “common” terhadap semua rangkaian potensial. Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah: W1 = Vac Ia’a cos (30’- θ) = VI cos (30’- θ) W2 = Vbc Ib’b cos (30’+ θ) = VI cos (30’+ θ) W1 + W2 = VI cos (30’- θ) + VI cos (30’+ θ) = (cos 30’ cos θ + sin 30’ sin θ + cos 30’ cos θ – sin 30’ sinθ)VI = √3𝑉𝐼 cos θ III. Pengukuran daya reaktif 43 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Daya reaktif yamg disuplai ke sebuah rangkaian arus bolak-balik dinyatakan sebagai satuan yang disebut VAR (Volt-Ampere-Reaktif), karena itu memberikan perbedaan daya antara daya nyata dan daya oleh komponen reaktif. Setiap wattmeter biasa bersama-sama dengan sebuah jaringan penggeser fasa yang sesuai, dapat digunakan untuk mengukur daya reaktif. Dalam sebuah rangkaian satu fasa, pergeseran fasa 90’ dapat dihasilkan oleh komponen R, L, dan C yang berimbang. Namun pemakaian umun dari penggunaan VAR ditemukan dalam sistem tiga fasa di mana pergeseran fasa yang diinginkan dilakukan dengan menggunakan dua autotransfomator yang dihubungkan dalam konfigurasi deltaterbuka pada gambar berikut ini (Gambar 5-22) 5-5-3 Konvertor panas ke Watt Susunan termokopel yang dihubungkan ke elemen pemanas tipe jembatan digunakan dalam konvektor panas ke watt ( thermal watt converter ). Dari teori dasar arus bolak-balik kita mengetahui bahwa daya diukur dalam watt dan dinyatakan oleh W = EI cos Ө, dimana E dan I menyatakan besaran fasor dari tegangan dan arus, dan Ө menyatakan sudut fasa antara keduanya. Dengan membandingkannya terhadap diagram fasor Gambar 5-14, dimana fasor tegangan E dan fasor arus Itelah ditempatkan pada sudut fasa Ө, kita lihat bahwa jumlah S dari dua fasor dapat diperoleh dari hubungan S2 = E2 + I2 + 2 EI cos Ө (5-2) Dimana S menyatakan jumlah fasor E dan fasor I. Dengan cara sama, selisih D antara kedua fasor tersebut diperoleh dari hubungan D2 = E2 + I2 – 2 EI cos Ө (5-3) 44 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Kurangkan persamaan (5-3) dari (5-2), diperoleh S2 – D2 = 4 EI cos Ө (5-4) Dimana EI cos Ө adalah daya yang dibangkitkan oleh kedua besaran fasor di dalam sebuah rangkaian listrik. Sebuah rangkaian yang mampu mengukur besaran S2 – D2 dapat juga mengukur sebuah besaran yang sebanding dengan EI Cos Ө, adalah menyatakan daya. Sebuah termoinstrumen yang mampu mengukur daya disebut konvertor pengubah panas menjadi watt ( thermal watt converter ). Dalam praktek digunakan beberapa termokopel (sebagai pengganti satu termokopel) untuk memperbesar tegangan yang dibangkitkan. Termokopel-termokopel adalah dari jenis pemanasan sendiri (self-heating) yang serupa dengan elemen tipe jembatan yang telah dibicarakan sebelumnya. Dalam rangkaian praktis hasil ini ditunjukan pada gambar 5-16 ALAT UKUR WATTJAM Alat ukur wattjam (watthourmeter) tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya adalah jelas bahwa di semua tempat di manapun perusahaan listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik). (Gambar 5-24) 45 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Alat ukur watt-jam tipe poros terapung menggunakan sebuah desain yang unik untuk menggantungkan piringan. Poros berputar mempunyai sebuah magnet kecil pada masing-masing ujung. Magnet poros bagian atas ditarik ditarik ke sebuah magnet dalam dalam bantalan atas, sedang magnet bawah ditarik ke sebuah magnet dalam bantalan bawah. Berarti gerakan pelampung tidak akan menyentuh kedua permukaan bantalan, dan satu-satunya kontak terhadap gerakan adalah melalui roda gigi yang menghubungkan poros ke kelengkapan roda gigi. 5.9 ALAT UKUR FAKTOR DAYA Faktor daya adalah kosinus sudut fasa antara tegangan dan arus. Ini ditunjukkan dalam kerja alat ukur factor daya kumparan bersilang ( corssed-coil power factor meter). Pada dasarnya instrumen ini adalah gerak elektrodinamometer. Elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama tapi tegak lurus satu sama lain. Kumparan medan dihubungkan seri dengan antaran. Salah satu kumparan dari elemen yang berputar dihubungkan seri dengan sebuah tahanan (R) pada antaran-antaran dan menerima arus dari beda potensial yang dimasukkan. Kumparan kedua elemen yang berputar dihubung seri dengan iduktor (L). Elemen yang berputar bergantung pada torsi yang diakibatkan oleh kedua kumparan yang saling bersilang. Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang, kontribusi masing-masing elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda. Torsi yang dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui kumparan dan bergantung pada impedansi rangkaian tersebut. Torsi juga bergantung pada induktansi, induktansi bergantung pada posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang pada posisi kumparan medan stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang, dapat dilihat bahwa simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara arus antaran dan tegangan antaran. Penunjuk jarum yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi langsung dalam sudut fasa atau factor daya. Alat ukur factor daya dengan daun terpolarisasi. System daya tiga fasa merupakan instrument utama karena prinsip kerja bergantung pada pemakaian tegangan tiga fasa. Kumparan luar adalah kumpuran potensial yang dihubungkan ke antaran-antaran system tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan potensial bertindak sebagai stator motor induksi tiga fasa sewaktu membankitkan fluksi maknit berputar. Kumparan di tengah dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, hal ini mempolariser daun-daun besi. Daun bergerak di dalam medan maknit berputar 46 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK dan mengambil suatu posisi di mana medan putar pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling besar. Posisi ini merupakan indikasi factor daya. 5.10Alat Ukur Frekuensi Prinsip kerja alat ukur frekuensi elektrodinamometer adalah kumparan-kumparan medan membentuk dua rangkain resonan terpisah. Kumparan medan 1 di seri dengan inductor L1 dan kapasitor C2 membentuk rensonan yang disetel ke frekuensi sedikit lebih tinggi. Kumparan medan disusun seperti diagram dan dikembalikan ke jala-jala melalui gulungan kumparan yang dapat berputar. Kumparan medan 1 bekerja di atas frekuensi rensonan dengan arus i1 ketinggalan dari tegangan yang dimasukkan, kumparan medan 2 bekerja di frekuensi rensonan sehingga kapasitif dengan arus i2 yang mendahului tegangan yang di masukkan. Karena torsi yang dihasilkan oleh kedua arus terhadap kumparan putar adalah berlawanan dan torsi yang dihasilkan merupakan fungsi dari frekuensi tegangan yang dimasukkan. Untuk setiap frekuensi yang dimasukkan dalam batas ukur instrument, torsi yang dibangkitkan pada elemen yang berputar menyebabkan jarum berada pada posisi yang dihasilkannya dan defleksi jarum dikalibrasi dalam frekuensi yang diberikan tersebut. 47 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 5.11 TRANSFORMATOR INSTRUMEN Insrumen transformator digunakan untuk mengukur tegangan bolak-balik pada stasiun pembangkit, stasiun transformator dan pada saluran transmisi. Instrument transformator dikelompokkan sesuai pemakaian, disebut transformator arus dan transformator potensial. Transformator berfungsi memperbesar rangkuman alat ukur arus bolak-balik dan mengisolir alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi. Rangkuman sebuah amperemeter arus searah dapat diperbesar dengan shunt yang membagi arus yang diukur kea lat ukur dan shunt. Ini bermanfaat bagi rangkaian arus searah, tetapi pada rangkaian arus bolak-balik pembagian arus tidak hanya bergantung pada tahanan alat ukur dan shunt, tetapi juga reaktansinya. Pengukuran arus bolak-balik dilakukan pada rangkuman frekuensi yang lebar, menjadi sulit untuk mendapatkan ketelitian yang tinggi. Transformator arus menghasilkan perluasan rangkuman yang diingikan melalui perbandingan transformasinya dan disamping itu menghasilkaan pembacaan yang hampir sama tanpa memperhatikan konstanta alat ukur atau jumlah insrumen yang dihubungkan di dalam rangkaian. Isolasi alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi adalah penting bila system daya bolak-balik sering bekerja pada tegangan-tegangan orde beberapa ratus kilovolt. Adalah tidak praktis menghubungkan jala-jala listrik tegangan tinggi langsung ke panel instrument untuk maksud pengukuran tegangan dan arus. Bila menggunakan transformator maka hanya kawat-kawat tegangan rendah saja dari kumparan transformator sekunder yang dihungkan ke panel insrumen dan hanya tegangan rendah yang boleh antara kawat-kawat tersebut dan bumi; dengan demikian akan memperoleh resiko kecil. Transformator potensial harus memenuhi persyaratan yang mencakup ; ketelitian perbandingan lilitan, reaktansi kebocoran yang kecil, arus maknetisasi yang kecil, dan penurunan tegangan yang paling kecil. Karena bekerja pada tegangan primer yang tinggi, isolasi antara gulungan-gulungan primer dan skunder harus mampu menahan beda potensial yang tinggi, dan persyaratan lain adalah dielektrik yang sangat tinggi. Transformator arus selalu mempunyai kumparan skunder dan kadang-kadang memiliki kumparan primer. Kebanyakan kumparan