sistim sosial budaya masyarakat pesisir

advertisement
H. Ajid Bin Tahir
SISTIM SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PESISIR
Oleh : Drs. H. Ajid Bin Tahir, M.Si
COASTAL COMMUNITY CULTURAL SOCIAL SYSTEM
Abstract
Society is a group of people who are relatively independent, long life together, inhabiting a given
territory, have the same culture, and do most of the activities within the group. Coastal communities as
a small community with the ecological systems and cultural community as well as the residents of the
local natural environment as the two basic elements in a chain of reciprocal influence steady of nature.
They are generally subject to, and maintain its alignment, which is in line with their view that nature
has magical powers.
The coastal zone is an area of transition between the land and ocean, which when viewed from the
coastline, the coastal region has two kinds of boundaries, the boundary parallel to the shoreline and
perpendicular boundary coastline. As such, coastal community is a group of people who are relatively
independent, live together long enough, ne inhabits coastal areas, have the same culture, which is
identical to the natural coastal, and perform activities within the group.
Social life takes place in a container called a community, and in the context of systems thinking,
society is seen as a system. Hence social life should be seen as a whole or the totality and the parts or
elements relate to each other, mutually dependent, and are in a unity, which is called the "social
system". In public life; dynamic society is always changing, and changing social and cultural
transformation shows a shift of social institutions continuously without stopping. Development which is
another name of modernization, which aims to improve the quality of life of a nation economically, in
terms of changing people's lives a traditional figure with a mechanical solidarity modern society
characterized by organic solidarity (Emile Durkheim). Thus transformation through technology
development (modernization) will affect the change in the characteristics of rural life or the coastal
communities.
Keywords: Socio-Cultural System, Coastal Communities
A. Pendahuluan
Kehidupan sosial budaya merupakan suatu
sistem nilai. Sebelum menjelaskan sosial budaya
sebagai suatu sistem nilai, terlebih dahulu dapat
dijelaskan makna nilai secara terminologi.
Nilai dalam bahasa Inggris disebut “Value”,
sedangkan dari bahasa Latin disebut “Valere”
yang artinya berguna, mampu akan, berdaya,
Berlaku dan kuat1. Nilai juga diartikan dengan
“harga”
atau
sifat-sifat
(hal-hal)
yang
1 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005, halaman 713.
30 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
penting
atau
Selanjutnya
berguna
kata
nilai
bagi
kemanusiaan.
diberikan
imbuhan
“budaya” menjadi “Nilai budaya” sehingga
memberikan pengertian baru, yaitu konsep
abstrak mengenai masalah dasar dan bernilai di
kehidupan manusia2.
Menurut Horton dan Hunt; Nilai adalah
gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu
berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakekatnya
mengarahkan
perilaku
dan
pertimbangan
2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta, Tahun 2002, halaman 783;
Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
seseorang, tetapi ia tidak menghakimi apakah
sebuah perilaku tertentu itu salah atau
benar.3
proses
yang mengatur hubungan-hubungan
tersebut.8
Nilai adalah suatu bagian penting dari
Kehidupan social berlangsung dalam suatu
kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah secara
wadah yang disebut masyarakat, dan dalam
moral, dapat diterima-kalau harmonis dengan
konteks
nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh
dipandang sebagai sebuah system. Oleh karena
masyarakat dimana tindakan itu dilakukan. Di
itu kehidupan social harus dilihat sebagai suatu
dalam masyarakat yang terus berkembang, nilai
keseluruhan atau totalitas dan bagian-bagian
senantiasa
dimana
atau unsur-unsur yang saling berhubungan satu
pergeseran nilai dalam banyak hal juga akan
sama lain, saling tergantung, dan berada dalam
mempengaruhi perubahan folkways (tata cara
suatu kesatuan; yang disebut dengan “sistim
yang lazim dikerjakan) dan mores (kelakuan,
social”.
akan
ikut
berubah,
pemikiran
system,
masyarakat
tabiat, watak, akhlak, cara hidup).4
Sistem nilai-budaya terdiri dari konsepsi-
B. Pengaruh Sistim Nilai (dalam sistim social
konsepsi, yang hidup dalam pikiran sebagian
budaya) terhadap kehidupan masyarakat.
