peran badan intelijen negara dalam era transisi dan

advertisement
PERAN BADAN INTELIJEN NEGARA DALAM
ERA TRANSISI DAN PENGGUNAAN
MEKANISME TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS
Jakarta, 29 Mei 2008
1
Apakah itu Intelijen ?
Intelijen memiliki beberapa makna :
Intelijen sebagai Organisasi :
Adalah badan/dinas yang disusun, dilengkapi
dengan sumber daya dan kemampuan serta
kewenangan untuk melaksanakan proses
manajemen dan aktivitas intelijen yang
menjadi tugas dan fungsinya.
2
Intelijen sebagai knowledge
Adalah informasi yang telah diolah
melalui evaluasi, analisis, korelasi dan
penafsiran sebagai bahan pertimbangan
dalam
perumusan
kebijakan
dan
pengambilan keputusan.
3
Intelijen Sebagai Aktivitas
Adalah serangkaian penyelidikan, pengamanan
dan penggalangan
yang
dilakukan untuk
memperoleh informasi,
mengamankan
obyek/
aktivitas tertentu dan menciptakan kondisi tertentu
serta dapat dilaksanakan secara terbuka dan
tertutup.
4
Badan Intelijen Negara (BIN)
Kedudukan
BIN adalah lembaga pemerintah non
Departemen, dipimpin oleh kepala yang
berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada presiden.
5
Tugas
BIN mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang intelijen
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6
Fungsi
a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di
bidang intelijen
b. Penyampaian
produk
pertimbangan
untuk
pemerintah
intelijen sebagai bahan
menentukan
kebijakan
c. Perencanaan, pengkoordinasian dan pelaksanaan
operasi intelijen di bidangnya
d. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan
tugas BIN
e. Operasi kontra intelijen
7
STRUKTUR ORGANISASI BIN
KA BIN
WAKA BIN
SESTAMA
IRTAMA
DEPUTI – I – LUAR NEGERI
DEPUTI – II – DALAM NEGERI
DEPUTI – III – KONTRA INTELIJEN
DEPUTI – IV - PRODUKSI
DEPUTI – V – TEKNOLOGI
STAFF Ahli Bidang Politik
STAFF Ahli Bidang Ekonomi
STAFF Ahli Bidang Hukum
STAFF Ahli Bidang Sosial Budaya
STAFF Ahli Bidang Hankam
POS WIL - POSWIL
8
Beberapa Pemahaman Pokok
Tentang Intelijen Negara
1. Intelijen Negara berstatus sebagai lembaga
pemerintah yang merupakan bagian integral
dari sistem keamanan nasional dengan tugas,
fungsi dan kewenangan melakukan aktivitas
intelijen
dalam
rangka
pencegahan,
penangkalan dan atau penanggulangan
ancaman terhadap keamanan nasional.
9
2.
Mengingat sifat kerahasiaan dalam aktivitas
intelijen, maka dalam hal apapun personil
intelijen wajib memegang teguh rahasia intelijen.
Setiap personil intelijen wajib memenuhi kriteria
moral/kepribadian yang non partisan, netral
dalam kehidupan politik tidak terlibat dalam
politik praktis, memiliki kecakapan tertentu serta
memiliki sifat patriotik dalam membela negara.
Pelanggaran terhadap kerahasiaan intelijen dan
kode etik intelijen adalah tindak pidana yang
diancam hukuman menurut UU.
(Guiding
Principles
:
PANCASILA, UUD 1945)
Setia
kepada
NKRI,
10
3. Pelaksanaan fungsi intelijen oleh
personil intelijen yang karena resiko
tugas
dianggap
membahayakan
keselamatan jiwanya wajib diberikan
perlindungan fisik/nonfisik termasuk
bagi keluarganya.
11
4. Agar Badan Intelijen Negara dalam
melakukan aktivitas intelijen secara
efektif, memerlukan kewenangan khusus
yang diatur dengan undang-undang.
12
5. Komuniti Intelijen Negara sebagai pelaksana
fungsi intelijen terdiri dari :
- Badan Intelijen Negara
- Badan Intelijen TNI
- Badan Intelijen Kepolisian RI
- Intelijen Kejaksaan
- Unsur Intelijen lain di Departemen dan
Lembaga
13
SPEKTRUM ANCAMAN
TERHADAP KEAMANAN NASIONAL
1.
2.
3.
