BUKU AJAR - Blog UB - Universitas Brawijaya

advertisement
KEUANGAN BISNIS 2
Disusun oleh :
Drs. TOPOWIJONO, MSi
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1
SUMBER PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG
Pengertian
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sumber pembelanjaan yang telah digali oleh
perusahaan dapat dilihat pada neraca sebelah kredit. Berdasarkan jangka waktunya,
maka sumber pembelanjaan tersebut terbagi atas sumber pembelanjaan jangka
pendek dengan jangka waktu kurang dari satu tahun, sumber pembelanjaan jangka
menengah dengan jangka waktu tertanam dalam perusahaan berkisar satu tahun
sampai dengan sepuluh tahun dan sumber pembelanjaan jangka panjang dengan
jangka waktu tertanam dalam perusahaan lebih dari sepuluh tahun.
Berdasarkan asalnya, maka sumber pembelanjaan jangka panjang ini ada yang
bersumber dari dalam perusahaan (sumber intern), yaitu laba ditahan dan ada yang
bersumber dari luar perusahaan (sumber ekstern), dimana sebagian merupakan modal
asing (hutang) dan sebagian lagi merupakan modal sendiri (saham). Ditinjau dari
pemilik modalnya, maka pembelanjaan jangka panjang tersebut dapat berasal dari
kreditur yang berbentuk, hutang bank, obligasi, hutang dengan jaminan dan hutang
tanpa jaminan. Disamping itu berasal dari pemilik yang berbentuk saham preferen dan
saham biasa.
Macam dan karakteristik sumber modal hutang
Untuk memenuhi kebutuhan modal untuk investasi jangka panjang yang
diperlukan perusahaan, salah satu alternatif pemenuhannya dapat dilakukan dengan
sumber pembelanjaan dari hutang jangka panjang bank/perusahaan asuransi/dana
pensiun. Apabila perusahaan memilih alternatif ini, maka ada kecenderungan proses
pendanaan tersebut relatif cepat, fleksibel dalam hubungannya dengan persyaratanpersyaratan yang harus dilengkapi untuk pengajuan pendanaan tersebut, biaya yang
harus dikeluarkan relatif rendah, tidak perlu ke pengawas pasar modal, namun dana
yang tersedia relarif kecil. Sehubungan dengan beban bunga atas jenis sumber
pembelanjaan ini, ada yang tingkat bunganya tetap, setinggi tingkat bunga obligasi
dengan jatuh tempo sama dan dengan tingkat resiko yang sama, dan ada pula yang
variabel, artinya sebesar prosentase tertentu di atas prime rate (= tingkat bunga
obligasi pemerintah).
Alternarif sumber pembelanjaan jangka panjang lainnya yang berasal dari pihak
kreditur adalah Obligasi. Obligasi merupakan tanda bukti hutang yang dikeluarkan
perusahaan, sejumlah tertentu, jatuh tempo pada waktu tertentu, dan memberikan
2
pendapatan tertentu. Jatuh tempo obligasi pada umumnya berkisar antara 10 tahun
sampai dengan 30 tahun. Pada prinsipnya Obligasi perusahaan yang untuk pertama
kali dikeluarkan dapat dipasarkan melalui dua cara yaitu direct plecement yaitu
penjualan obligasi secara langsung ke publik/investor, yang dalam hal ini biasanya
lembaga-lembaga keuangan seperti perusahaan asuransi.. Cara kedua adalah Public
Offering, yang biasanya ditangani oleh suatu lembaga, yaitu invesment banker, yang
bidang usahanya memang dikhususkan untuk menjual obligasi-obligasi perusahaan.
Tingkat bunga obligasi tetap, yang pembayarannya ada yang dilakukan satu kali dalam
satu tahun, ada yang dua kali dalam satu tahun.
Mengingat penjualan obligasi perusahaan ini digunakan untuk menarik dana
dalam jumlah yang cukup besar dari individu-individu yang tidak mempunyai hubungan
langsung dengan perusahaan, maka diperlukan sejumlah
peraturan resmi untuk
melindungi kepentingan para pemegang obligasi tersebut. Untuk kepentingan tersebut,
pada dasarnya para pemegang obligasi dapat dilindungi melalui indenture dan
trustee.
Bond indenture merupakan dokumen resmi yang menyatakan tentang kondisi-kondisi
penjualan obligasi, baik yang menyangkut hak-hak para pemegang obligasi maupun
kewajiban perusahaan yang mengeluarkannya. Tindakan-tindakan yang diambil oleh
pemegang obligasi bila perusahaan melanggar salah satu dari persyaratan yang telah
ditetapkan juga dinyatakan secara jelas dalam bond indenture. Adapun trustee
merupakan pihak ketiga di luar perusahaan dan pemegang obligasi, yang mempunyai
tugas pokok bertindak untuk dan atas nama pemegang obligasi untuk mengawasi
apakah pihak perusahaan telah menjalankan persyaratan yang ditetapkan dalam
indenture sebagaimana mestinya.
Ada beberapa macam jenis obligasi, antara lain : Mortgage bond yaitu hutang jangka
panjang yang dijamin dengan sekelompok aset perusahaan, debenture bond yaitu
hutang jangka panjang tanpa jaminan, tentunya tingkat bunganya lebih tinggi bila
dibandingkan dengan jenis yang pertama. Convertable bond merupakan obligasi yang
memberikan hak kepada pemiliknya untuk menggantikan obligasi dengan saham biasa
dengan harga yang telah ditentukan. Ada pula obligasi yang disertai dengan warrant,
yaitu hak untuk membeli sejumlah saham biasa dimasa yang akan datang dengan
harga yang telah ditentukan. Adapun income bond merupakan obligasi yang
memberikan bunga bila memperoleh laba. Tentunya jenis obligasi yang terakhir ini
memiliki tingkat resiko yang lebih besar.
3
Karakteristik Hutang Jangka Panjang :
Bagaimana karakteristik sumber modal jangka panjang pada umumnya dapat
dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang kreditur (pemodal) dan dari
sudut pandang debitur (emiten atau pengguna modal).
Ditinjau dari sudut pandang kreditur, ada tiga karakteristik yang melekat yaitu :
1. Risiko : risiko yang ditanggung oleh kreditur lebih kecil dari pada pemegang saham
biasa dan saham preferen, karena adanya hak prioritas dalam hal laba dan
likuidasi, jatuh tempo yang pasti dan dilindungi indenture
2. Laba : return (tingkat pengembalian) yang diterima kreditur tetap, tidak tergantung
besar kecilnya perolehan laba perusahaan , terkecuali income bond. Dengan
demikian berarti tidak bisa menikmati masa-masa boom, dan menderita kerugian
bila terjadi inflasi.
3. Kendali : para kreditur tidak memiliki hak suara
Keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber modal hutang jangka
panjang
Ditinjau dari sudut pandang debitur (emiten atau pengguna modal), keunggulan yang
dimiliki dari sumber modal hutang jangka panjang adalah sebagai berikut :
1. Biaya atas hutang jangka panjang tersebut terbatas
2. Pemilik perusahaan tidak ikut mengendalikan pengelolaannya
3. Beban bunga dapat mengurangi beban pajak
4. Keluwesan, karena adanya opsi tarik
Di sisi lain atas penggunaan sumber modal hutang jangka panjang memiliki
kelemahan-kelemahan, antara lain : adanya biaya tetap, hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat leverage yang tinggi, dengan demikian risiko finansialpun akan tinggi
pula. Selain itu, adanya batasan dan keharusan untuk membayar pada saat jatuh
tempo.
Saham Preferen
Salah satu sumber pembelanjaan jangka panjang dari pihak pemilik adalah
saham preferen. Saham preferen memberikan kepada pemegangnya beberapa hak
istimewa yang menyebabkan kedudukan mereka lebih tinggi dibanding dengan
pemegang saham biasa dalam hal pembagian deviden dan aktiva perusahaan.
Pemegang saham preferen diberikan deviden dalam jumlah tetap untuk setiap
periodenya. Jumlah deviden tersebut dapat dinyatakan baik dalam rupiah maupun
4
sebagai persentase dari nilai nominalnya. Karena adanya deviden yang bersifat tetap
dan pembayarannya harus dilakukan sebelum pembayaran deviden kepada pemegang
saham biasa, maka risiko yang ditanggung oleh pemegang saham preferen lebih kecil
dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Dengan alasan ini maka biasanya
pemegang saham preferen tidak diberi hak suara atau hak pilih, kecuali dalam hal-hal
tertentu.
Karakteristik saham preferen
Ada beberapa karakteristik yang melekat pada saham preferen, antara lain :
deviden preferen lebih fleksibel dari pada bunga, karena bunga harus dibayar oleh
perusahaan setiap periodenya. Bila perusahaan tidak mampu membayar bunga, maka
akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan kreditur terhadap perusahaan. Selain
itu, deviden preferen akan dapat meningkatkan degree of financial leverage (DFL),
yang berarti makin tinggi DFL pengaruh perubahan Laba Operasi (EBIT) terhadap
Earning Per Share (EPS) makin besar. Disamping itu, biaya atas saham preferen lebih
tinggi bila dibandingkan dengan hutang, dan saham preferen tidak memiliki hak untuk
memaksakan pembayaran deviden. Apabila pada suatu periode tertentu perusahaan
tidak dapat membayar deviden preferen, maka hal ini merupakan hutang bagi
perusahaan (untuk saham preferen komulatif). Ketidak mampuan perusahaan
membayar deviden preferen tidak berpengaruh terhadap kebangkrutan perusahaan.
Karena deviden preferen besarnya tetap, maka hal ini berpengaruh terhadap harga
saham preferen relatif stabil. Seperti halnya saham biasa, saham preferen pun tidak
ada jatuh temponya.
Saham Biasa dan karakteristiknya
Sumber pembelanjaan yang lain dari pemilik perusahaan adalah saham biasa.
Pemilik perusahaan yang sesungguhnya adalah pemegang saham biasa yang telah
menginvestasikan modalnya dalam perusahaan hanya karena pengharapan dalam diri
mereka atas return yang akan diperoleh pada masa-masa yang akan datang.
Pemegang saham biasa seringkali disebut sebagai a residual owner. Keadaan tersebut
menempatkan pemegang saham biasa pada posisi yang sangat tidak menentu atau
mengandung risiko yang sangat besar dalam hubungannya dengan return atas modal
yang telah diinvestasikan.
Saham biasa mungkin dijual dengan atau tanpa nilai nominal. Pada umumnya
nilai nominal ditetapkan cukup rendah, sehingga mengurangi kemungkinan untuk
menjual saham tersebut dibawah nilai nominalnya. Perusahaan yang mengeluarkan
5
saham tanpa nilai nominal atau no-par stock akan mencantumkan nilai saham dalam
neraca sebesar harga jualnya.
Saham biasa disebut juga variable income security, karena besar kecilnya
ditentukan oleh besar kecilnya laba dan deviden payout ratio (rasio pembayaran
deviden), sehingga berpengaruh terhadap harga pasar saham biasa menjadi
berfluktuasi.
Hak-hak Pemegang Saham Biasa
Sebagai pemilik perusahaan, hak yang melekat pada pemegang saham biasa
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hak-hak yang sifatnya kolektif dan hak-hak
yang sifatnya khusus. Hak-hak kolektif dari pemegang saham meliputi : mengubah
anggaran dasar
perusahaan,
yang kemudian disyahkan oleh pejabat
yang
berwewenang, menciptakan dan mengubah anggaran rumah tangga perusahaan,
memilih direksi perusahaan, menyetujui dan mengesahkan penjualan aktiva tetap
pejrusahaan,
mengadakan
merger,
mengubah
jumlah
saham
biasa
yang
diotorisasikan, mengemisikan saham preferen, surat hutang, obligasi dan lainnya.
Adapun hak-hak khusus (yang melekat pada individu-individu) pemegang saham biasa
meliputi : hak suara, menjual sertifikat saham, memeriksa pembukuan, memperoleh
aktiva sisa ( bila perusahaan dibubarkan) dan pembagian laba perusahaan.