warga masyarakat, mengenai hal-hal yang
System social adalah suatu pola interaksi
harus
mereka
anggap
amat bernilai dalam
hidup.5
Sementara
itu
kata
sistem
secara
etimologis berasal dari bahasa Yunani “systema”
yang artinya sehimpun dari bagian-bagian atau
komponen-komponen yang saling berhubungan
satu sama lain secara teratur dan merupakan
suatu
keseluruhan.6
Sistem
juga
berarti
social yang terdiri dari komponen-komponen
social
Sedangkan Talcot Parson memberi arti system
komponen-komponen,
dan
dan
melembaga
Adapun sistem social
budaya menurut Talcot Parson dalam Teori
Fungsionalisme
structural-nya adalah sebagai
berikut :
1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu
sistim dari pada bagian-bagian yang saling
berhubungan satu dengan yang lain;
2. Hubungan pengaruh mempengaruhi diantara
bagian-bagian tersebut adalah bersifat ganda
sebagai sebuah interdependensi antara bagianbagian,
teratur
(institutionalized).
perangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk susatu totalitas7.
yang
dan timbal balik (resiprositas); sekalipun
proses-
integrasi
sempurna,
social
tidak
namun
terjadi
secara
secara
fundamental
sistem social selalu cenderung bergerak
Paul B. Horton & Chester L Hunt, Sosiologi,
Penerbit PT. Erlangga, Jakarta, Tahun 1991, halaman 214.
4J.Dewi
dan Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks
Pengantar Dan Terapan, Prenada Media, Jakarta, 2004,
halaman 35.
5.Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas Dan
Pembangunan, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2004,
halaman 25.
6 .Ibid, hlm. 124
7Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 1076
3
kearah equilibrium yang bersifat dinamis.
3.
Perubahan-perubahan yang terjadi didalam
system hanya akan mencapai derajat yang
minimal,
sekalipun
terjadi
disfungsi,
ketegangan-ketegangan dan penyimpangan-
8
Narwoko dan Suyanto, Op cit, halaman 124
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 31
H. Ajid Bin Tahir
penyimpangan senantiasa terjadi juga, akan
tetapi
dalam
jangka
panjang
Adapun karateristik dari system social
keadaan
memperlihatkan bahwa adanya unsur-unsur
tersebut pada akhirnya akan teratasi dengan
atau komponen-komponen system itu saling
sendirinya melalui penyesuaian-penyesuaian
berhubungan
dan proses institusionalisasi;
bergantung, dapat ditemukan dalam setiap
satu
sama
lain
dan
saling
4. Perubahan-perubahan di dalam system social
kehidupan bermasyarakat dimana peran-peran
pada numumnya terjadi secara gradual
social sebagai komponen sistim social itu saling
melalui
berhubungan
penyesuaian
dan
tidak secara
revolusioner.
dan
saling
tergantung.
Karakteristik dari sistem social cenderung selalu
5. Perubahan-perubahan secara drastis hanya
mempertahankan ekuilibrium (keseimbangan),
terjadi pada bentuk luarnya saja, akan tetapi
dalam artian bahwa bila dalam sebuah sistim
unsur-unsur sosial yang menjadi bangunan
social terjadi penyimpangan
dasarnya
teraturan dari
tidak
seberapa
mengalami
perubahan;
berusaha
6. Pada dasarnya perubahan social timbul atau
terjadi
karena;
atau
ketidak
norma, maka sistim akan
menyesuaikan diri dan mencoba
untuk kembali kepada keadaan semula10.
penyesuaian-penyesuaian
Dalam kehidupan masyarakat; masyarakat
yang dilakukan oleh system social tersebut
yang dinamis selalu mengalami perubahan, dan
terhadap perubahan-perubahan yang datang
perubahan social memperlihatkan transformasi
dari luar; pertumbuhan melalui differensiasi
budaya dan pergeseran institusi sosial terus
structural dan fungsional ; dan penemuan-
menerus tanpa henti. Oleh karena itu, dalam
penemuan baru oleh anggota masyarakat.