primer hanya berupa satu gulungan atau satu konduktor yang dihubungkan seri ke beban yang arusnya akan di ukur. Kumparan skunder memiliki lilitan yang lebih banyak dan dihubungkan kealat ukur arus atau sebuah kumparan rile. Transformator arus yang ditunjukkan gambar 5-30 terdiri dari sebuah inti dengan kumparan skunder yang terbungkus di dalam 48 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK isolasi karet tuang. Jendela di dalam inti memungkinkan penyisipan satu atau lebih golongan konduktor tegangan tinggi pembawa arus. Gambar 5-31 menunjukkan pemakaian transformator instrument dalam satu pengukuran khas. Diagram di bawah ini menggambarkan hubungan transformator-transformator instrument di dalam sebuah rangkaian tiga fasa tiga kawat termasuk 2 watt meter, 2 voltmeter dan 2 amperemeter. Transformator-transformator potensial dihubungkan terhadap antaran fasa A dan fasa B, dan antaran fasaC dan B; sedang transformator-transformator arus adalah dalam antaran fasa A dan D. Kumparankumparan skunder dari transformator-transformator potensial dihubungakan ke kumparankumparan voltmeter dan kumparan-kumparan wattmeter; kumparan-kumparan sekunder transformator arus mengaliri amperemeter dan kumparan-kumparan arus wattmeter. Tanda-tanda polaritas pada transformator dinyatakan oleh sebuah titik pada antaran transformator, dengan maksud membuat sambungan polaritas yang tepat ke alat-alat ukur. Pada setiap saat siklus bolak-balik yang diketahui, terminal-terminal yang diberi tanda titik mempunyai 49 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK polaritas yang sama dan terminal-terminal wattmeter yang diberi tanda harus dihubungkan ke antaran transformator ini seperti yang ditunjukkan. SOAL-SOAL 1. Yang mana dari alat-alat ukur berikut akan mengukur arus bolak-balik tanpa bergantung pada penggunaan penyearah : a. alat ukur besi putar daun radial b. elektrodinamometer c. mekanisme kumparan putar magnet inti d. instrument termokopel tipe jembatan 2. a. apa yang dimaksud dengan instrument alih b. jelaskan mengapa elektrodinamometer dapat digunakan sebagai instrument alih 3. Jelaskan mengapa nilai ohm per volt bagian arus bolak-balik (ac) dari sebuah multimeter komersil lebih rendah dari bagian arus searah (dc) nya. 4. a. apa yang dimaksud dengan kesalahan bentuk gelombang pada suatu pembacaan voltmeter b. voltmeter yang mana yang dapat dipengaruhi oleh kesalahan bentuk gelombang 5. (a) Apa keuntungan utama dari voltmeter elektrostatik. (b) Jelaskan mengapa instrumen ini memiliki skala “aturan kuadrat”. (c) Dapatkah instrumen ini digunakan sebagai instrumen alih? Mengapa atau mengapa tidak 6.Jelaskan prosedur kalibrasi bagi sebuah voltmeter arus bolak-balik tipe elektrodinamometer. Nyatakan alat laboratorium mana yang diperlukan utuk kalibrasi ini dan tunjukkan ketelitian yang diharapkan 7. Diagram rangkaian gambar 5-5 menunjukkan sebuah voltmeter arus bolak-balik tipe penyearah. Gerak alat ukur mempunyai tahanan dalam 250 ohm dan memerlukan 1mA untuk defleksi penuh. Masing-masing diode mempunyai tahanan maju 50 ohm dan tahanan balik tak berhingga. Tentukan a. tahanan seri Rs yang diperlukan untuk defleksi penuh bila tegangan Vrms di masukkan ke terminal-terminal alat ukur b. nilai ohm per volt dari voltmeter arus bolak-balik ini 8. Tentukan penunjukan alat ukur pada Soal 7 bila sebuah gelombang segitiga dengan nilai puncak 20 V dimasukan ke terminal-terminal alat ukur. 9. Sebuah tahanan 250 Ohm dihubungkan parallel terhadap gerak alat ukur instrumen pada soal no.7. a. Apa fungsi tahanan ini? b. Efek apa yang dimiliki tahanan ini terhadap nilai ohm-per-volt Voltmeter. c. Tentukan nilai baru Rs agar memberikan defleksi penuh untuk tegangan masukan 25 Vrms. 10. Voltmeter komersil gambar 5-7 menggunakan gerak alat-ukur 1 mA dengan tahanan dalam 100 Ω. Tahanan shunt terhadap gerak adalah 200 Ω. Dioda D1 dan D2 masing-masing mempunyai tahanan maju 200 Ω dan tahanan balik tak berhingga. (a) Jelaskan fungsi tahanan shunt terhadap gerak alat ukur tersebut (b) Jelaskan fungsi Dioda D2 (c) Tentukan nilai tahanan-tahanan seri R1, R2 dan R3 jika rangkuman yang diinginkan berturutturut adalah 10 V, 50 V dan 100 V. 11. Sebuah instrumen termokopel membaca 10 A pada defleksi penuh. Tentukan arus yang menyebabkan defleksi setengah skala. 12. Buktikan bahwa tiga wattmeter mengukur daya total yang tepat di dalam sebuah sistem empat kawat tiga fasa. Anggap bahwa beban dihubungkan secara bintang, setimbang dan resistip murni. Gambarkan diagram fasor yang lengkap dari semua tegangan fasa dan arus antaran. 50 BAB IV PENGUKURAN DAYA DAN ENERGI | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 13. Berapa wattmeter yang diperlukan untuk mengukur daya total di dalam rangkaian empat kawat tiga fasa bila beban mengandung sebuah motor induksi dengan hubungan Y? Anggap bahwa diperlukan menggunakan transformator arus dan potensial, dan gambarkan diagram rangkaian lengkap dari instalasi pengukuran. 14. Apa arti titik-titik tanda pada sebuah transformator arus atau transformator potensial. Jawaban 5. (a). Elektrometer adalah instrumen yang memenuhi aturan kuadrat, maka tidak akan terdapat kesalahan bentuk gelombang seperti ditemukan pada voltmeter tipe penyearah. (b). Karena voltmeter elektrostatik memenuhi fungsi aturan kuadrat, dimana torsi defleksi berbanding langsung dengan kuadrat yang dimasukan tidak bergantung pada bentuk gelombang, dan defleksi elektrometer dapat dikalibrasi langsung dalam Volt rms. (c). Tidak dapat. Karena instrumen ini terbatas pada pemakaian khusus tertentu terutama dalam rangkaian-rangkaian bolak-balik yang tegangannya relatif tinggi; dimana oleh instrumen lain arus yang diambil akan menghasilkan indikasi yang salah. BAB V POTENSIOMETER A. Pendahuluan Potensiometer adalah sebuah instrumen yang direncanakan untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya terhadap tegangan yang diketahui. Potensiometer memanfaatkan kondisi setimbang atau kondisi nol, maka bila instrumen tersebut dibuat setimbang, tidak ada daya yang diambil dari rangkaian yang mengandung ggl yang tidak diketahui;sebagai akibatnya penentuan tegangan tidak bergantung dari tahanan sumber. Fungsi lain dari potensiometer adalah untuk menentukan arus dengan hanya mengukur penurunan tegangan yang dihasilkan oleh arus tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui. B. Rangkaian Dasar Potensiometer Gambar Rangkaian Dasar Potensiometer: 51 BAB V POTENSIOMETER | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Contoh soal : potensiometer dasar kawat geser gambar di atas mempunyai batere kerja 3 volt dengan tahanan dalam yang diabaikan. Tahanan kawat geser adalah 400 ohm dan panjangnya 200 cm. Sebuah skala 200 cm sepanjang kawat geser mempunyai bagian skala 1 mmdan dapat diinterpolasi pada nilai seperempat dari satu bagian skala. Instrumen distandarkan terhadap sebuah sumber tegangan referensi 1,0180 V dengan menyetel kontak geser ke posisi 101.8 cm pada skala. Tentukan; a. Arus kerja, b. Nilai tahanan geser, c. Rangkuman pengukuran, d.resolusi instrumen dinyatakan dalam mV. Jawab: a) Bila instrumen distandarkan, tanda 101.8 cm pada skala sesuai dengan 1.0180 V (E’ dalam gambar 6-1). 101.8 cm kawat geser menyatakan tahanan sebesar 101.8/200 x 400 ohm = 203.6 ohm. Berarti arus kerja akan menjadi 1.0180 V/203.6 ohm = 5mA. b) Dengan arus kerja sebesar 5mA penurunan tegangan pada seluruh kawatgeser adalah 5mA x 400 ohm = 2 V. Dengan demikian penurunan tegangan pada tahanan geser adalah 3,0 – 2,0=1,0 V dan penyetelan tahanan geser menjadi 1 V/5mA = 200 ohm. c) Rangkuman pengukuran ditentukan oleh tegangan total seluruh kawat geser, yaitu 5 mA x 400 ohm = 2 V. d) Resolusi potensiometer ditentukan oleh tegangan yang dinyatakan oleh seperempat dari satu bagian skala yaitu 0,25 mm. Karena panjang total 200 cm menyatakan tegangan 2,0 volt, resolusi adalah 0,25 mm/200 cm x 2,0 V = 0,25mV. C. Potensiometer Satu Rangkuman Gambar potensiometer satu rangkuman: 52 BAB V POTENSIOMETER | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Contoh: potensiometer satu rangkuman pada gambar di atas dilengkapi dengan saklar tingkat 20 langkah di mana masing-masing langkah menyatakan 0,1 V. Tahanan masing-masing tingkat adalah 10 ohm. Kawat geser 11 gulungan yang mempunyai tahanan 11 ohm, membolehkan saling menutupi sebagian antena penyetelan-penyetelan saklar tingkat. Skala kawat geser berbentuk lingkaran mempunyai 100 bagian skala dan interpolasi dapat dilakukan pada seperlima dari satu bagian skala. Batere kerja mempunyai tegangan terminal 6 V dan tahanan dalamnya diabaikan. Tentukan: a) rangkuman pengukuran potensiometer, b) resolusi dalam 𝜇𝑉, c) arus kerja, d) penyetelan tahanan geser. Penyelesaian: a) Tahanan total rangkaian pengukuran Rm adalah: Rm = Rpiringan + Rkawatgeser = (20 x 10 Ω) + 11 Ω = 211 Ω. Karena setiap langkah 10 Ω menyatakan tegangan 0,1 V, rangkuman total pengukuran adalah 211/10 Ω x 0,1V= 2,11 V. b) Kawat geser 11 Ω menyatakan tegangan 0,11 𝑉. Berarti tiap gulungan tahanan geser menyatakan 0,11 V/11 = 0,01 V. Tiap bagian skala pada kawat geser menyatakan 1/100 x 