FUNGSI HUTAN KOTA PADA RTH ISMAYADI SAMSOEDIN PERTEMUAN FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH KEHUTANAN (FKPWP) Hotel Braja Mustika, Kamis, 23 Oktober 2014 PENTINGNYA RTH ● Pembangunan dan pengembangan wilayah perkotaan mempengaruhi kualitas lingkungan (temperatur, udara, air, suara, dan estetika) ● Masyarakat membutuhkan lingkungan dan suasana yang asri untuk meningkatkan aktivitas sekaligus menyehatkan jasmani dan rohani “LITBANG”-NYA HUTAN KOTA DI INDONESIA BENTUK HUTAN KOTA (PP63/2002) • Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1.Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. 2.Untuk masing-masing kelompok baik yang berbentuk jalur atau kelompok yang terpisah luas minimum 0,25 (dua puluh lima per seratus) hektar tetap diberlakukan pada setiap kelompok dan bukan merupakan akumulasi luas dari kelompok-kelompok yang tersebar itu meskipun merupakan satu kesatuan pengelolaan. • URBAN FORESTRY is the management of trees for their contribution to the physiological, sociological, and economic well-being of urban society. • URBAN FORESTRY deals with woodlands, and individual trees, where people live – it is multifaceted for urban areas include a great variety of habitats (streets, parks, derelict corners, etc.) where the trees bestow a great variety of benefits and problem • ARBORICULTURE is primarily concerned with the planting and care of trees and more peripherally concerned with shrubs, woody vines, and ground cover plants. ARBORICULTURE is commonly defines as the cultivation of trees and shrubs only but woody plants that are called vines in the United States; wall shrubs in England and climbing shrubs in Australia. MANFAAT HUTAN KOTA (PP 63/20020) Pasal 2 Tujuan dari penyelenggaraan hutan kota tersebut dimaksudkan untuk : a) menekan/mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan; b) menekan/mengurangi pencemaran udara (kadar karbonmonoksida, ozon, karbondioksida, oksida nitrogen, belerang dan debu); c) Mencegah terjadinya penurunan air tanah dan permukaan tanah; dan d) Mencegah terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intrusi air laut, meningkatnya kandungan logam berat dalam air. • Pasal 3 Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan hutan kota, maka penyelenggaraan hutan kota lebih ditekankan kepada fungsinya yaitu, antara lain, sebagai penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen, penyerap polutan (logam berat, debu, belerang), peredam kebisingan, Pelestarian plasma nutfah, mendukung keanekaragaman flora, fauna dan keseimbangan ekosistem, penahan angin dan peningkatan keindahan. Dengan demikian, maka hutan kota dikategorikan sudah terbangun apabila secara fisik sudah bervegetasi sesuai dengan yang direncanakan. PENYEBAB KERUSAKAN LINGKUNGAN DI PERKOTAAN Fungsi dan Peran Lingkungan tidak berjalan dengan sempurna Masih adanya kebijakan yang tidak memperhitungkan manfaat SDA seperti potensi sumberdaya genetik pohon-pohonan dan jasa lingkungan khususnya ekosistem perkotaan sebagai sumber ekonomi Koordinasi antar Pemprov, Pemkot dan Pemkab dalam mengatasi permasalahan kerusakan ekosistem hulu hilir tidak berjalan dengan baik Kebutuhan Hidup Manusia PERMASALAHAN LINGKUNGAN, Mengapa Terjadi? Pemanfaatan Sumber Daya Alam Tidak terbatas/ Ekspolitasi Terbatas/Keberlanjutan Kerusakan Alam Keseimbangan Alam Bencana Alam: • Banjir •Tanah Longsor Harmonisasi Manusia dan Alam Kerugian Materi dan Jiwa Permasalahan Dalam Kehidupan Manusia: •Ekonomi •Sosial •kesehatan Menurunnya Kualitas Kehidupan Salah satu penyebab bencana banjir dan tanah longsor adalah rusaknya daerah hulu sungai, karena tidak adanya pohonpohon yang mengatur laju kecepatan air. Hulu dari sungaisungai yang mengalir menuju JABODETABEK sesungguhnya berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Dampak