BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.481, 2015 BNP2TKI. Kampung TKI. Sentra Usaha TKI Purna. Pembentukan. Juknis. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KAMPUNG TENAGA KERJA INDONESIA/ SENTRA USAHA TENAGA KERJA INDONESIA PURNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 huruf a dan c Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, perlu dilakukan usaha untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi guna meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya; b. bahwa salah satu upaya untuk memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi serta guna meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya maka perlu dibentuk Kampung TKI/ Sentra Usaha TKI Purna; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu ditetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan 2015, No.481 2 Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia tentang Petunjuk Teknis Pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2004 tentang Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5388) ; 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2006 tentang Pembentukan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; 4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 tentang Program Pembangunan yang berkeadilan; 5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.01/KA/I/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KAMPUNG TENAGA KERJA INDONESIA /SENTRA USAHA TENAGA KERJA INDONESIA PURNA. Pasal 1 Petunjuk Teknis Pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala BNP2TKI ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Peratuan Kepala BNP2TKI ini. Pasal 2 Petunjuk Teknis Pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna dipergunakan sebagai acuan atau pedoman dalam Pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna. 3 2015, No.481 Pasal 3 Peraturan Kepala BNP2TKI ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala BNP2TKI ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Maret 2015 KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA, NUSRON WAHID Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Maret 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY 2015, No.481 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KAMPUNG TENAGA KERJA INDONESIA/ SENTRA USAHA TENAGA KERJA INDONESIA PURNA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penempatan TKI ke luar negeri baik yang bekerja pada pengguna berbadan hukum (sektor formal) maupun yang bekerja pada penguna perseorangan atau rumah tangga (sektor informal) telah membawa dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ini terlihat dari tingginya angka pengiriman uang (remmittance) yang menjadi salah satu sumber devisa negara. Peningkatan kesejahtraan masyarakat dapat langsung dirasakan keluarga di dalam negeri karena dengan adanya pengiriman uang oleh TKI, keluarga di dalam negeri dapat memenuhi kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, biaya anak sekolah, membeli sawah sampai membeli rumah dan sebagainya. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa masih banyak TKI maupun keluarga TKI yang kurang efektif dalam memanfaatkan uang hasil bekerja di luar negeri dimana masih banyak digunakan untuk kebutuhan konsumtif yang mengakibatkan ketergantungan untuk bekerja ke luar negeri. Hal ini terjadi, karena masih rendahnya pengetahuan dan pemahaman TKI tentang bagaimana cara menggunakan/memanfaatkan uang yang didapat selama bekerja di luar negeri untuk usaha/kegiatan yang produktif . Guna menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah dalam hal ini BNP2TKI telah melakukan program-program reintegrasi dalam rangka pemberdayaan TKI Purna, seperti pelatihan pengelolaan keuangan dan pelatihan kewirausahaan yang diberikan kepada CTKI, TKI Purna dan Keluarganya 2015, No.481 5 dan kegiatan tersebut sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dimana diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan TKI Purna agar dapat memanfaatkan uang hasil bekerja di luar negeri untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya produktif seperti berwirausaha. Selain program yang dilaksanakan BNP2TKI dalam RPJMN 2010-2014, BNP2TKI juga menjalin kerjasama dengan stakeholders terkait dalam rangka pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan pengelolaan keuangan, kewirausahaan serta pelatihan keterampilan seperti dengan TIFA Foundation, World Bank, AusAid, Perbankan serta stakeholders terkait lainnya. Dalam rangka meningkatkan program pemberdayaan masyarakat khususnya TKI Purna diharapkan adanya sinergitas serta teritegrasinya program-program yang ada pada instansi pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah. Guna memaksimalkan program pemberdayaan TKI, maka salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah program pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna. Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna merupakan satu wilayah yang penduduknya mayoritas adalah TKI Purna. Sentra Usaha TKI ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi TKI Purna untuk mengembangkan usahanya dan dapat berwirausaha secara mandiri serta menjadikan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna ini sebagai lokus program dan perintis dalam membangun wilayahnya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan TKI Purna dan keluarganya pada khususnya dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di daerah masing-masing. Selain pemanfaatan sumber daya alam yang ada, diharapkan Sentra Usaha TKI dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat disekitarnya. Selain itu, Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna diharapkan menjadi Pusat pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat khususnya TKI Purna dengan tanpa mengesampingkan kearifan lokal. 2015, No.481 6 Diharapkan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI nantinya dapat menghasilkan produk unggulan dengan konsep One Village One Product, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi Daerah lainnya. Adanya satu lokus pemberdayaan TKI yaitu Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna diharapkan juga akan mensinergikan serta semakin memudahkan TKI Purna untuk mengakses produk-produk yang ada di lembaga/stakeholders terkait seperti perbankan dan juga lembaga keuangan lainnya guna pengembangan usaha TKI Purna. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dibentuknya Kampung TKI/Sentra Usaha TKI adalah untuk memberdayakan dan mendayagunakan TKI Purna secara optimal guna meningkatkan kesejahteraan TKI dan Keluarganya. Tujuan dibentuknya Kampung TKI/ Sentra Usaha TKI adalah untuk menjadi wadah bagi TKI Purna dan keluarganya dalam pengembangan usahanya agar mampu berwirausaha secara mandiri serta menjadikan Desa/Sentra usaha TKI Purna ini sebagai lokus program dan perintis dalam membangun wilayahnya serta diharapkan mempermudah sinergitas serta teritegrasinya program-program pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun SDM yang ada di Daerah masing-masing. C. PENGERTIAN 1. Tenaga Kerja Indonesia, yang selanjutnya disingkat TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. 2015, No.481 7 2. Tenaga Kerja Indonesia Purna yang selanjutnya disebut TKI Purna adalah setiap Tenaga Kerja Indonesia yang telah kembali ke Indonesia baik karena berakhirnya perjanjian kerja maupun karena sebab lain. 3. Kampung TKI adalah sekumpulan komunitas masyarakat yang terdiri dari mayoritas TKI Purna yang berdomisili di kampung yang bersangkutan. 4. Sentra Usaha TKI Purna adalah pusat kegiatan TKI Purna dan keluarganya di kawasan/lokasi tertentu yang menghasilkan produk unggulan serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi usaha yang besar dalam satuan wilayah tertentu. 5. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disingkat BNP2TKI adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab kepada Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 dan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006. 6. Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut BP3TKI adalah Unit Pelaksana Teknis BNP2TKI yang bertugas memberikan kemudahan pelayanan dalam proses penempatan dan penyiapan seluruh dokumen penempatan TKI. 7. Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI yang selanjutnya disingkat LP3TKI adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) BNP2TKI yang bertugas memberikan kemudahan pelayanan pemrosesan seluruh dokumen penempatan, perlindungan dan penyelesaian masalah TKI. 2015, No.481 8 BAB II MEKANISME DAN PELAKSANAAN PERESMIAN KAMPUNG TKI/ SENTRA USAHA TKI PURNA A. MEKANISME PEMBENTUKAN Kampung TKI/Sentra usaha TKI Purna dapat dibentuk di Daerah tertentu dengan memenuhi syarat sebagai berikut: 1) melakukan observasi/survey lokasi yang akan menjadi Kampung TKI/ Sentra Usaha TKI Purna. 2) jumlah TKI Purna sebanyak 30 s/d 50 % dari jumlah penduduk Desa/Kecamatan. 3) potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang mendukung usaha TKI purna. 4) adanya usaha/produk unggulan di daerah tersebut. 