KETRAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN PALPASI (LEOPOLD

advertisement
.
KETRAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN PALPASI (LEOPOLD, AHFELD, BOEDIN)
DISKRIPSI MODUL
Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan
dilakukan oleh mahasiswa ketika melakukan pemeriksaan palpasi
(leopold, ahfeld dan boedin).
Tujuan
Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah
klinik dengan benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun
belajar ini ditujukan untuk:
 Membantu mahasiswa dalam mempelajari langkah-langkah dan
urutan yang benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill
acquisition) dan
 Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai mahasiswa
memperoleh kepercayaan diri dan ketrampilan ( skill competency)
Metode
Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membahas
terlebih dahulu seluruh langkah klinik pemeriksaan palpasi (leopold,
ahfeld dan boedin) dengan menggunakan video, slide dan penuntun
belajar. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan kesempatan
menyaksikan demonstrasi pemeriksaan palpasi (leopold, ahfeld dan
boedin).
Penggunaan penuntun belajar secara terus menerus memungkinkan
setiap mahasiswa untuk memantau kemajuan belajar yang telah
dicapai dan mengetahui apa yang perlu diperbaiki. Selain itu,
penuntun ini dirancang untuk mempermudah dan membantu dalam
berkomunikasi antara mahasiswa dan pembimbing (memberikan
umpan balik). Dalam menggunakan penuntun belajar ini, adalah
penting bagi mahasiswa dan pembimbing untuk bersama-sama
bekerja dalam satu kelompok. Sebagai contoh, sebelum mahasiswa
melakukan langkah klinik pertama-tama pembimbing atau salah satu
mahasiswa harus mengulangi kembali secara ringkas langkah-langkah
klinik yang akan dilakukan dan membahas hasil yang diharapkan.
Sebagai tambahan segera setelah langkah klinik selesai, pembimbing
akan membahasnya kembali dengan mahasiswa. Tujuan pembahasan
ulang ini adalah untuk memberi umpan balik positif mengenai
kemajuan belajar yang telah dicapai dan menentukan hal-hal yang
perlu diperbaiki (pengetahuan, sikap, ketrampilan) pada pertemuan
berikutnya.
35
.
Kedua penuntun belajar ini digunakan dalam usaha untuk
meningkatkan ketrampilan klinik, oleh karena itu penilaian harus
dilakukan secara hati-hati dan seobjektif mungkin.
Kinerja mahasiswa pada setiap langkah klinik akan dinilai oleh
pembimbing berdasarkan 4 kriteria sebagai berikut :
0 Tidak dilakukan
Pengertian
: langkah klinik tidak dilakukan oleh mahasiswa
1 Perlu perbaikan
: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar
dan atau tidak sesuai urutannya atau ada
langkah yang dihilangkan
2 Mampu
: langkah-langkah dilakukan dengan benar dan
sesuai dengan urutannya, tetapi kurang tepat
dan atau pembimbing perlu mengingatkan
peserta tentang hal-hal kecil yang tidak terlalu
penting
3 Mahir
: Langkah-langkah dilakukan dengan benar,
sesuai dengan urutannya dan tepat tanpa raguragu atau tanpa perlu bantuan
Pemeriksaan palpasi adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil
dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada
perut ibu hamil menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi
tertentu, atau memindahkan bagian-bagian tersebut dengan caracara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu.
Terdapat beberapa variasi palpasi yaitu Leopold, Ahfeld, Knebel dan
Boedin. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah UK 24 minggu,
ketika semua bagian janin sudah dapat diraba. Teknik pemeriksaan ini
utamanya bertujun untuk menentukan posisi dan letak janin pada
uterus, dapat juga berguna untuk memastikan usia kehamilan ibu dan
memperkirakan berat janin.
Persiapan
Klien
Pemeriksaan palpasi sulit untuk dilakukan pada ibu hamil yang gemuk
karena dinding perut tebal dan yang mengalami polihidramnion.
Pemeriksaan ini juga kadang-kadang dapat menjadi tidak nyaman
bagi ibu hamil jika tidak dipastikan dalam keadaan santai dan
diposisikan secara memadai.
36
.
Pemeriksaan
Leopold I
Untuk membantu dalam memudahkan pemeriksaan, maka persiapan
yang perlu dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan adalah:
1. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya
2. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang,
tempatkan bantal kecil di bawah kepala untuk kenyamanan
3. Menjaga privasi
4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
5. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama
(tangan dingin dapat merangsang kontraksi rahim)
6. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.
Tujuan:
Untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Teknik:
1. Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut
bagian
dalam
diganjal
bantal) dan pemeriksa
menghadap ke arah ibu
2. Menengahkan
uterus
dengan
menggunakan
kedua tangan dari arah
samping umbilical
3. Kedua
tangan
meraba
fundus
kemudian
menentukan TFU
4. Meraba bagian fundus
dengan menggunakan ujung kedua tangan, tentukan bagian
janin.
Hasil:
1. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba
adalah keras, bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan)
2. Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa
adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting
3. Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada fundus
teraba kosong.
Pemeriksaan
Leopold II
Tujuan:
Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus,
pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.
37
.
Teknik:
1. Posisi ibu masih dengan
lutut fleksi (kaki ditekuk)
dan
pemeriksa
menghadap ibu
2. Meletakkan
telapak
tangan kiri pada dinding
perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan
pada
dinding
perut
lateral kiri ibu secara
sejajar
dan
pada
ketinggian yang sama
3. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian
geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
Hasil:
1. Bagian punggung: akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak
dapat digerakkan
2. Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki): akan teraba kecil,
bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba
gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.
Pemeriksaan
Boedin
Tujuan:
Dipergunakan pada letak membujur, untuk lebih menetapkan dimana
punggung janin. Pemeriksaan ini merupakan variasi dari Leopold II.
Teknik:
Fundus uteri didorong ke bawah, sehingga badan janin akan
melengkung maka punggung janin mudah ditetapkan.
Pemeriksaan
Knebel
Tujuan:
Dipergunakan pada letak membujur, untuk lebih menetapkan dimana