10 mV = 0,1 mV, atau 100𝜇V. Jadi resolusi instrumen adalah 1/5 x 100 𝜇V=20𝜇𝑉. c) Untuk mempertahankan tegangan sebesar 0,1 V pada tiap-tiap tahanan piringan 10Ω, arus kerja harus 0,1 V/10 Ω = 10 mA. 53 BAB V POTENSIOMETER | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK d) Karena tegangan pada keseluruhan tahanan pengukuran 2,11 V, maka penurunan tegangan pada tahanan geser harus 6V – 2,11 V=3,89 V. Dengan demikian penyetelan tahanan geser adalah 3,89 V/ 10mA = 389 Ω. D. Pengukuran Tegangan Potensiometrik Langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan suatu pengukuran potensiometer adalah sebagai berikut: a) Kombinasi tahanan-tahanan piringan dan kawat geser diatur ke nilai tegangan sel standar (nilai ini biasanya dituliskan pada tubuh sel) b) Sakelar dipindahkan ke posisi kalibrasi sakelar galvanometer K dicabangkan sewaktu tahanan geser diatur untuk memberikan defleksi nol pada galvanometer. Rangkaian pengaman dibiarkan di dalam rangkaian guna mencegah kerusakan galvanometer selama pengaturan tingkat awal. c) Setelah defleksi nol hampir tercapai, tahanan pengaman dihubungsingkatkan dan penyetelan akhir dilakukan dengan mengontrol tahanan geser. d) Setelah standardisasi selesai, sakelar dipindahkan ke posisi “operasi”, berartu menghubungkan ggl yang tidak diketahui ke rangkaian. Instrumen dibuat setimbang oleh piringan utama (main dial) dan kawat geser, dengan tetap membiarkan tahanan pengaman di dalam rangkaian. e) Begitu kesetimbangan hampir tercapai, tahanan pengaman dihubungsingkatkan dan penyetelan akhir dilakukan guna mendapatkan suatu kondisi setimbang yang sebenarnya. f) Nilai tegangan yang tidak diketahui dibaca langsung dari penyetelan-penyetelan piringan. g) Arus kerja diperiksa dengan mengembalikan ke posisi “kalibrasi”. Jika penyetelan piringanpiringan persis sama dengan prosedur kalibrasi semula, pengukuran yang telah dilakukan telah memenuhi. Jika pembacaan tidak sesuai, pengukuran kedua harus dilakukan dan kembali lagi ke pengujian kalibrasi. E. Potensiometer Dua Rangkuman Gambar di bawah ini adalah potensiometer dua rangkuman dengan menambahkan dua tahanan rangkuman dan satu saklar rangkuman. Bekerjanya potensiometer ini dapat lebih mudah dimengerti dan dianalisa dengan menggambarkannya dalam bentuk yang disederhanakan yaitu menghilangkan sebagian dari perincian rangkaian galvanometer dan rangkaian kalibrasi. 54 BAB V POTENSIOMETER | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK F. Kotak Volt Potensiometer untuk pemakaian umum biasanya menyangkut pengukuran dalam rangkuman 0 V – 1,6 Vdc. Jika tegangan yang akan diukur lebih tinggi digunakan sebuah pembagi tegangan yang presisi atau kotak volt yang digunakan untuk memperbesar batas ukur potensiometer G. Kotak Shunt Kotak shunt dimaksudkan untuk digunakan bersama potensiometer dalam pengukuran presisi arus searah dan untuk kalibrasi amperemeter DC dan wattmeter. 55 BAB V POTENSIOMETER | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK H. Detektor nol Potensiometer-potensiometer potable umumnya berisi sebuah detektor di dalamnya yang sesuai dengan rangkaian detektor lainnya. Pada dasarnya ada 3 jenis detektor nol: a) Galvanometer jenis penunjuk dengan suspensi ban kencang (taut-band), umumnya ditemukan dalam instrumentasi-instrumentasi portable. Ini merupakan detektor nol yang cukup kasar dengan sensitivitas 1 µA sampai 0,1 µA setiap bagian skala. b) Galvanometer refleksi dilengkapi dengan lampu dan skala, khususnya digunakan di laboratorium. Galvanometer ini memiliki sensitivitas tinggi, biasanya dalam rangkuman 0,1 µA sampai 0,01 µA setiap bagian skala. c) Detektor nol elektronik dengan rangkaian semi konduktor memiliki sensitivitas yang sangat baik pada impedansi masukan yang tinggi dan sangat kasar tetapi cukup mahal. I. Kalibrasi Voltmeter dan Amperemeter Metoda petensiometer merupakan dasar yang umum untuk mengalibrasi voltmeter, amperemeter dan wattmeter. Karena potensiometer adalah alat ukur searah, instrumen yang akan dikalibrasi harus dari jenis DC atau elektro-dinamometer. Rangkaian pada gambar di bawah menunjukkan susunan pengukuran untuk kalibrasi sebuah voltmeter arus searah. Salah satu persyaratan pertama dalam prosedur kalibrasi ini adalah tersedianya sumber DC yang stabil dan sesuai, karena setiap perubahan dalam tegangan sumber menyebabkan perubahan yang sesuai pada tegangan kalibrasi voltmeter. 56 BAB V POTENSIOMETER | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK Rangkaian-rangkaian jembatan dipakai secara luas untuk pengukuran nilai-nilai komponen seperti tahanan, induktansi, atau kapasitansi, dan parameter rangkaian lainnya yang diturunkan secara langsung dari nilai-nilai komponen, seperti frekuensi, sudut fasa, dan temperature. Karena rangkaian jembatan hanya membandingkan nilai komponen yang tidak diketahui dengan komponen yang besarnya diketahui secara tepat, ketelitian pengukurannya tentu saja bisa tinggi sekali. Ini adalah demikian sebab pembacaan pengukuran dengan cara perbandingan, yang didasarkan pada penunjukkan nol dari kesetimbangan rangkaian jembatan, pada dasarnya tidak bergantung pada karakteristik detector nol. Jadi ketelitian pengukuran adalah segala sesuatu yang sesuai dengan ketelitian komponen-komponen jembatan, bukan dengan indicator nolnya sendiri. Rangkuman ini akan membahas tentang sebagian dari rangkaian dasar arus searah. Dimulai dengan instrument uji yang dapat dipindahkan, kita mengenal jembatan Wheatstone untuk pengukuran tahanan DC, jembatan Kelvin untuk pengukuran tahanan rendah dan perangkat uji (test set) untuk pemeriksaan tahanan kabel. Dalam pengujian presisi tinggi dan kalibasi, kita mengemukakan prinsip jembatan Wheatstone dengan pengamanan serta pengukuran tahanantahanan yang sangat tinggi. 1. JEMBATAN WHEATSTONE 1.1 Pengertian Rangkaian jembatan mempunyai empat lengan resitif beserta sebuah sumber ggl (baterai) dan sebuah detektor nol yang biasanya adalah galvanometer atau alat ukur arus sensitif lainnya. Arus melalui galvanometer bergantung pada beda potensial antara titik c dan d. Jembatan di sebut setimbang bila beda potensial pada galvanometer adalah 0 V, artinya tidak ada arus melalui galvanometer. 57 | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Gambar 1 : Skema Rangkaian jembatan yang disederhanakan. Kondisi ini terjadi bila tegangan dari titik c ke a sama dengan tegangandari titik d ke a, atau dengan mendasarkan ke terminal lainnya, jika tegangan dari titik c ke b sama dengan teganggan dari titik d ke b. Jadi jembatan dalah setimbang jika: I1R1 = I2R2 (7-1) Persamaan (7-5) merupakan bentuk yang telah dikenal dalam kesetimbangan jembatan Wheatstone. Jika dari tahanan-tahann tersebut diketahui, tahanan keempat dapat ditentukan dari persamaan (7-5). Berarti, jika R4 tidak diketahui, tahanan Rx dapat dinyatakan oleh tahanan-tahanan yang lain, yaitu : Rx= R3 R2 R1 (7-6) Tahanan R3 disebut lengan standar dari jembatan, dan tahanan R2 dan R1 di sebut lenganlengan pembanding (Ratio Arms). 58 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Pengukuran tahanan Rx yang tidak diketahui tidak bergantung pada karekteristik atau kalibrasi galvanometer defleksi nol asalkan detektor nol tersebut mempunyai sensitivitas yang cukup untuk menghasilkan posisi setimbang jembatan pada tingkat presisi yang diperlukan. 1.2 Kesalahan Pengukuran Jembatan wheatstone dipakai secara luas pada pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1 Ω sampai rangkuman mega ohm rendah . sumber kesalahan utama terletak pada kesalahan batas dari ketiga tahanan yang diketahui. Kesalahan-kesalahan lainnya mencangkup: a. Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup. b. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek pemanasan arus melalui tahanantahanan tersebut. Efek pemanasan (I².R) dari arus-arus lengan jembatan dapat mengubah tahanan yang diukur. Kenaikan temperatur bukan hanya mempengaruhi tahanan selama pengukuran yang sebenarnya, tetapi arus yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan yang permanen bagi nilai tahanan. Hal ini tidak boleh terjadi, karena pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi salah. Karena itu disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman. c. Ggl termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu mengukur tahanan-tahanan rendah. Untuk mencegah ggl termal, kadang-kadang galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem kumparan tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni untuk mencegah pemilikan logam-logam yang tidak sama yang saling kontak satu sama lain dan untuk mencegah terjadinya ggl termal. d. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat tersambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai tahanan yang sanbgat rendah. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan menggunakan jembatan Kelvin. 