Keunggulan dan kelemahan saham biasa
Ditinjau dari sudut pandang emiten (perusahaan yang menerbitkan saham
biasa), ada beberapa keunggulan diterbitkannya saham biasa disamping ada pula
beberapa kelemahan yang dimilikinya. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain :
tidak memberikan deviden tetap, tidak memiliki jatuh tempo, dapat meningkatkan
kredibilitas perusahaan, lebih mudah dijual dan tarif pajak penghasilan perorangan
efektif lebih rendah. Adapun beberapa kelemahannya antara lain : dapat meningkatkan
hak suara/hak kendali, hak memperoleh laba, biaya underwriting lebih besar/mahal,
biaya modal akan lebih mahal dan deviden tidak dapat digolongkan sebagai biaya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan sumber modal jangka
panjang.
Dengan tersedianya beberapa macam alternatif pemenuhan kebutuhan modal
jangka panjang, yang terdiri dari hutang jangka panjang dengan berbagai jenisnya,
saham preferen, dan saham biasa, maka perusahaan dapat memilih sumber
pembelanjaan mana yang nantinya akan dapat meningkatkan kemakmuran bagi
pemilik perusahaan. Ada beberapa faktor yang perlu dipehatikan, antara lain :
6
1. Risiko : seberapa besar tingkat risiko yang dihadapi oleh perusahaan sehubungan
dengan penggalian sumber modal jangka panjang tersebut. Hal ini dapat diketahui
dari bagaimana struktur keuangan perusahaan saat sekarang, seberapa besar
pencakupan biaya tetap ( time interst earned = TIE) perusahaan, bagaimana
pencakupan kebutuhan arus kas perusahaan, dan seberapa besar tingkat risiko
sistematis (beta) perusahaan.
2. Biaya relatif : hal ini dapat diketahui dari bagaimana dampak atas nilai pasar per
saham dari saham biasa dan bagaimana dampak atas biaya modal.
3. Dampak atas kendali : tentunya yang perlu diperhatikan juga bila perusahaan
melakukan emisi saham biasa baru, maka akan berdampak terhadap munculnya
hak suara baru, yang akan berpengaruh terhadap kendali perusahaan.
Pertanyaan :
1. Sebut dan jelaskan macam dan karakteristik sumber modal baik dari kreditur
maupun pemilik perusahaan
2. Sebut dan jelaskan keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber modal
baik dari kreditur maupun pemilik perusahaan
3. Sebut dan jelaskan hak-hak pemodal ( kreditur dan pemilik ).
4. Sebagai manajer keuangan perusahaan, coba saudara jelaskan mengapa anda
memilih sumber pembelanjaan hutang jangka panjang ? Dan mengapa anda
memilih
pemenuhan
kebutuhan
pembelanjaan
perusahaan
dengan
menerbitkan saham ?
7
BIAYA MODAL (COST OF CAPITAL)
Pengertian :
Cost of Capital (CoC) atau disebut juga Biaya Modal merupakan biaya riil yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan penggunaan modal dari
alternarif sumber modal yang tersedia untuk pemenuhan capital expenditure.Atau
dapat juga dikatakan biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus
dibayar untuk mendapatkan modal yang berasal dari sumber pembelanjaan jangka
panjang, baik dalam bentuk hutang, saham (saham preferen dan saham biasa)
maupun laba ditahan untuk membiayai investasi jangka panjang atau permanent
invesment perusahaan dalam
Biaya modal ini mempunyai dua fungsi, yaitu : pertama, sebagai tingkat
pembantas, artinya biaya modal digunakan untuk menentukan menolak atau menerima
suatu usulan investasi. Diterimanya suatu usulan investasi apabila menghasilkan rate
of return yang lebih besar atau sama dengan biaya modal atas dana yang digunakan
untuk membiayai usulan investasi tersebut. Kedua, sebagai discount rate, artinya biaya
modal digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas atas usulan investasi.
Dengan demikian maka sangat penting untuk mengetahui berapa besar biaya
masing-masing sumber modal yang tersedia bagi perusahaan. Hal ini untuk
menentukan besarnya biaya atas keseluruhan modal yang dimanfaatkan oleh
perusahaan.
Penghitungan biaya modal masing-masing sumber modal
Pada hakekatnya konsep biaya modal itu ditinjau dari sudut pengguna modal.
Tetapi bila ditinjau dari sudut pemilik modal (pemodal) maka hal tersebut merupakan
rate of return yang diharapkan oleh pemodal. Tentunya rate of return (tingkat
pengembalian) yang diharapkan oleh pemodal tersebut setelah diperhitungkan pajak.
Sehingga dengan demikian dasar penghitungan biaya modal adalah setelah pajak
(after tax basis)
1. Biaya modal Obligasi (long term debt = Hutang jangka panjang)
Untuk menghitung biaya modal hutang jangka panjang dapat digunakan rumus
sebagai berikut
ki = kd = kb x (1 – t)
kb = tingkat bunga, diasumsikan nilai bersih = nilai nominal
8
Bila nilai bersih tidak sebesar nilai nominal, maka
kb =
I + N – Nb
n
----------------------{(Nb + N) : 2 }
Keterangan :
ki = kd : biaya modal hutang jangka panjang setelah pajak
kb
: biaya modal hutang jangka panjang sebelum pajak
I
: besarnya bunga hutang jangka panjang
N
: Nilai nominal hutang jangka panjang
Nb
: Penerimaan bersih dari hutang jangka panjang
n
: jangka waktu hutang jangka panjang
t
: tingkat pajak
Misal :
Obligasi ABC nominal per lembar Rp. 10.000,- dengan cupon rate per tahun 12%.
Jatuh tempo 20 tahun. Penerimaan bersih dari hasil penjualan obligasi tersebut
Rp. 9.600,- per lembarnya . Tingkat pajak diperhitungkan sebesar 30%.
Berdasarkan informasi di atas dapat dihutung besarnya biaya modal atas obligasi
tersebut, adalah sebagai berikut :
kb = [Rp.1.200,- + {(Rp.10.000,- - Rp.9.600,-) : 20}]
{(Rp.9.600,- + Rp.10.000,-) : 2}
kb = 12,45% ;
ki = kb x (1-t) = 12,45% x (1 – 0,30) = 8,715%
2. Biaya modal saham preferen
Untuk menghitung biaya modal saham preferen dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
dp
kp = -------Np
Keterangan :
kp
: biaya modal saham preferen
dp
: deviden preferen yang dibayar
Np
: Net proceed (Penerimaan bersih hasil penjualan saham preferen)
9
Misal :
Nominal saham preferen per lembar Rp.10.000,- dengan dividen preferen 10%. Biaya
yang harus dikeluarkan atas penjualan saham preferen per lembarnya sebesar Rp.
300,- Harga jual per lembar saham preferen Rp.9.500,-.
Berdasar pada informasi di atas dapat di hitung besarnya biaya atas saham preferen
tersebut, adalah sebagai berikut :
kp = Rp.1.000,- : (Rp.9.500,- - Rp.300,-) = 10,87%
3. Biaya modal saham biasa
Untuk menghitung biaya modal saham biasa dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
ke = (D1 : p) + g
Keterangan :
ke
: biaya modal saham biasa
D1
: deviden yang dibayar satu periode yang akan datang
p
: harga pasar saham biasa
g
: tingkat pertumbuhan pembayaran deviden
n
Pn
-------- - 1
Po
Bila dilakukan emisi saham biasa baru, maka :
g =
kc = {D1 : (p – f)} + g ; apabila f dinyatakan rupiah, atau
kc = [D1 : {p x (1-f)}] + g ; apabila f dinyatakan dalam prosentase
Keterangan :
kc
: biaya modal saham biasa
f
: biaya floatation (under pricing and under writing cost)
Misal :
Harga per lembar saham (p) = Rp. 490,-. Dividen per lembar saham yang akan
dibayarkan (D1) sebesar Rp. 30,-. Tingkat pertumbuhan pembayaran dividen (g) = 5%,
dihitung dari data dividen tahun 1997 sebesar Rp. 23,50 dan dividen tahun 2002 (yang
akan dibayarkan) Rp.30,-. Flotation cost sebesar 4% atau Rp.19,60 per lembar saham.
Berdasar informasi di atas dapat dihitung besarnya biaya modal saham biasa sebagai
berikut :
10
ke = [Rp.30,- : Rp.490,-] + 5% = 11,12%
kc = [Rp.30,- : {Rp.490,- x (1 – 0.04)}] + 5% = 11,38%
4. Biaya modal laba ditahan (=kr)
Untuk menghitung biaya modal laba ditahan dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
a. kr = ke
b. kr = ke (1 – t) (1 –b)
(1 – tp )
c. kr = ke ----------(1 – tg )
Keterangan :
kr
: biaya modal laba ditahan
ke
: biaya modal saham biasa
t
: tingkat rata-rata pajak atas deviden yang merupakan income dari
semua pemegang saham
b
: biaya rata-rata makelar
tp
: pajak atas deviden income
tg
: pajak atas capital gain
Weighted Average Cost of Capital (WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang)
Biaya modal rata-rata tertimbang merupakan biaya modal gabungan atas
penggunaan sumber modal lebih dari satu macam.
Misal :
PT. Arum Manis membutuhkan tambahan dana sebesar Rp.1.500.000.000,-.
Direncanakan kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi dari sumber modal yang terdiri
dari :
Sumber Modal
Jumlah
Biaya
Obligasi
Rp.450.000.000,-
8,715%
Saham Preferen
Rp.300.000.000,-
10,87%
Saham Biasa
Rp.600.000.000,-
11,38%
Laba ditahan
Rp.150.000.000,-
11,12%
11
Berdasarkan informasi tersebut, dapat dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya
(Weighted Average Cost Of Capital = WACC) sebagai berikut :
Sumber Modal
Jumlah
Komposisi
Biaya
Biaya
Tertimbang
Obligasi
Rp.450.000.000,-
30%
8,715%
2,6145%
Saham Preferen
Rp.300.000.000,-
20%
10,87%
2,174 %
Saham Biasa
Rp.600.000.000,-
40%
11,38%
4,552 %
Laba ditahan
Rp.150.000.000,-
10%
11,12%
1,112 %
10,4525 %
Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut di atas, maka dapat diketahui
bahwa biaya modal atas dana yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut sebesar
10,4525%.
12
Weighted Marginal Cost of Capital (Biaya modal marginal tertimbang)
Dasar Pemikiran :
Tidak selamanya biaya modal atas dana yang dibutuhkan perusahaan
besarnya tetap. Makin besar dana yang dibutuhkan perusahaan, maka makin besar
pula biaya modalnya.
Ilustrasi :
Apabila perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp.1 milyard untuk
rencana investasi yang dimilikinya, dan direncanakan laba ditahan sebesar Rp.400.juta
,- maka apabibla pemenuhannya bersumber dari modal pemilik keseluruhannya,
berarti kebutuhan dana tersebut akan dipenuhi dari laba ditahan sebesar Rp.400 juta,dan sisanya sebesar Rp.600. juta akan dipenuhi dengan emisi saham baru.
Bila dihitung biaya modalnya, maka untuk Rp.400 juta pertama yang bersumber dari
laba ditahan, biaya modalnya akan lebih kecil bila dibandingkan dengan Rp.600 juta
kedua yang bersumber dari emisi saham baru. Hal ini dikarenakan untuk Rp.400 juta
pertama, perusahaan tidak mengeluarkan biaya emisi (floatation cost), sedangkan
untuk Rp.600 juta kedua perusahaan harus mengeluarkan biaya emisi.
Misalkan saat sekarang harga per lember saham Rp.10.000,- dividen per lembar
saham yang akan dibayarkan sebesar Rp.1.000,- sedangkan tingkat pertumbuhan
pembayaran dividen diketahui sebesar 4%. Apabila perusahaan melakukan emisi
saham biasa baru flotation cost nya sebesar 5%. Dari iniformasi tersebut dapat
dihitung biaya modal atas saham biasa, apabila perusahaan tidak melakukan emisi
yaitu :
[ Rp.1.000,- : Rp.10.000,-] + 4% = 14%
Apabila perusahaan melakukan emisi saham biasa baru, maka biaya modalnya adalah
[Rp.1.000,- : {Rp.10.000,- x ( 1- 0,05) }] + 4% = 14,53%
Demikian halnya dengan biaya modal yang bersumber dari hutang jangka
panjang maupun saham preferen. Makin besar kreditur menanamkan dananya pada
perusahaan berarti risiko yang akan ditanggung oleh kreditur akan makin besar pula.
Setiap investasi/penanaman modal yang mengandung risiko yang lebih besar tentunya
di sisi lain akan diimbangi harapan return/hasil yang lebih besar pula. Dengan demikian
makin besar dana yang diinvestasikan oleh kreditur pada perusahaan, akan diikuti
dengan return/hasil yang lebih besar pula. Bagi perusahaan, makin besar hutang akan
mengakibatkan makin besar pula abiaya modalnya.
