Analisis Framing Pemberitaan Kampanye Pasangan Calon Walikota Hidayat dan Sigit Purnomo Di Koran Mercusuar OLEH : Agustina1 Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP - Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km. 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah Email : [email protected]/ Hp. 081343853791 ABSTRAK Agustina, B 501 12 090. Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik. Skripsi Analisis Framing Pemberitaan Kampanye Hidayat dan Sigit Purnomo di Koran harian Mercusuar di bawah bimbingan Andi Akifah sebagai Konsultan I dan M. Isa Yusaputra sebagai Konsultan II. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses framing dan konstruksi yang dilakukan oleh koran harian Mercusuar mengenai pasangan calon Hidayat dan Sigit Purnomo pada pilkada 2015. Untuk dapat melihat hasil framing yang dilakukan pada berita, digunakan analisis Framing model Gamson dan Mondigliani, yang membagi dua jenis perangkat antara lain Framing Devices yang terdiri dari Methapors, Exemplar, Cachprases, Depictions, visual images. Dan Reasoning Devices yang terdiri dari Roots,Appeal to Prinsiple, dan Consequences. Dari kedua frame tersebut dianalisis bagian teks mana saja yang digunakan untuk memenuhi unsur Framing. Selanjutnya diteliti melalui teori konstruksi realitas yang dilihat dari bagian ekternalisasi yang menyesuaikan antara kebutuhan masyarakat dengan berita yang ditampilkan. Objektivasi proses interaksi yang dilakukan dalam pencarian dan penulisan berita. Dan Internalisasi yang memusatkan pembentukan opini publik yang dilakukan media pada khalayak. Hasil penelitian menunjukkan tujuh pemberitaan Mercusuar mengenai kampanye Hidayat dan Sigit Purnomo yang dikonstruksi secara subjektif untuk mengarahkan pembaca kecitra narasumber. Berita yang disajikan bukan hanya ditulis berdasarkan realitas yang terjadi pada saat itu juga, beberapa berita didapatkan melalui rilis (kesimpulan kegiatan) dari tim sukses Hidayat dan Sigit Purnomo bukan merupakan hasil peliputan yang dilakukan langsung ditempat kejadian. Namun secara keseluruhan berita yang ditampilkan telah memenuhi unsur – unsur berita 5W + 1H dan juga memenuhi kategori framing Gamson dan Mondigliani. Kata kunci : Berita Kampanye, Framing, konstruksi realitas Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tadulako 1 1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi komunikasi, semakin memudahkan manusia untuk mengetahui tentang dunia di sekitarnya atau dunia yang asing baginya. Keberadaan media massa yang dari hari ke hari mengalami perbaikan baik dalam bidang teknologi maupun content-nya semakin menunjang usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut, meskipun sulit untuk dijangkau secara fisik karena beribu kilometer jauhnya. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Media massa bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu, dan mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2009: 9). Peran media massa sangat kuat di kehidupan politik di masa sekarang. Media tidak hanya memberi informasi politik, melainkan juga menjadi pendorong perubahan politik, karena media massa mempunyai kekuatan untuk membentuk budaya dan wacana politik. media juga memainkan peran besar dalam menjadikan sebuah kandidat, dengan sifat-sifat tertentu yang lebih menonjol dibandingkan dengan kandidat lainnya. Di akhir tahun 2015, Indonesia diramaikan dengan Pemilihan Gubernur dan Kepala Daerah Kabupaten dan Kota, diantaranya sembilan Provinsi, 170 Kabupaten, dan 26 Kota yang berada di Indonesia. Salah satunya adalah Kota Palu. Pemilihan ini berlaku serentak pada tanggal 9 Desember 2015 di semua tempat yang sudah ditetapkan KPU.Dengan adanya peristiwa politik seperti ini, harian lokal pun banyak memuat berita mengenai PILKADA ini, dan subjektivitas kadang muncul di dalamnya. Salah satu contoh subjektivitas yang ada dalam pemberitaan ini adalah yang terjadi pada Harian Mercusuar yang banyak memuat berita Kampanye Pasangan Calon Walikota Palu Hidayat dan Sigit Purnomo. Kampanye merupakan aktivitas komunikasi yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain agar ia memiliki wawasan, sikap perilaku sesuai dengan kehendak dan keinginan penyebar atau pemberi informasi. Dalam konteks komunikasi politik, kampanye dimaksudkan untuk memobilisasi dukungan terhadap suatu hal atau kandidat. Kampanye juga sebagai upaya persuasif untuk mengajak orang lain yang belum sepaham atau belum yakin pada ide-ide yang ditawarkan. Oleh sebab itu media mengemas pemberitaan kampanye sebaik mungkin, sehingga ide-ide yang dilontarkan bisa dimasukan kedalam pikiran pembaca atau khalayak luas yang diharapkan dukungannya . Kampanye pada pemilu 2015 merupakan hal yang cukup menarik untuk dibahas, terutama dalam penggunaan media komunikasi. Pemberitaan yang sering terjadi pun bukan hanya secara objektif namun terlihat subjektif jika dicermati lebih dalam. Bahkan media massa digunakan sebagai tempat pencitraan