H. Ajid Bin Tahir SISTIM SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PESISIR Oleh : Drs. H. Ajid Bin Tahir, M.Si COASTAL COMMUNITY CULTURAL SOCIAL SYSTEM Abstract Society is a group of people who are relatively independent, long life together, inhabiting a given territory, have the same culture, and do most of the activities within the group. Coastal communities as a small community with the ecological systems and cultural community as well as the residents of the local natural environment as the two basic elements in a chain of reciprocal influence steady of nature. They are generally subject to, and maintain its alignment, which is in line with their view that nature has magical powers. The coastal zone is an area of transition between the land and ocean, which when viewed from the coastline, the coastal region has two kinds of boundaries, the boundary parallel to the shoreline and perpendicular boundary coastline. As such, coastal community is a group of people who are relatively independent, live together long enough, ne inhabits coastal areas, have the same culture, which is identical to the natural coastal, and perform activities within the group. Social life takes place in a container called a community, and in the context of systems thinking, society is seen as a system. Hence social life should be seen as a whole or the totality and the parts or elements relate to each other, mutually dependent, and are in a unity, which is called the "social system". In public life; dynamic society is always changing, and changing social and cultural transformation shows a shift of social institutions continuously without stopping. Development which is another name of modernization, which aims to improve the quality of life of a nation economically, in terms of changing people's lives a traditional figure with a mechanical solidarity modern society characterized by organic solidarity (Emile Durkheim). Thus transformation through technology development (modernization) will affect the change in the characteristics of rural life or the coastal communities. Keywords: Socio-Cultural System, Coastal Communities A. Pendahuluan Kehidupan sosial budaya merupakan suatu sistem nilai. Sebelum menjelaskan sosial budaya sebagai suatu sistem nilai, terlebih dahulu dapat dijelaskan makna nilai secara terminologi. Nilai dalam bahasa Inggris disebut “Value”, sedangkan dari bahasa Latin disebut “Valere” yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, Berlaku dan kuat1. Nilai juga diartikan dengan “harga” atau sifat-sifat (hal-hal) yang 1 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, halaman 713. 30 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon penting atau Selanjutnya berguna kata nilai bagi kemanusiaan. diberikan imbuhan “budaya” menjadi “Nilai budaya” sehingga memberikan pengertian baru, yaitu konsep abstrak mengenai masalah dasar dan bernilai di kehidupan manusia2. Menurut Horton dan Hunt; Nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakekatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, Tahun 2002, halaman 783; Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir seseorang, tetapi ia tidak menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu itu salah atau benar.3 proses yang mengatur hubungan-hubungan tersebut.8 Nilai adalah suatu bagian penting dari Kehidupan social berlangsung dalam suatu kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah secara wadah yang disebut masyarakat, dan dalam moral, dapat diterima-kalau harmonis dengan konteks nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh dipandang sebagai sebuah system. Oleh karena masyarakat dimana tindakan itu dilakukan. Di itu kehidupan social harus dilihat sebagai suatu dalam masyarakat yang terus berkembang, nilai keseluruhan atau totalitas dan bagian-bagian senantiasa dimana atau unsur-unsur yang saling berhubungan satu pergeseran nilai dalam banyak hal juga akan sama lain, saling tergantung, dan berada dalam mempengaruhi perubahan folkways (tata cara suatu kesatuan; yang disebut dengan “sistim yang lazim dikerjakan) dan mores (kelakuan, social”. akan ikut berubah, pemikiran system, masyarakat tabiat, watak, akhlak, cara hidup).4 Sistem nilai-budaya terdiri dari konsepsi- B. Pengaruh Sistim Nilai (dalam sistim social konsepsi, yang hidup dalam pikiran sebagian budaya) terhadap kehidupan masyarakat. warga masyarakat, mengenai hal-hal yang System social adalah suatu pola interaksi harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup.5 Sementara itu kata sistem secara etimologis berasal dari bahasa Yunani “systema” yang artinya sehimpun dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.6 Sistem juga berarti social yang terdiri dari komponen-komponen social Sedangkan Talcot Parson memberi arti system komponen-komponen, dan dan melembaga Adapun sistem social budaya menurut Talcot Parson dalam Teori Fungsionalisme structural-nya adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistim dari pada bagian-bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lain; 2. Hubungan pengaruh mempengaruhi diantara bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda sebagai sebuah interdependensi antara bagianbagian, teratur (institutionalized). perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk susatu totalitas7. yang dan timbal balik (resiprositas); sekalipun proses- integrasi sempurna, social tidak namun terjadi secara secara fundamental sistem social selalu cenderung bergerak Paul B. Horton & Chester L Hunt, Sosiologi, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta, Tahun 1991, halaman 214. 4J.Dewi dan Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, Prenada Media, Jakarta, 2004, halaman 35. 5.Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas Dan Pembangunan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, halaman 25. 6 .Ibid, hlm. 124 7Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1076 3 kearah equilibrium yang bersifat dinamis. 3. Perubahan-perubahan yang terjadi didalam system hanya akan mencapai derajat yang minimal, sekalipun terjadi disfungsi, ketegangan-ketegangan dan penyimpangan- 8 Narwoko dan Suyanto, Op cit, halaman 124 Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 31 H. Ajid Bin Tahir penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan tetapi dalam jangka panjang Adapun karateristik dari system social keadaan memperlihatkan bahwa adanya unsur-unsur tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan atau komponen-komponen system itu saling sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian berhubungan dan proses institusionalisasi; bergantung, dapat ditemukan dalam setiap satu sama lain dan saling 4. Perubahan-perubahan di dalam system social kehidupan bermasyarakat dimana peran-peran pada numumnya terjadi secara gradual social sebagai komponen sistim social itu saling melalui berhubungan penyesuaian dan tidak secara revolusioner. dan saling tergantung. Karakteristik dari sistem social cenderung selalu 5. Perubahan-perubahan secara drastis hanya mempertahankan ekuilibrium (keseimbangan), terjadi pada bentuk luarnya saja, akan tetapi dalam artian bahwa bila dalam sebuah sistim unsur-unsur sosial yang menjadi bangunan social terjadi penyimpangan dasarnya teraturan dari tidak seberapa mengalami perubahan; berusaha 6. Pada dasarnya perubahan social timbul atau terjadi karena; atau ketidak norma, maka sistim akan menyesuaikan diri dan mencoba untuk kembali kepada keadaan semula10. penyesuaian-penyesuaian Dalam kehidupan masyarakat; masyarakat yang dilakukan oleh system social tersebut yang dinamis selalu mengalami perubahan, dan terhadap perubahan-perubahan yang datang perubahan social memperlihatkan transformasi dari luar; pertumbuhan melalui differensiasi budaya dan pergeseran institusi sosial terus structural dan fungsional ; dan penemuan- menerus tanpa henti. Oleh karena itu, dalam penemuan baru oleh anggota masyarakat. kaitannya dengan persentuhan nilai baru dalam 7. Faktor paling penting yang memiliki daya mengintegrasikan maka akan sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, maka consensus diantara anggota massyarakat akan sangat berpengaruh pada perubahan mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. masyarakat Jadi dikonstatir nilai social masyarakat, adalah sistem sistim kehidupan meruapakan berkembangnya integrasi sumber social.9 tersebut. oleh mengungkapkan Hal Peter ini sebagaimana Berger empat dalam karakteristik modernisasi (perubahan social), bahwa: Menurut Talcot Parson bahwa kehidupan social itu harus dipandang sebagai sebuah system, dalam artian bahwa kehidupan tersebut harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain, saling tergantung dan berada dalam suatu kesatuan. George Ritzer, dan Douglas J Goodman, Teori Sosiologi Modern, PT. Prenada Media, Jakarta, 2005, halaman 123. 9 32 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon 1. Modernisasi telah merusak ikatan solidaritas yang melekat pada kehidupan masyarakat tradisional. Kebersamaan dan kehidupan bersamas, sepenanggungan telah mengalami kehancuran. Nilai-nilai primordial yang membangun masyarakat telah bergeser kearah masyarakat yang 10 David Berry , Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun 2003, halaman 15-17 Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir berkarakter individual. Solidaritas mekanik 1. seperti yang dikemukakan oleh Durkheim telah bergeser 2. 3. ke solidaritas organic, Dimensi Struktural yaitu sistim nilai berpengaruh pada perubahan dalam sturuktur hubungan-hubungan impersonal berubah masyarakat, menjadi hubungan personal. munculnya Terjadi ekpansi pilihan personal (personal dan choice), merubah perubahan strata dan lembaga social. Jelasnya masyarakat tradisional yang pada mulanya dimensi-dimensi berpengaruh pada terjadinya dibingkai oleh kekuatan diluar control perubahan tersebut adalah seperti; bertambah manusia kini diwarnai menjadi pilihan atau berkurangnya kadar peranan, berpengaruh individual. Misalnya ditandai dengan selera pada perubahan aspek prilaku dan kekuasaan, masing-masing individu untuk melakukan berpengaruh pada perubahan peningkatan dan pilihan-pilihan. penurunan modernisasi telah Terjadi peningkatan keragaman keyakinan, terjadi peluang adanya rekonstruksi nilai dan norma. Nilai-nilai baru terbentuk oleh berbagai hasil dari masyarakat; 4. Dimensi Struktural; Terjadi orientasi ke depan dan kesadaran akan waktu, artinya modernisasi telah menggeser kehidupan masyarakat tradisional yang semula ditandai oleh orientasi kini dan disini (aposteriori) kepada orientrasi ke depan (apriori).11 Dari perspektif teori-teori tersebut, dapat dikatakan bahwa apabila terjadi penetrasi sistim nilai menjadi nilai baru panutan berbenturan masyarakat berpengaruh dengan nilai tertentu, lama maka terhadap pada akan kehidupan masyarakat tersebut. seperti perubahan peranan, peranan baru, perubahan peranan, munculnya sejumlah strata peranan baru, peranan atau pengkategorian peranan, terjadinya pergeseran dari wadah peranan, terjadinya modifikasi saluran komunikasi diantara peranan-peranan, terjadinya perubahan dari sejumlah tipe dan daya fungsi sebagai akibat dari struktur. Dalam dimensi structural ini, pengaruh sistim nilai baru, sangat mempengaruhi bagi perubahan-perubahan atau pergeseran status dan peranan individu-individu masyarakat pada lembaga-lembaga, institusi; seperti terjadinya perampingan struktur pemerintahan pada lembaga pemerintah daerah. Pada situasi seperti itu akan terjadi konflik kopentingan. Dari perspektif teori konflik, Dahrendorf menyatakan bahwa masyarakat mempunyai dua wajah, yaitu konflik (berkaitan dengan kepentingan) dan consensus (berkaitan dengan nilai integrasi).12 Dengan demikian ada dua Menurut Hilmes dan More ada tiga dimensi perubahan social akibat terjadinya perubahan nilai pada suatu masyarakat; yaitu : kelompok yang berkonflik menyangkut kepentingan; yaitu kelompok super-ordinat yang berusaha mempertahankan kelompok sub-ordinat status-quo, yang dan berusaha mengadakan perubahan. Namun sebagaimana 11 J.W. Ajawaila; Ringkasan Kuliah Kepulauan (Konflik dan Perubahan Sosial, 2006) Sosiologi 12 George Ritzer, dan Douglas J,Goodman, Op Cit, Halaman 153 Bagian I Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 33 H. Ajid Bin