KERUSAKAN ALAM TAMAN NASIONAL, ternyata sangat dekat dengan kota-kota besar Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Taman Nasional Gunung Gede Pangrango •Merupakan hutan alam yang paling dekat dengan kota besar seperti Jakarta •Memiliki luas ± 21.975 hektar •Merupakan Cagar Biosfer • Posisi geografis:106º 50’ - 107º 02’ BT dan 06º 4’ - 06º 51’ LS •Secara administratif berada di 3 kabupaten di propinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur •Satwa endemik dan terancam punah: Owa jawa (Hylobates moloch), Elang jawa (Spizaetus bartelsi), Surili (Presbytis comata) dan Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) Taman Nasional Gunung Halimun-Salak •Merupakan hutan alam terluas yang masih tersisa di pulau Jawa. •Memiliki luas ± 113.357 hektar • Posisi geografis:106º 13’ - 106º 46’ BT dan 06º 32’ - 06º 55’ LS •Secara administratif berada pada di dua kabupaten di propinsi Jawa Barat yaitu Kabupaten Bogor dan Sukabumi, dan Kabupaten Lebak di propinsi Banten •Satwa endemik dan terancam punah: Owa jawa (Hylobates moloch), Elang jawa (Spizaetus bartelsi), Surili (Presbytis comata) dan Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Halimun-Salak, Mengapa penting? Merupakan habitat bagi satwa-satwa yang hidupnya terancam Penyedia jasa lingkungan bagi jutaan orang yang berada disekitarnya: • Kebutuhan akan oksigen (O2) • Penyerap karbon (CO2)dari hasil pembakaran kendaraan dan industri • Kebutuhan akan air, baik untuk minum, irigasi, rumah tangga, pertanian dan industri Sumber pengetahuan dalam pendidikan dan penelitian Sumber ekonomi bagi rumah tangga melalui wisata dan pertanian Kawasan vital yang siap melindungi dan menjaga manusia dari bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor Sebagai daerah tangkapan air yang penting, nilai jasa penyedia air yang dihasilkan oleh dua taman nasional ini berkisar lebih dari US$100 juta (920 milliar) per tahun, yang dikonsumsi lebih kurang 20 juta orang dari lima kota besar termasuk Jakarta ILUSTRASI Arah Aliran Sungai yang menuju JABODETABEK Tanggung Jawab Bersama dalam Upaya Pemulihan Kawasan Yang diperlukan Dukungan Semua pihak (Hulu-Hilir) Masyarakat hulu (penjaga dan Jasa lingkungan ekosistem hutan: • Penghasil Oksigen • Penyerap Karbon • Penghasil air bersih • Pengedali erosi tanah • Pengendali banjir • Menjaga mutu udara • Meningkatkan atau mengurangi persediaan air pada waktu musim kemarau, juga penghujan • Menjaga Keanekaragaman hayati • Memberikan Keindahan alam • Sumber ekonomi masyarakat Ekosistem Hutan pemanfaat sda) Memelihara Hutan Memproduksi Jasa lingkungan Payment for Environment Services Pemakai Jasa Lingkungan Masyarakat hilir (pemanfaat sda) MANFAAT RTH: Contoh penataan ruang terbuka hijau yang baik dan idel di Kompleks perkantoran Badan Litbang Kehutanan di Gunung Batu Bogor Arboretum Gunung Batu sebagai bagian dari RTH Bogor PEMILIHAN JENIS POHON UNTUK HUTAN KOTA POTENSI JENIS-JENIS POHON DI INDONESIA Leguminosae Kempas atau kayu raja (Koompassia excelsa ) yang tersisa di hutan Malinau, Kalimantan Timur. Kempas penghasil madu dan lilin, dilindungi untuk masyarakat lokal Keanekaragaman spesies dalam marga: Mangifera (60 spesies) Keanekaragaman spesies dalam marga: Mangifera (60 spesies) Keanekaragaman spesies dalam marga 30 spesies Durio 9 spesies dapat dimakan Durio testudinarium Sumber: Aboeyoewono,LH Keanekaragaman genetik Variabilitas genetik dalam spesies Mungkin dapat dikenal sbg. subspesies, varietias, forma Mungkin terkait dgn faktor lingkungan seperti iklim dan elevasi Variabilitas senyawa kimia Indonesia adalah salah satu pusat – Contoh spesies dengan variabilitas tinggi : Mangifera indica (mango) Durio zibethinus (durian) Pometia pinnata (matoa) Dsb. Mangifera indica Durio zibethinus and its varieties and forms on Java & Kalimantan ( After A. Chaidir & D. Cahyanain Trubus No. 483: 20-21. 