punggung janin. Pemeriksaan ini merupakan variasi dari Leopold II.
Teknik:
Janin didorong ke salah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan yang
terbatas. Dengan mendorong janin ke salah satu arah maka punggung
janin lebih mudah untuk ditentukan.
38
.
Pemeriksaan
Ahfeld
Pemeriksaan
Leopold III
Tujuan:
Dipergunakan pada letak membujur, untuk lebih menetapkan dimana
punggung janin. Pemeriksaan ini merupakan variasi dari Leopold II.
Teknik:
Pinggir tangan kiri pemeriksa diletakkan tegak di tengah perut ibu
hamil.
Tujuan:
Untuk menentukan bagian
terendah janin
Teknik:
Dengan lutut ibu dalam posisi
fleksi, raba dengan hati-hati
bagian bawah abdomen
pasien tepat diatas simfisis
pubis. Coba untuk menilai
bagian janin apa yang berada
disana. Bandingkan dengan
hasil pemeriksaan Leopold I.
Pemeriksaan
Leopold IV
Hasil:
1. Apabila bagian terendah janin teraba keras, bundar dan
melenting (seperti mudah digerakkan) maka bagian terendah
janin adalah kepala.
2. Apabila bagian terendah janin teraba lunak, kurang bundar, dan
kurang melenting, maka bagian terendah janin adalah bokong.
3. Apabila bagian terendah janin kosong, maka posisi janin melintang
pada rahim.
Tujuan:
Untuk menentukan bagian
terendah janin apakah sudah
masuk PAP atau belum.
Teknik:
Pemeriksa menghadap ke arah
kaki ibu. Kedua lutut ibu masih
pada posisi fleksi. Letakkan
kedua telapak tangan pada
bagian bawah abdomen dan
tekan ke arah PAP.
39
.
Menentukan
Tinggi Fundus
Uteri (TFU)
Hasil:
 Jika tangan konvergen (kedua ujung jari tangan bertemu) berarti
belum masuk panggul.
 Jika tangan divergen (kedua ujung jari tangan tidak bertemu)
berarti sudah masuk panggul.
Dan seberapa jauh bagian terendah janin masuk PAP:
 5/5 jika keseluruhan bagian terendah janin dapat diraba di
atas simpisis pubis.
 4/5 jika sebagian besar bagian terendah janin di atas simpisis
pubis.
 3/5 jika hanya 3 dari 5 jari bagian bagian terendah janin yang
teraba di atas simpisis pubis.
 2/5 jika hanya 2 dari 5 jari bagian bagian terendah janin yang
teraba di atas simpisis pubis.
 1/5 jika hanya sebagian kecil bagian terendah dapat diraba
di atas simpisis pubis.
 0/5 jika bagian terendah janin tidak teraba dari
luar/seluruhnya sudah melalui simpisis pubis.
Selama trimester kedua uterus menjadi organ abdomen.
Pengukuran tinggi fundus uteri dan atas simfisis pubis dipakai sebagai
suatu indikator kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran TFU juga
dapat memperkirakan usia kehamilan secara kasar.
Pengukuran TFU dapat membantu mengidentifikasi faktorfaktor risiko tinggi. Tinggi fundus yang stabil atau menurun dapat
mengindikasikan retardasi pertumbuhan intrauterin, peningkatan
yang berlebihan dapat menunjukkan adanya kehamilan kembar atau
hidramnion. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran
TFU memegang peranan penting dalam pemeriksaan kehamilan
Terdapat 4 metode pengukuran TFU:
Metode I
40
.
Menentukan TFU dengan mengkombinasikan hasil pengukuran
dari memperkirakan dimana TFU berada pada setiap minggu
kehamilan dihubungkan dengan simfisis pubis wanita, umbilikus dan
ujung dari prosesus xifoid dan menggunakan lebar jari pemeriksa
sebagai alat ukur.
Ketidak akuratan metode ini :
1. Wanita bervariasi pada jarak simfisis pubis ke prosesus xifoid,
lokasi umbilikus diantara 2 titik (imajiner) ini.
2. Lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan yang
kurus.
Keuntungan :
1. Digunakan jika tidak ada Caliper atau pita pengukur.
2. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas
antara perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dengan
temuan hasil pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya
pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan ketidak sesuaian dan
sebab kelainan tersebut.
Meode II
Metode ini menggunakan alat ukur Caliper. Caliper digunakan
dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung
yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan
pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm
(centimeter) yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran
diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24
minggu.
41
.
Keuntungan :
Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur
TFU setelah 22-24 minggu kehamilan (dibuktikan oleh studi yang
dilakukan Engstrom, Mc.Farlin dan Sitller).
Kerugian :
Jarang digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis
dibawa, lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita
pengukur.
Metode III
Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode
akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu
kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis
pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen
sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur
sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
setelah 22-24 minggu kehamilan.
Keuntungan :
Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah
digunakan, cukup akurat.
Kerugian :
Kurang akurat dibandingkan caliper.
42
.
Metode IV
Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya
berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis
pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus,
pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah,
pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita
pengukur.
Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya
sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang
ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior
dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi
dihitung secara matematika sebagai berikut :
 Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan
umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur.
Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan.
 Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan
umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur.
Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah
mingu kehamilan.
Walaupun sedikit petugas yang menggunakan metode ini, tidak
ada penelitian yang dilakukan dapat menujukkan kesamaan pada
selisih atau simpangan dari metode-metode lain yang menghasilkan
sebuah ukuran dalam skala cm yang menunjukkan apakah formula
matematika ini sungguh-sungguh benar dalam hubungannya dengan
jumlah minggu kehamilan
43
.
Keuntungan :
Cukup akurat.
Kerugian :
Rumit, tidak praktis.
Dari ke 4 metode pengukuran diatas, semua memiliki ketidak
akuratan karena masing-masing cara tergantung pada :