kandidat, tanpa sadar keduanya saling membutuhkan. Media membutuhkan sumber informasi, kandidat membutuhkan media sebagai sarana untuk mengenalkan diri mereka dan memperlihatkan program kerja yang akan dilakukan. Aktivitas media dalam melaporkan perisiwa-peristiwa politik sering memberi dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan politik. Surat kabar adalah salah satu media yang dapat mempengaruhi pemilih, maka perlu diketahui bagaimana orang media mempengaruhi pikiran, sikap dan perilaku para pemilih. Dengan adanya koran semua informasi yang dikemukanan oleh narasumber akan tersimpan dalam bentuk tulisan. Sekali waktu jika itu bertentangan akan menjadi bukti bahwa apa yang ditulis media tidak serta merta berupa fakta namun terdapat opini yang membentuk pola pikir orang kepada kandidat. 2 Mercusuar adalah salah satu media lokal yang sering memuat berita seputar pasangan calon walikota Hidayat dan Sigit Purnomo, berbeda dengan media lokal lainnya yang hanya memuat satu hingga dua berita mengenai pasangan calon tersebut. Mercusuar mengemas pemberitaan seputar pasangan tersebut secara menarik dengan konsep yang berbeda dari media lainnya. Analisis framing memandang wacana berita semacam arena peran simbolik antar pihak-pihak yang berkepentingan dengan pokok persoalan wacana. Masing-masing pihak menyajikan perspektif untuk memberikan pemaknaan terhadap suatu persoalan agar diterima oleh khalayak, bahwa pertarungan lewat framing menetukan peristiwa mana yang ditekankan. Surat kabar yang berperan sebagai media massa menjadi arena kritis dari pertarungan, dan gerakan sosial, menempatkan media pada peran menentukan arti penting isu dihadapan khalayak. Tetapi peningkatan perhatian ittu sendiri lebih pada lingkungan politik. sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Konstruksi berita akan dilakukan sebagai bahan pertimbangan pada pembaca untuk memikirkan siapa yang akan dipilihnya untuk menjadi walikota dan wakil walikota. Realitas yang diangkat pun bukan hanya seperti kejadian yang terjadi, tapi juga ada beberapa kejadian yang diulas serta dikonstruksi sehingga pembaca akan merasa seperti berada pada kejadian dan situasi tersebut. Sebuah fenomena yan menonjol dalam Pilkada 2015 yaitu semakin kuatnya peran media massa di Indonesia dalam proses mengkonstruksi citra para kandidat perseorangan maupun organisasi partai politik. Dengan karakteristiknya yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serenak dan sesaat. Pada penelitian terdahulu yang berjudul “Analisis Pemberitaan Selebriti Berpolitik Pada Media Massa (Sebuah Analisis Framing Pada Surat Kabar Kompas)” yang diteliti oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Tadulako, Ade Nuriadin angkatan 2006 juga menganalisis berita berdasarkan framing model Gamson dan Mondigliani yang kemudian dikaji menggunakan teori konstruksi realitas. Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penilitian yang sama guna mendapatkan gambaran tentang “Analisis Framing Pemberitaan Kampanye Pasangan Calon Walikota Hidayat dan Sigit Purnomo Di Koran Mercusuar”. Sampai saat ini banyak penelitian tentang pemberitaan kampanye, namun tidak merujuk kepada pasangan calon tersebut. TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Massa Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988), “mass communication is a process whereby mass produced message are transmittedto large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen (Nurudin, 2009: 12). Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Tamburaka, 2012: 15). Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa meliputi: komunikator, media massa, informasi (pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik), dan umpan balik. 3 Selain itu, komunikasi massa juga memiliki fungsi tersendiri yang pernah di kemukakan oleh Harold Lasswell yakni, (1) surveillance of the environment (fungsi pengawasan), (2) correlaion of the part of society in responding to the environment (fungsi korelasi), (3) transmission of the social heritage from ane generation to the next (fungsi pewasiran sosial). Sama seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1988) menambahkan fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi(Nurudin, 2009: 64). Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antarpesonal dan komunikasi interpersonal. Perbedaan itu meliputi komponen-komponen yang terlibat didalamnya, juga proses berlangsungnya komunikasi tersebut melalui suatu media. Banyak ahli komunikasi yang berusaha mendefinisikan dengan ragam yang berbeda. Namun dari sekian banyak definisi komunikasi massa terdapat sebuah kesamaan yakni komunikasi massa merupakan komunikasi yang dilakukan melalui media massa yaitu media cetak (surat kabar) dan media elekronik (radio dan TV). Media Massa Media massa (saluran) atau komunikasi yang menjadi bagian sosial integral dari kehidupan yang dihasilkan dari teknologi modern, atau media massa merupakan saluran yang dimanfaatkan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak dalam jumlah besar dan heterogen serta terpisah-pisah. Berdasarkan apa yang kita lihat, media massa dibedakan atas dua jenis, yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. Namun untuk media massa cetak memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh media massa elekronik. Memiliki ciri-ciri khusus yaitu pesan-pesan yang disiarkan dalam media massa cetak dapat diulangi dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca pada tiap kesempatan (Effendy, 2007: 145). Surat Kabar Surat Kabar yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran plano, terbit secara teratur, bisa setiap hari atau seminggu satu kali (Djuroto, 2004: 11). Surat kabar juga merupakan sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak, berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan-iklan yang diterbitkan secara berkala bisa Surat kabar harian, mingguan, bulanan, serta diedarkan secara umum, isinya pun harus aktual juga bersifat universal, maksudnya pemberitaannya harus bersangkut paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan (Junaedhie, 1999: 257). Dari defenisi diatas peneliti dapat menyimpulan bahwa surat kabar adalah lembaran yang tercetak dan berisi tentang suatu peristiwa yang terjadi atau iklan yang terbit secara periodik, bersifat aktual, universal, dan menyangkut human interest. Berita Seperti yang dikemukakan Mitchell V. Charnley (Kusumaningrat dan Kusumaningrat 2006:39) bahwa berita adalah laporan aktual. Tentang fakta dan opini yang menarik atau penting, atau keduanya, bagi sejumlah orang.Sedang mengenai durasi sebuah berita, meski sependek mungkin asal sudah memenuhi unsur kelayakan informasi tanpa 4 menyimpang aspek atau rumus 5W+1H, yaitu What, Who, When, Where, Why, How. Melihat pendapat diatas, ada pula definisi berita yang dikemukakan oleh ahli yang sama Hornoby dan Macdougall (Effendy, 2007:20), news sebagai loparan tentang apa yang terjadi paling mutakhir (sangat baru), baik peristiwannya maupun faktannya. Berita adalah hal yang selalu dicari oleh para reporter mengenai laporan tentang fakta yang terlibat dalam suatu peristiwa, namun bukanlah hakiki dari peristiwa berita itu sendiri. Analisis Framing Metode analisis framing Gamson dan Mondigliani ini, merupakan salah satu metode framing yang kerap digunakan untuk melihat upaya media mengemas berita (Sobur, 2009: 179). Dalam model yang di buat oleg Gamson dan Modigliani, frame dipandang sebagai cara bercerita (story line) aau gagasan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana (Eriyanto, 2012: 270). Model Gamson dan Mondigliani (lihat gambar 1), didasarkan pada pendekatan kontruksionis yang melihat representasi media (berita dan artikel), terdiri dari package interpretatif yang mengandung dua struktur. Kedua struktur tersebut ialah core frames dan condensing symbols(Sobur, 2009: 176). Adapun struktur yang dimaksud tersebut dalam buku Analisis Teks Media (Sobur, 2009: 179 - 180)., ialah : pertama, struktur core frame (gagasan sentral), merupakan pusat organisasi elemen-elemen ide yang membantu komunikator untuk menunjukkan substansi isu yang tengah dibicarakan. Pada dasarnya berisi elemen-elemen inti untuk memberikan pengertian yang relevan terhadap peristiwa, dan mangarahkan makna isu yang dibangun condensing symbol (simbol yang “dimampatkan”). Sedangkan yang kedua, struktur condensing symbol adalah hasil percermatan terhadap interaksi perangkat simbolik (framing devices dan reasoning devices) sebagai dasar digunakan perspektif. Struktur framing device yang mencakup metaphors, exemplars, catchprases, depictions, dan visual images menekankan aspek bagaimana “melihat”suatu isu. Struktur reasoning devices menekankan aspek pembenaran terhadap cara “melihat “ isu, yakni roots (analisis kausal) dan appeals to principle (klaim moral). Secara literal dalam (Sobur, 2009: 179 – 181), metaphors dipahami sebagai cara memindah makna dengan merelasikan dua fakta melalui analogi, atau memakai kiasan dengan menggunakan kata-kata seperti ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana. Exemplars mengemas fakta tertentu secara mendalam agar satu sisi memiliki bobot makna lebih untuk dijadikan rujukan/pembelajaran. Cathphrases istilah, bentukan kata, frase khas cerminan fakta yang merujuk pemikiran atau semangat tertentu. Dalam teks berita, cathphrases mewujudkan dalam bentuk jargon, slogaan, atau semboyan. Depictions, penggambaran fakta dengan memakai kata, istilah, kalimat konotatif agar khalayak terarah ke citra tertentu. Visual images, pemakaian foto, diagram, garis, tabel, kartun, dan sejenisnya untuk mengekspresikan kesan, misalnya perhatian atau penolakan, dibesarkan-dikecilkan, ditebalkan atau dimiringkan, serta pemakaian warna. Roots (analisis kausal), pembenaran isu dengan menghubungkan suatu objek atau lebih yang dianggap menjadi sebab timbulnya atau terjadinya hal yang lain. Appeal to prinsiple, pemikiran, prinsip, klaim moral, sebagai argumentasi pembenar membangun berita, berupa pepatah, cerita rakyat, mitos, doktrin, ajaran, dan sejenisnya. Appeal to 5 prinsiple yang apriori, dogmatis, simplistik, dan monokausal (non logis) bertujuan membuat khalayak tak berdaya menyanggah argumentasi. Gambar 1 Framing Analysis Model gamson dan Mondigliani Media Package Core Frames Condensing Symbol Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar unuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Anilisis Framing. 