Tahir konsep equilibrium Talcot Parson, maka konfllik bersama, mendiami suatu wilayah tertentu, tersebut akan berujung pada consensus untuk memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan menerima perubahan-perubahan nilai tersebut. sebagian besar kegiatannya di dalam kelompok tersebut13. Sementara itu Ralph Linton (956), 2. Dimensi Cultural Dimensi dalam Cultural yaitu sistem nilai Sitorus masyarakat et. al sebagai (1998) mengartikan kelompok manusia yang berpengaruh kepada kebudayaan di dalam telah hidup dan bekerjasama cukup lama masyarakat, sehingga seperti: adanya penemuan mereka dapat mengatur dan (discovery) dalam berpikir, penemuan dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan pembaharuan hasil teknologi (invention), kontak social dengan batas yang dirumuskan secara dengan kebudayaan lain yang mengakibatkan jelas14 (Arif Satria, 2002:8). terjadinya difusi dan peminjaman kebudayaan Adapun wilayah pesisir adalah suatu (budaya lama diganti dengan budaya baru). wilayah peralihan antara daratan dan lautan, Dengan demikian pengaruh perubahan pada yang apabila ditinjau dari garis pantai, maka kebudayaan meliputi: wilayah pesisir memiliki dua macam batas, yaitu a. Inovasi budaya; penemuan, peniruan atau batas sejajar garis pantai dan batas yang tegak peminjaman alat-alat; lurus garis pantai. b. Difusi; penyebaran alat-alat dari suatu tempat ke tempat lain; Dengan demikian, masyarakat pesisir adalah sekelompok manusia yang secara relatif c. Integrasi; duplikasi, cara hidup yang lama dan baru dalam variable pola-pola. mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami uatu wilayah pesisir, memiliki kebudayaan yang sama, yang identik 3. Dimensi Interaksional; dengan alam pesisir, dan melakukan kegiatannya di dalam kelompok yaitu perubahan pada frekwensi hubungan tersebut. sosial dan perubahan arah yang bertentangan; Masyarakat pesisir atau masyarakat desa seperti perubahan jumlah kebiasaan interaksi pantai merupakan wujud komunitas kecil, para petani di ladang menjadi berkurang dengan ciri-cirinya sebagai berikut: disebabkan terjadinya pergantian alat pemotong a. padi (ani2) di ladang ke alat mesin, yang juga sekaligus mengurangi jumlah pekerja di ladang. Mempunyai identitas yang khas (distictiveness) b. Terdiri dari jumlah penduduk dengan jumlah yang cukup terbatas (smallnees) sehingga C. Pengaruh Penggunaan Teknologi padas Masyarakat Pulau Kecil Pedesaan/Pesisir, Terhadap saling mengenal sebagai individu yang Pulau- Kehidupan Masyarakat. 1. Pengertian Masyarakat Pesisir. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup 34 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon berkepribadian; c. Bersifat seragam dengan differensiasi terbatas (homogeneity); 13 Horton et al 1991 dalam Arif Satria Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir, Penerbit Pustaka Cidesindo, Jakarta, 2002, halaman 8. 14 Ibid, Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir d. Kebutuhan hidup penduduknya sangat terbatas sehingga semua dapat dipenuhi yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama itu16 sendiri tanpa bergantung pada pasar di luar 2. (all-providing self sufficiency) Teknologi pada Masyarakat Pesisir Teknologi pada hakekatnya adalah e. Memiliki karakter keras, tegas dan terbuka; i. Cepat menerima perubahan; “tangan” untuk melaksanakan kekuasaan yang f. Kompetitif; dan Prestise; dimiliki ilmu, yang merupakan hasil dari g. Memiliki keragaman dalam tingkat dan penerapan prilaku ekonomi;15 penelitian dan pengembangan lebih lanjut ilmu yang sudah mengalami sehingga manfaatnya lebih jelas bagi kehidupan Disamping ciri-ciri tersebut diatas, masyarakat pesisir sebagai komunitas kecil manusia17 (Johanes Mardimin (editor), 1994:101). merupakan system ekologi dengan masyarakat Sementara itu modernisasi merupakan dan kebudayaan penduduk serta lingkungan proses perubahan menuju tipe system social, alam setempat sebagai dua unsur pokok dalam ekonomi dan politik yang telah berkembang di suatu lingkaran pengaruh timbal balik yang Erofa Barat dan Amerika Utara dari abad ke 19 mantap. Terhadap alam, umumnya