Format Penulisan Makalah - SEMNASPOR

advertisement
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015
Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
KONTRIBUSI DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI
TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN DEPAN PENCAK SILAT
1)
Sefri Hardiansyah
1)
Universitas Negeri Padang
Jalan Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : [email protected])
Untuk dapat mencapai prestasi maksimal maka seorang
pesilat harus memiliki kondisi fisik dan teknik yang
baik. Hal tersebut sangat berhubungan dengan masalah
yang dihadapi oleh Atlet UKO Pencak Silat UNP dimana
masih banyak atlet yang sering gagal dalam melakukan
tendangan depan.
Abstract
This study uses a correlational approach aiming to see
the contributions endurance of leg muscle strength in the
ability of the front kick martial arts athletes. The sample
in this study is 20 female athletes. The data were
analyzed by using the analysis of the Pearson product
moment correlation with α = 0.05 and followed by
calculating the contribution. The results showed: (1)
There is a significant relationship between leg muscle
strength endurance with the ability of the front kick, (rh
= 0:52> rt = 0.444 ). (2) Leg muscle strength endurance
contributed significantly to the ability of the front kick of
the athelets of Unit Kegiatan Olahraga Pencak Silat
Universitas Negeri Padang(UKO Pencak Silat UNP)
that is equal to 27.4%.
Kemampuan tendangan depan dapat dipengaruhi
beberapa faktor diantaranya adalah: dayatahan kekuatan
otot tungkai, power otot tungkai dan daya ledak otot
tungkai. Power (kekuatan) otot tungkai dapat
mempengaruhi kemampuan tendangan depan karena
tendangan yang dapat menghasilkan poin dan
menjatuhkan lawan adalah tendangan yang memiliki
power yang kuat, selain power otot tungkai faktor lain
yang dapat mempengaruhi kemampuan tendangan depan
adalah daya ledak otot tungkai, dengan daya ledak otot
tungkai yang baik, maka tendangan yang dihasilkan akan
lebih cepat sehingga sulit untuk ditangkap oleh lawan.
Selain dari kedua faktor di atas, dayatahan kekuatan otot
tungkai merupakan salah satu faktor yang paling
berpengaruh terhadap kemampuan tendangan depan,
karena dalam pertandingan pencaksilat selama 3x2 menit
atlet dituntut untuk memiliki tendangan yang kuat serta
mampu untuk mempertahankan kekuatan tersebut
selama pertandingan berlangsung. Dengan memiliki
dayatahan kekuatan otot tungkai yang baik, maka
seorang atlet akan dapat menggunakan serangan
tendangan depan dengan maksimal yang memiliki
kekuatan selama pertandingan.
Keywords:Leg muscle strength endurance, Home kick,
Martial arts.
1. Pendahuluan
Perkembangan olahraga yang semakin pesat pada saat
ini membutuhkan penanganan dan persiapan yang
matang. Hal ini diperlakukan agar cita-cita anak bangsa
Indonesia yang seutuhnya yaitu manusia yang sehat
jasmani dan rohani melalui olahraga bisa diwujudkan.
Pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang
dipertandingkan baik ditingkat daerah, nasional,
regional, bahkan ditingkat internasional, mulai usia dini,
remaja dan sampai usia dewasa. Perkembangan olahraga
pencak silat sekarang ini cukup membanggakan dengan
semakin tersebarnya peguruan pencak silat di Nusantara
dan bahkan di luar negara Indonesia dalam UU RI No.3
tahun 2005 [1] pasal 4 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional bahwa: Keolahragaan Nasional bertujuan
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran,
prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan
akhlak mulai, sportivitas, disiplin, mempererat persatuan
bangsa, memperkukuh pertahanan nasional, serta
mengangkat harkat, martabat, kehormatan bangsa.
Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian
untuk melihat bagaimana hubungan antara daya tahan
kekuatan otot tungkai dengan kemampuan tendangan
depan serta seberapa besar kontribusi yang diberikan
oleh dayatahan kekuatan otot tungkai terhadap
kemampuan tendangan depan.
Dari penelitian ini diharapkan dapat melahirkan suatu
langkah antisipatif terhadap permasalahan yang dihadapi
oleh atlet UKO Pencak Silat UNP.
1.1Pencak Silat
Pencak silat pada dasarnya adalah pembelaan diri dari
insan Indonesia untuk menghindarkan diri dari segala
malapetaka. istilah bagi seni pemberlaan diri bangsa
Indonesia dengan nama “Pencak Silat”. Definisi menurut
PB IPSI adalah:
Pada saat ini pencak silat sudah dipertandingkan
diberbagai event diantaranya: Porprov, PON, dan Sea
Games, walaupun pencak silat belum dipertandingkan
pada tingkat Olympiade namun kejuaraan dunia pencak
silat sering dilakukan tidak hanya di Asia tetapi juga di
Eropa dan negara-negara lain di luar Asia dan Eropa.
