KEUANGAN BISNIS 2 Disusun oleh : Drs. TOPOWIJONO, MSi FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 SUMBER PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pengertian Sebagaimana kita ketahui, bahwa sumber pembelanjaan yang telah digali oleh perusahaan dapat dilihat pada neraca sebelah kredit. Berdasarkan jangka waktunya, maka sumber pembelanjaan tersebut terbagi atas sumber pembelanjaan jangka pendek dengan jangka waktu kurang dari satu tahun, sumber pembelanjaan jangka menengah dengan jangka waktu tertanam dalam perusahaan berkisar satu tahun sampai dengan sepuluh tahun dan sumber pembelanjaan jangka panjang dengan jangka waktu tertanam dalam perusahaan lebih dari sepuluh tahun. Berdasarkan asalnya, maka sumber pembelanjaan jangka panjang ini ada yang bersumber dari dalam perusahaan (sumber intern), yaitu laba ditahan dan ada yang bersumber dari luar perusahaan (sumber ekstern), dimana sebagian merupakan modal asing (hutang) dan sebagian lagi merupakan modal sendiri (saham). Ditinjau dari pemilik modalnya, maka pembelanjaan jangka panjang tersebut dapat berasal dari kreditur yang berbentuk, hutang bank, obligasi, hutang dengan jaminan dan hutang tanpa jaminan. Disamping itu berasal dari pemilik yang berbentuk saham preferen dan saham biasa. Macam dan karakteristik sumber modal hutang Untuk memenuhi kebutuhan modal untuk investasi jangka panjang yang diperlukan perusahaan, salah satu alternatif pemenuhannya dapat dilakukan dengan sumber pembelanjaan dari hutang jangka panjang bank/perusahaan asuransi/dana pensiun. Apabila perusahaan memilih alternatif ini, maka ada kecenderungan proses pendanaan tersebut relatif cepat, fleksibel dalam hubungannya dengan persyaratanpersyaratan yang harus dilengkapi untuk pengajuan pendanaan tersebut, biaya yang harus dikeluarkan relatif rendah, tidak perlu ke pengawas pasar modal, namun dana yang tersedia relarif kecil. Sehubungan dengan beban bunga atas jenis sumber pembelanjaan ini, ada yang tingkat bunganya tetap, setinggi tingkat bunga obligasi dengan jatuh tempo sama dan dengan tingkat resiko yang sama, dan ada pula yang variabel, artinya sebesar prosentase tertentu di atas prime rate (= tingkat bunga obligasi pemerintah). Alternarif sumber pembelanjaan jangka panjang lainnya yang berasal dari pihak kreditur adalah Obligasi. Obligasi merupakan tanda bukti hutang yang dikeluarkan perusahaan, sejumlah tertentu, jatuh tempo pada waktu tertentu, dan memberikan 2 pendapatan tertentu. Jatuh tempo obligasi pada umumnya berkisar antara 10 tahun sampai dengan 30 tahun. Pada prinsipnya Obligasi perusahaan yang untuk pertama kali dikeluarkan dapat dipasarkan melalui dua cara yaitu direct plecement yaitu penjualan obligasi secara langsung ke publik/investor, yang dalam hal ini biasanya lembaga-lembaga keuangan seperti perusahaan asuransi.. Cara kedua adalah Public Offering, yang biasanya ditangani oleh suatu lembaga, yaitu invesment banker, yang bidang usahanya memang dikhususkan untuk menjual obligasi-obligasi perusahaan. Tingkat bunga obligasi tetap, yang pembayarannya ada yang dilakukan satu kali dalam satu tahun, ada yang dua kali dalam satu tahun. Mengingat penjualan obligasi perusahaan ini digunakan untuk menarik dana dalam jumlah yang cukup besar dari individu-individu yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan perusahaan, maka diperlukan sejumlah peraturan resmi untuk melindungi kepentingan para pemegang obligasi tersebut. Untuk kepentingan tersebut, pada dasarnya para pemegang obligasi dapat dilindungi melalui indenture dan trustee. Bond indenture merupakan dokumen resmi yang menyatakan tentang kondisi-kondisi penjualan obligasi, baik yang menyangkut hak-hak para pemegang obligasi maupun kewajiban perusahaan yang mengeluarkannya. Tindakan-tindakan yang diambil oleh pemegang obligasi bila perusahaan melanggar salah satu dari persyaratan yang telah ditetapkan juga dinyatakan secara jelas dalam bond indenture. Adapun trustee merupakan pihak ketiga di luar perusahaan dan pemegang obligasi, yang mempunyai tugas pokok bertindak untuk dan atas nama pemegang obligasi untuk mengawasi apakah pihak perusahaan telah menjalankan persyaratan yang ditetapkan dalam indenture sebagaimana mestinya. Ada beberapa macam jenis obligasi, antara lain : Mortgage bond yaitu hutang jangka panjang yang dijamin dengan sekelompok aset perusahaan, debenture bond yaitu hutang jangka panjang tanpa jaminan, tentunya tingkat bunganya lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis yang pertama. Convertable bond merupakan obligasi yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk menggantikan obligasi dengan saham biasa dengan harga yang telah ditentukan. Ada pula obligasi yang disertai dengan warrant, yaitu hak untuk membeli sejumlah saham biasa dimasa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan. Adapun income bond merupakan obligasi yang memberikan bunga bila memperoleh laba. Tentunya jenis obligasi yang terakhir ini memiliki tingkat resiko yang lebih besar. 3 Karakteristik Hutang Jangka Panjang : Bagaimana karakteristik sumber modal jangka panjang pada umumnya dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang kreditur (pemodal) dan dari sudut pandang debitur (emiten atau pengguna modal). Ditinjau dari sudut pandang kreditur, ada tiga karakteristik yang melekat yaitu : 1. Risiko : risiko yang ditanggung oleh kreditur lebih kecil dari pada pemegang saham biasa dan saham preferen, karena adanya hak prioritas dalam hal laba dan likuidasi, jatuh tempo yang pasti dan dilindungi indenture 2. Laba : return (tingkat pengembalian) yang diterima kreditur tetap, tidak tergantung besar kecilnya perolehan laba perusahaan , terkecuali income bond. Dengan demikian berarti tidak bisa menikmati masa-masa boom, dan menderita kerugian bila terjadi inflasi. 3. Kendali : para kreditur tidak memiliki hak suara Keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber modal hutang jangka panjang Ditinjau dari sudut pandang debitur (emiten atau pengguna modal), keunggulan yang dimiliki dari sumber modal hutang jangka panjang adalah sebagai berikut : 1. Biaya atas hutang jangka panjang tersebut terbatas 2. Pemilik perusahaan tidak ikut mengendalikan pengelolaannya 3. Beban bunga dapat mengurangi beban pajak 4. Keluwesan, karena adanya opsi tarik Di sisi lain atas penggunaan sumber modal hutang jangka panjang memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain : adanya biaya tetap, hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat leverage yang tinggi, dengan demikian risiko finansialpun akan tinggi pula. Selain itu, adanya batasan dan keharusan untuk membayar pada saat jatuh tempo. Saham Preferen Salah satu sumber pembelanjaan jangka panjang dari pihak pemilik adalah saham preferen. Saham preferen memberikan kepada pemegangnya beberapa hak istimewa yang menyebabkan kedudukan mereka lebih tinggi dibanding dengan pemegang saham biasa dalam hal pembagian deviden dan aktiva perusahaan. Pemegang saham preferen diberikan deviden dalam jumlah tetap untuk setiap periodenya. Jumlah deviden tersebut dapat dinyatakan baik dalam rupiah maupun 4 sebagai persentase dari nilai nominalnya. Karena adanya deviden yang bersifat tetap dan pembayarannya harus dilakukan sebelum pembayaran deviden kepada pemegang saham biasa, maka risiko yang ditanggung oleh pemegang saham preferen lebih kecil dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dengan alasan ini maka biasanya pemegang saham preferen tidak diberi hak suara atau hak pilih, kecuali dalam hal-hal tertentu. Karakteristik saham preferen Ada beberapa karakteristik yang melekat pada saham preferen, antara lain : deviden preferen lebih fleksibel dari pada bunga, karena bunga harus dibayar oleh perusahaan setiap periodenya. Bila perusahaan tidak mampu membayar bunga, maka akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan kreditur terhadap perusahaan. Selain itu, deviden preferen akan dapat meningkatkan degree of financial leverage (DFL), yang berarti makin tinggi DFL pengaruh perubahan Laba Operasi (EBIT) terhadap Earning Per Share (EPS) makin besar. Disamping itu, biaya atas saham preferen lebih tinggi bila dibandingkan dengan hutang, dan saham preferen tidak memiliki hak untuk memaksakan pembayaran deviden. Apabila pada suatu periode tertentu perusahaan tidak dapat membayar deviden preferen, maka hal ini merupakan hutang bagi perusahaan (untuk saham preferen komulatif). Ketidak mampuan perusahaan membayar deviden preferen tidak berpengaruh terhadap kebangkrutan perusahaan. Karena deviden preferen besarnya tetap, maka hal ini berpengaruh terhadap harga saham preferen relatif stabil. Seperti halnya saham biasa, saham preferen pun tidak ada jatuh temponya. Saham Biasa dan karakteristiknya Sumber pembelanjaan yang lain dari pemilik perusahaan adalah saham biasa. Pemilik perusahaan yang sesungguhnya adalah pemegang saham biasa yang telah menginvestasikan modalnya dalam perusahaan hanya karena pengharapan dalam diri mereka atas return yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang. Pemegang saham biasa seringkali disebut sebagai a residual owner. Keadaan tersebut menempatkan pemegang saham biasa pada posisi yang sangat tidak menentu atau mengandung risiko yang sangat besar dalam hubungannya dengan return atas modal yang telah diinvestasikan. Saham biasa mungkin dijual dengan atau tanpa nilai nominal. Pada umumnya nilai nominal ditetapkan cukup rendah, sehingga mengurangi kemungkinan untuk menjual saham tersebut dibawah nilai nominalnya. Perusahaan yang mengeluarkan 5 saham tanpa nilai nominal atau no-par stock akan mencantumkan nilai saham dalam neraca sebesar harga jualnya. Saham biasa disebut juga variable income security, karena besar kecilnya ditentukan oleh besar kecilnya laba dan deviden payout ratio (rasio pembayaran deviden), sehingga berpengaruh terhadap harga pasar saham biasa menjadi berfluktuasi. Hak-hak Pemegang Saham Biasa Sebagai pemilik perusahaan, hak yang melekat pada pemegang saham biasa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hak-hak yang sifatnya kolektif dan hak-hak yang sifatnya khusus. Hak-hak kolektif dari pemegang saham meliputi : mengubah anggaran dasar perusahaan, yang kemudian disyahkan oleh pejabat yang berwewenang, menciptakan dan mengubah anggaran rumah tangga perusahaan, memilih direksi perusahaan, menyetujui dan mengesahkan penjualan aktiva tetap pejrusahaan, mengadakan merger, mengubah jumlah saham biasa yang diotorisasikan, mengemisikan saham preferen, surat hutang, obligasi dan lainnya. Adapun hak-hak khusus (yang melekat pada individu-individu) pemegang saham biasa meliputi : hak suara, menjual sertifikat saham, memeriksa pembukuan, memperoleh aktiva sisa ( bila perusahaan dibubarkan) dan pembagian laba perusahaan. Keunggulan dan kelemahan saham biasa Ditinjau dari sudut pandang emiten (perusahaan yang menerbitkan saham biasa), ada beberapa keunggulan diterbitkannya saham biasa disamping ada pula beberapa kelemahan yang dimilikinya. