fungsi hutan kota pada rth

advertisement
FUNGSI HUTAN KOTA PADA RTH
ISMAYADI SAMSOEDIN
PERTEMUAN FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH
KEHUTANAN (FKPWP)
Hotel Braja Mustika, Kamis, 23 Oktober 2014
PENTINGNYA RTH
● Pembangunan dan pengembangan wilayah
perkotaan mempengaruhi kualitas
lingkungan (temperatur, udara, air, suara,
dan estetika)
● Masyarakat membutuhkan lingkungan dan
suasana yang asri untuk meningkatkan
aktivitas sekaligus menyehatkan jasmani
dan rohani
“LITBANG”-NYA HUTAN KOTA
DI INDONESIA
BENTUK HUTAN KOTA (PP63/2002)
• Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang
dimaksud dengan :
1.Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
2.Untuk masing-masing kelompok baik yang
berbentuk jalur atau kelompok yang terpisah
luas minimum 0,25 (dua puluh lima per
seratus) hektar tetap diberlakukan pada setiap
kelompok dan bukan merupakan akumulasi
luas dari kelompok-kelompok yang tersebar
itu meskipun merupakan satu kesatuan
pengelolaan.
• URBAN FORESTRY is the management of trees for
their contribution to the physiological, sociological,
and economic well-being of urban society.
• URBAN FORESTRY deals with woodlands, and
individual trees, where people live – it is multifaceted
for urban areas include a great variety of habitats
(streets, parks, derelict corners, etc.) where the trees
bestow a great variety of benefits and problem
• ARBORICULTURE is primarily concerned with the
planting and care of trees and more peripherally
concerned with shrubs, woody vines, and ground
cover plants. ARBORICULTURE is commonly
defines as the cultivation of trees and shrubs only
but woody plants that are called vines in the
United States; wall shrubs in England and
climbing shrubs in Australia.
MANFAAT HUTAN KOTA
(PP 63/20020)
Pasal 2
Tujuan dari penyelenggaraan hutan kota tersebut
dimaksudkan untuk :
a) menekan/mengurangi peningkatan suhu udara
di perkotaan;
b) menekan/mengurangi pencemaran udara (kadar
karbonmonoksida, ozon, karbondioksida,
oksida nitrogen, belerang dan debu);
c) Mencegah terjadinya penurunan air tanah
dan permukaan tanah; dan
d) Mencegah terjadinya banjir atau genangan,
kekeringan, intrusi air laut, meningkatnya
kandungan logam berat dalam air.
• Pasal 3
Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan hutan
kota, maka penyelenggaraan hutan kota lebih
ditekankan kepada fungsinya yaitu, antara
lain, sebagai penyerap karbondioksida dan
penghasil oksigen, penyerap polutan (logam
berat, debu, belerang), peredam kebisingan,
Pelestarian plasma nutfah, mendukung
keanekaragaman flora, fauna dan keseimbangan
ekosistem, penahan angin dan peningkatan
keindahan. Dengan demikian, maka hutan kota
dikategorikan sudah terbangun apabila secara fisik
sudah bervegetasi sesuai dengan yang direncanakan.
PENYEBAB KERUSAKAN LINGKUNGAN DI PERKOTAAN
 Fungsi dan Peran Lingkungan tidak berjalan
dengan sempurna
 Masih adanya kebijakan yang tidak
memperhitungkan manfaat SDA seperti potensi
sumberdaya genetik pohon-pohonan dan jasa
lingkungan khususnya ekosistem perkotaan
sebagai sumber ekonomi
 Koordinasi antar Pemprov, Pemkot dan Pemkab
dalam mengatasi permasalahan kerusakan
ekosistem hulu hilir tidak berjalan dengan baik
Kebutuhan
Hidup Manusia
PERMASALAHAN LINGKUNGAN,
Mengapa Terjadi?