Apabila sumber modal tersebut digali dari saham preferen, makin besar emisi
saham preferen berarti makin besar pula risiko atas keberhasilan penjualan saham
13
persebut. Hal ini akan berpengaruh terhadapmakin besarnya flotation cost yang
diperhitungkan dan akhirnya akan berdampak terhadap biaya modal atas saham
preferen makin besar pula.
Asumsi dasar
Dalam analisis WMCC dan IOS ini ada asumsi dasar yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Komposisi modal yang dimiliki perusahaan (berdasarkan pada nilai pasar/nominal),
dianggap telah optimal, sehingga pemenuhan dana yang dibutuhkan perushaan
didasarkan pada kompojsisi modal tersebut.
2.
Perusahaan akan menerbitkan saham biasa baru bila rencana laba ditahan telah
terserap keseluruhannya pada rencana investasi.
Langkah-langkah analisis WMCC
Untuk mempermudah analisis, maka langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah :
1. Mencari informasi tentang biaya modal dari masing-masisng sumber modal pada
berbagai tingkat pemenuhan kekbutuhan modal.
2. Menentukan breaking point, yaitu suatu titik yang menunjukkan adanya perubahan
biaya modal atas dana yang dibutuhkan perusahaan. Breaking point dapat dihitung
dengan membagi batas pembelanjaan dengan kompojsisi modal.
3. Menentukan range total tambahan modal
4. Menghitung WACC masing-mamsing range total tambahan modal
5. Menggambar grafik WMCC.
Contoh :
Untuk merealisir hasil keputusan rapat pimpinan perusahaan AR yang telah
dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, pihak manajer keuangan perusahaan telah
berupaya untuk menggali informasi yang erat kaiatannya dengan tugas yang
diembannya. Salah satu infaormasi yang didapat adalah sehubungan dengan
kompisisi sumber pembelanjaan yang akan ditarik. Perusahaan telah menetapkan
komposisi yang dianggap optimal adalah sebagai berikut : Obligasi/hutang jangka
panjang 35%, saham preferen 20% dan saham biasa 45%.
Informasi lain yang didapat oleh pihak manajer keuangan sehubungan dengan
batas pembelanjaan beserta biaya untuk masing-masing sumber pembelanjaan adalah
sebagai berikut :
14
Obligasi : bila perusahaan bermaksud menjual obligasi 10,5% dengan nominal per
lembar $ 1,000.- umur 12 tahun, maka diaperkirakan hasil penjualan perlembarnya
sebesar $ 934.75. Untuk penjualan sampai dengan $ 910,000.- komisi untuk invesment
bankers sebesar $ 9.75 per lembar. Sedangkan untuk penjualan di atas $910.000,sampai dengan $ 1,557,500.- dan di atas$ 1,557,500.- biaya sebelum pajaknya masing
masing sebesar 12,5% dan 13,5%. Tingkat pajak yang diperhitungkan 35%.
Saham Preferen : saham preferen perusahaan yang memberikan deviden $ 9.75
nominal $ 100.- per lembarnya, diperkirakan dapat terjual sebesar nominalnya. Untuk
penjualan sampai dengan $ 360,000.- flotation cost nya sebesar $ 5.- per lembar.
Untuk penjualan lebih dari $360,000.- sampai dengan $ 950,000.- dan di atas
$950,000.- biayanya masing-masing sebesar 11,75% dan 12,75%.
Saham biasa : penjualan saham biasa baru sampai dengan jumlah $1,755,000.membutuhkan flotation cost sebesar $6.0 per lembar, sedangkan untuk jumlah di atas
s$1,755.000,- flotation cost nya $11.50 per lembar. Pembayaran deviden untuk periode
mendatang sebesar $6.95 per lembar. Sisa laba dari tahun berjalan yang akan
ditanamkan kembali ke dalam perusahaan (laba ditahan) berjumlah $585,000.-. Harga
saham perusahaan dewasa ini kurang lebih sebesar $ 95.- per lembar. Adapun data
pembayaran deviden selama 8 periode terakhir adalah sebagai berikut :
Tahun
Deviden per lembar saham
2006 (fct)
$ 6.95
2005
$ 6.25
2004
$ 5.75
2003
$ 5.30
2002
$ 5.20
2001
$ 4.70
2000
$ 4.50
1999
$ 4.30
1998
$ 4.05
Berdasarkan informasi tersebut di atas, saudara sebagai pihak yang memiliki
kompetensi untuk melakukan analisis diminta untuk menentukan :
15
a. Besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) pada masing-masing range
total tambahan modal
b. Rekomendasi kesempatan investasi mana yang dapat dilaksanakan dan yang tidak
dapat dilaksanakan berdasarkan daftar kesempatan investasi berikut ini :
Proyek
IRR
Besarnya investasi
A
19 %
$1,000,000.-
B
16 %
$1,200,000.-
C
15,5 %
$ 500,000.-
D
15 %
$1,300,000.-
E
10,5 %
$ 800,000.-
F
12 %
$ 750,000.-
G
13,5%
$ 450,000.-
H
10 %
$ 250,000.-
Penyelesaian :
Langkah I :
Menghitung biaya modal pada berbagai tingkat pemenuhan kebutuhan modal dari
masing-masing sumber modal.
a. Obligasi :
Nilai nominal per lembar $ 1,000.-. Cupon rate 10,5%, berarti bunganya sebesar
10,5% x $1,000.- = $105.-. Umur 12 tahun. Hasil penjualan per lembar $934.75
sampai dengan $ 910,000.- penerimaan bersih hasil penjualan per lembarnya
$934.75 - $9.75 = $925.kd (=ki) = kb x (1 – t)
$105 + { ($1,000.- - $ 925.-) : 12}
= ------------------------------------------ x (1 -0,35)
{ ($925.- + $1,000.-) : 2 }
= 7,51%
> $910,000.- s/d $ 1,557,500
kd = 12,5% x (1 – 0,35) = 8,125%
Di atas $ 1,557,500
kd = 13,5% x (1 – 0,35) = 8,775%
b. Saham preferen
Sampai dengan $ 360,000.-
16
$9.75
kp = -------------- = 10,26 %
$ 100,- - $5.> $ 360,000.- s/d $950,000.- kp = 11,75%
Di atas $ 950,000.- kp = 12,75%
c. Saham biasa dan laba ditahan
Laba ditahan (direncanakan) sebesar $ 585,000.-. Harga pasar per lembar saham $
95.-.Penjualan sampai dengan $1,755,000.- flotation cost $ 6.- per lembar
Penjualan diatas $ 1,755,000.- flotation cost $11.40 per lembar. Deviden per
lembar saham yang akan dibayarkan $6.95. Deviden per lembar saham tahun 1998
$4.05
Biaya modal laba ditahan (kr) = ke
$6.95
= ---------- + 6,98% = 14,295%
$ 95
Biaya modal saham biasa baru (kc)
Sampai dengan $1,755.000.$6.95
= -------------- + 6,98% = 14,79%
$ 95 - $ 6
Di atas $1,755,000.$6.95
= ------------------- + 6,98% = 15,3%
$ 95 - $ 11.50
Berdasarkan pada rincian tersebut di atas, maka dapat disusun informasi tentang biaya
modal pada berbagai tingkat pemenuhan kebutuhan modal dalam tabel berikut ini :
Sbr. modal
komposisi
Obligasi
0,35
Saham Pref.
0,20
Saham Biasa
0,45
Batas pembelanjaan ($)
Biaya (%)
Breaking
Point
s/d 910,000
> 910,000 s/d 1.557.000
Diatas 1.557,000
7,51
8,125
8,775
$ 2,6 juta
$ 4,45 juta
s/d 360,000
> 360,000 s/d 950,000
Diatas 950,000
10,26
11,75
12,75
$ 1,8 juta
$ 4,75 juta
s/d 585,000
> 585,000 s/d 2,340,000
Diatas 2,340,000
14,295
14,79
15,30
$ 1,3 juta
$ 5,2 juta
17
Langkah II :
Menentukan breaking point untuk masing-masing sumber modal :
Obligasi :
1. $ 910,000.- : 0,35 = $ 2,6 juta
2. $1,557,500.- : 0,35 = $4,45 juta
Saham Preferen : 1. $ 360,000.- : 0,20 = $ 1,8 juta
2. $ 950,000.- : 0,20 = $ 4,75 juta
Saham Biasa : 1.
$ 585,000,- : 0,45 = $ 1,3 juta
2. $2,340,000,- : 0,45 = $ 5,2 juta
Langkah III :
Menentukan range total tambahan modal
1. sampai dengan $ 1,3 juta
2. > $ 1,3 juta s/d $ 1,8 juta
3. > $ 1,8 juta s/d $ 2,6 juta
4. > $ 2,6 juta s/d $ 4,45 juta
5. > $ 4,45 juta s/d $ 4,75 juta
6. > $ 4,75 juta s/d $ 5,2 juta
7. diatas $ 5,2 juta
Langkah IV :
Menghitung WACC masing-masing range total tambahan modal
Total tamb. Modal ($)
s/d $ 1,3 juta
> $ 1,3 jt s/d $ 1,8 jt
> $ 1,8 jt s/d $ 2,6 jt
> $ 2,6 jt s/d $ 4,45 jt
> $ 4,45 jt s/d $ 4,75 jt
> $ 4,75 jt s/d $ 5,2 jt
Sumber modal
Komposisi
Biaya
(%)
Biaya tertimb
(%)
Obligasi
Shm Pref
Shm Biasa
0,35
0,20
0,45
7,51
10,26
14,295
11,11
Obligasi
Shm Pref
Shm Biasa
0,35
0,20
0,45
7,51
10,26
14,79
11,34
Obligasi
Shm Pref
Shm Biasa
0,35
0,20
0,45
7,51
11,75
14,79
11,63
Obligasi
Shm Pref
Shm Biasa
0,35
0,20
0,45
8,125
11,75
14,79
11,85
Obligasi
Shm Pref
Shm Biasa
0,35
0,20
0,45
8,775
11,75
14,79
12,08
Obligasi
Shm Pref
Shm Biasa
0,35
0,20
0,45
8,775
12,75
14,79
12,28
18
diatas $ 5,2 juta
Obligasi
Shm Pref
Shm Biasa
0,35
0,20
0,45
8,775
12,75
15,30
12,51
Langkah V :
Menggambar grafik WMCC dan IOS
Biaya (%)
16
15
A
14
G
13
F
WMCC
12
11
E
F
10
IOS
1
2
3
4
5
6
Total Tambahan Modal ($ juta)
19
Berdasar pada informasi tentang kesempatan investasi yang ada, maka dapat disusun
daftar kesempatan investasi (IOS ) sebagai berikut :
Ranking
Proyek
IRR (%)
Investasi ($)
Komulatif Investasi ($)
1
B
16
1,2 juta
1,2 juta
2
C
15.5
0,5 juta
1,7 juta
3
D
15
1,3 juta
3,0 juta
4
A
14
1 juta
4,0 juta
5
G
13,5
0,45 juta
4,45 juta
6
F
12
0,75 juta
5,2 juta
7
E
10,5
0,8 juta
6,0 juta
8
H
10
0,25 juta
6,25 juta
Berikutnya dilakukan pemilihan proyek-proyek mana yang dapat dilaksanakan dan
proyek-proyek mana yang tidak dapat dilaksanakan
Komulatif investasi ($)
Proyek IRR (%)
CoC (%)
Keterangan
1,2 juta
B
16
>
11,11
Layak
1,7 juta
C
15.5
>
11.34
Layak
3,0 juta
D
15
>
11,85
Layak
4,0 juta
A
14
>
11,85
Layak
4,45 juta
G
13,5
>
11,85
Layak
5,2 juta
F
12
<
12,28
Tidak layak
6,0 juta
E
10,5
<
12,51
Tidak layak
6,25 juta
H
10
<
12,51
Tidak layak
Jadi proyek-proyek B,C,D,A dan G layak untuk dilaksanakan, karena IRR lebih
besar dari CoC, sedangkan proyek-proyek F,E dan H tidak layak dilaksanakan karena
IRR nya lebih kecil dari CoC.