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain : tidak memberikan deviden tetap, tidak memiliki jatuh tempo, dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan, lebih mudah dijual dan tarif pajak penghasilan perorangan efektif lebih rendah. Adapun beberapa kelemahannya antara lain : dapat meningkatkan hak suara/hak kendali, hak memperoleh laba, biaya underwriting lebih besar/mahal, biaya modal akan lebih mahal dan deviden tidak dapat digolongkan sebagai biaya. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan sumber modal jangka panjang. Dengan tersedianya beberapa macam alternatif pemenuhan kebutuhan modal jangka panjang, yang terdiri dari hutang jangka panjang dengan berbagai jenisnya, saham preferen, dan saham biasa, maka perusahaan dapat memilih sumber pembelanjaan mana yang nantinya akan dapat meningkatkan kemakmuran bagi pemilik perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu dipehatikan, antara lain : 6 1. Risiko : seberapa besar tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan sehubungan dengan penggalian sumber modal jangka panjang tersebut. Hal ini dapat diketahui dari bagaimana struktur keuangan perusahaan saat sekarang, seberapa besar pencakupan biaya tetap ( time interst earned = TIE) perusahaan, bagaimana pencakupan kebutuhan arus kas perusahaan, dan seberapa besar tingkat risiko sistematis (beta) perusahaan. 2. Biaya relatif : hal ini dapat diketahui dari bagaimana dampak atas nilai pasar per saham dari saham biasa dan bagaimana dampak atas biaya modal. 3. Dampak atas kendali : tentunya yang perlu diperhatikan juga bila perusahaan melakukan emisi saham biasa baru, maka akan berdampak terhadap munculnya hak suara baru, yang akan berpengaruh terhadap kendali perusahaan. Pertanyaan : 1. Sebut dan jelaskan macam dan karakteristik sumber modal baik dari kreditur maupun pemilik perusahaan 2. Sebut dan jelaskan keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber modal baik dari kreditur maupun pemilik perusahaan 3. Sebut dan jelaskan hak-hak pemodal ( kreditur dan pemilik ). 4. Sebagai manajer keuangan perusahaan, coba saudara jelaskan mengapa anda memilih sumber pembelanjaan hutang jangka panjang ? Dan mengapa anda memilih pemenuhan kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan menerbitkan saham ? 7 BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL) Pengertian : Cost of Capital (CoC) atau disebut juga Biaya Modal merupakan biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan penggunaan modal dari alternarif sumber modal yang tersedia untuk pemenuhan capital expenditure.Atau dapat juga dikatakan biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal yang berasal dari sumber pembelanjaan jangka panjang, baik dalam bentuk hutang, saham (saham preferen dan saham biasa) maupun laba ditahan untuk membiayai investasi jangka panjang atau permanent invesment perusahaan dalam Biaya modal ini mempunyai dua fungsi, yaitu : pertama, sebagai tingkat pembantas, artinya biaya modal digunakan untuk menentukan menolak atau menerima suatu usulan investasi. Diterimanya suatu usulan investasi apabila menghasilkan rate of return yang lebih besar atau sama dengan biaya modal atas dana yang digunakan untuk membiayai usulan investasi tersebut. Kedua, sebagai discount rate, artinya biaya modal digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas atas usulan investasi. Dengan demikian maka sangat penting untuk mengetahui berapa besar biaya masing-masing sumber modal yang tersedia bagi perusahaan. Hal ini untuk menentukan besarnya biaya atas keseluruhan modal yang dimanfaatkan oleh perusahaan. Penghitungan biaya modal masing-masing sumber modal Pada hakekatnya konsep biaya modal itu ditinjau dari sudut pengguna modal. Tetapi bila ditinjau dari sudut pemilik modal (pemodal) maka hal tersebut merupakan rate of return yang diharapkan oleh pemodal. Tentunya rate of return (tingkat pengembalian) yang diharapkan oleh pemodal tersebut setelah diperhitungkan pajak. Sehingga dengan demikian dasar penghitungan biaya modal adalah setelah pajak (after tax basis) 1. Biaya modal Obligasi (long term debt = Hutang jangka panjang) Untuk menghitung biaya modal hutang jangka panjang dapat digunakan rumus sebagai berikut ki = kd = kb x (1 – t) kb = tingkat bunga, diasumsikan nilai bersih = nilai nominal 8 Bila nilai bersih tidak sebesar nilai nominal, maka kb = I + N – Nb n ----------------------{(Nb + N) : 2 } Keterangan : ki = kd : biaya modal hutang jangka panjang setelah pajak kb : biaya modal hutang jangka panjang sebelum pajak I : besarnya bunga hutang jangka panjang N : Nilai nominal hutang jangka panjang Nb : Penerimaan bersih dari hutang jangka panjang n : jangka waktu hutang jangka panjang t : tingkat pajak Misal : Obligasi ABC nominal per lembar Rp. 10.000,- dengan cupon rate per tahun 12%. Jatuh tempo 20 tahun. Penerimaan bersih dari hasil penjualan obligasi tersebut Rp. 9.600,- per lembarnya . Tingkat pajak diperhitungkan sebesar 30%. Berdasarkan informasi di atas dapat dihutung besarnya biaya modal atas obligasi tersebut, adalah sebagai berikut : kb = [Rp.1.200,- + {(Rp.10.000,- - Rp.9.600,-) : 20}] {(Rp.9.600,- + Rp.10.000,-) : 2} kb = 12,45% ; ki = kb x (1-t) = 12,45% x (1 – 0,30) = 8,715% 2. Biaya modal saham preferen Untuk menghitung biaya modal saham preferen dapat digunakan rumus sebagai berikut : dp kp = -------Np Keterangan : kp : biaya modal saham preferen dp : deviden preferen yang dibayar Np : Net proceed (Penerimaan bersih hasil penjualan saham preferen) 9 Misal : Nominal saham preferen per lembar Rp.10.000,- dengan dividen preferen 10%. Biaya yang harus dikeluarkan atas penjualan saham preferen per lembarnya sebesar Rp. 300,- Harga jual per lembar saham preferen Rp.9.500,-. Berdasar pada informasi di atas dapat di hitung besarnya biaya atas saham preferen tersebut, adalah sebagai berikut : kp = Rp.1.000,- : (Rp.9.500,- - Rp.300,-) = 10,87% 3. Biaya modal saham biasa Untuk menghitung biaya modal saham biasa dapat digunakan rumus sebagai berikut : ke = (D1 : p) + g Keterangan : ke : biaya modal saham biasa D1 : deviden yang dibayar satu periode yang akan datang p : harga pasar saham biasa g : tingkat pertumbuhan pembayaran deviden n Pn -------- - 1 Po Bila dilakukan emisi saham biasa baru, maka : g = kc = {D1 : (p – f)} + g ; apabila f dinyatakan rupiah, atau kc = [D1 : {p x (1-f)}] + g ; apabila f dinyatakan dalam prosentase Keterangan : kc : biaya modal saham biasa f : biaya floatation (under pricing and under writing cost) Misal : Harga per lembar saham (p) = Rp. 490,-. Dividen per lembar saham yang akan dibayarkan (D1) sebesar Rp. 30,-. Tingkat pertumbuhan pembayaran dividen (g) = 5%, dihitung dari data dividen tahun 1997 sebesar Rp. 23,50 dan dividen tahun 2002 (yang akan dibayarkan) Rp.30,-. Flotation cost sebesar 4% atau Rp.19,60 per lembar saham. Berdasar informasi di atas dapat dihitung besarnya biaya modal saham biasa sebagai berikut : 10 ke = [Rp.30,- : Rp.490,-] + 5% = 11,12% kc = [Rp.30,- : {Rp.490,- x (1 – 0.04)}] + 5% = 11,38% 4. Biaya modal laba ditahan (=kr) Untuk menghitung biaya modal laba ditahan dapat menggunakan rumus sebagai berikut : a. kr = ke b. kr = ke (1 – t) (1 –b) (1 – tp ) c. kr = ke ----------(1 – tg ) Keterangan : kr : biaya modal laba ditahan ke : biaya modal saham biasa t : tingkat rata-rata pajak atas deviden yang merupakan income dari semua pemegang saham b : biaya rata-rata makelar tp : pajak atas deviden income tg : pajak atas capital gain Weighted Average Cost of Capital (WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang) Biaya modal rata-rata tertimbang merupakan biaya modal gabungan atas penggunaan sumber modal lebih dari satu macam. Misal : PT. Arum Manis membutuhkan tambahan dana sebesar Rp.1.500.000.000,-. Direncanakan kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi dari sumber modal yang terdiri dari : Sumber Modal Jumlah Biaya Obligasi Rp.450.000.000,- 8,715% Saham Preferen Rp.300.000.000,- 10,87% Saham Biasa Rp.600.000.000,- 11,38% Laba ditahan Rp.150.000.000,- 11,12% 11 Berdasarkan informasi tersebut, dapat dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (Weighted Average Cost Of Capital = WACC) sebagai berikut : Sumber Modal Jumlah Komposisi Biaya Biaya Tertimbang Obligasi Rp.450.000.000,- 30% 8,715% 2,6145% Saham Preferen Rp.300.000.000,- 20% 10,87% 2,174 % Saham Biasa Rp.600.000.000,- 40% 11,38% 4,552 % Laba ditahan Rp.150.000.000,- 10% 11,12% 1,112 % 10,4525 % Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa biaya modal atas dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut sebesar 10,4525%. 