1.3 Rangkaian pengganti Thevenin Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas yang diperlukan untuk mendeteksi kondisi tidak setimbang atau tidak, arus galvanometer perlu ditentukan. Galvanometergalvanometer yang berbeda bukan hanya memerlukan arus per satuan defleksi yang berbeda (sensitivitas arus), tetapi juga dapat mempunyai tahanan dalam yang berbeda. Adalah tidak mungkin mengatakan tanpa menghitung sebelumnya, galvanometer mana yang akan membuat rangkaian 59 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK jembatan lebih sensitif terhadap suatu kondisi tidak setimbang. Sensitivitas ini dapat ditentukan dengn “memecahan persoalan” rangkaian jembatan pada ketidaksetimbangan yang kecil. Pemecahan ini didekati dengan mengubah jembatan Wheatstone Gambar 1 ke penggantinya Thevenin. Karena kita tertarik pada arus melalui galvanometer, rangkaian pengganti Thevenin ditentukan dengan memeriksa terminal galvanometer c dan d dalam gambar 1. Untuk memperoleh pengganti, Thevenin dilakukan dua langkah : langkah pertama menyangkut penentuan tegangan ekivalen (pengganti) yang muncul pada terminal c dan d bila galvanometer dipindahkan dari rangkaian. Langkah kedua menyangkut penentuan tahanan pengganti dengan memperhatikan terminal c dan d, dan mengganti batere dengan tahanan dalamnya. Untuk baiknya, rangkaian Gambar 1digambarkan kembali pada Gambar 2 Gambar 2 : Pemakaian teorema Thevenin terhadap jembatan wheatstone. (a) Konfigurasi jembatan wheatstone, (b) Tahanan Thevenin dengan memeriksa terminal c dan d, (c) Rangkaian lengkap Thevenin dengan galvanometer ke terminal c dan d. Tegangan Thevenin atau tegangan rangkaian terbuka diperoleh dengan menunjuk kembali ke Gambar 2 (a), dan menuliskan : Ecd = Eac - Ead = I1R1 – I2R2 60 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Dimana I1 = E/R1 + R3 dan I2 = E/R2 + R4 Dengan demikian, Ecd =E(R1/R1 + R3 – R2/R2 + R4) (7-7) Ini adalah tegangan generator Thevenin. Tahanan rangkaian pengganti Thevenin diperoleh dengan melihat kembali terminal c dan d dan mengganti batere dengan tahanan dalamnya. Rangkaian Gambar 2(b) menyatakan tahanan Thevenin. Perhatikan bahwa tahanan dalam, Rb , dari batere telah termasuk dalam Gambar 2(b). pengubahan rangkaian inimenjadi bentuk yang lebih menyenangkan memerlukan penggunaan teorema transformasi delta-Y (delta-Wye). Pembaca yang tertarik yang pada buku ini, sebaiknya membaca buku analisa rangkaian yang membahas dan menggunakan teorema ini. *Bagaimanapun, dalam kebanyakan hal, tahanan dalam batere yang sangat rendah dapat diabaikan dan ini jelas mempermudah penurunan Gambar 2(a) menjadi pengganti Theveninnya. Dengan memperhatikan Gambar 2(b) dapat dilihat bahwa, hubungan singkat akan terjadi antara titik a dan b bila tahanan dalam batere dianggap nol. Dengan demikian, tahanan Thevenin, dengan memeriksa terminal c dan d, menjadi RTh = (R1R3/R1+R3) + (R2R4/R2+R4) (7-8) Jadi pengganti Thevenin dari rangkaian jembatan Wheatstone berubah menjadi sebuah generator Thevenin dengan ggl yang dinyatakan oleh persamaan (7-7) dan tahanan dalam oleh persamaan (7-8). Ini ditunjukkan dalam rangkaian Gambar 2(c). Bila sekarang detector nol dihubungkan ke terminal-terminal keluaran rangkaian penggati Thevenin, arus Galvanometer menjadi : Ig = Eth/(Rth + Rg) (7-9) dimana Ig adalah arus galvanometer dan Rg adalah tahanannya. Contoh 1 : Gambar 3(a) menunjukan diagram skema sebuah jembatan Wheatstone dengan nilai-nilai elemen seperti ditunjukkan. Tegangan batere adalah 5 V dan thanan dalamnya diabaikan. Sensitivitas arus galvanometer 10 mm/µA dan tahanan dalam 100 Ω. Tentukan defleki galvanometer yang disebabkan oleh ketidaksetimbangan 5Ω dalam lengan BC. Penyelesaian : Kesetimbangan jembatan tercapai jika lengan BC memiliki tahanan 2000Ω. Diagram 61 yang menunjukan lengan BC sebagai BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | tahanan 2005Ω menyatakan [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK ketidaksetimbangan yang kecil (<< 2000Ω). Langkah pertama dalam pemecahan adalah mengubah rangkaian jembatan ke rangkaian penggati Thevenin. Gambar 3 : Perhitungan defleksi galvanometer yang disebabkan oleh ketidak setimbangan kecil kedalam lengan BC dengan menggunakan pendekatan Thevenin yang disederhanakan. Karena jika kita tertarik untuk memperoleh arus di dalam galvanometer, pengganti Thevenin ditentukan dengan mengacu pada terminal-terminal galvanometer B dan D. Beda potential dari B ke D dengan melepas galvanometer dari rangkaian adalah tegangan Thevenin. Dengan menggunakan persamaan (7-7), diperoleh Eth = EAD – EAB = 5Vx(100/100+200 – 1000/1000+2005) 62 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK ≈ 2,77 mV Langkah pemecahan berikutnya menyangkut penentuan tahanan pengganti Thevenin, dengan memeriksa terminal B dan D, dan mengganti batere dengan tahanan dalamnya. Karena tahanan batere adalah 0Ω, rangkaian dinyatakan oleh konfigurasi Gambar 3(b) darimana diperoleh, Rth = (100*200/300) + (1000x2005/3005) ≈ 730 Ω Rangkaian pengganti Thevenin diberikan pada Gambar 3(c). Bila sekarang galvanometer dihubungkan ke terminal-terminal keluaran rangkaian pengganti, arus melalui galvanometer adalah : Ig = Eth/Rth + Rg = 2,77mV/730 Ω + 100 Ω = 3,34 µA Defleksi galvanometer menjadi d = 3,34 µA x 10mm/ µA = 33,4 mm Pada contoh ini manfaat rangkaian pengganti Thevenin guna menyelesaikan ketidaksetimbangan jembatan menjadi jelas. Jika digunakan galvanometer yang berbeda (dengan sensitivitas arus dan tahanan dalam yang berbeda), perhitungan defleksinya sangat sederhana, seperti jelas dari Gambar 3(c). Sebaliknya, jika sensitivitas galvanometer diketahui, kita dapat menghitung tegangan tidak setimbang yang diperlukan guna menghasilkan suatu satuan defleksi (misalnya 1 mm). Nilai ini penting bila kita ingin menentukan sensitivitas jembatan terhadap ketidaksetimbangan; atau dalam menanggapi pertanyaan: “Apakah galvanometer yang dipilih mampu mendeteksi suatu ketidaksetimbangan kecil tertentu?” Metode Thevenin digunakan untuk mendapatkan tanggapan galvanometer, yang dalam kebnyakan hal merupakan perhatian utama. Contoh 2 : Galvanometer dalam Contoh 1 diganti dengan yang lain dengan tahanan-dalam 500 Ω dan ensitivitas arus dalam 1 mm/ µA. Dengan menganggap bahwa defleksi 1 mm dapat diamati pada skala galvanometer yang baru ini mampu mendeteksi ketidaksetimbangan sebesar 5 Ω dalam lengan BC pada Gambar 3(a). Penyelesaian : Karena konstanta-konstanta jembatan belum diganti, rangkaian pengganti masih dinyatakan oleh generator Thevenin sebesar 2,77 mV dengan tahanan sebesar 730 Ω. 63 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Sekaran galvanometer baru dihubungkan ke terminal-terminal keluaran, menghasilkan arus galvanometer sebesar Ig = Eth/Rth + Rg = 2,77mA/ 730 Ω + 500 Ω = 2,25 µA Dengan demikian defleksi galvanometer sama dengan 2,25 µA x 1 mm/ µA = 2,25 mm , yang menunjukan bahwa galvanometer ini menghasilkan defleksi yang mudah diamati. Jembatan Wheatstone terbatas pada pengukuran tahanan dalam rangkuman beberapa ohm sampai beberapa mega ohm. Batas atas disetel melalui penurunan sensitivitas terhadap ketidaksetimbangan yang disebabkan oleh nilai-nilai tahanan tinggi, sebab dalam hal ini pengganti Thevenin dari Gambar 3(c) menjadi tinggi, yang berarti menurunkan arus galvanometer. Batas bawah disetel oleh tahanan kawat-kawat penghubung dan tahanan kontak pada apitan-apitan kutub. Tahanan kawat ini dapat dihitung atau diukur, dan hasil akhir dimodifikasi; tetapi tahanan kontak sangat sulit ditentukan maupun diukur. Karena itu untuk pengukuran tahanan rendah, umumnya jembatan Kelvin adalah instrument yang lebih disukai. 2. JEMBATAN KELVIN 2.1 Efek kawat-kawat penghubung Jembatan kelvin merupakan modifikasi dari jembatan wheatsone dengan ketelitian lebih besar bila digunakan untuk mengukur tahanan rendah. Perhatikan gambar 4. Bila galvanometer dihubungkan ke titik m, tahanan Ry dari kawat penghubung dijumlahkan ke tahanan Rx yang tidak diketahui, dan menghasilkan Rx yang terlalu tinggi. Bila hubungan dibuat ke titik n, Ry dijumlahkan ke lengan jembatan R3 dan hasil pengukuran RX akan lebih rendah, sebab nilai R3 menjadi lebih besar. Jika galvanometer dihubungkan ke titik p diantara m dan n sehingga perbandingan tahanan n ke p dan dari m ke p sama dengan perbandingan tahanan R1 dan R2. 