mereka dan 20 meluas ke Negara-negara Amerika tunduk, dan menjaga keselarasannya, hal ini Selatan, Asia serta Afrika. Everett Rogers sesuai dengan pandangan mereka bahwa alam mengatakan bahwa “modernisasi adalah proses memiliki kekuatan magis. dengan mana individu Dari interaksi mereka dengan alam dalam berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya menjaga keselarasannya (ekosistem), sangat hidup lebih kompleks dan maju secara teknologi berpengaruh pula pada system pengetahuan serta cepat berubah18 tentang cara penangkapan ikan, dimana Sebagaimana diketahui bahwa sistim mereka hanya cukup dengan seutas tali dengan pengetahuan masyarakat sebuah batu pemberat, mampu mendeteksi sederhana, tekhnologi yang dimilikinya masih arah dan kekuatan arus, dan kedalaman laut. sangat terikat dengan alam lingkungannya Demikian juga dengan cirri-ciri warna air laut, sebagai sebuah eko-sistem, dan tidak mengalami mereka dapat mengetahui bahwa saat itu ada perkembangan karena merupakan wilayah yang ikan atau tidak, ikan besar ataukah ikan kecil. terisolir. Oleh karena pola penangkapan ikan Dengan demikian komunitas masyarakat pesisir (desa pantai), merupakan masyarakat pesisir sangatlah masih merupakan pengetahun atau teknologi yang sangat sederhana. tradisional dengan ciri solidaritas mekanik menurut Emile Durkheim, yaitu kesadaran kolektif bersama consciousness/conscience) (collective yang menunjuk pada totalitas dan sentimen-sentimen bersama 15 Ibid, hlm. 12 (Lihat Arif Satria, 2002:11-12) 16 Paul Johnson, Doyle, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, Tahun 1994, halaman 183; 17 Johanes Mardimin, Johanes (editor), Jangan Tangisi Tradisi, Penerbit PT. Kanisius, Jogjakarta, Tahun 1994, halaman 101 18 Arif, Saiful, Menolak Pembangunanisme, Penerbit PT. Pustaka Pelajar, Jogjakarta, Tahun 2000, halaman 1 Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 35 H. Ajid Bin Tahir 3. Pengaruh Tekhnologi pada Masyarakat Pesisir/Pedesaan. Demikian pula dengan terjadi pembangunan fisik pada wilayah masyarakat pesisir/pedesaan, seperti pembangunan sarana Perkembangan teknologi sebagai dampak globalisasi di akhir abad ke 20 berlangsung sangat cepat dan akibat yang ditimbulkannya mempengaruhi bidang-bidang lainnya, diantaranya social-budaya masyarakat. pesisir/pedesaan, membuat betapa mudahnya transformasi tekhnologi dalam kehidupan bertujuan untuk artian merubah tradisional sosok dengan moderen yang bercirikan solidaritas organic transformasi Dengan demikian teknologi lewat pembangunan (modernisasi) akan mempengaruhi pada perubahan karakteristik kehidupan masyarakat pesisir atau pedesaan tersebut. Sebagai contoh kasus terjadi perubahan dampak dari transformasi teknologi, adalah ketika pertama kali siaran televisi lewat parabola yang menayangkan pola budaya barat (tentang cara berpakaian-mode, cara bersikap dan lain-lain), pada awalnya akan mengalami kejutan budaya (culrtural schok), dari segi norma social menambatkan perahunya, maka akan terjadi benturan kepentingan, terjadi konflik antara ujungnya dari perspektif konflik Dahrendorf akan terjadi consensus, dengan cara convensasi secara mekanik; akan sangat mempengaruhi masyarakat Durkheim). dan memberikan armada kapal motor dan jaring solidaritas mekaniknya menjadi masyarakat (Emile ikan masyarakat yang dalam mencari kehidupan memperbaiki kualitas hidup suatu bangsa secara ekonomis19, nelayan khususnya Pembangunan yang merupakan nama lain modernisasi, para budaya tersebut. dari tempat masyarakat dan developer, walaupun pada Dengan ciri keterbukaan dari masyarakat terjadi gedung dan jalan dengan cara menggusur pantai masyarakat mekanik mengenai kesopanan dalam berpakaian dan bersikap akan perubahan pada sikap hidup karena kebiasaan one day fishing (satu hari melaut) menjadi one week fishing (semingu melaut). Akibatnya adat istiadat dan peran dalam masyarakat yang selama ini dilaksanakannya setiap hari, akan diganti dengan yang lain, bahkan pengaruh kharismatik pun ikut berubah. D. Kesimpulan. Berdasarkan penjelasan uraian-uraian bagaimana sistem tentang nilai dalam masyarakat, dan