Pemanfaatan
Sumber Daya Alam
Tidak terbatas/
Ekspolitasi
Terbatas/Keberlanjutan
Kerusakan Alam
Keseimbangan Alam
Bencana Alam:
• Banjir
•Tanah Longsor
Harmonisasi
Manusia dan Alam
Kerugian Materi dan Jiwa
Permasalahan
Dalam Kehidupan Manusia:
•Ekonomi
•Sosial
•kesehatan
Menurunnya
Kualitas Kehidupan
Salah satu penyebab bencana
banjir dan tanah longsor adalah
rusaknya daerah hulu sungai,
karena tidak adanya pohonpohon yang mengatur laju
kecepatan air. Hulu dari sungaisungai yang mengalir menuju
JABODETABEK sesungguhnya
berada di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango dan
Taman Nasional Gunung
Halimun-Salak
Dampak
KERUSAKAN ALAM
TAMAN NASIONAL, ternyata sangat dekat
dengan kota-kota besar
Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak
Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango
Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango
•Merupakan hutan alam yang paling dekat
dengan kota besar seperti Jakarta
•Memiliki luas ± 21.975 hektar
•Merupakan Cagar Biosfer
• Posisi geografis:106º 50’ - 107º 02’ BT dan
06º 4’ - 06º 51’ LS
•Secara administratif berada di 3 kabupaten di
propinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor,
Sukabumi dan Cianjur
•Satwa endemik dan terancam punah:
Owa jawa (Hylobates moloch),
Elang jawa (Spizaetus bartelsi),
Surili (Presbytis comata) dan
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas)
Taman Nasional Gunung Halimun-Salak
•Merupakan hutan alam terluas yang masih
tersisa
di pulau Jawa.
•Memiliki luas ± 113.357 hektar
• Posisi geografis:106º 13’ - 106º 46’ BT dan
06º 32’ - 06º 55’ LS
•Secara administratif berada pada di dua
kabupaten
di propinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor
dan
Sukabumi, dan Kabupaten Lebak di propinsi
Banten
•Satwa endemik dan terancam punah:
Owa jawa (Hylobates moloch),
Elang jawa (Spizaetus bartelsi),
Surili (Presbytis comata) dan
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas)
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Halimun-Salak, Mengapa penting?
 Merupakan habitat bagi satwa-satwa yang hidupnya terancam
 Penyedia jasa lingkungan bagi jutaan orang yang berada disekitarnya:
• Kebutuhan akan oksigen (O2)
• Penyerap karbon (CO2)dari hasil pembakaran kendaraan dan industri
• Kebutuhan akan air, baik untuk minum, irigasi, rumah tangga, pertanian dan
industri
 Sumber pengetahuan dalam pendidikan dan penelitian
 Sumber ekonomi bagi rumah tangga melalui wisata dan pertanian
 Kawasan vital yang siap melindungi dan menjaga manusia dari bencana alam, seperti
banjir dan tanah longsor
 Sebagai daerah tangkapan air yang penting, nilai jasa penyedia air yang dihasilkan
oleh dua taman nasional ini berkisar lebih dari US$100 juta (920 milliar) per tahun, yang
dikonsumsi lebih kurang 20 juta orang dari lima kota besar termasuk Jakarta
ILUSTRASI
Arah Aliran Sungai yang
menuju JABODETABEK
Tanggung Jawab Bersama dalam Upaya Pemulihan Kawasan Yang
diperlukan Dukungan Semua pihak (Hulu-Hilir)
Masyarakat
hulu
(penjaga dan
Jasa lingkungan ekosistem hutan:
•
Penghasil Oksigen
•
Penyerap Karbon
•
Penghasil air bersih
•
Pengedali erosi tanah
•
Pengendali banjir
•
Menjaga mutu udara
•
Meningkatkan atau mengurangi
persediaan air pada waktu musim
kemarau, juga penghujan
• Menjaga Keanekaragaman hayati
• Memberikan Keindahan alam
• Sumber ekonomi masyarakat
Ekosistem
Hutan
pemanfaat sda)
Memelihara