113
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015
Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
hasil budaya manusia Indonesia untuk membela dan
mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritas
(manunggal) terhadap lingkungan dan alam sekitarnya
untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan
iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
dengan alat gerak dalam mengatur dan mengendalikan
inplus tenaga dan kerja otot serta proses-proses motorik
yang terjadi untuk pelaksanaan gerakan”.
Dayatahan merupakan elemen terpenting dari kondisi
fisik. faktor utama yang membatasi dan mempengaruhi
daya tahan adalah kelelahan. seorang dikatakan memiliki
daya tahan jika orang tersebut tidak mudah lelah.
Weineck dalam Syafruddin [4] mendefinisikan
“dayatahan merupakan kemampuan atlet untuk
mengatasi kelelahan fisik dan psikis”.
Dimasa lalu tidak semua daerah di Indonesia
menggunakan istilah Pencak Silat. Dibeberapa daerah
Jawa, lazimnya digunakan nama pencak, di Sumatera
dan daerah lainnya, orang menyebutkan silat, sedangkan
kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus, begitu
juga dengan kata silat. Pencak sering diartikan gerakan
langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan
unsur keindahan, sedangkan silat diartikan unsur teknik
beladiri menangkis, menyerang yang tidak diperagakan
dimuka umum.
Daya tahan dibutuhkan semua cabang olahraga yang
sesuai dengan karakteristik kecabangan masing-masing.
Olahraga pada cabang lari jarak menengah dan jauh,
renang dan olahraga beladiri seperti karate, judo dan
pencak silat membutuhkan daya tahan yang dominan.
Menurut Jonath dan Krempel (1981) ada faktor yang
membatasi kemampuan daya tahan yaitu: fungsi jantung,
sistem peredaran darah, metabolisme tubuh, sistem
persyarafan, kemampuan organ-organ koordinasi gerak
dan motivasi. Bagi atlet yang terlatih, saat diberikan
pembenanan mengalami kenaikan jumlah denyut jantung
yang lambat dan jika dilakukan pengurangan beban
maka terjadi penurunan denyut nadi secara cepat.
1.2Tendangan Depan
Menurut Lubis [2] tendangan depan adalah tendangan
yang lintasannya lurus ke depan, dengan sasaran tubuh
bagian depan dengan telapak kaki atau ujung kaki.
Setiap tendangan depan mempunyai koordinasi bentuk
gerakan tertentu. Tendangan depan dapat dikatakan
bagus apabila sesuai dengan teknik yang ada dalam
tendangan depan yakni mempunyai tenaga, arah sesuai
dengan sasaran yang hendak dituju. Dalam sistem
penilaian dalam suatu pertandingan baik pertandingan
seni maupun laga, gerakan tendagan depan yang
mendapat nilai bagus adalah tendangan yang sesuai
dengan teknik dan dapat dilakukan berulang-ulang.
Selanjutnya untuk mendapatkan tendangan yang bagus
haruslah ditunjang dengan latihan, baik itu latihan fisik
maupun dengan latihan teknik dan seorang pelatih tentu
sudah mengetahui dengan baik bagaimana program
latihan yang hendak diberikan kepada atlet agar sasaran
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik nantinya,
sehingga melahirkan suatu prestasi yang membanggakan
bagi atlet, pelatih, perguruan, daerah bahkan bangsa.
Otot merupakan komponen dasar bagi setiap manusia
dalam melakukan aktifitas fisik termasuk dalam
berolahraga. Semua struktur gerak dalam olahraga
merupakan kerja sama alat gerak yang terdiri dari tulang,
otot rangka, tendon, ligamen dan sistem syaraf.
Kemampuan tubuh untuk bergerak dan berdiri sangat
ditentukan oleh kekuatan otot, terutama untuk
melakukan aktifitas fisik yang berat seperti: berlari,
melompat, menendang, memukul dan lain-lain. Menurut
Helga dan Letzelter (1986: 39) mendefinisikan kekuatan
merupakan kemampuan untuk menggerakkan suatu masa
dan juga mengatasi suatu beban melalui kerja otot.
Sementara Bompa [5] berpendapat bahwa kekuatan
dapat didefinisikan sebagai kemampuan otot syaraf
(neuromuscular) untuk mengatasi beeban eksternal dan
beban internal. Selain itu kekuatan dapat didefinisikan
secara fisikalis (fisika) dan secara fisiologis. secara fisika
kekuatan merupakan hasil perkalian atau produk dari
masa dan percepatan (akselerasi), sedangkan secara
fisiologis kekuatan dapat diartikan sebagai kemampuan
mengatasi beban melalui kerja otot.