12 Weighted Marginal Cost of Capital (Biaya modal marginal tertimbang) Dasar Pemikiran : Tidak selamanya biaya modal atas dana yang dibutuhkan perusahaan besarnya tetap. Makin besar dana yang dibutuhkan perusahaan, maka makin besar pula biaya modalnya. Ilustrasi : Apabila perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp.1 milyard untuk rencana investasi yang dimilikinya, dan direncanakan laba ditahan sebesar Rp.400.juta ,- maka apabibla pemenuhannya bersumber dari modal pemilik keseluruhannya, berarti kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi dari laba ditahan sebesar Rp.400 juta,dan sisanya sebesar Rp.600. juta akan dipenuhi dengan emisi saham baru. Bila dihitung biaya modalnya, maka untuk Rp.400 juta pertama yang bersumber dari laba ditahan, biaya modalnya akan lebih kecil bila dibandingkan dengan Rp.600 juta kedua yang bersumber dari emisi saham baru. Hal ini dikarenakan untuk Rp.400 juta pertama, perusahaan tidak mengeluarkan biaya emisi (floatation cost), sedangkan untuk Rp.600 juta kedua perusahaan harus mengeluarkan biaya emisi. Misalkan saat sekarang harga per lember saham Rp.10.000,- dividen per lembar saham yang akan dibayarkan sebesar Rp.1.000,- sedangkan tingkat pertumbuhan pembayaran dividen diketahui sebesar 4%. Apabila perusahaan melakukan emisi saham biasa baru flotation cost nya sebesar 5%. Dari iniformasi tersebut dapat dihitung biaya modal atas saham biasa, apabila perusahaan tidak melakukan emisi yaitu : [ Rp.1.000,- : Rp.10.000,-] + 4% = 14% Apabila perusahaan melakukan emisi saham biasa baru, maka biaya modalnya adalah [Rp.1.000,- : {Rp.10.000,- x ( 1- 0,05) }] + 4% = 14,53% Demikian halnya dengan biaya modal yang bersumber dari hutang jangka panjang maupun saham preferen. Makin besar kreditur menanamkan dananya pada perusahaan berarti risiko yang akan ditanggung oleh kreditur akan makin besar pula. Setiap investasi/penanaman modal yang mengandung risiko yang lebih besar tentunya di sisi lain akan diimbangi harapan return/hasil yang lebih besar pula. Dengan demikian makin besar dana yang diinvestasikan oleh kreditur pada perusahaan, akan diikuti dengan return/hasil yang lebih besar pula. Bagi perusahaan, makin besar hutang akan mengakibatkan makin besar pula abiaya modalnya. Apabila sumber modal tersebut digali dari saham preferen, makin besar emisi saham preferen berarti makin besar pula risiko atas keberhasilan penjualan saham 13 persebut. Hal ini akan berpengaruh terhadapmakin besarnya flotation cost yang diperhitungkan dan akhirnya akan berdampak terhadap biaya modal atas saham preferen makin besar pula. Asumsi dasar Dalam analisis WMCC dan IOS ini ada asumsi dasar yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Komposisi modal yang dimiliki perusahaan (berdasarkan pada nilai pasar/nominal), dianggap telah optimal, sehingga pemenuhan dana yang dibutuhkan perushaan didasarkan pada kompojsisi modal tersebut. 2. Perusahaan akan menerbitkan saham biasa baru bila rencana laba ditahan telah terserap keseluruhannya pada rencana investasi. Langkah-langkah analisis WMCC Untuk mempermudah analisis, maka langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah : 1. Mencari informasi tentang biaya modal dari masing-masisng sumber modal pada berbagai tingkat pemenuhan kekbutuhan modal. 2. Menentukan breaking point, yaitu suatu titik yang menunjukkan adanya perubahan biaya modal atas dana yang dibutuhkan perusahaan. Breaking point dapat dihitung dengan membagi batas pembelanjaan dengan kompojsisi modal. 3. Menentukan range total tambahan modal 4. Menghitung WACC masing-mamsing range total tambahan modal 5. Menggambar grafik WMCC. Contoh : Untuk merealisir hasil keputusan rapat pimpinan perusahaan AR yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, pihak manajer keuangan perusahaan telah berupaya untuk menggali informasi yang erat kaiatannya dengan tugas yang diembannya. Salah satu infaormasi yang didapat adalah sehubungan dengan kompisisi sumber pembelanjaan yang akan ditarik. Perusahaan telah menetapkan komposisi yang dianggap optimal adalah sebagai berikut : Obligasi/hutang jangka panjang 35%, saham preferen 20% dan saham biasa 45%. Informasi lain yang didapat oleh pihak manajer keuangan sehubungan dengan batas pembelanjaan beserta biaya untuk masing-masing sumber pembelanjaan adalah sebagai berikut : 14 Obligasi : bila perusahaan bermaksud menjual obligasi 10,5% dengan nominal per lembar $ 1,000.- umur 12 tahun, maka diaperkirakan hasil penjualan perlembarnya sebesar $ 934.75. Untuk penjualan sampai dengan $ 910,000.- komisi untuk invesment bankers sebesar $ 9.75 per lembar. Sedangkan untuk penjualan di atas $910.000,sampai dengan $ 1,557,500.- dan di atas$ 1,557,500.- biaya sebelum pajaknya masing masing sebesar 12,5% dan 13,5%. Tingkat pajak yang diperhitungkan 35%. Saham Preferen : saham preferen perusahaan yang memberikan deviden $ 9.75 nominal $ 100.- per lembarnya, diperkirakan dapat terjual sebesar nominalnya. Untuk penjualan sampai dengan $ 360,000.- flotation cost nya sebesar $ 5.- per lembar. Untuk penjualan lebih dari $360,000.- sampai dengan $ 950,000.- dan di atas $950,000.- biayanya masing-masing sebesar 11,75% dan 12,75%. Saham biasa : penjualan saham biasa baru sampai dengan jumlah $1,755,000.membutuhkan flotation cost sebesar $6.0 per lembar, sedangkan untuk jumlah di atas s$1,755.000,- flotation cost nya $11.50 per lembar. Pembayaran deviden untuk periode mendatang sebesar $6.95 per lembar. Sisa laba dari tahun berjalan yang akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan (laba ditahan) berjumlah $585,000.-. Harga saham perusahaan dewasa ini kurang lebih sebesar $ 95.- per lembar. Adapun data pembayaran deviden selama 8 periode terakhir adalah sebagai berikut : Tahun Deviden per lembar saham 2006 (fct) $ 6.95 2005 $ 6.25 2004 $ 5.75 2003 $ 5.30 2002 $ 5.20 2001 $ 4.70 2000 $ 4.50 1999 $ 4.30 1998 $ 4.05 Berdasarkan informasi tersebut di atas, saudara sebagai pihak yang memiliki kompetensi untuk melakukan analisis diminta untuk menentukan : 15 a. Besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) pada masing-masing range total tambahan modal b. Rekomendasi kesempatan investasi mana yang dapat dilaksanakan dan yang tidak dapat dilaksanakan berdasarkan daftar kesempatan investasi berikut ini : Proyek IRR Besarnya investasi A 19 % $1,000,000.- B 16 % $1,200,000.- C 15,5 % $ 500,000.- D 15 % $1,300,000.- E 10,5 % $ 800,000.- F 12 % $ 750,000.- G 13,5% $ 450,000.- H 10 % $ 250,000.- Penyelesaian : Langkah I : Menghitung biaya modal pada berbagai tingkat pemenuhan kebutuhan modal dari masing-masing sumber modal. a. Obligasi : Nilai nominal per lembar $ 1,000.-. Cupon rate 10,5%, berarti bunganya sebesar 10,5% x $1,000.- = $105.-. Umur 12 tahun. Hasil penjualan per lembar $934.75 sampai dengan $ 910,000.- penerimaan bersih hasil penjualan per lembarnya $934.75 - $9.75 = $925.kd (=ki) = kb x (1 – t) $105 + { ($1,000.- - $ 925.-) : 12} = ------------------------------------------ x (1 -0,35) { ($925.- + $1,000.-) : 2 } = 7,51% > $910,000.- s/d $ 1,557,500 kd = 12,5% x (1 – 0,35) = 8,125% Di atas $ 1,557,500 kd = 13,5% x (1 – 0,35) = 8,775% b. Saham preferen Sampai dengan $ 360,000.- 16 $9.75 kp = -------------- = 10,26 % $ 100,- - $5.> $ 360,000.- s/d $950,000.- kp = 11,75% Di atas $ 950,000.- kp = 12,75% c. Saham biasa dan laba ditahan Laba ditahan (direncanakan) sebesar $ 585,000.-. Harga pasar per lembar saham $ 95.-.Penjualan sampai dengan $1,755,000.- flotation cost $ 6.- per lembar Penjualan diatas $ 1,755,000.- flotation cost $11.40 per lembar. Deviden per lembar saham yang akan dibayarkan $6.95. Deviden per lembar saham tahun 1998 $4.05 Biaya modal laba ditahan (kr) = ke $6.95 = ---------- + 6,98% = 14,295% $ 95 Biaya modal saham biasa baru (kc) Sampai dengan $1,755.000.$6.95 = -------------- + 6,98% = 14,79% $ 95 - $ 6 Di atas $1,755,000.$6.95 = ------------------- + 6,98% = 15,3% $ 95 - $ 11.50 Berdasarkan pada rincian tersebut di atas, maka dapat disusun informasi tentang biaya modal pada berbagai tingkat pemenuhan kebutuhan modal dalam tabel berikut ini : Sbr. modal komposisi Obligasi 0,35 Saham Pref. 0,20 Saham Biasa 0,45 Batas pembelanjaan ($) Biaya (%) Breaking Point s/d 910,000 > 910,000 s/d 1.557.000 Diatas 1.557,000 7,51 8,125 8,775 $ 2,6 juta $ 4,45 juta s/d 360,000 > 360,000 s/d 950,000 Diatas 950,000 10,26 11,75 12,75 $ 1,8 juta $ 4,75 juta s/d 585,000 > 585,000 s/d 2,340,000 Diatas 2,340,000 14,295 14,79 15,30 $ 1,3 juta $ 5,2 juta 17 Langkah II : Menentukan breaking point untuk masing-masing sumber modal : Obligasi : 1. $ 910,000.- : 0,35 = $ 2,6 juta 2. $1,557,500.- : 0,35 = $4,45 juta Saham Preferen : 1. $ 360,000.- : 0,20 = $ 1,8 juta 2. $ 950,000.- : 0,20 = $ 4,75 juta Saham Biasa : 1. $ 585,000,- : 0,45 = $ 1,3 juta 2. $2,340,000,- : 0,45 = $ 5,2 juta Langkah III : Menentukan range total tambahan modal 1. sampai dengan $ 1,3 juta 2. > $ 1,3 juta s/d $ 1,8 juta 3. > $ 1,8 juta s/d $ 2,6 juta 4. > $ 2,6 juta s/d $ 4,45 juta 5. > $ 4,45 juta s/d $ 4,75 juta 6. > $ 4,75 juta s/d $ 5,2 juta 7. diatas $ 5,2 juta Langkah IV : Menghitung WACC masing-masing range total tambahan modal Total tamb. Modal ($) s/d $ 1,3 juta > $ 1,3 jt s/d $ 1,8 jt > $ 1,8 jt s/d $ 2,6 jt > $ 2,6 jt s/d $ 4,45 jt > $ 4,45 jt s/d $ 4,75 jt > $ 4,75 jt s/d $ 5,2 jt Sumber modal Komposisi Biaya (%) Biaya tertimb (%) Obligasi Shm Pref Shm Biasa 0,35 0,20 0,45 7,51 10,26 14,295 11,11 Obligasi Shm Pref Shm Biasa 0,35 0,20 0,45 7,51 10,26 14,79 11,34 Obligasi Shm Pref Shm Biasa 0,35 0,20 0,45 7,51 11,75 14,79 11,63 Obligasi Shm Pref Shm Biasa 0,35 0,20 0,45 8,125 11,75 14,79 11,85 Obligasi Shm Pref Shm Biasa 0,35 0,20 0,45 8,775 11,75 14,79 12,08 Obligasi Shm Pref Shm Biasa 0,35 0,20 0,45 8,775 12,75 14,79 12,28 18 diatas $ 5,2 juta Obligasi Shm Pref Shm Biasa 0,35 0,20 0,45 8,775 12,75 15,30 12,51 Langkah V : Menggambar grafik WMCC dan IOS Biaya (%) 16 15 A 14 G 13 F WMCC 12 11 E F 10 IOS 1 2 3 4 5 6 Total Tambahan Modal ($ juta) 19 Berdasar pada informasi tentang kesempatan investasi yang ada, maka dapat disusun daftar kesempatan investasi (IOS ) sebagai berikut : Ranking Proyek IRR (%) Investasi ($) Komulatif Investasi ($) 1 B 16 1,2 juta 1,2 juta 2 C 15.5 0,5 juta 1,7 juta 3 D 15 1,3 juta 3,0 juta 4 A 14 1 juta 4,0 juta 5 G 13,5 0,45 juta 4,45 juta 6 F 12 0,75 juta 5,2 juta 7 E 10,5 0,8 juta 6,0 juta 8 H 10 0,25 juta 6,25 juta Berikutnya dilakukan pemilihan proyek-proyek mana yang dapat dilaksanakan dan proyek-proyek mana yang tidak dapat dilaksanakan Komulatif investasi ($) Proyek IRR (%) CoC (%) Keterangan 1,2 juta B 16 > 11,11 Layak 1,7 juta C 15.5 > 11.34 Layak 3,0 juta D 15 > 11,85 Layak 4,0 juta A 14 > 11,85 Layak 4,45 juta G 13,5 > 11,85 Layak 5,2 juta F 12 < 12,28 Tidak layak 6,0 juta E 10,5 < 12,51 Tidak layak 6,25 juta H 10 < 12,51 Tidak layak Jadi proyek-proyek B,C,D,A dan G layak untuk dilaksanakan, karena IRR lebih besar dari CoC, sedangkan proyek-proyek F,E dan H tidak layak dilaksanakan karena IRR nya lebih kecil dari CoC. Pertanyaan 1. Jelaskan arti istilah biaya modal ! 2. Mengapa kita menghitung biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan? 3. Sebut dan jelaskan sumber modal yang dimungkinkan dapat digali oleh perusahaan ! 4. Bagaimana tarif pajak perusahaan mempengaruhi biaya modal ? 