Pertanyaan
1. Jelaskan arti istilah biaya modal !
2. Mengapa kita menghitung biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan?
3. Sebut dan jelaskan sumber modal yang dimungkinkan dapat digali oleh perusahaan !
4. Bagaimana tarif pajak perusahaan mempengaruhi biaya modal ?
20
Latihan Soal
Pada akhir kuartal ke dua yang baru lalu, para pimpinan perusahaan JAYA
MAKMUR telah mengadakan rapat yang secara khusus membahas rencana capital
expenditure untuk tahun yang akan datang. Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan
hal lain yang berkaitan dengan capital expenditure, misalnya dari mana dana akan
dipenuhi. Dari hasil rapat pimpinan tersebut, ada sejumlah keputusan penting yang telah
disepakati antara lain :
1. Perusahaan akan membuka beberapa proyek baru yang menghasilkan produk baru
yang bersifat independent
2. Untuk kepentingan penarikan dana pada masa yang akan datang, perusahaan telah
menetapkan komposisi yang dianggap optimal, yaitu, 35% hutang jangka panjang,
20% saham proferen dan 45 % saham biasa termasuk didalamnya laba ditahan.
Disamping 2 point tersebut di atas, secara tegas dinyatakan oleh pimpinan
bahwa tanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang sumber modal yang dapat
digunakan, jumlah beserta biayanya diserahkan kepada manajer keuangan perusahaan.
Dan ditekankan pula bahwa informasi tersebut sudah harus disampaikan dalam
pertemuan berikutnya yang direncanakan dilaksanakan pada waktu dekat ini. Setelah
menghubungi beberapa pihak yang berkaitan dengan sumber modal, diperoleh
informasi tentang biaya modal dari masing-masing sumber modal pada berbagai tingkat
pemenuhan kebutuhan modal, adalah sebagai berikut :
Sumber Modal
Batas Pembelanjaan
Biaya setelah
pajak
Hutang jangka panjang
s/d $ 647,500
> $ 647,500.- - $ 1,610,000.> $1,610,000.-
8.00%
8.75%
9.50%
Saham Preferen
s/d $310,000.> $ 310,000.- - $ 500,000.> $ 500,000.-
11.00%
11.50%
12.50%
Saham Biasa
s/d $ 540,000,> $ 540,000,- - $ 1,440,000.> $ 1,440,000.-
13.00%
14.25%
15.25%
21
Adapun kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut :
Proyek
Besarnya Investasi
Cash inflow/th
Umur
IRR
A
$500,000.-
$ 214,463.-
3 tahun
13.75%
B
$550,000.-
$ 229,976.-
3 tahun
12.25%
C
$650,000.-
$ 224,227.-
4 tahun
14.25%
D
$600,000.-
$ 212,263.-
4 tahun
………
E
$700,000.-
$ 315,263.-
3 tahun
16.70%
F
$350,000.-
$ 96,853.-
5 tahun
………
G
$550,000.-
$ 174,247.-
5 tahun
17.59%
H
$400,000.-
$ 130,310.-
4 tahun
11.50%
Berdasarkan informasi tersebut di atas, anda sebagai pihak yang dianggap
memiliki potensi untuk dapat melakukan analisis atas kasus yang dihadapi perusahaan,
diminta untuk memberikan rekomendasi proyek-proyek mana yang layak untuk
dilaksanakan, proyek-proyek mana yang tidak layak dilaksanakan, ( pakailah
pendekatan WMCC). Untuk keperluan tersebut anda diminta terlebih dahulu
menghitung besarnya IRR dari proyek D dan F !
22
STRUKTUR MODAL
Pengertian
Dalam organisasi bisnis, salah satu fungsi yang harus diemban oleh manajer
keuangan adalah bagaimana menentukan komposisi struktur modal yang paling
menguntungkan bagi pemilik, dalam artian dapat memakmurkan pemilik. Struktur
modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan total modal
sendiri. Struktur modal ini merupakan bagian dari struktur keuangan, yang merupakan
perimbangan antara total hutang dengan total modal sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
Dalam kenyataannya, keputusan pembelanjaan jangka panjang perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Lokasi Distribusi keuntungan, dimaksudkan seberapa besar nilai yang diharapkan
dari keuntungan perusahaan. Semakin besar nilai keuntungan yang diharapkan
dengan tingkat penyimpangan yang sama, maka semakin kecil kemungkinan
mendapatkan kerugian. Dalam artian, apabila keuntungan yang diharapkan dapat
tercapai
semakin
besar,
maka
perusahaan akan
semakin
berani
untuk
menggunakan modal pinjaman, tetapi sebaliknya apabila keuntungan yang
diharapkan dapat tercapai lebih kecil, maka penggunaan modal pinjaman yang
disertai dengan beban tetap dapat membahayakan perusahaan.
2. Stabilitas penjualan dan keuntungan, dimaksudkan semakin stabil penjualan yang
akan diikuti dengan stabilnya keuntungan, berarti semakin besar kemungkinan
perusahaan mampu memenuhi kewajiban tetapnya. Dengan demikian perusahaan
dapat membelanjai kegiatannya dengan porsi hutang yang lebih besar.
3. Kebijakan deviden, dimaksudkan bagaimana penetapan pembayaran deviden yang
berlaku, apakah menggunakan kebijakan pembayaran deviden yang stabil, yaitu
pembayaran deviden dalam jumlah yang konstan, yang berarti harus menyediakan
dana untuk membayar deviden yang tetap ini, hal ini akan berpengaruh terhadap
tingkat leverage yang tinggi.
4. Pengendalian, dimaksudkan apabila perusahaan melakukan emisi saham biasa
baru, berarti munculnya hak suara baru. Dengan demikian dimungkinkan bisa
terjadi pihak yang semula memiliki sebagian besar saham, dengan adanya emisi
saham biasa baru akan menjadi berkurang bagiannya, yang seterusnya akan
berkurang pula penguasaan atas perusahaan.
23
5. Risiko kebangkrutan, dimaksudkan apabila perusahaan dalam mendanai aktivanya
dengan sebagian bersumber dari modal hutang, maka sampai dengan tingkat
leverage tertentu tingkat bunga akan meningkat semakin tinggi, karena kreditur
mulai kawatir tentang kebangkrutan perusahaan. Oleh karenanya diharapkan
perusahaan tidak melanggar batas (tingkat leverage) tersebut.
Teori-teori struktur modal
Beberapa
teori
struktur
modal
telah
dikembangkan
khususnya
untuk
menganalisis pengaruh penggunaan hutang terhadap nilai perusahaan dan biaya
modal. Yang menjadi pertanyaan adalah dapatkah satu perusahaan meningkatkan
kemakmuran pemegang saham dengan cara menggantikan sebagian modal sendiri
dengan hutang, jika dapat, berapa besar hutang harus dipergunakan oleh perusahaan
? Berikut ini ada beberapa pendekatan sehubungan dengan struktur modal, yaitu
pendekatan laba bersih, pendekatan laba operasi dan pendekatan tradisional.
1. Pendekatan laba bersih (Net Income)
Pendekatan ini memberikan beberapa asumsi dasar, yaitu :
a. Hutang jangka panjang (obligasi)bersisfat perpetual
b. Laba operasi konstan
c. Dividen payout ratio 100%, atau laba ditahan = 0, sehingga tingkat pertumbuhan
perusahaan konstan dan ke pun konstan
d. Tingkat pajak 0%, sehingga laba sebelum pajak merupakan laba bagi pemegang
saham
e. Nilai pasar perusahaan merupakan penjumlahan dari nilai pasar saham dengan nilai
pasar obligasi.
f. Komposisi modal dapat dirubah dengan mengurangi porsi hutang atau saham untuk
menambah porsi saham atau hutang.
Contoh :
Perusahaan mempunyai hutang sebesar Rp. 10.000.000,- dengan tingkat bunga 15%.
Laba operasi yang dapat dicapai perusahaan Rp.10.000.000,-.Tingkat pengembalian
yang diharapkan pemegang saham (ke) sebesar 20%, adapun jumlah lembah saham
yang beredar saat ini 8.500 lembar.
Dari data tersebut di atas dapat diketahui :
O
: Laba operasi bersih
Rp.10.000.000,-
F
: Bunga atas hutang (15% x Rp.10.000.000,-)
Rp. 1.500.000,-
24
E
: Laba bagi pemegang saham
Rp. 8.500.000,-
Ke = 20%
S
: Nilai pasar saham (E : ke = Rp.8.500.000,-:0,20) Rp.42.500.000,-
B
: Nilai pasar hutang (obligasi)
Rp.10.000.000,-
V
: Nilai pasar perusahaan ( S + B )
Rp.52.500.000,-
Dengan diketahuinya nilai pasar perusahaan, maka dapat dihitung besarnya
biaya modal rata-rata tertimbang ( ko = O : S), yaitu Rp.10.000.000,- dibagi dengan
Rp.52.500.000,- hasilnya sebesar 19,05%. Pada komposisi struktur modal tersebut di
atas, dapat dihitung harga per lembar saham yang beredar, yaitu Rp.42.500.000,dibagi dengan 8.500, hasilnya sebesar Rp.5.000,-. Adapun pendapatan per lembar
saham ( EPS = Earning per share) nya sebesar Rp.1.000,- yang merupakan hasil
pembagian dari laba bagi pemegang saham sebesar Rp.8.500.000,- dengan 8.500.
Seandainya perusahaan menerbitkan oblibgasi senilai Rp.20.000.000,- dan
hasil penjualannya dipakai untuk membeli kembali saham perusahaan yang beredar,
maka total hutang perusahaan menjadi Rp.30.000.000,-, sedang sisa saham yang
beredar tinggal 4.500 lembar, dikarenakan jumlah lembar saham yang semula 8.500
dibeli kembali sebanyak 4.000 lembar. Jumlah ini merupakan hasil penjualan obligasi
sebesar Rp.20.000.000,- tersebut dipakai untuk membeli kembali saham yang harga
per lembarnya sebesar Rp.5.000,Pada komposisi struktur modal yang terakhir ini tentunya akan berpengaruh
terhadap perubahan nilai pasar perusahaan, harga pasar per lembar saham, biaya
modal
rata-rata
tertimbang
dan
pendapatan
per
lebar
saham.
Berikut
ini
perhitungannya :
Laba operasi bersih
Rp.10.000.000,-
Bunga atas hutang 15% x Rp.30.000.000,-
Rp. 4.500.000,-
Laba bagi pemegang saham
Rp. 5.500.000,-
Ke = 20%
Nilai pasar saham Rp.5.500.000,- : 0,20
Rp. 27.500.000,-
Nilai pasar Obligasi
Rp. 30.000.000,-
Nilai pasar perusahaan
Rp. 57.500.000,-
Pada komposisi struktur modal yang baru ini, nilai pasar perusahaan
bertambah sebesar Rp.5.000.000,-, harga pasar saham menjadi Rp.6.111,-, biaya
modal rata-rata tertimbang menjadi 17,39%, eps menjadi Rp.1.222,Dari kedua kondisi komposisi struktur modal tersebut di atas dapat diketahui
bahwa bila ke dan ki konnstan, ke lebih besar dari ki, kemudian porsi hutang
25
diperbesar, maka ko akan turun, eps menjadi naik dan diikuti naiknya harga per lembar
saham.
2. Pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income)
Dalam pendekatan ini, asumsi dasarnya adalah biaya modal rata-rata
tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan.
Apabila mengambil contoh tingkat laba operasi bersih yang dicapai perusahaan sama
seperti contoh terdahulu, yaitu sebesar Rp.10.000.000,-, adapun biaya modal rata-rata
tertimbang (ko) sebesar 20%, maka nilai pasar perusahaan sebesar Rp.50.000.000,yang berasal dari Rp.10.000.000,- dibagi 0,20. Apabila nilai pasar obligasi
Rp.10.000.000,-, maka nilai pasar saham adalah Rp.40.000.000,Pada tingkat hutang sebesasr Rp.10.000.000,- laba bagi pemegang saham
sebesar Rp.8.500.000,-, dengan demikian maka ke sebesar 21,25% ( = Rp.8.500.000,dibagi Rp.40.000.000,-). Harga per lembar saham sebesar Rp.4,705,-. Pada tingkat
hutang sebesar Rp.30.000.000,- laba bagi pemegang saham sebesar Rp.5.500.000,nilai pasar saham Rp.20.000.000,-, ke sebesar 27,5% ( = Rp.5.500.000,- dibagi
dengan Rp.20.000.000,-). Nilai pasar saham sebesar Rp.4,444,-. Dengan demikian
pada hakekatnya apabila ko dan ki konstan, dimana ko lebih besar dari ki, apabila
porsi hutang diperbesar, maka ke akan naik.
