BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing. Kata marketing ini boleh dikatakan sudah diserap kedalam bahasa kita, diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Pemasaran (marketing) berasal dari kata market (pasar). Pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan tukar-menukar barang. Menurut Djaslim Saladin (2004:1) mengemukakan definisi pasar sebagai berikut: “Pasar adalah semua pelanggan yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu, bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Lebih lanjut lagi Djaslim Saladin (2004:1) mengemukakan yang menjadi syarat dari pasar yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Ada sekelompok indevidu dan organisasi yang terdiri diatas : Individu : Pasar Konsumen (Consumer Market) Organisasi : Pasar Industri (Industrial Market) Pasar Perantara (Reseller Market) Pasar Pemerintah (Government Market) Pasar Global (Global Market) Potensial Real Adanya pembeli potensial yang mempunyai kemampuan daya beli (Puchasing Power) dan nyata. Adanya Kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) Mempunyai perhatian (interest) terhadap produk. Apa yang dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih luas dari itu, pemasaran meliputi semua tahapan, yakni mulai dari penciptaan produk hingga kepelayanan setelah transaksi penjualan terjadi semua keinginan tersebut saling 15 16 berkaitan dan berhubungan, yang mengarahkan perusahaan untuk bisa mencapai tujuan mendapatkan laba dan tetap bisa bertahan dalam persaingan. B. Manajemen Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari proses perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakkan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lain yang mendukungnya. Adapun pengertian Manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2003-9) sebagai berikut: “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Lebih jelasnya peneliti mengemukakan pemikiran mengenai manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh Basu dan Irawan (2000:1) yaitu : Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pengawasan ditunjukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong dan melayani pasaran. 2. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan bagian yang sangat penting dari strategi pemasaran dalam menjual produk yang dihasilkannya kepada masyarakat atau konsumen. Keberhasilan suatu produk diterima oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh sejauh mana perusahaan tersebut menerapkan sistem pemasaran yang tepat untuk pasar sasarannya. 17 Pemasaran terjadi jika seseorang memutuskan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran (exchange). Pertukaran digambarkan sebagai suatu proses penciptaan nilai. Dimana dengan melakukan suatu pertukaran akan memberikan keadaan yang lebih baik bagi kedua belah pihak yang terlibat dibandingkan dengan keadaan sebelum pertukaran. Menurut Philip Kotler (2004:9) yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh dan Ronny A Rusli mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut : “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”. Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swasta (2000:5) mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut : “Pemasaran adalah suatu keluhan dan kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan dan mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial”. Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2004:2): “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lainnya”. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat dilihat bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan cara menciptakan dan menukarkan suatu yang bernilai antara satu dengan yang lain. Pemasaran bertumpu pada 18 konsep pokok yaitu kebutuhan dan keinginan, permintaan pelayanan nilai dan kepuasan, pertukaran atau transaksi pemasaran dan pemesanan. Saat ini perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang cukup ketat untuk dapat terus mempertahankan posisinya dipasar. Perusahaan yang telah berhasil mempertahankan posisinya menurut prinsip operasional dasar diantaranya adalah kepekaan yang tajam terhadap konsumen kepekaan yang tajam terhadap pasar dan kemampuan yang tinggi untuk memotivasi karyawan guna menghasilkan mutu dan nilai yang tinggi bagi para konsumen. Pemasaran awalnya dikembangkan berdasarkan hubungan dengan penjualan barang berwujud. Berkembangnya jasa umumnya bukan disebabkan pada jasa yang meningkat saja melainkan karena semakin dewasanya ekonomi suatu negara untuk memenangkan persaingan usaha kehidupan masyarakat. 