Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KUBU RAYA 2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1 Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Kubu Raya berada disisi barat daya Provinsi Kalimantan Barat atau berada pada posisi 00134’40,83” sampai dengan 1000’53,09” Lintang Selatan dan 109002’19,32” Bujur Timur sampai dengan 109058’32,16” Bujur Timur. Sedangkan secara administratif, batas wilayah Kabupaten Kubu Raya adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara : berbatasan dengan Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak b. Sebelah timur : berbatasan dengan Kab. Landak dan Kab. Sanggau c. Sebelah selatan : berbatasan dgn Kabupaten Ketapang d. Sebelah barat : berbatasan dengan Laut Natuna 2.1.2 Kondisi Fisik A. Geologi Secara geologis daerah Kabupaten Kubu Raya hampir seluruhnya terdiri dari endapan aluvial, pasang surut, danau, rawa dan undak. Berdasarkan posisinya, seluruh areal studi terletak pada formasi aluvium dan endapan rawa (Qa) yang merupakan formasi paling muda berumur quarter. Formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lumpur dan gambut. Endapan ini menutupi dataran aluvial dan pasang surut di bagian barat, lembah sungai kapuas dan lembah – lembah sungai besar lainnya yang mengalir ke terain perbukitan yang terpotong – potong dan kedalam dataran aluvial. Bagian barat dan selatan terdiri dari endapan – endapan laut dan sungai baru berumur paling muda dan menempati seluruh zona pertanian bagian barat Kubu Raya. Zona pantai terdiri dari cekungan liat yang tertutup oleh rawa – rawa gambut dan dilintasi danau – danau dangkal dan rawa yang terkena banjir secara periodik yang berada diantara teras – teras tertutup gambut. B. Jenis Tanah Jenis tanah yang ditemui di Kabupaten Kubu Raya yaitu jenis tanah aluvial, gleisol. Organosol dan regosol. a. Aluvial Jenis tanah Aluvial disebut juga sebagai tubuh tanah endapan. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium. Secara keseluruhan tanah alluvial mempunyai sifat fisika kurang baik sampai sedang, tekstur beraneka ragam, struktur tanahnya pejal atau tanpa struktur, serta konsistensinya keras waktu kering dan teguh waktu lembab. Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-1 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Sifat kimia dari tanah jenis ini sedang sampai baik, reaksi tanahnya masam sampai netral, kandungan bahan organiknya rendah, kandungan unsur haranya relatif kaya dan banyak tergantung pada bahan induknya, kesuburan tanahnya sedang sampai tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai (hasil dari lumpur yang mengendap), dataran aluvial pantai, dan daerah cekungan (depresi). b. Gleisol Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat hidromorfik lain. c. Organosol Gley Humus atau Tanah Gambut atau Tanah Organik Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rerumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah. Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu: gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5-16 m, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang air, bersifat sangat asam; gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa di daerah dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, mempunyai ketebalan 0.5-6 m, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi; dan Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut dibedakan menjadi: gambut oligotrop, bersifat sangat asam, miskin O2, miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang air; gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi; mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop. d. Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60 %, hanya mempunyai horison penciri ochrik, histik atau sulfurik. e. Podsolik Jenis tanah podsolik pada umumnya terdapat pada berbagai jenis bahan induk seperti tufa masam, batuan pasir (sandstones) atau endapan kuarsa. Tanah ini memiliki solum tanah yang paling tebal yaitu 90 – 180 cm, warna merah hingga kuning, tekstur tanahnya lempung hingga berpasir, struktur gumpal, konsistensinya gembur di bagian atas dan teguh di lapisan bawah (aerasinya buruk), kandungan bahan organiknya kurang dari 5 %, kandungan unsur hara (fosfor, nitrogen, kalium, kalsium, magnesium, belerang, seng) Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-2 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya rendah, reaksi tanah (pH) sangat masam sampai agak masam yaitu 4 – 5,5. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun. Tanah mineral telah berkembang, kejenuhan basa rendah. Secara keseluruhan tanah ini memiliki sifat kimia kurang baik; dapat terjadi keracunan alumunium dan mangan untuk lahan kering dan keracunan besi pada persawasahan. Kekahatan merupakan kendala utama kesuburan pada tanah Podsolik Merak Kuning (PMK). Sifat fisika jenis tanah ini tidak mantap karena sifat agregratnya kurang baik, sehingga peka erosi terhadap erosi (kelas IV; skor 60). Kesuburannya adalah rendah sampai sedang. f. Kombisol Tanah dengan horisin kambik, atau epipedon umbrik atau molik. Tidak ada gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air). C. Klimatologi Di Kabupaten Kubu Raya dan umumnya di Indonesia, hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September. Sedangkan musim penghujan bisa terjadi pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober –November. Curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah iklim, keadaan geografi dan perputaran / pertemuan arus udara. Pada tahun 2011 di Kabupaten Kubu Raya rata-rata curah hujan berkisar 260,8 mm. Curah hujan terendah tercatat pada bulan Juli yaitu 144,1 mm dan tertinggi tercatat pada bulan Oktober yaitu sebesar 533,2 mm. Sedangkan rata-rata hari hujan pada tahun 2011 adalah 16 hari. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Oktober yaitu 27 hari, sedangkan terendah terjadi pada bulan Juli yaitu 10 hari. D. Topografi Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Kubu Raya terdiri dari dataran rendah, umumnya datar, sebagian bergelombang dan sebagian kecil berbukit dengan kemiringan 0% - 60%. Meskipun hampir seluruh wilayah Kubu Raya berupa dataran rendah dan rawa-rawa dengan ketinggian 10 m dan kemiringan < 2%. E. Sistem Lahan Kabupaten Kubu Raya berdasarkan peta sistem Lahan diklasifikasikan dengan kondisi lahan seperti berikut: Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-3 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Tabel 2.1 Komposisi Sistem Lahan di Wilayah Kabupaten Kubu Raya 1 Sistem Lahan (Nama dan Simbol dalam Peta) Gambut (GBT) 2 Honja (HJA) 3 Kahayan (KHY) No 4Kaj Kajapah (KJP) 5 Mendawai (MDW) 6 Maput (MPT) Keterangan Mempunyai kemiringan rata-rata < 2 % Kedalaman gambut > 200 cm Berada pada ketinggian 1 – 30 m dengan batas ketinggian 0 – 10 m Berlokasi pada rawa gambut dalam dengan permukaan yang cembung atau berkubah Jenis tanah : Tropohemists dan tropofibrists Berada pada ketinggian rata-rata 20-120 m dpl Mempunyai kemiringan rata-rata 16-25% (curam) Tipe lahan berbukit-bukit, batuan beku, dataran yang bergelombang Tipe batuan granit, granodiorit, schist, andesit, basalt Mempunyai kemiringan rata-rata < 2 % Kedalaman gambut 26 – 50 cm Berada pada ketinggian 0 – 25 m dengan batas ketinggian 0 – 10 m Berlokasi pada topografi pantai rata dan daerah yang dibelah oleh sungai air tawar Tanah ini berasal dari deposisi laut saat ini (bergaram) dan sungai muda/gambut topografi, gabungan daratan muara sungai, sungai dan pantai. Jenis tanah : Tropaquents, fluvaquents dan tropohemists Tanah ini sesuai untuk lahan kering, lahan basah, perikanan, pengairan sawah pasang surut dan kehutanan Dataran lumpur di daerah pasang surut dibawah bakau dan nipah Lereng < 2 % Berada di Ketinggian < 2 m Mempunyai kemiringan rata-rata < 2 % Kedalaman gambut 51 – 200 cm Berada pada ketinggian 1 – 30 m dengan batas ketinggian 1 – 10 m Berlokasi pada daerah rawa gambut dangkal Jenis tanah : tropohemists, troposaprists, dan Tropaquents Sistem mendawai memiliki potensi sebagai hutan produksi yang dikelola dengan ketat dan menerapkan tebang pilih Berada pada ketinggian rata-rata 50-120 m dpl Mempunyai kemiringan rata-rata 41-60% (terjal) Tipe batuan sandstone, shale, mudstone Tipe lahan perbukitan tanpa endapan tidak berorientasi asimetris Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-4 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya No Sistem Lahan (Nama dan Simbol dalam Peta) 7 Pakalunai (PLN) 8 Puting (PTG) 9 Telawi (TWI) Keterangan Karakter tanah resapan baik Berada pada ketinggian rata-rata 50-800 m dpl Mempunyai kemiringan rata-rata 41-60% (terjal) Tipe batuan granit, schist, andesit, basalt, grandiorit Penggunaan lahan kebanyakan hutan dataran lembah, sebagian diolah Pantai-pantai dan lembah-lembah diantaranya Lereng <2 % Berada pada ketinggian 2-10 m Ketinggian rata-rata 50-1800 m dpl Kemiringan rata0rata 40-60% Vegetasi hutan basah dataran rendah Iklim hujan tahunan 2100-4000 mm Sumber : Land Sistem West Kalimantan (RePPProT) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Kubu Raya mempunyai sistem lahan yang bermacam-macam diantaranya adalah gambut, honja, kahayan, kajapah, mendawai, maput, pakalunai, puting, dan telawi. 2.1.3 Administratif Kabupaten Kubu Raya merupakan kabupaten yang ada di Kalimantan Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kubu Raya 6.985,24 km² atau sekitar 4,75% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 kecamatan, kecamatan yang memiliki wilayah terluas aadalah Kecamatan Batu Ampar (2.002,70 km 2 atau 28,67% dari luas Kabupaten Kubu Raya) dan Kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Rasau Jaya yaitu 111,07 km2 atau 1,59% dari luas Kabupaten Kubu Raya. Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Kubu Raya Nama DAS Luas (Ha) Bongkok Dabung Kapuas P.M. Kapuas P.M. Pulau P.M. Sekh Sekh Serawat Sumber : BWS Kapuas Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-5 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Tabel 2.3 Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Desa Tahun 2012 Nama Kecamatan Batu Ampar Terentang Kubu Teluk Pakedai Sungai Kakap Rasau Jaya Sungai Raya Sungai Ambawang Kuala Mandor B JUMLAH Sumber : BPS Tahun 2012 Jumlah Desa 14 9 20 14 12 6 16 13 5 109 Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Luas Wilayah Administrasi Terbangun (Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total 2.002,70 28,67 786,40 11,26 1.211,60 17,35 291,90 4,18 453,17 6,49 111,07 1,59 929,30 13,30 726,10 10,39 473,00 6,77 6.985,24 100,00 2-6 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Peta 2.1 Daerah Aliran Sungai Wilayah Kabupaten Kubu Raya Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-7 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Peta 2.2 Administrasi Kabupaten Kubu Raya Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-8 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2.2 Demografi Metode yang digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk sampai tahun rencana adalah metode peramalan (forecasting). Pada dasarnya metode analisis ini mencoba mencari pola kecenderungan pertumbuhan masa lalu sebagai masukan untuk meramalkan kondisi masa depan. Analisis dengan menggunakan metode ini dipermudah dengan adanya perangkat lunak komputer, yang dikenal dengan Statgraphics (statistical graphics system). Beberapa hal penting yang berkaitan dengan analisis (serta prosedur perhitungannya) adalah: 1. Harus tersedia minimal delapan rentang waktu data (time series) penduduk yang akan diperkirakan jumlahnya di masa depan. Semakin banyak data proses penghalusan (smoothing) menjadi semakin akurat, karena kesalahan juga kecil. 2. Untuk meminimalkan kesalahan, dilakukan perhitungan secara berulang (iterasi) dengan berbagai macam parameter hingga ditemukan kesalahan yang paling kecil (mendekati nol). Metode yang digunakan untuk proyeksi jumlah penduduk ada 3, yaitu sebagai berikut : 1. Metode Matematik, ada 2 cara, yaitu: • Linear Rate of Growth, ada 2 cara yaitu: Arithmathic Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Aritmatik rata-rata): pertumbuhan penduduk dengan jumlah yang sama setiap tahun Pn= P0(1+rn). Geometric Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Geometrik rata-rata): pertumbuhan penduduk menggunakan dasar bungan berbunga (bunga majemuk) Pn=P0 (1+r)n. • Eksponential Rate of Growth(Pertumbuhan Penduduk Eksponensial rata-rata): Pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan angka pertumbuha penduduk yang konstan Pn= P0 ern Dimana P0 : jumlah penduduk pada tahun awal Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n r : tingkat pertumbuhan penduduk dari tahun awal ke tahun ke-n. n : banyak perubahan tahun. 2. Metode Komponen Metode ini sering digunakan dalam penghitunag proyeksi penduduk. Metode ini melakukan tiap komponen penduduk secara terpisah dan untuk mendapat proyeksi jumlah penduduk total, hasil proyeksi tiap komponen digabungkan. Metode ini membutuhkan data-data sebagai berikut: Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang telah dilakukan perapihan (smothing). Pola mortalitas menurut umur. Pola fertilitas menurut umur. Rasio jenis kelamin saat lahir. Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-9 F. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Proporsi migrasi menurut umur. Rumus proyeksi penduduk : Pn = Po ( 1 + r )n Keterangan : Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan) Po = jumlah penduduk pada tahun 0 / tahun dasar (diketahui) n = jumlah tahun antara 0 hingga n r = tingkat pertumbuhan penduduk pertahun ( dalam % ) Pada hakekatnya pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat. Sejak semula telah disadari bahwa bangunan bukanlah hal yang mudah dan pembangunan mencakup segi – segi yang luas dan serba dimensi. Penduduk dari satu sisi merupakan sumber utama dalam proses pembangunan karena bagaimanapun juga penduduklah yang secara aktif dalam proses pembangunan tersebut. Kekuatan yang mempengaruhi jumlah penduduk dapat dari factor alamiah dan non alamia. Factor yang mempengaruhi dari jumlah penduduk bersifat alamiah seperti fertilitas dan mortalitas, sedangkan factor non alamiah seperti migrasi baik migrasi keluar maupun migrasi masuk. Pada tahun 2011 penduduk Kabupaten Kubu Raya tercatat sebesar 511.235 jiwa. Jika dibagi dengan luas wilayah Kabupaten Kubu raya yang cukup luas yakni 6.985,24 km 2, maka kepadatan penduduk tercatat sebesar 73 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Kabupaten Kubu Raya terlihat belum merata dimana kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terbesar yaitu terdapat di Kecamatan Sungai Kakap