3. Pendekatan tradisional.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga suatu leverage tertentu, resiko
perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga ki dan ke relatif konstan. Namun
demikian setelah leverage tertentu biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat.
Peningkatan ini akan semakin besar, akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang pada
awalnya menurun dan setelah leverage tertentu meningkat. Menurut pendekatan ini
terdapat struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang mengakibatkan biaya
modal rata-rata tertimbang minimum.
Hubungan EBIT – EPS
Dalam pembahasan struktur modal, tentunya tidak dapat terlepas dengan
leverage keuangan. EBIT tidak tergantung pada leverage keuangan, melainkan
merupakan hasil operasi dan risiko usaha perusahaan. Perlu diketahui apa yang akan
terjadi pada EPS sebuah perusahaan dalam berbagai bentuk pilihan pembiayaan
apabila terjadi perubahan EBIT. Hal ini dapat diilustrasikan dengan contoh berikut :
26
Ada tiga alternatif pemenuhan pembiayaan dan pengaruhnya terhadap EPS pada
tingkat EBIT tertentu.
Shm Biasa
Hutang
Shm Pref
EBIT
Rp.2,4 juta
Rp.2,4 juta
Rp.2,4 juta
Bunga
-
Laba sebelum pajak
Rp.2,4 juta
Rp.1,8 juta
Rp.2,4 juta
Pajak 50%
Rp.1,2 juta
Rp. 0,9 juta
Rp.1,2 juta
Laba setelah pajak
Rp.1,2 juta
Rp. 0,9 juta
Rp.1,2 juta
Dividen Preferen
-
-
Rp.0.55 juta
Laba bg pemegang saham
Rp.1,2 juta
Rp.0,9 juta
Rp.0,65 juta
Jumlah lembar saham
300.000
200.000
200.000
Laba per lembar saham
Rp.4,-
Rp.4,5
Rp.3,25
0,6 juta
-
Dari ilustrasi tersebut di atas dapat diketahui pada tingkat EBIT sebesar Rp.2,4
juta dengan beban finansial masing-masing alternatif seperti pada contoh, maka
alternatif pembiayaan yang lebih menguntungkan bagi pemegang saham (pemilik)
adalah dengan hutang.
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan struktur modal !
2. Mengapa penentuan struktur modal penting bagi perusahaan ?
3. Bandingkan pendekatan laba bersih, laba operasi bersih dan tradisional dalam
kaitannya dengan teori struktur modal !
Latihan soal
Dalam rangka menentukan struktur modal yang dianggap optimal, PT
DANDANG GENDIS mempunyai dua alternative pemenuhan dana. Sebelum
memutuskan alternative mana yang akan dipilih, terlebih dahulu perusahaan ingin
mengetahui pengaruh besarnya EBIT yang diharapkan dapat tercapai terhadap laba
bagi pemilik (EPS) dari alternative pemenuhan dana tersebut. Alternatif pemenuhan
dana yang dimaksud adalah sebagai berikut :
27
Alternatif
Keterangan
I
II
Biaya bunga
$ 4,000,000.-
$ 3,000,000.-
Dividen saham preferen
$ 2,000,000.-
$ 1,800,000.-
Saham biasa yang beredar
50.000 lbr.
150.000 lbr
Tingkat pajak yang diperhitungkan sebesar 40%. Berdasar informasi tersebut saudara
diminta untuk menentukan
1. Besarnya EBIT yang menghasilkan BEP Finansial masing-masing alternative
2. Besarnya EBIT yang menghasilkan EPS
alternative I sama dengan EPS
alternative II
3. Berikan rekomendasi pada perusahaan, pada tingkat EBIT berapa alternative I
lebih menguntungkan dari pada alternative II dan sebaliknya.
28
PENDANAAN KEMBALI OBLIGASI (BOND REFUNDING)
Pengertian
Pendanaan kembali obligasi dimaksudkan apabila perusahaan memutuskan
untuk membeli kembali obligasi yang telah beredar sebelum obligasi tersebut jatuh
tempo. Hal ini tentunya tidak dapat dilakukan oleh pihak perusahaan setiap saat,
dalam artian bahwa penarikan kembali obligasi ini tentunya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam surat perjanjian jual beli obligasi ( indenture). Keputusan untuk
membeli kembali obligasi yang beredar menyangkut dua hal penting, pertama apakah
cukup menguntungkan membeli kembali obligasi yang beredar saat ini dan
menggantikannya dengan obligasi baru ? Kedua, adalah meskipun bond refunding
tersebut menguntungkan, apakah nilai perusahaan dirarapkan akan meningkat ?
Karakteristik Obligasi
Ada sejumlah karakteristik yang melekat pada obligasi yang penting untuk
diketahui, yaitu klaim terhadap aset dan pendapatan perusahaan, nilai nominal, tingkat
suku bunga kupon (cupon rate), periode jatuh tempo, indenture (surat perjanjian),
tingkat penghasilan sekarang dan peringkat obligasi.
Penentuan nilai pasar obligasi
Untuk mengetahui berapa nilai pasar obligasi yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan dipengaruhi oleh beberapa unsur yang melekat pada obligasi itu sendiri,
yaitu nilai nominal, umur, cupon rate, dan market rate yang berlaku untuk obligasi
tersebut.
Misal, obligasi YYY memiliki nilai nominal Rp.100.000,- jatuh tempo 12 tahun yang
akan datang. Cupon rate obligasi tersebut 10 % yang dibayarkan sekali dalam satu
tahun. Adapun market rate yang berlaku atas obligasi tersebut sebesar 12,5%.
Berdasarkan informasi di atas, maka dapat ditentukan nilai pasar obligasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama, menghitung total present value dari penerimaan bunga obligasi selama umur
obligasi, dengan dasar discount factor sebesar market rate. Kedua, menghitung
present value dari nominal obligasi yang akan dibayarkan pada akhir umur obligasi,
dengan dasar discount factor sebesar market rate. Dari hasil perhitungan pertama dan
kedua tersebut dijumlahkan. Hasil perhitungan total present value penerimaan bunga
adalah sebesar Rp.60.534,76 dan presen velue nominal obligasi adalah sebesar Rp.
29
24.331,55. Sehingga dengan demikian nilai pasar obligasi tersebut sebesar
Rp.84.866,31.
Penghitungan besarnya tambahan investasi
dan penghematan biaya atas
rencana pendanaan kembali obligasi.
Bond refunding sebenarnya tidak ubahnya seperti keputusan investasi dalam
aktiva tetap. Aliran kas keluar meliputi call price yang merupakan penjumlahan dari
nominal obligasi dengan call premium, biaya emisi obligasi baru, dan net
interest/overlep interest yang harus dibayar selama kedua obligasi tersebut beredar
(dalam proses penarikan obligasi lama yang akan diganti dengan obligasi baru),
kemudian diperhitungkannya biaya emisi dan biaya diskon (bila ada) atas obligasi lama
yang belum diamortisasi. Kesemua komponen biaya tersebut akan berpengaruh
terhadap pembayaran pajak. Adapun aliran kas masuk dari hasil penjualan obligasi
baru.
Setiap investasi (arus kas keluar) yang dilakukan oleh perusahaan tentunya
diharapkan akan diikuti dengan penerimaan (arus kas masuk). Sehubungan dengan
pendanaan kembali obligasi ini, maka arus kas masuk yang dimaksudkan adalah
adanya penghematan biaya atas ditariknya obligasi lama dan digantikannya dengan
obligasi baru. Penghematan tersebut terjadi karena adanya selisih beban bunga antara
obligasi lama dengan obligasi baru, dan amortisasi biaya-biaya yang berkenaan
dengan kedua obligasi tersebut, yang diperhitungkan setelah pajak.
Dari hasil penghematan setiap tahunnya ini, kemudian dipresent valuekan dengan
dasar discount factor sebesar tingkat bunga obligasi baru dikalikan dengan (1-t).
Apabila didapatkan hasil yang positif dari selisih antara present value penghematan
biaya dengan tambahan investasi atas pendanaan kembali obligasi (arus kas keluar
setelah pajak), maka dapat dinyatakan bahwa rencana pendanaan kembali obligasi
tersebut layak.
Contoh :
PT, G R 4 (empat) tahun yang lalu telah menerbitkan obligasi dengan nilai nominal per
lembarnya sebesar $ 1,000.- sebanyak 50.000 lembar, coupon ratenya per tahun
10%. Obligasi ini laku dijual per lembarnya sebesar $ 950.-. Umur obligasi 20 tahun
(jatuh tempo 16 tahun yang akan datang). Dengan terbitnya obligasi ini perusahaan
telah mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 500,000.-
30
Mengingat saat sekarang market rate berada di bawah coupon rate dan
dipertimbangkan hal ini akan berlangsung lama, dimana perbedaan ini mempunyai nilai
yang cukup berarti bagi perusahaan, maka perusahaan ingin menarik kembali obligasi
yang telah beredar tersebut. Kemudian diganti dengan obligasi baru dengan nominal
dan jumlah lembar obligasi yang sama, tetapi dengan tingkat coupon rate sebesar
7,50%. Umur obligasi baru ini 16 tahun. Dengan diterbitkannya obligasi baru ini,
diperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 550,000.-dan dari
hasil penjualan diperkirakan perusahaan masih harus menanggung biaya diskon
sebesar $5.- per lembar obligasi.
Sesuai ketentuan dalam indenture, saat sekarang perusahaan mempunyai hak untuk
menarik kembali obligasinya dengan call premium sebesar 10% atau sebesar $100.per lembar obligasi. Diperhitungkan proses penyelesaian penarikan obligasi yang lama
diperlukan waktu 2 (dua) bulan, yang mana hal ini akan berakibat adanya overlap
interest
selama
2
bulan.Tingkat
pajak
yang
diperhitungkan
sebesar
30%.
Berdasarkan informasi tersebut di atas, saudara diminta untuk mengevaluasi apakah
tencana pendanaan kembali obligasi perusahaan ini dapat dilaksanakan atau tidak !
Penyelesaian :
Call Price :
Total nominal obligasi = 50.000 x $1,000.-
$ 50,000,000.-
Call premium = 10% x $ 50,000,000.-
$ 5,000,000.- (+)
$ 55,000,000.-
Hasi penjualan obligasi baru = ($1,000.- -$5.-) x 50.000
$ 49,750.000,- ( - )
$ 5,250,000.-
Biaya-biaya lain :
Biaya emisi obligasi baru
= $ 550,000.-
Overlap interest = 2/12 x 0,10 x $ 50,000,000.-
= $ 833,333.33 (+)
$ 1,383,333.3 (+)
Arus kas keluar sebelum pajak
$ 6,633,333.3
Penghematan pajak atas beban biaya :
Call premium
$ 5,000,000.-
Overlap interest
$
833,333,33
Biaya emisi yang belum diamortisasi = 16/20 x $ 500,000.-
$
400,000.-
Biaya diskon yang belum diamortisasi = 16/20 x $ 50.- x 50.000 = $ 2,000.000,$ 8,233,333,33
Total penghematan pajak = 0,30 x $ 8,233,333.33 = $ 2,470,000.-
31
Arus kas keluar setelah pajak : $ 6,633,333.3 - $ 2,470,000.- = $ 4,163,333.33
Penghitungan Penghematan biaya per tahun :
Obligasi lama :
Bunga
$ 5,000,000.-
Penghematan pajak :
Bunga
$ 5,000,000.-
Amortisasi biaya emisi
$
25,000.-
Amortisasi biaya diskon
$
125,000,-
$ 5,150,000,- x 0,30
Biaya setelah pajak per tahun
$ 1,545,000.- (-)
$ 3,455,000.-
Obligasi baru:
Bunga
$ 3,750,000.-
Penghematan pajak :
Bunga
$ 3,750,000.-
Amortisasi biaya emisi
$
34,375.-
Amortisasi biaya diskon
$
15,625.-
$ 3,800,000.- x 0,30
$ 1,140,000.- (-)
Biaya setelah pajak per tahun
$ 2,610,000.-
Penghematan biaya per tahun
$
845,000.-
Discount factor yang diperhitungkan sebesar 0,075 x (1 – 0,30) = 5,25 %
Present value penghematan biaya sebesar $ 8,997,111.62
Net Present Value
= P V Penghematan biaya - Arus kas keluar setelah pajak
= $ 8,997,111.62 - $ 4,163,333.33
= $ 4,833,788.89
Dengan demikian rencana pendanaan kembali obligasi tersebut layak untuk
dilaksanakan.