𝑅𝑛𝑝 𝑅𝑚𝑝 = 𝑅1 𝑅2 Persamaan setimbang : 𝑅1 Rx + Rnp = 𝑅2 (R3 + Rmp) Dengan mensubtitusikan kedua persamaan tersebut, diperoleh 𝑅1 𝑅1 𝑅2 Rx + (𝑅1+𝑅2)Ry = 𝑅2[R3 + (𝑅1+𝑅2) Ry] 64 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Disederhanakan menjadi 𝑹𝟏 Rx = 𝑹𝟐 R3 Gambar 4 : Rangkaian jembatan wheatstone, menunjukkan tahanan Rydari kawat titik m ke titik n 2.2 Jembatan ganda kelvin Istilah jembatan ganda digunakan karena memiliki pembanding lengan kedua. Kedua lengan ini diberi nama a dan b dalam diagram, menghubungkan galvanometer ke titik p yang sesuai antara m dan n. perbandingan tahanan a dan b sama dengan perbandingan R1 dan R2. Bila potensial pada k sama dengan potensial pada p, galvanometer menunjukkan nilai nol. Dimana: 𝑅2 (𝑎+𝑏)𝑅𝑦 𝑅2 𝐸𝑘𝑙 = 𝑅1+𝑅2E = 𝑅1+𝑅2 I [ R3 + Rx + (𝑎+𝑏+𝑅𝑦) ] Dan 𝑏 (𝑎+𝑏)𝑅𝑦 𝐸𝑙𝑚𝑝 = I {R3 + (𝑎=𝑏) [(𝑎+𝑏+𝑅𝑦)]} Kita dapat menentukan Rx dengan menggunakan 𝐸𝑘𝑙 dan 𝐸𝑙𝑚𝑝 sehingga: Rx = Dengan syarat awal 𝑎 𝑏 𝑅1𝑅2 𝑅2 𝑏 𝑅𝑦 𝑅1 𝑎 + (𝑎+𝑏+𝑅𝑦) ( 𝑅2 - 𝑏 ) 𝑅1 = 𝑅2 Maka: 65 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Rx = R3 𝑹𝟏 𝑹𝟐 Dari persamaan tersebut menunjukkan bahwa tahanan ganda tidak mempunyai efek terhadap pengukuran, asalkan kedua pasangan lengan-lengan pembanding mempunyai perbandingan tahanan yang sama. Umumnya Jembatan kelvin digunakan untuk pengukuran 1 Ω hingga 0,00001 Ω. Namun pada gambar 6 jembatan kelvin mampu digunakan untuk pengukuran 10 Ω hingga 0.00001 Ω. Penurunan tegangan kontak dalam rangkaian pengukuran dapat mengakibatkan kesalahan besar, dan untuk menurunkan efek ini tahanan standar dilengkapi dengan sembilan langkah masingmasing 0.001 Ω ditambah sebuah batang manganin 0.0011 Ω yang telah dikalibrasi beserta sebuah kontak geser. Dengan demikian tahanan total R3 adalah 0.0101 Ω ditambah bilangan pecahan 0.0011 Ω oleh kontak geser. Bila kedua kontak dipindahkan untuk memilih nilai tahanan standar yang sesuai, penurunan tegangan antara titik titik sambungan lengan-lengan pembanding akan berubah, tetapi tahanan total sekeliling rangkaian batere tidak berubah. Susunan ini menempatkan setiap tahanan kontak secara seri dengan lengan-lengan pembanding yang nilai tahanannya relatif tinggi, dan tahanan kontak mempunyai efek yang diabaikan. Perbandingan R1/R2 sebaiknya dipilih sedemikian sehingga yang digunakan dalam rangkaian pengukuran adalah bagian standar tahanan yang relatif besar. Dengan cara ini nilai tahanan Rx yang 66 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK tidak diketahui ditentukan berdasarkan kemungkinan jumlah angka-angka berarti yang paling besar, sehingga ketelitian pengukuran meningkat. Gambar 6 : Rangkaian jembatan ganda Kelvin yang disederhanakan, digunakan pada pengukuran tahanan yang sangat rendah 67 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 3. Jembatan Wheatstone dengan Pengaman 3.1 Rangkaian pengaman Pengukuran tahanan yang sangat tinggi seperti tahanan isolasi kabel atau tahanan kebocoran kapasitor (umumnya dalam orde beberapa ribu mega ohm), berada di luar kemampuan jembatan wheatstone yang biasa. Salah satu masalah utama dalam pengukuran tahanan tinggi adalah kebocoran yang terjadi disekitar atau sekeliling komponen atau bahan yang diukur, atau sekeliling apitan kutub pada titik mana komponen disambungkan ke instrument atau di instrument itu sendiri. Arus kebocoran ini tidak diinginkan sebab dapat mempengaruhi ketelitian pengukuran sampai besar sekali. Arus kebocoran, baik di dalam instrument itu sendiri atau menyatu dengan bahan yang di uji dan tempat pemasangannya, secara khusus jelas terlihat dalam pengukuran tahanan tinggi dimana tegangan tinggi sering diperlukan untuk mendapatkan sensitivitas defleksi yang cukup. Juga efek – efek kebocoran umumnya berubah dari hari ke hari bergantung pada kelembaban antmosfer (udara luar). Dalam pengukuran, efek lintasan yang bocor biasanya dihilangkan dengan suatu bentuk rangkaian pengaman. Prinsip sebuah rangkaian pengaman sederhana didalam lengan 𝑅𝑋 dari sebuah jembatan wheatstone dijelaskan pada gambar 1 tanpa sebuah rangkaian pengaman, arus bocor 𝐼𝑡 sepanjang permukaan apitan kutub yang terisolasi bergabung dengan arus 𝐼𝑥 melalui komponen yang diukur agar menghasilkan arus total rangkaian yang dapat jelas kelihatan lebih besar daripada arus peralatan aktual. Sebuah kawat pengaman yang secara sempurna mengelilingi permukaan kutub yang terisolasi, menahan arus kenocoran ini dan mengembalikannya ke baterai. Pengaman ini harus ditempatkan secara cermat agar arus kebocoran selalu menuju sebagian dari kawat pengaman dan mencegahnya memasuki rangkaian jembatan. 68 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Gambar 7 : kawat pengaman sederhana pada terminal 𝑅𝑥 dari sebuah jembatan wheatstone berpengaman menghilangkan kebocoran permukaan Dalam gambar 8 dijelaskan pengamanan sekeliling apitan kutub 𝑅𝑥 yang ditunjukan oleh lingkaran kecil sekitar terminal, tidak menyentuh satu apapun dari rangkaian jembatan dan dihubungkan langsung ke terminal baterai. Prinsip kawat pengaman terhadap apitan kutub yang dapat diserapkan terhadap setiap bagian dalam dari rangkaian jembatan di mana kebocoran mempengaruhi pengukuran dinamakan jembatan wheatstone dengan pengaman (guarded wheatstone bridge). Gambar 8: Terminal yang dilindungi mengembalikan arus kebocoran ke baterai 3.2 Tahanan Tiga Terminal Untuk mencegah arus kebocoran keluar dari rangkaian jembatan , titik – titik sambungan lengan – lengan pembanding 𝑅𝐴 dan 𝑅𝐵 ditunjukkan sebagai terminal pengaman yang terpisah pada panel depan instrument. Terminal pengaman ini dapat digunakan untuk menghubungkan apa yang disebut dengan tahanan tiga terminal (three terminal resistance) seperti yang ditunjukan pada gambar 69 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 9. Tahanan tinggi dihubungkan pada dua kutub isolasi yang terpasang pada sebuah plat logam. Kedua terminal utama dari jembatan menurut cara yang biasa. Terminal ketiga dari tahanan adalah titik bersama tahanan dihubungkan ke terminal 𝑅𝑥 dari jembatan menurut cara yang biasa. Terminal ketiga dari tahanan adalah titik bersama (common) dari tahanan 𝑅1 dan 𝑅2 yang menyatakan lintasan lintasan kebocoran terminal utama sepanjang kutub – kutub isolasi ke pelat logam atau pengaman. Pengaman dihubungkan ke terminal pengaman pada panel depan jembatan seperti yang ditunjukan pada gambar 9. Sambungan ini membuat 𝑅1 paralel terhadap lengan pembanding 𝑅𝐴 , tetapi karena 𝑅1 jauh lebih besar dari 𝑅𝐴 maka efek paralelnya diabaikan.dengan cara yang sama, tahan kebocoran 𝑅2 paralel terhadap galvanometer, tetapi tahanan 𝑅2 begitu tinggi dari tahanan galvanometer sehingga efek yang ada hanya penurunan yang kecil pada sensitivitas galvanometer. Karena itu lintasan kebocoran luar dihilangkan dengan menggunakan rangkaian pengaman pada tahanan tiga terminal. Seandainya rangkaian pengaman tidak digunakan, tahanan kebocoran 𝑅1 dan 𝑅2 akan langsung pada 𝑅𝑥 dan nilai 𝑅𝑥 yang diukur akan jelas salah. Misalnya, dengan menganggap bahwa yang tidak diketahui adalah 100 MΩ dari tahanan kebocoran dari masing – masing terminal ke pengaman juga 100 MΩ, maka tahanan 𝑅𝑥 akan terukur sebesar 67 MΩ dengan kesalahan sebesar sekitar 33%. Gambar 9 : Tahanan tiga terminal dihubungkan ke jembatan megaohm tengangan tinggi berpengaman. 70 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 3.3 Jembatan Megaohm Sebuah jembatan megaohm komersial tegangan tinggi ditunjukkan pada Gambar 7-12, dimana berbagai alat control dapat dengan mudah dikenali. Piringan besar di tengah-tengah instrument adalah lengan pembanding variable Rb dari Gambar 7-11. Piringan pengali tahanan disebelah kanan piringan perbandingan dalam beberapa kelipatan sepuluh. Sumber tegangan searah dapat diatur dengan membuat beberapa kenaikan tegangan dari 10 V sampai 1000 V, sedangkan untuk menghubungkan sebuah generator luar dibuat ketentuan. Detektor nol pada dasarnya adalah sebuah penguat (amplifier) arus searah dan sebuah alat pencatat keluaran mencakup sensitivitas yang diperlukan untuk mendeteksi tegangan-tegangan tidak setimbang yang kecil. Titik sambungan dari lengan-lengan pembanding RA dan RB dibuat sebagai terminal pengaman pada panel depan, yang akan digunakan sewaktu mengukur tahanan tiga terminal. Gambar 10 : Tahanan tiga terminal dihubungkan ke jembatan megaohm tengangan tinggi berpengaman. 71 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Jembatan megaohm tegangan tinggi adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk pengukuran tahanan tinggi. Methoda-methoda lain mencakup pemakaian alat terkenal megger untuk mengukur tahanan isolasi mesin-mesin listrik; metoda defleksi langsung (direct deflection) untuk pengujian contoh-contoh isolasi, dan method kerugian muatan (loss of charge method) untuk pemeriksaan tahanan kebocoran kapasitor.* 4. CONTOH SOAL : 1. Suatu hambatan yang belum diketahui besar-nya ialah Rx dipasang pada jembatan Wheatstone. Hambatan-hambatan yang diketahui adalah 3 ohm, 2 ohm dan 10 ohm. Galvanometer yang dipasang menunjukkan angka nol. Jawab : 𝑅𝑥 𝑅2 = 𝑅1 𝑅3 𝑅𝑥 = 𝑅1 𝑅3 𝑅2 = 3 ×10 2 = 15 𝑜ℎ𝑚 2. Ketiga lengan tahanan yang diketahui dari sebuah jembatan wheatstone memiliki kesalahankesalahan batas sebesar ±0,1%. Tentukan kesalahan batas tahanan yang tidak diketahui bila diukur dari instrument ini 72 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 3. Lengan-lengan pembanding sebuah jembatan Kelvin masing-masing adalah 1000 ohm. Galvanometer memiliki tahanan dalam 100 ohm dan sensitivitas arus 500mm/μA. Arus searah sebesar 10A dilewatkan ke lengan standar dan tidak diketahui melalui sebuah batere 2,2V seri dengan sebuah tahana geser. Tahanan standar di setel pada 0,1999 ohm dan defleksi galvanometer adalah 30mm. Dengan mengabaikan tahanan gandar, tentukan nilai tahanan yang tidak diketahui 4. Keempat lengan dari sebuah jembatan wheatstone memiliki tahanan 100 ohm, 1000 ohm, 500 ohm, dan 50,5 ohm ditempatkan berurutan disekeliling jembatan. Sebuah Galvanometer dengan tahanan dalam 75 ohm dihubungkan dari titik pertemuan tahanan 100 ohm dan 50,5 ohm ke titik pertemuan tahanan 1000 ohm dan 500 ohm. Sebuag batere 4V dihubungkan ke kedua pojok jembatan lainnya. Gunakan teorema thevenin untuk