2009, hlm:181. Konstruksi Realitas Framing Devices: Reasoning Devices : 1. Methapors 1. Roots Pada prinsipnya proses kontruksi adalah upaya “menceritakan” 2. Exemplaar 2. realitas Appeals to Principle (konseptualisasi) sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal 3. Cathchphrases 3. Consequences yang berkaitan dengan politik. Bahkan karena sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media 4. Depiction massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media tiada lain adalah 5. Visual Images realitas yang telah dikonstruksikan (constructed reality) sedemikian rupa susunannya hingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna (Hamad, 2004: 11). Konsep mengenai teori ini diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif Peter L. Berger. Untuk Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi sebaliknya, dibenuk dan dikonstruksi (Bungin, 2006: 188-189). Pandangan teori ini secara jelas menggambarkan bahwa realitas itu bersifat subjektif, yang berarti sebuah realitas akan dipandang berbeda dari satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan pandangan ini dikarenakan setiap individu mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkaran pergaulan atau sosial yang berbeda. Pemberitaan pada media massa merupakan realitas yang dikonstruksi (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna (Hamad, 2004: 12). Media massa menyusun berbagai realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana. Realitas yang dikonstruksi tersebut dipengaruhi berbagai faktor baik eksternal maupun internal yang ada pada media tersebut. Faktor eksternal berhubungan dengan sistem politik dan ekonomi. Sedangkan faktor internal dipengaruhi oleh ideologi media, wartawan sebagai orang yang tidak bebas nilai, dan sebagainya. Teori dan pendekatan konstruksi sosial dan realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu ekternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Semua proses ini terjadi di antara individu yang satu dengan individu lain. Eksternalisasi, merupakan sebuah proses bagi individu untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang berada di luar dirinya. Objectivasi, yaitu hasil yang dicapai, baik mental maupun fisik dari 6 proses penyesuaian diri tadi (eksternalisasi). Internalisasi, proses ini lebih mengarah kepada penerapan kembali dunia objektif kedalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial (Bungin, 2011: 15). METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan lokasi penelitian bertempat di kantor Media Mercusuar dengan 7 berita dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kliping berita. Teknik analisis data menggunakan analisis framing model Gamson dan Mondigliani tampa menggunakan perhitungan. Penelitian ini didasarkan pada pencarian konstruksi yang digunakan oleh surat kabar Mercusuar mengenai pemberitaan kampanye politik pasangan calon walikota Hidayat – Sigit Purnomo dari tanggal 28 November sampai 15 Desember 2015. Berdasarkan hal itu, penelitian ini menggunakan Analisis Framing Gamson dan Mondigliani untuk menganalisis pemberitaan dalam surat kabar Mercusuar mengenai Pemberitaan Politik. Selain itu, hasil analisis akan dikaji dengan teori konstruksi untuk melihat realitas yang dibangun dalam berita. Pemilihan Surat Kabar Mercusuar sebagai objek dalam penelitian ini dikarenakan, surat kabar ini merupakan surat kabar pertama di kota Palu dan dipercaya oleh masyarakat. Dengan status tersebut, tentu saja pembaca surat kabar Mercusuar dari segi kuantitas, dalam jumlah yang besar dan bersifat heterogen. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa apa yang menjadi isi dari media ini akan memberikan pengaruh yang besar juga bagi para pembacanya. Pemilihan Surat Kabar Mercusuar sebagai objek dalam penelitian ini dikarenakan, surat kabar ini merupakan surat kabar pertama di kota Palu dan dipercaya oleh masyarakat. Dengan status tersebut, tentu saja pembaca surat kabar Mercusuar dari segi kuantitas, dalam jumlah yang besar dan bersifat heterogen. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa apa yang menjadi isi dari media ini akan memberikan pengaruh yang besar juga bagi para pembacanya. Peneliti menggunakan Analisis Teks Gamson dan Mondigliani, yang merupakan hasil pencermatan terhadap interaksi perangkat simbolik (framing devices dan reasoning devices). Selain itu, untuk mendukung penelitian ini, maka peneliti menggunakan perspektif analisis wacana untuk menganalisis berita dengan teori konstruksi realitas. Di mana, tidak hanya menyajikan hasil analisis terhadap teks, tetapi juga data secara internal dan eksternal. Dalam arti, selain teks yang dianalisis, peneliti juga memberikan gambaran secara umum mengenai keadaan internal perusahaan yang berhubungan dengan profil perusahaan (sejarah, serta visi, dan misi). Sedangkan secara eksternal, peneliti memberikan gambaran mengenai situasi di luar dari organisasi media tersebut (situasi sosial dan politik). dengan menghubungan hasil analisis berdasarkan teks berita, data internal, serta eksternal, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjawab rumusan masalah dengan lebih baik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Mercusuar adalah media yang berdiri tanggal 1 Sepember 1962 awalnya diberi nama Suara Rakyat dan didirikan oleh alm Rusdi Toana yang merupakan salah seorang 7 pejuang berdirinya provinsi Sulawesi Tengah di Jakarta. Setelah beliau kembali ke Palu, beliau mendirikan media ini dengan visi dan misi sebuah media yang merupakan agent of change serta agen revolusi pemikiran bagi rakyat Sulteng. Tujuan didirikannya media ini yaitu sebagai penyambung Lidah antara rakyat dengan pemerintah dan juga agar provinsi Sulawesi Tengah berdiri. Peristiwa G 30 S/PKI pada tahun 1965 berdampak pada Suara Rakyat yang dianggap cenderung ke komunis, maka pada tahun tersebut Suara Rakyat berganti nama menjadi Mercusuar. Arti dari kata Mercusuar sendiri adalah “penerang” dan dari nama ini Mercusuar diharapkan menjadi media yang dapat menjadi penerang/cahaya untuk perubahan revolusi pemikiran dan menjadi pedoman rakyat. Pada tahun 1992 Mercusuar bekerja sama dengan Jawa Pos dan lahirlah surat kabar Radar Sulteng. Namun beberapa saat dari kerjasama Tri Putra Toana tersebut selaku pimpinan Mercusuar berpisah dari Radar Sulteng dan kembali menghidupkan Mercusuar dengan nama tabloid Tanakodi pada tahun 2004 setelah vakum selama 3 tahun. Melalui perjuangan dan kerja keras akhirnya pada tahun 2005 surat kabar ini berubah menjadi harian dan kembali menggunakan nama Mercusuar serta terbit dengan lembaran hitam putih, kemudian pada tahun 2006 Mercusuar hadir dengan halaman berwarna dan menggunakan mesin cetak sendiri, adapun percetakan tersebut beralamatkan di jalan rusa. Mercusuar sendiri menggunakan struktur organisasi atau susunan redaksional Mercusuar selaku operasional di lapangan. Organisasi dalam kerangka ini merupakan suatu sistem dan bentuk hubungan antara kewenangan dan tanggung jawab, antara atasan dan bawahan demi tercapainya tujuan perusahaan. Frame dan Konstruksi Salah satu Frame dan Konstruksi Berita Harian Mercusuar Berita 1 : Kampanye Hidayat-Sigit Sindir Masalah Kelistrikan No Dimensi Indikator Unit Analisis 1 Framing Methapors Kenapa dari dulu sampai sekarang masih Devices pemadaman listrik. Bagaimana palu mau maju kalau listriknya belum beres. Selain menghambat laju perekonomian juga membuat membuat suatu daerah tertinggal. Exemplars Saat ini saja kondisi kelistrikan di ibukota Sulteng ini masih bermasalah. Persoalan kelistrikan menurut Abdul Kadir sangat fatal jika dibiarkan terus menerus. Cachphrases Ribuan warga kota Palu tumpah ruah di lapangan Vatulemo untuk menyaksikan langsung kampanye pasangan calon Hidayat Sigit. Depictions Masalah kelistrikan memang terbilang krusial di kota Palu. 8 Visual Images 2 Reasoning Devices Roots Appeal to Prinsiple Consequences Dalam gambar terlihat masyarakat yang sedang memadati tempat kampanye Hidayat dan Sigit, dan dalam gambar juga memperlihatkan pasangan calon nomor urut sattu sedang melakukan orasi. Kehadiran sejumlah artis ibukota menjadi magnet bagi warga untuk menyaksikan langsung visi-misi yang ditawarkan pasangan ini. Masalah Listrik bisa menghambat laju perekonomian dan membuat daerah tertinggal. Masalah lisrik merupakan salah satu program kerja Hidayat dan Sigit jika terilih sebagai pemimpin. a. Gambaran tulisan dan konstruksi realitas Berita ini memberikan gambaran akan masalah yang harus dipecahkan Hidayat dan Sigit Purnomo sebagai calon Walikota Palu. Dalam artian masalah ini selalu menjadi pembicaraan dan belum terselesaikan sejak dulu sebelum Pilkada serentak ini dilakukan. Hal tersebut sesuai pernyataan salah satu Sekertaris Jendral DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding yang mengakui bahwa sejak dulu hingga sekarang pemadaman listrik di kota Palu sering Terjadi. Jelas bahwa masalah tersebut menjadi hal yang diresahkan Kadir, sebab dia adalah salah seorang warga kota Palu dan juga merupakan politisi DPR RI yang menyuarakan keluhan masyarakat kepada salah satu calon walikota kota dikegiatan kampanye. Sehingga calon walikota Palu nantinya paham akan kebutuhan masyarakat khususnya listrik yang menjadi penerang kegelapan dimalam hari. Realitas yang coba digambarkan dalam berita (lampiran 1) ini adalah realitas subjektif yang terbentuk dari realitas objektif dan realitas