2010) Durian hibrid (Sumber Lazarus & Trubus) Durio zibethinus Durian merah – Hibrid alami X Durio graveolens Tarian (Tapon x durian) Hibrid buatan Pohon yang ditanam, manfaatnya? Pengikat tanah untuk menghindari erosi tanah Pengatur aliran air dalam tanah, mengalir ke badan sungai dengan teratur sehingga tidak menimbulkan banjir. Penghasil Oksigen (O2) yang diperlukan bagi semua mahluk hidup Pengikat karbondioksida (CO2) yang dilepaskan oleh sumber energi dari sisa hasil pembakaran gas baik berasal kendaraan bermotor maupun hasil industri Salah satu upaya pengurangan pemanasan global yang dapat mengakibatkan perubahan iklim KAWASAN PP 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota Pasal 14 ayat (2) : a. Tipe kawasan pemukiman b. Tipe Kawasan Industri c. Tipe kawasan rekreasi d. Tipe pelestarian plasma nutfah e. Tipe perlindungan f. Tipe Pengamanan Karakteristik 1. Helai Daun : Berbulu : menjerap debu timbal (polutan) yang terbang/melayang di udara Tebal dan ber-air : merdam suara bising yang berada disekitrnya Aromatis : mengurangi bau tidak sedap di sekiatrnta Tempat proses fotosintesis Sumber pakan fauna Menahan turunya air hujan Mengurangi terpaan angin Bentuk dan warna memberikan keindahan (estitika) 2. Batang. Penyangga penopang tajuk dan pnentu jti diri pohon Bentuk dan warna memberikan keindahan Merupakan senyawa karbo (kayu) hasil proses fotosintesis Tempat hidupnya epifit (anggrek) 3. Kulit batang. Penyangga penopang tajuk dan pnentu jti diri pohon Bentuk dan warna memberikan keindahan Merupakan senyawa karbon (kayu) hasil proses fotosintesis Tempat hidupnya epifit (anggrek) 4. Bunga Bentuk dan warna memberikan keindahan Suber makanan bagi fauna Aromatis dapat mengurangi bau tidak sedap selain itu merupakan daya tarik bagi manusia dan fauna 5. Buah. Bentuk dan warna memberikan daya tarik / indah Sumber bahan generasi berikutnya secara genratif. Sumber makan bagi fauna dan bernilai ekonomi bagi manusia 6. Akar. Sebagai penopang tegaknya batang Bentuk papan (banir), gantung napas, lutut selain -> memberikan keindahan. Mengikat tektus tanah Menyerap dan mengikat air dalm tanah HUTAN KOTA DAN JASA LINGKUNGAN • Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara; daun yang berbulu dan berlekuk sepertihalnya daun bunga matahari dan kersen mempunyai kemampuan tinggi dalam menjerap partikel dalam daun yang mempunyai permukaan halus (Wedding dkk. dalam Smith 1981); • Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal; kendaraan bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara di perkotaan • Penyerap dan Penjerap Debu Semen; studi ketahanan dan kemampuan 11 jenis pohon telah diteliti oleh Irawati tahun 1990, yang menyatakan bahwa sejumlah tanaman dapat dimanfaatkan untuk pengembangan Hutan Kota karena memiliki ketahanan tinggi terhadap pencemaran debu semen dan kemampuan tinggi dalam menjerap (adsorpsi) dan menyerap (absorpsi) debu semen • Peredam Kebisingan; menurut Grey dan Deneke (1978), dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95%; • Mengurangi Bahaya Hujan Asam; menurut Smith (1985), pohon dapat membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi akan memberikan beberapa unsur diantaranya ialah Ca, Na, Mg, K dan bahan organik seperti glumatin dan gula (Smith 1981); • Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen; Widyastama (1991) mengemukakan, tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil oksigen yaitu damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis) dan beringin (Ficus benjamina); • Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan kuat. • Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan ’sedang’. • Akarnya menghunjam masuk ke dalam tanah. Jenis seperti ini