20 Latihan Soal Pada akhir kuartal ke dua yang baru lalu, para pimpinan perusahaan JAYA MAKMUR telah mengadakan rapat yang secara khusus membahas rencana capital expenditure untuk tahun yang akan datang. Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan hal lain yang berkaitan dengan capital expenditure, misalnya dari mana dana akan dipenuhi. Dari hasil rapat pimpinan tersebut, ada sejumlah keputusan penting yang telah disepakati antara lain : 1. Perusahaan akan membuka beberapa proyek baru yang menghasilkan produk baru yang bersifat independent 2. Untuk kepentingan penarikan dana pada masa yang akan datang, perusahaan telah menetapkan komposisi yang dianggap optimal, yaitu, 35% hutang jangka panjang, 20% saham proferen dan 45 % saham biasa termasuk didalamnya laba ditahan. Disamping 2 point tersebut di atas, secara tegas dinyatakan oleh pimpinan bahwa tanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang sumber modal yang dapat digunakan, jumlah beserta biayanya diserahkan kepada manajer keuangan perusahaan. Dan ditekankan pula bahwa informasi tersebut sudah harus disampaikan dalam pertemuan berikutnya yang direncanakan dilaksanakan pada waktu dekat ini. Setelah menghubungi beberapa pihak yang berkaitan dengan sumber modal, diperoleh informasi tentang biaya modal dari masing-masing sumber modal pada berbagai tingkat pemenuhan kebutuhan modal, adalah sebagai berikut : Sumber Modal Batas Pembelanjaan Biaya setelah pajak Hutang jangka panjang s/d $ 647,500 > $ 647,500.- - $ 1,610,000.> $1,610,000.- 8.00% 8.75% 9.50% Saham Preferen s/d $310,000.> $ 310,000.- - $ 500,000.> $ 500,000.- 11.00% 11.50% 12.50% Saham Biasa s/d $ 540,000,> $ 540,000,- - $ 1,440,000.> $ 1,440,000.- 13.00% 14.25% 15.25% 21 Adapun kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut : Proyek Besarnya Investasi Cash inflow/th Umur IRR A $500,000.- $ 214,463.- 3 tahun 13.75% B $550,000.- $ 229,976.- 3 tahun 12.25% C $650,000.- $ 224,227.- 4 tahun 14.25% D $600,000.- $ 212,263.- 4 tahun ……… E $700,000.- $ 315,263.- 3 tahun 16.70% F $350,000.- $ 96,853.- 5 tahun ……… G $550,000.- $ 174,247.- 5 tahun 17.59% H $400,000.- $ 130,310.- 4 tahun 11.50% Berdasarkan informasi tersebut di atas, anda sebagai pihak yang dianggap memiliki potensi untuk dapat melakukan analisis atas kasus yang dihadapi perusahaan, diminta untuk memberikan rekomendasi proyek-proyek mana yang layak untuk dilaksanakan, proyek-proyek mana yang tidak layak dilaksanakan, ( pakailah pendekatan WMCC). Untuk keperluan tersebut anda diminta terlebih dahulu menghitung besarnya IRR dari proyek D dan F ! 22 STRUKTUR MODAL Pengertian Dalam organisasi bisnis, salah satu fungsi yang harus diemban oleh manajer keuangan adalah bagaimana menentukan komposisi struktur modal yang paling menguntungkan bagi pemilik, dalam artian dapat memakmurkan pemilik. Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan total modal sendiri. Struktur modal ini merupakan bagian dari struktur keuangan, yang merupakan perimbangan antara total hutang dengan total modal sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal Dalam kenyataannya, keputusan pembelanjaan jangka panjang perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Lokasi Distribusi keuntungan, dimaksudkan seberapa besar nilai yang diharapkan dari keuntungan perusahaan. Semakin besar nilai keuntungan yang diharapkan dengan tingkat penyimpangan yang sama, maka semakin kecil kemungkinan mendapatkan kerugian. Dalam artian, apabila keuntungan yang diharapkan dapat tercapai semakin besar, maka perusahaan akan semakin berani untuk menggunakan modal pinjaman, tetapi sebaliknya apabila keuntungan yang diharapkan dapat tercapai lebih kecil, maka penggunaan modal pinjaman yang disertai dengan beban tetap dapat membahayakan perusahaan. 2. Stabilitas penjualan dan keuntungan, dimaksudkan semakin stabil penjualan yang akan diikuti dengan stabilnya keuntungan, berarti semakin besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban tetapnya. Dengan demikian perusahaan dapat membelanjai kegiatannya dengan porsi hutang yang lebih besar. 3. Kebijakan deviden, dimaksudkan bagaimana penetapan pembayaran deviden yang berlaku, apakah menggunakan kebijakan pembayaran deviden yang stabil, yaitu pembayaran deviden dalam jumlah yang konstan, yang berarti harus menyediakan dana untuk membayar deviden yang tetap ini, hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat leverage yang tinggi. 4. Pengendalian, dimaksudkan apabila perusahaan melakukan emisi saham biasa baru, berarti munculnya hak suara baru. Dengan demikian dimungkinkan bisa terjadi pihak yang semula memiliki sebagian besar saham, dengan adanya emisi saham biasa baru akan menjadi berkurang bagiannya, yang seterusnya akan berkurang pula penguasaan atas perusahaan. 23 5. Risiko kebangkrutan, dimaksudkan apabila perusahaan dalam mendanai aktivanya dengan sebagian bersumber dari modal hutang, maka sampai dengan tingkat leverage tertentu tingkat bunga akan meningkat semakin tinggi, karena kreditur mulai kawatir tentang kebangkrutan perusahaan. Oleh karenanya diharapkan perusahaan tidak melanggar batas (tingkat leverage) tersebut. Teori-teori struktur modal Beberapa teori struktur modal telah dikembangkan khususnya untuk menganalisis pengaruh penggunaan hutang terhadap nilai perusahaan dan biaya modal. Yang menjadi pertanyaan adalah dapatkah satu perusahaan meningkatkan kemakmuran pemegang saham dengan cara menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang, jika dapat, berapa besar hutang harus dipergunakan oleh perusahaan ? Berikut ini ada beberapa pendekatan sehubungan dengan struktur modal, yaitu pendekatan laba bersih, pendekatan laba operasi dan pendekatan tradisional. 1. Pendekatan laba bersih (Net Income) Pendekatan ini memberikan beberapa asumsi dasar, yaitu : a. Hutang jangka panjang (obligasi)bersisfat perpetual b. Laba operasi konstan c. Dividen payout ratio 100%, atau laba ditahan = 0, sehingga tingkat pertumbuhan perusahaan konstan dan ke pun konstan d. Tingkat pajak 0%, sehingga laba sebelum pajak merupakan laba bagi pemegang saham e. Nilai pasar perusahaan merupakan penjumlahan dari nilai pasar saham dengan nilai pasar obligasi. f. Komposisi modal dapat dirubah dengan mengurangi porsi hutang atau saham untuk menambah porsi saham atau hutang. Contoh : Perusahaan mempunyai hutang sebesar Rp. 10.000.000,- dengan tingkat bunga 15%. Laba operasi yang dapat dicapai perusahaan Rp.10.000.000,-.Tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham (ke) sebesar 20%, adapun jumlah lembah saham yang beredar saat ini 8.500 lembar. Dari data tersebut di atas dapat diketahui : O : Laba operasi bersih Rp.10.000.000,- F : Bunga atas hutang (15% x Rp.10.000.000,-) Rp. 1.500.000,- 24 E : Laba bagi pemegang saham Rp. 8.500.000,- Ke = 20% S : Nilai pasar saham (E : ke = Rp.8.500.000,-:0,20) Rp.42.500.000,- B : Nilai pasar hutang (obligasi) Rp.10.000.000,- V : Nilai pasar perusahaan ( S + B ) Rp.52.500.000,- Dengan diketahuinya nilai pasar perusahaan, maka dapat dihitung besarnya biaya modal rata-rata tertimbang ( ko = O : S), yaitu Rp.10.000.000,- dibagi dengan Rp.52.500.000,- hasilnya sebesar 19,05%. Pada komposisi struktur modal tersebut di atas, dapat dihitung harga per lembar saham yang beredar, yaitu Rp.42.500.000,dibagi dengan 8.500, hasilnya sebesar Rp.5.000,-. Adapun pendapatan per lembar saham ( EPS = Earning per share) nya sebesar Rp.1.000,- yang merupakan hasil pembagian dari laba bagi pemegang saham sebesar Rp.8.500.000,- dengan 8.500. Seandainya perusahaan menerbitkan oblibgasi senilai Rp.20.000.000,- dan hasil penjualannya dipakai untuk membeli kembali saham perusahaan yang beredar, maka total hutang perusahaan menjadi Rp.30.000.000,-, sedang sisa saham yang beredar tinggal 4.500 lembar, dikarenakan jumlah lembar saham yang semula 8.500 dibeli kembali sebanyak 4.000 lembar. Jumlah ini merupakan hasil penjualan obligasi sebesar Rp.20.000.000,- tersebut dipakai untuk membeli kembali saham yang harga per lembarnya sebesar Rp.5.000,Pada komposisi struktur modal yang terakhir ini tentunya akan berpengaruh terhadap perubahan nilai pasar perusahaan, harga pasar per lembar saham, biaya modal rata-rata tertimbang dan pendapatan per lebar saham. Berikut ini perhitungannya : Laba operasi bersih Rp.10.000.000,- Bunga atas hutang 15% x Rp.30.000.000,- Rp. 4.500.000,- Laba bagi pemegang saham Rp. 5.500.000,- Ke = 20% Nilai pasar saham Rp.5.500.000,- : 0,20 Rp. 27.500.000,- Nilai pasar Obligasi Rp. 30.000.000,- Nilai pasar perusahaan Rp. 57.500.000,- Pada komposisi struktur modal yang baru ini, nilai pasar perusahaan bertambah sebesar Rp.5.000.000,-, harga pasar saham menjadi Rp.6.111,-, biaya modal rata-rata tertimbang menjadi 17,39%, eps menjadi Rp.1.222,Dari kedua kondisi komposisi struktur modal tersebut di atas dapat diketahui bahwa bila ke dan ki konnstan, ke lebih besar dari ki, kemudian porsi hutang 25 diperbesar, maka ko akan turun, eps menjadi naik dan diikuti naiknya harga per lembar saham. 2. Pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income) Dalam pendekatan ini, asumsi dasarnya adalah biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Apabila mengambil contoh tingkat laba operasi bersih yang dicapai perusahaan sama seperti contoh terdahulu, yaitu sebesar Rp.10.000.000,-, adapun biaya modal rata-rata tertimbang (ko) sebesar 20%, maka nilai pasar perusahaan sebesar Rp.50.000.000,yang berasal dari Rp.10.000.000,- dibagi 0,20. Apabila nilai pasar obligasi Rp.10.000.000,-, maka nilai pasar saham adalah Rp.40.000.000,Pada tingkat hutang sebesasr Rp.10.000.000,- laba bagi pemegang saham sebesar Rp.8.500.000,-, dengan demikian maka ke sebesar 21,25% ( = Rp.8.500.000,dibagi Rp.40.000.000,-). Harga per lembar saham sebesar Rp.4,705,-. Pada tingkat hutang sebesar Rp.30.000.000,- laba bagi pemegang saham sebesar Rp.5.500.000,nilai pasar saham Rp.20.000.000,-, ke sebesar 27,5% ( = Rp.5.500.000,- dibagi dengan Rp.20.000.000,-). Nilai pasar saham sebesar Rp.4,444,-. Dengan demikian pada hakekatnya apabila ko dan ki konstan, dimana ko lebih besar dari ki, apabila porsi hutang diperbesar, maka ke akan naik. 3. Pendekatan tradisional. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga suatu leverage tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga ki dan ke relatif konstan. Namun demikian setelah leverage tertentu biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan ini akan semakin besar, akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu meningkat. Menurut pendekatan ini terdapat struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. Hubungan EBIT – EPS Dalam pembahasan struktur modal, tentunya tidak dapat terlepas dengan leverage keuangan. EBIT tidak tergantung pada leverage keuangan, melainkan merupakan hasil operasi dan risiko usaha perusahaan. Perlu diketahui apa yang akan terjadi pada EPS sebuah perusahaan dalam berbagai bentuk pilihan pembiayaan apabila terjadi perubahan EBIT. Hal ini dapat diilustrasikan dengan contoh berikut : 26 Ada tiga alternatif pemenuhan pembiayaan dan pengaruhnya terhadap EPS pada tingkat EBIT tertentu. Shm Biasa Hutang Shm Pref EBIT Rp.2,4 juta Rp.2,4 juta Rp.2,4 juta Bunga - Laba sebelum pajak Rp.2,4 juta Rp.1,8 juta Rp.2,4 juta Pajak 50% Rp.1,2 juta Rp. 0,9 juta Rp.1,2 juta Laba setelah pajak Rp.1,2 juta Rp. 0,9 juta Rp.1,2 juta Dividen Preferen - - Rp.0.55 juta Laba bg pemegang saham Rp.1,2 juta Rp.0,9 juta Rp.0,65 juta Jumlah lembar saham 300.000 200.000 200.000 Laba per lembar saham Rp.4,- Rp.4,5 Rp.3,25 0,6 juta - Dari ilustrasi tersebut di atas dapat diketahui pada tingkat EBIT sebesar Rp.2,4 juta dengan beban finansial masing-masing alternatif seperti pada contoh, maka alternatif pembiayaan yang lebih menguntungkan bagi pemegang saham (pemilik) adalah dengan hutang. Pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan struktur modal ! 2. Mengapa penentuan struktur modal penting bagi perusahaan ? 3. Bandingkan pendekatan laba bersih, laba operasi bersih dan tradisional dalam kaitannya dengan teori struktur modal ! Latihan soal Dalam rangka menentukan struktur modal yang dianggap optimal, PT DANDANG GENDIS mempunyai dua alternative pemenuhan dana. Sebelum memutuskan alternative mana yang akan dipilih, terlebih dahulu perusahaan ingin mengetahui pengaruh besarnya EBIT yang diharapkan dapat tercapai terhadap laba bagi pemilik (EPS) dari alternative pemenuhan dana tersebut. Alternatif pemenuhan dana yang dimaksud adalah sebagai berikut : 27 Alternatif Keterangan I II Biaya bunga $ 4,000,000.- $ 3,000,000.- Dividen saham preferen $ 2,000,000.- $ 1,800,000.- Saham biasa yang beredar 50.000 lbr. 150.000 lbr Tingkat pajak yang diperhitungkan sebesar 40%. Berdasar informasi tersebut saudara diminta untuk menentukan 1. Besarnya EBIT yang menghasilkan BEP Finansial masing-masing alternative 2. Besarnya EBIT yang menghasilkan EPS alternative I sama dengan EPS alternative II 3. Berikan rekomendasi pada perusahaan, pada tingkat EBIT berapa alternative I lebih menguntungkan dari pada alternative II dan sebaliknya. 28 PENDANAAN KEMBALI OBLIGASI (BOND REFUNDING) Pengertian Pendanaan kembali obligasi dimaksudkan apabila perusahaan memutuskan untuk membeli kembali obligasi yang telah beredar sebelum obligasi tersebut jatuh tempo. Hal ini tentunya tidak dapat dilakukan oleh pihak perusahaan setiap saat, dalam artian bahwa penarikan kembali obligasi ini tentunya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam surat perjanjian jual beli obligasi ( indenture). Keputusan untuk membeli kembali obligasi yang beredar menyangkut dua hal penting, pertama apakah cukup menguntungkan membeli kembali obligasi yang beredar saat ini dan menggantikannya dengan obligasi baru ? Kedua, adalah meskipun bond refunding tersebut menguntungkan, apakah nilai perusahaan dirarapkan akan meningkat ? Karakteristik Obligasi Ada sejumlah karakteristik yang melekat pada obligasi yang penting untuk diketahui, yaitu klaim terhadap aset dan pendapatan perusahaan, nilai nominal, tingkat suku bunga kupon (cupon rate), periode jatuh tempo, indenture (surat perjanjian), tingkat penghasilan sekarang dan peringkat obligasi. Penentuan nilai pasar obligasi Untuk mengetahui berapa nilai pasar obligasi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh beberapa unsur yang melekat pada obligasi itu sendiri, yaitu nilai nominal, umur, cupon rate, dan market rate yang berlaku untuk obligasi tersebut. Misal, obligasi YYY memiliki nilai nominal Rp.100.000,- jatuh tempo 12 tahun yang akan datang. Cupon rate obligasi tersebut 10 % yang dibayarkan sekali dalam satu tahun. Adapun market rate yang berlaku atas obligasi tersebut sebesar 12,5%. Berdasarkan informasi di atas, maka dapat ditentukan nilai pasar obligasi dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pertama, menghitung total present value dari penerimaan bunga obligasi selama umur obligasi, dengan dasar discount factor sebesar market rate. Kedua, menghitung present value dari nominal obligasi yang akan dibayarkan pada akhir umur obligasi, dengan dasar discount factor sebesar market rate. Dari hasil perhitungan pertama dan kedua tersebut dijumlahkan. Hasil perhitungan total present value penerimaan bunga adalah sebesar Rp.60.534,76 dan presen velue nominal obligasi adalah sebesar Rp. 29 24.331,55. Sehingga dengan demikian nilai pasar obligasi tersebut sebesar Rp.84.866,31. Penghitungan besarnya tambahan investasi dan penghematan biaya atas rencana pendanaan kembali obligasi. Bond refunding sebenarnya tidak ubahnya seperti keputusan investasi dalam aktiva tetap. Aliran kas keluar meliputi call price yang merupakan penjumlahan dari nominal obligasi dengan call premium, biaya emisi obligasi baru, dan net interest/overlep interest yang harus dibayar selama kedua obligasi tersebut beredar (dalam proses penarikan obligasi lama yang akan diganti dengan obligasi baru), kemudian diperhitungkannya biaya emisi dan biaya diskon (bila ada) atas obligasi lama yang belum diamortisasi. Kesemua komponen biaya tersebut akan berpengaruh terhadap pembayaran pajak. Adapun aliran kas masuk dari hasil penjualan obligasi baru. Setiap investasi (arus kas keluar) yang dilakukan oleh perusahaan tentunya diharapkan akan diikuti dengan penerimaan (arus kas masuk). Sehubungan dengan pendanaan kembali obligasi ini, maka arus kas masuk yang dimaksudkan adalah adanya penghematan biaya atas ditariknya obligasi lama dan digantikannya dengan obligasi baru. Penghematan tersebut terjadi karena adanya selisih beban bunga antara obligasi lama dengan obligasi baru, dan amortisasi biaya-biaya yang berkenaan dengan kedua obligasi tersebut, yang diperhitungkan setelah pajak. Dari hasil penghematan setiap tahunnya ini, kemudian dipresent valuekan dengan dasar discount factor sebesar tingkat bunga obligasi baru dikalikan dengan (1-t). Apabila didapatkan hasil yang positif dari selisih antara present value penghematan biaya dengan tambahan investasi atas pendanaan kembali obligasi (arus kas keluar setelah pajak), maka dapat dinyatakan bahwa rencana pendanaan kembali obligasi tersebut layak. Contoh : PT, G R 4 (empat) tahun yang lalu telah menerbitkan obligasi dengan nilai nominal per lembarnya sebesar $ 1,000.- sebanyak 50.000 lembar, coupon ratenya per tahun 10%. Obligasi ini laku dijual per lembarnya sebesar $ 950.-. Umur obligasi 20 tahun (jatuh tempo 16 tahun yang akan datang). Dengan terbitnya obligasi ini perusahaan telah mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 500,000.- 30 Mengingat saat sekarang market rate berada di bawah coupon rate dan dipertimbangkan hal ini akan berlangsung lama, dimana perbedaan ini mempunyai nilai yang cukup berarti bagi perusahaan, maka perusahaan ingin menarik kembali obligasi yang telah beredar tersebut. Kemudian diganti dengan obligasi baru dengan nominal dan jumlah lembar obligasi yang sama, tetapi dengan tingkat coupon rate sebesar 7,50%. Umur obligasi baru ini 16 tahun. Dengan diterbitkannya obligasi baru ini, diperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 550,000.-dan dari hasil penjualan diperkirakan perusahaan masih harus menanggung biaya diskon sebesar $5.- per lembar obligasi. Sesuai ketentuan dalam indenture, saat sekarang perusahaan mempunyai hak untuk menarik kembali obligasinya dengan call premium sebesar 10% atau sebesar $100.per lembar obligasi. Diperhitungkan proses penyelesaian penarikan obligasi yang lama diperlukan waktu 2 (dua) bulan, yang mana hal ini akan berakibat adanya overlap interest selama 2 bulan.Tingkat pajak yang diperhitungkan sebesar 30%. Berdasarkan informasi tersebut di atas, saudara diminta untuk mengevaluasi apakah tencana pendanaan kembali obligasi perusahaan ini dapat dilaksanakan atau tidak ! Penyelesaian : Call Price : Total nominal obligasi = 50.000 x $1,000.- $ 50,000,000.- Call premium = 10% x $ 50,000,000.- $ 5,000,000.- (+) $ 55,000,000.- Hasi penjualan obligasi baru = ($1,000.- -$5.-) x 50.000 $ 49,750.000,- ( - ) $ 5,250,000.- Biaya-biaya lain : Biaya emisi obligasi baru = $ 550,000.- Overlap interest = 2/12 x 0,10 x $ 50,000,000.- = $ 833,333.33 (+) $ 1,383,333.3 (+) Arus kas keluar sebelum pajak $ 6,633,333.3 Penghematan pajak atas beban biaya : Call premium $ 5,000,000.- Overlap interest $ 833,333,33 Biaya emisi yang belum diamortisasi = 16/20 x $ 500,000.- $ 400,000.- Biaya diskon yang belum diamortisasi = 16/20 x $ 50.- x 50.000 = $ 2,000.000,$ 8,233,333,33 Total penghematan pajak = 0,30 x $ 8,233,333.33 = $ 2,470,000.- 31 Arus kas keluar setelah pajak : $ 6,633,333.3 - $ 2,470,000.- = $ 4,163,333.33 Penghitungan Penghematan biaya per tahun : Obligasi lama : Bunga $ 5,000,000.- Penghematan pajak : Bunga $ 5,000,000.- Amortisasi biaya emisi $ 25,000.- Amortisasi biaya diskon $ 125,000,- $ 5,150,000,- x 0,30 Biaya setelah pajak per tahun $ 1,545,000.- (-) $ 3,455,000.- Obligasi baru: Bunga $ 3,750,000.- Penghematan pajak : Bunga $ 3,750,000.- Amortisasi biaya emisi $ 34,375.- Amortisasi biaya diskon $ 15,625.- $ 3,800,000.- x 0,30 $ 1,140,000.- (-) Biaya setelah pajak per tahun $ 2,610,000.- Penghematan biaya per tahun $ 845,000.- Discount factor yang diperhitungkan sebesar 0,075 x (1 – 0,30) = 5,25 % Present value penghematan biaya sebesar $ 8,997,111.62 Net Present Value = P V Penghematan biaya - Arus kas keluar setelah pajak = $ 8,997,111.62 - $ 4,163,333.33 = $ 4,833,788.89 Dengan demikian rencana pendanaan kembali obligasi tersebut layak untuk dilaksanakan. Pertanyaan : 1. Bagaimana nilai nominal obligasi berbeda dari harga pasarnya ? 2. Uraikan klaim pemegang obligasi terhadap pendapatan dan aset perusahaan! 