simbolik. Dimana masalah kelistrikan menjadi hal yang objektif untuk diperbincangkan, sedang pencalonan Hidayat dan Sigit sebagai Walikota dan wakil walikota beserta kehadiran sejumlah artis yang mendukung menjadi simbol bahwa pasangan tersebut merupakan pasangan yang diharapkan mampu menyelesaikannya dan juga pasangan tersebut mendapat dukungan bukan hanya dari masyarakat daerah namun juga dari luar daerah. Mercusuar menggambarkan masalah kelistrikan sebagai masalah yang selalu terlupakan dikota Palu, namun hal tersebut dikaitkan dengan kegiatan kampanye yang dilakukan Hidayat dan Sigit Purnomo. Berdasarkan tulisan berita diharian Mercusuar salah seorang politisi yang mendukung terpilihnya Hidayat dan Sigit mengharapkan masalah tersebut bisa dituntaskan pasangan calon walikota dan wakil walikota tersebut. Bahkan Mercusuar menekankan bahwa kampanye yang dilakukan itu bukan hanya didukung oleh tim sukses dan masyarakat kota Palu, melainkan juga didukung sejumlah artis, mengingat Sigit Purnomo adalah seorang publik figur/selebriti di ibukota Jakarta. Hal ini berdasarkan kutipan “Selain menghadirkan personel lengkap Band Ungu, beberapa artis seperti Iis Dahlia, Nikita Mirzani, Narji Cagur, Gunawan, Ifan Govinda, Baby Zee dan Anneke Carolline turut meramaikan kampanye yang bertepatan dengan ulang tahun Sigit Purnomo alias Pasha.” 9 Jika melihat pembingkaian yang dilakukan Mercusuar secara tidak langsung membentuk opini publik dengan menarik, sehingga masyarakat yang tidak hadir dalam kampanye termobilisasi dengan pemberitaan tersebut. Hal tersebut juga didukung dengan cara wartawan mengeksternalisasi pemberitaan dengan mengangkat isu yang sedang menjadi topik pembicaraan masyarakat. Topik yang diangkat dalam berita ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat agar masyarakat bisa ikut ke dalam tulisan yang dibuat oleh wartawan. Objektivasi yang dilakukan mercusuar bukan hanya mengambil pembicaraan pasangan calon walikota, namun menghadirkan narasumber lain agar bahasa yang ditampilkan bukan seperti mengambil ide tapi menerima ide dari masyarakat melalui orang lain yang menyampaikannya. Dari orasi yang dilakukan salah seorang politisi juga membentuk pemikiran wartawan untuk menginternalisasi makna kata, sehingga apa yang ditulis wartawan sebagai berita menjadi hal yang betul-betul dirasakan oleh masyarakat. Hal tersebut memberi makna subjektif pada pembaca Harian Mercusuar. PEMBAHASAN Penelitian ini mengambarkan secara garis besar seperti apa pembingkaian maupun proses konstruksi terhadap sejumlah pemberitaan mengenai calon Walikota Palu Hidayat dan calon Wakil Walikota Palu Sigit purnomo dalam pemilihan kepala daerah atau pilkada di harian mercusuar. Namun demikian diperlukan pembahasan lebih lanjut dalam menganalisis secara mendalam konstruksi yang muncul pada harian Mercusuar. Pada akhirnya dengan begitu dapat menjawab rumusan masalah yang telah di tentukan sebelumnya. Hanya saja sebelum masuk di pembahasan selanjutnya sudah semestinya memahami lebih dulu arti dari pemberitaan sebenarnya. Seperti halnya di ungkapkan Kusumaningrat mengenai berita yaitu sebagai informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang. Jika dikaitkan dengan pemberitaan yang diangkat dalam penilitian ini, dari ke tujuh berita memiliki informasi yang sesuai dengan fakta yang terjadi sesuai dengan kejadian di lapangan seperti halnya peristiwa kampanye yang digambarkan pada berita pertama yang dianalisis, fakta dilapangan sangat sesuai dengan berita karna benar-benar terjadi. Namun beberapa berita didapatkan bukan berdasarkan hasil peliputan dilapangan melainkan hasil rilis yang diterima langsung dari tim media pasangan calon tersebut. Berita merupakan sesuatu yang aktual, nyata, bukan fiksi atau karangan. Fakta dalam dunia jurnalistik terdiri dari kejadian nyata atau pernyataan yang dari sumber lain. Dan pada ketujuh berita memiliki fakta atau kejadian nyata yang benar-benar terjadi seperti pada kunjungan pasangan nomor urut 1 yang dianalisis dengan pernyataan Hidayat dan Sigit Purnomo untuk memperhatikan guru dan perawat yang diutarakan pada berita menunjukan fakta yang benar adanya. Selain itu adanya dampak (consequense) yang juga menjadi salah satu unsur Framing yang diolah peniliti menilai jika peristiwa mengenai kampanye Hidayat-Sigit sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota memberikan pengaruh bukan hanya wilayah Kota Palu, sehingga hal tersebut diangggap memberikan pengaruh yang cukup besar mengenai unsur Framing. Dari keseluruhan hasil analisis Framing dengan menggunakan analisis Framing Gamson dan Mondigliani. Hasil analisis pada berita kampanye Hidayat-Sigit pada harian Mercusuar, penulis menemukan bahwa keseluruhan berita yang dimuat cenderung 10 memperlihatkan pengabaian terhadap unsur keberimbangan informasi dan data yang didapatkan. Hal itu ditunjukan dengan adanya liputan yang hanya didapatkan melalui rilis berita bukan didapatkan melalui hasil peliputan