Dalam perspektif intelijen, isu-isu terorisme,
separatisme, konflik sosial maupun permasalahan
kelompok radikal, subversi, spionase, sabotase,
masalah perbatasan dan kejahatan terorganisir
merupakan ancaman yang paling menonjol.
Secara spesifik ancaman terhadap keamanan
nasional yang menjadi prioritas perhatian dari sisi
intelijen adalah mencakup tiga masalah krusial, yaitu
terorisme, separatisme dan konflik sosial.
Ke depan intelijen dituntut untuk mampu
mengantisipasi dan memberikan peringatan dini
mengenai hal-hal yang terkait dengan ancaman
tersebut.
14
TIGA MASALAH KRUSIAL
TERORISME
2. SEPARATISME
- Aceh
- Papua
- Maluku
3. KONFLIK SOSIAL
1.
15
POTENSI ANCAMAN LAINNYA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Subversi
Spionase
Sabotase
Kelompok radikal
Masalah perbatasan
Kejahatan terorganisir
16
Agenda Intelijen
Menciptakan Indonesia yang Aman dan Damai
→ 2 sasaran pokok
Sasaran Pertama
Semakin
kokohnya
NKRI
berdasarkan
Pancasila dan UUD 45 dan Bhineka Tunggal
Ika yang tercermin dari :
- tertanganinya kegiatan-kegiatan yang
ingin memisahkan diri dari NKRI.
- Meningkatnya daya cegah dan tangkal
negara terhadap bahaya terorisme
17
Sasaran Kedua
- Meningkatnya rasa aman dan damai
tercermin dari menurunny a ketegangan
dan ancaman konflik antar kelompok
maupun golongan
18
Prioritas :
(1) Pencegahan
dan
penanggulangan
separatisme terutama di Aceh, Papua
dan
Maluku
dengan
kebijakan
komprehensif
termasuk
menindak
dengan tegas aksi separatisme dengan
tetap menghormati hak-hak masyarakat
sipil
19
(2) Pencegahan dan penanggulangan terorisme
yang diarahkan untuk menyusun dan
menerapkan kerangka hukum anti terorisme
yang efektif, meningkatkan kemampuan dan
kapasitas kelembagaan anti terorisme, serta
memantapkan
penanggulangannya
dan
meningkatkan kerjasama untuk memerangi
terorisme
(3) Pencegahan dan penanggulangan konflik sosial
di sejumlah daerah, khususnya Palu – Poso,
Maluku dan Kalimantan
20
-Transparansi
- Akuntabilitas
- Efektifitas
21
Paradigma Baru
Dalam Pelaksanaan Tugas Intelijen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mendukung Demokrasi
Supremasi Hukum
Penghormatan HAM
Transparansi *)
Akuntabilitas *)
Efektifitas
Non-Partisan
*) sesuai ketentuan UU
22
Landasan Hukum
Pasal 28J UUD 1945
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan Undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan dan ketertiban dalam suatu masyarakat
demokratis.
23
Landasan Hukum
1.
Inpres No. 4 Tahun 2002 Tentang Tindak
Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Bom Bali.
2.
Inpres No. 5 Tahun 2002 Tentang Koordinasi Intelijen
Negara.
3.
UU No. 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Terorisme.
4.
Perpres No. 52 Tahun 2005 Perubahan ke tujuh atas
Kepres No. 110 Tahun 2001 Tentang unit organisasi
dan tugas eselon I LPND.
5.
RPJMN 2005-2009 dan Program Tahunan.
24
LANDASAN HUKUM
KUHP
(Beberapa contoh Pasal dalam KUHP):
Pasal 112
Barang siapa dengan sengaja mengumumkan
surat-surat,
berita-berita
atau
keteranganketerangan yang diketahuinya bahwa harus
dirahasiakan untuk kepentingan negara atau
dengan
sengaja
memberitahukan
atau
memberikannya kepada negara asing diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
25
Pasal 113
(1) Barang siapa dengan sengaja, untuk seluruhnya
atau
sebagian
mengumumkan,
atau
memberitahukan maupun menyerahkan kepada
orang yang tidak berwenang mengetahui, suratsurat, peta-peta, rencana-rencana, gambar-gambar
atau benda-benda yang bersifat rahasia dan
bersangkutan dengan pertahanan atau keamanan
Indonesia terhadap serangan dari luar, yang ada
padanya atau yang isinya, bentuknya atau
susunannya benda-benda itu diketahui olehnya,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.
