Beijing (SIB)

advertisement
Nama : M. Harun
NPM : 0607110820
MK : Manajemen K3
Kasus Kebakaran Pabrik Sepatu di Beijing.
1.
Contoh kasus Kecelakaan kerja di pabrik sepatu.
Kebakaran yang terjadi di satu pabrik sepatu, di tenggara Cina telah menewaskan 37
orang dan melukai lebih dari puluhan orang. Demikian dikatakan pejabat berwenang
setempat, Senin. Sebagaimana dilaporkan kantor berita Associated Press, kebakaran
dahsyat tersebut terjadi pada Minggu malam yang berawal dari kebakaran di bengkel
pabrik tersebut dan menghanguskan wilayah lebih dari 520 meter persegi. Menurut
pengakuan saksi mata, ketika peristiwa kebakaran terjadi ada 56 pekerja didalam pabrik.
Selain dari 37 korban tewas, masih ada 19 orang yang dirawat dirumah sakit setempat.
Kecelakaan kerja dalam bentuk kebakaran, ledakan dan insiden lainnya yang terjadi
di pabrik-pabrik Cina telah menewaskan ribuan orang setiap tahunnya. Kebanyakan
dipersalahkan atas kurangnya perlengkapan keamanan dan ketidak pedulian pekerja dalam
masalah keselamatan kerja.Perusahaan Feida Shoe Upper Manufacturing Workshop diduga
beroperasi tanpa ijin, yang juga sempat ditutup sementara pada 2004 karena melanggar
peraturan keselamatan kerja. Pihak berwenang setempat juga menemukan bahwa pabrik
tersebut telah menggabungkan tempat kerja, gudang penyimpanan dan kawasan
pemukiman secara illegal. Pemilik pabrik, Huang Shubin beserta suaminya, Chen Zongfei
telah ditahan kepolisian setempat untuk penyelidikan lebih lanjut.
a. Grafik dan Proses Terjadinya kecelakaan Kerja.
Gambar.1.1 Proses Terjadinya Kecelakaan Kerja Di Pabrik Sepatu.
Sistem Manajemen K3
Manusia
Sarana Lingkungan
Kerja (perangkat
keras)
Perangkat Lunak
Unsafe Action
 Tidak memakai APD
 Melepaskan APD
Kecelakaan
Penyakit
Akibat
Kerja
Kebakaran
Unsafe Condition
 Penerangan yang kabur
 Lantai Licin
Audit MK3
Identifikasi Ke
Sistem K3
Gambar Grafik Sebaran Kecelakaan Kerja pabrik sepatu.
Gangguan
Operasi
Dampak
Kecelakaan
Kerja.
1. Kerusakan
2. Kekacauan
Organisasi
3. Keluhan2
Kesedihan.
4. Kelainan
Cacat
5. Kematian
6.
b. Pihak yang paling bertanggung jawab terhadap SMK3 adalah.
 Tanggung jawab Top Manajemen.
 Tanggung jawab wakil manajemen
 Tanggung Jawab level manajemen/Supervisor.
 Tanggung jawab Middle manajemen.
 Tanggung Jawab wakil Pengurus K3.
c. Hal-hal yang dilakukan agar kecelakaan tidak terjadi adalah.
1. Dengan menerapkan sistem mk3 yang baik yaitu melakukan tahap prevention K3.
2. dalam bentuk MSDS ( (Material Safety Data Sheet )
3. Membangun Awareness dan budaya kerja yang positif.
4. Lokasi dan Penempatan Bahan yang benar
5. Sistem Ventilasi Gudang dan Ruang Kerja
6. Sistem Saluran Air dan Pembuangan Limbah
7. Sistem Keamanan Pekerja
8. Pelabelan Bahan
9. Penanganan terhadap Kebocoran
10. Penanganan terhadap Kebakaran
11. Penanganan terhadap Ledakan
12. Dan eginering control yang baik.
2. 25 gambar atau tanda-tanda lainnya yang berkaitan dengan k3z
3. Tata cara/urutan kita mengelola K3 pada sebuah pabrik/industry hingga pada akhirnya
kita harus menggunakan APD. Adalah dengan mengetahui terlebih dahulu flow
operation chart (Gambaran aliran operasi), flow proses Chart (gambaran aliran Operasi),
dan plant lay out atau denah pabrik, namun yang sangat berkontribusi untuk terjadinya
kecelakaan kerja adalah pada gambaran aliran operasi dan tahap aliran proses. Karena
dengan melihat/mengetahui gambaran aliran operasi, gambaran aliran proses dan denah
pabrik kita dapat memperikan dan memprediksikan kemungkinan adanya bahaya-bahaya
yangi akan timbul dari setiap bagian-bagian operasi dan proses industry/pabrik tersebut.
Sehingga kita dapat lebih cepat merencanakan kegiatan preventif dan tahap proses
manakah yang mengharuskan pekerja untuk memakai APD. Misalnya mesin-mesin
produksi pabrik yang sudah tua yang meyebabkan kebisingan pada proses produksi
maka bagi pekerja diwajibkan memakai APD (Berupa alat Penutup telinga atau
Penyumbat Telinga).
4. Teknik-teknik yang kita lakukan untuk mengidentifakasi bahaya di tempat kerja.
Tekniknya adalah sbb.
 Memantau kondisi mesin-mesin, alat-alat kerja atau peralatannya
 Kondisi dan penaganan bahan-bahan (bahan baku, proses prosedur, penyimpanan dll)
 Lingkungan kerja,
 Sifat pekerjaan
 Prosedur cara kerja personil (umum)
 Prosedur dan proses produksi (khusus)
5. Pendapat saya mengenai implementasinya k3 di dunia internasional, di Asia, INA, Aceh.
Penerapan k3 di dunia internasional, biasanya Negara-negara maju sudah optimah dan
cendrung meninggkat pada pekerjanya, karena dengan tercapainya derajat kesehatan
pekerja yang tinggi dan dapat diminimalisirkan angka kemangkiran kerja akibat
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja yang secara langsung dapat meningkatkan
produktivitas kerja dan kapasitas kerja yang lebih baik sehingga akan membawa dampak
terhadap meningkatnya profit yang tinggi bagi perusahaan dan kepada negaranya.
sedangkan di Negara-negara sedang berkembang penerapan k3 termasuk kawasan Asia
dan Asia Tenggara penerapan k3 masih rendah kecuali Negara Jepang dan Singapura.
Berbeda hal nya dengan Indonesia penerapan k3 di Indonesia masih sangat minim. Yang
disebabkan oleh beberapa factor yaitu : seperti Pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan perundangan K3 masih belum efektif dan menyeluruh, Sistem pelaporan K3
belum dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku, dan Penegakan hukum terhadap
pelanggaran peraturan perundangan K3 sangat lemah. Apalagi di aceh yang masih
banyak home industry (industry rumah tangga) sudah bisa dikatakan penerapan k3nya
sangat memperihatinkan, karena Kesadaran dan komitmen pengusaha dan pekerja
terhadap K3 masih belum tinggi, K3 masih dianggap sebagai beban belum sebagai
kebutuhan bagi kegiatan proses produksi.
Download