lebih tahan terhadap hembusan angin besar. Penahan Angin; dalam mendisain Hutan Kota untuk menahan angin faktor yang harus diperhatikan yaitu : • Memiliki kerapatan yang cukup (50-60%). • Tinggi dan lebar jalur Hutan Kota cukup besar, sehingga dapat melindungi wilayah yang diinginkan dengan baik (Grey dan Deneke, 1978). Pavilov dalam Robinette (1983) mengemukakan, angin kencang dapat dikurangi 75-80% oleh suatu penahan angin yang berupa Hutan Kota. • Penyerap dan Penapis Bau; tanaman yang dapat menghasilkan bau harum antara lain cempaka (Michelia champaka) dan tanjung (Mimusops elengi); • Mengatasi Penggenangan; daerah bawah yang sering digenangi air perlu ditanami jenis tanaman yang mempunyai kemampuan evapotranspirasi tinggi. Jenis tanaman yang memenuhi kriteria ini yaitu tanaman yang mempunyai jumlah daun banyak, sehingga mempunyai stomata (mulut daun) yang banyak pula. • Menurut Manan (1976) tanaman penguap yang ‘sedang-tinggi’ diantaranya nangka (Artocarpus integra), albizia (Paraserianthes falcataria), Acacia vilosa, Indigofera galegoides, Dalbergia spp., mahoni (Swietenia spp.), jati (Tectona grandis), kihujan (Samanea saman) dan lamtoro (Leucanea glauca); • Mengatasi Intrusi Air Laut/Sungai; pemilihan jenis tanaman dalam pembangunan city forest/Hutan Kota pada kota yang mempunyai masalah intrusi air laut harus betul-betul diperhatikan karena : • Penanaman dengan tanaman yang kurang tahan terhadap kandungan garam yang ‘sedang-agak tinggi’ akan mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan mungkin akan mengalami kematian. • Ameliorasi Iklim; Koto (1991) juga telah melakukan penelitian di beberapa tipe vegetasi sekitar Gedung Manggala Wanabakti. Dari penelitian ini dapat dinyatakan bahwa hutan buatan di Gedung Manggala Wanabakti dapat menurunkan suhu sampai 10C pada tengah hari, jika dibandingkan dengan suhu udara di taman parkir, padang rumput dan plataran berbeton; • Pelestarian Air Tanah; menurut Manan (1976) tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah antara lain : cemara laut (Casuarina equisetifolia), karet kebo (Ficus elastica), karet (Hevea brasiliensis), manggis (Garcinia mangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa), pala (Fragraea fragrans) dan kelapa (Cocos nucifera); • Penapis Cahaya Silau; keefektifan pohon dalam meredam dan melemahkan cahaya bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian maupun kerimbunan tajuknya; • Penapis Cahaya Silau; keefektifan pohon dalam meredam dan melemahkan cahaya bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian maupun kerimbunan tajuknya; • Meningkatkan Keindahan; komposisi tanaman dapat diatur dan diletakkan sedemikian rupa, sehingga pemandangan yang kurang enak dilihat seperti : tempat pembuangan sampah, pemukiman kumuh, rumah susun dengan jemuran yang beraneka bentuk dan warna, pabrik dengan kesan yang kaku dapat sedikit ditingkatkan citranya menjadi lebih indah, sopan, manusiawi dan akrab dengan hadirnya Hutan Kota sebagai tabir penyekat di sana; • Sebagai Habitat Burung; masyarakat moderen kini cenderung kembali ke alam (back to nature). Desiran angin, kicauan burung dan atraksi satwa lainnya di kota diharapkan dapat menghalau kejenuhan dan stress yang banyak dialami oleh penduduk perkotaan. Salah satu satwaliar yang dapat dikembangkan di perkotaan adalah burung. • Burung perlu dilestarikan, mengingat mempunyai manfaat yang tidak kecil artinya bagi masyarakat, antara lain (Hernowo dan Prasetyo, 1989) : • Membantu mengendalikan serangga hama, • Membantu proses penyerbukan bunga, • Mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, • Memiliki suara yang khas yang dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan, • Mengamankan Pantai Terhadap Abrasi; Hutan Kota berupa formasi hutan mangrove dan hutan pantai dapat