Jadi dapat disimpulkan tendangan depan merupakan
serangan yang dilakukan oleh kaki dengan arah serang
depan bagian tubuh, lintasannya lurus ke depan. Bagian
kaki yang digunakan adalah telapak kaki dan salah satu
kaki menjadi tumpuan.
Menurut Suwirman [3] faktor-faktor yang ikut
mempengaruhi kemampuan tendangan depan antara lain
adalah serangan yang bertenaga dan dapat bertahan
berulang kali (daya tahan kekuatan otot tungkai),
kecepatan tendangan, akurasi tendangan dan didukung
oleh posisi kuda-kuda atau kaki tumpuan yang baik,
jarak jangkau serangan yang tepat dan lintasan serangan
yang benar tanpa terhalang oleh bagian tubuh lawan
seperti tangkisan dan elakan serta dapat dilakukan
selama pertandingan berlangsung.
Dari penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa
dayatahan adalah: kemampuan seseorang dalam
mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan
peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk
menjalankan kerja secara terus menerus sehingga tidak
cepat mengalami kelelahan. Kekuatan adalah
kemampuan dalam mempergunakan otot untuk
menerima beban sewaktu bekerja.
1.3Dayatahan Kekuatan Otot Tungkai
Jadi dayatahan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan
otot tungkai untuk mengatasi kelelahan serta mampu
Menurut hang out Kiram “Koordinasi gerak adalah
hubungan timbal balik antara pusat susunan syaraf
114
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015
Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
mempertahankan
berlangsung.
kekuatan
otot
selama
aktivitas
y= skor nilai variabel terikat
n= jumlah sampel atau responden yang digunakan
Uji signifikan korelasi, untuk mengetahui apakah data
yang telah dihitung melalui koefisien itu signifikan atau
tidak, maka perlu dilakukan uji signifikan korelasi
dengan menggunakan rumus :
2. Metodologi Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan bahwa
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan
kontribusi daya tahan kekuatan terhadap kemampuan
tendangan depan. Maka dalam penelitian ini daya tahan
kekuatan sebagai variabel bebas dan kemampuan
tendangan depan sebagai variabel terikat. Untuk lebih
jelasnya kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam gambar berikut :
Daya Tahan Kekuatan
(X)
Keterangan :
t= nilai t
r= nilai koefisien korelasi
n= jumlah sampel
Kemampuan Tendangan Depan
(Y)
Gambar 1.Kerangka konseptual
Untuk mengetahui besarnya sumbangan atau kontribusi
yang diberikan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat maka digunakan rumus:
2.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
korelasional (Corelational Research).
K = r2 x 100%
2.2Populasi dan Sampel
keterangan:
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh atlet UKO
Pencak Silat UNP yang berjumlah 30 orang yang terdiri
dari 20 orang putera, 10 orang puteri.
K: Kontribusi
r2 : Koefisien Korelasi variabel X dengan variabel Y
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini purposive
sampling (atas pertimbangan tertentu) sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang
atau hanya atlet putera saja.
3. Pembahasan
3.1Uji Normalitas Daya Tahan Kekuatan Otot
Tungkai (X)
2.4Definisi Operasional
Daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot kaki untuk
mempertahankan kekuatan.
Berdasarkan hasil pengukuran variabel dayatahan otot
tungkai dengan menggunakan instrumen half squat
jump, diperoleh skor yang beragam dari testee atau
sampel penelitian. Skor maksimum= 75 dan skor
minimum= 45 skor rata-rata (mean)= 61,20 dan standar
deviasi= 8,18.
Tendangan depan adalah tendangan yang dilakukan
dengan lintasan lurus dengan menggunakan ujung
telapak kaki.
2.5Teknik Analisis Data
3.2Uji Normalitas Tendangan Depan (X)
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa statistik. Menurut Sudjana [6] data yang telah
diperoleh dari ketiga tes tersebut dianalisis dengan
menggunakan teknik korelasi sederhana dan korelasi
ganda.
Berdasarkan hasil pengukuran variabel dayatahan otot
tungkai dengan menggunakan instrumen tes tendangan
depan, diperoleh skor yang beragam dari testee atau
sampel penelitian. Skor maksimum= 63 dan skor
minimum= 44 skor rata-rata (mean)= 54,95 dan standar
deviasi= 5,83.
3.3Uji Persyaratan Analisis Data
Sebelum dilakukan analisis pengujian hipotesis, maka
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data,
yakni uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan
dengan
menggunakan
ujililliefors,dengan
taraf
signifikansi α= 0,05. Berikut dapat dilihat rangkuman
hasil uji normalitas data tersebut. Tabel 5. Rangkuman
Hasil Uji Normalitas.