3. Apa manfaat diaturnya pendanaan kembali obligasi dalan indenture bagi emiten maupun pemegang obligasi ? 32 Latihan soal Soal A Obligasi OKE jatuh tempo 20 tahun yang akan datang, cupon rate per tahunnya sebesar 9% dengan nominal Rp. 1.000.000,-. Jika obligasi ini laku dijual sebesar Rp.945.000,- berapa tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang obligasi tersebut ? Soal B PT, MANIK ORO 5 (lima) tahun yang lalu telah menerbitkan obligasi dengan nilai nominal per lembarnya sebesar $ 1,000.- sebanyak 40.000 lembar, coupon ratenya per tahun 11%. Obligasi ini laku dijual per lembarnya sebesar $ 975.-. Umur obligasi 20 tahun (jatuh tempo 15 tahun yang akan datang). Dengan terbitnya obligasi ini perusahaan telah mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 750,000.Mengingat saat sekarang market rate berada di bawah coupon rate dan dipertimbangkan hal ini akan berlangsung lama, dimana perbedaan ini mempunyai nilai yang cukup berarti bagi perusahaan, maka perusahaan ingin menarik kembali obligasi yang telah beredar tersebut. Kemudian diganti dengan obligasi baru dengan nominal dan jumlah lembar obligasi yang sama, tetapi dengan tingkat coupon rate sebesar 9,50%. Umur obligasi baru ini 15 tahun. Dengan diterbitkannya obligasi baru ini, diperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 810,000.-dan diperkirakan obligasi baru ini akan terjual sebesar nominalnya. Sesuai ketentuan dalam indenture, saat sekarang perusahaan mempunyai hak untuk menarik kembali obligasinya dengan call premium sebesar 11% atau sebesar $110.- per lembar obligasi. Diperhitungkan proses penyelesaian penarikan obligasi yang lama diperlukan waktu 2 (dua) bulan, yang mana hal ini akan berakibat adanya overlap interest selama 2 bulan.Tingkat pajak yang diperhitungkan sebesar 35%. Berdasarkan informasi tersebut di atas, saudara diminta untuk mengevaluasi apakah tencana pendanaan kembali obligasi perusahaan ini dapat dilaksanakan atau tidak! 33 LEASING Pengertian Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor dan pihak lain yang memenfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee untuk jangka waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah bahwa lessee dapat memanfaatkan aktaiva tersebaut tanpa harus memiliki aktiava tersebut. Sebagai konpensasi aktiva yang dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban untuk membayar secara periodek sebagai sewa aktiva yang digunakan.Manfaat lain adalah bahwa lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi. Jenis-jenis leasing Leasing memiliki berbagai bentuk, namun demikian tiga bentuk yang paling populer adalah : 1. Sale and leaseback, dimaksudkan adalah dimana perusahaan yang memiliki aktiava tetap tersebut menjualnya kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa kembali aktiava tersebut untuk dalam suatu periode tertentu. Perusahaan yang membeli aktiva tersebut bisa perusahaan leasing atau lembaga keuangan lainnya. Manfaat dari jenis leasing ini adalah perusahaan dalam hal ini penjual aktiva tetap tersebut atau lessee menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat diinvestasikan ke kesempatan investasi lain dan bersamaan dengan itu lessee masih dapat menggunakan aktiva yang dijualnya selama jangka waktu yang telah disepakati dalam kontrak leasing. 2. Operating leases yang sering juga disebut direct leases. Dalam jenis leasing ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk leasing ini adalah bahwa harga perolehan aktiva sebagai obyek leasing tidak diamortisasikan secara penuh. Jangka waktu operating leases ini lebih pendek dari usia ekonomis yang diharapkan, sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali kepada pihak lain. Karakteristik lain dari jenis leasing ini adalah sering dicantumkannya klausul pembatalan yang memberikan hak kepada lessee untuk membatalkan leasisng dan mengembalikan aktiava sebelum periode leasing berakhir. 3. Financial leasing atau capital leasing. Dalam lease keuangan ini, tidak terdapat jasa pemeliharaan, kontrak tidak dapat dibatalkan dan peralatan yang dilease 34 diamortisasi secara penuh (artinya, harga kontrak lease bagi lesssor adalah sama dengan leluruh harga perolehan aktiava yang dilease). Apabila ditinjau dari sudut pandang masing-masing pihak (lessee dan lessor), maka klasifikasi leasing ini dapat dirinci sebagai berikut : a. Dari kepentingan pihak lessee : 1. Lease modal 2. Lease operasi (semua jenis lease selain lease modal) b. Dari kepentingan pihak lessor : 1. lease – jual 2. lease keuangan langsung 3. lease yang dileverage 4. lease operasi Penentuan besarnya biaya lease Bagi pihak lessor, khususnya sehubungan dengan transaksi leasing jenis capital leases, dalam penentuan besarnya biaya lease yang harus dibayar oleh pihak lessee dipengaruhi oleh beberapa unsur, yaitu meliputi harga perolehan aktiva yang dilease, jangka waktu kontrak leasing, nilai residu atas aktiva yang dilease pada akhir periode kontrak, tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pihak lessor Contoh : PT JA’AS membutuhkan sebuah mesin yang akan diperggunakan untuk menambah kapasitas produksi yang sudah ada saat ini. Penambahan mesin ini sangat penting bagi perusahaan, mengingat permintaan terhadap produk yang dihasilkannya selama beberap tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan. Dengan memperhatikan jumlah permintaan tersebut serta antisipasi pihak perusahaan bahwa permintaan akan terus meningkat pada masa-masa mendatang, maka kapasitas produksi dari mesin-mesin dan peralatan yang ada saat ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dapat memenuhi peningkatan permintaan tersebut. Oleh karena itu dalam rapat pimpinan yang baru lalu, telah disepakati bahwa penambahan mesin merupakan suatu keharusan dan tidak dapat ditunda-tunda lagi (rencana ini telah dianalisa baik dengan menggunakan metode NPV maupun IRR, dan kesimpulannya sangat positif). Mesin dan peralatan yang dibutuhkan tersebut diperkirakan bernilai $ 400,000.- dan untuk memenuhinya terbuka dua alternatif bagi perusahaan, yaitu : melalui kontrak financial leasing, atau membeli dengan dana pinjaman (hutang). Bila hutang jangka 35 waktunya 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga 14% per tahun. Hutang ini harus diangsur mulai akhir tahun pertama sampai dengan akhir tahun ke lima secara berturut-turut dalam bentuk anuitet. Untuk penyusutan terhadap mesin ini, perusahaan mempergunakan metode depresiasi garis lurus, dengan memperhitungkan umur ekonomis 5 tahun dan nilai residu $ 40,000.-. Tingkat pajak yang diperhitungkan 30%. Sementara untuk alternatif leasing (asumsikan saudara juga sebagai pihak lesssor), telah disepakati bahwa biaya lease akan dibayar oleh pihak lessee pada setiap akhir tahun dengan jangka waktu kontrak 5 tahun. Dalam penetapan biaya lease per tahunnya, pihak lessor mensyaratkan tingkat keuntungan (rate of return) sebesar 15% per tahun, serta memperhitungkan nilai sisa aktiva pada akhir masa kontrak sebesar $ 30,000.-. Berdasarkan informasi di atas, saudara diminta untuk menentukan : a. Biaya lease yang ditetapkan oleh pihak lesssor per tahunnya b. Pola cashflow (bagi PT JA’AS) untuk kontrak leasing dan pembelian aktiva dengan pinjaman c. Alternatif mana yang harus dipilih oleh PT JA’AS ? Untuk menentukan besarnya biaya lease per tahunnya, maka langkah pertama adalah menentukan besarnya nilai bersih aktiva yang dilease tersebut dengan cara mengurangkan harga perolehan aktiva yang dilease dengan present value nilai residu yang ditetapkan oleh lessor atas aktiva yang dilease berdasar pada discount factor sebesar tingkat pengembalian yang diharapkan oleh lessor. Herga perolehan aktiva yang dilease sebesar $ 400,000.Present value nilai residu $ 14,915.30 Nilai bersih aktiva yang dilease $ 385,084.70 Nilai bersih aktiva yang dilease ini menunjukkan total present value investasi yang dilakukan oleh pihak lessor. Dalam kasus ini lessor mengharapkan tingkat pengembalian sebesar 15%, dimana pembayaran biaya lease yang akan dilakukan oleh pihak lessee setiap akhir tahun secara berturut-turut selama 5 tahun. Sehingga dengan demikian nilai sebesar $385,084.70 ini merupakan present value dari cash inflow yang diharapkan oleh lessor atau present value dari biaya lease yang harus dibayar oleh pihak lessee. Dengan demikian maka biaya lease per tahunnya sebesar $114,876.76 . 36 Arus kas pola leasing bagi lessee Dengan telah diketahuinya biaya lease yang harus dibayar oleh pihak lesse untuk setiap periodenya, maka dapat disusun perhitungan arus kas nya sebagai berikut : Th. Biaya lease/th Penght.Pajak Bi.lease stlh pjk PV Biaya lease *) 1 s/d 5 $ 114.876.76 $ 34,463.03 $ 80,413.73 $ 306,395.20 *) discount faktor dihitung dari tingkat bunga x (1 –t) Pola arus kas alternatif hutang Dari contoh kasus yang terdahulu, untuk menyusun pola arus kas alternatif hutang, ada beberapa langkah perhitungan, yaitu : 1. Menghitung besarnya angsuran per tahun 2. Menghitung besarnya beban bunga setiap tahunnya selama jangka waktu kredit 3. Menghitung besarnya depresiasi aktiva tetap per tahunnya 4. Menghitung arus kas keluar per tahunnya. Dengan nilai pijaman sebesar $400,000.- apabila angsuran per tahunnya dalam jumlah yang sama dan dilakukannya setiap akhir tahun secara berturut-turut selama 5 tahun, dengan tingkat bunga 14%, maka besarnya angsuran per tahun adalah sebesar $ 116,513.42 Berikutnya adalah menghitung beban bunga yang harus dibayar setiap tahunnya dengan cara penghitungan sebagai berikut : Th. Pinjaman awal th Bunga 14% Total Angs./th 1 $ 400,000.- $ 56,000.- $ 456,000.- $ 116,513.42 2 $ 339,486.58 $ 47,528.12 $ 387,014.70 $ 116,513.42 3 $ 270,501.28 $ 37,870,18 $ 308,371.46 $ 116,513.42 4 $ 191,858.04 $ 26,860.13 $ 218,718.17 $ 116,513.42 5 $ 102,204.75 $ 14,308.67 $ 116,513.42 $ 116,513.42 Berdasarkan metode penyusutan garis lurus, maka besarnya depresiasi per tahunnya dapat dihitung sebagai berikut : ($ 400,000.- - $ 40,000.-) : 5 = $72,000.Berikutnya disusunlah penghitungan arus kas keluar sebagai berikut : 37 Th Angs./th Bi.bunga Bi.Dep Tot.biaya Penght.pjk 1 2 3 4 5= 3+4 6= t x 5 Arus kas keluar 7=2-6 PV arus kas keluar 8= PV7 1 2 3 4 5 Nilai Residu Total PV arus kas keluar Pengambilan keputusan pembelanjaan. Untuk memilih keputusan pembelanjaan mana yang harus ditetapkan oleh perusahaan, maka dasar pertimbangannya adalah Total PV arus kas pola mana yang lebih kecil, apakah pola leasing ataukah pola pinjam. Dengan total PV arus kas lebih kecil, berarti penggunaan sumber pembelanjaan tersebut lebih efisien. Pertanayaan 1. Bagaimana lease keuangan berbeda dengan lease operasi ? 