Hutan
Memproduksi
Jasa
lingkungan
Payment for Environment Services
Pemakai
Jasa Lingkungan
Masyarakat
hilir
(pemanfaat sda)
MANFAAT RTH: Contoh penataan ruang terbuka hijau
yang baik dan idel di Kompleks perkantoran Badan
Litbang Kehutanan di Gunung Batu Bogor
Arboretum Gunung Batu sebagai
bagian dari RTH Bogor
PEMILIHAN JENIS POHON
UNTUK HUTAN KOTA
POTENSI JENIS-JENIS POHON DI
INDONESIA
Leguminosae
Kempas atau kayu raja (Koompassia excelsa ) yang tersisa di hutan
Malinau, Kalimantan Timur. Kempas penghasil madu dan lilin, dilindungi
untuk masyarakat lokal
Keanekaragaman spesies dalam marga:
Mangifera (60 spesies)
Keanekaragaman spesies dalam marga:
Mangifera (60 spesies)
Keanekaragaman spesies dalam marga
30 spesies Durio
9 spesies dapat
dimakan
Durio testudinarium
Sumber: Aboeyoewono,LH
Keanekaragaman genetik
Variabilitas genetik dalam spesies
Mungkin dapat dikenal sbg. subspesies, varietias, forma
Mungkin terkait dgn faktor
lingkungan seperti iklim dan
elevasi
Variabilitas senyawa kimia
Indonesia adalah salah satu pusat
– Contoh spesies dengan
variabilitas tinggi :
Mangifera indica (mango)
Durio zibethinus (durian)
Pometia pinnata (matoa)
Dsb.
Mangifera indica
Durio zibethinus and
its varieties and
forms on Java &
Kalimantan ( After A.
Chaidir & D.
Cahyanain Trubus
No. 483: 20-21.
2010)
Durian hibrid (Sumber Lazarus & Trubus)
Durio zibethinus
Durian merah – Hibrid alami
X
Durio graveolens
Tarian (Tapon x durian)
Hibrid buatan
Pohon yang ditanam,
manfaatnya?
 Pengikat tanah untuk menghindari
erosi tanah
 Pengatur aliran air dalam tanah,
mengalir ke badan sungai dengan
teratur sehingga tidak menimbulkan
banjir.
Penghasil Oksigen (O2) yang
diperlukan bagi semua mahluk hidup
 Pengikat karbondioksida (CO2)
yang dilepaskan oleh sumber energi
dari sisa hasil pembakaran gas baik
berasal kendaraan bermotor
maupun hasil industri
 Salah satu upaya pengurangan
pemanasan global yang dapat
mengakibatkan perubahan iklim
KAWASAN
PP 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota Pasal 14 ayat (2) :
a. Tipe kawasan pemukiman
b. Tipe Kawasan Industri
c. Tipe kawasan rekreasi
d. Tipe pelestarian plasma nutfah
e. Tipe perlindungan
f. Tipe Pengamanan
Karakteristik
1. Helai Daun :
Berbulu : menjerap debu timbal (polutan) yang
terbang/melayang di udara
Tebal dan ber-air : merdam suara bising yang berada disekitrnya
Aromatis : mengurangi bau tidak sedap di sekiatrnta
Tempat proses fotosintesis
Sumber pakan fauna
Menahan turunya air hujan
Mengurangi terpaan angin
Bentuk dan warna memberikan keindahan (estitika)
2. Batang.
Penyangga penopang tajuk dan pnentu jti diri pohon
Bentuk dan warna memberikan keindahan
Merupakan senyawa karbo (kayu) hasil proses fotosintesis
Tempat hidupnya epifit (anggrek)
3. Kulit batang.
Penyangga penopang tajuk dan pnentu jti diri pohon
Bentuk dan warna memberikan keindahan
Merupakan senyawa karbon (kayu) hasil proses fotosintesis
Tempat hidupnya epifit (anggrek)
4. Bunga
 Bentuk dan warna memberikan keindahan
 Suber makanan bagi fauna
 Aromatis dapat mengurangi bau tidak sedap selain
itu merupakan daya tarik bagi manusia dan fauna
5. Buah.
Bentuk dan warna memberikan daya tarik / indah
Sumber bahan generasi berikutnya secara genratif.
Sumber makan bagi fauna dan bernilai ekonomi bagi manusia
6. Akar.
Sebagai penopang tegaknya batang
Bentuk papan (banir), gantung napas, lutut selain -> memberikan keindahan.
