BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran mengenai penelitian yang merupakan langkah terakhir dari suatu penyusunan dalam penelitian. 5.1 Kesimpulan Individu yang akan melakukan hubungan seksual di luar nikah dengan kekasihnya mempunyai cara masing-masing dalam menentukan keputusan mereka. Keempat subjek pada penelitian ini tidak menjalani semua tahapan pengambilan keputusan untuk melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya. Subjek A dan subjek T memutuskan untuk melakukan hubungan seksual karena ingin mengetahui rasanya melakukan hubungan seksual. Subjek N memutuskan melakukan hubungan seksual karena pengaruh cerita teman-temannya tentang hubungan seksual. Sedangkan subjek E memutuskan melakukan hubungan seksual karena hubungan dengan kekasihnya tidak direstui oleh Ayahnya. Keempat subjek tidak mencari dan mempertimbangkan alternatif pilihan selain melakukan hubungan seksual yang seharusnya mereka pikirkan. Keempat subjek akhirnya memutuskan untuk melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya. Subjek A dan T memutuskan untuk tidak memberi tahu keputusannya tersebut kepada siapapun. Subjek N hanya menceritakan keputusan tersebut kepada orang-orang tertentu saja. Sedangkan subjek E, awalnya subjek tidak 77 memberi tahu keputusannya tersebut kepada orang lain, tetapi karena subjek hamil akhirnya subjek mengakui perbuatannya tersebut kepada keluarganya. Dalam mempersiapkan umpan balik, keempat subjek mengaku hubungan mereka dengan kekasihnya semakin mesra setelah melakukan hubungan seksual dan sampai sekarang masih melakukan hubungan seksual. Subjek A dan T tidak mendapat perlakuan dan perkataan buruk dari lingkungan sekitarnya karena mereka tidak menceritakan keputusannya tersebut kepada orang lain. Sedangkan subjek N juga mengaku tidak mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya setelah subjek menceritakan keputusannya tersebut. Bagi subjek E, meskipun dia telah hamil akibat melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya, tetapi subjek merasa bahagia karena dengan kejadian tersebut hubungan subjek dengan kekasihnya bisa direstui oleh Ayahnya. Subjek E lebih memilih menghindar dan menjauhi orang yang memberikan pernyataan negatif kepada dirinya. Adanya faktor yang cenderung dominan pada keempat subjek penelitian dalam memutuskan untuk melakukan hubungan seksual. Faktor yang paling dominan pada subjek A dan T adalah preference, dalam hal ini keinginan subjek untuk melakukan hubungan seksual agar hasrat seksualnya bisa terpenuhi. Pada subjek N, faktor yang paling dominan adalah circumtances, yaitu pengaruh cerita teman-teman SMA subjek tentang hubungan seksual. Sedangkan pada subjek E, faktor yang paling dominan adalah circumtances, yaitu akibat Ayahnya yang tidak merestui hubungan percintaannya dengan kekasihnya. Keempat subjek tidak melakukan hubungan seksual dengan orang lain selain dengan kekasihnya. Subjek A dan T mengatakan akan semakin lebih serius 78 menjalin hubungan dengan kekasihnya. Subjek N sedang mempersiapkan pernikahan dengan kekasihnya beberapa bulan lagi. Sedangkan subjek E sudah menikah dengan kekasihnya dan sekarang hidup berumah tangga dikaruniai anak laki-laki. 5.2. Diskusi Wawancara dan observasi yang telah dilakukan memberikan hasil yang dapat dijadikan bahan diskusi yang menarik. Pengambilan keputusan merupakan hal yang bersangkut paut dengan masa yang akan datang, dimana pengaruhnya berlangsung cukup lama. Pilihan untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah bukanlah pilihan yang mudah. Hal yang mendorong semua subjek memutuskan untuk melakukan hubungan seksual adalah faktor mispersepsi terhadap pacaran, yaitu bentuk penyaluran kasih sayang yang salah dimasa pacaran. Keempat subjek mengetahui bahwa melakukan hubungan seksual di luar nikah merupakan perbuatan yang tidak baik, tetapi subjek tetap memutuskan untuk melakukannya. Dariyo (2004) mengatakan bahwa seseorang mempunyai pengetahuan dan sikap bahwa seksual pranikah itu tidak baik, namun karena situasi dan kesempatan itu memungkinkan, serta ditunjang oleh niat untuk melakukan hubungan seksual pranikah, maka individu ternyata tetap saja melakukan hal itu. Ini berarti bahwa dengan melihat bagaimana seorang remaja mengambil suatu keputusan, maka dapat diketahui perkembangan pemikirannya. Keempat subjek pada penelitian ini tidak menjalani semua tahapan pengambilan keputusan dalam melakukan hubungan seksual dengan kekasihnya 79 yaitu pada tahap mencari alternatif dan mempertimbangkan alternatif dalam proses pengambilan keputusan. Pada penelitian lain yang memiliki topik yang sama yaitu “Pengambilan Keputusan dalam Melakukan Hubungan Seksual pada Remaja Pubertas” oleh Hodijah (2011), terdapat persamaan hasil penelitian pada proses pengambilan keputusan teori Jannis & Mann. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jannis & Mann (dalam Moerika, 2008) yang menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan, proses yang dilakukan terkadang tidak selalu berurutan. Ada kalanya individu mengambil keputusan dengan proses yang cepat dengan melewati satu atau dua tahap sekaligus. Subjek seharusnya tidak lagi melakukan hubungan seksual di luar nikah dan sebaiknya mempunyai kemampuan untuk berkata “Tidak” atau dapat menolak jika pasangan subjek nanti meminta untuk melakukan hubungan seksual. Ada baiknya juga subjek mencoba meningkatkan tingkat keimanan dalam agama, agar dapat secara perlahan mengurangi gaya pacaran yang salah seperti seks bebas. Untuk para orang tua diharapkan lebih memperhatikan anaknya di rumah dan dapat berbagi waktu dengan memberikan kasih sayang dan perhatian untuk anaknya di rumah. Selain itu diharapkan para orang tua lebih bersikap terbuka terhadap hal apapun pada anak, misalnya pendidikan seks agar dapat memberikan bimbingan yang benar tentang seks kepada anaknya. Kelemahan-kelemahan pada penelitian ini adalah analisis kasus masih sangat terbatas dan kurang mendalam, hanya difokuskan pada tahap-tahap proses pengambilan keputusan sehingga tidak dapat dilihat hal lainnya yang penting dari 80 hasil penelitian ini. Selain itu, kurangnya teori yang digunakan khususnya mengenai teori pengambilan keputusan. 5.3. Saran 5.3.1. Saran Untuk Para Subjek Ada baiknya untuk subjek A, T dan N mencoba untuk tidak lagi melakukan hubungan seksual dan dapat menghargai dirinya sendiri. Untuk subjek E ada baiknya apa yang sudah dialami dengan kekasihnya dijadikan pelajaran dalam hidupnya dan jangan sampai kejadian tersebut terulang kembali pada anaknya dimasa depan. Ada baiknya juga para subjek mencoba meningkatkan tingkat keimanan dalam agama, agar dapat secara perlahan mengurangi gaya pacaran yang salah seperti melakukan hubungan seksual di luar nikah. 5.3.2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan remaja akhir melakukan hubungan seksual di luar nikah dengan lebih mendalam lagi, agar hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini. Sehingga diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pengambilan keputusan remaja akhir yang telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. 81