mendapatkan: a. Rangkaian pengganti jembatan diacu terhadap terminal-terminal galvanometer b. Arus melalui galvanometer 5. Masing-masing lengan pembanding dari sebuah jembatan wheatstone tipe laboratorium Memiliki ketelitian garansi sebesar ± 0,1%. Kedua lengan pembanding disetel pada 1000 ohm dan jembatan disetimbangkan melalui lengan standard yang diatur pada 3154 ohm. Tentukan batas atas dan batas bawah tahanan yang tidak deketahui didasarkan pada ketelitian garansi dari lengan-lengan jembatan yang diketahui 6. Lengan-lengan pembanding sebuah jembatan Kelvin masing-masing adalah 1000 ohm. Galvanometer memiliki tahanan dalam 100ohm dan snsitivitas arus 500mm/Μa. Arus searah sebesar 10A dilewatkan ke lengan standard dan yang tidak dikenal melalui sebuah batere 2,2V seri dengan sebuah tahanan geser. Tahanan standard disetel pada 0,1000 ohm dan defleksi galvanometer adalah 33mm. Dengan mengabaikan tahanan gandar, tentukan nilai tahanan yan tidak diketahui JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK DAN PEMAKAIANNYA 8-1 Bentuk umum jembatan arus bolak balik 8-1-1 Syarat syarat keseimbangan Jembatan arus bolak balik merupakan perluasan wajar dari jembatan dan arus searah dan dalam bentuk dasarnya terdiri dari 4 lengan jembatan, sumber eksitasi, dan sebuah detector nol. Keempat lengan jembatan Z1,Z2, Z3, dan Z4 ditujukkan sebagai impedansi yg nilainya tidak ditetapkan dan detector dinyatakan dengan telepon kepala 73 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Gambar di atas merupakan bentuk umum jembatan arus bolak-balik Notasi komples dapat dituliskan Eba = Ebc atau I1Z1 = I2Z2 (8-1) agar arus detector nol (dalam kondisi setimbang) arus –arus adalah I1 = E/Z1 + Z3 (8-2) I2= E/Z2Z4 (8-3) Z1Z4 = Z2Z3 (8-4) dan dari substitusi persamaan diatas didapatkan Atau jika menggunakan admitansi sebagai pengganti impedansi Y1Y4 = Y2Y3 (8-5) Jika impedansi dituliskan dalam bentuk Z<θ dimana Z menyatakan kebesaran dan θ adalah sudut fasa impedansi kompleks, persamaannya dapat dituliskan dalam bentuk (Z1<θ1)(Z4<θ4) = (Z2<θ2)(Z3<θ3) (8-6) 8-2 Jembatan –jembatan pembanding 8-2-1 Jembatan pembanding kapasitansi Dalam bentuk dasarnya jembatan arus bolak balik dapat digunakan untuk pengukuran induktansi dan kapasitansi yang tidak diketahui dengan membandingkannya terhadap sebuah induktansi atau kapasitansi yang diketahui. 74 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Gambar di atas merupakan Jembatan pembanding kapasitansi Untuk menuliskan persamaan setimbang mula mula impedansi dari keempat lengan jembatan dinyatakan dalam bentuk kompleks dan diperoleh Z1 = R1 ; Z2 = R2 ; Z3 = Rs – j/ωCs : Z4 = Rx- j/ωCx (8-6) Dengan mensubstitusikan impedansi-impedansi diatas diperoleh R1(Rx-j/ωCx)=R2(Rs-j/ωCs) (8-7) R1Rx-R1j/ωCx = R2Rs – R2jωCs (8-8) Dapat diuraikan menjadi Dengan memisahakan bagian real dan imajiner kita dapatkan bagian yg real adalah R1Rx=R2Rs atau Rx=RsR2/R1 (8-9) jR1/ωCx = jR2/ωCx atau Cx=CsR1/R2 (8-10) Sedangkan bagian imajinernya 8-2-2 Jembatan pembanding induktansi Penurunan persamaan setimbang pada dasarnya mengikuti langkah-langkah yang sama seperti pada jembatan pembanding kapasitansi dan tidak akan dikemukakan secara lengkap. Dapat ditunjukkan bahwa persamaan setimbang induktif memberikan Lx = LsR2/R1 (8-11) Dan persamaan setimbang resistif memberikan : 75 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Rx = RsR2/R1 (8-12) Dalam jembatan ini, R2 dipilih sebagai pengontrol kesetimbangan induktif, dan Rs adalah pengontrol kesetimbangan resistif. Gambar di atas merupakan Jembatan pembanding induktansi Rangkuman pengukuran jembatan pembanding standar pada gambar 8-3 dapat diperbesar dengan sedikit mengubah rangkaian.Ini ditunjukkan pada gambar 8-4, di mana tahanan variable r dapat dihubungkan melalui sakelar s ke salah satu lengan standar (posisi 1) atau ke lengan yang tidak diketahui (posisi 2). Pada sakelar pada posisi 1, pemecahan untuk Rxadalah 𝑅𝑥 = (𝑅𝑠 + 𝑟) 𝑅2 𝑅1 (8-13) Dengan sakelar pada posisi 2, pemecahan untuk Rx adalah 𝑅𝑥 = 𝑅𝑠 𝑅2 𝑅1 −𝑟 (8-14) Karena komponen resistif dari sebuah induktorbiasanya jauh lebih besar dari komponen resistif sebuah kapasitor, pengaturan resistif menjadi cukup penting dan harus dilakukan pada permulaan sekali. Penambahan tahanan r memberikan kebebasan memperbesar rangkuman pengukuran bagi persamaan kesetimbangan resistif. 8-3 Jembatan Maxwell 76 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Pada jembatan maxwell,kita gunakan adalah untuk mencari nilai dari L (induktansi). Gambar rangkaian nya yaitu : Gambar di atas merupakan Jembatan Maxwell untuk pengukuran Induktansi Dengan menyusun kembali persamaan umum kesetimbangan jembatan dalam persamaan ,diperoleh : Zx = Z2Z3Y1 (8-15) Di mana Y1 adalah admitansi lengan 1. Dengan melihat kembali ke gambar di atas ditunjukkan bahwa Z2 = r2 ; Z3 = R3; dan Y1 = ⅟R1 + jωC1 (8-16) Substitusi harga-harga ini ke dalam persamaan di atas memberikan Zx + Rx + jω = R2R3 ( ⅟R + jωC1 ) (8-17) Pemisahan bagian nyata dan bagian khayal memberikan Rx = R2R3/R1 (8-18) Lx = R2R3C1 (8-19) Dan 8-4 Jembatan Hay 77 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Jembatan Hay digunakan untuk mencari nilai dari L (indukansi) dan C (capsitor) dari rangkaian. Gambar rangkaiannya yaitu : Gambar di atas merupakan Jembatan Hay untuk pengukuran induktansi Persamaan-persamaan setimbang juga diturunkan dengan memasukkan nilai impedansi lenganlengan jembatan ke dalam persamaan umum kesetimbangan jembatan. Pada rangkaian gambar di atas kita peroleh bahwa Z1 = R1- (j/ωC1); Z2 = R2 ; Z3= R3; Zx = Rx + jωLx (8-20) Lx = R2R3C1/1 + ω2C12R12 (8-21) Maka rumusnya yaitu : Untuk nilai Q yang lebih besar dari sepuluh ,suku (⅟Q)2 akan menjadi lebih kecil dari ⅟100 dan dapat diabaikan. Karena itu persamaan itu berubah menjadi bentuk yang diturunkan untuk jembatan Maxwell, yaitu : Lx = R2R3C1 (8-22) 8-5 Jembatan Schering Jembatan Schering, salah satu jembatan arus bolak-balik yang paling penting, dipakai secara luas untuk pengukuran kapasitor. Terutama sangat bermanfaat guna mengukur sifat-sifat isolasi yakni pada sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90°. 78 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Persamaan kesetimbangan diturunkan dengan cara yang biasa, dan dengan memasukkan nilai-nilai impedansi dan admitansi yang memenuhi ke dalam persamaan umum kita peroleh, Zx = Z2Z3Y1 (8-23) Rx – j/ωCx = R2(-j/ωC3)(1/R1 + jωC1) (8-24) atau Gambar di atas merupakan Jembatan Schering untuk pengukuran kapasitansi Dan dengan menghilangkan tanda kurung, Rx – j/ωCx = R2C1/C3 – jR2/ωC3R1 (8-25) Denagan menyamakan bagian nyata dan bagian khayal kita peroleh bahwa Rx = R2C1/C3 (8-26) Cx = C3R1/R2 (8-27) Sebagaimana dapat dilihat dari diagram rangkaian Gambar 8-5-1, kedua variable yang dipilih guna pengaturan kesetimbangan adalah kapasitor C1 dan tahanan R2. Kelihatannya tidak ada yang tidak biasa dalam persamaan kesetimbangan atau pemilihan komponen variable ini, tetapi untuk sementara kita tinjau bagaimana kualitas sebuah kapasitor didefinisikan. Faktor daya dari sebuah kombinasi seri RC didefinisikan sebagai cosines sudut fasa rangkaian. Dengan demikian factor daya yang tidak diketahui sama dengan PF = Rx/Zx. untuk sudut-sudut fasa yang sangat mendekati 90°, reaktansi hamper sama dengan impedansi dan kita dapat mendekati factor daya menjadi 79 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK PF ≈ Rx/Xx = ωCxRx (8-28) Faktor disipasi dari sebuah rangkaian seri RC didefinisikan sebagai cotangent sudut fasa dan karena itu, menurut definisi, factor disipasi adalah D = Rx/Xx = ωCxRx (8-29) 8-6 Kondisi Tidak Setimbang Kadang-kadang terjadi bahwa sebuah jembatan arus bolak-balik tidak dapat disetimbangkan sama sekali hanya karena salah satu persyaratan setimbang yang telah ditetapkan tidak dapat dipenuhi. Sebagai contoh, perhatikan rangkaian Gambar 8-6-1, di mana Z1 dan Z2 adalah elemenelemen induktif (sudut fasa positif), Z2 adalah kapasitansi murni (sudut fasa -90°).Dan Z3 adalah sebuah tahanan variable (sudut fasa nol). Tahanan R3 yang diperlukan guna menghasilkan kesetimbangan jembatan dapat ditentukan dengan menggunakan syarat setimbang pertama (kebesaran-kebesaran) dan diperoleh bahwa R3 = Z1Z4/Z2 = 200 X 600 / 400 = 300 Ohm Jadi, pengaturan R3 ke nilai 300 Ohm akan memenuhi syarat pertama. Tinjauan terhadap syarat setimbang kedua (sudut-sudut fasa) menghasilkan situasi berikut: θ 1 + θ4 = +60° + 30° = +90° θ2 + θ3 = -90° + 0° = -90° Jelas, θ 1 + θ4 tidak sama dengan θ2 + θ3 , dan pernyataan kedua tidak terpenuhi. Dalam hal ini kesetimbangan jembatan tidak dapat dicapai. Sebuah ilustrasi menarik mengenai masalah menyetimbangkan sebuah jembatan diberikan dalam Contoh 8-3, dimana pengaturan kecil terhadap satu atau lebih lengan-lengan jembatan 80 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK menghasilkan suatu situasi di mana kesetimbangan dapat diperoleh. 