2. Menurut anda, apakah faktor-faktor berikut cenderung mendukung pinjaman atau lease sebagai alternatif pembiayaan ? Mengapa ? a. Naiknya tarif pajak perusahaan b. Penyusutan dipercepat c. Naiknya tingkat harga d. Naiknya nilai sisa dari aktiva yang dilease e. Kenaikan suku bunga yang bebas risiko. Latihan soal PT AYUNAN RAYA membutuhkan sebuah mesin yang akan diperggunakan untuk menambah kapasitas produksi yang sudah ada saat ini. Penambahan mesin ini sangat penting bagi perusahaan, mengingat permintaan terhadap produk yang dihasilkannya selama beberap tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan. Dengan memperhatikan jumlah permintaan tersebut serta antisipasi pihak perusahaan bahwa permintaan akan terus meningkat pada masa-masa mendatang, maka kapasitas produksi dari mesin-mesin dan peralatan yang ada saat 38 ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dapat memenuhi peningkatan permintaan tersebut. Oleh karena itu dalam rapat pimpinan yang baru lalu, telah disepakati bahwa penambahan mesin merupakan suatu keharusan dan tidak dapat ditunda-tunda lagi (rencana ini telah dianalisa baik dengan menggunakan metode NPV maupun IRR, dan kesimpulannya sangat positif). Mesin dan peralatan yang dibutuhkan tersebut diperkirakan bernilai Rp.75.000,000.dan untuk memenuhinya terbuka dua alternatif bagi perusahaan, yaitu : melalui kontrak financial leasing, atau membeli dengan dana pinjaman (hutang). Bila hutang jangka waktunya 6 (enam) tahun dengan tingkat bunga 15% per tahun. Hutang ini harus diangsur mulai akhir tahun pertama sampai dengan akhir tahun ke lima secara berturut-turut dalam bentuk anuitet. Untuk penyusutan terhadap mesin ini, perusahaan mempergunakan metode depresiasi garis lurus, dengan memperhitungkan umur ekonomis 6 tahun dan nilai residu Rp.7.500,000.-. Tingkat pajak yang diperhitungkan 35%. Sementara untuk alternatif leasing (asumsikan saudara juga sebagai pihak lesssor), telah disepakati bahwa biaya lease akan dibayar oleh pihak lessee pada setiap akhir tahun dengan jangka waktu kontrak 6 tahun. Dalam penetapan biaya lease per tahunnya, pihak lessor mensyaratkan tingkat keuntungan (rate of return) sebesar 16% per tahun, serta memperhitungkan nilai sisa aktiva pada akhir masa kontrak sebesar $ 8,000,000.-. Berdasarkan informasi di atas, saudara diminta untuk menentukan : a. Biaya lease yang ditetapkan oleh pihak lesssor per tahunnya b. Pola cashflow (bagi PT AYUNAN RAYA) untuk kontrak leasing dan pembelian aktiva dengan pinjaman c. Alternatif mana yang harus dipilih oleh PT AYUNAN RAYA ? 39 KEBIJAKAN DIVIDEN Pengertian Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba debagai dividen, maka akan menguarangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan struktur modal secara keseluruhan. Fakktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen 1. Posisi solvabilitas perusahaan 2. Posisi likuiditas perusahaan 3. Kebutuhan untuk melunasi hutang 4. Rencana ekspansi 5. Kesempatan investasi 6. Stabilitas pendapatan 7. Preferensi pemegang saham Teori Kebijakan Dividen 1. Modigliani-Miller (MM) : berpendapat bahwa pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat ini didukung dengan beberapa asumsi : a. Pasar modal yang sempurna dimana semua investor bersikap rasional b. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan c. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi d. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan e. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi 40 2. Bird-in-the Hand Theory : Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa biaya modal saham biaya akan meningkat sebagai akibat dari penururunan pembayaran dividen. Investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen dari pada menunggu capital gain. Hipotesis Modigliani-Miller dan Gordon-Lintner Tentang Kebijakan Dividen 3. Tax Differential Theory : Teori ini akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan insvestasi saham, jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif yang berbeda dengan tarif pajak atas dividen. Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas didviden, maka saham yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi lebih menarik. Tetapi sebaliknya jika capital gain 41 dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Misal, seorang investor berada dalam tingkat pajak pendapatan sebesar 40% untuk dividen incomed dan 28% untuk longterm capital gain. Investor dihadapkan pada dua alternatif investasi, yaitu, Saham NAKULA dengan capital gain sebesar 10% dan dividen yield 5%, dan saham SADEWA dengan capital gain sebesar 5% dan dividen yield 10%. Harga saham untuk keduanya sama yaitu sebesar $10.- dengan tingkat risiko yang sama pula. Kedua saham tersebut memiliki total return (sebelum pajak) = dividen yield + capital gain = 15%. Setelah diperhitungkan pajak atas dividen yield dan capital gain, maka total return untuk masing-masing saham adalah : Uraian Dividen yield Capital gain Total return Saham Nakula Return sebelum pajak Pajak Return setelah pajak 5% 10,0% 15,0% 0,4 x 5% = 2% 0,28 x 10% = 2,8% 4,8% 3% 7,2% ,2% 10,2% 10% 5,0% 15,0% 0,4 x 10% = 4% 0,28 x 5% = 1,4% 5,4% Saham Sadewa Return sebelum pajak Pajak Return setelah pajak 6% 3,6% .2% 9.6% Dalam prakteknya, kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan cenderung memberikan dividen dengan jumlah yang relatif stabil, hal ini bukan berarti dividen pay out ratio nya tetap. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dinaikkan, bila merasa yakin bahwa masa yang akan datang perusahaan mampu mempertahankannya. Pertanyaan : 1. Jelaskan pendapat Modigliani-Miller dan Gordon-Lintner tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap biaya modal perusahaan 2. Secara statistik, menurut anda pendapat yang mana yang memiliki kelebihan ? 3. Sebagai investor, apakah saudara lebih suka investasi saham yang memiliki payout ratio konstan, atau saham yang membayar dividen dalam jumlah yang sebakin besar ? 42 MERGER Pengertian : Merger adalah kombinasi dua perusahaan di mana satu perusahaan kehilangan eksistensinya sebagai satu kesatuan. Perusahaan yang bertahan mengambil alih aktiva dan hutang perusahaan yang digabungkan (merged company). Merger berbeda dengan konsolidasi. Konsolidasi merupakan kombinasi dua perusahaan dengan mana dibentuk satu perusahaan yang sama sekali baru. Kedua perusahaan lama tidak ada lagi, dan saham biasa mereka ditukar dengan saham perusahaan yang baru. Jenis-jenis merger Ada beberapa jenis merger, antara lain : a. Merger harisontal : yaitu penggabungan dua perusahaan yang menghasilkan jenis produkatau jasa yang sama, misalnya jika dua perusahaan rokok bergabung. b. Merger vertikal : yaitu penggabungan dua perusahaan antara industri hulu dengan industri hilir, misalnya pengambilalihan industri pabrik baja oleh salah satu pemasoknya. c. Merger konglomerat, yaitu penggabungan perusahaan dari industri yang benarbenar berbeda, misalnya pengambilalihan perusahaan pertambangan oleh perusahaan perbankan. Motiv Merger : Ada beberapa motiv mengapa perusahaan-perusahaan tersebut melakukan merger, antara lain : 1. Keekonomisan Operasi dan Keekonomisan Skala Keekonomisan operasi sering dapat dicapai melalui merger, hal ini terjadi karena fungsi rangkap dapat dihilangkan, misalnya pemasaran, akuntansi, pembelian dan operasi lain dapat dikonsolidasi. Tenaga penjual dapat dikurangi demi menghidari duplikasi usaha dalam wilayah tertentu. Dalam merger perusahaan apapun, tujuan utamanya adalah untuk merealisasi keekonomisan operasi melalui penghilangan fungsi yang rangkap, sehingga akan mendatangkan sinergisme, artinya perusahaan yang dilebur mempunyai nilai yang lebih besar dari pada jumlah bagian bagiannya. 43 Selain keekonomisan operasi, keekonomisan skala juga mungkin dicapai melalui merger dua perusahaan. Keekonomisan skala timmbul bila biaya rata-rata turun dengan naiknya volume . Gagasannya adalah mengkonsentrtasikan volume kegiatan yang lebih besar pada fasilitas tertentu, pada jumlah orang tertentu, pada sistem distribusi tertentu, dan seterusnya. 2. Perbaikan manajemen Beberapa perusahaan tidak dikelola secara efisien, karena itu profitabilitasnya lebih rendah dari yang diharapkan. Sejauh perusahaan yang mengambilalih dapat memberikan manajemen yang lebih baik, maka pengambilalihan dapat masuk akal hanya alasan ini. Walaupun perusahaan dapat mengubah manajemennya sendiri, namun kenyataan praktis karena kebiasaan yang sudah mengakar mungkin sedemikian jeleknya sehingga pengambilalihan eksternal diperlukan agar dapat terjadi sesuatu yang positip.Motivasi ini memberikan kesan bahwa perusahaan yang mempunyai laba dan tingkat pengembalian yang rendah merupakan sasaran yang cocok untuk diambil alih. 3. Pertumbuhan Suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan laju yang cepat melalui ekspansi internal, dan mungkin merasa bahwa cara satu-satunya untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan adalah pengambilalihan perusahaan lain. Hal ini mungkin jauh lebih murah dari pada pertumbuhan internal 4. Situasi Penilaian Terdapat situasi dimana lebih murah membeli aktiva melalui pengambilalihan dari pada membeli secara langsung, hal ini disebabkan nilai pasar perusahaan jauh di bawah nilai ganti aktiva (laba rendah). 5. Kompensasi ke depan (carry-forward) kerugian pajak Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam beberapa merger adalah adanya kompensasi ke depan kerugian pajak. Perusahaan yang mempunyai kerugian komulatif, mempunyai prospek yang cukup kecil dimasa datang untuk dapat mendayagunakan sepenuhnya kompensasi kedepan kerugian pajaknya. Melalui penggabungan dengan perusahaan yang menguntungkan, ada kemungkinan bagi perusahaan yang bertahan untuk mendayagunakansepenuhnya kompensasi ke depan kerugian pajak tersebut. 