Mengenal Lebih Dekat Asem Buto

advertisement
Mengenal Lebih Dekat Asem Buto
Akhir pekan lalu, dua pokok pohon raksasa African Baobab (Adansonia Digitata) berhasil dipindahkan dari halaman sebuah
perusahaan agrobisnis di Subang, Jawa Barat, ke lahan di sekitar Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI), di Depok, Jawa
Barat. UI berencana memiliki 10 pokok pohon yang oleh masyarakat lokal dikenal dengan nama Kitambleg atau Asem Buto
itu.
Apakah keistimewaan pohon yang kini diperkirakan berusia 160 tahun itu? Dan, mengapa Ul tertarik untuk memiliki pohon
yang untuk memindahkan satu pokoknya saja membutuhkan biaya sekitar Rp 100 juta itu?
Rektor Ul, Gumilar Rusliwa Somantri, mengatakan, Ul akan meneliti secara lebih mendalam manfaat dari African Baobab.
Pasalnya, menurut sebuah penelitian di Jerman, berbagai bagian dari pohon yang disebut Superfruit itu mempunyai
kandungan nutrisi yang tinggi dan berguna bagi kesehatan.
Kandungan vitamin C dari buah Baobab disebutkan sangat tinggi. bahkan hingga enam kali lebih banyak dari yang
terkandung dalam jeruk. Kadar kalsiumnya lebih banyak dart yang terdapat di susu. Dan, bukan itu saja.
"Daun dart pohon ini dapat dipergunakan untuk bahan lalap atau sayur, yang mengandung mineral sangat tinggi," kata
Gumilar.
Di Eropa, buah pohon Baobab diterima sebagai produk alam dari Afrika yang daging buahnya diproduksi dalam kemasan
bubuk yang khusus dipergunakan masyarakat Eropa, sebagai penambah bahan untuk mengolah sup dan berbagai makanan
olahan lainnya.
Kulit pohon Baobab tersebut juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat, seperti bahan membuat tali, dan
pakaian. Berbagai kandungan zat dalam pohon itu juga dipergunakan sebagai ramuan dalam pengobatan tradisional.
"Program studi Herbal Medicine UI (program Strata 2) akan melakukan penelitian terhadap pohon tersebut," ujar Gumilar.
Menurut dia, pohon Baobab berpotensi menjadi pohon masa datang untuk mengawal peradaban manusia. Pohon ini juga
dapat menjadi solusi dalam menghadapi kekurangan pangan, air dan energi pada isu pemanasan global, perubahan iklim
dan pertambahan penduduk yang terus mengalami peningkatan.
"Kalau kita dapat mengonsumsi padi dengan kandungan nutrisi yang tinggi seperti yang ada dalam buah Baobab, kebutuhan
vitamin dan lainnya sudah dapat terpenuhi hanya dengan mengonsumsi padi jenis ini," kata Gumilar.
Saat ini, sudah ada tujuh pohon African Baobab yang dikonservasi di UI. UI bekerja sama dengan PT Waskita Karya,
perusahaan konstruksi yang memiliki peralatan berat, untuk memindahkan pohon-pohon yang tingginya sekitar 45 meter
dan beratnya mencapai 50 ton itu.
Sebanyak 5 pohon dipindahkan dari lahan milik PT Rajawali Nusantara Indonesia, badan usaha milik negera yang bergerak di
Download