kaitannya dengan persentuhan nilai baru dalam
7. Faktor paling penting yang memiliki daya
mengintegrasikan
maka
akan sangat
berpengaruh pada kehidupan masyarakat, maka
consensus diantara anggota massyarakat
akan sangat berpengaruh pada perubahan
mengenai nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.
masyarakat
Jadi
dikonstatir
nilai
social
masyarakat,
adalah
sistem
sistim
kehidupan
meruapakan
berkembangnya integrasi
sumber
social.9
tersebut.
oleh
mengungkapkan
Hal
Peter
ini
sebagaimana
Berger
empat
dalam
karakteristik
modernisasi (perubahan social), bahwa:
Menurut Talcot Parson bahwa kehidupan
social itu harus dipandang sebagai
sebuah
system, dalam artian bahwa kehidupan tersebut
harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau
totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur
yang saling berhubungan satu sama lain, saling
tergantung dan berada dalam suatu kesatuan.
George Ritzer, dan Douglas J Goodman, Teori
Sosiologi Modern, PT. Prenada Media, Jakarta, 2005,
halaman 123.
9
32 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
1.
Modernisasi
telah
merusak
ikatan
solidaritas yang melekat pada kehidupan
masyarakat tradisional. Kebersamaan dan
kehidupan bersamas, sepenanggungan telah
mengalami
kehancuran.
Nilai-nilai
primordial yang membangun masyarakat
telah bergeser kearah masyarakat yang
10 David Berry , Pokok-pokok Pikiran Dalam
Sosiologi, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun
2003, halaman 15-17
Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
berkarakter individual. Solidaritas mekanik
1.
seperti yang dikemukakan oleh Durkheim
telah bergeser
2.
3.
ke solidaritas organic,
Dimensi Struktural yaitu sistim nilai
berpengaruh pada perubahan dalam sturuktur
hubungan-hubungan impersonal berubah
masyarakat,
menjadi hubungan personal.
munculnya
Terjadi ekpansi pilihan personal (personal
dan
choice),
merubah
perubahan strata dan lembaga social. Jelasnya
masyarakat tradisional yang pada mulanya
dimensi-dimensi berpengaruh pada terjadinya
dibingkai oleh kekuatan diluar control
perubahan tersebut adalah seperti; bertambah
manusia kini diwarnai menjadi pilihan
atau berkurangnya kadar peranan, berpengaruh
individual. Misalnya ditandai dengan selera
pada perubahan aspek prilaku dan kekuasaan,
masing-masing individu untuk melakukan
berpengaruh pada perubahan peningkatan dan
pilihan-pilihan.
penurunan
modernisasi
telah
Terjadi peningkatan keragaman keyakinan,
terjadi peluang adanya rekonstruksi nilai
dan norma. Nilai-nilai baru terbentuk oleh
berbagai hasil dari masyarakat;
4.
Dimensi Struktural;
Terjadi orientasi ke depan dan kesadaran
akan waktu, artinya modernisasi telah
menggeser
kehidupan
masyarakat
tradisional yang semula ditandai oleh
orientasi
kini
dan disini (aposteriori)
kepada orientrasi ke depan (apriori).11 Dari
perspektif
teori-teori
tersebut,
dapat
dikatakan bahwa apabila terjadi penetrasi
sistim nilai menjadi nilai baru panutan
berbenturan
masyarakat
berpengaruh
dengan
nilai
tertentu,
lama
maka
terhadap
pada
akan
kehidupan
masyarakat tersebut.
seperti
perubahan
peranan,
peranan baru, perubahan
peranan,
munculnya
sejumlah
strata
peranan
baru,
peranan
atau
pengkategorian peranan, terjadinya pergeseran
dari wadah peranan, terjadinya modifikasi
saluran komunikasi diantara peranan-peranan,
terjadinya
perubahan dari sejumlah tipe dan
daya fungsi sebagai akibat dari struktur.