8-7 Jembatan Wien Beberapa Kegunaan: - Sebagai pengukur frequensi Sebagai Elemen Pengukur Frekwensi (Frequency Determining Element) pada Osilator Audio dan Frekwensi Tinggi ( High Frequency, HF) Sebagai Saringan Pencatat (Notch Filter) pada Penganalisa Distorsi Harmonik (Harmonic Distortion Analyzer) Yang perlu diperhatikan: - Kombinasi Seri RC pada lengan I, Impendasinya 81 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK - Kombinasi Paralel RC pada lengan II, Admitansinya - Dan lainnya Z4=R4, Z2=R2 Kemudian dari persamaan kesetimbangan jembatan didapat: Kemudian dikembangkan menjadi: Dari persamaan (2)didapat : mengingat .................... (3) 𝝎 = 𝟐𝝅𝒇 Untuk memudahkan perhitungan, digunakan komponen dan Maka dari persamaan (1) didapat: Sehingga persamaan (3) akhirnya menjadi: Perlu diketahui: - Komponen C1 dan C3 merupakan kapasitor tetap 82 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK - Komponen R1 dan R2 merupakan tahanan variabel (pengontrol kalibrasi frekuensi) -Karena sensitivitas frekuensinya, Jembatan Wien sulit untuk dibuat setimbang (kecuali sinyal masukan adalah Sinus Murni) 8-8 Alat Pentanahan Wagner Kegunaan: Mencegah Kapasitansi Bocoran (Stray Capacitances) pada elemen tanah, jembatan dan lengan2 jembatan. Kapasitansi bocoran bersifat paralel pada lengan2 jembatan dan mengganggu pengukuran, terutama pada frekwensi tinggi (bila yang diukur adalah kapasitor2 kecil dan induktor2 besar) Prosedur pemasangan: - Detektor dihubungkan ke titik 1, atur R1 agar menghasilkan 0 - Detektor dihubungkan ke titik 2, atur Rw agar suara minimum, kemudian saklar kembali ke posisi (kemungkinan ada ketidaksetimbangan) - Atur R1 dan R3 agar respon detektor minimal, kemudian pindahkan saklar ke titik 2 - Hingga akhirnya titik 0 diperoleh (Potensial titik 1 dan 2 sama), maka kapasitansi C1 dan C2 terhubung ke ground - Akan terdapat juga kapasitansi pada titik C dan D (C6 dan C4), mereka tidak dihilangkan karena masih mempengaruhi ketelitian pengukuran. 83 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Perlu diperhatikan: Penambahan Wagner Ground akan menambahkan satu pasang lengan impedansi terhadap lengan mana mereka dihubungkan ( cth: penambahan C6 dan C4 pada gambar). Namun hal ini tidak mempengaruhi syarat kesetimbangan. Jembatan Impendansi Universal Merupakan gabungan dari jembatan2 dalam satu instrumen yang mampu mengukur tahanan AC dan DC, induktansi dan faktor penyimpanan Q, kapasitansi dan faktor disipasi D. Komponen jembatan universal: Jembatan Wheatstone (mengukur tahanan AC dan DC): AC menggunakan Detektor -DC menggunakan Galvanometer Jembatan Maxwell (mengukur kapasitansi dengan Q yang rendah) Jembatan Hay (mengukur induktansi dengan Q>10) 84 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Contoh Soal : 1. Sebuah jembatan arus bolak balik adalah setimbang dengan konstanta konstanta berikut : lengan AB, R = 500 Ohm seri dengan C = 0,2 mikroFarad; lengan BC, R = 400 Ohm seri dengan L = 20 mH; lengan CD tidak diketahui, lengan DA, R = 300 Ohm. Dengan frekuensi osilator adalah 2 kHz. Tentukan konstanta lengan CD. Gambarkan rangkaiannya! Solusi : Gunakan persamaan umum untuk kesetimbangan jembatan, yaitu: Z1Z4 = Z2Z3 Impedansi dapat kita rubah sebagai bilangan kompleks menjadi: Z1 = RAB – j/ωCAB = (500 – j398) Ohm Z2 = RBC + jωLBC = (400 + j251) Ohm Z3 = RDA = 300 Ohm Z4 = tidak diketahui Setelah itu kita masukkan nilai-nilai ini ke dalam persamaan untuk kesetimbangan tersebut dan penyelesain untuk Z4, diperoleh Z4 = Z2Z3/Z1= (400 + j251) 300 / (500 – j398) = 120000+75300j / 500 –j398 = 141669 < 32,1o / 639 < -38.52o = 221,7< 70o Ohm =75,5 + j207 Hasil ini menunjukkan, bahwa Z4 merupakan gabungan dari sebuah tahanan dan inductor. Karena XL = 2лfL = 207 Ohm, maka L = 0,0165 Henry= 16,5 mH. 2. Sebuah jembatan Maxwell memiliki konstanta konstanta berikut: lengan AB, R = 300 Ohm parallel dengan C = 0,1 mikroFarad; lengan BC, R = 200 Ohm; lengan CD, Rx seri dengan Lx 85 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Keduanya tidak diketahui; lengan DA, R3 = 100 Ohm. Agar kondisi jembatan tersebut setimbang tentukan Rx dan Lx nya! Penyelesaian Persamaan umum kesetimbangan jembatan seperti yang diketahui, yakni: Zx = Z2Z3Y1 Dimana masing-masing admitansi dan impedansi yaitu Z2 = R2; Z3 = R3; dan Y1 = 1/R1 + jωC1 Substitusi nilai nilai ini ke persamaan Zx = Rx + jωLx = R2R3(1/R + jωC1) Setelah dipisahkan bagian resitansi dan induktansi didapatkan Rx = R2R3/R1 Lx = R2R3C1 Maka substitusikan nilai nilai tersebut ke persamaan, maka Rx = 200(100)/300 = 66,67 Ohm Lx = 200(100)(0,1)(10-6) = 2 mH 3. Suatu jembatan arus bolak balik memiliki konstanta konstanta berikut: Lengan AB, memiliki R = 400 Ohm terhubung secara seri dengan C = 0,3 mikroFarad; lengan BC, dengan R = 250 Ohm; lengan CD, memiliki Rx dan Lx yang terhubung seri dan tidak diketahui nilainya; lengan DA, dengan R = 200 Ohm. Tentukan Rx dan Lx agar jembatan tersebut terjadi kesetimbangan. Dengan frekuensi osilator = 1 kHz. Penyelesaian Permasalahan tersebut lebih tepatnya kita selesaikan dengan metode jembatan Hay, dimana nilai nilai impedansi diperoleh sebagai berikut: Z1 = R1 – j/ωC1; Z2 = R2; Z3 = R3; Zx = Rx + jωLx Dengan memasukkan nilai nilai ini didapatkan persamaan berikut: (R1 – j/ωC1)(Rx+ jωLx) = R2R3 Yang akan berubah menjadi R1Rx + Lx/C1 – jRx/(ωC1) + jωLxR1 = R2R3 Pemisahan bagian nyata dan bagian khayal menghasilkan 86 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK R1Rx + Lx/C1 = R2R3 dan Rx/ωC1 = ωLxR1 Kedua persamaan di atas mengandung Lx dan Rx, dan kita harus menyelesaikann persamaan persamaan ini secara simultan. Ini memberikan Rx = (ω2C12R1R2R3)/(1 + ω2C12R12) Lx = (R2R3C1)/(1 + ω2C12R12) Substitusikan ke dalam persamaan tersebut Rz = ((2л103)2(0,3x10-3)2(400)(250)(200))/(1 + (2л103)2(0,3x10-3)2(400)2) = 125 Ohm Lx = ((250)(200) (0,3x10-3))/(1 + (2л103)2(0,3x10-3)2(400)2) = 2,6 mH 9-1 A bridge is balanced with the following constants: arm AB, R= 3000 ohms in parallel with C = 0.053µf; BC, R= 1500 ohms in series with C = 0.53 µf, CD, Unknown, DA, C = 0.265 µf. The frequency is 1000 cycles per second. Find the constants of arm CD? Sebuah jembatan seimbang dengan konstanta berikut: lengan AB, R = 3000 ohm secara paralel dengan C = 0.053µf. Lengan BC, R = 1500 ohm secara seri dengan C = 0.53µf. Lengan CD tidak di ketahui, Lengan DA, C = 0.265µf. Frekuensi adalah 1000 Hz. Tentukan konstanta pada lengan CD?? Diketahui : Lengan AB : R=3000 Ω paralel C=0,053μF Lengan BC : R=1500 Ω seri C=0,53μF Lengan DA : C=0,265μF f : 1000 Hz Ditanya : konstanta pada lengan CD? Jawab : Lengan AB : 1 1 = + 𝑍1 𝑅1 = 87 1 + 3000 1 1 𝑗𝜔𝐶1 𝑗2𝜋1000 × 0,053 × 10−6 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK = 3,33 × 10−4 + 𝑗3,3284 × 10−4 = 4,708 × 10−4 < 44,986𝑜 𝑍1 = 2,124 × 10−5 < −44,986𝑜 Lengan BC : 𝑍2 = 𝑅 + 1 𝑗𝜔𝐶2 = 1500 + 1 𝑗2𝜋1000 × 0,53 × 10−6 = 1500 − 𝐽300,45 = 1529,79 < −11,33𝑂 Lengan DA 𝑍3 = −𝑗𝜔𝐶3 = −𝑗2𝜋1000 × 0,265 × 10−6 = −𝑗1,6642 × 10−3 = 1,6642 × 10−3 < 90𝑜 Zx = Z2 Z3 Z1 = (1529,79< −11,33o )(1,6642×10−3 <−90o ) 2,124×10−5 <−44,986 = 119862,36 < −56,344 = 66428,36 − 𝑗99771,03 99771,03 = 1 ωC 99771,03 = 1 2πfC → 𝐶= 1 99771,03 × 2𝜋×1000 = 1,596 × 10−9 𝐹 = 1.596𝑛𝐹 R=66428,36 Jadi konstanta lengan CD adalah 𝑅 = 66428,36 dan C = 1.596𝑛𝐹 9-5 A bridge is balanced, with f = 1000 cycles, and the following constants AB, 0.199µf pure capacitance; BC, 500 ohms pure resistance; CD the unknown; DA, R = 417 ohms in parallel with C = 0.111µf. find the real R L or C constants of the unknown, considered as aseries circuit. Sebuah jembatan seimbang, dengan f = 1000 siklus, dan konstanta berikut AB, kapasitansi murni 0.199μf; BC, 500 ohm resistansi murni; CD tidak diketahui; DA, R = 417 ohm secara paralel dengan C = 0.111μf. Temukan konstanta R dan L atau C yang tidak diketahui, dianggap sebagai sebuah rangkaian seri. Diketahui : 88 Lengan AB : C=0,199μF BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK Lengan BC : R=500 Ω Lengan DA : R=417 Ω parallel C=0,111μF f : 1000 Hz Ditanya : konstanta pada lengan CD? Jawab : Lengan DA : 1 1 = + 𝑍1 𝑅1 = 1 + 417 1 1 𝑗𝜔𝐶1 𝑗2𝜋1000 × 0,111 × 10−6 = 2,398 × 10−3 + 𝑗6,9708 × 10−4 = 2,497 < 16,209𝑜 𝑍1 = 0,4 < −16,209𝑜 Lengan BC : 𝑍2 = 500 Ω Lengan AB : 𝑍3 = = 1 𝑗𝜔𝐶3 1 𝑗2𝜋1000 × 0,199 × 10−6 = −𝑗800,179 = 800,179 < −90𝑂 Zx = Z2 Z3 Y1 = (500)(800,179 < −90𝑂 )(0,4 < −16,209𝑜 ) = 160035,8 < −106,209 = −44672,7 − 𝑗153674,35 153674,35 = 153674,35 = 1 ωC 1 2πfC → 𝐶= 1 153674,35× 2𝜋×1000 = 1,036 × 10−9 𝐹 = 1,036𝑛𝐹 R=−44672,7 89 Jadi konstanta lengan CD adalah 𝑅 = −44672,7 dan C= 1,036𝑛𝐹 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 9.13 A balanced 1000-cycles brigde has constans: arm AB, R=1000ohms in parallel with C= 0,053µf; BC, R=1500 ohms in series with C=0,53µf; CD the unknown; DA,pure C = 0.265µf. find the real R, L or C constants of the unknown, as a series circuit Sebuah jembatan seimbang 1000 siklus memiliki lengan AB, R=1000 ohm dihubungkan secara parallel dengan C= 0,053µf; BC, R=1500 ohms seri dengan C=0,53µf; CD tidak diketahui; DA,hanya memiliki C = 0.265µf. Cari nilai R, L atau C yang tidak diketahui, (A) dirangkai secara seri; (B) dirangkai secara parallel. Diketahui : Lengan AB : R=1000 Ω paralel C=0,053μF Lengan BC : R=1500 Ω seri C=0,53μF Lengan DA : C=0,265μF f : 1000 Hz Ditanya : konstanta pada lengan CD