26
Pasal 124
(1)
(2)
Barang siapa dalam masa perang dengan sengaja
memberi bantuan kepada musuh atau merugikan
negara terhadap musuh, diancam dengan pidana
penjara lima belas tahun
Diancam dengan pidana seumur hidup atau selama
waktu tertentu paling lama dua puluh tahun jika
sipembuat :
1. Memberitahukan atau menyerahkan kepada
musuh peta, rencana, gambar atau penulisan
mengenai bangunan-bangunan tentara;
2. Menjadi mata-mata musuh, atau memberi
pondokan kepadanya.
27
Pasal 430
(1) Seorang
pejabat
yang
melampaui
kekuasaannya, menyuruh memperlihatkan
kepadanya atau merampas surat, kartu pos,
barang atau paket yang diserahkan kepada
lembaga pengangkutan umum atau kabar
lewat kawat yang dalam tangan pejabat
telegrap untuk keperluan umum, diancam
dengan pidana penjara paling lama dua
tahun delapan bulan.
28
UU KIP
INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
Pasal 17
c. Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada
Pemohon Informasi Publik dapat membahayakan
pertahanan dan keamanan negara, yaitu antara lain:
1. informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik
dan teknik yang berkaitan dengan
penyelenggaraan sistem pertahanan dan
keamanan negara, meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi
dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar
negeri;
29
2.
Dokumen yang memuat tentang
strategi, intelijen, operasi, teknik dan
taktik
yang
berkaitan
dengan
penyelenggaraan sistem pertahanan
dan keamanan negara yang meliputi
tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pengakhiran atau evaluasi;
3.
Sistem Intelijen Negara
30
UU KIP
Informasi yang tidak diberikan oleh Badan Publik
Pasal 6
3.
Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan
Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. Informasi yang dapat membahayakan negara;
b. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan
perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak
sehat;
c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d. informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan;
dan/atau
e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau
didokumentasikan.
31
Pengawasan Terhadap Badan Intelijen
1.
2.
3.
4.
5.
Pengawasan Internal :
- Menjamin kebijakan dan UU dijalankan
secara efisien dan profesional
Kontrol Eksekutif
- Penugasan dan penentuan prioritas,
pengendalian operasi
Pengawasan Parlemen
- Cheks and balances
Mengawasi kebijakan umum, anggaran
Pengawasan Auditor Negara
Pengawasan Masyarakat
32
Kesimpulan
- UU Intelijen amat mendesak dibuat.
- Perlu kewenangan Khusus kepada Badan Intelijen
Negara untuk menghadapi ancaman terhadap
Kedaulatan dan keamanan nasional yang dimuat
dalam UU Intelijen.
- Perlu dukungan semua pihak (legislatif, eksekutif,
yudikatif dan masyarakat) untuk suksesnya tugas
intelijen.
33
Lampiran
Legislasi di Bidang Intelijen (Security)
di Beberapa Negara
KANADA :
1. The Security of Information Act 2001
(Dec. 18, 2001).
2. The Canadian Security Intelligence
Service Act 1984.
3. The Charities Registration
(Security Information) Act 2001.
4. The Anti-Terrorism Act 2001.
34
AUSTRALIA
1. The 1997 Office of National Assessments
Act.
2. The
Australian
Security
Intelligence
Organization Act 1956-73 (ASIO)
3. The ASIO Amandment Act 1999
4. The Intelligence Service Law 2001
5. The
Australian
Security
Intelligence
Organization
Legislation
Amandment
(Terorism)(Bill 2002)
6. Federal Information Act 1982.
35
USA
1.
2.
3.
4.
5.
The National Security Act (1947)
(Membentuk CIA)
The Counter intelligence Act of 2007.
(sebagai respon terhadap isu ancaman keamanan yang
diidentifikasi oleh FBI atas spionase terhadap
Laboratorium Tenaga Nuklir Nasional)
The USA Patriot Act of 2001.
(UU anti teror yang memperluas kewenangan investigasi
dan koleksi intelijen, otorisasi tambah anggaran untuk
peningkatan kemampuan Badan Keamanan Federal
dalam (Providing Appropriate Tools Required to
Intercept and obstruct terorism)
Bio-Terorism Prevention Act 2001
The Intelligence Authorization Act of Fy 2002
36
6.
7.
8.
9.
A Homeland Security Information Sharing Act.
Federal Bureau of Investigation Reform Act of
2002.
(Meningkatkan pengawasan terhadap FBI yang
telah diberikan kewenangan khusus dalam
perang melawan teror)
Presidential Executive Order.
13224, 13228, 13260.
The Freedom of Information Act.
37
38
Download