Dalam dimensi structural ini, pengaruh
sistim nilai baru, sangat mempengaruhi bagi
perubahan-perubahan atau pergeseran status
dan peranan individu-individu masyarakat pada
lembaga-lembaga, institusi; seperti terjadinya
perampingan
struktur
pemerintahan
pada
lembaga pemerintah daerah. Pada situasi seperti
itu akan terjadi konflik kopentingan.
Dari perspektif teori konflik, Dahrendorf
menyatakan bahwa masyarakat mempunyai dua
wajah,
yaitu
konflik
(berkaitan
dengan
kepentingan) dan consensus (berkaitan dengan
nilai integrasi).12 Dengan demikian ada dua
Menurut Hilmes dan More ada tiga dimensi
perubahan social akibat terjadinya perubahan
nilai pada suatu masyarakat; yaitu :
kelompok
yang
berkonflik
menyangkut
kepentingan; yaitu kelompok super-ordinat yang
berusaha
mempertahankan
kelompok
sub-ordinat
status-quo,
yang
dan
berusaha
mengadakan perubahan. Namun sebagaimana
11
J.W. Ajawaila; Ringkasan Kuliah
Kepulauan (Konflik dan Perubahan Sosial, 2006)
Sosiologi
12 George Ritzer, dan Douglas J,Goodman, Op Cit,
Halaman 153 Bagian I
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 33
H. Ajid Bin Tahir
konsep equilibrium Talcot Parson, maka konfllik
bersama, mendiami suatu wilayah tertentu,
tersebut akan berujung pada consensus untuk
memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan
menerima perubahan-perubahan nilai tersebut.
sebagian besar kegiatannya di dalam kelompok
tersebut13. Sementara itu Ralph Linton (956),
2.
Dimensi Cultural
Dimensi
dalam
Cultural
yaitu
sistem
nilai
Sitorus
masyarakat
et.
al
sebagai
(1998)
mengartikan
kelompok manusia yang
berpengaruh kepada kebudayaan di dalam
telah hidup dan bekerjasama cukup lama
masyarakat,
sehingga
seperti:
adanya
penemuan
mereka
dapat
mengatur
dan
(discovery) dalam berpikir, penemuan dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan
pembaharuan hasil teknologi (invention), kontak
social dengan batas yang dirumuskan secara
dengan kebudayaan lain yang mengakibatkan
jelas14 (Arif Satria, 2002:8).
terjadinya difusi dan peminjaman kebudayaan
Adapun wilayah pesisir adalah suatu
(budaya lama diganti dengan budaya baru).
wilayah peralihan antara daratan dan lautan,
Dengan demikian pengaruh perubahan pada
yang apabila ditinjau dari garis pantai, maka
kebudayaan meliputi:
wilayah pesisir memiliki dua macam batas, yaitu
a. Inovasi budaya; penemuan, peniruan atau
batas sejajar garis pantai dan batas yang tegak
peminjaman alat-alat;
lurus garis pantai.
b. Difusi; penyebaran alat-alat dari suatu tempat
ke tempat lain;
Dengan
demikian,
masyarakat
pesisir
adalah sekelompok manusia yang secara relatif
c. Integrasi; duplikasi, cara hidup yang lama dan
baru dalam variable pola-pola.
mandiri, cukup lama hidup bersama, mendiami
uatu wilayah pesisir, memiliki kebudayaan yang
sama, yang identik
3. Dimensi Interaksional;
dengan alam pesisir, dan
melakukan kegiatannya di dalam kelompok
yaitu perubahan pada frekwensi hubungan
tersebut.
sosial dan perubahan arah yang bertentangan;
Masyarakat pesisir atau masyarakat desa
seperti perubahan jumlah kebiasaan interaksi
pantai merupakan wujud komunitas kecil,
para petani di ladang menjadi berkurang
dengan ciri-cirinya sebagai berikut:
disebabkan terjadinya pergantian alat pemotong
a.
padi (ani2) di ladang ke alat mesin, yang juga
sekaligus mengurangi jumlah pekerja di ladang.