3. Pengertian Manajemen Pemasaran Setelah mengetahui pengertian dari manajemen dan pemasaran, selanjutnya peneliti akan mengemukakan pengertian dari Manajemen pemasaran yang diungkapkan oleh Philip Kotler (2004:9) adalah sebagai berikut: “Manajemen Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi”. Manajemen pemasaran memiliki lima konsep yang penting untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan menurut Philip Kotier (1997:19) yaitu : 1. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan oleh karenanya manajemen harus berorientasi pada peningkatan efisiensi produk dan efisiensi distribusi. 19 2. 3. 4. 5. Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan menyenangi produk yang menawarkan kualitas dan prestasi yang paling baik serta keistimewaan yang menonjol dan karena itu organisasi harus mencurahkan usaha terus menerus dalam perbaikan produk. Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup baik produk terkecuali organisasi menjalankan usaha promosi dan penjualan yang kokoh. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar konsumen dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari yang dilakukan oleh para pesaing. Konsep pemasaran kemasyarakatan menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar yang dituju serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat Menurut Basu Swastha dan irawan. (2004:4) mengemukakan pengertian manajemen pemasaran sebagai berikut : Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program yang ditunjukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahukan, mendorong serta melayani pasar. Menurut Djaslim Saladin (2004:4) mengemukakan tujuan dari manajemen pemasaran sebagai berikut : “Tujuan Manajemen pemasaran adalah untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan waktu, komposisi permintaan, sehingga membantu organisasi mencapai sasarannya”. Berdasarkan definisi tersebut, maka manajemen pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang berorientasi kepada peningkatan produktifitas (kemampuan untuk memproduksi), kemampuan rentabilitas (kemampuan membayarkan), peningkatan likuiditas (kemampuan untuk membayar utang-utang perusahaan dalam jangka pendek dengan alat-alat lancer), dan peningkatan solvabilitas (kemampuan untuk menghimpun atau menambah kekayaan perusahaan secara komulatif dari laba perusahaan). 20 C. Kualitas Jasa 1. Pengertian Kualitas. Pengertian kualitas menurut Philip Kotler (2004:69) adalah sebagai berikut: “Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat”. Sedangkan menurut Goetsh dan Davis (1994) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2000:51) adalah sebagai berikut: “ Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. 2. Pengertian Jasa Menurut Wiliam J. Stanton yang dikutip oleh Buchari Alma (2004:143) mengemukakan bahwa : “Jasa adalah suatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.” Sebuah perusahaan jasa harus menjaga kualitas jasa yang ditawarkan agar terus berada diatas saingannya dan lebih hebat dari yang dibayarkan konsumen. Apabila kualitas jasa yang diterima oleh konsumen lebih baik atau sama dengan apa yang dibayangkan, maka konsumen akan cenderung mencobanya kembali akan tetapi, bila kualitas jasa yang diterima oleh konsumen lebih rendah dari apa yang konsumen inginkan, maka akan kecewa dan menghentikan hubungan dengan perusahaan jasa tersebut. 21 Rumah-rumah sewaan, apartemen, dan hotel juga merupakan jasa. Para penjual yang mengadakan transaksi saham dan obligasi dibursa dan perantaraperantaranya, adalah juga merupakan jasa. Dalam arti yang lebih luas lagi asuransi, dan jasa yang diberikan oleh pemerintah adalah juga merupakan jasa. Pajak-pajak yang kita bayar sebetulnya adalah untuk membeli jasa yang ditawarkan oleh pemerintah tersebut, lembaga keuangan, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan juga merupakan bagian dari jasa Sebelum menggunakan jasa menurut Fandi Tjiptono (2000:151). menerangkan bahwa pelanggan sering memiliki empat scenario jasa yang berbeda apa yang dialaminya yaitu: 1. 2. 3. 4. Jasa yang ideal Jasa yang diharapkan Jasa yang selayaknya diterima Jasa yang minimum yang diteloransi. Penyaluran jasa sebagian besar bersifat langsung dari produsen kepada konsumen, seperti jasa perawatan, pengobatan, nasehat-nasehat, hiburan-hiburan, loundry, dan bermacam-macam service lainnya. 3. Pengerian Kualitas Jasa Dengan demikian kualitas jasa mempunyai peranan yang penting dalam keandalan yang dapat memberikan kemampuan menyediakan kualitas yang tepat yang telah dijanjikan perusahaan kepada konsumen. Kualitas jasa merupakan suatu rencana dasar dari suatu tindakan organisasi untuk mencapai target perusahaan dengan memberikan kualitas yang maksimal pada konsumen.. kualitas jasa sebagaimana dikemukakan oleh Philip Kotler (2000:499) bahwa faktor-faktor kualitas jasa diantaranya adalah sebagai berikut: 22 1. 2. 3. 4. 