Pertanyaan :
1. Bagaimana nilai nominal obligasi berbeda dari harga pasarnya ?
2. Uraikan klaim pemegang obligasi terhadap pendapatan dan aset perusahaan!
3. Apa manfaat diaturnya pendanaan kembali obligasi dalan indenture bagi emiten
maupun pemegang obligasi ?
32
Latihan soal
Soal A
Obligasi OKE jatuh tempo 20 tahun yang akan datang, cupon rate per tahunnya
sebesar 9% dengan nominal Rp. 1.000.000,-. Jika obligasi ini laku dijual sebesar
Rp.945.000,- berapa tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang obligasi
tersebut ?
Soal B
PT, MANIK ORO 5 (lima) tahun yang lalu telah menerbitkan obligasi dengan
nilai nominal per lembarnya sebesar $ 1,000.- sebanyak 40.000 lembar, coupon
ratenya per tahun 11%. Obligasi ini laku dijual per lembarnya sebesar $ 975.-. Umur
obligasi 20 tahun (jatuh tempo 15 tahun yang akan datang). Dengan terbitnya obligasi
ini perusahaan telah mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 750,000.Mengingat saat sekarang market rate berada di bawah coupon rate dan
dipertimbangkan hal ini akan berlangsung lama, dimana perbedaan ini mempunyai nilai
yang cukup berarti bagi perusahaan, maka perusahaan ingin menarik kembali obligasi
yang telah beredar tersebut. Kemudian diganti dengan obligasi baru dengan nominal
dan jumlah lembar obligasi yang sama, tetapi dengan tingkat coupon rate sebesar
9,50%. Umur obligasi baru ini 15 tahun. Dengan diterbitkannya obligasi baru ini,
diperkirakan perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi sebesar $ 810,000.-dan
diperkirakan obligasi baru ini akan terjual sebesar nominalnya.
Sesuai ketentuan dalam indenture, saat sekarang perusahaan mempunyai hak
untuk menarik kembali obligasinya dengan call premium sebesar 11% atau sebesar
$110.- per lembar obligasi. Diperhitungkan proses penyelesaian penarikan obligasi
yang lama diperlukan waktu 2 (dua) bulan, yang mana hal ini akan berakibat adanya
overlap interest selama 2 bulan.Tingkat pajak yang diperhitungkan sebesar 35%.
Berdasarkan informasi tersebut di atas, saudara diminta untuk mengevaluasi
apakah tencana pendanaan kembali obligasi perusahaan ini dapat dilaksanakan atau
tidak!
33
LEASING
Pengertian
Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor
dan pihak lain yang memenfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee untuk jangka
waktu tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah bahwa lessee dapat memanfaatkan
aktaiva tersebaut tanpa harus memiliki aktiava tersebut. Sebagai konpensasi aktiva
yang dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban untuk membayar secara periodek
sebagai sewa aktiva yang digunakan.Manfaat lain adalah bahwa lessee tidak perlu
menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi.
Jenis-jenis leasing
Leasing memiliki berbagai bentuk, namun demikian tiga bentuk yang paling
populer adalah :
1. Sale and leaseback, dimaksudkan adalah dimana perusahaan yang memiliki
aktiava tetap tersebut menjualnya kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa
kembali aktiava tersebut untuk dalam suatu periode tertentu. Perusahaan yang
membeli aktiva tersebut bisa perusahaan leasing atau lembaga keuangan lainnya.
Manfaat dari jenis leasing ini adalah perusahaan dalam hal ini penjual aktiva tetap
tersebut atau lessee menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang
dapat diinvestasikan ke kesempatan investasi lain dan bersamaan dengan itu
lessee masih dapat menggunakan aktiva yang dijualnya selama jangka waktu yang
telah disepakati dalam kontrak leasing.
2. Operating leases yang sering juga disebut direct leases. Dalam jenis leasing ini
pihak
lessor
menyediakan
pendanaan
sekaligus
biaya
perawatan
yang
keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk leasing ini
adalah bahwa harga perolehan aktiva sebagai obyek leasing tidak diamortisasikan
secara penuh. Jangka waktu operating leases ini lebih pendek dari usia ekonomis
yang diharapkan, sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali kepada
pihak lain. Karakteristik lain dari jenis leasing ini adalah sering dicantumkannya
klausul pembatalan yang memberikan hak kepada lessee untuk membatalkan
leasisng dan mengembalikan aktiava sebelum periode leasing berakhir.
3. Financial leasing atau capital leasing. Dalam lease keuangan ini, tidak terdapat jasa
pemeliharaan, kontrak tidak dapat dibatalkan dan peralatan yang dilease
34
diamortisasi secara penuh (artinya, harga kontrak lease bagi lesssor adalah sama
dengan leluruh harga perolehan aktiava yang dilease).
Apabila ditinjau dari sudut pandang masing-masing pihak (lessee dan lessor),
maka klasifikasi leasing ini dapat dirinci sebagai berikut :
a. Dari kepentingan pihak lessee :
1. Lease modal
2. Lease operasi (semua jenis lease selain lease modal)
b. Dari kepentingan pihak lessor :
1. lease – jual
2. lease keuangan langsung
3. lease yang dileverage
4. lease operasi
Penentuan besarnya biaya lease
Bagi pihak lessor, khususnya sehubungan dengan transaksi leasing jenis
capital leases, dalam penentuan besarnya biaya lease yang harus dibayar oleh pihak
lessee dipengaruhi oleh beberapa unsur, yaitu meliputi harga perolehan aktiva yang
dilease, jangka waktu kontrak leasing, nilai residu atas aktiva yang dilease pada akhir
periode kontrak, tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pihak lessor
Contoh :
PT JA’AS membutuhkan sebuah mesin yang akan diperggunakan untuk menambah
kapasitas produksi yang sudah ada saat ini. Penambahan mesin ini sangat penting
bagi perusahaan, mengingat permintaan terhadap produk yang dihasilkannya selama
beberap tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang sangat menggembirakan.
Dengan memperhatikan jumlah permintaan tersebut serta antisipasi pihak perusahaan
bahwa permintaan akan terus meningkat pada masa-masa mendatang, maka
kapasitas produksi dari mesin-mesin dan peralatan yang ada saat ini sudah tidak
memungkinkan lagi untuk dapat memenuhi peningkatan permintaan tersebut. Oleh
karena itu dalam rapat pimpinan yang baru lalu, telah disepakati bahwa penambahan
mesin merupakan suatu keharusan dan tidak dapat ditunda-tunda lagi (rencana ini
telah dianalisa baik dengan menggunakan metode NPV maupun IRR, dan
kesimpulannya sangat positif).
Mesin dan peralatan yang dibutuhkan tersebut diperkirakan bernilai $ 400,000.- dan
untuk memenuhinya terbuka dua alternatif bagi perusahaan, yaitu : melalui kontrak
financial leasing, atau membeli dengan dana pinjaman (hutang). Bila hutang jangka
35
waktunya 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga 14% per tahun. Hutang ini harus
diangsur mulai akhir tahun pertama sampai dengan akhir tahun ke lima secara
berturut-turut dalam bentuk anuitet. Untuk penyusutan terhadap mesin ini, perusahaan
mempergunakan metode depresiasi garis lurus, dengan memperhitungkan umur
ekonomis 5 tahun dan nilai residu $ 40,000.-. Tingkat pajak yang diperhitungkan 30%.
Sementara untuk alternatif leasing (asumsikan saudara juga sebagai pihak lesssor),
telah disepakati bahwa biaya lease akan dibayar oleh pihak lessee pada setiap akhir
tahun dengan jangka waktu kontrak 5 tahun. Dalam penetapan biaya lease per
tahunnya, pihak lessor mensyaratkan tingkat keuntungan (rate of return) sebesar 15%
per tahun, serta memperhitungkan nilai sisa aktiva pada akhir masa kontrak sebesar $
30,000.-.
Berdasarkan informasi di atas, saudara diminta untuk menentukan :
a. Biaya lease yang ditetapkan oleh pihak lesssor per tahunnya
b. Pola cashflow (bagi PT JA’AS) untuk kontrak leasing dan pembelian aktiva
dengan pinjaman
c. Alternatif mana yang harus dipilih oleh PT JA’AS ?
Untuk menentukan besarnya biaya lease per tahunnya, maka langkah pertama adalah
menentukan besarnya nilai bersih aktiva yang dilease tersebut dengan cara
mengurangkan harga perolehan aktiva yang dilease dengan present value nilai residu
yang ditetapkan oleh lessor atas aktiva yang dilease berdasar pada discount factor
sebesar tingkat pengembalian yang diharapkan oleh lessor.
Herga perolehan aktiva yang dilease sebesar $ 400,000.Present value nilai residu
$ 14,915.30
Nilai bersih aktiva yang dilease
$ 385,084.70
Nilai bersih aktiva yang dilease ini menunjukkan total present value investasi yang
dilakukan oleh pihak lessor. Dalam kasus ini lessor mengharapkan tingkat
pengembalian sebesar 15%, dimana pembayaran biaya lease yang akan dilakukan
oleh pihak lessee setiap akhir tahun secara berturut-turut selama 5 tahun. Sehingga
dengan demikian nilai sebesar $385,084.70 ini merupakan present value dari cash
inflow yang diharapkan oleh lessor atau present value dari biaya lease yang harus
dibayar oleh pihak lessee. Dengan demikian maka biaya lease per tahunnya sebesar
$114,876.76 .
36
Arus kas pola leasing bagi lessee
Dengan telah diketahuinya biaya lease yang harus dibayar oleh pihak lesse
untuk setiap periodenya, maka dapat disusun perhitungan arus kas nya sebagai
berikut :
Th.
Biaya lease/th
Penght.Pajak
Bi.lease stlh pjk
PV Biaya lease *)
1 s/d 5
$ 114.876.76
$ 34,463.03
$ 80,413.73
$ 306,395.20
*) discount faktor dihitung dari tingkat bunga x (1 –t)
Pola arus kas alternatif hutang
Dari contoh kasus yang terdahulu, untuk menyusun pola arus kas alternatif
hutang, ada beberapa langkah perhitungan, yaitu :
1. Menghitung besarnya angsuran per tahun
2. Menghitung besarnya beban bunga setiap tahunnya selama jangka waktu kredit
3. Menghitung besarnya depresiasi aktiva tetap per tahunnya
4. Menghitung arus kas keluar per tahunnya.
Dengan nilai pijaman sebesar $400,000.- apabila angsuran per tahunnya dalam
jumlah yang sama dan dilakukannya setiap akhir tahun secara berturut-turut selama 5
tahun, dengan tingkat bunga 14%, maka besarnya angsuran per tahun adalah sebesar
$ 116,513.42
Berikutnya adalah menghitung beban bunga yang harus dibayar setiap
tahunnya dengan cara penghitungan sebagai berikut :
Th.
Pinjaman awal th
Bunga 14%
Total
Angs./th
1
$ 400,000.-
$ 56,000.-
$ 456,000.-
$ 116,513.42
2
$ 339,486.58
$ 47,528.12
$ 387,014.70
$ 116,513.42
3
$ 270,501.28
$ 37,870,18
$ 308,371.46
$ 116,513.42
4
$ 191,858.04
$ 26,860.13
$ 218,718.17
$ 116,513.42
5
$ 102,204.75
$ 14,308.67
$ 116,513.42
$ 116,513.42
Berdasarkan metode penyusutan garis lurus, maka besarnya depresiasi per
tahunnya dapat dihitung sebagai berikut : ($ 400,000.- - $ 40,000.-) : 5 = $72,000.Berikutnya disusunlah penghitungan arus kas keluar sebagai berikut :
37
Th
Angs./th
Bi.bunga
Bi.Dep
Tot.biaya
Penght.pjk
1
2
3
4
5= 3+4
6= t x 5
Arus kas
keluar
7=2-6
PV arus kas
keluar
8= PV7
1
2
3
4
5
Nilai Residu
Total PV arus kas keluar
Pengambilan keputusan pembelanjaan.