Mempunyai
identitas
yang
khas
(distictiveness)
b. Terdiri dari jumlah penduduk dengan jumlah
yang cukup terbatas (smallnees) sehingga
C. Pengaruh Penggunaan Teknologi padas
Masyarakat
Pulau
Kecil
Pedesaan/Pesisir,
Terhadap
saling mengenal sebagai individu yang
Pulau-
Kehidupan
Masyarakat.
1. Pengertian Masyarakat Pesisir.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup
34 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
berkepribadian;
c.
Bersifat
seragam
dengan
differensiasi
terbatas (homogeneity);
13 Horton et al 1991 dalam Arif Satria Pengantar
Sosiologi Masyarakat Pesisir, Penerbit Pustaka Cidesindo,
Jakarta, 2002, halaman 8.
14 Ibid,
Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
d. Kebutuhan
hidup
penduduknya
sangat
terbatas sehingga semua dapat dipenuhi
yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang
sama itu16
sendiri tanpa bergantung pada pasar di luar
2.
(all-providing self sufficiency)
Teknologi pada Masyarakat Pesisir
Teknologi
pada
hakekatnya
adalah
e.
Memiliki karakter keras, tegas dan terbuka;
i.
Cepat menerima perubahan;
“tangan” untuk melaksanakan kekuasaan yang
f.
Kompetitif; dan Prestise;
dimiliki ilmu, yang merupakan hasil dari
g.
Memiliki keragaman dalam tingkat dan
penerapan
prilaku ekonomi;15
penelitian dan pengembangan lebih lanjut
ilmu
yang
sudah
mengalami
sehingga manfaatnya lebih jelas bagi kehidupan
Disamping
ciri-ciri
tersebut
diatas,
masyarakat pesisir sebagai komunitas kecil
manusia17
(Johanes
Mardimin
(editor),
1994:101).
merupakan system ekologi dengan masyarakat
Sementara itu modernisasi merupakan
dan kebudayaan penduduk serta lingkungan
proses perubahan menuju tipe system social,
alam setempat sebagai dua unsur pokok dalam
ekonomi dan politik yang telah berkembang di
suatu lingkaran pengaruh timbal balik yang
Erofa Barat dan Amerika Utara dari abad ke 19
mantap. Terhadap alam, umumnya mereka
dan 20 meluas ke Negara-negara Amerika
tunduk, dan menjaga keselarasannya, hal ini
Selatan, Asia serta Afrika. Everett Rogers
sesuai dengan pandangan mereka bahwa alam
mengatakan bahwa “modernisasi adalah proses
memiliki kekuatan magis.
dengan mana individu
Dari interaksi mereka dengan alam dalam
berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya
menjaga keselarasannya (ekosistem), sangat
hidup lebih kompleks dan maju secara teknologi
berpengaruh pula pada system pengetahuan
serta cepat berubah18
tentang
cara
penangkapan
ikan, dimana
Sebagaimana
diketahui
bahwa
sistim
mereka hanya cukup dengan seutas tali dengan
pengetahuan masyarakat
sebuah batu pemberat, mampu mendeteksi
sederhana, tekhnologi yang dimilikinya masih
arah dan kekuatan arus, dan kedalaman laut.
sangat terikat dengan alam lingkungannya
Demikian juga dengan cirri-ciri warna air laut,
sebagai sebuah eko-sistem, dan tidak mengalami
mereka dapat mengetahui bahwa saat itu ada
perkembangan karena merupakan wilayah yang
ikan atau tidak, ikan besar ataukah ikan kecil.
terisolir. Oleh karena pola penangkapan ikan
Dengan demikian komunitas masyarakat
pesisir (desa pantai), merupakan masyarakat
pesisir
sangatlah
masih merupakan pengetahun atau teknologi
yang sangat sederhana.
tradisional dengan ciri solidaritas mekanik
menurut Emile Durkheim, yaitu kesadaran
kolektif
bersama
consciousness/conscience)
(collective
yang
menunjuk
pada totalitas dan sentimen-sentimen bersama
15
Ibid, hlm. 12 (Lihat Arif Satria, 2002:11-12)
16 Paul Johnson, Doyle, Teori Sosiologi Klasik Dan
Modern, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta, Tahun 1994,
halaman 183;
17 Johanes Mardimin, Johanes (editor), Jangan
Tangisi Tradisi, Penerbit PT. Kanisius, Jogjakarta, Tahun
1994, halaman 101
18 Arif, Saiful, Menolak Pembangunanisme, Penerbit
PT. Pustaka Pelajar, Jogjakarta, Tahun 2000, halaman 1
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 35
H. Ajid Bin Tahir
3. Pengaruh
Tekhnologi
pada
Masyarakat
Pesisir/Pedesaan.