secara seri? Jawab : Lengan AB : 1 1 = + 𝑍1 𝑅1 = 1 + 1000 1 1 𝑗𝜔𝐶1 𝑗2𝜋1000 × 0,053 × 10−6 = 1 × 10−3 + 𝑗3,3284 × 10−4 = 1,054 × 10−3 < 18,409𝑜 𝑍1 = 948,767 < −18,409𝑜 Lengan BC : 𝑍2 = 1500 Ω + 1 𝑗𝜔𝐶2 𝑍2 = 1500 Ω − 𝑗 = 500 − 𝑗300 2𝜋1000 × 0,53 × 10−6 𝑍2 = 1529,79 < −11,33𝑜 Lengan DA : 𝑍3 = = 1 𝑗𝜔𝐶3 1 𝑗2𝜋1000 × 0,265 × 10−6 = −𝑗600.89 90 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK = 600,89 < −90𝑂 Zx = Z2 Z3 Z1 = (1529,79<−11,33𝑜 )(600,89< −90𝑂 ) 948,767 <−18,409𝑜 = 968,87 < −82,921 = 119,4 − 𝑗961,48 961,48 = 1 ωC 961,48 = 1 2πfC → 𝐶= 1 961,48× 2𝜋×1000 = 1,656 × 10−7 𝐹 R=119,4 Ω Jadi konstanta lengan CD adalah 𝑅 = 119,4 Ω dan C = 1,656 × 10−7 𝐹 9-1. A bridge is balanced with the following constants: arm AB, R = 3000 ohms in parallel with C = 0.053µF; CD, unknown; DA,C = 0.265µF. the frequency is 1000 cycles per second. Find the constants of arm CD. Sebuah jembatan yang seimbang memiliki konstanta : lengan AB, R=3000ohm yang paralel degnan C=0.053µF; BC, R=1500ohm yang seri dengan C=0.53µF; CD, tidak diketahui; DA, C=0.265 µF. Dengan frekuensi 1000Hz. Cari konstanta di lengan CD. 9-2. One arm of a 1000 cycle bridge consists of a resistance of 1000 ohms in series with a capacitance of 0.2µf. find the constants of a parallel combination equivalent to the original arm. Is there any restriction on the equivalence of these two arrangements? Satu lengan suatu jembatan dengan frekuensi 1000, terdiri dari konstanta resistansi 1000Ω yang berhubungan seri dengan kapasitor 0,2µF. Cari konstanta kombinasi paralel yang ekivalen dengan lengan aslinya. Apakah terdapat hambatan dalam hubungan dua persamaan tsb? 9-3. A resistance of 500 ohms is in series with an inductance of 0.2 h. find the values of a pure R in parallel with a pure L to be equivalent to the original circuit at 1000 cycles per second. Sebuah hambatan 500 ohm disusun seri dengan induktansi dari 0,2 h. Tentukan nilai R murni secara paralel dengan L murni setara dengan rangkaian asli pada 1000 siklus per detik. 9-4. A coil has an inductance of 0.1 h and a series resistance of 80 ohms when measured at frequency of 60 cycles per second. Find the values of pure L and pure R in parallel that are equivalent to the coil at the given frequency. Sebuah kumparan memiliki induktansi 0,1 h yang disusun seri dengan hambatan 80 ohm ketika diukur pada frekuensi 60 siklus per detik. Cari nilai-nilai L dan R murni murni secara paralel yang setara dengan kumparan pada frekuensi yang diberikan. 91 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 9-5. A bridge is balanced, with f=1000 cycles, and the following constants: AB, 0.199 µf pure capacitance; BC, 500 ohms pure resistance; CD, the unknown; DA, R=417 ohms in pararel with C=0.111 µf. Find the R and L or C constant of the unknown, considered as series circuit. Sebuah jembatan yang seimbang mempunyai f=1000 Hz, dengan besaran nilai sebagai berikut: AB, mempunyai nilai kapasitansi murni sebesar 0.199 µf ; BC, mempunyai nilai resistansi murni sebesar 500 ohm; CD, nilainya tidak diketahui; DA, R=417 ohm pararel dengan C=0.111 µf. Tentukan nilai R dan L Atau C dari CD, anggap sirkuit berbentuk seri. 9-6. A 1000-cycle bridge has the following constants: arm AB, R= 1000 in pararel with C=0.5 µf; BC, R=1000 in series with C=0.5 µf; CD, L=40 mh in series with R=400. Find the constant of arm DA to balance the bridge. The result is to be expressed as a pure R in parallel with a pure L or C. Jembatan dengan frekuensi 1000 Hz mempunyai nilai-nilai sebagai berikut: lengan AB, R=1000 pararel dengan C=0.5 µf; BC, R=1000 seri dengan C=0.5 µf; CD, L=40 mh seri dengan R=400. Tentukan nilai lengan DA untuk menyeimbangkan jembatan. Hasil dinyatakan dalam R murni pararel dengan L murni atau C murni. 9-7. An a-c bridge has in arm AB a pure capacitance of 0.2 µf; arm BC a pure resistance of 500 ohms; arm CD, R=50 ohms in series with L=0.1 henry; arm DA, C=0.4 µf in series with a variable R3. ω=2πf=5000. (a) Find the value of R3 for balance. (b) Can complete balance be secured by adjustment of R3? If not, specify the position and value of an adjustable resistance to complete the balanced. Decade resistors are the only additional elements that may be used. Sebuah jembatan a-c mempunyai lengan AB dengan nilai kapasitansi murni 0.2 µf; lengan BC memiliki nilai resistansi murni sebesar 500 ohm; lengan CD, R=50 ohm seri dengan L=0.1 henry; lengan DA, C=0.4 µf seri dengan variabel R3. ω=2πf=5000. (a) Tentukan nilai R3 agar seimbang. (b) Dapatkah keseimbangan yang sempurna didapat dengan pengaturan R3 ? Jika tidak, tentukan letak dan nilai resistansi yang dapat di ubah untuk mendapat keseimbangan yang sempurna. Hanya komponen dekade resistor yang boleh digunakan SOLUTION PENYELESAIAN 9-1. 𝑍𝑥 =𝑍2 . 𝑍3 .𝑌1 1 𝑗𝑤𝐶2 𝑍𝑥 =( 1 1 )( 𝑗𝑤𝐶3 𝑅1 + 𝑅2 ) ( 1 =(𝐽2 𝑊 2 𝐶 2 𝐶3 𝑅 𝑅 92 1 + 𝑗𝑤𝐶2 ) (𝑅 + 𝑗𝑤𝐶1 ) 2 1 =(𝑗𝑤𝐶2 − 𝑊 2 𝐶 2 + 𝑗𝑤𝐶1 ) 2 𝐶3 1 1 ) (𝑅 + 𝑗𝑤𝐶1 ) 1 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 𝑅2 𝑗𝑤𝐶3 𝑅1 + 𝐶1 𝑅2 𝐶3 − =(𝑗𝑤𝐶2 𝑅 + 𝐶1 𝑅2 𝐶3 − 𝑊2𝐶 =( 𝑅 3 1 𝐶1 𝑅2 𝐶3 − 𝑊2𝐶 =( 1 𝑊 2 𝐶2 𝐶3 𝑅1 1 2 1 2 𝐶3 𝑅1 − 𝑗𝐶1 ) 2 𝐶3 − 𝑤𝐶 𝑅 𝐶3 𝑅1 𝑗𝑤𝐶1 ) 𝑊 2 𝐶2 𝐶3 𝐶 ) - j (𝑤𝐶 2𝑅 + 𝑤𝐶 1𝐶 ) 3 1 2 3 Maka konstanta dilengan CD : 0,053.10−6 .1500 1 − (2.3.14.103 )2 .0,53.10−6 .0,265.10−6 .3000) 0,265.10−6 𝑍𝑥 =( 0,053.10−6 (2.3.14.103 )..0,53.10−6 .0,265.10−6 1500 j ((2.3.14.103 )0,265.10−6 .3000 + ) 𝑍𝑥 =(300 − 60,178) − 𝑗(300,445 + 6,01) 𝑍𝑥 = (239,822) − 𝑗(294.435) 9-2. Diket : f=1000Hz ; 𝑅1 =1000Ω ; 𝐶1 =0.2µF (berhubungan seri) 𝑅2 =? ; 𝐶2 =? (untuk berhubungan paralel) 1 𝑗𝑊 𝐶1 𝑍1 =𝑅1 + 𝑅 𝑍2 =1+𝑗𝑤𝑐2 2 𝑅2 𝑅1 + 1 𝑗𝑊 𝐶1 = 𝑅2 1+𝑗𝑤𝑐2 𝑅2 𝑅1 + 1 𝑗𝑊 𝐶1 = 𝑅2 −𝑗𝑤𝐶2 𝑅2 2 1+𝑤 2 𝑐2 2 𝑅2 2 Dari persamaan diatas, didapat komponen riil & imajinernya 𝑅1 = 𝑅2 1+𝑤 2 𝑐2 2 𝑅2 2 ; 𝑅2 = √𝑅2 −𝑅1 𝑤 2 𝑐2 2 𝑅1 Dengan memasukan nilai R1 & C1 didapat perbandingan hubungan antara kombinasi seri dengan paralel. 9-3. Zes = R + jwL = 500Ω + j2πf0,2h = 500Ω + j0,4π103 h 1 𝑍𝑒𝑝 = 1 𝑅 + 1 𝑗𝑤𝐿 = 𝑗𝑤𝐿+𝑅 𝑅𝑗𝑤𝐿 𝑍𝑒𝑝 = 𝑅𝑗𝑤𝐿 𝑗𝑤𝐿+𝑅 Zes = Zep 93 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK 500Ω + j0,4π103 h = 𝑅𝑗𝑤𝐿 𝑗𝑤𝐿+𝑅 (500 + j0,4π103)(jwL + R) = RjwL 500jwL + 500R – 0,4π.103wL + j0,4π.103R = jwLR 500j2π.103L + 500R – 0,4π103.2π.103L + j0,4π.103R = j2π.103LR Bagian riil: 500R = 0,8π2.106L R = 15,775.103L Bagian imajiner: J103π103L + j0,4π103R = j2π.103LR ; R = 15,775.103L 106πL + 0,4π.103.15,75.103L = 2π.103.15,775.103L2 106L + 6,31.106L = 31,55.106L2 7,31.106 = 31,55.106L L = 0,232 h R = 15,775.103.0,232 = 3,66.103 Ω Jadi untuk rangkaian equivalen parallel didapat R= 3,66KΩ dan L = 0,232 H 9-4. Zes = R + jwL = 80Ω + j2πf0,1h = 80Ω + j0,2π.60h = 80Ω + j12π 1 𝑍𝑒𝑝 = 1 𝑅 + 1 𝑗𝑤𝐿 = 𝑗𝑤𝐿+𝑅 𝑅𝑗𝑤𝐿 𝑍𝑒𝑝 = 𝑅𝑗𝑤𝐿 𝑗𝑤𝐿+𝑅 Zes = Zep 𝑅𝑗𝑤𝐿 80Ω + j12π = 𝑗𝑤𝐿+𝑅 (80Ω + j12π)( 𝑗𝑤𝐿 + 𝑅) = RjwL -12 πwL + Rj12 π + 80jwL + 80R = RjwL -12.2 π2.60L + j12πR + j9600πL + 80R = j120πRL Bagian riil: 80R = 144π2L R = 17,747L Bagian imajiner: 94 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK J12πR + 9,6π.103L = j120πRL ;masukkan R = 17,747L 12.17,747L + 9,6.103L = 120.17,747L2 212,964L + 9,6.103L = 2129,64L2 9812,964 = 2129,64L L = 4,608 h R = 17,747.4,608 = 81,778 Ω Jadi untuk rangkaian equivalen parallel didapat R= 81,778 Ω dan L = 4,608 H 9-5. Misal Z A B =Z 1 ; Z B C =Z 2 ; Z C D =Z 3 ; Z D A =Z 4 , maka Z 1 . Z 3 = Z 2 . Z 4 ; Z 3 ? ω=2πf =2000π 𝑍3 = 𝑍2 .𝑍4 𝑍1 =𝑍 𝑍2 𝑌4 1. = 500 ( 𝑅2 1 1 ).( +𝑗𝜔𝐶4 ) 𝑗𝜔𝐶1 𝑅4 = (− 𝑅2 𝑗 𝐶 )+( 4) 𝜔𝐶1 𝑅4 𝐶1 500∠0 = 0.55−𝑗1.91 = 1.98∠−73,93 = 252.52∠73.93 = 69.9 + 𝑗242.65 𝑜ℎ𝑚 ; Z3 terdiri dari 2 komponen secara seri nilai reaktansi bernilai positif, menggunakan komponen L (induktor); 𝐿 = 𝑋𝐿 2𝜋𝑓 = 242,65 2000𝜋 Jadi, nilai R3=69.9 ohm dan nilai L=0.38 henry 9-6. Misal Z A B =Z 1 ; Z B C =Z 2 ; Z C D =Z 3 ; Z D A =Z 4 , maka Z 1 . Z 3 = Z 2 . Z 4 ; Z 4 ? ω=2πf =2000π 𝑍4 = 𝑍1 .𝑍3 𝑍2 = = 𝑍3 𝑍2 . 𝑌1 = 𝑅3 +𝑗𝜔𝐿3 1 1 1 )( + ) 𝑗𝜔𝐶2 𝑅1 𝑗𝜔𝐶1 (𝑅2 + 400+𝑗251.32 −101320.18−𝑗318310.2 = = 𝑅 ( 2 𝑅1 472.39∠32.14 334046.64∠−107.65 − 𝑅3 +𝑗𝜔𝐿3 𝑗 𝑗𝑅 1 − 2 − 2 ) 𝜔𝐶2 𝑅1 𝜔𝐶1 𝜔 𝐶1 𝐶2 = −0.00107 + 𝑗0.00091 ohm Z4 merupakan impedansi dengan komponen R dan L yang disusun pararel. 𝑅(𝑗𝜔𝐿) 𝑅(𝑗𝜔𝐿) 𝑅− 𝑗𝜔𝐿 𝑍 = 𝑅+ 𝑗𝜔𝐿 = 𝑅+ 𝑗𝜔𝐿 𝑥 𝑅− 𝑗𝜔𝐿 = 𝑅(𝜔𝐿)2 +𝑗𝑅2 𝜔𝐿 𝑅2 +𝐿2 𝑅(𝜔𝐿)2 𝑅2 𝜔𝐿 komponen Z real = 𝑅2 +𝐿2 = −0.00107 ; komponen Z imajiner = 𝑅2 +𝐿2 = 0.00091 subtitusi nilai komponen Z real → R2 + L2 = −0.00107 R(ωL)2 ke komponen Z imajiner sehingga 𝑅 𝑅2 𝜔𝐿 −0.00107 R(ωL)2 −3 = 0.00091 → 𝑅 𝜔𝐿 = −9.73𝑥10−7 → 𝑅 𝐿 = −6.113𝑥10−3 → | 𝐿 | = 6.113𝑥10 Jadi, R= 6.113 ohm dan L=1000H 9-7. a) Misal Z A B =Z 1 ; Z B C =Z 2 ; Z C D =Z 3 ; Z D A =Z 4 , maka Z 1 . Z 3 = Z 2 . Z 4 ; Z 4 ? ω=2πf =5000 𝑍4 = 𝑍1 .𝑍3 𝑍2 = ( 1 )(𝑅3 +𝑗𝜔𝐿3 ) 𝑗𝜔𝐶1 𝑅2 = (− 𝑗𝑅3 𝐿 )+( 3 ) 𝜔𝐶1 𝐶1 𝑅2 = 500000−𝑗50000 500 = 1000 − 𝑗100 ohm Jadi, nilai R 3 =1000 ohm 95 BAB VI JEMBATAN ARUS SEARAH DAN BOLAK-BALIK | [TEL-U] DIKTAT KULIAH PENGUKURAN BESARAN ELEKTRIK b) Ya, keseimbangan dapat didapatkan dengan pengaturan R3, dengan nilai 1000 ohm REFERENSI 1. 2. 3. 4. 5. William Chopper Sujana Safiie Electrical Technology Wildi Practical Installation Guidelines, Electromagnetic Compatibility (EMC) , Schneider Stefanos N. Manias, HARMONIC TREATMENT IN INDUSTRIAL POWER SYSTEMS. National Technical University Of Athens,2002. 96 REFERENSI | [TEL-U]