Untuk memilih keputusan pembelanjaan mana yang harus ditetapkan oleh
perusahaan, maka dasar pertimbangannya adalah Total PV arus kas pola mana yang
lebih kecil, apakah pola leasing ataukah pola pinjam. Dengan total PV arus kas lebih
kecil, berarti penggunaan sumber pembelanjaan tersebut lebih efisien.
Pertanayaan
1. Bagaimana lease keuangan berbeda dengan lease operasi ?
2. Menurut anda, apakah faktor-faktor berikut cenderung mendukung pinjaman atau
lease sebagai alternatif pembiayaan ? Mengapa ?
a. Naiknya tarif pajak perusahaan
b. Penyusutan dipercepat
c. Naiknya tingkat harga
d. Naiknya nilai sisa dari aktiva yang dilease
e. Kenaikan suku bunga yang bebas risiko.
Latihan soal
PT AYUNAN RAYA membutuhkan sebuah mesin yang akan diperggunakan untuk
menambah kapasitas produksi yang sudah ada saat ini. Penambahan mesin ini sangat
penting bagi perusahaan, mengingat permintaan terhadap produk yang dihasilkannya
selama
beberap
tahun
terakhir
ini
mengalami
peningkatan
yang
sangat
menggembirakan. Dengan memperhatikan jumlah permintaan tersebut serta antisipasi
pihak perusahaan bahwa permintaan akan terus meningkat pada masa-masa
mendatang, maka kapasitas produksi dari mesin-mesin dan peralatan yang ada saat
38
ini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dapat memenuhi peningkatan permintaan
tersebut. Oleh karena itu dalam rapat pimpinan yang baru lalu, telah disepakati bahwa
penambahan mesin merupakan suatu keharusan dan tidak dapat ditunda-tunda lagi
(rencana ini telah dianalisa baik dengan menggunakan metode NPV maupun IRR, dan
kesimpulannya sangat positif).
Mesin dan peralatan yang dibutuhkan tersebut diperkirakan bernilai Rp.75.000,000.dan untuk memenuhinya terbuka dua alternatif bagi perusahaan, yaitu : melalui kontrak
financial leasing, atau membeli dengan dana pinjaman (hutang). Bila hutang jangka
waktunya 6 (enam) tahun dengan tingkat bunga 15% per tahun. Hutang ini harus
diangsur mulai akhir tahun pertama sampai dengan akhir tahun ke lima secara
berturut-turut dalam bentuk anuitet. Untuk penyusutan terhadap mesin ini, perusahaan
mempergunakan metode depresiasi garis lurus, dengan memperhitungkan umur
ekonomis 6 tahun dan nilai residu Rp.7.500,000.-. Tingkat pajak yang diperhitungkan
35%.
Sementara untuk alternatif leasing (asumsikan saudara juga sebagai pihak lesssor),
telah disepakati bahwa biaya lease akan dibayar oleh pihak lessee pada setiap akhir
tahun dengan jangka waktu kontrak 6 tahun. Dalam penetapan biaya lease per
tahunnya, pihak lessor mensyaratkan tingkat keuntungan (rate of return) sebesar 16%
per tahun, serta memperhitungkan nilai sisa aktiva pada akhir masa kontrak sebesar $
8,000,000.-.
Berdasarkan informasi di atas, saudara diminta untuk menentukan :
a. Biaya lease yang ditetapkan oleh pihak lesssor per tahunnya
b. Pola cashflow (bagi PT AYUNAN RAYA) untuk kontrak leasing dan pembelian
aktiva dengan pinjaman
c. Alternatif mana yang harus dipilih oleh PT AYUNAN RAYA ?
39
KEBIJAKAN DIVIDEN
Pengertian
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan
memilih untuk membagikan laba debagai dividen, maka akan menguarangi laba yang
ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern. Sebaliknya jika
perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan
pembentukan dana intern akan semakin besar. Dengan demikian kebijakan dividen ini
harus dianalisa dalam kaitannya dengan keputusan pembelanjaan atau penentuan
struktur modal secara keseluruhan.
Fakktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
1. Posisi solvabilitas perusahaan
2. Posisi likuiditas perusahaan
3. Kebutuhan untuk melunasi hutang
4. Rencana ekspansi
5. Kesempatan investasi
6. Stabilitas pendapatan
7. Preferensi pemegang saham
Teori Kebijakan Dividen
1. Modigliani-Miller (MM) : berpendapat bahwa pembayaran dividen tidak
berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan
oleh earning power dari aset perusahaan. Dengan demikian nilai perusahaan
ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat ini didukung dengan beberapa asumsi :
a. Pasar modal yang sempurna dimana semua investor bersikap rasional
b. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan
c. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi
d. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan
e. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang
kesempatan investasi
40
2. Bird-in-the Hand Theory : Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa
biaya modal saham biaya akan meningkat sebagai akibat dari penururunan
pembayaran dividen. Investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan
berupa pembayaran dividen dari pada menunggu capital gain.
Hipotesis Modigliani-Miller dan Gordon-Lintner
Tentang Kebijakan Dividen
3. Tax Differential Theory : Teori ini akan menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan insvestasi saham, jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif yang
berbeda dengan tarif pajak atas dividen. Jika capital gain dikenakan pajak dengan
tarif lebih rendah daripada pajak atas didviden, maka saham yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang tinggi menjadi lebih menarik. Tetapi sebaliknya jika capital gain
41
dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan
capital gain menjadi berkurang.
Misal, seorang investor berada dalam tingkat pajak pendapatan sebesar 40% untuk
dividen incomed dan 28% untuk longterm capital gain. Investor dihadapkan pada
dua alternatif investasi, yaitu, Saham NAKULA dengan capital gain sebesar 10%
dan dividen yield 5%, dan saham SADEWA dengan capital gain sebesar 5% dan
dividen yield 10%. Harga saham untuk keduanya sama yaitu sebesar $10.- dengan
tingkat risiko yang sama pula. Kedua saham tersebut memiliki total return (sebelum
pajak) = dividen yield + capital gain = 15%. Setelah diperhitungkan pajak atas
dividen yield dan capital gain, maka total return untuk masing-masing saham
adalah :
Uraian
Dividen yield
Capital gain
Total return
Saham Nakula
Return sebelum pajak
Pajak
Return setelah pajak
5%
10,0%
15,0%
0,4 x 5% = 2%
0,28 x 10% = 2,8%
4,8%
3%
7,2% ,2%
10,2%
10%
5,0%
15,0%
0,4 x 10% = 4%
0,28 x 5% = 1,4%
5,4%
Saham Sadewa
Return sebelum pajak
Pajak
Return setelah pajak
6%
3,6% .2%
9.6%
Dalam prakteknya, kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan cenderung
memberikan dividen dengan jumlah yang relatif stabil, hal ini bukan berarti dividen
pay out ratio nya tetap. Dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham
dinaikkan, bila merasa yakin bahwa masa yang akan datang perusahaan mampu
mempertahankannya.
Pertanyaan :
1. Jelaskan pendapat Modigliani-Miller dan Gordon-Lintner tentang pengaruh
kebijakan dividen terhadap biaya modal perusahaan
2. Secara statistik, menurut anda pendapat yang mana yang memiliki kelebihan ?
3. Sebagai investor, apakah saudara lebih suka investasi saham yang memiliki
payout ratio konstan, atau saham yang membayar dividen dalam jumlah yang
sebakin besar ?
42
MERGER
Pengertian :
Merger adalah kombinasi dua perusahaan di mana satu perusahaan
kehilangan eksistensinya sebagai satu kesatuan. Perusahaan yang bertahan
mengambil alih aktiva dan hutang perusahaan yang digabungkan (merged company).
Merger berbeda dengan konsolidasi. Konsolidasi merupakan kombinasi dua
perusahaan dengan mana dibentuk satu perusahaan yang sama sekali baru. Kedua
perusahaan lama tidak ada lagi, dan saham biasa mereka ditukar dengan saham
perusahaan yang baru.
Jenis-jenis merger
Ada beberapa jenis merger, antara lain :
a. Merger harisontal : yaitu penggabungan dua perusahaan yang menghasilkan jenis
produkatau jasa yang sama, misalnya jika dua perusahaan rokok bergabung.
b. Merger vertikal : yaitu penggabungan dua perusahaan antara industri hulu dengan
industri hilir, misalnya pengambilalihan industri pabrik baja oleh salah satu
pemasoknya.
c.
Merger konglomerat, yaitu penggabungan perusahaan dari industri yang benarbenar berbeda, misalnya pengambilalihan perusahaan pertambangan oleh
perusahaan perbankan.
Motiv Merger :
Ada beberapa motiv mengapa perusahaan-perusahaan tersebut melakukan merger,
antara lain :
1. Keekonomisan Operasi dan Keekonomisan Skala
Keekonomisan operasi sering dapat dicapai melalui merger, hal ini terjadi karena
fungsi rangkap dapat dihilangkan, misalnya pemasaran, akuntansi, pembelian dan
operasi lain dapat dikonsolidasi. Tenaga penjual dapat dikurangi demi menghidari
duplikasi usaha dalam wilayah tertentu. Dalam merger perusahaan apapun, tujuan
utamanya adalah untuk merealisasi keekonomisan operasi melalui penghilangan
fungsi
yang
rangkap,
sehingga
akan
mendatangkan
sinergisme,
artinya
perusahaan yang dilebur mempunyai nilai yang lebih besar dari pada jumlah
bagian bagiannya.
43
Selain keekonomisan operasi, keekonomisan skala juga mungkin dicapai
melalui merger dua perusahaan. Keekonomisan skala timmbul bila biaya rata-rata
turun dengan naiknya volume . Gagasannya adalah mengkonsentrtasikan volume
kegiatan yang lebih besar pada fasilitas tertentu, pada jumlah orang tertentu, pada
sistem distribusi tertentu, dan seterusnya.
2. Perbaikan manajemen
Beberapa perusahaan tidak dikelola secara efisien, karena itu profitabilitasnya
lebih rendah dari yang diharapkan. Sejauh perusahaan yang mengambilalih dapat
memberikan manajemen yang lebih baik, maka pengambilalihan dapat masuk akal
hanya alasan ini. Walaupun perusahaan dapat mengubah manajemennya sendiri,
namun kenyataan praktis karena kebiasaan yang sudah mengakar mungkin
sedemikian jeleknya sehingga pengambilalihan eksternal diperlukan agar dapat terjadi
sesuatu yang positip.Motivasi ini memberikan kesan bahwa perusahaan yang
mempunyai laba dan tingkat pengembalian yang rendah merupakan sasaran yang
cocok untuk diambil alih.
3. Pertumbuhan
Suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan laju yang cepat
melalui ekspansi internal, dan mungkin merasa bahwa cara satu-satunya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan yang diinginkan adalah pengambilalihan perusahaan
lain. Hal ini mungkin jauh lebih murah dari pada pertumbuhan internal
4. Situasi Penilaian
Terdapat situasi dimana lebih murah membeli aktiva melalui pengambilalihan
dari pada membeli secara langsung, hal ini disebabkan nilai pasar perusahaan jauh di
bawah nilai ganti aktiva (laba rendah).
5. Kompensasi ke depan (carry-forward) kerugian pajak
Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam beberapa merger adalah
adanya kompensasi ke depan kerugian pajak. Perusahaan yang mempunyai kerugian
komulatif, mempunyai prospek yang cukup kecil dimasa datang untuk dapat
mendayagunakan sepenuhnya kompensasi kedepan kerugian pajaknya. Melalui
penggabungan dengan perusahaan yang menguntungkan, ada kemungkinan bagi
perusahaan yang bertahan untuk mendayagunakansepenuhnya kompensasi ke depan
kerugian pajak tersebut.
6. Diversifikasi
Dengan mengambilalih perusahaan di dalam lini usaha yang berbeda, suatu
perusahaan dapat mengurangi ketidak stabilan siklus laba, karena dimungkinkan
44
adanya korelasi yang negatif dalam pencapaian laba. Karena gagasan diversifikasi
adalah penyebaran resiko.
Pengaruh merger secara financial setelah merger
Apabila dua perusahaan dikombinasikan, rasio pertukaran timbul, yang
menunjukkan bobot relatif dari perusahaan-perusahaan tersebut. Tujuan merger
adalaha memaksimalkan kekayaan jangka panjang para pemegang saham yang ada.
Oleh karenanya informasi yang pokok dan erat hubungannya dengan merger tersebut
adalah laba bagi para pemegang saham biasa, harga pasar saham, jumlah lembar
saham yang beredar.