Mengikat tektus tanah
Menyerap dan mengikat air dalm tanah
HUTAN KOTA
DAN JASA LINGKUNGAN
• Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari
Udara; daun yang berbulu dan berlekuk
sepertihalnya daun bunga matahari dan
kersen mempunyai kemampuan tinggi dalam
menjerap partikel dalam daun yang
mempunyai permukaan halus (Wedding dkk.
dalam Smith 1981);
• Penyerap dan Penjerap Partikel
Timbal; kendaraan bermotor
merupakan sumber utama timbal
yang mencemari udara di
perkotaan
• Penyerap dan Penjerap Debu Semen; studi
ketahanan dan kemampuan 11 jenis pohon telah
diteliti oleh Irawati tahun 1990, yang menyatakan
bahwa sejumlah tanaman dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan Hutan Kota karena memiliki
ketahanan tinggi terhadap pencemaran debu semen
dan kemampuan tinggi dalam menjerap (adsorpsi)
dan menyerap (absorpsi) debu semen
• Peredam Kebisingan; menurut Grey dan
Deneke (1978), dedaunan tanaman dapat
menyerap kebisingan sampai 95%;
• Mengurangi Bahaya Hujan Asam; menurut
Smith (1985), pohon dapat membantu dalam
mengatasi dampak negatif hujan asam melalui
proses fisiologis tanaman yang disebut proses
gutasi. Proses gutasi akan memberikan
beberapa unsur diantaranya ialah Ca, Na, Mg,
K dan bahan organik seperti glumatin dan gula
(Smith 1981);
• Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil
Oksigen; Widyastama (1991) mengemukakan,
tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2
dan penghasil oksigen yaitu damar (Agathis
alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea),
lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia
(Acacia auriculiformis) dan beringin (Ficus
benjamina);
• Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang
memiliki dahan kuat.
• Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin
dengan kecepatan ’sedang’.
• Akarnya menghunjam masuk ke dalam tanah. Jenis
seperti ini lebih tahan terhadap hembusan angin
besar. Penahan Angin; dalam mendisain Hutan Kota
untuk menahan angin faktor yang harus diperhatikan
yaitu :
• Memiliki kerapatan yang cukup (50-60%).
• Tinggi dan lebar jalur Hutan Kota cukup besar,
sehingga dapat melindungi wilayah yang
diinginkan dengan baik (Grey dan Deneke,
1978). Pavilov dalam Robinette (1983)
mengemukakan, angin kencang dapat
dikurangi 75-80% oleh suatu penahan angin
yang berupa Hutan Kota.
• Penyerap dan Penapis Bau; tanaman yang
dapat menghasilkan bau harum antara lain
cempaka (Michelia champaka) dan tanjung
(Mimusops elengi);
• Mengatasi Penggenangan; daerah bawah
yang sering digenangi air perlu ditanami jenis
tanaman yang mempunyai kemampuan
evapotranspirasi tinggi. Jenis tanaman yang
memenuhi kriteria ini yaitu tanaman yang
mempunyai jumlah daun banyak, sehingga
mempunyai stomata (mulut daun) yang
banyak pula.
• Menurut Manan (1976) tanaman penguap
yang ‘sedang-tinggi’ diantaranya nangka
(Artocarpus integra), albizia (Paraserianthes
falcataria), Acacia vilosa, Indigofera
galegoides, Dalbergia spp., mahoni (Swietenia
spp.), jati (Tectona grandis), kihujan (Samanea
saman) dan lamtoro (Leucanea glauca);
• Mengatasi Intrusi Air Laut/Sungai; pemilihan jenis
tanaman dalam pembangunan city forest/Hutan Kota
pada kota yang mempunyai masalah intrusi air laut
harus betul-betul diperhatikan karena :
• Penanaman dengan tanaman yang kurang tahan
terhadap kandungan garam yang ‘sedang-agak tinggi’
akan mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh
dengan baik, bahkan mungkin akan mengalami
kematian.