Posisi wanita saat diperiksa (telentang, kepala/badan diangkat,
lutut fleksi, kepala/badan diangkat dan lutut fleksi)

Alat ukur yang dipakai (jari, pita pengukur, caliper)

Metode pengukuran yang digunakan

Syarat yang digunakan (kandung kemih kosong, uterus
rileks/kontraksi).
Hubungan
antara TFU
dengan Usia
Kehamilan
dan TBBJ
MC DONALD
TFU (dalam cm) = usia kehamilan (dalam bulan)
3,5
JOHNSON TOSHACK
TBBJ = { TFU (cm) – N } x 155
Keterangan:
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TBBJ : Taksiran Berat Badan Janin (dalam gram)
N = 12 bila kepala belum melewati PAP
N = 11 bila kepala sudah melewati PAP
44
.
INSTRUKSI KERJA
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN PALPASI (LEOPOLD,
AHFELD, BOEDIN)
:
NAMA
:
NIM
:
KELOMPOK
:
TANGGAL
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1 Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika
harus berurutan)
2 Mampu : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan), tetapi
kurang tepat dan/atau pembimbing/pengamat perlu membantu/mengingatkan hal-hal kecil
yang tidak terlalu berarti
3 Mahir : Langkah dikerjakan dengna benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan
dan sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)
T/S Langkah tidak sesuai dengan keadaan
Penilaian
KEGIATAN
1
2
3
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Merespon terhadap reaksi klien
4. Percaya diri
5. Memberi rasa empati pada klien
PERSIAPAN KLIEN
1. Instruksikan ibu hamil untuk mengosongkan kandung kemihnya
2. Menempatkan ibu hamil dalam posisi berbaring telentang, tempatkan
bantal kecil di bawah kepala untuk kenyamanan
3. Menjaga privasi
4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
5. Menghangatkan tangan dengan menggosok bersama-sama (tangan
dingin dapat merangsang kontraksi rahim)
6. Gunakan telapak tangan untuk palpasi bukan jari.
PROSEDUR PEMERIKSAAN
LEOPOLD I
1. Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 45 0 atau lutut bagian
dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
2. Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah
samping umbilical
3. Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
45
.
4.
Meraba bagian fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan,
tentukan bagian janin.
LEOPOLD II
1. Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
2. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar
dan pada ketinggian yang sama
3. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah
bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung)
atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
AHFELD
Letakkan pinggir tangan kiri pemeriksa diletakkan tegak di tengah perut ibu
hamil.
BOEDIN
Fundus uteri klien didorong ke bawah, sehingga badan janin akan
melengkung maka punggung janin mudah ditetapkan.
KNEBEL
Janin didorong ke salah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan yang
terbatas. Dengan mendorong janin ke salah satu arah maka punggung janin
lebih mudah untuk ditentukan.
LEOPOLD III
Dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah
abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin
apa yang berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold I.
LEOPOLD IV
Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi
fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
tekan ke arah PAP.
MENGHITUNG UK BERDASARKAN TFU
TFU (dalam cm) = usia kehamilan (dalam bulan)
3,5
MENGHITUNG TBBJ BERDASARKAN TFU
TBBJ (gram) = { TFU (cm) – N } x 155
Tutor,
(………………………….)
46
Download