Demikian
pula
dengan
terjadi
pembangunan fisik pada wilayah masyarakat
pesisir/pedesaan, seperti pembangunan sarana
Perkembangan teknologi sebagai dampak
globalisasi di akhir abad ke 20 berlangsung
sangat cepat dan akibat yang ditimbulkannya
mempengaruhi
bidang-bidang
lainnya,
diantaranya social-budaya masyarakat.
pesisir/pedesaan, membuat betapa mudahnya
transformasi
tekhnologi
dalam
kehidupan
bertujuan
untuk
artian
merubah
tradisional
sosok
dengan
moderen yang bercirikan solidaritas organic
transformasi
Dengan
demikian
teknologi lewat pembangunan
(modernisasi)
akan
mempengaruhi
pada
perubahan karakteristik kehidupan masyarakat
pesisir atau pedesaan tersebut.
Sebagai contoh kasus terjadi perubahan
dampak dari transformasi teknologi, adalah
ketika pertama
kali siaran televisi lewat
parabola yang menayangkan pola budaya barat
(tentang cara berpakaian-mode, cara bersikap
dan lain-lain), pada awalnya akan mengalami
kejutan budaya (culrtural schok), dari segi
norma social
menambatkan perahunya, maka akan terjadi
benturan kepentingan, terjadi konflik antara
ujungnya dari perspektif konflik Dahrendorf
akan terjadi consensus, dengan cara convensasi
secara mekanik; akan sangat mempengaruhi
masyarakat
Durkheim).
dan
memberikan armada kapal motor dan jaring
solidaritas mekaniknya menjadi masyarakat
(Emile
ikan
masyarakat
yang
dalam
mencari
kehidupan
memperbaiki kualitas hidup suatu bangsa secara
ekonomis19,
nelayan
khususnya
Pembangunan yang merupakan nama lain
modernisasi,
para
budaya
tersebut.
dari
tempat
masyarakat dan developer, walaupun pada
Dengan ciri keterbukaan dari masyarakat
terjadi
gedung dan jalan dengan cara menggusur pantai
masyarakat mekanik mengenai
kesopanan dalam berpakaian dan bersikap akan
perubahan pada sikap hidup karena kebiasaan
one day fishing (satu hari melaut) menjadi one
week fishing (semingu melaut). Akibatnya adat
istiadat dan peran dalam masyarakat yang
selama ini dilaksanakannya setiap hari, akan
diganti dengan yang lain, bahkan pengaruh
kharismatik pun ikut berubah.
D. Kesimpulan.
Berdasarkan
penjelasan
uraian-uraian
bagaimana
sistem
tentang
nilai
dalam
masyarakat, dan pemilikan teknologi baru,
sangat berpengaruh bagi kehidupan social
masyarakat pesisir atau pedesaan, maka penulis
dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, cukup lama hidup
bersama, mendiami suatu wilayah tertentu,
memiliki
kebudayaan
yang
sama,
dan
melakukan sebagian besar kegiatannya di
dalam kelompok tersebut.
berubah pada kalangan remaja, sedangkan
2. Masyarakat pesisir atau pedesaan adalah
orang tua akan resah; lalu terjadi gap antara
masyarakat yang tradisional, dengan ciri
kalangan remaja dan orang tua.
solidaritas mekanik; yaitu kesadaran kolektif
bersama
36 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
(collective
consciousness/
Sistim Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
conscience) yang menunjuk pada totalitas dan
8.