• Ameliorasi Iklim; Koto (1991) juga telah
melakukan penelitian di beberapa tipe vegetasi
sekitar Gedung Manggala Wanabakti. Dari
penelitian ini dapat dinyatakan bahwa hutan
buatan di Gedung Manggala Wanabakti dapat
menurunkan suhu sampai 10C pada tengah hari,
jika dibandingkan dengan suhu udara di taman
parkir, padang rumput dan plataran berbeton;
• Pelestarian Air Tanah; menurut Manan (1976)
tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi
yang rendah antara lain : cemara laut (Casuarina
equisetifolia), karet kebo (Ficus elastica), karet
(Hevea brasiliensis), manggis (Garcinia
mangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa),
pala (Fragraea fragrans) dan kelapa (Cocos
nucifera);
• Penapis Cahaya Silau; keefektifan pohon
dalam meredam dan melemahkan cahaya
bergantung pada ukuran dan kerapatannya.
Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian
maupun kerimbunan tajuknya;
• Penapis Cahaya Silau; keefektifan pohon
dalam meredam dan melemahkan cahaya
bergantung pada ukuran dan kerapatannya.
Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian
maupun kerimbunan tajuknya;
• Meningkatkan Keindahan; komposisi tanaman dapat
diatur dan diletakkan sedemikian rupa, sehingga
pemandangan yang kurang enak dilihat seperti :
tempat pembuangan sampah, pemukiman kumuh,
rumah susun dengan jemuran yang beraneka bentuk
dan warna, pabrik dengan kesan yang kaku dapat
sedikit ditingkatkan citranya menjadi lebih indah,
sopan, manusiawi dan akrab dengan hadirnya Hutan
Kota sebagai tabir penyekat di sana;
• Sebagai Habitat Burung; masyarakat moderen kini
cenderung kembali ke alam (back to nature).
Desiran angin, kicauan burung dan atraksi satwa
lainnya di kota diharapkan dapat menghalau
kejenuhan dan stress yang banyak dialami oleh
penduduk perkotaan. Salah satu satwaliar yang
dapat dikembangkan di perkotaan adalah burung.
• Burung perlu dilestarikan, mengingat mempunyai
manfaat yang tidak kecil artinya bagi masyarakat,
antara lain (Hernowo dan Prasetyo, 1989) :
• Membantu mengendalikan serangga hama,
• Membantu proses penyerbukan bunga,
• Mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi,
• Memiliki suara yang khas yang dapat
menimbulkan suasana yang menyenangkan,
• Mengamankan Pantai Terhadap Abrasi; Hutan
Kota berupa formasi hutan mangrove dan hutan
pantai dapat bekerja meredam gempuran
ombak dan dapat membantu proses
pengendapan lumpur di pantai. Dengan
demikian Hutan Kota selain dapat mengurangi
bahaya abrasi pantai, juga dapat berperan
dalam proses pembentukan daratan;
• Sebagai Hobi dan Pengisi Waktu Luang;
monotonitas, rutinitas dan kejenuhan
kehidupan di kota besar perlu diimbangi oleh
kegiatan lain yang bersifat rekreatif, dapat
menghilangkan monotonitas, rutinitas dan
kejenuhan kerja.
Pedoman Teknis
Pemeliharaan Pohon
TUJUAN
● Pedoman pemeliharaan pohon ini dibuat dalam rangka memenuhi
kebutuhan yang amat mendesak dalam memberikan petunjuk teknis
kepada praktisi pohon atau arboriculturist khususnya kepada para
penentu kebijakan dan para teknisi yang dalam kegiatan mereka seharihari selalu berhubungan dengan pengelolaan pohon.
● Pedoman pemeliharaan pohon masih amat sulit diperoleh di tempattempat umum sehingga para praktisi pohon banyak yang menjalankan
kegiatan rutin pemeliharaan pohon secara apa adanya dan tidak
mengikuti kaidah dasar yang telah ditentukan. Sementara itu, di negaranegara maju seperti Amerika, Inggris dan Singapore pohon-pohon yang
ditanam di kawasan perkotaan selalu dipelihara dengan mengikuti
standar yang telah diberlakukan.