bekerja meredam gempuran ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur di pantai. Dengan demikian Hutan Kota selain dapat mengurangi bahaya abrasi pantai, juga dapat berperan dalam proses pembentukan daratan; • Sebagai Hobi dan Pengisi Waktu Luang; monotonitas, rutinitas dan kejenuhan kehidupan di kota besar perlu diimbangi oleh kegiatan lain yang bersifat rekreatif, dapat menghilangkan monotonitas, rutinitas dan kejenuhan kerja. Pedoman Teknis Pemeliharaan Pohon TUJUAN ● Pedoman pemeliharaan pohon ini dibuat dalam rangka memenuhi kebutuhan yang amat mendesak dalam memberikan petunjuk teknis kepada praktisi pohon atau arboriculturist khususnya kepada para penentu kebijakan dan para teknisi yang dalam kegiatan mereka seharihari selalu berhubungan dengan pengelolaan pohon. ● Pedoman pemeliharaan pohon masih amat sulit diperoleh di tempattempat umum sehingga para praktisi pohon banyak yang menjalankan kegiatan rutin pemeliharaan pohon secara apa adanya dan tidak mengikuti kaidah dasar yang telah ditentukan. Sementara itu, di negaranegara maju seperti Amerika, Inggris dan Singapore pohon-pohon yang ditanam di kawasan perkotaan selalu dipelihara dengan mengikuti standar yang telah diberlakukan. HARAPAN ● ● Pedoman ini akan menambah khasanah pengetahuan tentang pentingnya pohon untuk dirawat secara benar Dapat mempermudah para praktisi dalam menjalankan kegiatan rutin mereka. Mengenal Arboriculture ● ● Kata “Arboriculture” pada awalnya digunakan untuk membicarakan masalah kehutanan dan spesimen pohon serta pohon-pohon hias. Pada tahun 1868 John Grigor menulis sebuah buku yang berjudul Arboriculture dengan sub-judulnya A Practical Treatise on Raising and Managing Forest Trees. Setelah itu, pada tahun 1931 nama The Royal English Arboricultural Society berubah menjadi The Royal English Forestry Society. Walaupun di dalam The Concise Oxford Dictionary kata arboriculture didefinisikan sebagai “pemeliharaan pohon-pohonan dan tanaman perdu”. Akan tetapi saat ini kata itu mempunyai arti yang khusus untuk membedakannya dari kata silviculture. Mengenal Arboriculture ● Pemeliharaan pohon-pohonan untuk menghasilkan spesimen-spesimen individu yang memiliki hiasan dan keindahan terbaik untuk memberikan naungan, untuk menghasilkan buah-buahan, atau untuk kepentingan lainnya selain dari menghasilkan kayu (timber). ● Sedangkan kata silviculture adalah: Pemeliharaan pohon - pohonan biasanya di dalam hutan, terutama untuk menghasilkan kayu. Pohon – pohonan dan kegunaannya Kegunaan pohon-pohonan Pohon-pohonan dapat menambah kegunaan dari sebuah tempat, sebuah area atau sebuah kota dalam beberapa hal. Pohon-pohon itu bukan hanya bisa menambah keindahan lanskap, tetapi juga bisa memberikan naungan, dan merupakan bahan pembelajaran ilmu pengetahuan botani. • Hiasan dan keindahan • Naungan • Pendidikan • Penghasil buah Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pohon-pohonan Dalam memilih tanaman untuk maksud atau untuk keperluan tertentu, beberapa hal di bawah ini harus diperhatikan: Ukuran Tinggi dan besarnya sebuah pohon akan tergantung kepada spesies atau varietasnya. Seringkali pohon-pohon ditanam di lahan yang terbatas tanpa memperhatikan berapa besar pohon-pohon itu akan tumbuh secara maksimum. Bentuk Di samping ukuran maksimum sebuah pohon akan tumbuh, bentuk pohon juga perlu dipertimbangkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pohon-pohonan Keperluan ruang (space) Walaupun keperluan ruang yang diperlukan oleh sebuah pohon sangat tergantung kepada ukuran dan bentuknya, ruang untuk pertumbuhan akar juga perlu diperhatikan. Pohon-pohon yang daunnya gugur (deciduous) dan pohon-pohon yang selalu hijau daunnya (evergreen) Karakter khusus Beberapa pohon memiliki karakter khusus selain dari yang telah dijelaskan di atas yang