dengan kepadatan penduduk sebesar 229 jiwa per km2, Rasau Jaya dengan kepadatan penduduk sebesar 217 jiwa per km 2, kemudian diikuti Kecamatan Sungai Raya sebesar 207 jiwa per km 2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk yang paling jarang adalah Kecamatan Terentang yakni 13 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kubu Raya selama kurun waktu 2010 – 2011 adalah sebesar 2,05%. Jika dilihat menurut Kecamatan yang ada, maka laju pertumbuhan penduduk tertinggi pada tahun 2010 – 2011 terjadi di Kecamatan Sungai Kakap yaitu sebesar 2,73%dan Kecamatan Rasau Jaya yaitu sebesar 2,49%. Tingginya pertumbuhan penduduk di dua kecamatan ini dilatarbelakangi karena perkembangan industri di Kecamatan Rasau Jaya cukup tinggi sehingga menarik orang untuk bekerja pada industri – industri tersebut. Sedangkan untuk pertumbuhan penduduk Kecamatan Sungai Kakap yang cukup tinggi dikarenakan dari segi geografis, wilayah Kecamatan Sungai Kakap berbatasan langsung dengan kota Pontianak hal ini juga sedikit mempengaruhi perkembangan jumlah penduduk yang ada. Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-10 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2009 – 2011 Tahun 2009 No Kecamatan Jmlh Pddk 1 Batu Ampar Tahun 2010 Tahun 2011 Luas (km2) Kepadatan Jmlh Pddk Kepadatan Jmlh Pddk Kepadatan 2.002,70 32.533 16 33.113 17 33.660 17 786,40 10.011 11 10.177 13 10.375 13 1.211,60 36.140 27 36.469 30 36.829 30 4 Teluk Pakedai 291,90 18.467 56 18.767 64 19.064 65 5 Sungai Kakap 453,17 99.084 211 101.200 223 103.966 229 6 Rasau Jaya 111,07 22.960 194 23.499 212 24.084 217 7 Sungai Raya 929,30 184.233 223 188.014 202 191.929 207 8 Sungai Ambawang 726,10 63.404 82 65879*) 91 67207*) 93 9 Kuala Mandor B 473,00 23.576 46 23.852 50 24.121 6.985,24 490.408 500.970 72 511.235 2 Terentang 3 Kubu Jumlah 71 51 73 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012 *) Belum Termasuk warga Perum IV yang pengakuannya masuk Kota Pontianak Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-11 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk 2011 dan Proyeksi Penduduk 2012 - 2016 No Kecamatan 1 Batu Ampar Luas (km2) Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Laju Kepad Kepa Kepa Kepa Kepa Kepa Pertumbuhan Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk Jmlh Pddk atan datan datan datan datan datan 2.002,70 1,65 33.660 17 34.215 17 34.780 17 35.354 18 35.937 18 36.530 18 786,40 1,95 10.375 13 10.577 13 10.784 14 10.994 14 11.208 14 11.427 15 1.211,60 0,99 36.829 30 37.194 31 37.562 31 37.934 31 38.309 32 38.688 32 4 Teluk Pakedai 291,90 1,58 19.064 65 19.365 66 19.671 67 19.982 68 20.298 70 20.618 71 5 Sungai Kakap 453,17 2,73 103.966 229 106.804 236 109.720 242 112.715 249 115.793 256 118.954 262 6 Rasau Jaya 111,07 2,49 24.084 217 24.684 222 25.298 228 25.928 233 26.574 239 27.236 245 7 Sungai Raya 929,30 2,08 191.929 207 195.921 211 199.996 215 204.156 220 208.403 224 212.737 229 8 Sungai Ambawang*) 726,10 2,02 67.207 93 68.565 94 69.950 96 71.363 98 72.804 100 74.275 102 9 Kuala Mandor B 473,00 1,13 24.121 51 24.394 52 24.669 52 24.948 53 25.230 53 25.515 54 6.985,24 2,05 511.235 521.715 75 532.410 76 543.325 78 554.463 79 565.830 81 2 Terentang 3 Kubu Jumlah 73 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012 *) Belum Termasuk warga Perum IV yang pengakuannya masuk Kota Pontianak Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-12 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2013 No A a.1 a.1.1 a.1.2 a.1.3 a.1.4 a.2 a.2.1 a.2.2 a.2.3 a.3 a.3.1 a.3.2 a.3.3 a.3.4 a.3.5 B b.1 b.1.1 b.1.2 b.1.3 b.1.4 b.1.5 Realisasi Anggaran Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan daerah yang sah Dana Perimbangan (Transfer) Dana bagi hasil pajak Dana bagi hasil bukan pajak Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain-lain Pendapatan yang Sah Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya Belanja (b1 + b.2) Belanja Tidak Langsung Belanja pegawai Bunga Subsidi Hibah Bantuan sosial Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Tahun 2011 2009 2010 473.445.024.343,29 10.317.044.920,55 3.990.452.906,00 2.466.723.477,00 3.859.868.537,55 423.065.107.971,00 23.062.320.855,00 5.996.257.116,00 375.538.530.000,00 18.468.000.000,00 40.062.871.451,74 1.250.000.000,00 13.118.641.215,30 2.957.611.000,00 606.571.533.938,93 13.679.129.524,53 3.608.300.884,00 4.417.408.473,00 5.653.420.167,53 502.356.229.028,00 35.817.143.642,00 3.541.218.386,00 414.760.167.000,00 48.237.700.000,00 90.536.175.386,40 2.841.000.000,00 10.354.578.254,40 38.385.959.132,00 741.570.719.543,01 55.577.649.588,28 41.811.687.276,62 5.570.968.831,50 8.194.993.480,16 568.776.736.372,00 41.684.074.372,00 460.516.762.000,00 66.575.900.000,00 117.216.333.582,73 2.500.000.000,00 23.275.728.222,73 16.409.545.000,00 793.415.089.047,86 44.201.933.899,50 33.789.440.147,91 7.047.974.827,00 3.364.518.924,59 