HARAPAN
●
●
Pedoman ini akan menambah khasanah
pengetahuan tentang pentingnya pohon untuk
dirawat secara benar
Dapat mempermudah para praktisi dalam
menjalankan kegiatan rutin mereka.
Mengenal Arboriculture
●
●
Kata “Arboriculture” pada awalnya digunakan untuk membicarakan
masalah kehutanan dan spesimen pohon serta pohon-pohon hias.
Pada tahun 1868 John Grigor menulis sebuah buku yang berjudul
Arboriculture dengan sub-judulnya A Practical Treatise on Raising
and Managing Forest Trees.
Setelah itu, pada tahun 1931 nama The Royal English Arboricultural
Society berubah menjadi The Royal English Forestry Society.
Walaupun di dalam The Concise Oxford Dictionary kata arboriculture
didefinisikan sebagai “pemeliharaan pohon-pohonan dan tanaman
perdu”. Akan tetapi saat ini kata itu mempunyai arti yang khusus
untuk membedakannya dari kata silviculture.
Mengenal Arboriculture
● Pemeliharaan pohon-pohonan untuk menghasilkan
spesimen-spesimen individu yang memiliki hiasan dan
keindahan terbaik untuk memberikan naungan, untuk
menghasilkan buah-buahan, atau untuk kepentingan
lainnya selain dari menghasilkan kayu (timber).
● Sedangkan kata silviculture adalah: Pemeliharaan
pohon - pohonan biasanya di dalam hutan, terutama
untuk menghasilkan kayu.
Pohon – pohonan dan kegunaannya
Kegunaan pohon-pohonan
Pohon-pohonan dapat menambah kegunaan dari sebuah
tempat, sebuah area atau sebuah kota dalam beberapa hal.
Pohon-pohon itu bukan hanya bisa menambah keindahan
lanskap, tetapi juga bisa memberikan naungan, dan merupakan
bahan pembelajaran ilmu pengetahuan botani.
• Hiasan dan keindahan
• Naungan
• Pendidikan
• Penghasil buah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
pohon-pohonan
Dalam memilih tanaman untuk maksud atau untuk keperluan
tertentu, beberapa hal di bawah ini harus diperhatikan:
Ukuran
Tinggi dan besarnya sebuah pohon akan tergantung kepada spesies
atau varietasnya. Seringkali pohon-pohon ditanam di lahan yang
terbatas tanpa memperhatikan berapa besar pohon-pohon itu akan
tumbuh secara maksimum.
Bentuk
Di samping ukuran maksimum sebuah pohon akan tumbuh, bentuk
pohon juga perlu dipertimbangkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih
pohon-pohonan
Keperluan ruang (space)
Walaupun keperluan ruang yang diperlukan oleh sebuah pohon sangat tergantung
kepada ukuran dan bentuknya, ruang untuk pertumbuhan akar juga perlu
diperhatikan.
Pohon-pohon yang daunnya gugur (deciduous) dan pohon-pohon yang selalu hijau
daunnya (evergreen)
Karakter khusus
Beberapa pohon memiliki karakter khusus selain dari yang telah dijelaskan di atas
yang dapat memberikan efek pada pemilihan pohon. Sebagai contoh, akar pohon
trembesi dapat merusak gedung dan saluran air apabila ditanam di dekatnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pohon pohonan
Ada banyak lokasi di kota-kota dan di lingkungannya yang dapat
ditanami pepohonan. Lokasi ini adalah sebagai berikut:
•
•
•
•
•
•
•
•
Tepi - tepi jalan
Daerah - daerah perumahan baru
Taman - taman
Daerah pekuburan
Lapangan golf
Daerah resapan air
Daerah industri dan pabrik
Daerah industri dan pembuangan
Contoh: Daerah tambang batu bara, Daerah pertambangan,
Jalanan dari batu, Daerah Pertambangan Tanah Lempung
• Lokasi - lokasi khusus
Contoh: Tepi jalan kereta api dan kawasan di bawah SUTET
Penanaman dan Pemeliharaan
Pohon-Pohonan
Syarat-syarat pohon yang baik
Secara keseluruhan pohon - pohonan memerlukan waktu yang lama
untuk tumbuh dan kehidupannya meliputi cakupan yang luas. Menanam
pohon yang jenisnya baik dan tumbuhnya bagus akan selalu
menguntungkan, sedangkan menanam pohon yang tidak baik tidak akan
pernah menguntungkan
Dalam menilai kegunaan dan kesesuaian sebuah pohon, perlu selalu
diingat bahwa sebuah pohon harus:
• Sehat dan bagus pertumbuhannya.