dapat memberikan efek pada pemilihan pohon. Sebagai contoh, akar pohon trembesi dapat merusak gedung dan saluran air apabila ditanam di dekatnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pohon pohonan Ada banyak lokasi di kota-kota dan di lingkungannya yang dapat ditanami pepohonan. Lokasi ini adalah sebagai berikut: • • • • • • • • Tepi - tepi jalan Daerah - daerah perumahan baru Taman - taman Daerah pekuburan Lapangan golf Daerah resapan air Daerah industri dan pabrik Daerah industri dan pembuangan Contoh: Daerah tambang batu bara, Daerah pertambangan, Jalanan dari batu, Daerah Pertambangan Tanah Lempung • Lokasi - lokasi khusus Contoh: Tepi jalan kereta api dan kawasan di bawah SUTET Penanaman dan Pemeliharaan Pohon-Pohonan Syarat-syarat pohon yang baik Secara keseluruhan pohon - pohonan memerlukan waktu yang lama untuk tumbuh dan kehidupannya meliputi cakupan yang luas. Menanam pohon yang jenisnya baik dan tumbuhnya bagus akan selalu menguntungkan, sedangkan menanam pohon yang tidak baik tidak akan pernah menguntungkan Dalam menilai kegunaan dan kesesuaian sebuah pohon, perlu selalu diingat bahwa sebuah pohon harus: • Sehat dan bagus pertumbuhannya. • Akarnya bagus dengan sistem perakaran yang baik dan berserat. • Proporsinya baik dan tidak dicabut, tidak berat ke atas Penanaman dan Pemeliharaan Pohon-Pohonan Dalam menilai kegunaan dan kesesuaian sebuah pohon, perlu selalu diingat bahwa sebuah pohon harus: • Cabangnya rindang • Diperbanyak dari sumber benih yang terbaik dan sehat * Dipindahkan secara regular, di persemaian. • Cocok dengan keadaan dimana pohon itu akan tumbuh. 1. sesuai dengan tinggi maksimum, perkembangan dan habit mahkota pohon; 2. pohon harus menambah keindahan tempat di sekitarnya, tidak nampak janggal. Penanaman dan Pemeliharaan Pohon-Pohonan Pohon bisa diperoleh dengan berbagai jalan: a) Dari biji, setek atau grafting yang dipelihara di persemaian. b) Dari bibit atau tanaman kecil yang dibeli kemudian dipelihara di persemaian sampai mencapai tinggi yang diinginkan. c) Dengan membeli pohon yang sesuai ukurannya dan menanamnya pada posisi yang sudah ditetapkan Penanaman dan Pemeliharaan Pohon-Pohonan a) Pohon harus ditanam di musim penghujan agar suasana lembab dapat mendukung pertumbuhan vegetatif-nya b) Idealnya, penanaman dilakukan pada kondisi tanah yang subur dan gembur c) Penanaman tidak boleh dilakukan apabila: i. Tanah dalam keadaan sangat basah atau tergenang air. ii. Dalam cuaca yang panas dan kering d) Apabila penanaman dilakukan dalam pot atau container, penanaman dapat dilakukan di luar musim tanam. Oleh sebab itu, musim tanam dapat diperpanjang sesuai dengan keperluannya. Apabila penanaman dilakukan pada musim pertumbuhan, tanaman perlu diairi. Persiapan tanam A. Jarak tanam B. Penanaman C. Lubang tanam D. Penanaman E. Pemasangan tonggak dan pengikatan F. Perlakuan setelah tanam, Pada tahun pertama atau kedua setelah tanam, pohon memerlukan kembali perhatian khusus. a. Pengerasan tanah (treading) b. Pemasangan mulsa (mulching) c. Pengairan d. Penyiangan e. Pemangkasan Pemindahan Pohon Besar a) Kebutuhan masa kini b) Tujuan pemindahan pohon Pohon-pohon besar digunakan dalam transplanting dikelompokkan menjadi beberapa kelompok: i. Pohon dewasa (mature trees) ii. Pohon setengah dewasa (semi-mature trees) iii. Instant trees PEMELIHARAAN POHON Perlakuan pohon setelah tanam Pada tahun pertama sampai ke tiga setelah tanam, pohon memerlukan kembali perhatian khusus: a. Pengerasan tanah (treading) b. Pemasangan mulsa (mulching) c. Pengairan (watering) d. Penyiangan (weeding) e. Pemangkasan (cutting) PEMELIHARAAN POHON DEWASA PEMELIHARAAN POHON YANG SALAH PEMELIHARAAN POHON YANG BENAR CARA MEMINDAHKAN POHON MENYELAMATKAN POHON MELESTARIKAN POHON UTAMA MENEBANG ADALAH PILIHAN TERAKHIR TERIMA KASIH