dilapangan. Dan beberapa berita didapatkan dari sumber yang berbeda dalam kutipanya tetapi memiliki keberpihakan terhadap kandidat yang sama sehingga dengan begitu berita yang dihasilkan jelas tidak berimbang. Sesuai dengan pemahaman Framing yang selama ini diketahui yang diungkapkan Eriyanto dimana dalam pendekatanya untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang inilah yang menetukan fakta yang diambil bagian mana yang ditonjolkan dan bagian mana dihilangkan. Selain itu peristiwa dari ketujuh berita yang masuk dalam unit analisis ini seolaholah ingin menggambarkan Hidayat dan Sigit sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota yang memiliki integritas dan sangat ideal dalam memimpin Kota Palu. Dengan melihat fakta yang digambarkan mercusuar seperti itu sangat sesuai jika berkaca dari teori yang dinyatakan Hamad terkait Constructet reality dimana media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian, seluruh isi media tiada lain adalah realitas yang dikonstruksikan. Berdasarkan kenyataan yan tampak jelas dihampir sejumlah berita yang telah diolah sebelumnya menguatkan kenyataan bahwa media bukanlah ranah netral yang selama ini di dengung-dengungkan. Didalam media terdapat kepentingan dan pemaknaan dari kelompok tertentu yang berharap akan mendapatkan perlakuan yang sama dan seimbang seakan berbanding lurus dengan pemahaman Berger Luckman dimana konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa namun sarat dengan kepentingan. Hal tersebut juga ditunjang oleh aspek eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi yang dilakukan media Mercusuar dalam mengolah pemberitan. Setiap pemberitaan yang dibuat seolah menjadi hal penting yang di internalisasi oleh penulis berita. Selain itu penentuan bahasa yangg digunakan memberikan interaksi sebagai penyebaran opini yang dapat dilihat dari sisi objektivasi. Kemudian ketujuh pemberitaan terinternalisasi melalui peristiwa subjektif bagi pasangan Hidayat dan Sigit. Namun keseluruhanya jika dilihat dari sisi komunikasi massa sejumlah pemberitaan dimunculkan diharian Mercusuar merupakan usaha untuk membangun opini publik tentang Hidayat dan Sigit Purnomo terkait pemilihan Kepala Daerah. Lebih lanjut Mercusuar memainkan peranan dalam membangun opini dimasyarakat seakan-akan atas dasar kepentingan masyarakat. Hal tersebut nampak dari pengambilan sudut pandang berita yang berasal dari Hidayat dan Sigit beserta tim suksesnya. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa Mercusuar berusaha untuk mempengaruhi konstruksi realita sosial dimasyarakat untuk menarik perhatian masyarakat memilih Hidayat dan Sigit melalui pemberitaanya. Dimana dapat dilihat dari kesesuaian antara gambar dan kata-kata yang disajikan Mercusuar. Berdasarkan teori Bergger dan Luckman dimana proses konstruksi realitas prinsipnya adalah setiap upaya “menceritakan” (konseptual) sebuah peristiwa keadaan atau benda yang berhasil dihimpun oleh wartawan. Kemudian menurut Efendi media massa mempunyai andil besar dalam mempersuasifkan masyarakat termasuk hal-hal yang berhubungan dengan politik khususnya citra tokoh-tokoh politik. hal tersebut terliht sebagai bentuk keberpihkan terhadap pasangan calon nomor urut 1 Hidayat dan Sigit Purnomo. Sebagai harian yang pertama berdiri di Kota Palu, Mercusuar telah gagal menyampaikan berita secara objektif dan netral teristimewa dalam pemberitaan mengenai 11 Hidayat-Sigit dalam pemilihan Kepala Daerah. Jika melihat Mercusuar sebagai harian yang sudah sejak lama berdiri seharusnya menyadari bahwa kepercayaan pembaca terhadap pemberitaan harus wajib dilakukan dalam menyampaikan berita dengan objektif dan netral, dengan menyeimbangkan antara kepentingan media dan kebutuhan masyarakat. Hanya saja indikasi kepentingan tertentu tampak mengubah objektivitas dan netralitas sebuah berita. KESIMPULAN A. Framing berita kampanye pasangan Hidayat dan Sigit Dari hasil penelitian serta pembahasan menggunakan skema analisis Framing yang diperkenalkan oleh Gamson dan Mondigliani pada pemberitaan Kampanye Hidayat dan Sigit di koran harian Mercusuar tampak jelas model pembingkaian berita yang dilakukan juga memberi kesan bahwa pasangan nomor urut satu tersebut mempunyai kelebihan dibanding pasangan lain, dan menjadi sosok pemimpin yang patut diperjuangkan menjadi walikota dan wakil walikota. Sebelum dan sesudah memasuki masa pemilihan umum kesemuanya didasarkan pada struktur analisis yang terdiri dari, framing devices antara lain methapors, exemplars, cachphrases, depicions, visual images dan Reasoning devives yang terdiri dari, roots dan appeal to prinsiple. Setiap berita mempunyai semua unsur tersebut, hanya saja kekurangannya terdapat beberapa berita tidak mempunyai foto ilustrasi yang menyatakan gambaran kegiatan yang dilakukan, dan ada dua berita yang tidak menggunakan unsur methapors. Mercusuar menggambarkan kesan Hidayat dan Sigit seolah-olah pasangan yang telah memenuhi kriteria bukan berdasarkan