5) minimal 30 % dari jumlah TKI Purna yang ada di daerah tersebut telah memiliki usaha/berwirausaha. 6) adanya persetujuan dari masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai Kampung TKI/Sentra usaha TKI Purna. 7) B. koordinasi dengan SKPD dan Stakeholders terkait. PENETAPAN KAMPUNG TKI Untuk ditetapkan sebagai Kampung persyaratan tersebut diatas juga Pemerintah Daerah setempat TKI, harus (Kepala selain harus mendapat Desa, memenuhi persetujuan Camat dan dari juga Bupati/Walikota). Penetapan Kampung TKI dilakukan dengan Keputusan Kepala BNP2TKI. Pembentukan/peresmian Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna dilakukan dalam bentuk peresmian oleh Bupati/Walikota didampingi oleh Kepala BNP2TKI dan dihadiri oleh : 2015, No.481 9 a. SKPD dan Stakeholders terkait. b. Asosiasi TKI/TKI Purna yang telah memiliki usaha. c. TKI Purna dan atau Keluarga TKI. d. Stand pameran produk TKI Purna dan keluarganya. C. PEMBINAAN Pembinaan terhadap kampung TKI dilakukan bersama antara BP3TKI/LP3TKI dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota selama 2 (dua) tahun sejak dibentuk, dan pembinaan selanjutnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. D. SASARAN Sasaran kegiatan ini adalah merupakan refleksi dari keberhasilan pemanfaatan remitansi dengan harapan dapat meningkatkan ekonomi produktif untuk TKI Purna dan keluarganya maupun masyarakat sekitar serta diharapkan semakin banyak daerah lain yang terinspirasi, termotivasi serta mampu untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan produktif sebagai sumber penghasilan berkelanjutan di daerah asal. E. PESERTA Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna beranggotakan: 1. TKI Purna 2. Keluarga TKI, yang terdiri dari : orang tua/suami/istri/anak, yang telah dan mampu mengelola uang kiriman dari TKI yang masih bekerja di luar negeri. F. 3. TKI Purna yang telah memiliki usaha. 4. Stakeholders terkait. PEMBIAYAAN 2015, No.481 10 Anggaran kegiatan Pembentukan/Peresmian Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna dibebankan pada DIPA masing-masing BP3TKI/LP3TKI di seluruh Indonesia. 2015, No.481 11 BAB III MONITORING DAN PELAPORAN Pelaksana atau penyelenggara pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI dalam hal ini BP3TKI/LP3TKI bersama-sama dengan Pemerintah Daerah (Kepala Desa, Camat dan SKPD terkait) diwajibkan untuk melakukan monitoring dan pembinaan berkelanjutan terhadap Kampung TKI/Sentra Usaha TKI dalam bentuk memberikan pelatihan, pendampingan, dan memfasilitasi dengan stakeholder terkait dalam rangka meningkatkan usaha baik pembuatan produk, kemasan, akses pasar, juga akses permodalan dan manajemen usaha guna mengetahui perkembangan lebih lanjut serta melaporkannya secara periodik kepada Kepala BNP2TKI cq. Deputi Perlindungan, dengan bentuk laporan sebagai berikut : Kata Pengantar.................................................................................................. Daftar Isi ........................................................................................................... BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang, Maksud dan Tujuan .................................................... b. Sasaran Kegiatan .................................................................................. c. Dasar Pelaksanaan .............................................................................. BAB II Pelaksanaan a. Organisasi Pelaksana ............................................................................ b. Sistem .................................................................................................. c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................... d. Pembiayaan .......................................................................................... BAB III Kendala dan Masalah a. Kendala ……………………………………………………………………………….. b. Masalah ……………………………………………………………………………….. BAB IV Penutup a. Kesimpulan .......................................................................................... b. Saran .................................................................................................... 2015, No.481 12 Lampiran: 1. Daftar hadir peserta 2. Rundown acara (jadwal pelaksanaan) 3. Dokumentasi 2015, No.481 13 BAB IV PENUTUP Demikian Peraturan Kepala BNP2TKI ini dibuat sebagai dasar atau panduan/pedoman dalam pembentukan Kampung TKI/Sentra Usaha TKI Purna, sehingga dapat berjalan dengan terencana, terarah, terkendali dan mendapatkan hasil yang optimal. KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA, NUSRON WAHID