Pembangunan
fisik
pada
wilayah
sentimen-sentimen bersama yang rata-rata
masyarakat
ada pada warga masyarakat yang sama itu.
pembangunan sarana gedung dan jalan
3. Masyarakat
adalah
seperti
sekelompok
dengan cara menggusur pantai tempat para
manusia yang secara relatif mandiri, cukup
nelayan mencari ikan dan menambatkan
lama hidup bersama, mendiami uatu wilayah
perahunya,
pesisir, memiliki
kepentingan,
yang identik
pesisir
pesisir/pedesaan,
kebudayaan yang sama,
sering
terjadi
terjadi
benturan
konflik
antara
dengan alam pesisir, dan
masyarakat dan developer, walaupun pada
melakukan kegiatannya di dalam kelompok
ujungnya dari perspektif konflik Dahrendorf
tersebut.
akan
terjadi
consensus,
dengan
cara
4. Adapun wilayah pesisir adalah suatu wilayah
convensasi memberikan armada kapal motor
peralihan antara daratan dan lautan, yang
dan jaring secara mekanik; akan sangat
apabila ditinjau dari garis pantai, maka
mempengaruhi perubahan pada sikap hidup
wilayah pesisir memiliki dua macam batas,
karena kebiasaan one day fishing (satu hari
yaitu batas sejajar garis pantai dan batas
melaut) menjadi one week fishing (semingu
yang tegak lurus garis pantai.
melaut). Akibatnya adat istiadat dan peran
5. Sistim pengetahuan masyarakat
sangatlah
pesisir
sederhana, tekhnologi yang
dalam
masyarakat
yang
selama
ini
dilaksanakannya setiap hari, akan diganti
dimilikinya masih sangat terikat dengan
dengan
yang
lain,
bahkan
alam lingkungannya sebagai sebuah eko-
kharismatik pun ikut berubah
pengaruh
sistem, dan tidak mengalami perkembangan
karena merupakan wilayah yang terisolir.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh karena pola penangkapan ikan masih
merupakan pengetahun atau teknologi yang
Abraham, M. Prancis, Moedrnisasi di Dunia
sangat sederhana.
6. Namun
sentuhan
Ketiga, Penerbit PT. Tiara Wacana,
Pembangunan
yang
merupakan nama lain dari modernisasi
Jogjakarta, Tahun 1991;
Arif, Saiful, Menolak Pembangunanisme, Pustaka
dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup
suatu bangsa secara ekonomis, merubah
Pelajar, Jogjakarta, 2000;
Berry
David,
Pokok-pokok
sosok kehidupan masyarakat tradisional
Sosiologi,
dengan solidaritas mekaniknya
Jakarta, Tahun 2003.
masyarakat
moderen
yang
menjadi
bercirikan
solidaritas organic (Emile Durkheim).
7. Transformasi teknologi lewat pembangunan
(modernisasi) akan mempengaruhi pada
perubahan
karakteristik
kehidupan
masyarakat pesisir atau pedesaan tersebut.
J.W.
Ajawaila;
Raja
Pikiran
Grafindo
Ringkasan
Kuliah
Dalam
Persada,
Sosiologi
Kepulauan (Konflik dan Perubahan
Sosial, Tahun 2006);
John Rex, Analisa Sistem Sosial, Penerbit PT. Bina
Aksara, Jakarta, Tahun 1985.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 2002;
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 37
H. Ajid Bin Tahir
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas Dan
Pembangunan,
Gramedia
Pustaka
Utama, Jakarta, 2004.
Lorens Bagus, Kamus Filsafat,Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
Tahun 2005.
Mardimin, Johanes, Jangan Tangisi Tradisi,
Kanisius, Jogjakarta, 1994
Narwoko, J.Dewi dan Suyanto, Bagong, Sosiologi
Teks Pengantar Dan Terapan, Prenada
Media, Jakarta, 2004
38 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
Paul Johnson, Doyle, Teori Sosiologi Klasik Dan
Modern, Gramedia, Jakarta, 1994
Ritzer, George, dan Goodman, Douglas J, Teori
Sosiologi
Modern,
Prenada
Media,
Jakarta, Tahun 2005.
Satria, Arif, Pengantar Sosiologi Masyarakat
Pesisir,
Pustaka
Tahun 2002.
Cidesindo,
Jakarta,
Download