5. Keandalan (Realibility) Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Daya Tanggap (Responsiveness) Kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. Jaminan (Assurance) Pengetahuan dengan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Empati (Empathy) Syarat untuk peduli memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. Bukti Langsung (Tangible) Penampilan fasilitas fisik, peralatan personal dan media komunikasi. D. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas Pengertian kualitas menurut Philip Kotler (2004:69) adalah sebagai berikut: “Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat”. Sedangkan menurut Goetsh dan Davis (1994) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2000:51) adalah sebagai berikut: “ Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. 2. Pengertian Pelayanan Lebih lanjut menurut Lovelock yang dikutip oleh Yazid mengemukakan bahwa pemasaran jasa sementinya : a. Mencakup perumusan upaya-upaya strategis yang dilakukan oleh manajemen puncak. b. Merupakan fungsi dari sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh manajemen tingkat bawah (seperti kebijakan produk, penetapan harga, cara penyajian data, atau upaya-upaya komunikasi) c. Merupakan sarana bagi upaya untuk menjadikan keseluruhan bagi organisasi berorientasi kepada pelanggan (1999:13). 23 3. Pengertian Kualitas Pelayanan Pada umumnya kepuasan pelanggan mengacu pada kualitas produk (nilai) yang berupa barang atau jasa dan mutu pelayanan dari perusahaan yang memberikannya karena kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan yang kuat dengan perusahaan konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk/jasa. Definisi kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan konsumen. Menurut Wyckop (dalam Lovelock, 1998). Yang dikutip oleh Fandi Tjiptono (2004:59). “Kualitas Pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan “ Menurut Phillip Kotler dan Gary Armsromg yang dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro (1996:202). mengemukakan bahwa : “Kualitas pelayanan adalah hasil yang dirasakan oleh pelanggan yang mengalami kinerja (hasil) sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.” a. Kategori Pelayanan Menurut Fandy Tjiptono mengemukakan lima kategori jasa, yaitu : 1. 2. 3. 4. Produk jasa murni Penawaran semata-mata hanya terdiri atas produk fisik, misalnya sabun mandi, pasta gigi, atau sabun cuci, tanpa ada jasa atau pelayanan yang menyertai produk tersebut. Produk fisik dengan jasa pendukung Pada kategori ini penawaran terdiri atas suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik pada konsumennya. Hybrid Penawaran jasa terdiri dari barang dan jasa yang sama besar porsinya. Jasa utama yang didukung dengan barang dan jasa minor Penawaran terdiri atas suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa tambahan (pelengkap) dan atau barang-barang pendukung. 24 5. Jasa Murni Penawaran hampir seluruhnya berupa jasa. Misalnya fisioterapi, konsultasi psikologi, pemijatan dan sebagainya (2004:6) Penawaran suatu perusahaan kepada pasar mengenai jasa dapat bervariasi dari dua kutub ekstrim, yaitu berupa murni barang pada satu sisi dan jasa murni pada posisi lainnya. Dengan adanya kategori jasa tersebut di atas maka konsumen akan lebih mudah untuk memiliki jasa mana yang lebih diperlukan oleh konsumen. b. Karakterisik pelayanan Terdapat empat pokok pada pelayanan yang membedakan dengan barang, menurut Fandi Tjiptono (2000:15) keempat karakteristik tersebut meliputi : 1. 2. 3. Intangibility (tidak berwujud) jasa berbeda dengan barang. Jika barang merupakan suatu objek, alat atau beda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (Performance), atau usaha. Bila barang dapat dimiliki maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat berkaitan dengan didukung oleh produk fisik (misalnya: mobil dalam jasa transportasi) jasa bersifat intangible, itu sendiri memiliki dua pengertian yaitu a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan dirasa. b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan diformulasikan, atau difahami secara rohani Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum ia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa maka ia hanya akan menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya oleh karena itu untuk mengurangi ketidak pastian para pelanggan memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut Insperability (tidak terpisahkan). Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mengurangi hasil jasa tersebut. Dalam hubungannya menyediakan jasa dan pelanggan ini efektifitas indevidu yang menyediakan jasa merupakan unsur penting, dengan demikian kunci keberhasilan jasa ini ada pada proses rekrutmen, konfensasi, pelatihan dan pengembangan karyawannya. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah perhatian khusus partisipasi/keterlibatan pelanggan pada proses jasa. Variability (Bervariasi). Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan banyak variasi bentuk kualitas dan jasa tergantung pada siapa kapan dan dimana jasa dihasilkan. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabelitas 25 4. jasa (Bovee, Houston, Thrill, 1995), yaitu kualitas jasa atau partisipasi pelanggan selama menyediakan jasa moral/motivasi karyawan dalam melayani pelanggan dan beban kerja perusahaan. Dalam hal ini penyediaan jasa dapat menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya : a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik b. Melakukan standarisasi pelaksanaan jasa, hal ini dapat dilakukan dengan menyiapkan sesuatu cetak biro jasa yang menggambarkan peristiwa dan proses jasa dalam suatu diagram alur dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan kegagalan dalam jasa tersebut. Perishability (Mudah lenyap). Jasa merupakan komuditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. (2004:15) c. Dimensi Jasa Ada beberapa pakar pemasaran, seperti Pasasuranan, Zeithamal and Berry yang melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa dan berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa yang dikutup oleh Fandi Tjiptono (2000:67), kesepuluh faktor dimensi kualitas pelayanan dan kualitas jasa tersebut meliputi : 1. Realiability Mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi yaiyu konsistensi kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan memberikan jasa secara tepat semenjak saat pertama. Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya. Misalnya: menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati. 2. Responsiveness Yaitu kemempuan atau kesiagapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan. Competence Artinya setiap setiap orang dalam perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu. Access Meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau waktu menunggu yang tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan yang mudah dihubungi dan lain-lain. Courtesy Meliputi sikap sopan santun, respe, perhatian dan keramahan yang dimiliki para countact personal (seperti resepionis, operator telepon, dan lain-lain). 3. 4. 5. 26 6. Comunication Artinya memberikan komunikasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami serta selalu mendengarkan keluhan dan saran pelanggan. 7. Credibility Yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama baik perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi kontak personal, dan interaksi dengan pelanggan. 8. Security Yaitu aman dari bahaya resiko atau keragu-raguan. Aspek ini, meliputi keamanan secara fisik, keamanan finansial, dan kerahasiaan. 9. Understanding Yaitu usaha memahami keinginan pelanggan. 10. Tangible Yaitu bukti fisik dari jasa dapat berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, referensi fisik dari jasa (misalnya kartu kredit). E. Kepuasan Konsumen 1. Pengertian Kepuasan Pengertian kepuasan menurut Philip Kotler (2004:69) adalah sebagai berikut: “Kepuasan adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang mempengaruhi kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat”. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat dilihat bahwa kepuasan merupakan perasaan senang apabila keinginan sesuai dengan harapan. Semakin tinggi kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan, maka semakin tinggi nilai kepuasan. 2. Pengertian Kepuasan Konsumen Menurut Engel yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2004:146) yang dimaksud dengan kepuasan konsumen adalah sebagai berikut: “Kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurangkurangnya memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan konsumen”. 27 Sedangkan kepuasan konsumen menurut Philip Kotler (2004:42) adalah sebagai berikut: “Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”. Ada kesamaan diantara kedua definisi tersebut, yaitu menyangkut komponen kepuasan konsumen (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan). Umumnya harapan konsumen merupakan perkiraan atau keyakinan konsumen tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Secara konseptual, kepuasan konsumen menurut Fandy Tjiptono (2004:147) dapat digambarkan seperti yang ditunjukan dalam gambar 2.1 halaman berikut ini: 28 Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Konsumen Kebuutuhan dan Keinginan Konsumen Tujuan Perusahaan PRODUK Nilai Produk Bagi Konsumen Harapan Konsumen Terhadap Produk Tingkat Kepuasan Konsumen Sumber: Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa ( 2004) Semua perusahaan mempunyai tujuan yang diimplementasikan berbentuk produk. Produk yang dikeluarkan tentunya