• Akarnya bagus dengan sistem perakaran yang baik dan
berserat.
• Proporsinya baik dan tidak dicabut, tidak berat ke atas
Penanaman dan Pemeliharaan
Pohon-Pohonan
Dalam menilai kegunaan dan kesesuaian sebuah pohon, perlu
selalu diingat bahwa sebuah pohon harus:
• Cabangnya rindang
• Diperbanyak dari sumber benih yang terbaik dan
sehat
* Dipindahkan secara regular, di persemaian.
• Cocok dengan keadaan dimana pohon itu akan
tumbuh.
1. sesuai dengan tinggi maksimum, perkembangan
dan habit mahkota pohon;
2. pohon harus menambah keindahan tempat di
sekitarnya, tidak nampak janggal.
Penanaman dan Pemeliharaan
Pohon-Pohonan
Pohon bisa diperoleh dengan berbagai jalan:
a) Dari biji, setek atau grafting yang dipelihara di persemaian.
b) Dari bibit atau tanaman kecil yang dibeli kemudian
dipelihara di persemaian sampai mencapai tinggi yang
diinginkan.
c) Dengan membeli pohon yang sesuai ukurannya dan
menanamnya pada posisi yang sudah ditetapkan
Penanaman dan Pemeliharaan
Pohon-Pohonan
a) Pohon harus ditanam di musim penghujan agar suasana lembab
dapat mendukung pertumbuhan vegetatif-nya
b) Idealnya, penanaman dilakukan pada kondisi tanah yang subur
dan gembur
c) Penanaman tidak boleh dilakukan apabila:
i. Tanah dalam keadaan sangat basah atau tergenang air.
ii. Dalam cuaca yang panas dan kering
d) Apabila penanaman dilakukan dalam pot atau container,
penanaman dapat dilakukan di luar musim tanam. Oleh sebab
itu, musim tanam dapat diperpanjang sesuai dengan
keperluannya. Apabila penanaman dilakukan pada musim
pertumbuhan, tanaman perlu diairi.
Persiapan tanam
A. Jarak tanam
B. Penanaman
C. Lubang tanam
D. Penanaman
E. Pemasangan tonggak dan pengikatan
F. Perlakuan setelah tanam, Pada tahun pertama atau kedua
setelah tanam, pohon memerlukan kembali perhatian khusus.
a. Pengerasan tanah (treading)
b. Pemasangan mulsa (mulching)
c. Pengairan
d. Penyiangan
e. Pemangkasan
Pemindahan Pohon Besar
a) Kebutuhan masa kini
b) Tujuan pemindahan pohon
Pohon-pohon besar digunakan dalam transplanting
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok:
i. Pohon dewasa (mature trees)
ii. Pohon setengah dewasa (semi-mature trees)
iii. Instant trees
PEMELIHARAAN POHON
Perlakuan pohon setelah tanam
Pada tahun pertama sampai ke tiga setelah tanam,
pohon memerlukan kembali perhatian khusus:
a. Pengerasan tanah (treading)
b. Pemasangan mulsa (mulching)
c. Pengairan (watering)
d. Penyiangan (weeding)
e. Pemangkasan (cutting)
PEMELIHARAAN POHON DEWASA
PEMELIHARAAN POHON YANG SALAH
PEMELIHARAAN POHON YANG BENAR
CARA MEMINDAHKAN POHON
MENYELAMATKAN POHON
MELESTARIKAN POHON
UTAMA
MENEBANG ADALAH PILIHAN
TERAKHIR
TERIMA KASIH
Download