pemilikan teknologi baru, sangat berpengaruh bagi kehidupan social masyarakat pesisir atau pedesaan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya di dalam kelompok tersebut. berubah pada kalangan remaja, sedangkan 2. Masyarakat pesisir atau pedesaan adalah orang tua akan resah; lalu terjadi gap antara masyarakat yang tradisional, dengan ciri kalangan remaja dan orang tua. solidaritas mekanik; yaitu kesadaran kolektif bersama 36 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon (collective consciousness/ Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir conscience) yang menunjuk pada totalitas dan 8. Pembangunan fisik pada wilayah sentimen-sentimen bersama yang rata-rata masyarakat ada pada warga masyarakat yang sama itu. pembangunan sarana gedung dan jalan 3. Masyarakat adalah seperti sekelompok dengan cara menggusur pantai tempat para manusia yang secara relatif mandiri, cukup nelayan mencari ikan dan menambatkan lama hidup bersama, mendiami uatu wilayah perahunya, pesisir, memiliki kepentingan, yang identik pesisir pesisir/pedesaan, kebudayaan yang sama, sering terjadi terjadi benturan konflik antara dengan alam pesisir, dan masyarakat dan developer, walaupun pada melakukan kegiatannya di dalam kelompok ujungnya dari perspektif konflik Dahrendorf tersebut. akan terjadi consensus, dengan cara 4. Adapun wilayah pesisir adalah suatu wilayah convensasi memberikan armada kapal motor peralihan antara daratan dan lautan, yang dan jaring secara mekanik; akan sangat apabila ditinjau dari garis pantai, maka mempengaruhi perubahan pada sikap hidup wilayah pesisir memiliki dua macam batas, karena kebiasaan one day fishing (satu hari yaitu batas sejajar garis pantai dan batas melaut) menjadi one week fishing (semingu yang tegak lurus garis pantai. melaut). Akibatnya adat istiadat dan peran 5. Sistim pengetahuan masyarakat sangatlah pesisir sederhana, tekhnologi yang dalam masyarakat yang selama ini dilaksanakannya setiap hari, akan diganti dimilikinya masih sangat terikat dengan dengan yang lain, bahkan alam lingkungannya sebagai sebuah eko- kharismatik pun ikut berubah pengaruh sistem, dan tidak mengalami perkembangan karena merupakan wilayah yang terisolir. DAFTAR PUSTAKA Oleh karena pola penangkapan ikan masih merupakan pengetahun atau teknologi yang Abraham, M. Prancis, Moedrnisasi di Dunia sangat sederhana. 6. Namun sentuhan Ketiga, Penerbit PT. Tiara Wacana, Pembangunan yang merupakan nama lain dari modernisasi Jogjakarta, Tahun 1991; Arif, Saiful, Menolak Pembangunanisme, Pustaka dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup suatu bangsa secara ekonomis, merubah Pelajar, Jogjakarta, 2000; Berry David, Pokok-pokok sosok kehidupan masyarakat tradisional Sosiologi, dengan solidaritas mekaniknya Jakarta, Tahun 2003. masyarakat moderen yang menjadi bercirikan solidaritas organic (Emile Durkheim). 7. Transformasi teknologi lewat pembangunan (modernisasi) akan mempengaruhi pada perubahan karakteristik kehidupan masyarakat pesisir atau pedesaan tersebut. J.W. Ajawaila; Raja Pikiran Grafindo Ringkasan Kuliah Dalam Persada, Sosiologi Kepulauan (Konflik dan Perubahan Sosial, Tahun 2006); John Rex, Analisa Sistem Sosial, Penerbit PT. Bina Aksara, Jakarta, Tahun 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2002; Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 37 H. Ajid Bin Tahir Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas Dan Pembangunan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Lorens Bagus, Kamus Filsafat,Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Tahun 2005. Mardimin, Johanes, Jangan Tangisi Tradisi, Kanisius, Jogjakarta, 1994 Narwoko, J.Dewi dan Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, Prenada Media, Jakarta, 2004 38 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon Paul Johnson, Doyle, Teori Sosiologi Klasik Dan Modern, Gramedia, Jakarta, 1994 Ritzer, George, dan Goodman, Douglas J, Teori Sosiologi Modern, Prenada Media, Jakarta, Tahun 2005. Satria, Arif, Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir, Pustaka Tahun 2002. Cidesindo, Jakarta,