mengacu kepada konsumen sebagai sasarannya. Mereka memiliki harapan-harapan pada pelayanan yang dikeluarkan serta dapat menilai pelayanan tersebut sehingga akan terbentuk apakah konsumen tersebut mencapai tingkat kepuasan atau tidak. Sebuah perusahaan akan bijaksana bila mengukur kepuasan konsumen secara teratur. Perusahaan dapat menghubungi kembali pembeli dan meyelidiki berapa banyak konsumen yang sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas, dan sangat tidak puas. Perusahaan harus mengupayakan untuk melebihi harapan konsumen, bukan hanya sekedar memenuhi 29 3. Tingkat Kepuasan Konsumen Menurut Gregorius Chandra (2001:1-2), dalam rangka menciptakan kepuasan konsumen sebagai upaya meningkatkan jumlah konsumen, maka usaha yang dilakukan oleh perusahaan adalah merancang produk dan harga yang tepat karena kebutuhan dan keinginan konsumen tidak ada batasnya sehingga konsumen menuntut hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Produk yang berkualitas tinggi (High Quality). Harga yang wajar (fair Price). Penyerahan produk yang cepat (Fast Delivery) dan tanggapan segera (Quick Response). Layanan khusus (Special Service). Produk yang memiliki tingkat fleksibilitas tinggi (High Flexibility). Akrab dengan pemakai (User Friendly). Dasarnya kepuasan konsumen adalah perasaan setelah konsumen mengkonsumsi barang atau jasa dan lebih lanjut diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan fungsi dari penghargaan dan kualitas yang terbukti. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan kinerja yang diharapkan konsumen dapat mengalami suatu kepuasan, konsumen akan merasa puas kalau kinerja yang diberikan perusahaan sesuai dengan harapan mereka, dan kalau kinerja perusahaan melebihi harapan konsumen maka konsumen akan sangat merasa puas. Tetapi kalau kinerja perusahaan di bawah harapan konsumen maka mereka akan merasa kecewa. F. Harapan dan Kepuasan Konsumen Harapan konsumen dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman berbelanja dimasa lampau, opini teman dan kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan harapan seseorang biasa-biasa saja atau sangat kompleks. 30 Menurut Fandy Tjiptono (2004:150), ada beberapa penyebab utama tidak terpenuhinya harapan konsumen (lihat gambar 2.2). Diantara beberapa faktor penyebab tersebut ada yang bisa dikendalikan oleh penyedia jasa. Dengan demikian penyedia jasa bertanggung jawab untuk meminimalkan miskomunikasi dan misinterprestasi yang mungkin terjadi dan menghindarinya dengan cara merancang jasa yang mudah dipahami dengan jelas.dalam hal ini penyedia jasa harus mengambil inisiatif agar ia dapat memahami dengan jelas instruksi dari klien dan klien mengerti benar apa yang akan diberikan. Gambar 2.2 Penyebab Utama Tidak Terpenuhinya Harapan Konsumen Konsumen Kelitru Mengkomunikasikan Jasa Yang Diinginkan Konsumen Keliru Menafsirkan Signal (Harga, Potisioning, dll) Harapan Tidak Terpenuhi Miskomunikasi Rekomendasi Mulut Kemulut Sumber: Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (2004) Kinerja Karyawan Perusahaan Jasa Yang Buruk Miskomunikasi Menyediakan Jasa Oleh Pesaing 31 Harapan adalah kunci pokok bagi setiap pelaku bisnis yang terlibat dalam kepuasan konsumen. Tanpa mengenal kepuasan konsumen sebaik-baiknya, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk mampu memberikan kepuasan yang optimal kepada para konsumennya. Konsumen dengan harapan yang tinggi, akan jauh lebih sulit untuk dipuaskan begitu juga sebaliknya konsumen dengan harapan yang rendah akan mudah dipuaskan. Pelanggan bisa berharap dari keempat skenario menurut Fandy Tjiptono (2000:151-152), dapat dilihat pada gambar 2.3. sebagai telah dijelaskan, harapan membentuk kepuasan konsumen karena itu yang terjadi sama dengan atau bahkan melampaui harapan tersebut maka timbul kepuasan bila diharapkan jasa ideal maka yang akan terjadi adalah ketidak puasan. Gambar 2.3 Pengaruh Harapan Terhadap Kepuasan Yang diharapkan Minimal yang dapat diterima Ideal Yang selayaknya Sumber: Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (2004) 32 a. Semakin dekat harapan ‘jasa yang diharapkan’ dengan jasa minimum yang dapat diterima’, semakin besar pula kemungkinan tercapainya kepuasan. b. Konsumen yang puas bisa berada di mana saja dalam spektrum ini. Yang menentukan posisinya adalah posisi hasil (outcome) ‘yang diharapkan’. Sedangkan kepuasan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Fandy Tjiptono (1996:33), yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Hasil : Sesuatu yang terjadi oleh karena suatu pekerjaan. Citra kualitas perusahaan : Merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dari sudut positif. Terbentuknya citra kualitas perusahaan adalah pada saat konsumen memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Evaluasi terhadap proses-proses utama : Evaluasi terhadap serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersama-sama untuk mentransformasikan input yang disediakan pemasok menjadi output yang diterima oleh konsumen. Evaluasi terhadap atribut proses : Atribut/perlengkapan yang digunakan untuk kelancaran suatu proses. Pengalaman konsumen : Merupakan pengalaman masa lampau meliputi hal-hal yang dipelajari atau diketahui konsumen dari yang pernah ditemukan di masa lampau. Sedangkan menurut Bukhari Alma (2000:233), sebab-sebab munculnya ketidakpuasan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tidak sesuai dengan kenyataan yang dialami. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan. Perilaku personil tidak atau kurang menyenangkan. Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan harga terlalu tinggi. Promosi atau iklan terlalu muluk tidak sesuai dengan kenyataan. Sedangkan menurut David W dialih bahasa Lina Salim (1996:8). kepuasan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. 2. 3. Sistem Pengiriman Memindahkan produk dari produsen ke konsumen akhir untuk dapat memuaskan anggotanya menggapai kebutuhan dan keinginan konsumen. Perporma Produk Jas Performa dan keunggulan suatu produk atau jasa sangatlah penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen jelaslah mutu produk atau jasa merupakan keunggulan bersaing yang utama. Citra Merk atau citra perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dari 33 4. 5. 6. sudut positif. Terbentuknya merek/citra (brand image) dan nilainilai (brand equity) adalah pada saatkonsumen memperoleh pengalaman yang menyenagkan dengan produknya Hubungan Harga Nilai Pembeli menginginkan nilai yang ditawarkan merek yang sesuai dengan harga yang diberikan oleh karenanya terdapat hubungan yang menguntungkan antara harga dengan nilai. Kinerja/Prestasi Kerja Karyawan. Kinerja produk dan system pengiriman tergantung pada bagaimana semua bagian organisasi bekerjasama dalam proses pemenuhan kepuasan konsumen. Satiap dalam organisasi mempengaruhi konsumen baik hal-hal yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan oleh karenanya banyak perusahaan-perusahaan melatih tenaga kerjanya dalam rangka untuk meningkatkan kinerja/prestasi kerja karyawan. Persaingan Kelemahan dan kekuatan para pesaing juga mempengaruhi kepuasan konsumen dan merupakan peluang untuk memperoleh keunggulan bersaing, disamping itu perusahaan harus mempelajari produk/jasa pesaing dan mengidentifikasikan cara-cara peningkatan produk/jasa. G. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Konsumen Kualitas yang diberikan oleh perusahaan merupakan implementasi terhadap proses identifikasi dari konsumen dan calon konsumen, pelayanan yang diberikan oleh perusahaan akan terpenuhi apabila konsumen memperoleh apa yang mereka inginkan yaitu kualitas pelayana yang baik, oleh sebab itu hubungan pelayanan yang diterapkan oleh perusahaan erat kaitannya dengan kepuasan konsumen yang diterima. Suatu konsekuensi apabila konsumen merasa puas yang diberikan mendekati harapan atau tidak terhadap kepuasan tersebut dengan seperti itu akan menimbulkan minat untuk memahami lagi pelayana yang diberikan pembeli produk dalam hal ini timbul interaksi antara penjual dengan atau adanya loyaliyas konsumen terhadap perusahaan penjual jasa. Kualitas pelayanan baik bukalah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia pelayanan, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati pelyanan perusahaan, sehingga pelanggan pula yang seharusnya menentukan apakah 34 kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Apabila pelayanan yang diterima atau yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas pelayan tergantung pada kemampuan penyedia produk dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Fandy Tjiptono (2000: )mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasa konsumen yaitu sebagai berikut : Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan. Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar pelayanan yang ditawarkan dapat ditingkatkan, serta dalam melakukan peningkatan tersaebut dipengaruhi oleh pelayanan yang baik dan tercapainya tingkat kepuasan konsumen, hal ini tersebut akan dapat berpengaruh apabila perusahaan melaksanakan pelayanan dengan baik dan terarah. Dasarnya kepuasan dan ketidak puasan atas kualitas pelayan yang diberikan perusahaan akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Hal tersebut ditunjukan oleh konsumen setelah menerima kualitas pelayan yang 35 ditawarkan, apabila konsumen merasa puas, maka dia akan menunjukan besarnya kemungkinan untuk melakukan pembelian ulang. Konsumen yang puas akan memberikan referensi yang baik terhadap kualitas pelayanan yang diterimanya kepada orang lain.