656.353.283.172,00 32.931.677.909,00 7.101.169.263,00 535.464.386.000,00 80.856.050.000,00 92.859.871.976,36 32.346.190.167,36 - 22.736.619.236,44 11.118.000.000,00 7.866.500.000,00 9.780.500.000,00 440.461.371.347,50 253.923.329.667,50 229.031.332.337,50 5.764.227.330,00 2.696.000.000,00 610.507.869.827,81 321.628.234.2107,81 291.788.499.207,81 1.794.000.000,00 9.665.000.000,00 759.092.576.241,83 359.447.901.273,33 322.796.435.773,33 6.132.170.500,00 11.288.150.000,00 805.466.698.382,97 396.491.970.775,97 361.510.315.374,00 363.930.103,42 8.679.000.000,00 4.261.841.471,96 2-13 2012 2013 Rata-rata pertumbuhan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya No Realisasi Anggaran b.1.6 Belanja bagi hasil b.1.7 Bantuan keuangan b.1.8 Belanja tidak terduga b.2 Belanja Langsung b.2.1 Belanja pegawai b.2.2 Belanja barang dan jasa b.2.3 Belanja modal C Pembiayaan Surplus/Defisit Anggaran Sumber :DPPKAD Kabupaten Kubu Raya, 2013 Keterangan : 2009 2010 16.431.770.000,00 186.538.041.680,00 13.850.052.350,00 58.451.738.844,00 114.236.250.486,00 6.412.328.068,67 32.983.652.995,79 18.380.735.000,00 288.879.635.620,00 16.519.736.780,00 99.308.940.985,00 173.050.957.855,00 39.395.981.064,46 (3.936.335.888,88) Tahun 2011 19.231.145.000,00 399.644.674.968,50 22.183.349.588,00 168.527.825.922,00 208.933.499.458,00 35.459.645.175,58 (17.521.856.698,82) n = tahun penyusunan buku putih sanitasi Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-14 2012 21.544.281.000,00 132.602.826,59 408.974.727.607,00 30.423.455.150,00 151.256.585.745,00 227.294.686.712,00 46.460.648.361,76 (12.051.609.335,11) 2013 Rata-rata pertumbuhan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kubu Raya Tahun 20… - 20…. No SKPD n-4 1 1.a 1.b 2 2.a 2.b 3 3.a 3.b 4 4.a 4.b 5 5.a 5.b 6 6.a 6.b n n.a n.b PU-CK Investasi operasional/pemeliharaan (OM) KLH Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Kimtaru Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Dinkes Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Bappeda Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Bapermas Investasi operasional/pemeliharaan (OM) SKPD lainnya (sebutkan) Investasi operasional/pemeliharaan (OM) 8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 9 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) 10 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) 11 Belanja Langsung 12 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) Tahun n-3 n-2 n-1 N Rata2 pertumbuhan 14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8) Sumber : Realisasi APBD tahun … - …., diolah Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009 - 2013 No Deskripsi 1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota 2 Jumlah Penduduk Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 490.048 500.970 511.235 521.715 532.410 Rata-rata Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) Sumber : APBD dan BPS, diolah Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-15 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012 - 2013 No Tahun Deskripsi 2009 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2 3 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) Pertumbuhan Ekonomi (%) 2010 2011 4.647.308,00 4.936.652,99 5.258.029,09 15.318.175,90 5,87 % 17.566.983,11 6,23 % 19.518.618,97 6,51 % 2012 2013 Sumber : PDRB Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012 2.4 Tata Ruang wilayah A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kubu Raya yang merupakan matra ruang dari kebijakan pembangunan daerah (rencana pembangunan jangka panjang daerah) Kabupaten Kubu Raya, harus mengacu pada RTRWN dan RTRWP Kalimantan Barat. Dengan demikian, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Kubu Raya harus selaras dengan visi dan misi pembangunan daerah baik dalam kaitannya dengan pembangunan daerah Kabupaten Kubu Raya maupun dalam kedudukannya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Kabupaten Kubu Raya adalah “Kabupaten Kubu Raya Terdepan Dan Berkualitas”. Visi tersebut dijabarkan dengan sepuluh misi yaitu: a. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas pendidikan formal dan non formal. b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan layanan kesehatan yang bermutu, mudah, murah, cepat dan tepat. c. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana infrastruktur wilayah yang merata, layak, dan bermutu sesuai dengan dinamika sosialekonomi yang memperhatikan resiko dampak lingkungan kumulatif. d. Meningkatkan nilai penting dan menjaga kualitas serta kelestarian fungsi lingkungan hidup berikut ketersediaan sumber daya alam. e. Meningkatkan daya tarik, mengembangkan iklim investasi yang kondusif dan layanan perizinan yang prima serta dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat sekaligus menciptakan lapangan kerja baru yang lebih luas. f. Meningkatkan, mengembangkan dan memberdayakan Potensi Sumber Daya Alam, Kehutanan, Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Pertambangan, Energi, Sumberdaya Mineral, Keanekaragaman hayati, Perikanan dan Kelautan yang berkelanjutan bersamaan dengan pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan. g. Meningkatkan dan mengembangkan sistem Ekonomi Kerakyatan yang berbasis potensi Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, Teknologi dan Kemitraan. Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-16 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya h. Meningkatkan dan mengembangkan potensi sektor pembangunan Pariwisata dan Kebudayaan Daerah yang memiliki keunikan, dan kompetitif. i. Meningkatkan kinerja Pemerintah Daerah dan Penataan birokrasi (kelembagaan) dan Kepegawaian yang berdisipiln, Propesional, Efisien, Efektif, Kreatif dan Inovatif dalam rangka memenuhi prinsip-prinsip good governance serta penegakan hukum. j. Meningkatkan dan mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berbudaya, dan bertoleransi sehingga menjadi basis kekuatan modal sosial budaya. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penataan ruang Kabupaten Kubu Raya adalah: Mendorong dan mempercepat terwujudnya Kabupaten Kubu Raya terdepan dan berkualitas yang merupakan visi Kabupaten Kubu Raya Mewujudkan pemanfaatan ruang yang optimal antara kebutuhan pengembangan wilayah dengan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi dan kemitraan Mengoptimalkan keuntungan geografis diwilayah pesisir sebagai pintu gerbang Provinsi Kalimantan Barat dari laut dan udara Menumbuhkan sektor – sektor basis yang didominasi oleh sektor pertanian untuk mendukung pengembangan sektor permukiman, perkotaan dan industri B. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi: a. peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki; dan b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi, sumber daya air, dan telekomunikasi yang terpadu dan merata di seluruh wilayah. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi: e. menetapkan pola pengembangan sistem pusat-pusat pertumbuhan wilayah sebagai dasar untuk mendistribusikan berbagai sarana dan prasarana pengembangan wilayah secara proporsional dan merata. f. meningkatkan aksesibilitas antarkawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan kawasan strategis yang memerlukan aksesibilitas untuk percepatan perkebangannya terutama kawasan-kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten; Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-17 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya g. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani atau relatif jauh dari pusat pertumbuhan yang telah ada dalam rangka mempercepat upaya pemerataan pelayanan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan baik formal maupun informal; h. mendorong perkembangan kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan lainnya untuk peningkatan keefektifan dan efisiensi pelayanan terhadap wilayah di sekitarnya yang lebih lanjut dapat mendorong perkembangan wilayah perdesaan. Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah meliputi: a. menetapkan pola pengembangan sistem prasarana jaringan transportasi b. menetapkan pola pengembangan sistem prasarana jaringan listrik c. menetapkan pola pengembangan sistem prasarana telekomunikasi d. serta menetapkan pola pengembangan sistem prasarana pelayanan air bersih sesuai dengan pola pengembangan sistem pusat-pusat permukiman dan memberikan kerangka jaringan yang efisien dan efektif dalam menunjang pengembangan kawasan budidaya dan pengembangan kawasan strategis. e. meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara hingga memberikan pelayanan yang optimal terhadap daerah-daerah terpencil atau terisolir dengan diiringi peningkatan kualitas dan kuantitas sarana perhubungan. f. meningkatkan dan menjaga kelancaran transportasi yang menghubungkan daerah pesisir dan daerah pedalaman dalam rangka mendukung upaya peningkatan kegiatan produksi dan memperlancar kegiatan pemasaran hasil produksi serta mempersiapkan secara dini jalur utama evakuasi bencana; g. meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; h. meningkatkan pelayanan air bersih dengan mempercepat pembangunan instalasi pendistribusian terutama pada daerah yang telah memiliki sumber air baku berkualitas baik yang dapat didistribusikan secara gravitasi. i. meningkatkan jangkauan dan kualitas jaringan kelistrikan serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik secara interkoneksi yang mengubungkan Kab. Kubu Raya dengan kabupaten lainnya yang berbatasan j. pengembangan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal dengan mendorong perkembangan industri yang mengasilkan bioenergi; Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-18 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya k. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolir; C. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi: a. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung; b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi: a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan b. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup. Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi: a. menetapkan kawasan-kawasan berfungsi lindung, yang meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan pelestarian alam dan suaka alam, kawasan cagar budaya, serta kawasan lindung lainnya guna menjamin terciptanya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan; b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan c. mewujudkan kawasan hutan dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luasnya sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi: a. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup; b. melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; c. melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-19 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya d. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan; e. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; f. mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan g. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya Kebijakan pengembangan kawasan budi daya meliputi: a. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya; dan b. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan. Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya meliputi: a. menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis serta pemanfaatan sumber daya alam secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah; b. memberikan arahan pemanfaatan ruang untuk pengembangan kegiatan budi daya unggulan khususnya perkebunan dan pertambangan serta kegiatan budi daya yang potensial berkembang selaras dengan strategi pengembangan struktur ruang agar sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong perkembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya; c. mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional disertai dengan upaya untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta pengembangan agroindustri dan agrobisnis di kawasan perdesaan; d. mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi; Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-20 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi: a. membatasi perkembangan budi daya di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana; b. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% dari luas kawasan perkotaan; dan c. mengendalikan kegiatan budidaya di pulau - pulau kecil agar eksistensi pulau – pulau tersebut dapat dipertahankan. D. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kebijakan pengembangan kawasan strategis meliputi: a. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian kabupaten; b. pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c. pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antarkawasan. d. pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, serta mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan; Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian kabupaten meliputi: a. mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah; b. memberikan arahan pengembangan bagi kawasan strategis yang memiliki pertumbuhan cepat dengan harapan agar pertumbuhan pada kawasan tersebut mampu memicu perkembangan wilayah belakangnya; c. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan; d. mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan; e. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi. f. mengintensifkan promosi peluang investasi; dan Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-21 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya g. menciptakan iklim investasi yang kondusif. Strategi untuk pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal meliputi: a. mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi tinggi; b. meningkatkan keterkaitan kegiatan pemanfaatan sumber daya dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan c. mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup, dan keselamatan masyarakat. Strategi untuk pengembangan kawasan tertinggal dan terisolir meliputi: a. memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan; b. membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah terdekat; c. mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat; d. meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan; dan e. meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi. Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi: a. menetapkan kawasan strategis berfungsi lindung; b. melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistem di kawasan strategis berfungsi lindung; c. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan; d. membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang dapat menggangggu fungsi lindung kawasan; e. mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis berfungsi lindung dengan kawasan budi daya terbangun; dan f. merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis. Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-22 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Peta 2.3 Rencana Pusat Layanan Kabupaten / Struktur Ruang Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-23 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Kubu Raya Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-24 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2.5 Sosial Budaya 2.5.1 Data Fasilitas Pendidikan Pendidikan di suatu daerah atau suatu negara merupakan salah satu faktor yang mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan daerah atau negara tersebut. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan lebih mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan serta teknologi. Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maka diharapkan dapat tercipta sumber daya manusia yang dapat berperan dalam meningkatkan produktifitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian pemerintah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dapat dijadikan salah satu indikator yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada suatu bangsa. Apabila tingkat pendidikan semakin tinggi maka kualitas SDM yang ada juga semakin bagus. Perkembangan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di Kabupaten Kubu Raya cukup menggembirakan. Hal ini tidak terlepas dari peran serta semua pihak baik institusi pemerintah maupun swasta. Peran serta tersebut dapat dilihat dalam hal penyediaan sarana fisik maupun non fisik yang ada. Pada tahun 2011 terdapat 67 TK, 501 SD, 188 SLTP dan 68 SLTA/SMK di Kabupaten Kubu Raya. Perkembangan penduduk di masa yang akan datang menuntut peningkatan jumlah fasilitas pendidikan berupa ruang belajar yang mampu menunjang pengembangan pengetahuan dan keterampilan anak sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Tabel 2.9 Jumlah Pendidikan di Kabupaten Kubu Raya Tahun 2011 TK Negeri / Swasta SD / MI Negeri dan Swasta SMP / MTS Negeri dan Swasta SMA / SMK / MA Negeri dan Swasta 1 Batu Ampar 2 36 12 4 2 Terentang 1 21 5 1 3 Kubu 4 43 13 3 4 Teluk Pakedai 7 28 7 2 5 Sungai Kakap 5 69 26 7 No Kecamatan 6 Rasau Jaya 6 21 10 6 7 Sungai Raya 23 130 60 24 8 Sungai Ambawang 11 103 36 19 9 Kuala Mandor B 8 50 19 2 Jumlah 67 501 188 68 Sumber : Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka, Tahun 2012 Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-25 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2.5.2 Jumlah Penduduk Miskin Tabel 2.10: Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK) Batu Ampar Terentang Kubu Teluk Pakedai Sungai Kakap Rasau Jaya Sungai Raya Sungai Ambawang Kuala Mandor B Sumber:….. 2.5.3 Jumlah Rumah Tabel 2.11: Jumlah Rumah Per Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Rumah Batu Ampar Terentang Kubu Teluk Pakedai Sungai Kakap Rasau Jaya Sungai Raya Sungai Ambawang Kuala Mandor B Sumber:….. Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-26 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2.5.4 No. (01) 1. 2. 3. Rumah Kumuh Kecamatan (02) Sungai Raya Sungai Kakap Ambawang Jumlah Kelurahan/ Desa (03) 8 3 2 Penanganan/Penataan Sebaran Kawasan Kumuh Perkotaan Lokasi (04) Desa Kuala Dua Desa Tebang Kacang Sudah Luas Desa (Ha) (04.a) Belum Lokasi Luas (Ha) Lokasi Luas (Ha) (05) (05.a) (05.b) (05.c) 46,87 82,57 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Jembatan Kapuas Dua Tahun 2008 KK Jiwa (06) (06.a) Regulasi/Kebijakan Kawasan Kumuh yang Dimiliki Daerah Belum Ada Sudah Ada (07) RP4D (Perda/SK Bupati) (07.a) (08) 2.068 564 9.038 2.379 - - - 1.713 8.040 - - - Desa Sungai Raya 28,75 Desa Kapur Desa Arang Limbung Desa Sungai Ambangah Desa Teluk Kapuas Desa Madu Sari 12,36 21,50 24,11 18,86 31,63 1.052 1.157 255 536 487 4.743 5.413 1.047 2.462 2.452 - - - Desa Sungai Itik Desa Sungai Kupah 25,00 2,004 456 409 1.792 1.869 - - - 1.181 5.012 - - - 798 3.556 - - - Desa Sungai Kakap 26,00 Desa Ambawang Kuala 13,44 Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 15,5 Jumlah Penduduk di Kawasan Kumuh Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Sei Kakap Tahun 2008 2-27 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 4. Rasau Jaya 2 5. 6. Kubu Teluk Pakedai 1 2 Desa Korek Desa Rasau Jaya Umum Desa Bintang Mas Desa Teluk Nangka Desa Teluk Gelam Desa Kuala Karang Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 50,00 16,22 5,97 23,50 3,50 8,00 611 293 91 272 140 247 2-28 2.556 1.143 294 1.168 618 1.194 - - - Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah kabupaten Kubu Raya Pokja Sanitasi Kabupaten Kubu Raya 2-29