Keterangan :
r=nilai koefisien korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat
x= skor nilai variabel bebas
115
Seminar Nasional Pendidikan Olahraga (SEMNASPOR) 2015
Universitas Bina Darma, 19 Desember 2015
berlangsung, sehingga tendangan tersebut sulit untuk
diantisipasi oleh lawan dan dapat menghasilkan poin
bagi atlet.
Tabel 1.Uji Persyaratan Analisis Data
Variabel
DayatahanKek
uatanOtotTun
gkai
TendanganDe
pan
N
L0
Lt
Ket
20
0,156
0,231
Normal
20
0,0964
0,231
Normal
4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, maka dapat dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang
signifikan antara daya tahan kekuatan otot tungkai
dengan kemampuan tendangan depan atlet UKO Pencak
Silat UNP, (th= 4,97 > tt = 1,734) dengan kontribusi
sebesar 27,04%.
3.4Uji Hipotesis
Pada penelitian ini terdapat satu hipotesis penelitian
yang membutuhkan pengujian secara empiris yaitu:
terdapat hubungan yang signifikan antara daya tahan
kekuatan otot tungkai (X)dengan kemampuan tendangan
depan atlet UKO Pencak Silat UNP (Y). Setelah
dilakukan analisis data terhadap kedua variabel tersebut,
maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis
dapat memberikan
1)
Tabel 6.Analisis korelasi antara daya tahan kekuatan
otot tungkai (X)dengan kemampuan tendangan depan
atlet UKO Pencak Silat UNP (Y).
Hipotesis
α
rh
rt
th
tt
rxy
0,05
0,52
0,444
4,9
7
1,73
4
2)
Kepada pelatih agar memberikan latihan yang
dapat meningkatkan dayatahan kekuatan otot
tungkai atlet UKO Pencak Silat UNP.
Kepada Atlet agar dapat fokus pada latihan
peningkatan dayatahan kekuatan otot tungkai.
DaftarPustaka
Kesi
mpu
lan
Sign
ifika
n
[1] Presiden Republik Indonesia, "Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Sistem Keolahragaan Nasional ", Dephum&HAMRI, Ed., ed. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, 2005.
[2] J. Lubis, Pencak silat: panduan praktis. Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2004.
[3] Suwirman, "Pencak Silat Dasar," Padang1999.
[4] Syafruddin, Pengantar Ilmu Melatih. Padang: FPOK
Ikip Padang, 1992.
[5] O. T. Bompa, Periodization Theory and
Methodology of Training, Fourth ed. Kendal,
Canada: Hunt Publishers., 2002.
[6] N. Sudjana, Metode Statistik. Bandung: Transito,
1992.
Dari tabel di atas dapat diketauhi rhitung dalam
penelitian ini adalah 0,52, > rtabel 0,444 dan thitung
4,97 > ttabel 1,734 maka H0 ditolak, Ha diterima) dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara
daya tahan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan
tendangan depan atlet UKO Pencak Silat UNP dengan
kontribusi sebesar 27,04%.
3.5 Pembahasan
(Terdapat
Hubungan
yang
Signifikan Daya tahan kekuatan Otot Tungkai
dengan Kemampuan Tendangan Depan Atlet
UKO Pencak Silat UNP)
Sefri Hardiansyah, S.Pd., M.Pd.,memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd), Program Studi Penjaskesrek
Jurusan Pendidikan Olahraga, Universitas Negeri
Padang, lulus tahun 2011. Memperoleh gelar Magister
Pendidikan (M.Pd) Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Pendidikan Olahraga Universitas Negeri
Padang, lulus tahun 2014.Saat ini menjadi Dosen di
Universitas Negeri Padang.
Kesimpulannya adalah, terdapat hubungan yang
signifikan antara daya tahan kekuatan otot tungkai
dengan kemampuan tendangan depan atlet UKO Pencak
Silat UNP. Dari analisis data diperoleh koefisien korelasi
hitung/ rh= 0,52> rt= 0,444 dan koefisien uji signifikansi
hitung/ th= 4,97 > tt= 1,734. Berdasarkan hasill tersebut
maka dapat dimaknai bahwa antara daya tahan kekuatan
otot tungkai dengan kemampuan tendangan depan atlet
UKO Pencak Silat UNP mempunyai korelasi yang
signifikan dan kebenarannya dapat dibuktikan secara
empiris.
Korelasi dayatahan dengan kemampuan tendangan
depan atlet UKO Pencak Silat UNP dapat dilihat pada
saat atlet melakukan tendangan depan tersebut.
Atlet yang memiliki dayatahan kekuatan otot tungkai
yang baik akan dapat melakukan tendangan dengan
kuat/bertenaga dan mampu mempertahankan konsistensi
kekuatan tendangan tersebut selama pertandingan
116
Download