Contoh :
Rencana merger (akuisisi) perusahaan DAYOEN oleh perusahaan JINGGO. Data
yang tersedia sebagai berikut :
JINGGO
DAYOEN
1. Laba bersih
$ 20,000,000.-
$ 6,000,000.-
2. Jumlah lembar saham biasa
10.000.000 lbr.
4.000.000 lbr
3. EPS (1:2)
$ 2.-
$ 1.50
4. Harga pasar saham
$20.-
$ 12.-
5. P/E Ratio (4:3)
10 kali
8 kali
Initial effect :
-
ratio of exchange : rasio pertukaran setiap saham perusahaan yang dibeli
dengan saham perusahaan yang membeli
=
Harga saham perusahaan yang dibeli
Harga saham perusahaan yang membeli
 Berdasar harga pasar, maka ratio of exchange :
= $ 12,- : $ 20,- = 0,60 artinya setiap lembar saham DAYOEN dapat ditukar
0,60 lembar saham JINGGO
- Jumlah lembar saham setelah merger :
= jumlah lembar saham yang lama + lembar saham yang baru
= 10.000.000 lbr + ( 0,60 x 4.000.000 lbr)
= 12.400.000 lbr.
45
-
EPS setelah merger :
= laba setelah merger : jumlah lbr saham setelah merger
= ($ 20,000,000.- + $ 6,000,000.-) : 12.400.000
= $ 2.097
-
EPS Acquiring naik dari $ 2.-  $ 2.097
- EPS paid/acquired turun dari $ 1.50  (0,60 x $ 2.097)
= $ 1.258
 Pertukaran didasarkan pada premium 25%,
maka saham DAYOEN dinilai $ 15.- per lembar (1,25 x $ 12.-),
P/E Ratio $15.- : $ 1.50 = 10 kali, jadi PER JINGGO = PER DAYOEN
-
ratio fo exchange = $ 15.- : $ 20.- = 0,75
-
Jumlah lembar saham setelah merger
= 10.000.000 lbr + (0,75 x 4.000.000 lbr) = 13.000.000 lbr.
-
EPS setelah merger
= $ 26,000,000.- : 13.000.000 = $ 2.-
-
EPS Acquiring tetap sebesar $ 2.-
-
EPS Acquired tetap sebesar (0,75 x $ 2.-) = $ 1.50
 Besarnya premium yang dapat ditawarkan agar tidak merubah EPS
dapat dilakukan sebagai berikut :
- Menyamakan P/E Ratio Acquired dengan P/E Ratio acquiring, dalam hal
ini 10 kali atau dengan harga 10 x $ 1.50 = $15.Jadi premium = ($15. - $ 12.) : $ 12. = 25%
Pengaruh thd. EPS setelah merger:
Keterangan
Acquiring
Acquired
P/E Acquired < P/E Acquiring
naik
turun
P/E Acquired = P/E Acquiring
tetap
tetap
P/E Acquired > P/E Acquiring
turun
naik
46
Pembandingan pengaruh keputusan merger dengan tidak merger dikaitkan
dengan tingkat pertumbuhan dari masing-masing perusahaan
Bila diketahui tingkat pertumbuhan untuk JINGGO = 11% dan untuk DAYOEN
6%, bagaimana EPS untuk B 5 tahun mendatang setelah merger (ratio of exchange
didasarkan pada harga pasar ) bila dibandingkan dengan tanpa merger ?
a. EPS tanpa merger = $ 1.50 x (1,06)5 = $ 2.007
b. EPS dengan merger = $ 1.258 x (1,11)5 = $ 2.119
Dari hasil perhitungan tersebut di atas, setelah 5 tahun melakukan merger ternyata
EPS nya lebih besar bila dibandingkan dengan tanpa merger.
Pertanyaan :
1. Jelaskan konsep sinergisme !
2. Jelaskan beberapa motiv mengapa perusahaan melakukan merger ?
3. Banyak merger perusahaan dilakukan dengan motif pertumbuhan yang meningkat,
Apa artinya ? Dapatkah Anda menaikkan pertumbuhan tanpa menaikkan risiko
perusahaan yang hidup terus secara keseluruhan ?
Latihan Soal
Soal 1
Berikut ini disajikan informasi tentang laba untuk pemegang saham, jumlah lembar
saham dan ratio harga/laba (price earning ratio) dari perusahaan PALGUNA
dan
PALGUNADI:
Palguna
Palgunadi
Laba untuk pemegang saham (jutaan)
$ 21
$ 8.4
Jumlah lembar saham (jutaan)
8.4
5.6
Ratio harga/laba (PER)
15 kali
12 kali
a. Apajbila kedua perusahaan merencanakan untuk melakukan merger dengan
rasio pertukaran saham berdasarkan harga pasar saham masing-masing
perusahaan, bagaimana pengaruh mula-mula terhadap EPS kedua perusahaan
tersebut ?
b. Apabila
memungkinkan
untuk
memberikan
premi,
siapa
yang
harus
memberikan dan berapa besarnya, agar EPS sebelum dan sesudah merger
sama besar ?
c. Apabila diketahui tingkat pertumbuhan EPS untuk perusahaan Palguna
6%
dan perusahaan Palgunadi 2,75% berdasarkan ratio pertukaran harga saham
47
masing-masing perusahaan, bagaimana EPS perusahaan Palgunadi setelah 6
tahun , apakah lebih baik merger atau tanpa merger ?
Soal 2
PT CITRAKSI sedang mempertimbangkan pembelian PT CITRAKSA dengan saham.
Informasi keuangan yang relevan adalah sebagai berikut :
CITRAKSI
CITRAKSA
Laba sekarang (dalam ribuan)
$ 4,000.-
$ 1,000.-
Saham biasa (dalam ribuan)
2.000
800
Laba per lembar saham
$ 2.00
$ 1.25
Rasio harga/laba
12 kali
8 kali
Citraksi merencanakan untuk menawarkan premi sebesar 20% di atas harga pasar
saham Citraksa.
a. Berapa rasio pertukaran saham ? Berapa banyak saham baru yang akan
diterbitkan ?
b. Berapa laba per lembar saham bagi perusahaan yang hidup terus segera setelah
merger?
c. Bila rasio harga/laba tetap 12 kali, berapa harga pasar per lembar saham
perusahaan yang hidup terus ? Apa yang akan terjadi seandainya rasio itu menjadi
11 kali ?
48
SUMBER BACAAN YANG DIANJURKAN
1. Intermediate Financial Management, ( Eugene F. Brigham & Louis C.
Gapenski)
2. Corporate Financial Management (Douglas R. Emery & John D. Finnerty)
3. Financial Management : Principles and Applications ( Arthur J. Keown, et.al.)
4. Dasar-dasar manajemen keuangan (James C. Van Horne)
5. Manajemen Keuangan (J.Fred Weston & Thomas E. Copeland )
6. Manajemen Keuangan (Drs.R.Agus Sartono MBA)
7. Dasar-dasar manajemen keuangan (John D. Martin et. All)
8. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan (Prof. DR. Bambang Riyanto)
Pertanyaan :
1. Sebut dan jelaskan macam dan karakteristik sumber modal baik dari kreditur maupun
pemilik perusahaan
2. Sebut dan jelaskan keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber modal baik dari
kreditur maupun pemilik perusahaan
3. Sebut dan jelaskan hak-hak pemodal ( kreditur dan pemilik ).
4. Sebagai manajer keuangan perusahaan, coba saudara jelaskan mengapa anda memilih
sumber pembelanjaan hutang jangka panjang ? Dan mengapa anda memilih pemenuhan
kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan menerbitkan saham ?
5. Jelaskan arti istilah biaya modal !
6. Mengapa kita menghitung biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan?
7. Sebut dan jelaskan sumber modal yang dimungkinkan dapat digali oleh perusahaan !
8. Bagaimana tarif pajak perusahaan mempengaruhi biaya modal ?
9. Apa yang dimaksud dengan struktur modal !
49
10. Mengapa penentuan struktur modal penting bagi perusahaan ?
11. Bandingkan pendekatan laba bersih, laba operasi bersih dan tradisional dalam kaitannya
dengan teori struktur modal !
Latihan Soal 1
Pada akhir kuartal ke dua yang baru lalu, para pimpinan perusahaan JAYA MAKMUR
telah mengadakan rapat yang secara khusus membahas rencana capital expenditure untuk
tahun yang akan datang. Dalam pertemuan tersebut juga dibicarakan hal lain yang berkaitan
dengan capital expenditure, misalnya dari mana dana akan dipenuhi. Dari hasil rapat pimpinan
tersebut, ada sejumlah keputusan penting yang telah disepakati antara lain :
1. Perusahaan akan membuka beberapa proyek baru yang menghasilkan produk baru yang
bersifat independent
2. Untuk kepentingan penarikan dana pada masa yang akan datang, perusahaan telah
menetapkan komposisi yang dianggap optimal, yaitu, 35% hutang jangka panjang, 20%
saham proferen dan 45 % saham biasa termasuk didalamnya laba ditahan.
Disamping 2 point tersebut di atas, secara tegas dinyatakan oleh pimpinan bahwa
tanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang sumber modal yang dapat digunakan,
jumlah beserta biayanya diserahkan kepada manajer keuangan perusahaan. Dan ditekankan
pula bahwa informasi tersebut sudah harus disampaikan dalam pertemuan berikutnya yang
direncanakan dilaksanakan pada waktu dekat ini. Setelah menghubungi beberapa pihak yang
berkaitan dengan sumber modal, diperoleh informasi tentang biaya modal dari masing-masing
sumber modal pada berbagai tingkat pemenuhan kebutuhan modal, adalah sebagai berikut :
Sumber Modal
Batas Pembelanjaan
Biaya setelah
pajak
Hutang jangka panjang
s/d $ 647,500
> $ 647,500.- - $ 1,610,000.> $1,610,000.-
8.00%
8.75%
9.50%
Saham Preferen
s/d $310,000.> $ 310,000.- - $ 500,000.> $ 500,000.-
11.00%
11.50%
12.50%
Saham Biasa
s/d $ 540,000,> $ 540,000,- - $ 1,440,000.> $ 1,440,000.-
13.00%
14.25%
15.25%
Adapun kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut :
Proyek
Besarnya Investasi
Cash inflow/th
Umur
IRR
A
B
C
D
E
F
G
H
$500,000.$550,000.$650,000.$600,000.$700,000.$350,000.$550,000.$400,000.-
$ 214,463.$ 229,976.$ 224,227.$ 212,263.$ 315,263.$ 96,853.$ 174,247.$ 130,310.-
3 tahun
3 tahun
4 tahun
4 tahun
3 tahun
5 tahun
5 tahun
4 tahun
13.75%
12.25%
14.25%
………
16.70%
………
17.59%
11.50
Berdasarkan informasi tersebut di atas, anda sebagai pihak yang dianggap memiliki
potensi untuk dapat melakukan analisis atas kasus yang dihadapi perusahaan, diminta untuk
memberikan rekomendasi proyek-proyek mana yang layak untuk dilaksanakan, proyek-proyek
50
mana yang tidak layak dilaksanakan, ( pakailah pendekatan WMCC). Untuk keperluan tersebut
anda diminta terlebih dahulu menghitung besarnya IRR dari proyek D dan F !
Latihan soal 2
Dalam rangka menentukan struktur modal yang dianggap optimal, PT DANDANG
GENDIS mempunyai dua alternative pemenuhan dana. Sebelum memutuskan alternative mana
yang akan dipilih, terlebih dahulu perusahaan ingin mengetahui pengaruh besarnya EBIT yang
diharapkan dapat tercapai terhadap laba bagi pemilik (EPS) dari alternative pemenuhan dana
tersebut. Alternatif pemenuhan dana yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Keterangan
Biaya bunga
Dividen saham preferen
Saham biasa yang beredar
Alternatif
I
II
$ 4,000,000.$ 3,000,000.$ 2,000,000.$ 1,800,000.50.000 lbr.
150.000 lbr
Tingkat pajak yang diperhitungkan sebesar 40%. Berdasar informasi tersebut saudara diminta
untuk menentukan
4. Besarnya EBIT yang menghasilkan BEP Finansial masing-masing alternative
5. Besarnya EBIT yang menghasilkan EPS alternative I sama dengan EPS alternative II
6. Berikan rekomendasi pada perusahaan, pada tingkat EBIT berapa alternative I lebih
menguntungkan dari pada alternative II dan sebaliknya.
51
Download