arahan Mercusuar melainkan dari pertimbangan masyarakat kota Palu. Hal tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan masyarakat yang salah satunya adalah Hidayat dan Sigit merupakan pemimpin yang cinta akan adat dan budaya kaili dan yang nampak hanya mereka yang mempunyai program untuk membangkitkan kembali budaya kaili dikota Palu sebagai nilai tambah perekonomian. B. Konstruksi Realitas Berita Opini tidak dapat dihilangkan dalam setiap pemberitaan. Beberapa berita yang ditulis bukan berdasarkan hasil peliputan yang dilihat secara objektif dan dilakukan sendiri, melainkan menerima rilis berita dari tim media kandidat yang kemudian diolah dengan opini media. Sehingga realitas yang banyak dibangun pada berita merujuk pada realitas subjektif yang dilakukan media. Pada akhirnya Mercusuar dianggap tidak netral dalam menyajikan berita. Walaupun, dari empat pasangan calon kesemuanya telah dijadikan berita di harian Mercusuar. Namun yang lebih dominan adalah pasangan calon Hidayat dan Sigit. kepentingan media juga menjadi faktor utama adanya keberpihakan pada calon tersebut. Media Mercusuar dapat mengolah dan menaikan berita tersebut dengan meletakan di halaman satu agar dapat langsung diperhatikan pembaca. Selain itu kepentingan politik masih dominan dari pada kepentingan informasi untuk masyarakat. Sehingga dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Media Mercusuar yang merupakan media lokal dan juga terdaftar dalam media di Indonesia belum dewasa menyikapi persoalan politik yang terjadi saat ini. 12 Saran Sesuai dengan ruang lingkup dari analisis framing, maka penelitian ini hanya melakukan penelitian pada tingkat teks dan gambar yang di buat oleh media. Penelitian hanya mencakup semua bagian dari berita yang tampak dalam teks berita. Hasil yang peneliti dapatkan selama melakukan observasi dan penelitian ini dapat dijadikan saran, agar dalam melakukan pengalian informasi kedepannya diharapkan wartawan akan lebih memperhatikan unsur faktual dari berita yang dimuat. Unsur 5W + 1H harus terus digunakan, untuk pembuatan berita sebaiknya harus lebih netral lagi karena pada kasus kampanye terdapat persaiangan antar dua kubuh atau lebih. Media harus mampu mengakomodasi kepentingan dari dua pihak untuk dapat menyampaikan apa saja yang menjadi keinginan mereka, serta media tidak mempentingan kepentingan sendiri dalam arti khusus untuk wartawan yang melakukan peliputan. Wartawan juga harus terjun kelapangan dan melihat langsung kejadian, agar berita yang disampaikan bisa tergambar dengan baik tanpa hasil yang mengada-ngada. Media juga harus mampu bertindak sesuai azas demokrasi pers, agar wacana tentang pers yang demokratis tanpa berpihak dengan kelompok, atau lemabaga manapun bisa dapat diwujudkan dengan baik. Selanjutnya media juga harus mampu membedakan mana yang bisa menjadikan keuntungan dari hasil yang seimbang dengan keuntungan yang didapat berdasarkan keberpihakan. Sebab media merupakan pilar keempat dari tiga lembaga pemerintahan yakni yudikatif, eksekutif, dan legislatif yang menaungi negara Indonesia yang taat atas azas demokrasi pancasila. Oleh karena itu, peneliti berharap penelitian selanjutnya yang menyangkut pemberitaan kampanye dapat menambahkan model atau kerangka yang lebih tepat dan akurat dalam melihat framing berita dan konstruksi yang dilakukan. Dengan melakukan metode lain maka akan didapatkan hasil penelitian yang lengkap dan menyeluruh. Daftar Pustaka A. Buku Teks Bungin, Burhan. (2011). Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Jakarta: Kencana Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.s Cangara, Hafied. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grafindo Cangara, Hafied. (2011). Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta : Rajawali Pers. Djuroto, Totok. (2004). Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Junaedhie, Kurniawan. (1999). Ensiklopedia Pers Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 13 Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. (2006). Jurnalistik Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana McQuail, Denis. (1994). Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga Nurudin. (2009). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers Romli, Asep. 2005. Jurnalistik Terapan : Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Bandung. Batic Pres Suhandang Soedibyo, Agus. (2001). Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: Lkis Suhandang, Kustadi. (2004). Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Pola dan Kode Etik. Bandung: Nuansa Tamburaka, Apriadi. (2012). Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Grafindo B. Buku Metodologi Bungin, Burhan. (2011). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Eriyanto. (2012). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta: Lkis. Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Sobur, Alex. (2012). Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya 14