6. Diversifikasi Dengan mengambilalih perusahaan di dalam lini usaha yang berbeda, suatu perusahaan dapat mengurangi ketidak stabilan siklus laba, karena dimungkinkan 44 adanya korelasi yang negatif dalam pencapaian laba. Karena gagasan diversifikasi adalah penyebaran resiko. Pengaruh merger secara financial setelah merger Apabila dua perusahaan dikombinasikan, rasio pertukaran timbul, yang menunjukkan bobot relatif dari perusahaan-perusahaan tersebut. Tujuan merger adalaha memaksimalkan kekayaan jangka panjang para pemegang saham yang ada. Oleh karenanya informasi yang pokok dan erat hubungannya dengan merger tersebut adalah laba bagi para pemegang saham biasa, harga pasar saham, jumlah lembar saham yang beredar. Contoh : Rencana merger (akuisisi) perusahaan DAYOEN oleh perusahaan JINGGO. Data yang tersedia sebagai berikut : JINGGO DAYOEN 1. Laba bersih $ 20,000,000.- $ 6,000,000.- 2. Jumlah lembar saham biasa 10.000.000 lbr. 4.000.000 lbr 3. EPS (1:2) $ 2.- $ 1.50 4. Harga pasar saham $20.- $ 12.- 5. P/E Ratio (4:3) 10 kali 8 kali Initial effect : - ratio of exchange : rasio pertukaran setiap saham perusahaan yang dibeli dengan saham perusahaan yang membeli = Harga saham perusahaan yang dibeli Harga saham perusahaan yang membeli Berdasar harga pasar, maka ratio of exchange : = $ 12,- : $ 20,- = 0,60 artinya setiap lembar saham DAYOEN dapat ditukar 0,60 lembar saham JINGGO - Jumlah lembar saham setelah merger : = jumlah lembar saham yang lama + lembar saham yang baru = 10.000.000 lbr + ( 0,60 x 4.000.000 lbr) = 12.400.000 lbr. 45 - EPS setelah merger : = laba setelah merger : jumlah lbr saham setelah merger = ($ 20,000,000.- + $ 6,000,000.-) : 12.400.000 = $ 2.097 - EPS Acquiring naik dari $ 2.- $ 2.097 - EPS paid/acquired turun dari $ 1.50 (0,60 x $ 2.097) = $ 1.258 Pertukaran didasarkan pada premium 25%, maka saham DAYOEN dinilai $ 15.- per lembar (1,25 x $ 12.-), P/E Ratio $15.- : $ 1.50 = 10 kali, jadi PER JINGGO = PER DAYOEN - ratio fo exchange = $ 15.- : $ 20.- = 0,75 - Jumlah lembar saham setelah merger = 10.000.000 lbr + (0,75 x 4.000.000 lbr) = 13.000.000 lbr. - EPS setelah merger = $ 26,000,000.- : 13.000.000 = $ 2.- - EPS Acquiring tetap sebesar $ 2.- - EPS Acquired tetap sebesar (0,75 x $ 2.-) = $ 1.50 Besarnya premium yang dapat ditawarkan agar tidak merubah EPS dapat dilakukan sebagai berikut : - Menyamakan P/E Ratio Acquired dengan P/E Ratio acquiring, dalam hal ini 10 kali atau dengan harga 10 x $ 1.50 = $15.Jadi premium = ($15. - $ 12.) : $ 12. = 25% Pengaruh thd. EPS setelah merger: Keterangan Acquiring Acquired P/E Acquired < P/E Acquiring naik turun P/E Acquired = P/E Acquiring tetap tetap P/E Acquired > P/E Acquiring turun naik 46 Pembandingan pengaruh keputusan merger dengan tidak merger dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan dari masing-masing perusahaan Bila diketahui tingkat pertumbuhan untuk JINGGO = 11% dan untuk DAYOEN 6%, bagaimana EPS untuk B 5 tahun mendatang setelah merger (ratio of exchange didasarkan pada harga pasar ) bila dibandingkan dengan tanpa merger ? a. EPS tanpa merger = $ 1.50 x (1,06)5 = $ 2.007 b. EPS dengan merger = $ 1.258 x (1,11)5 = $ 2.119 Dari hasil perhitungan tersebut di atas, setelah 5 tahun melakukan merger ternyata EPS nya lebih besar bila dibandingkan dengan tanpa merger. Pertanyaan : 1. Jelaskan konsep sinergisme ! 2. Jelaskan beberapa motiv mengapa perusahaan melakukan merger ? 3. Banyak merger perusahaan dilakukan dengan motif pertumbuhan yang meningkat, Apa artinya ? Dapatkah Anda menaikkan pertumbuhan tanpa menaikkan risiko perusahaan yang hidup terus secara keseluruhan ? Latihan Soal Soal 1 Berikut ini disajikan informasi tentang laba untuk pemegang saham, jumlah lembar saham dan ratio harga/laba (price earning ratio) dari perusahaan PALGUNA dan PALGUNADI: Palguna Palgunadi Laba untuk pemegang saham (jutaan) $ 21 $ 8.4 Jumlah lembar saham (jutaan) 8.4 5.6 Ratio harga/laba (PER) 15 kali 12 kali a. Apajbila kedua perusahaan merencanakan untuk melakukan merger dengan rasio pertukaran saham berdasarkan harga pasar saham masing-masing perusahaan, bagaimana pengaruh mula-mula terhadap EPS kedua perusahaan tersebut ? b. Apabila memungkinkan untuk memberikan premi, siapa yang harus memberikan dan berapa besarnya, agar EPS sebelum dan sesudah merger sama besar ? c. Apabila diketahui tingkat pertumbuhan EPS untuk perusahaan Palguna 6% dan perusahaan Palgunadi 2,75% berdasarkan ratio pertukaran harga saham 47 masing-masing perusahaan, bagaimana EPS perusahaan Palgunadi setelah 6 tahun , apakah lebih baik merger atau tanpa merger ? Soal 2 PT CITRAKSI sedang mempertimbangkan pembelian PT CITRAKSA dengan saham. Informasi keuangan yang relevan adalah sebagai berikut : CITRAKSI CITRAKSA Laba sekarang (dalam ribuan) $ 4,000.- $ 1,000.- Saham biasa (dalam ribuan) 2.000 800 Laba per lembar saham $ 2.00 $ 1.25 Rasio harga/laba 12 kali 8 kali Citraksi merencanakan untuk menawarkan premi sebesar 20% di atas harga pasar saham Citraksa. a. Berapa rasio pertukaran saham ? Berapa banyak saham baru yang akan diterbitkan ? b. Berapa laba per lembar saham bagi perusahaan yang hidup terus segera setelah merger? c. Bila rasio harga/laba tetap 12 kali, berapa harga pasar per lembar saham perusahaan yang hidup terus ? Apa yang akan terjadi seandainya rasio itu menjadi 11 kali ? 48 SUMBER BACAAN YANG DIANJURKAN 1. Intermediate Financial Management, ( Eugene F. Brigham & Louis C. Gapenski) 2. Corporate Financial Management (Douglas R. Emery & John D. Finnerty) 3. Financial Management : Principles and Applications ( Arthur J. Keown, et.al.) 4. Dasar-dasar manajemen keuangan (James C. Van Horne) 5. Manajemen Keuangan (J.Fred Weston & Thomas E. Copeland ) 6. Manajemen Keuangan (Drs.R.Agus Sartono MBA) 7. Dasar-dasar manajemen keuangan (John D. Martin et. All) 8. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan (Prof. DR. Bambang Riyanto) Pertanyaan : 1. Sebut dan jelaskan macam dan karakteristik sumber modal baik dari kreditur maupun pemilik perusahaan 2. Sebut dan jelaskan keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber modal baik dari kreditur maupun pemilik perusahaan 3. Sebut dan jelaskan hak-hak pemodal ( kreditur dan pemilik ). 4. Sebagai manajer keuangan perusahaan, coba saudara jelaskan mengapa anda memilih sumber pembelanjaan hutang jangka panjang ? Dan mengapa anda memilih pemenuhan kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan menerbitkan saham ? 5. Jelaskan arti istilah biaya modal ! 6. Mengapa kita menghitung biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan? 7. Sebut dan jelaskan sumber modal yang dimungkinkan dapat digali oleh perusahaan ! 8. Bagaimana tarif pajak perusahaan mempengaruhi biaya modal ? 9. Apa yang dimaksud dengan struktur modal ! 49 10. Mengapa penentuan struktur modal penting bagi perusahaan ? 11. Bandingkan pendekatan laba bersih, laba operasi bersih dan tradisional dalam kaitannya dengan teori struktur modal ! Latihan Soal 1 Pada akhir kuartal ke dua yang baru lalu, para pimpinan perusahaan JAYA MAKMUR telah mengadakan rapat yang secara khusus membahas rencana capital expenditure untuk tahun yang akan datang. Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan hal lain yang berkaitan dengan capital expenditure, misalnya dari mana dana akan dipenuhi. Dari hasil rapat pimpinan tersebut, ada sejumlah keputusan penting yang telah disepakati antara lain : 1. Perusahaan akan membuka beberapa proyek baru yang menghasilkan produk baru yang bersifat independent 2. Untuk kepentingan penarikan dana pada masa yang akan datang, perusahaan telah menetapkan komposisi yang dianggap optimal, yaitu, 35% hutang jangka panjang, 20% saham proferen dan 45 % saham biasa termasuk didalamnya laba ditahan. Disamping 2 point tersebut di atas, secara tegas dinyatakan oleh pimpinan bahwa tanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang sumber modal yang dapat digunakan, jumlah beserta biayanya diserahkan kepada manajer keuangan perusahaan. Dan ditekankan pula bahwa informasi tersebut sudah harus disampaikan dalam pertemuan berikutnya yang direncanakan dilaksanakan pada waktu dekat ini. Setelah menghubungi beberapa pihak yang berkaitan dengan sumber modal, diperoleh informasi tentang biaya modal dari masing-masing sumber modal pada berbagai tingkat pemenuhan kebutuhan modal, adalah sebagai berikut : Sumber Modal Batas Pembelanjaan Biaya setelah pajak Hutang jangka panjang s/d $ 647,500 > $ 647,500.- - $ 1,610,000.> $1,610,000.- 8.00% 8.75% 9.50% Saham Preferen s/d $310,000.> $ 310,000.- - $ 500,000.> $ 500,000.- 11.00% 11.50% 12.50% Saham Biasa s/d $ 540,000,> $ 540,000,- - $ 1,440,000.> $ 1,440,000.- 13.00% 14.25% 15.25% Adapun kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut : Proyek Besarnya Investasi Cash inflow/th Umur IRR A B C D E F G H $500,000.$550,000.$650,000.$600,000.$700,000.$350,000.$550,000.$400,000.- $ 214,463.$ 229,976.$ 224,227.$ 212,263.$ 315,263.$ 96,853.$ 174,247.$ 130,310.- 3 tahun 3 tahun 4 tahun 4 tahun 3 tahun 5 tahun 5 tahun 4 tahun 13.75% 12.25% 14.25% ……… 16.70% ……… 17.59% 11.50 Berdasarkan informasi tersebut di atas, anda sebagai pihak yang dianggap memiliki potensi untuk dapat melakukan analisis atas kasus yang dihadapi perusahaan, diminta untuk memberikan rekomendasi proyek-proyek mana yang layak untuk dilaksanakan, proyek-proyek 50 mana yang tidak layak dilaksanakan, ( pakailah pendekatan WMCC). Untuk keperluan tersebut anda diminta terlebih dahulu menghitung besarnya IRR dari proyek D dan F ! Latihan soal 2 Dalam rangka menentukan struktur modal yang dianggap optimal, PT DANDANG GENDIS mempunyai dua alternative pemenuhan dana. Sebelum memutuskan alternative mana yang akan dipilih, terlebih dahulu perusahaan ingin mengetahui pengaruh besarnya EBIT yang diharapkan dapat tercapai terhadap laba bagi pemilik (EPS) dari alternative pemenuhan dana tersebut. Alternatif pemenuhan dana yang dimaksud adalah sebagai berikut : Keterangan Biaya bunga Dividen saham preferen Saham biasa yang beredar Alternatif I II $ 4,000,000.$ 3,000,000.$ 2,000,000.$ 1,800,000.50.000 lbr. 150.000 lbr Tingkat pajak yang diperhitungkan sebesar 40%. Berdasar informasi tersebut saudara diminta untuk menentukan 4. Besarnya EBIT yang menghasilkan BEP Finansial masing-masing alternative 5. Besarnya EBIT yang menghasilkan EPS alternative I sama dengan EPS alternative II 6. Berikan rekomendasi pada perusahaan, pada tingkat EBIT berapa alternative I lebih menguntungkan dari pada alternative II dan sebaliknya. 51